Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis organisasi kurikulum seperti separated subject curriculum, correlated curriculum, integrated curriculum, activity curriculum, dan core curriculum. Setiap jenis organisasi kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan kritik yang diberikan seringkali bersifat teoritis daripada praktis.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanlinda_rosalina
Dokumen tersebut membahas pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, meliputi definisi, tujuan, tugas dan fungsi, kewajiban dan hak, jenis-jenis, serta dimensi pengelolaan yang mencakup perencanaan, perekrutan, penetapan calon, pembinaan, penilaian, kompensasi, dan pemberhentian tenaga pendidik dan kependidikan.
Makalah ini membahas tentang pengelolaan peserta didik di lembaga pendidikan, mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik, penempatan, dan peranan guru dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, prinsip, pendekatan, fungsi, dan peranan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang serta kegiatan untuk menyesuaikan kurikulum dengan tujuan pendidikan. Prinsip-prinsipnya mencakup relevansi, efektifitas, efisiensi, kesinambungan, dan fleksibilitas. Fungsinya antara l
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis organisasi kurikulum seperti separated subject curriculum, correlated curriculum, integrated curriculum, activity curriculum, dan core curriculum. Setiap jenis organisasi kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan kritik yang diberikan seringkali bersifat teoritis daripada praktis.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanlinda_rosalina
Dokumen tersebut membahas pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, meliputi definisi, tujuan, tugas dan fungsi, kewajiban dan hak, jenis-jenis, serta dimensi pengelolaan yang mencakup perencanaan, perekrutan, penetapan calon, pembinaan, penilaian, kompensasi, dan pemberhentian tenaga pendidik dan kependidikan.
Makalah ini membahas tentang pengelolaan peserta didik di lembaga pendidikan, mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik, penempatan, dan peranan guru dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, prinsip, pendekatan, fungsi, dan peranan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang serta kegiatan untuk menyesuaikan kurikulum dengan tujuan pendidikan. Prinsip-prinsipnya mencakup relevansi, efektifitas, efisiensi, kesinambungan, dan fleksibilitas. Fungsinya antara l
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
Lembar observasi dan angket ini digunakan untuk menilai keterampilan dan motivasi siswa kelas VII semester genap dalam pembelajaran materi bangun datar segi empat dan segitiga. Lembar observasi berisi indikator keterampilan psikomotorik siswa dalam menyelesaikan masalah matematika terkait bangun datar, sedangkan angket terdiri atas pernyataan tentang motivasi siswa belajar matematika yang diukur melalui skala tingkat kesetujuan.
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanrizka_pratiwi
Metode pembelajaran yang menyenangkan meliputi mengajak siswa berkaryawisata ke kebun strawberry, melakukan pengamatan secara kelompok dengan pancaindera, diskusi hasil pengamatan, dan penugasan mengarang cerita. Metode ini bertujuan membuat siswa aktif belajar secara menyenangkan dan mengembangkan karakter melalui kegiatan eksplorasi dan kreativitas.
Model ASSURE sebagai Rujukan untuk Pemilihan Mediadindinamuiz
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran ASSURE yang terdiri dari 6 langkah, yaitu menganalisis peserta didik, menyatakan tujuan, memilih metode dan media, memanfaatkan media dan bahan, melibatkan partisipasi peserta didik, dan mengevaluasi serta merevisi. Diberikan contoh penerapan model ini dalam pembelajaran IPA tentang proses metamorfosis kupu-kupu di SD dengan menggunakan video animasi.
Dokumen tersebut merupakan lembar observasi proses pembelajaran yang digunakan untuk menilai kinerja guru. Lembar observasi ini berisi indikator-indikator yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan ruang untuk mencatat hasil observasi serta kesimpulan mengenai kegiatan guru dan peserta didik.
Dokumen tersebut membahas tentang tes diagnostik, mulai dari pengertian, fungsi, karakteristik, posisi, pengembangan, pelaksanaan, analisis dan tindak lanjut hasil tes diagnostik."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis materi pembelajaran, yang meliputi pengertian materi pembelajaran, jenis-jenisnya, analisis materi pelajaran, dan prosedur analisis materi pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat adalah mengenai identifikasi aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar, memilih jenis materi yang sesuai, serta berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Metode ceramah, disk
Kuesioner ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran mata kuliah tertentu oleh mahasiswa. Mahasiswa diminta memberikan penilaian terhadap berbagai aspek pembelajaran seperti metode pembelajaran dosen, sistem penilaian, bahan ajar, dan lain-lain. Dosen juga diminta untuk mengevaluasi silabus mata kuliah dan pelaksanaan proses pembelajaran. Lembaga penelitian menggunakan instrumen ini untuk memantau dan mengevaluasi pel
MUKTIONO WASPODO_ MATERI SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN.pdfMuktiono Waspodo
Pemerintah berwenang mengatur bidang pendidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sedangkan kewajibannya adalah memberikan perlindungan hukum terhadap hak pendidikan setiap warga negara sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan” serta ayat (3) yang berbunyi bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
Lembar observasi dan angket ini digunakan untuk menilai keterampilan dan motivasi siswa kelas VII semester genap dalam pembelajaran materi bangun datar segi empat dan segitiga. Lembar observasi berisi indikator keterampilan psikomotorik siswa dalam menyelesaikan masalah matematika terkait bangun datar, sedangkan angket terdiri atas pernyataan tentang motivasi siswa belajar matematika yang diukur melalui skala tingkat kesetujuan.
