Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan luar sekolah (PLS) dengan menjelaskan definisi, dasar, perkembangan, sistem, program, ciri-ciri dan persamaan serta perbedaannya dengan pendidikan sekolah. PLS didefinisikan sebagai kesempatan belajar di luar sekolah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan. PLS memiliki peran penting sebagai pelengkap pendidikan formal di sekolah.
Makalah ini membahas subjek dan objek pendidikan dalam Al-Quran. Terdapat penjelasan bahwa subjek pendidikan adalah orang atau kelompok yang bertanggung jawab memberikan pendidikan, seperti orang tua dan guru. Sedangkan objek pendidikan adalah yang menerima pendidikan. Al-Quran menyebutkan beberapa ayat yang menjelaskan subjek dan objek pendidikan Islam.
PETA KONSEP MODUL1 KB- 1 Metode pengamatan sosemdunia-AUD
Dokumen ini membahas tentang perkembangan emosi pada anak, termasuk fungsi dan jenis-jenis emosi, serta mekanisme perkembangan emosi. Fungsi emosi antara lain sebagai bentuk komunikasi dan pembentuk kepribadian, sedangkan jenis emosi dibedakan menjadi emosi positif seperti rasa gembira dan negatif seperti rasa takut. Mekanisme perkembangan emosi meliputi stimulus, respon organisme, dan respons terhadap stimulus tersebut.
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+dwilaksmid
Makalah ini membahas tentang perkembangan bimbingan dan konseling (BK) di Indonesia dan Amerika, BK perkembangan/komprehensif, dan pola 17+. BK di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dan berkembang menjadi program resmi sekolah pada tahun 1975. BK komprehensif bertujuan membantu siswa melalui layanan dasar, responsif, perencanaan individu, dan dukungan sistem. Pola 17+ memberikan layanan orientasi, informasi, pene
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia dan Amerika. Di Indonesia, bimbingan dan konseling mulai berkembang sejak tahun 1960-an dan mengalami berbagai perkembangan pada dekade-dekade berikutnya. Sedangkan di Amerika, bimbingan dan konseling pertama kali muncul pada awal abad ke-20 sebagai bentuk pengarahan karir dan kemudian berkembang ke bidang-bidang lain seperti pendidikan
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Kurikulum humanistik berdasarkan filsafat eksistensialisme dan konsep pendidikan John Dewey dan Rousseau. Tujuannya membina manusia secara utuh, tidak hanya kognitif tetapi juga afektif dan sosial. Hal ini relevan dengan tujuan pendidikan Indonesia untuk membentuk kepribadian yang utuh.
Makalah ini membahas subjek dan objek pendidikan dalam Al-Quran. Terdapat penjelasan bahwa subjek pendidikan adalah orang atau kelompok yang bertanggung jawab memberikan pendidikan, seperti orang tua dan guru. Sedangkan objek pendidikan adalah yang menerima pendidikan. Al-Quran menyebutkan beberapa ayat yang menjelaskan subjek dan objek pendidikan Islam.
PETA KONSEP MODUL1 KB- 1 Metode pengamatan sosemdunia-AUD
Dokumen ini membahas tentang perkembangan emosi pada anak, termasuk fungsi dan jenis-jenis emosi, serta mekanisme perkembangan emosi. Fungsi emosi antara lain sebagai bentuk komunikasi dan pembentuk kepribadian, sedangkan jenis emosi dibedakan menjadi emosi positif seperti rasa gembira dan negatif seperti rasa takut. Mekanisme perkembangan emosi meliputi stimulus, respon organisme, dan respons terhadap stimulus tersebut.
