SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ”
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh:
Kartika Tri Handayani
Nimko : (2015470546)
PAI – SMT 4
KAMPUS UNIT CAMPURDARAT
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM)
TULUNGAGUNG
MARET 2017
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala
hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIM) Tulungagung Bapak
Nurul Amin M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini Bapak Dr.Afiful Ikhwan M.Pd.I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh
pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
(PENYUSUN)
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................... I
Kata Pengantar ................................................................................... II
Daftar Isi .................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
A. Pengertian Manajemen madrasah …………................. 3
B. Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis
Sekolah/Madrasah ............……………...…........... 9
C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis
Sekolah/Madrasah …………………………............... 11
D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah......... 12
BAB IIII PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembicaraan tentang manajemen akhir-akhir ini hangat
dibincangkan. Hal tersebut bukan saja merupakan hal baru bagi dunia
pendidikan. Sumber daya manusia merupakan unsure aktif dalam
penyelenggaraan organisasi. Sedangkan unsure-unsur yang lainnya
merupakan unsure pasif yang bisa diubah oleh kreativitas manusia.
Dengan pengelolaan (nanajemen) yang berkualitas, diharapkan akan dapat
mengkondisikan unsure-unsur yang lain agar bisa mencapai tingkat
produktifitas suatu organisasi.
Memperbincangkan mengenai lembaga pendidikan yang bernama
madrasah, agaknya akan selalu menarik dan tidak ada habis-habisnya.
Terlebih yang dibicarakan adalah dari aspek manajemennya. Karena
manajemen dalam suatu lembaga apa pun akan sangat diperlukan, bahkan
– disadari atau tidak – sebagai prasyarat mutlak untuk tercapainya tujuan
yang ditetapkan dalam lembaga tersebut. Semakin baik manajemen yang
diterapkan, semakin besar pula kemungkinan berhasilnya lembaga tersebut
dalam mencapai tujuannya. Demikian pula sebaliknya.
Realitas di lapangan lembaga-lembaga pendidikan Islam
khususnya madrasah tingkat produktifitas masih jauh dari yang
diharapkan. Dalam makalah ini akan dibahas sekilas mengenai manajemen
madrasah terkait dengan problematika yang ada di dalamnya beserta dan
pemecahannya beserta dengan formulasi dalam pengembangan madrasah.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian manajemen berbasis sekolah ?
2. Bagaimanakah sejarah munculnya manajemen berbasis sekolah ?
3. Apakah yang menjadi alasan penerapan manajemen berbasis sekolah?
4. Apakah tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen berbasis sekolah.
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya manajemen berbasis sekolah.
3. Untuk mengetahui alasan diterapkannya manajemen berbasis sekolah.
4. Untuk mengetahui tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para
ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi
tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam
memahami manajemen tersebut, yaitu: manajemen adalah suatu proses
yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakandan pengendalian/pengawasan, yang
dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi.
Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick kerena menajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaiman orang bekerja sama. Dikatakan
sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara
dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai
profesi kerena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai
suatu prestasi manajer, dan para profesional itu dituntut kode etik
tertentu.1
Menurut The Liang Gie manajemen adalah segenap proses
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan tertentu.2
1
Sunhaji, Manajemen Madrasah, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2006),
hal. 8.
2
Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta:
Aditya Media Yogyakarta, 2008), hal. 3.
4
Manajemen mencakup kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan,
dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang
terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal
tersebut meliputi pengetahuan apa yang harus mereka lakukan,
menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaiman mereka
harus melakukannya dan mengukur efektifitas dari usaha-usaha mereka.
Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatu kondisi
lingkungan yang memberikan respon ekonomis, psikologis, social, politis
dan sumbangan-sumbangan teknis serta pengendaliaannya.
Manajemen merupakan sebuah kegiatan, pelaksanaannya disebut
managing dan orang yang melakukannya disebut manajer.
Dalam proses manajemen terdapat fungsi-fungsi pokok yang
ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu : perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan
pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai
proses merencanakan, mengorganisai, memimpin dan mengendalikan
upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien.
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini dilakukan
dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisai, menentukan
kesemopatan dan ancamanya, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan
program, semua itu dilakukan berdasarkan pengambilan keputusan secra
ilmiah.
Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan
dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi kedalam fungsi garis,
staf dan fungsional. Hubungan terdiri dari tanggung jawab dan wewenag.
Sedangkan strukturnya dapat horizontal dan fertikal. Semuanya itu
memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk
mengkomplimentasikan rencana.