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanrizka_pratiwi
Metode pembelajaran yang menyenangkan meliputi mengajak siswa berkaryawisata ke kebun strawberry, melakukan pengamatan secara kelompok dengan pancaindera, diskusi hasil pengamatan, dan penugasan mengarang cerita. Metode ini bertujuan membuat siswa aktif belajar secara menyenangkan dan mengembangkan karakter melalui kegiatan eksplorasi dan kreativitas.
Model ASSURE sebagai Rujukan untuk Pemilihan Mediadindinamuiz
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran ASSURE yang terdiri dari 6 langkah, yaitu menganalisis peserta didik, menyatakan tujuan, memilih metode dan media, memanfaatkan media dan bahan, melibatkan partisipasi peserta didik, dan mengevaluasi serta merevisi. Diberikan contoh penerapan model ini dalam pembelajaran IPA tentang proses metamorfosis kupu-kupu di SD dengan menggunakan video animasi.
Dokumen tersebut merupakan lembar observasi proses pembelajaran yang digunakan untuk menilai kinerja guru. Lembar observasi ini berisi indikator-indikator yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan ruang untuk mencatat hasil observasi serta kesimpulan mengenai kegiatan guru dan peserta didik.
Dokumen tersebut membahas tentang tes diagnostik, mulai dari pengertian, fungsi, karakteristik, posisi, pengembangan, pelaksanaan, analisis dan tindak lanjut hasil tes diagnostik."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis materi pembelajaran, yang meliputi pengertian materi pembelajaran, jenis-jenisnya, analisis materi pelajaran, dan prosedur analisis materi pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat adalah mengenai identifikasi aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar, memilih jenis materi yang sesuai, serta berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Metode ceramah, disk
Kuesioner ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran mata kuliah tertentu oleh mahasiswa. Mahasiswa diminta memberikan penilaian terhadap berbagai aspek pembelajaran seperti metode pembelajaran dosen, sistem penilaian, bahan ajar, dan lain-lain. Dosen juga diminta untuk mengevaluasi silabus mata kuliah dan pelaksanaan proses pembelajaran. Lembaga penelitian menggunakan instrumen ini untuk memantau dan mengevaluasi pel
MUKTIONO WASPODO_ MATERI SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN.pdfMuktiono Waspodo
Pemerintah berwenang mengatur bidang pendidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sedangkan kewajibannya adalah memberikan perlindungan hukum terhadap hak pendidikan setiap warga negara sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan” serta ayat (3) yang berbunyi bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan dan kurikulum sekolah. Bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam membantu pengembangan pribadi siswa dan menjadi bagian integral dari proses pembelajaran di sekolah."
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pendidikan di Indonesia, mencakup pengertian inovasi pendidikan, kebijakan pemerintah terkait inovasi pendidikan, tantangan pendidikan di era global, serta peran serta masyarakat dalam pendidikan sesuai Undang-Undang Dasar 1945.
Sistem pendidikan nasional Indonesia terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait seperti tujuan dan prioritas, peserta didik, manajemen, struktur waktu, dan isi pengajaran. Pendidikan nasional bertujuan untuk membentuk warga negara yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan demokratis sesuai dengan landasan ideal Pancasila dan konstitusional Undang-Undang Dasar 1945.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan pembelajaran kelas akselerasi di SMA Negeri 17 Makassar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah pendidikan nasional di Indonesia dan peraturan yang mengatur pendidikan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Dokumen ini juga membahas pengaruh metode pembelajaran kooperatif dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar siswa SD dalam mata pelajaran IPA.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Dokumen tersebut menjelaskan tentang tujuan, pengertian, dan desain induk pendidikan kepramukaan sesuai kurikulum 2013.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendidikan nasional Indonesia, termasuk komponen-komponen, proses, tujuan, dan hierarki profesi tenaga kependidikan. Dokumen ini juga membahas tentang peran lembaga pendidikan tinggi dalam mempersiapkan tenaga kependidikan serta beberapa problematika administrasi dan manajemen sekolah.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian dan tujuan dari pendidikan kepramukaan, serta menetapkan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti peserta didik untuk membentuk karakter bangsa.
Manajemen pendidikan berkaitan dengan proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan pendidikan guna mencapai tujuan organisasi pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya berdasarkan standar. Kreativitas peserta didik perlu dikembangkan sejak dini melalui modifikasi kurikulum dan pengembangan bakat sesuai karakteristiknya guna optimalisasi potensi diri dan kontribusi bagi kemajuan bangsa
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas TinggiHeru Supanji
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di sekolah dasar. Terdapat penjelasan mengenai teori kurikulum, perkembangan kurikulum di Indonesia, kurikulum KTSP, kurikulum 2013, dan pembelajaran tematik terpadu. Juga dibahas mengenai pengalaman belajar peserta didik di sekolah dasar.
Dokumen ini memberikan panduan penggunaan akun Edmodo untuk guru, siswa, dan orang tua siswa. Termasuk cara membuat akun, mengumpulkan tugas, menilai tugas siswa, membuat dan mengerjakan kuis, serta melihat hasil penilaian. Dokumen ini menjelaskan proses-proses tersebut dengan contoh akun guru bernama Linda Rosalina, siswa bernama Dania, Silvia, dan Cahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang geometri netral dan beberapa teorema yang terkait dengan geometri netral seperti teorema tentang jumlah sudut dalam segitiga, sifat-sifat persegi panjang, dan hubungan antara keberadaan persegi panjang dengan jumlah sudut dalam segitiga.