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+dwilaksmid
Makalah ini membahas tentang perkembangan bimbingan dan konseling (BK) di Indonesia dan Amerika, BK perkembangan/komprehensif, dan pola 17+. BK di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dan berkembang menjadi program resmi sekolah pada tahun 1975. BK komprehensif bertujuan membantu siswa melalui layanan dasar, responsif, perencanaan individu, dan dukungan sistem. Pola 17+ memberikan layanan orientasi, informasi, pene
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia dan Amerika. Di Indonesia, bimbingan dan konseling mulai berkembang sejak tahun 1960-an dan mengalami berbagai perkembangan pada dekade-dekade berikutnya. Sedangkan di Amerika, bimbingan dan konseling pertama kali muncul pada awal abad ke-20 sebagai bentuk pengarahan karir dan kemudian berkembang ke bidang-bidang lain seperti pendidikan
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Kurikulum humanistik berdasarkan filsafat eksistensialisme dan konsep pendidikan John Dewey dan Rousseau. Tujuannya membina manusia secara utuh, tidak hanya kognitif tetapi juga afektif dan sosial. Hal ini relevan dengan tujuan pendidikan Indonesia untuk membentuk kepribadian yang utuh.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan kelas khusus bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai kepada siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan ini memiliki fungsi preventif untuk mencegah hambatan belajar, fungsi kompensasi untuk mengkompensasi kekurangan siswa, dan fungsi intervensi untuk memberikan intervensi pada masalah-masalah tertentu. Prinsip-prinsipnya mencakup kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperaga
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Istna Zakia Iriana
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan proses dan keterampilan kognitif peserta didik. Ia menjelaskan teori-teori perkembangan kognitif menurut Piaget dan Vygotsky, karakteristik kemampuan proses kognitif seperti persepsi, atensi, dan memori, serta upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan keterampilan kognitif peserta didik melalui strategi pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas konsep, sejarah, tujuan, dan strategi pendidikan holistik. Pendidikan holistik adalah pendekatan pendidikan yang melihat manusia secara utuh dan berusaha membentuk potensi siswa secara keseluruhan melalui interaksi dan pembelajaran yang terintegrasi.
Beberapa faktor sosial budaya yang menimbulkan kebutuhan bimbingan dan konseling antara lain perubahan konstelasi keluarga yang menyebabkan menurunnya perhatian orangtua, perkembangan pendidikan yang menimbulkan kebutuhan memilih jurusan dan bidang studi, serta perkembangan kota metropolitan yang menyebabkan pola kehidupan menjadi lebih individualistik. Faktor lainnya adalah perkembangan teknologi yang menuntut keahlian baru
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pendidikan. Secara ringkas:
1) Pendidikan berhubungan erat dengan kehidupan suatu bangsa dan dimulai sejak manusia ada
2) Konsep pendidikan merupakan kesatuan pemahaman mengenai rumusan suatu pendidikan
3) Berdasarkan pendekatan sistem, pendidikan adalah sistem terbuka yang mengimpor dan mengekspor informasi
Perencanaan pendidikan melibatkan penetapan tujuan dan sumber daya, serta pemilihan teknik untuk mencapai tujuan secara efektif dan bermutu dalam periode tertentu. Prosesnya mencakup identifikasi masalah, analisis, desain, evaluasi, spesifikasi, dan implementasi rencana.
Filsafat Pendidikan Islam membahas pemikiran dasar tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam. Ruang lingkupnya meliputi berbagai masalah terkait kehidupan manusia seperti tujuan, guru, siswa, metode, dan kurikulum pendidikan. Metode pengembangannya meliputi studi teks, pencarian bahan, penyajian, serta pendekatan seperti spekulasi, normatif, analisis konsep, historis, ilmiah, dan komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
Teks tersebut merangkum empat model konsep kurikulum yaitu kurikulum subjek akademis, kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial, dan kurikulum teknologis. Setiap model memiliki ciri khas berdasarkan sumber dan pendekatan pendidikannya. Model-model tersebut berbeda dalam penekanan tujuan, isi, metode pembelajaran, dan peran guru. Ayat Al-Qur'an yang dibahas menegaskan pentingnya pro
Dokumen tersebut merangkum prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut beberapa ahli, yaitu prinsip berorientasi pada tujuan, kontinuitas, fleksibilitas, efisiensi dan efektivitas, relevansi, keseimbangan, dan keterpaduan. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat serta peserta didik.
Masalah guru di Indonesia meliputi kualitas, jumlah, distribusi, dan kesejahteraan guru. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan sistem pendidikan dan kualitas guru serta dukungan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan kelas khusus bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai kepada siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan ini memiliki fungsi preventif untuk mencegah hambatan belajar, fungsi kompensasi untuk mengkompensasi kekurangan siswa, dan fungsi intervensi untuk memberikan intervensi pada masalah-masalah tertentu. Prinsip-prinsipnya mencakup kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperaga
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Istna Zakia Iriana
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan proses dan keterampilan kognitif peserta didik. Ia menjelaskan teori-teori perkembangan kognitif menurut Piaget dan Vygotsky, karakteristik kemampuan proses kognitif seperti persepsi, atensi, dan memori, serta upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan keterampilan kognitif peserta didik melalui strategi pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas konsep, sejarah, tujuan, dan strategi pendidikan holistik. Pendidikan holistik adalah pendekatan pendidikan yang melihat manusia secara utuh dan berusaha membentuk potensi siswa secara keseluruhan melalui interaksi dan pembelajaran yang terintegrasi.