Fungsi pemimpin mengambarkan bagaimana seorang
manajer/pemimpi mengarahkan dan mempengaruhi bawahanya,
5
bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan
menciptakan suasana yang menyenagkan untuk bekerja sama.
Fungsi pengawasan meli[puti penentuan standar, supervise, dan
mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan
keyakinan bahwa tujuan organisai tercapai. Pengawasan sangat erat
kaitanya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas
manajemen dapat diukur.3
2. Pengertian Madrasah
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata
"keterangan tempat" (zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara
harfiah "madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar", atau
"tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata "darasa" juga bisa
diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti "buku yang dipelajari"
atau "tempat belajar"; kata "al-midras" juga diartikan sebagai "rumah
untuk mempelajari kitab Taurat’.
Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau
Aramy, dari akar kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca
dan belajar" atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa
tersebut, kata "madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat belajar".
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah" memiliki
arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan
berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school
atau scola.
Secara teknis, dalam proses belajar-mengajarnya secara formal,
madrasah tidak berbeda dengan sekolah, namun di Indonesia madrasah
tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang
lebih spesifik lagi, yakni "sekolah agama", tempat di mana anak-anak
didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal atau seluk-beluk agama dan
keagamaan (dalam hal ini agama Islam).
3 Ibid.,hal. 5.
6
Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan
ilmu-ilmu keagamaan (al-'ulum al-diniyyah), juga mengajarkan ilmu-ilmu
yang diajarkan di sekolah-sekolah umum. Selain itu ada madrasah yang
hanya mengkhususkan diri pada pelajaran ilmu-ilmu agama, yang biasa
disebut madrasah diniyyah. Kenyataan bahwa kata "madrasah" berasal
dari bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
menyebabkan masyarakat lebih memahami "madrasah" sebagai lembaga
pendidikan Islam, yakni "tempat untuk belajar agama" atau "tempat untuk
memberikan pelajaran agama dan keagamaan".
Istilah madrasah sebagai pendidikan Islam muncul dari penduduk
Nisapur, tetapi tersiarnya melalui menteri Saljuqi yang bernama Nizam
al-Mulk, yang mendirikan madrasah Nizammiyah. Selanjutnya Gibb dan
Kremers menuturkan bahwa pendiri madrasah terbesar setelah Nizam al-
Mulk adalah Salahuddin al-Ayyfihi.
3. Sejarah Madrasah
Kelahiran madrasah ini tidak terlepas dari ketidakpuasan terhadap
system pesantern yang semata-mata menitikberatkan agama, di lain pihak
system pendidikan umum justru ketika itu tidak menghiraukan agama.
Dengan demikian kehadiran madrasah dilatarbelakangi olehkeinginan
untuk memberlakukan secara berimbang antara ilmu agama dengan ilmu
pengetahuan umum dalam pendidikan dikalangan umat Islam. Atau
dengan kata lain madrasah merupakan perpaduan system pendidikan
pesantreandengan pendidikan colonial.4
Sebagai lembaga pendidikan Islam setidak-tidaknya munculnya madrasah
mempunyai empat latar belakang, yaitu:
1) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaruan system pendidikan
Islam
2) Upaya penyempurnaan terhadap system pesantren ke arah suatu
system pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya untuk
4
Sunhaji, Manajemen Madrasah, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2006),
hal. 74.
7
memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum. Misalnya,
masalah kesamaan kesempatan kerja dan memperoleh ijazah.
3) Adanya sikap mentalpada sementara golongan umat Islam,
khususnya santri yang terpaku pada Barat sebagai system pendidikan
mereka.
4) Sebagai upaya menjembatani antara system pendidikan tradisional
yang dilakukan oleh pesantren dan system pendidikan modern dari
hasil akulturasi.
4. Manajemen Madrasah
Dengan adanya pengertian manajemen dan madrasah seperti diatas,
maka Dapat di Simpulkan bahwa manajemen madrasah adalah segenap
proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok
manusia melalui pemanfaatan sumber daya manusia ataupun non manusia
untuk mencapai tujuan madrasah agar efektif dan efisien.
Selama ini madrasah danggap sebagai lembaga pendidikan islam
yang mutunya lebih rendah dari pada mutu lembaga pendidikan lainnya,
terutama sekolah umum, walaupaun beberapa madrasah justru lebih maju
dari pada sekolah umum. Namun keberhasilan beberapa madrasah dalam
jumlah yang terbatas itu belum mampu menghapus kesan negative yang
sudah terlanjur melekat.5
Ditinjau dari segi penguasaan agama, mutu siswa madrasah lebih
rendah, daripada mutu santri pesantren. Sementara itu, ditinjau dari hal
penguasaan materi umum, mutu siswa madrasah lebih rendah dari pada
sekolah umum. Jadi, penguasaan baik pelajaran agama maupun materi
umum serba mentah (tidak matang). Itulah yang menyebabkan Mastuhu
menilai, “madrasah menjadi semacam sekolah kepalang tanggung”.
Dari segi manajemen, madrasah lebih teratur dari pada pesantren
tradisional (salafiyah), tetapi dari segi penguasaan pengetahuan agama,
santri lebih mumpuni. Keadaan ini wajar terjadi karena santri tersebut
hanya mempelajari pengetahuan agama, sementara beban siswa madrasah
5
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hal.80.
8
berganda. Demikian juga, menjadi wajar ketika dalam penguasaan
pengetahuan umum, siswa sekolah umum lebih menguasai daripada siswa
madrasah karena beban siswa sekolah umum tidak sebanyak siswa
madrasah.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas madrasah terus
digulirkan, begitu juga usaha menuju ke kesatuan sistem pendidikan
nasional dalam rangka pembinaan semakin ditingkatkan. Usaha tersebut