Puisi ini menggunakan berbagai konsep matematika seperti lingkaran, himpunan, persamaan linier, dan statistik untuk menggambarkan kondisi Indonesia. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan konten matematika dan tingkat kesulitan materinya sesuai dengan tingkat sekolah menengah pertama penulis. Akan tetapi, tata bahasa puisi dan penggunaan rima perlu diperbaiki agar lebih konsisten.
Dokumen tersebut membahas tentang statistik dasar yang mencakup pengertian statistik dan statistika, fungsi statistik, ciri khas statistik, jenis-jenis statistika (deskriptif dan inferensial), dan macam-macam data (kualitatif, kuantitatif, nominal, ordinal, interval).
Modul ini membahas tentang Logika dan Algoritma serta pemrograman dengan bahasa Pascal. Terdiri dari pengertian logika dan algoritma, struktur dasar algoritma, penulisan algoritma, dan pengenalan bahasa pemrograman Pascal beserta struktur dan tipe datanya. Modul ini juga membahas flowchart dan contoh pemrograman dasar di Pascal seperti input/output, perulangan, dan percabangan."
This program selects data by removing duplicate entries. It first prompts the user to enter the number of data points and then reads in each data value. It checks if the current data matches any previous data and prompts to re-enter if a duplicate is found. Finally, it prints out the unique data values that were entered.
This Pascal program calculates the average of a set of numbers. It prompts the user to enter the number of data values, then prompts the user to input each data value. It calculates the total sum of the values and divides by the number of values to obtain the average. The program then displays the average and asks if the user wants to calculate another average, repeating the process until the user enters "No".
This program solves quadratic equations by taking user input for values a, b, and c. It then calculates the discriminant D and determines if the roots are real/imaginary or equal/different based on whether D is less than, equal to, or greater than 0. The program outputs the calculated roots and asks the user if they want to try another equation.
This program sorts integer data input by the user. It contains procedures for inputting the data, sorting it from lowest to highest, and outputting the sorted data. The user is prompted to enter the number of data values, the data is input and sorted, and finally the sorted data is displayed.
Program ini menghitung modus data yang diinputkan pengguna. Program menyimpan data ke dalam array, menghitung frekuensi setiap data, dan menentukan data mana yang memiliki frekuensi tertinggi untuk ditetapkan sebagai modus. Jika lebih dari satu data memiliki frekuensi tertinggi, maka data-data tersebut ditetapkan sebagai modus.
Program ini menghitung luas segitiga dengan memasukkan nilai alas dan tinggi segitiga, kemudian menghasilkan luas segitiga dengan rumus L=(a*t)/2. Program ini meminta pengguna untuk mengulang perhitungan dengan data baru sampai pengguna memasukkan 'Tidak' untuk berhenti.
This Pascal program asks the user to input their name, student ID number, and school in separate input statements. It prompts the user to enter their name, ID number, and school with text, and uses the readln function to accept the input into three string variables before ending the program.
Dokumen ini berisi ringkasan dua soal matematika tentang kubus. Pertama, menggambar dan menghitung besar sudut antara garis BG dan bidang ACGE pada kubus, yang hasilnya 30 derajat. Kedua, menjelaskan besar sudut antara garis BE dan DF pada kubus lainnya, yang juga 90 derajat.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang penyelesaian soal-soal geometri yang berkaitan dengan kubus dan bidang-bidang reguler. Di antaranya menghitung jarak antara titik-titik dan bidang-bidang yang terkandung dalam kubus dan bidang-bidang tersebut.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Makalah Oleh:
Program Studi Pendidikan Matematika Tahun 2014 Indralaya
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Nama Kelompok 5 :
1. Amalia Agustina (06081181419003)
2. Dwi Oktalidiasari (06081181419019)
3. Merisa Januarti (06081181419068)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
2. Pengelolaan Peserta Didik ||1||
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ 1
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 2
1.2 Tujuan........................................................................................................ 3
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 4
2.1 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik ...................................................... 4
2.2 Dasar Hukum Pengelolaan Peserta Didik ................................................. 4
2.3 Prinsip Pengelolaan Peserta Didik ............................................................ 5
2.4 Perencanaan Peserta Didik........................................................................ 6
2.5 Penempatan dan Pengembangan Kapasitas Peserta Didik........................13
2.6 Peranan Guru dalam Pelayanan Peserta Didik..........................................18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................20
3.1 Kesimpulan................................................................................................20
3.2 Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................21
3. Pengelolaan Peserta Didik ||2||
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agar menuju tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen
pendidikan yang dapat memobilisas segala sumber daya pendidikan yang
terkait dengan pelaksanaannya. Pada faktanya dilapangan masih banyak
ditemukan pengolahan peserta didik meggunakan cara-cara konvensional dan
lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan
kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik
untuk pengembangan diri peserta didik juga merupakan kebutuhan akan
perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia.
Pengembangan peserta didik yang baik adalah perubahan kualitas yang
seimbang baik dari segi fisik maupun mental. Pada teori kecerdasan majemuk
yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai
dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi.
Penyelenggaraan pendidikan pada saat ini harus diupayakan untuk memberi
pelayanan khusus pada peserta didik untuk memiliki kreativitas dan juga
bakat yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih
baik. Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah
“didik” atau “mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan
memberi latihan. Sedangkan “pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan
kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang
melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini
melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir
dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20
tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepada mereka
lah pemberian bahan ajar melalui proses. Pada dasarnya bahwa peserta didik
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, peserta didik
memiliki keunikan dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri
mereka dan keunikan itu tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang
sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para
pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada
diri mereka.