Beberapa faktor sosial budaya yang menimbulkan kebutuhan bimbingan dan konseling antara lain perubahan konstelasi keluarga yang menyebabkan menurunnya perhatian orangtua, perkembangan pendidikan yang menimbulkan kebutuhan memilih jurusan dan bidang studi, serta perkembangan kota metropolitan yang menyebabkan pola kehidupan menjadi lebih individualistik. Faktor lainnya adalah perkembangan teknologi yang menuntut keahlian baru
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pendidikan. Secara ringkas:
1) Pendidikan berhubungan erat dengan kehidupan suatu bangsa dan dimulai sejak manusia ada
2) Konsep pendidikan merupakan kesatuan pemahaman mengenai rumusan suatu pendidikan
3) Berdasarkan pendekatan sistem, pendidikan adalah sistem terbuka yang mengimpor dan mengekspor informasi
Perencanaan pendidikan melibatkan penetapan tujuan dan sumber daya, serta pemilihan teknik untuk mencapai tujuan secara efektif dan bermutu dalam periode tertentu. Prosesnya mencakup identifikasi masalah, analisis, desain, evaluasi, spesifikasi, dan implementasi rencana.
Filsafat Pendidikan Islam membahas pemikiran dasar tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam. Ruang lingkupnya meliputi berbagai masalah terkait kehidupan manusia seperti tujuan, guru, siswa, metode, dan kurikulum pendidikan. Metode pengembangannya meliputi studi teks, pencarian bahan, penyajian, serta pendekatan seperti spekulasi, normatif, analisis konsep, historis, ilmiah, dan komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
Teks tersebut merangkum empat model konsep kurikulum yaitu kurikulum subjek akademis, kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial, dan kurikulum teknologis. Setiap model memiliki ciri khas berdasarkan sumber dan pendekatan pendidikannya. Model-model tersebut berbeda dalam penekanan tujuan, isi, metode pembelajaran, dan peran guru. Ayat Al-Qur'an yang dibahas menegaskan pentingnya pro
Dokumen tersebut merangkum prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut beberapa ahli, yaitu prinsip berorientasi pada tujuan, kontinuitas, fleksibilitas, efisiensi dan efektivitas, relevansi, keseimbangan, dan keterpaduan. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat serta peserta didik.
Masalah guru di Indonesia meliputi kualitas, jumlah, distribusi, dan kesejahteraan guru. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan sistem pendidikan dan kualitas guru serta dukungan pemerintah.
1. Dokumen membahas tentang pendidikan luar sekolah, termasuk pengertian, ciri-ciri, sasaran, dan alasan-alasan timbulnya sistem pendidikan luar sekolah.
2. Pendidikan luar sekolah bertujuan untuk melengkapi pendidikan formal di sekolah dan menjangkau berbagai kelompok usia mulai dari pra sekolah hingga dewasa.
3. Sasaran pendidikan luar sekolah antara lain pemuda dan orang dewasa untuk meningkat
1. Dokumen membahas tentang pendidikan luar sekolah, termasuk pengertian, ciri-ciri, sasaran, dan alasan-alasan timbulnya sistem pendidikan luar sekolah.
2. Pendidikan luar sekolah bertujuan untuk melengkapi pendidikan formal di sekolah dan menjangkau berbagai kelompok usia mulai dari pra sekolah hingga dewasa.
3. Sasaran pendidikan luar sekolah antara lain pemuda dan orang dewasa untuk meningkat
Makalah ini membahas konsep pendidikan seumur hidup yang mencakup pendidikan formal di sekolah, non-formal di luar sekolah yang dilembagakan, dan informal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari. Tujuan pendidikan seumur hidup adalah memungkinkan setiap individu mengembangkan potensinya sesuai kebutuhan hidupnya. Pendidikan seumur hidup penting dilihat dari berbagai perspektif ideologis, ekonomi, sosi
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga pendidikan. Secara garis besar, lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Terdapat tiga jenis lembaga pendidikan yaitu lembaga pendidikan formal seperti sekolah, non-formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat, dan informal sepert
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pendidikan dipandang sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya secara berkelanjutan melalui pengembangan potensi diri secara seimbang di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mencapai tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa.