bukan hanya merupakan tugas dan wewenang Departemen Agama, tetapi
merupakan tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah. Usaha
tersebut mulai terrealisasi terutama dengan dikeluarkannya surat
keputusan bersama (SKB) 3 mentri, antara Mentri Dalam Negeri, Mentri
Agama, dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975,
tentang peningkatan mutu pendidikan pada madrasah. Adapun point-point
SKB 3 mentri tersebut adalah:
1. Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan nilai
ijazah sekolah umum yang setingkat.
2. Lulusan madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat
lebih tinggi.
3. Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat.
Dengan adanya SKB 3 Mentri tersebut bukan berarti beban yang
dipikul madrasah tambah ringan, tetapi justru sebaliknya, akan semakin
berat. Hal ini dikarenakan di satu pihak ia dituntut untuk memperbaiki
kualitas pendidikan umumnya sehingga setaraf dengan standar yang
berlaku di sekolah umum. Di lain pihak ia harus menjaga agar mutu
pendidikan agama tetap baik sebagai ciri khasnya. Dengan adanya SKB 3
Mentri tersebut pendidikan agama pada madrasah menjadi berkurang,
karena madrasah-madrasah berlomba untuk menambah materi pendidikan
umum untuk mensejajarkan dengan sekolah umum.
Pada dasarnya, secara organisasional, madrasah merupakan
organisasi yang mengelola diri (self-organized) untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan karakteristiknya. Dan pengelolaan diri ini
9
dijalankan oleh para pemimpin madrasah melalui sebuah mekanisme
manajemen operatif. Namun, karena madrasah di Indonesia merupakan
sub sistem dalam makro sistem pendidikan nasional dan tanggung jawab
pengelolaannya dibebankan pada Departemen Agama, maka pengelolaan
diri madrasah secara individu tidak cukup memberikan dampak
perubahan yang signifikan dan luas bagi peningkatan kualitas hidup
masyarakat muslim Indonesia saat ini. Hal tersebut karena kondisi
madrasah yang yang tergolong miskin dalam berbagai sumber, termasuk
sumber daya manusianya dan inilah salah satu poblem yang menyelimuti
kehidupan madrasah.
B. Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Secara factual, telah banyak usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun
hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar factor-faktor
penyebabnya adalah :
1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi pada
output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses
pendidikan kurang diperhatikan.
2. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini
menyebabkan tingginya ketergantungan kepada putusan birokrasi. Oleh
sebab itu sekolah menjadi tidak mandiri, kurang inisiatif dan miskin
kreatifitas, sehingga usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan
mutu layanan pendidikan menjadi kurang termotifasi.
3. Peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan
dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan
seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi akuntabilitas. Oleh
sebab itu perlu di sentralisasi pendidikan sebagai factor pendorong MBS
ini.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat,
konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk
meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan
10
dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan
evaluasi pendidikan (penilaian). Demikian juga studi yang dilakukan di
El Salvador, Nepal dan Pakistan. Rata-rata informasi menunjukkan
pemberian otonomi pada sekolah telah meningkatkan motivasi dan
kehadiran guru.
Sementara di Australia, School Based Management merupakan
refleksi pengelolaan desentralisasi pendidikan yang menempatkan
sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan
kebijakan yang menyangkut visi, misi, dan tujuan atau sasaran sekolah
yang membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum sekolah dan
program-program operatif sekolah yang lain. MBS di Australia dibangun
dengan memperhatikan kebijakan dan panduan dari pemerintah negara
bagian di satu pihak, dan di pihak lain dari partisipasi masyarakat melalui
school council dan parent and community association. Perpaduan
keduanya melahirkan dokumen penting penyelenggaraan MBS yaity
school policy yang memuat visi, misi, sasaran, pengembangan kurikulum,
dan prioritas program, school planning review serta school annual
planning quality assurance. Akuntabilitas dilakukan melalui external and
internal monitoring.6
Dengan belajar keberhasilan di negara lain seiring dengan
diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka semakin membuka
peluang kebijakan pendidikan di Indonesia mengalami desentralisasi pula
yang salah satu bentuknya berupa Manajemen Berbasis Sekolah. Sejarah
baru pengelolaan pendidikan di Indonesia melalui MBS menjadikan
pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi,
6
Bedjo Sujanto, Manajemen Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di Era
Otonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007, hal. 17.
11
pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak
ada lagi, yang ada adalah pendekatan profesional.7
Dalam Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah
kabupaten dan kota, mencakup semua bidang pemerintahan termasuk di
dalamnya pendidikan dan kebudayaan, maka terdapat otonomi dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan
pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan yang mengarah kepada
pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan pelayanan pendidikan
yang berkeadilan.
C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Ada beberapa alasan yang yang mendasari penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah yaitu :
1. Dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka
sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah.
2. Dengan pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk
mengelola sumber dayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah
dalam mengadakan dan memanfaatkan sumber daya sekolah secara
optimal untuk meningkatkan mutu sekolah.
3. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya.
4. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta
didik.
5. Pengembangan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok
untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang paling
tahu apa yang paling terbaik bagi sekolahnya
7
Citra Edukasi, Implementasi tqm di Madrasah …,
dalamhttp://citraedukasi.blogspot.com/2007/12/implementasi-tqm-di-madrasah.html, di unggah
pada 12 Desember 2007 pukul 09.15
12
6. Penggunaan sumber daya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana
dikontrol oleh masyarakat setempat.
7. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan
keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
8. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-
masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada
umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk
melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah
direncanakan.
9. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-
sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya
inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan
pemerintah daerah setempat.
10. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan
lingkungan yang berubah dengan cepat.
D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah secara umum
adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui
pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian
fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola
sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan
masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.8
Secara terperinci MBS bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian,
fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas,
sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
8
H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa
Depan, cet. vii, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hal. 32.
13
3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat,
dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1) Pengertian Manajemen madrasah
Manajemen Madrasah adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerjasama sekelompok manusia melalui pemanfaatan
sumber daya manusia ataupun non manusia untuk mencapai tujuan
madrasah agar efektif dan efisien.
Atau dapat diartikan bahwa MBM adalah model manajemen yang
memberikan otonomi (kewenangan) yang lebih besar kepada sekolah
dan mendorong pengambilan keputusan yang partisipatif yaitu
melibatkan semua warga madrasah berdasarkan kesepakatan bersama.
Dengan adanya otonomi (kewenangan) yang lebih besar diharapkan
madrasah dapat menggunakan dan mengembangkan kewenangan secara
mandiri dalam mengelola madrasah dan memilih strategi dalam
meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilih pengembangan
program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah.
2) Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Secara factual, telah banyak usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun
hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar factor-faktor
penyebabnya adalah :
1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi
pada output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses
pendidikan kurang diperhatikan.
2. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini
menyebabkan tingginya ketergantungan kepada putusan birokrasi.
3. Peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan
dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan
seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi akuntabilitas.
15
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat,
konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk
meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan
dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan
evaluasi pendidikan (penilaian).
3) Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
 Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam
proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik.
 Pengembangan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok
untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang
paling tahu apa yang paling terbaik bagi sekolahnya
 Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam
pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan
demokrasi yang sehat.
 Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan
masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan
masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran
mutu pendidikan yang telah direncanakan.
 Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan
lingkungan yang berubah dengan cepat. Dll
4) Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Secara terperinci MBS bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan
kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama,
akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola,
memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan
bersama.
16
3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua,
masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.
17
DAFTAR PUSTAKA
Citra Edukasi, Implementasi tqm di Madrasah …,
dalamhttp://citraedukasi.blogspot.com/2007/12/implementasi-tqm-di
madrasah.html, di unggah pada 12 Desember 2007 pukul 09.15
Lia Yuliana. Suharsimi Arikunto. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Aditya Media Yogyakarta
Mujamil Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga
Sujanto, Bedjo, Manajemen Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di Era
Otonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007
Sunhaji. 2006. Manajemen Madrasah. Yogyakarta: Grafindo Litera Media
Tilaar, H.A.R., Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa
Depan, cet. vii, Bandung: Rosdakarya, 2004.