4. Pengelolaan Peserta Didik ||3||
1.2 Tujuan
1. Agar dapat memahami ilmu pengelolaan peserta didik di lembaga
pendidikan.
2. Agar dapat mengelola lembaga pendidikan lebih efektif dan efisien.
3. Agar pengembangan peserta didik dapat tercapai dengan optimal.
1.3 Manfaat
1. Untuk dapat mengelola lembaga penididikan dengan lebih memahami
peserta didik melalui ilmu pengelolaan peserta didik.
2. Dapat menciptakan pengelolaan peserta secara optimal.
5. Pengelolaan Peserta Didik ||4||
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik
Pendidikan kepada anak merupakan kewajiban bagi orang tua, hanya saja
banyak yang tidak menyadari bahwa orang tua sebenarnya merupakan guru
yang pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam membangun dan mendidik
moralitas anak-anak.Orangtua mempunyai kewajiban untuk mengarahkan dan
membimbing masa depan anak-anaknya yang merupakan tumpuan generasi
yang akan datang , cita-cita orangtuanya, serta cita-cita bangsa dan
negaranya. Aliran Belajar Ngalim Purwanto ( 2014:89) menyatakan bahwa
teori belajar yang terkenal antara lain: Teori Condtioning, Teori
Connectionisme dan Teori Psikologi Gestal.
Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan
Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan
segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai
masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta
didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/pengelolaan data peserta didik
saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat
dipergunakan untuk membantu kelancaran.
2.2 Dasar Hukum Pengelolaan Peserta Didik
Dasar hukum pengelolaan peserta didik diantaranya :
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang
mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 sampai
ayat 5.
Isi pasal 31 ayat 1 sampai ayat 5 :
Ayat (1)
“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
6. Pengelolaan Peserta Didik ||5||
Ayat (2)
“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.”
Ayat (3)
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang”
Ayat (4)
“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan nasional”
Ayat (5)
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban kesejahteraan umat manusia.”
3. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang menyatakan :
1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu (pasal 5 ayat 1)
2) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar (pasal 6 ayat 1)
3) Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pengawasan
dan evaluasi program pendidikan (pasal 8)
4) Warga negara yang berlainan fisik atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa (pasal 8 ayat 1)
5) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya (pasal 12 ayat 16)
7. Pengelolaan Peserta Didik ||6||
2.3 Prinsip Pengelolaan Peserta Didik
1. Pengelolaan peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
pengelolaan sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik
3. Kegiatan-kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan perbedaan
4. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan latar belakang dan perbedaan
5. Kegiatan pengelolaan pengolahan peserta didik haruslah mendorong dan
memacu kemandirian peserta didik
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan
oleh kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah fungsional bagi
kehidupan peserta didik,baik disekolah maupun masa depan
7. Aktivitas peserta didik hendaknya mempertimbangkan hal berikut:
a. Atas dasar penelusuran minat dan kemampuan ,serta pola jenis karir
dalam masyarakat
b. Aktivitas pengelolaan dilaksanakan secara demokratis
c. Peserta didik dipandang sebagai orang yang memiliki potensi
d. Pembinaan dilakukan secara berkesinambungan
e. Tidak menambah beban biaya bagi orang tua
f. Pengelolaan dilaksanakan secara terpadu
g. Kegiatan dilaksanakan atas azaz kerja sama
h. Perlu adanya deskripsi,pembagian tugas yang jelas
i. Setiap saat dievaluasi ssecara komprehensif
2.4 Perencanaan dan Penerimaan Peserta Didik
2.4.1 Perencanaan Peserta Didik
Penyusunan agenda perencanaan dan penerimaan peserta didik
baru (PPDB) merupakan langkah awal dari proses penerimaan peserta
didik. Langkah awal ini sangatlah penting, sebagai penentu kinerja
8. Pengelolaan Peserta Didik ||7||
sekolah pada masa yang akan datang.
Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan hal-
hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah,
baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah, selama di sekolah,
maupun ketika mereka akan lulus dari sekolah. Jadi, yang direncanakan
adalah hal-hal yang harus dikerjakan berkenaan dengan penerimaan
peserta didik sampai dengan pelulusan peserta didik.
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan
peserta didik. Langkah-langkah tersebut meliputi :
1. Perkiraan
Perkiraan (forcasting) adalah menyusun suatu perkiraan kasar
dengan mengantisipasi ke depan. Ada tiga dimensi waktu yang
disertakan dalam hal ini, ialah dimensi kelampauan, dimensi terkini,
dan dimensi yang akan datang. Dimensi kelampauan berkenaan
dengan pengalaman-pengalaman masa lampau penanganan peserta
didik. Kesuksesan-kesuksesan penanganan peserta didik pada masa
lampau harus selalu diingatkan dan diulang kembali, sementara
kegagalan penanganan peserta didik pada masa lampau hendaknya
selalu diingat dan dijadikan pelajaran. Dimensi kekinian berkaitan
erat dengan faktor kondisional dan situasional peserta didik di masa
sekarang ini. Keadaan peserta didik yang senyatanya sekarang ini
haruslah diketahui dalam perencanaan peserta didik. Semua
keterangan, informasi dan data mengenai peserta didik haruslah
dikumpulkan, agar dapat ditetapkan kegiatannya, dan konsekuensi
dari kegitanan tersebut: biayanya, tenaganya, dan sarana
prasarananya. Dimensi yang akan datang berkenaan dengan
antisipasi ke depan peserta didik. Hal-hal yang diidealkan dari
peserta didik di masa depan, haruslah dapat dijangkau seberapapun
jangkauannya.