Makalah ini membahas tentang lingkungan pendidikan dan peran tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat) dalam perkembangan peserta didik. Lingkungan pendidikan terdiri atas lingkungan formal (sekolah), informal (keluarga), dan nonformal (masyarakat). Ketiga lingkungan ini saling mempengaruhi dan bekerja sama untuk membantu peserta didik dalam pembentukan pribadi, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan.
Dokumen tersebut membahas tentang asas-asas pendidikan di Indonesia yang mencakup asas Tut Wuri Handayani, demokrasi, kepastian hukum, pendidikan seumur hidup, landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, ilmiah dan teknologis dalam pendidikan nasional Indonesia.
Lingkungan pendidikan terdiri atas keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga membentuk dasar sikap manusia, sekolah memberikan keterampilan dan pengetahuan, sedangkan masyarakat mempraktikkan bekal dari keluarga dan sekolah serta mengembangkan kemampuan diri.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerah dan cara memainkannya. Terdapat 20 alat musik yang dijelaskan masing-masing memiliki jenis bunyi yang berbeda seperti aerofon, membranofon, kordofon, dan ideofon. Alat-alat musik tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cerita ini menceritakan tentang Hang Tuah, seorang pemuda yang membela diri dari pemberontak dengan kapaknya. Ia kemudian menjadi pahlawan setelah membunuh pemberontak tersebut. Namun Tumenggung dan pegawai lain merasa iri dan menghasut raja dengan mengatakan Hang Tuah berkhianat. Akhirnya Hang Tuah diusir dari istana.
This document outlines the family tree of Drs. H.M Gaffar Hamid. It details his ancestors and their marriages which produced children. Specifically, it notes that:
1) P. Beddu married P. Nini and they had a son named Dupa
2) Dupa first married M. Said and they had a daughter named Habasiah
3) Dupa second married H. M. Said and they had a son named H. M. Sanusi Said
4) The Supreme Court ruled in 1983 that Habasiah Hamid and H. M. Sanusi Said were the rightful heirs in the inheritance case.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
Dokumen ini berisi tentang manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. "W" di RSUD Kabupaten Muna. Ibu melahirkan anak ketiga pada tanggal 21 Februari 2017. Pemeriksaan menunjukkan ibu dalam kondisi baik namun mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Diagnosa yang ditegakkan adalah post partum hari pertama dengan masalah nyeri perut bagian bawah. Rencana asuhan dirancang untuk memastikan ke
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
Makalah pendidikan luar sekolah
1. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah barang baru dalam khasanah
budaya dan peradaban manusia. Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu di
dalam kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem
persekolahan. PLS mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan sistem
yang sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS timbul dari konsep pendidikan seumur
hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan
persekolahan/pendidikan formal saja. PLS pelaksanaannya lebih ditekankan kepada
pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Berbagai kelemahan sistem persekolahan dimuntahkan, terutama pada aspek-
aspek prosedural yang dinilai mengeras, kaku, serba ketat dan formalistis. Pada intinya,
walaupun sistem persekolahan masih tetap dipandang penting, pijakan pemikiran sudah
mulai realistis yaitu tidak semata-mata mengandalkan sistem persekolahan untuk
melayani aneka ragam kebutuhan pendidikan yang kian hari semakin mekar dan
beragam. Pembinaan dan pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling isi-
mengisi atau topang menopang dengan sistem persekolahan, agar setiap insan bisa
menyesuaikan hidupnya sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang pendidikan luar
sekolah yang kita kenal dengan pendidikan informal atau nonformal.