More Related Content

What's hot

Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1
Chaerul Uman
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
Diyach Ashfye
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
SukrinTaib
 
Manajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam pptManajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam ppt
Ukhty Nicken
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
atjehh
 
MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...
MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...
MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...
AnisMarsella21
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Riezal Bintan
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
juniska efendi
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
PPT Jenazah
PPT Jenazah PPT Jenazah
PPT Jenazah
elifitriani
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
Materi 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi DakwahMateri 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi DakwahMarlin Dwinastiti
 
Entrepreneurship pendidikan islam
Entrepreneurship pendidikan islamEntrepreneurship pendidikan islam
Entrepreneurship pendidikan islam
UIN STS Jambi
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
green_sarijo
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesiaMarhamah Saleh
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
Amalia Damayanti
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sholiha Nurwulan
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
Abdulr0hman
 

What's hot (20)

Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
 
Manajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam pptManajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam ppt
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...
MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...
MAKALAH PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, SUMBER BELAJAR, ALAT PERAGA. SERTA TUJ...
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
PPT Jenazah
PPT Jenazah PPT Jenazah
PPT Jenazah
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Makalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolahMakalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolah
 
Materi 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi DakwahMateri 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi Dakwah
 
Entrepreneurship pendidikan islam
Entrepreneurship pendidikan islamEntrepreneurship pendidikan islam
Entrepreneurship pendidikan islam
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
 

Similar to Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah

Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelasPengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Fuad Al-Fajri
 
Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.
Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.
Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.
Syarifatul Marwiyah
 
Administrasi pendidikan islam alma
Administrasi pendidikan islam almaAdministrasi pendidikan islam alma
Administrasi pendidikan islam alma
alma19051998
 
makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL
makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL
makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL
GINA AMRIL
 
Analisa model kepemimpinan
Analisa model kepemimpinan Analisa model kepemimpinan
Analisa model kepemimpinan
jeni oktavia
 
JAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdf
JAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdfJAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdf
JAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdf
119LennyOctaviany
 
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdf
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdfAyat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdf
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdf
Zukét Printing
 
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docx
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docxAyat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docx
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docx
Zukét Printing
 
manajemen peserta didik
manajemen peserta didikmanajemen peserta didik
manajemen peserta didik
Zoerigh Linglung
 
2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf
masrisyukur
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
heldaviniasari23
 
Ppt uas admin maya
Ppt uas admin mayaPpt uas admin maya
Ppt uas admin maya
240108
 
Ppt uas admin maya
Ppt uas admin mayaPpt uas admin maya
Ppt uas admin maya
240108
 
Ppt uas admin maya
Ppt uas admin mayaPpt uas admin maya
Ppt uas admin mayamaya38
 
Adm pend kel1
Adm pend kel1Adm pend kel1
Adm pend kel1
AzizahWildiyaSari
 
kepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikankepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikan
Hafidzotul Millah
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
suryo1
 
Ppt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septyPpt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septysukma1729
 
Ppt adpen septy
Ppt adpen septyPpt adpen septy
Ppt adpen septy240108
 

Similar to Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (20)

Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelasPengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
 
Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.
Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.
Manajemen Pesantren- book chapter- 2023.
 
Administrasi pendidikan islam alma
Administrasi pendidikan islam almaAdministrasi pendidikan islam alma
Administrasi pendidikan islam alma
 
makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL
makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL
makalah manajemen sekolah-GINA AMRIL
 
Analisa model kepemimpinan
Analisa model kepemimpinan Analisa model kepemimpinan
Analisa model kepemimpinan
 
JAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdf
JAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdfJAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdf
JAWABAN_UTS_MPI_I_SEMESTER_1_HASAN_BASRI_(1).pdf
 
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdf
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdfAyat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdf
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdf
 
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docx
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docxAyat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docx
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.docx
 
manajemen peserta didik
manajemen peserta didikmanajemen peserta didik
manajemen peserta didik
 
pengelolaan pendidikan
pengelolaan pendidikanpengelolaan pendidikan
pengelolaan pendidikan
 
2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
 
Ppt uas admin maya
Ppt uas admin mayaPpt uas admin maya
Ppt uas admin maya
 
Ppt uas admin maya
Ppt uas admin mayaPpt uas admin maya
Ppt uas admin maya
 
Ppt uas admin maya
Ppt uas admin mayaPpt uas admin maya
Ppt uas admin maya
 
Adm pend kel1
Adm pend kel1Adm pend kel1
Adm pend kel1
 
kepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikankepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Ppt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septyPpt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septy
 
Ppt adpen septy
Ppt adpen septyPpt adpen septy
Ppt adpen septy
 

Recently uploaded

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 

Recently uploaded (20)