2. Perumusan Tujuan
Supaya tujuan dapat dicapai, umumnya tujuan tersebut dijabarkan
ke dalam bentuk target-target. Oleh karena itu, tujuan bersifat umum
9. Pengelolaan Peserta Didik ||8||
dan abstrak, tidak jelas kriteria ketercapaiannya; sedangkan target
dirumuskan secara jelas, dapat diukur pencapaiannya. Umumnya
perumusan target ini diawali dengan huruf awal ter. Misalnya saja,
terlaksananya, terbacanya, tertulisnya, terealisasinya, dan
sebagainya. Tujuan ini dapat dirumuskan secara berbeda-beda sesuai
dengan sudut kepentingannya. Ada rumusan tujuan jangka panjang,
kemudian dijabarkan ke dalam tujuan jangka menengah dan tujuan
jangka pendek. Ada tujuan yang digolongkan menjadi tujuan umum
dan tujuan khusus. Di antara penjabaran dan penggolongan yang
dipakai, tentu berdasarkan faktor kondisional dan situasional peserta
didik di sekolah tersebut.
3. Kebijakan
Yang dimaksud dengan kebijakan adalah mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas yang dapat dipergunakan untuk mencapai target
atau tujuan di atas. Bisa terjadi, satu tujuan membutuhkan banyak
kegiatan; sebaliknya juga, bisa jadi beberapa tujuan atau target
membutuhkan satu kegiatan. Kegiatan-kegiatan demikian harus
diidentifikasi, karena tidak ada tujuan atau target yang dapat dicapai
tanpa kegiatan. Identifikasi kegiatan perlu dilakukan secermat
mungkin agar dapat dipergunakan untuk mencapai targetnya.
4. Pemograman
Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud
memilih kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifiksi dalam langkah
kebijakan. Pemilihan demikian harus dilakukan, karena tidak semua
kegiatan yang diidentifikasi tersebut nantinya dapat dilaksanakan.
Dengan perkataan lain, penyusunan program berarti seleksi atas
kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam kebijakan.
5. Penyusunan Langkah-Langkah
Ada tiga aktivitas dalam kegiatan ini, yaitu aktivitas pembuatan
skala prioritas, aktivitas pengurutan dan aktivitas menyusun
langkah-langkah kegiatan. Faktor-faktor yang harus dijadikan
penentu dalam membuat skala prioritas ini adalah sebagai berikut :
10. Pengelolaan Peserta Didik ||9||
a) Seberapa jauh kegiatan tersebut memberikan kontribusi bagi
pencapaian targetnya?
b) Seberapa jauh kegiatan tersebut mendesak untuk dilaksanakan dilihat
dari segi kebutuhan?
c) Apakah kegiatan tersebut mengikuti periode waktu tertentu,
misalnya saja periode bulan dan tanggal?
d) Apakah dukungan tenaga, biaya, prasarana dan sarananya bagi
kegiatan tersebut cocok dengan waktunya?
6. Penjadwalan
Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan prioritasnya, urut-urutan
dan langkah-langkahnya perlu dijadwalkan agar jelas siapa
pelaksananya, dan di mana hal tersebut dilaksanakan. Dengan
adanya jadwal ini semua personalia yang bertugas dan memberikan
bantuan di bidang manajemen peserta didik akan tahu tugas dan
tanggung jawabnya, serta kapan harus melaksanakan kegiatan
tersebut.
Yang tercantum dalam jadwal adalah jenis-jenis kegiatannya
secara urut, kapan dilaksanakan, siapa yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan dan kalau perlu di mana kegiatan tersebut harus
dilaksanakan.
7. Pembiayaan
Ada dua hal yang harus dilakukan dalam pembiayaan. Pertama,
mengalokasikan biaya. Yang dimaksud dengan alokasi di sini adalah
perincian mengenai biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan
yang sudah dijadwalkan. Kedua, menentukan sumber biaya. Sumber
biaya demikian perlu disebutkan secara jelas, agar mudah
menggalinya.
2.4.2 Penerimaan Peserta Didik
1. Kebijakan penerimaan peserta didik baru, hendaknya mem-
perhatikan hal-hal sebagai berikut :
11. Pengelolaan Peserta Didik ||10||
1) Kenyataan yang ada di sekolah: daya tampung kelas baru, kriteria
mengenai peserta didik yang dapat diterima, anggaran yang
tersedia, prasarana dan sarana yang ada, tenaga kependidikan
yang tersedia, jumlah peserta didik yang tinggal di kelas
sebelumnya.
2) Sistem pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan
diberlakukan untuk peserta didik: sistem promosi dan sistem
seleksi.
2. Prosedur penerimaan peserta didik baru adalah :
1) Pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru,
2) Rapat penetapan kuota peserta didik baru,
3) Pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman,
4) Pendaftaran peserta didik baru,
5) Seleksi penerimaan peserta didik baru,
6) Penentuan peserta didik yang diterima,
7) Pengumuman peserta didik yang diterima, dan
8) Registrasi peserta didik yang diterima.