2. Batasan masalah
Agar penulisan makalah ini pembahasannya tidak terlalu luas dan lebih terfokus
pada masalah dan tujuan pembuatan makalah maka dengan ini penulis membatasi
masalah hanya pada ruang lingkup sebagai berikut:
1. Definisi pendidikan luar sekolah (PLS)
2. Dasar pendidikan luar sekolah (PLS)
3. Persamaan dan perbedaan PLS dengan pendidikan sekolah
4. Sasaran pendidikan luar sekolah (PLS)
2. BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan
Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang
teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan,
latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan
tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam
lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
2. PHILLIPS H. COMBS, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah
adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di
luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu
kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada
sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
2. Dasar pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Sejarah terbentuknya pendidikan luar sekolah (PLS)
Alasan terselenggaranya PLS dari segi kesejarahan, tidak bisa lepas dari lima
aspek yaitu:
Aspek pelestarian budaya
Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang terjadi dan
berlangsung di lingkungan keluarga dimana (melalui berbagai perintah, tindakan
dan perkataan) ayah dan ibunya bertindak sebagai pendidik. Dengan demikian
pendidikan luar sekolah pada permulaan kehadirannya sangat dipengaruhi oleh
pendidikan atau kegiatan yang berlangsung di dalam keluarga. Di dalam keluarga
terjadi interaksi antara orang tua dengan anak, atau antar anak dengan anak. Pola-
pola transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan kebiasaan melalui
asuhan, suruhan, larangan dan pembimbingan. Pada dasarnya semua bentuk
kegiatan ini menjadi akar untuk tumbuhnya perbuatan mendidik. Semua bentuk
kegiatan yang berlangsung di lingkungan keluarga dilakukan untuk melestarikan
dan mewariskan kebudayaan secara turun temurun. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan praktis di masyarakat dan untuk meneruskan warisan
budaya yang meliputi kemampuan, cara kerja dan Teknologi yang dimiliki oleh
masyarakat dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Jadi dalam keluarga
pun sebenarnya telah terjadi proses-proses pendidikan, walaupun sistem yang
3. berlaku berbeda dengan sistem pendidikan sekolah. Kegiatan belajar-
membelajarkan yang asli inilah yang termasuk ke dalam kategori pendidikan
tradisional yang kemudian menjadi pendidikan luar sekolah.
Aspek teoritis
Salah satu dasar pijakan teoritis keberadaan PLS adalah teori yang diketengahkan
Philip H. Cooms (1973:10), tidak satupun lembaga pendidikan: formal, informal
maupun nonformal yang mampu secara sendiri-sendiri memenuhi semua
kebutuhan belajar minimum yang esensial. Atas dasar teori di atas dapat
dikemukakan bahwa, keberadaan pendidikan tidak hanya penting bagi segelintir
masyarakat tapi mutlak diperlukan keberadaannya bagi masyarakat lemah (yang
tidak mampu memasukan anak-anaknya ke lembaga pendidikan sekolah) dalam
upaya pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar dan
mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Uraian di
atas cukup untuk dijadikan gambaran bahwa PLS merupakan lembaga pendidikan
yang berorientasi kepada bagaimana menempatkan kedudukan, harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang memiliki kemauan, harapan, cita-cita dan
akal pikiran.
Dasar pijakan
Ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga memperoleh legitimasi dan berkembang
di tengah-tengah masyarakat yaitu: UUD 1945, Undang-Undang RI Nomor 2
tahun 1989 dan peraturan pemerintah RI No.73 tahun1991tentang pendidikan luar
sekolah. Melalui ketiga dasar di atas dapat dikemukakan bahwa, PLS adalah
kumpulan individu yang menghimpun dari dalam kelompok dan memiliki ikatan
satu sama lain untuk mengikuti program pendidikan yang diselenggarkan di luar
sekolah dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adapun bentuk-bentuk satuan
PLS., sebagaimana diundangkan di dalam UUSPN tahun 1989 pasal 9:3 meliputi:
pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis.
Satuan PLS sejenis dapat dibentuk kelompok bermain, penitipan anak, padepokan
persilatan dan pondok pesantren tradisional.
Aspek kebutuhan terhadap pendidikan
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak hanya pada masyarakat daerah
perkotaan, melainkan masyarakat daerah pedesaan juga semakin meluas.
Kesadaran ini timbul terutama karena perkembangan ekonomi, kemajuan iptek
dan perkembangan politik. Kesadaran juga tumbuh pada seseorang yang merasa
tertekan akibat kebodohan, keterbelakangan atau kekalahan dari kompetisi
pergaulan dunia yang menghendaki suatu keterampilan dan keahlian tertentu. Atas
dasar kesadaran dan kebutuhan inilah sehingga terwujudlah bentuk-bentuk
4. kegiatan kependidikan baik yang bersifat persekolahan ataupun di luar
persekolahan.