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 

Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah

  • 1. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ” Dosen Pengampu: Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I Oleh: Kartika Tri Handayani Nimko : (2015470546) PAI – SMT 4 KAMPUS UNIT CAMPURDARAT SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM) TULUNGAGUNG MARET 2017
  • 2. ii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam. Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIM) Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag 2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak Dr.Afiful Ikhwan M.Pd.I 3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah. Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin. Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya. Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin. (PENYUSUN)
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................... I Kata Pengantar ................................................................................... II Daftar Isi .................................................................................... III BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................... 2 C. Tujuan Masalah ........................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah A. Pengertian Manajemen madrasah …………................. 3 B. Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah ............……………...…........... 9 C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah …………………………............... 11 D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah......... 12 BAB IIII PENUTUP Kesimpulan ..................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 16
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembicaraan tentang manajemen akhir-akhir ini hangat dibincangkan. Hal tersebut bukan saja merupakan hal baru bagi dunia pendidikan. Sumber daya manusia merupakan unsure aktif dalam penyelenggaraan organisasi. Sedangkan unsure-unsur yang lainnya merupakan unsure pasif yang bisa diubah oleh kreativitas manusia. Dengan pengelolaan (nanajemen) yang berkualitas, diharapkan akan dapat mengkondisikan unsure-unsur yang lain agar bisa mencapai tingkat produktifitas suatu organisasi. Memperbincangkan mengenai lembaga pendidikan yang bernama madrasah, agaknya akan selalu menarik dan tidak ada habis-habisnya. Terlebih yang dibicarakan adalah dari aspek manajemennya. Karena manajemen dalam suatu lembaga apa pun akan sangat diperlukan, bahkan – disadari atau tidak – sebagai prasyarat mutlak untuk tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam lembaga tersebut. Semakin baik manajemen yang diterapkan, semakin besar pula kemungkinan berhasilnya lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Demikian pula sebaliknya. Realitas di lapangan lembaga-lembaga pendidikan Islam khususnya madrasah tingkat produktifitas masih jauh dari yang diharapkan. Dalam makalah ini akan dibahas sekilas mengenai manajemen madrasah terkait dengan problematika yang ada di dalamnya beserta dan pemecahannya beserta dengan formulasi dalam pengembangan madrasah.
  • 5. 2 B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian manajemen berbasis sekolah ? 2. Bagaimanakah sejarah munculnya manajemen berbasis sekolah ? 3. Apakah yang menjadi alasan penerapan manajemen berbasis sekolah? 4. Apakah tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian manajemen berbasis sekolah. 2. Untuk mengetahui sejarah munculnya manajemen berbasis sekolah. 3. Untuk mengetahui alasan diterapkannya manajemen berbasis sekolah. 4. Untuk mengetahui tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah 1. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami manajemen tersebut, yaitu: manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakandan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick kerena menajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaiman orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi kerena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional itu dituntut kode etik tertentu.1 Menurut The Liang Gie manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.2 1 Sunhaji, Manajemen Madrasah, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2006), hal. 8. 2 Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media Yogyakarta, 2008), hal. 3.
  • 7. 4 Manajemen mencakup kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan apa yang harus mereka lakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaiman mereka harus melakukannya dan mengukur efektifitas dari usaha-usaha mereka. Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatu kondisi lingkungan yang memberikan respon ekonomis, psikologis, social, politis dan sumbangan-sumbangan teknis serta pengendaliaannya. Manajemen merupakan sebuah kegiatan, pelaksanaannya disebut managing dan orang yang melakukannya disebut manajer. Dalam proses manajemen terdapat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisai, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisai, menentukan kesemopatan dan ancamanya, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan program, semua itu dilakukan berdasarkan pengambilan keputusan secra ilmiah. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi kedalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan terdiri dari tanggung jawab dan wewenag. Sedangkan strukturnya dapat horizontal dan fertikal. Semuanya itu memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengkomplimentasikan rencana. Fungsi pemimpin mengambarkan bagaimana seorang manajer/pemimpi mengarahkan dan mempengaruhi bawahanya,
  • 8. 5 bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenagkan untuk bekerja sama. Fungsi pengawasan meli[puti penentuan standar, supervise, dan mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan keyakinan bahwa tujuan organisai tercapai. Pengawasan sangat erat kaitanya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas manajemen dapat diukur.3 2. Pengertian Madrasah Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan tempat" (zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara harfiah "madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar", atau "tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata "darasa" juga bisa diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti "buku yang dipelajari" atau "tempat belajar"; kata "al-midras" juga diartikan sebagai "rumah untuk mempelajari kitab Taurat’. Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca dan belajar" atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa tersebut, kata "madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat belajar". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah" memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola. Secara teknis, dalam proses belajar-mengajarnya secara formal, madrasah tidak berbeda dengan sekolah, namun di Indonesia madrasah tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik lagi, yakni "sekolah agama", tempat di mana anak-anak didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal atau seluk-beluk agama dan keagamaan (dalam hal ini agama Islam). 3 Ibid.,hal. 5.