Setelah peserta didik diterima perlu pengadministrasian karena
dalam bidang pendidikan sangat diperlukan sistem pengelolaan informasi
yang tertib dan teratur, sehigga peningkatan kompetensi kepala sekolah
dan guru sangat diperlukan. Peningkatan kemampuan tersebut akan
berdampak positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan
perluasan pada kinerja di diunia pendidikan tersebut. Untuk
memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu
informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini
menyangkut dua hal pokok, yaitu kegiatan pencatatan data (recording
system) dan pelaporan (reporting system).
Untuk memperlancar dua kegiatan tersebut diperlukan faktor-
faktor penunjang antara lain :
1) Format-format yang dipergunakan
2) Petunjuk dan aturan yang berlaku
3) Keterampilan personil yang memadai
12. Pengelolaan Peserta Didik ||11||
3. Administrasi pengelolaan peserta didik di sekolah dapat dijelaskan
sebagaimana di bawah ini.
1) Awal tahun pelajaran
1. Penerimaan peserta didik baru
a) Surat Pendaftaran Peserta didik Baru
b) Daftar Calon Peserta didik Baru
c) Daftar Peserta didik Baru
2) Selama tahun pelajaran
a) Penyusunan data peserta didik
b) Buku induk peserta didik
Buku induk merupakan buku pokok, karena di dalamnya
memuat semua informasi yang dianggap lengkap mengenai
keadaan peserta didik. Informasi tersebut dapat meliputi
identitas pribadi peserta didik sampai pada informasi mengenai
nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh peserta didik selama
belajar di sekolah yang bersangkutan. Buku induk ini sangat
penting dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah karena melalui
buku induk ini akan dapat diketahui berapa jumlah peserta didik
yang terdaftar, identitas peserta didik secara lengkap.
c) Buku Klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk, memuat data
peserta didik yang penting-penting. Kegunaan utama buku
klaper adalah untuk memudahkan mencari data peserta didik,
apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah
ditemukan dalam buku klaper karena nama peserta didik disusun
menurut abjad.
1. Keadaan peserta didik awal tahun
a) Jumlah peserta didik menurut kelas, asal dan jenis kelamin
b) Jumlah peserta didik menurut kelas, jenis kelamin dan usia
2. Kehadiran peserta didik
a) Buku absensi peserta didik
b) Buku rekapitulasi absensi harian peserta didik
13. Pengelolaan Peserta Didik ||12||
c) Buku absensi bulanan
d) Buku rekapitulasi tahunan absensi peserta didik
3. Mutasi peserta didik
a) Surat permohonan pindah sekolah
b) Surat keterangan pindah sekolah
3) Akhir Tahun Pelajaran
1. Pelaksanaan Ujian akhir
a) Mendata dan melaporkan calon peserta UAS/UAN
b) Menyiapkan tanda peserta UAS/UAN
c) Mendata dan mengarsipkan tabel peserta dalam prestasi
UAS/UAN
d) Pendaftaran masuk ke jenjang yang lebih tinggi
2. Kenaikkan kelas
a) Daftar naik kelas/tidak naik kelas
b) Rekapitulasi berhasil tidaknya peserta didik
c) Raport
Dari uraian di atas terlihat bahwa betapa pentingnya pengelolaan
administrasi kepesertadidikan bagi sekolah, khususnya sekolah
dasar, menengah dan atas.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, maka
Saudara diharapkan membaca sumber belajar yang tercatum di
bawah ini.
1. Petunjuk teknis PPDB yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi/ Kabupaten/Kota.
2. Lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah
3. Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 pasal 2/ ayat 2 tentang
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten/ Kota
yang kemudian diganti dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun
2013
14. Pengelolaan Peserta Didik ||13||
2.5 Penempatan dan Pengembangan Kapasitas Peserta Didik
2.5.1 Orientasi Peserta Didik
Pada orientasi di lingkungan sekolah yang diperkenalkan adalah:
peraturan dan tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah,
perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, bengkel sekolah, kafetaria
sekolah, bimbingan dan konseling sekolah, layanan kesehatan sekolah,
layanan asrama sekolah, orientasi program studi, cara belajar yang
efektif dan efisien di sekolah dan organisasi peserta didik.
Tujuan orientasi peserta didik baru adalah sebagai berikut:
a. Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka
sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.
b. Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolahnya, baik
lingkungan fisiknya maupun lingkungan sosialnya.
c. Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi
peserta didik dalam hubungannya dengan :
1) Pemanfaatan semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat
diberikan oleh sekolah.
2) Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal
Menyiapkan peserta didik secara fisik, mental, dan emosional agar siap
menghadapi lingkungan baru sekolah
2.5.2 Penempatan Peserta Didik
Setelah melewati masa orientasi, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan oleh sekolah adalah menempatkan/mengelompokkan peserta
didik. Pengelompokan tersebut dapat didasarkan pada :
1) Fungsi Integrasi, yaitu pengelompokan peserta didik berdasarkan
umur, jenis kelamin dan sebagainya
2) Fungsi Perbedaan, yaitu pengelompokan peserta didik berdasarkan
perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik seperti bakat,
minat, kemampuan dan sebagainya.
Di samping itu, pengelompokan dapat juga didasarkan pada hasil
belajar (achievement). Biasanya peserta didik dibagi atas 3 kelompok
15. Pengelolaan Peserta Didik ||14||
1) Kelompok anak yang cepat berfikirnya
2) Kelompok anak yang sedang berfikirnya
3) Kelompok anak yang lambat berfikirnya
Sementara itu Soetopo (1982), berpendapat bahwa dasar-dasar
pengelompokan peserta didik ada 5 macam, yaitu :
1) Frienship Grouping
Pengelompokan peserta didik yang didasarkan pada kesukaan di
dalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal
ini peserta didik mempunyai kebebasan dalam memilih teman
untuk dijadikan sebagai anggota kelompoknya.