Keterbatasan lembaga pendidikan sekolah
Lembaga pendidikan sekolah yang jumlahnya semakin banyak bersifat formal
atau resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta kurikulum yang baku dan
kaku serta berbagai keterbatasan lainnya. Sehingga tidak semua lembaga
pendidikan sekolah yang ada di daerah terpencilpun yang mampu memenuhi
semua harapan masyarakat setempat, apalagi memenuhi semua harapan
masyarakat daerah lain. Akibat dari kekurangan atau keterbatasan itulah yang
memungkinkan suatu kegiatan kependidikan yang bersifat informal atau
nonformal diselenggarakan, sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
2. Perkembangan pendidikan luar sekolah (PLS)
Dibagi dalam tiga periode:
1. Periode Pra kemerdekaan
2. Periode Revolusi
3. Periode Orde Baru
3. Sistem pendidikan luar sekolah (PLS)
PLS adalah sub sistem pendidikan nasional, yaitu suatu sistem yang memiliki tujuan
jangka pendek dan tujuan khusus yakni memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang
fungsional bagi masa sekarang dan masa depan. Komponen atau sub sistem yang ada
pada sistem PLS adalah masukan saran (instrumen input), masukan mentah (raw
input), masukan lingkungan (environmental input), proses (process), keluaran (out
put) dan masukan lain (other input) dan Pengaruh (impact).
4. Program pendidikan luar sekolah (PLS)
Jenis-jenis pendidikan yang ada pada PLS, menurut D. Sudjana (1996:44) di
antaranya adalah:
1. Pendidikan Massa (Mass education)
Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada
masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki
kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan
umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kehidupannya
sebagai warga negara. Istilah Mass education menunjukan pada aktifitas
pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individu-individu yang
mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan
memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan
belum sempat terbebas dari kebuta-hurufan. Mass education ini dapat dikatakan
semacam program pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja
5. tidak bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar bisa baca-tulis, tetapi juga
supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya
sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-pemuda dan orang
dewasa. Pelaksanaannya melalui kursus-kursus.
2. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)
Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan
orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang PLS, Sudjana (1996:45)
menerangkan bahwa pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang
diperuntukan bagi orang-orang dewasa dalam lingkukangan masyarakatnya, agar
mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan,
meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh
cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya.
3. Pendidikan Perluasan (Extension Education)
Kegiatan yang diselenggarakan PLS adalah meliputi seluruh kegiatan pendidikan
baik yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan sekolah yang dilembagakan
ataupun yang tidak dilembagakan.
3. Ciri-ciri pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk
mencapai bermacam-macam tujuan.
2. Keterbatasan adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang dipandang
sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai pelengkap bentuk-bentuk
pendidikan formal.
3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekolah dibagi
oleh pengawasan umum/masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi
keduanya.
4. Beberapa lembaga pendidikan luar sekolah di disiplinkan secara ketat terhadap
waktu pengajaran, Teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan.
5. Metode pengajaran juga bermacam-macam dari tatap muka atau guru dan
kelompok-kelompok belajar sampai penggunaan audio televisi, unit latihan
keliling, demonstrasi, kursus-kursus korespondensi, alat-alat bantu visual.
6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relative dari
pada PLS.
7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem PLS terbatas yang diberikan
kredensial.
8. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya
mempunyai kualifikasi professional dimana tidak termasuk identitas guru.
6. 9. Pencatatan tentang pemasukan murid, guru dan kredensial pimpinan,
kesuksesan latihan, membawa akibat peningkatan produksi ekonomi,
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan peserta.
10. Pemantapan bentuk PLS mempunyai dampak pada produksi ekonomi dan
perubahan sosial dalam waktu singkat dari pada kasus pendidikan formal
sekolah.
11. Sebagian besar program PLS dilaksanakan oleh remaja dan orang-orang
dewasa secara terbatas pada kehidupan dan pekerjaan.
12. Karena secara digunakan, PLS membuat lengkapnya pembangunan nasional.
Peranannya mencakup pengetahuan, keterampilan dan pengaruh pada nilai-
nilai program.
13. Diselengarakan dengan tidak berjenjang, tidak berkesinambungan dan
dilaksanakan dalam waktu singkat.
14. Karena sifatnya itu sehingga tujuan, metode pembelajaran dan materi yang
disampaikan selalu berbeda di masing-masing penyelenggara PLS.
4. Persamaan dan perbedaan pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Persamaan
Persamaan antara PLS dengan pendidikan persekolahan dapat diperhatikan dari dua
sudut pandang yaitu sudut pandangan masyarakat dan sudut pandangan individu. Dari
segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewaris atau pemindahan nilai-nilai
intelek, seni, politik, ekonomi, agama dan lain sebagainya; Sedangkan dari segi
pandangan individual, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi manusia
(Hasan Langglung, 1980). Persamaan lainnya yaitu fungsi pendidikan adalah untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan keterampilan bahwa menyiapkan
suatu generasi agar memiliki dan memainkan peranan tertentu dalam masyarakat.
Proses pendidikan selalu melibatkan masyarakat dan semua perangkat kebudayaan
sesuai dengan nilai dan falsafah yang dianutnya.
2. Perbedaan Antara Pendidikan Sekolah Dan Luar Sekolah
Secara prinsip, satu-satunya perbedaan antara pendidikan luar sekolah dengan
pendidikan sekolah adalah legitimasi atau formalisasi penyelenggaraan pendidikan.
Tentang perbedaan penyelenggaraan ini, secara institusional, tercantum pada Undang-
Undang RI nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10:2-3. selanjutnya,
perbedaan secara operasional, Umberto Sihombing melalui bukunya Pendidikan Luar
Sekolah: Manajemen Strategi (2000:40-46) menuliskan secara khusuS dan sistematis
tentang perbedaan antara Pendidikan Luar Sekolah dengan Pendidikan Sekolah.
7. 5. Sasaran pendidikan luar sekolah
Dibagi 2 sasaran pokok:
1. Pendidikan luar sekolah untuk pemuda
1. Sebab-sebab timbulnya:
1. Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup,
lebih-lebih di negara yang berkembang
2. Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
3. Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
4. Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari
masyarakatnya
1. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan Luar Sekolah antara lain:
1. Klub pemuda
2. Klub-Klub pemuda tani
3. Kelompok pergaulan
2. Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa
Pendidikan ini timbul oleh karena:
1. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.
2. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.
Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:
1. Kursus-kursus pendek.
2. In service-training.
3. Surat-menyurat.
Lebih lanjut, sesuai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran PLS
dapat meliputi:
1. Ditinjau dari segi sasaran pelayanan, berupa:
1. Usia pra-sekolah (0-6 tahun)
2. Usia pendidikan dasar (7-12 tahun)
3. Usia pendidikan menengah (13-18 tahun)
4. Usia pendidikan tinggi (19-24 tahun)
2. Ditinjau dari jenis kelamin
Program ini secara tegas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka
yang besar dan partisifasinya kurang dalam rangka produktifitas dan efesiensi kerja.
3. Berdasarkan lingkungan sosial budaya
1. Masyarakat pedesaan.
2. Masyarakat perkotaan.
3. Masyarakat terpencil.
4. Berdasarkan kekhususan sasaran Pelajaran
1. Peserta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu.
8. 2. Peserta didik yang mengalami pengembangan sosial dan emosional seperti anak
nakal, korban narkotika dan wanita tuna susila.
3. Peserta yang mengalami cacat mental dan cacat tubuh seperti tuna netra, tuna rungu,
tuna mental.
4. Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program
pendidikan persekolahan.
5. Berdasarkan pranata
1. Pendidikan keluarga.
2. Pendidikan perluasan wawasan.
3. Pendidikan keterampilan.
6. Berdasarkan sistem pengajaran
1. Kelompok, organisasi, dan lembaga.
2. Mekanisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan.
3. Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti
televisi, radio, film, dan sebagainya.
4. Prasarana dan sarana seperti balai desa, mesjid, gereja, sekolah dan alat-alat
perlengkapan kerja.
7. Berdasarkan segi pelembagaan program
1. Program antar sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN dan P2WKSS.
2. Koordinasi perencanaan desa atau pelaksanaan program pembangunan.
3. Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
9. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda
dengan sistem yang sudah ada di pendidikan sekolah. Pendidikan luar sekolah timbul dari
konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada
pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja. Pendidikan luar sekolah pelaksanaannya
lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang
tertentu. Pembinaan dan pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling mengisi
atau topang menopang dengan sistem persekolahan. Agar setiap lulusan bisa hidup
mengikuti perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan
perkembangan IPTEK yang semakin maju.
Saran
Di samping kita mengikuti jenjang pendidikan formal alangkah baiknya
dilengkapi dengan mengikuti pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus, dll. Agar
kekurangan/kelemahan yang ada pada pendidikan formal bisa tertutupi dengan
pendidikan luar sekolah sehingga diharapkan setiap lulusan bisa hidup mengikuti
perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan
perkembangan/kemajuan IPTEK.
10. DAFTAR PUSTAKA
Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.