  • 9. 6 Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan (al-'ulum al-diniyyah), juga mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah-sekolah umum. Selain itu ada madrasah yang hanya mengkhususkan diri pada pelajaran ilmu-ilmu agama, yang biasa disebut madrasah diniyyah. Kenyataan bahwa kata "madrasah" berasal dari bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menyebabkan masyarakat lebih memahami "madrasah" sebagai lembaga pendidikan Islam, yakni "tempat untuk belajar agama" atau "tempat untuk memberikan pelajaran agama dan keagamaan". Istilah madrasah sebagai pendidikan Islam muncul dari penduduk Nisapur, tetapi tersiarnya melalui menteri Saljuqi yang bernama Nizam al-Mulk, yang mendirikan madrasah Nizammiyah. Selanjutnya Gibb dan Kremers menuturkan bahwa pendiri madrasah terbesar setelah Nizam al- Mulk adalah Salahuddin al-Ayyfihi. 3. Sejarah Madrasah Kelahiran madrasah ini tidak terlepas dari ketidakpuasan terhadap system pesantern yang semata-mata menitikberatkan agama, di lain pihak system pendidikan umum justru ketika itu tidak menghiraukan agama. Dengan demikian kehadiran madrasah dilatarbelakangi olehkeinginan untuk memberlakukan secara berimbang antara ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum dalam pendidikan dikalangan umat Islam. Atau dengan kata lain madrasah merupakan perpaduan system pendidikan pesantreandengan pendidikan colonial.4 Sebagai lembaga pendidikan Islam setidak-tidaknya munculnya madrasah mempunyai empat latar belakang, yaitu: 1) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaruan system pendidikan Islam 2) Upaya penyempurnaan terhadap system pesantren ke arah suatu system pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya untuk 4 Sunhaji, Manajemen Madrasah, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2006), hal. 74.
  • 10. 7 memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum. Misalnya, masalah kesamaan kesempatan kerja dan memperoleh ijazah. 3) Adanya sikap mentalpada sementara golongan umat Islam, khususnya santri yang terpaku pada Barat sebagai system pendidikan mereka. 4) Sebagai upaya menjembatani antara system pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren dan system pendidikan modern dari hasil akulturasi. 4. Manajemen Madrasah Dengan adanya pengertian manajemen dan madrasah seperti diatas, maka Dapat di Simpulkan bahwa manajemen madrasah adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia melalui pemanfaatan sumber daya manusia ataupun non manusia untuk mencapai tujuan madrasah agar efektif dan efisien. Selama ini madrasah danggap sebagai lembaga pendidikan islam yang mutunya lebih rendah dari pada mutu lembaga pendidikan lainnya, terutama sekolah umum, walaupaun beberapa madrasah justru lebih maju dari pada sekolah umum. Namun keberhasilan beberapa madrasah dalam jumlah yang terbatas itu belum mampu menghapus kesan negative yang sudah terlanjur melekat.5 Ditinjau dari segi penguasaan agama, mutu siswa madrasah lebih rendah, daripada mutu santri pesantren. Sementara itu, ditinjau dari hal penguasaan materi umum, mutu siswa madrasah lebih rendah dari pada sekolah umum. Jadi, penguasaan baik pelajaran agama maupun materi umum serba mentah (tidak matang). Itulah yang menyebabkan Mastuhu menilai, “madrasah menjadi semacam sekolah kepalang tanggung”. Dari segi manajemen, madrasah lebih teratur dari pada pesantren tradisional (salafiyah), tetapi dari segi penguasaan pengetahuan agama, santri lebih mumpuni. Keadaan ini wajar terjadi karena santri tersebut hanya mempelajari pengetahuan agama, sementara beban siswa madrasah 5 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal.80.
  • 11. 8 berganda. Demikian juga, menjadi wajar ketika dalam penguasaan pengetahuan umum, siswa sekolah umum lebih menguasai daripada siswa madrasah karena beban siswa sekolah umum tidak sebanyak siswa madrasah. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas madrasah terus digulirkan, begitu juga usaha menuju ke kesatuan sistem pendidikan nasional dalam rangka pembinaan semakin ditingkatkan. Usaha tersebut bukan hanya merupakan tugas dan wewenang Departemen Agama, tetapi merupakan tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah. Usaha tersebut mulai terrealisasi terutama dengan dikeluarkannya surat keputusan bersama (SKB) 3 mentri, antara Mentri Dalam Negeri, Mentri Agama, dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975, tentang peningkatan mutu pendidikan pada madrasah. Adapun point-point SKB 3 mentri tersebut adalah: 1. Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan nilai ijazah sekolah umum yang setingkat. 2. Lulusan madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat lebih tinggi. 3. Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat. Dengan adanya SKB 3 Mentri tersebut bukan berarti beban yang dipikul madrasah tambah ringan, tetapi justru sebaliknya, akan semakin berat. Hal ini dikarenakan di satu pihak ia dituntut untuk memperbaiki kualitas pendidikan umumnya sehingga setaraf dengan standar yang berlaku di sekolah umum. Di lain pihak ia harus menjaga agar mutu pendidikan agama tetap baik sebagai ciri khasnya. Dengan adanya SKB 3 Mentri tersebut pendidikan agama pada madrasah menjadi berkurang, karena madrasah-madrasah berlomba untuk menambah materi pendidikan umum untuk mensejajarkan dengan sekolah umum. Pada dasarnya, secara organisasional, madrasah merupakan organisasi yang mengelola diri (self-organized) untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakteristiknya. Dan pengelolaan diri ini
  • 12. 9 dijalankan oleh para pemimpin madrasah melalui sebuah mekanisme manajemen operatif. Namun, karena madrasah di Indonesia merupakan sub sistem dalam makro sistem pendidikan nasional dan tanggung jawab pengelolaannya dibebankan pada Departemen Agama, maka pengelolaan diri madrasah secara individu tidak cukup memberikan dampak perubahan yang signifikan dan luas bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat muslim Indonesia saat ini. Hal tersebut karena kondisi madrasah yang yang tergolong miskin dalam berbagai sumber, termasuk sumber daya manusianya dan inilah salah satu poblem yang menyelimuti kehidupan madrasah. B. Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Secara factual, telah banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar factor-faktor penyebabnya adalah : 1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi pada output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses pendidikan kurang diperhatikan. 2. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan kepada putusan birokrasi. Oleh sebab itu sekolah menjadi tidak mandiri, kurang inisiatif dan miskin kreatifitas, sehingga usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu layanan pendidikan menjadi kurang termotifasi. 3. Peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi akuntabilitas. Oleh sebab itu perlu di sentralisasi pendidikan sebagai factor pendorong MBS ini. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat, konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan
  • 13. 10 dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan evaluasi pendidikan (penilaian). Demikian juga studi yang dilakukan di El Salvador, Nepal dan Pakistan. Rata-rata informasi menunjukkan pemberian otonomi pada sekolah telah meningkatkan motivasi dan kehadiran guru. Sementara di Australia, School Based Management merupakan refleksi pengelolaan desentralisasi pendidikan yang menempatkan sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan yang menyangkut visi, misi, dan tujuan atau sasaran sekolah yang membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum sekolah dan program-program operatif sekolah yang lain. MBS di Australia dibangun dengan memperhatikan kebijakan dan panduan dari pemerintah negara bagian di satu pihak, dan di pihak lain dari partisipasi masyarakat melalui school council dan parent and community association. Perpaduan keduanya melahirkan dokumen penting penyelenggaraan MBS yaity school policy yang memuat visi, misi, sasaran, pengembangan kurikulum, dan prioritas program, school planning review serta school annual planning quality assurance. Akuntabilitas dilakukan melalui external and internal monitoring.6 Dengan belajar keberhasilan di negara lain seiring dengan diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka semakin membuka peluang kebijakan pendidikan di Indonesia mengalami desentralisasi pula yang salah satu bentuknya berupa Manajemen Berbasis Sekolah. Sejarah baru pengelolaan pendidikan di Indonesia melalui MBS menjadikan pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, 6 Bedjo Sujanto, Manajemen Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di Era Otonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007, hal. 17.
  • 14. 11 pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada lagi, yang ada adalah pendekatan profesional.7 Dalam Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah kabupaten dan kota, mencakup semua bidang pemerintahan termasuk di dalamnya pendidikan dan kebudayaan, maka terdapat otonomi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan yang mengarah kepada pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan pelayanan pendidikan yang berkeadilan. C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Ada beberapa alasan yang yang mendasari penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu : 1. Dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah. 2. Dengan pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber dayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumber daya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah. 3. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya. 4. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. 5. Pengembangan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang paling tahu apa yang paling terbaik bagi sekolahnya 7 Citra Edukasi, Implementasi tqm di Madrasah …, dalamhttp://citraedukasi.blogspot.com/2007/12/implementasi-tqm-di-madrasah.html, di unggah pada 12 Desember 2007 pukul 09.15
  • 15. 12 6. Penggunaan sumber daya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat. 7. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. 8. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing- masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan. 9. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah- sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. 10. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat. D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah secara umum adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.8 Secara terperinci MBS bertujuan untuk : 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. 8 H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan, cet. vii, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hal. 32.
  • 16. 13 3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya. 4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
  • 17. 14 BAB III PENUTUP Kesimpulan 1) Pengertian Manajemen madrasah Manajemen Madrasah adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia melalui pemanfaatan sumber daya manusia ataupun non manusia untuk mencapai tujuan madrasah agar efektif dan efisien. Atau dapat diartikan bahwa MBM adalah model manajemen yang memberikan otonomi (kewenangan) yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan yang partisipatif yaitu melibatkan semua warga madrasah berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan adanya otonomi (kewenangan) yang lebih besar diharapkan madrasah dapat menggunakan dan mengembangkan kewenangan secara mandiri dalam mengelola madrasah dan memilih strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilih pengembangan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah. 2) Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Secara factual, telah banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar factor-faktor penyebabnya adalah : 1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi pada output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses pendidikan kurang diperhatikan. 2. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan kepada putusan birokrasi. 3. Peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi akuntabilitas.
  • 18. 15 Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat, konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan evaluasi pendidikan (penilaian). 3) Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah  Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.  Pengembangan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang paling tahu apa yang paling terbaik bagi sekolahnya  Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.  Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.  Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat. Dll 4) Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Secara terperinci MBS bertujuan untuk : 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
  • 19. 16 3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya. 4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
  • 20. 17 DAFTAR PUSTAKA Citra Edukasi, Implementasi tqm di Madrasah …, dalamhttp://citraedukasi.blogspot.com/2007/12/implementasi-tqm-di madrasah.html, di unggah pada 12 Desember 2007 pukul 09.15 Lia Yuliana. Suharsimi Arikunto. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Yogyakarta Mujamil Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga Sujanto, Bedjo, Manajemen Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di Era Otonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007 Sunhaji. 2006. Manajemen Madrasah. Yogyakarta: Grafindo Litera Media Tilaar, H.A.R., Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan, cet. vii, Bandung: Rosdakarya, 2004.