2) Achievement Grouping
Pengelompokan peserta didik yang didasarkan pada prestasi yang
dicapai oleh peserta didik. Dalam pengelompokan ini biasanya
diadakan percampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi
dengan peserta didik yang berprestasi rendah.
3) Aptitude Grouping
Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas kemampuan
dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu
sendiri.
4) Attention or Interest Grouping
Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas perhatian atau
minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri.
Pengelompokan ini didasari oleh adanya peserta didik yang
mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik
tersebut tidak senag dengan bakat yang dimilikinya.
5) Intellegence Grouping
Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas hasil tes
intelegensi yang diberikan kepada pserta didik itu sendiri.
2.5.3 Pembinaan Kegiatan Ekstrakulikuler Peserta Didik
Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiwaan pada
16. Pengelolaan Peserta Didik ||15||
Bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa tujuan pembinaan kepesertadidikan
adalah:
1) Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu
yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas,
2) Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan
ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga
terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan
tujuan pendidikan,
3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian
prestasi unggulan sesuai bakat dan minat,
4) Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang
berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia
dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).
Dalam Permendikbud Nomor 67,68,69 dan 70 Tahun 2013 tentang
Struktur Kurikulum disebutkan bahwa pramuka adalah kegiatan
ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di semua jenjang pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya mengembangkan bakat, minat,
kreativitas, dan kemampuan peserta didik, yakni potensi besar yang
harus difasilitasi dengan baik oleh sekolah. Bakat adalah potensi dasar
yang dibawa dari lahir. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Kreativitas merupakan kesanggupan untuk mencipta,
sedangkan kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu.
1) Mengembangkan Bakat, Minat, Kreativitas, dan Kemampuan
Pengembangan bakat di sekolah ditempuh dengan dua cara, yaitu
dengan kurikuler dan ekstrakurikuler. Pengembangan yang secara
kurikuler dilakukan secara konvensional dalam tatap muka di dalam
kelas. Pelajaran menyanyi, menari, musik, atau olahraga maupun
berbagai jenis keterampilan yang berperan untuk mengembangkan
potensi dasar peserta didik diberikan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran secara formal. Pengertian formal dalam hal ini adalah
terstruktur, pelaksanaannya berlangsung pada jam-jam efektif belajar.
17. Pengelolaan Peserta Didik ||16||
Sekalipun bakat para peserta didik saling berbeda, secara garis
besar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi utama, yaitu
bidang seni, bidang olah raga dan bidang keterampilan. Bidang seni
antara lain: musik, sastra, teater, dan tari beserta cabang-cabangnya.
Termasuk musik antara lain paduan suara, group band. Sastra
mencakup penyelenggaraan majalah dinding, majalah sekolah. Seni
teater meliputi baca puisi, cerpen, dan seni berpentas. Seni tari meliputi
tari klasik / modern.
2) Menyiapkan Perangkat Pemantau Bakat, Minat, Kreativitas dan
Kemampuan Peserta Didik
Untuk memantau bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan peserta
didik diperlukan beberapa perangkat. Perangkat yang paling sederhana
adalah lembar-lembar catatan. Selain catatan, bakat, minat dan
kreativitas serta kemampuan juga dapat dipantau dengan daftar isian
atau angket. Kepada peserta didik disodorkan sejumlah pernyataan agar
diselaraskan dengan keberadaan diri mereka. Perangkat lain pemantau
bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan adalah tes. Dengan menjalani
testing berbagai potensi seorang peserta didik akan terjaring. Testing
bisa berupa tulis, lisan, atau bahkan perbuatan. Seseorang dikatakan
berbakat melukis baru akan terdeteksi bila ia telah menghasilkan
sesuatu goresan yang berupa gambar atau sketsa. Seorang dikatakan
berbakat menyanyi bila suaranya terdengar merdu dan memiliki
kepekaan lebih dibandingkan orang kebanyakan yang tidak memiliki
potensi bidang ini. Demikian pun orang baru akan dikatakan kreatif bila
ekspresi jiwanya dalam bentuk karya apa saja mempunyai ciri khas,
yakni nilai orisinal dan mengandung unsur yang unik.
3) Menyelenggarakan Wahana Penuangan Kreativitas
Sekolah adalah tempat tunas-tunas muda tumbuh dan berkembang.
Baik fisik maupun mental serta berbagai potensi yang melekat dalam diri
peserta didik pada hakikatnya memerlukan bimbingan dari pihak orang-
18. Pengelolaan Peserta Didik ||17||
orang lebih dewasa. Mengingat orang tua peserta didik pada umumnya
lebih banyak memintakan bimbingan tersebut kepada pihak sekolah,
sekolah harus bersiap diri dalam menyelenggarakan wahana berbagai
penuangan bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan peserta didik.
Beberapa wahana yang bisa diselenggarakan oleh sekolah antara lain
meliputi bidang-bidang olah raga, kesenian, dan keterampilan.
4) Mewadahi atau Menyalurkan Bakat, Minat dan Kreativitas Peserta
Didik
Mewadahi/menyalurkan bakat, minat, dan kreativitas peserta didik berarti
menciptakan daya dukung agar peserta didik yang memiliki bakat, minat,
dan kreativitas pada bidang-bidang yang disebutkan tadi mendapat
saluran. Langkah-langkah yang ditempuh untuk itu :
1) Mendata bakat, minat, kreativitas anak.
2) Mengklasifikasi data sesuai bakat, minat, dan kreativitas peserta didik.
3) Menyusun program atau jadwal.
4) Mengalokasikan dana.
5) Menyediakan sarana yang dibutuhkan.
6) Merencanakan penampilan karya/berpentas.
7) Melakukan evaluasi.
5) Melaksanakan Pemantauan Kemampuan Peserta didik untuk
Menyelaraskan Diri dengan Potensi Peserta didik
Dalam melaksanakan pemantauan, hendaknya perlu diingat hal-hal
berikut:
1) Pemantauan harus kontinyu
2) Dilakukan secara objektif
3) Kriteria pemantauan harus jelas
6) Pembinaan Organisasi Peserta didik Intra Sekolah (OSIS)
Dalam berorganisasi, peserta didik dapat berlatih berorganisasi,
kepemimpinan dan menggerakkan orang lain dan juga dapat berlatih
merencanakan kegiatan, mengorganisasikan kegiatan, mengkooordinasi
19. Pengelolaan Peserta Didik ||18||
kegiatan, menggerakkan SDM dan mengendalikan kegiatan secara
bersama-sama dengan peer group-nya. Bagi sekolah sendiri, keberadaan
organisasi peserta didik ini juga sangat berguna untuk mencari bibit-bibit
unggul di bidang organisasi dan kepemimpinan, agar dapat diasah dan
disalurkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing
pesereta didik.
2.6 Peranan Guru dalam Pelayanan Peserta Didik
a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya
b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bgi peserta didik baru
tentang kelas dan tata tertib sekolah
c. Evaluasi dann pelaporan perkembangan peserta didik
d. Program bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus
e. Pengendalian disiplin peserta didik
f. Program bimbingan dan penyuluhan
g. Program kesehatan dan keamanan
h. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik
i. Pelayanan diarahkan kepada :
1) Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak;
2) Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan di
mata mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan
secara langsung melalui proses belajar mengajar.
3) Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa dirinya memiliki
potensi positif yang dapat dikembangkan.
4) Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik, dan
5) Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.
j. Pelayanan yang memperhatikan kebutuhan peserta didik
1) Penyesuaian bidang-bidang studi yang akan dipelajari;
2) Penyesuaian situasi sekolah sebagai lembaga yang membina pada
proses pendidikan.
3) Identifikasi terhadap pribadi
20. Pengelolaan Peserta Didik ||19||
4) Kesulitan dalam mencerna materi pendidikan
5) Memilih bakat, minat dan kegemaran
6) Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih
tinggi
7) Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu
8) Menentukan langkah apa yang harus ditempuh jika menemukan
kesulitan belajar
9) Kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan, dan
10) Identifikasi hambatan fisik,mental dan emosi.
21. Pengelolaan Peserta Didik ||20||
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Pelayanan pada lembaga pendidikan yang menjadi fokus utama tentunya
adalah peserta didik, yang mana kesuksesan lembaga akan terukur dari
perkembangan anak yang optimal dari setiap aspek perkembangannya. Oleh
karena itu manajemen pengelolaan peserta didik menjadi hal yang sangat
penting untuk dikuasai oleh setiap pengelola lembaga.
Pengelolaan peserta didik dalam lembaga meliputi, rekrutmen peserta,
pembinaan peserta dan banyak hal yang terkait dengan kebutuhan peserta
didik yang harus disediakan oleh pengelola lembaga pendidikan.
Saat ini banyak fenomena tenaga pendidik atau tenaga kependidikan
yang tidak begitu memahami kebutuhan peserta didik, sehingga terjadi
banyak kasus yang membuat aspek perkembangan peserta didik terhambat
bahkan cenderung merusak. Ini dikarena pengelolaan peserta didik yang tidak
mempunyai perencanaan mau keahlian yang memadai.
Diharapkan dengan banyaknya pengalaman para ahli dalam mengatasi
berbagai permasalahan dalam menangani peserta didik, dapat dijadikan bekal
oleh setiap pengelola lembaga pendidikan agar dapat mengembangkan
seluruh potensi peserta didik yang belajar di tempatnya.
3.2 SARAN
Saran dari pembuatan makalah ini yaitu agar tenaga kependidikan disuatu
lembaga dapat mengelola peserta didik, selain itu agar dapat mengembangkan
seluruh potensi peserta didik yang belajar di suatu lembaga sesuai dengan
prosedur, serta pengelolaan peserta didik dapat terlaksana secara optimal.
22. Pengelolaan Peserta Didik ||21||
DAFTAR PUSTAKA
DIREKTORAT UPI. Pengelolaan Peserta Didik.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19560722198
5031-SUNARYO/Makalah_Inklusi.pdf, diakses pada tanggal 8 Februari
2016.
Kemendiknas. 2007. Lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah.
Nurdin, Diding dan Sibaweh, Imam.2015.Pengelolaan Pendidikan dari Teori
Menuju Implementasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kepeserta didikan.
Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta
Didik.
Siti Aminarti.2011. Manajemen Sekolah Pengelola Pendidikan Secara Mandiri.
Jogjakarta: AR-MZ Media
Suharsimi Arikunto.1993.Organisasi dan Administrasi Pendidikan.Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Sutopo, Hidayat.1982. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan.Malang:
Departemen Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang.