Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
Makalah ini membahas pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar serta unsur-unsur hadits seperti Sanad, Matan, dan Mukhrij. Hadits didefinisikan sebagai perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW sedangkan Sunnah merujuk kepada teladan Nabi. Unsur Sanad merupakan rantai para pelapor hadits, Matan adalah isi inti hadits, dan Mukhrij adalah penerbit hadits.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Makalah ini membahas tentang manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan Islam yang mencakup pengertian, konsep, dasar, dan materi pokok kurikulum pendidikan Islam."
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah Syarifatul Marwiyah
Dokumen tersebut membahas tentang kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan pesantren dan madrasah. Kelebihan pesantren antara lain memberikan pendidikan yang integratif dan komprehensif serta mendidik santri secara utuh, sedangkan kelebihan madrasah adalah menekankan pelajaran agama. Di sisi lain, kelemahan pesantren adalah jarak yang jauh dari keluarga, sedangkan madrasah kelemahannya adalah kurangnya
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru untuk meningkatkan profesionalisme dan mutu pembelajaran, mencakup tujuan, teknik, sasaran, dan tahapan pelaksanaannya seperti perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
Makalah ini membahas pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar serta unsur-unsur hadits seperti Sanad, Matan, dan Mukhrij. Hadits didefinisikan sebagai perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW sedangkan Sunnah merujuk kepada teladan Nabi. Unsur Sanad merupakan rantai para pelapor hadits, Matan adalah isi inti hadits, dan Mukhrij adalah penerbit hadits.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Makalah ini membahas tentang manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan Islam yang mencakup pengertian, konsep, dasar, dan materi pokok kurikulum pendidikan Islam."
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah Syarifatul Marwiyah
Dokumen tersebut membahas tentang kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan pesantren dan madrasah. Kelebihan pesantren antara lain memberikan pendidikan yang integratif dan komprehensif serta mendidik santri secara utuh, sedangkan kelebihan madrasah adalah menekankan pelajaran agama. Di sisi lain, kelemahan pesantren adalah jarak yang jauh dari keluarga, sedangkan madrasah kelemahannya adalah kurangnya
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru untuk meningkatkan profesionalisme dan mutu pembelajaran, mencakup tujuan, teknik, sasaran, dan tahapan pelaksanaannya seperti perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi."
- Masa Rasul dan Khulafa Ar-Rasyidin menandai awal mula terbentuknya peradaban Islam melalui pembangunan Masjid Nabawi, pengaturan sistem sosial dan politik dalam Piagam Madinah, serta penyebaran agama Islam melalui dakwah dan perang-perang yang dipimpin Rasulullah.
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahDiyach Ashfye
Masail fiqhiyah adalah studi tentang masalah-masalah hukum Islam yang dihadapi umat dalam kehidupan sehari-hari. Objek kajiannya meliputi berbagai persoalan kontemporer yang diselesaikan melalui sumber-sumber hukum Islam. Tujuannya antara lain memperoleh pengetahuan tentang hukum Islam dan menyelesaikan masalah secara ilmiah. Manfaatnya mencakup menambah wawasan untuk menyelesaikan masalah fi
Presentasi ini membahas tentang hubungan madrasah dengan masyarakat, termasuk definisi, tujuan, prinsip, teknik, dan faktor yang mempengaruhinya. Definisi hubungan madrasah dan masyarakat adalah proses komunikasi untuk menanamkan pengertian tentang pendidikan dan mendorong tanggung jawab masyarakat. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pendidikan, tujuan kehidupan masyarakat, dan dukungan masyar
Perkembangan hadis pada masa Rasulullah saw. ditandai dengan para sahabat menerima hadis secara langsung dari Rasulullah melalui majelis ilmu, ceramah terbuka, atau melalui sahabat tertentu. Rasulullah menyampaikan hadis baik secara langsung maupun melalui istri-istrinya. Walaupun demikian, terdapat larangan menulis hadis pada masa itu karena khawatir bercampur dengan al-Quran.
Tata cara penyelenggaraan jenazah menurut Islam meliputi empat hal wajib yaitu memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan menguburkan jenazah. Proses memandikan meliputi membersihkan tubuh dari kotoran, membersihkan mulut dan rambut, serta meratakan air ke seluruh tubuh sebanyak 3-5 kali. Jenazah kemudian dikeringkan dan dikafani dengan satu lapisan kain putih. Sholat jenazah dilakukan den
Dokumen tersebut membahas mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, dan model-model pengembangan kurikulum. Beberapa prinsip pengembangan kurikulum yang disebutkan antara lain fleksibilitas, kesinambungan, mudah dilaksanakan, dan efisiensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masy
Qashash al-Qur'an dapat diringkas sebagai berikut:
Qashash al-Qur'an adalah kisah-kisah mengenai nabi-nabi, umat terdahulu, dan peristiwa-peristiwa masa lalu, kini dan akan datang yang diceritakan dalam Al-Qur'an. Kisah-kisah tersebut bermanfaat untuk memberikan pelajaran bagi umat manusia.
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
Makalah ini membahas tentang peradaban Islam pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin adalah keempat khalifah yang memerintah umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin merupakan masa keemasan dimana Islam berkembang pesat dan wilayah kekuasaannya me
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelasFuad Al-Fajri
Makalah ini membahas tentang pengelolaan kelas, dimulai dari pengertian pengelolaan dan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan. Kelas diartikan sebagai unit kerja terkecil di sekolah untuk pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan suasana belajar yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien
- Masa Rasul dan Khulafa Ar-Rasyidin menandai awal mula terbentuknya peradaban Islam melalui pembangunan Masjid Nabawi, pengaturan sistem sosial dan politik dalam Piagam Madinah, serta penyebaran agama Islam melalui dakwah dan perang-perang yang dipimpin Rasulullah.
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahDiyach Ashfye
Masail fiqhiyah adalah studi tentang masalah-masalah hukum Islam yang dihadapi umat dalam kehidupan sehari-hari. Objek kajiannya meliputi berbagai persoalan kontemporer yang diselesaikan melalui sumber-sumber hukum Islam. Tujuannya antara lain memperoleh pengetahuan tentang hukum Islam dan menyelesaikan masalah secara ilmiah. Manfaatnya mencakup menambah wawasan untuk menyelesaikan masalah fi
Presentasi ini membahas tentang hubungan madrasah dengan masyarakat, termasuk definisi, tujuan, prinsip, teknik, dan faktor yang mempengaruhinya. Definisi hubungan madrasah dan masyarakat adalah proses komunikasi untuk menanamkan pengertian tentang pendidikan dan mendorong tanggung jawab masyarakat. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pendidikan, tujuan kehidupan masyarakat, dan dukungan masyar
Perkembangan hadis pada masa Rasulullah saw. ditandai dengan para sahabat menerima hadis secara langsung dari Rasulullah melalui majelis ilmu, ceramah terbuka, atau melalui sahabat tertentu. Rasulullah menyampaikan hadis baik secara langsung maupun melalui istri-istrinya. Walaupun demikian, terdapat larangan menulis hadis pada masa itu karena khawatir bercampur dengan al-Quran.
Tata cara penyelenggaraan jenazah menurut Islam meliputi empat hal wajib yaitu memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan menguburkan jenazah. Proses memandikan meliputi membersihkan tubuh dari kotoran, membersihkan mulut dan rambut, serta meratakan air ke seluruh tubuh sebanyak 3-5 kali. Jenazah kemudian dikeringkan dan dikafani dengan satu lapisan kain putih. Sholat jenazah dilakukan den
Dokumen tersebut membahas mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, dan model-model pengembangan kurikulum. Beberapa prinsip pengembangan kurikulum yang disebutkan antara lain fleksibilitas, kesinambungan, mudah dilaksanakan, dan efisiensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masy
Qashash al-Qur'an dapat diringkas sebagai berikut:
Qashash al-Qur'an adalah kisah-kisah mengenai nabi-nabi, umat terdahulu, dan peristiwa-peristiwa masa lalu, kini dan akan datang yang diceritakan dalam Al-Qur'an. Kisah-kisah tersebut bermanfaat untuk memberikan pelajaran bagi umat manusia.
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
Makalah ini membahas tentang peradaban Islam pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin adalah keempat khalifah yang memerintah umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin merupakan masa keemasan dimana Islam berkembang pesat dan wilayah kekuasaannya me
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelasFuad Al-Fajri
Makalah ini membahas tentang pengelolaan kelas, dimulai dari pengertian pengelolaan dan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan. Kelas diartikan sebagai unit kerja terkecil di sekolah untuk pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan suasana belajar yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas konsep manajemen dan kepemimpinan serta fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan pengevaluasian."
Ayat-Ayat Manajemen Kepemimpinan Islam Pada Lembaga Pendidikan Islam.pdfZukét Printing
Makalah ini membahas tentang ayat-ayat manajemen kepemimpinan pendidikan Islam dalam lembaga pendidikan Islam. Pemimpin pendidikan Islam diharapkan memiliki sifat-sifat seperti adil, amanah, fathonah, tabligh, qona'ah, siasah dan sabar. Fungsi kepemimpinan mencakup pelaksana organisasi, penanggung jawab hasil, pengatur aktivitas, dan teladan. Peranan pemimpin meliputi contoh teladan,
Makalah ini membahas konsep dan teknik manajemen peserta didik. Manajemen peserta didik adalah pengelolaan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari penerimaan, pembinaan, hingga kelulusan siswa. Tujuannya adalah membantu pertumbuhan peserta didik secara fisik, intelektual, sosial, dan emosional melalui proses pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang peran pemimpin kependidikan dan guru sebagai pemimpin kependidikan. Dokumen juga membahas mengenai administrasi pendidikan, manajemen, dan supervisi dalam administrasi pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang peran pemimpin kependidikan dan guru sebagai pemimpin kependidikan. Ia menjelaskan bahwa pemimpin kependidikan harus berkomunikasi dengan jelas, memusatkan perhatian pada peserta didik, dan memberdayakan peserta didik. Guru harus mengajar, membantu, dan memotivasi siswa untuk terus belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan dalam pendidikan, yang mencakup tiga fungsi kepemimpinan dalam mengajar, tiga model kepemimpinan, dan tiga pendekatan kepemimpinan. Dokumen ini juga membahas peran pemimpin dalam pendidikan, stakeholder yang berperan dalam pendidikan, serta hubungan antara sekolah dan masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ”
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh:
Kartika Tri Handayani
Nimko : (2015470546)
PAI – SMT 4
KAMPUS UNIT CAMPURDARAT
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM)
TULUNGAGUNG
MARET 2017
2. ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala
hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIM) Tulungagung Bapak
Nurul Amin M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini Bapak Dr.Afiful Ikhwan M.Pd.I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh
pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
(PENYUSUN)
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................... I
Kata Pengantar ................................................................................... II
Daftar Isi .................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
A. Pengertian Manajemen madrasah …………................. 3
B. Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis
Sekolah/Madrasah ............……………...…........... 9
C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis
Sekolah/Madrasah …………………………............... 11
D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah......... 12
BAB IIII PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 16
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembicaraan tentang manajemen akhir-akhir ini hangat
dibincangkan. Hal tersebut bukan saja merupakan hal baru bagi dunia
pendidikan. Sumber daya manusia merupakan unsure aktif dalam
penyelenggaraan organisasi. Sedangkan unsure-unsur yang lainnya
merupakan unsure pasif yang bisa diubah oleh kreativitas manusia.
Dengan pengelolaan (nanajemen) yang berkualitas, diharapkan akan dapat
mengkondisikan unsure-unsur yang lain agar bisa mencapai tingkat
produktifitas suatu organisasi.
Memperbincangkan mengenai lembaga pendidikan yang bernama
madrasah, agaknya akan selalu menarik dan tidak ada habis-habisnya.
Terlebih yang dibicarakan adalah dari aspek manajemennya. Karena
manajemen dalam suatu lembaga apa pun akan sangat diperlukan, bahkan
– disadari atau tidak – sebagai prasyarat mutlak untuk tercapainya tujuan
yang ditetapkan dalam lembaga tersebut. Semakin baik manajemen yang
diterapkan, semakin besar pula kemungkinan berhasilnya lembaga tersebut
dalam mencapai tujuannya. Demikian pula sebaliknya.
Realitas di lapangan lembaga-lembaga pendidikan Islam
khususnya madrasah tingkat produktifitas masih jauh dari yang
diharapkan. Dalam makalah ini akan dibahas sekilas mengenai manajemen
madrasah terkait dengan problematika yang ada di dalamnya beserta dan
pemecahannya beserta dengan formulasi dalam pengembangan madrasah.
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian manajemen berbasis sekolah ?
2. Bagaimanakah sejarah munculnya manajemen berbasis sekolah ?
3. Apakah yang menjadi alasan penerapan manajemen berbasis sekolah?
4. Apakah tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen berbasis sekolah.
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya manajemen berbasis sekolah.
3. Untuk mengetahui alasan diterapkannya manajemen berbasis sekolah.
4. Untuk mengetahui tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para
ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi
tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam
memahami manajemen tersebut, yaitu: manajemen adalah suatu proses
yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakandan pengendalian/pengawasan, yang
dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi.
Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick kerena menajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaiman orang bekerja sama. Dikatakan
sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara
dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai
profesi kerena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai
suatu prestasi manajer, dan para profesional itu dituntut kode etik
tertentu.1
Menurut The Liang Gie manajemen adalah segenap proses
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan tertentu.2
1
Sunhaji, Manajemen Madrasah, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2006),
hal. 8.
2
Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta:
Aditya Media Yogyakarta, 2008), hal. 3.
7. 4
Manajemen mencakup kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan,
dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang
terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal
tersebut meliputi pengetahuan apa yang harus mereka lakukan,
menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaiman mereka
harus melakukannya dan mengukur efektifitas dari usaha-usaha mereka.
Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatu kondisi
lingkungan yang memberikan respon ekonomis, psikologis, social, politis
dan sumbangan-sumbangan teknis serta pengendaliaannya.
Manajemen merupakan sebuah kegiatan, pelaksanaannya disebut
managing dan orang yang melakukannya disebut manajer.
Dalam proses manajemen terdapat fungsi-fungsi pokok yang
ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu : perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan
pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai
proses merencanakan, mengorganisai, memimpin dan mengendalikan
upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien.
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini dilakukan
dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisai, menentukan
kesemopatan dan ancamanya, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan
program, semua itu dilakukan berdasarkan pengambilan keputusan secra
ilmiah.
Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan
dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi kedalam fungsi garis,
staf dan fungsional. Hubungan terdiri dari tanggung jawab dan wewenag.
Sedangkan strukturnya dapat horizontal dan fertikal. Semuanya itu
memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk
mengkomplimentasikan rencana.
Fungsi pemimpin mengambarkan bagaimana seorang
manajer/pemimpi mengarahkan dan mempengaruhi bawahanya,
8. 5
bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan
menciptakan suasana yang menyenagkan untuk bekerja sama.
Fungsi pengawasan meli[puti penentuan standar, supervise, dan
mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan
keyakinan bahwa tujuan organisai tercapai. Pengawasan sangat erat
kaitanya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas
manajemen dapat diukur.3
2. Pengertian Madrasah
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata
"keterangan tempat" (zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara
harfiah "madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar", atau
"tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata "darasa" juga bisa
diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti "buku yang dipelajari"
atau "tempat belajar"; kata "al-midras" juga diartikan sebagai "rumah
untuk mempelajari kitab Taurat’.
Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau
Aramy, dari akar kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca
dan belajar" atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa
tersebut, kata "madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat belajar".
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah" memiliki
arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan
berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school
atau scola.
Secara teknis, dalam proses belajar-mengajarnya secara formal,
madrasah tidak berbeda dengan sekolah, namun di Indonesia madrasah
tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang
lebih spesifik lagi, yakni "sekolah agama", tempat di mana anak-anak
didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal atau seluk-beluk agama dan
keagamaan (dalam hal ini agama Islam).
3 Ibid.,hal. 5.
9. 6
Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan
ilmu-ilmu keagamaan (al-'ulum al-diniyyah), juga mengajarkan ilmu-ilmu
yang diajarkan di sekolah-sekolah umum. Selain itu ada madrasah yang
hanya mengkhususkan diri pada pelajaran ilmu-ilmu agama, yang biasa
disebut madrasah diniyyah. Kenyataan bahwa kata "madrasah" berasal
dari bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
menyebabkan masyarakat lebih memahami "madrasah" sebagai lembaga
pendidikan Islam, yakni "tempat untuk belajar agama" atau "tempat untuk
memberikan pelajaran agama dan keagamaan".
Istilah madrasah sebagai pendidikan Islam muncul dari penduduk
Nisapur, tetapi tersiarnya melalui menteri Saljuqi yang bernama Nizam
al-Mulk, yang mendirikan madrasah Nizammiyah. Selanjutnya Gibb dan
Kremers menuturkan bahwa pendiri madrasah terbesar setelah Nizam al-
Mulk adalah Salahuddin al-Ayyfihi.
3. Sejarah Madrasah
Kelahiran madrasah ini tidak terlepas dari ketidakpuasan terhadap
system pesantern yang semata-mata menitikberatkan agama, di lain pihak
system pendidikan umum justru ketika itu tidak menghiraukan agama.
Dengan demikian kehadiran madrasah dilatarbelakangi olehkeinginan
untuk memberlakukan secara berimbang antara ilmu agama dengan ilmu
pengetahuan umum dalam pendidikan dikalangan umat Islam. Atau
dengan kata lain madrasah merupakan perpaduan system pendidikan
pesantreandengan pendidikan colonial.4
Sebagai lembaga pendidikan Islam setidak-tidaknya munculnya madrasah
mempunyai empat latar belakang, yaitu:
1) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaruan system pendidikan
Islam
2) Upaya penyempurnaan terhadap system pesantren ke arah suatu
system pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya untuk
4
Sunhaji, Manajemen Madrasah, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2006),
hal. 74.
10. 7
memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum. Misalnya,
masalah kesamaan kesempatan kerja dan memperoleh ijazah.
3) Adanya sikap mentalpada sementara golongan umat Islam,
khususnya santri yang terpaku pada Barat sebagai system pendidikan
mereka.
4) Sebagai upaya menjembatani antara system pendidikan tradisional
yang dilakukan oleh pesantren dan system pendidikan modern dari
hasil akulturasi.
4. Manajemen Madrasah
Dengan adanya pengertian manajemen dan madrasah seperti diatas,
maka Dapat di Simpulkan bahwa manajemen madrasah adalah segenap
proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok
manusia melalui pemanfaatan sumber daya manusia ataupun non manusia
untuk mencapai tujuan madrasah agar efektif dan efisien.
Selama ini madrasah danggap sebagai lembaga pendidikan islam
yang mutunya lebih rendah dari pada mutu lembaga pendidikan lainnya,
terutama sekolah umum, walaupaun beberapa madrasah justru lebih maju
dari pada sekolah umum. Namun keberhasilan beberapa madrasah dalam
jumlah yang terbatas itu belum mampu menghapus kesan negative yang
sudah terlanjur melekat.5
Ditinjau dari segi penguasaan agama, mutu siswa madrasah lebih
rendah, daripada mutu santri pesantren. Sementara itu, ditinjau dari hal
penguasaan materi umum, mutu siswa madrasah lebih rendah dari pada
sekolah umum. Jadi, penguasaan baik pelajaran agama maupun materi
umum serba mentah (tidak matang). Itulah yang menyebabkan Mastuhu
menilai, “madrasah menjadi semacam sekolah kepalang tanggung”.
Dari segi manajemen, madrasah lebih teratur dari pada pesantren
tradisional (salafiyah), tetapi dari segi penguasaan pengetahuan agama,
santri lebih mumpuni. Keadaan ini wajar terjadi karena santri tersebut
hanya mempelajari pengetahuan agama, sementara beban siswa madrasah
5
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hal.80.
11. 8
berganda. Demikian juga, menjadi wajar ketika dalam penguasaan
pengetahuan umum, siswa sekolah umum lebih menguasai daripada siswa
madrasah karena beban siswa sekolah umum tidak sebanyak siswa
madrasah.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas madrasah terus
digulirkan, begitu juga usaha menuju ke kesatuan sistem pendidikan
nasional dalam rangka pembinaan semakin ditingkatkan. Usaha tersebut
bukan hanya merupakan tugas dan wewenang Departemen Agama, tetapi
merupakan tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah. Usaha
tersebut mulai terrealisasi terutama dengan dikeluarkannya surat
keputusan bersama (SKB) 3 mentri, antara Mentri Dalam Negeri, Mentri
Agama, dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975,
tentang peningkatan mutu pendidikan pada madrasah. Adapun point-point
SKB 3 mentri tersebut adalah:
1. Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan nilai
ijazah sekolah umum yang setingkat.
2. Lulusan madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat
lebih tinggi.
3. Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat.
Dengan adanya SKB 3 Mentri tersebut bukan berarti beban yang
dipikul madrasah tambah ringan, tetapi justru sebaliknya, akan semakin
berat. Hal ini dikarenakan di satu pihak ia dituntut untuk memperbaiki
kualitas pendidikan umumnya sehingga setaraf dengan standar yang
berlaku di sekolah umum. Di lain pihak ia harus menjaga agar mutu
pendidikan agama tetap baik sebagai ciri khasnya. Dengan adanya SKB 3
Mentri tersebut pendidikan agama pada madrasah menjadi berkurang,
karena madrasah-madrasah berlomba untuk menambah materi pendidikan
umum untuk mensejajarkan dengan sekolah umum.
Pada dasarnya, secara organisasional, madrasah merupakan
organisasi yang mengelola diri (self-organized) untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan karakteristiknya. Dan pengelolaan diri ini
12. 9
dijalankan oleh para pemimpin madrasah melalui sebuah mekanisme
manajemen operatif. Namun, karena madrasah di Indonesia merupakan
sub sistem dalam makro sistem pendidikan nasional dan tanggung jawab
pengelolaannya dibebankan pada Departemen Agama, maka pengelolaan
diri madrasah secara individu tidak cukup memberikan dampak
perubahan yang signifikan dan luas bagi peningkatan kualitas hidup
masyarakat muslim Indonesia saat ini. Hal tersebut karena kondisi
madrasah yang yang tergolong miskin dalam berbagai sumber, termasuk
sumber daya manusianya dan inilah salah satu poblem yang menyelimuti
kehidupan madrasah.
B. Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Secara factual, telah banyak usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun
hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar factor-faktor
penyebabnya adalah :
1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi pada
output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses
pendidikan kurang diperhatikan.
2. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini
menyebabkan tingginya ketergantungan kepada putusan birokrasi. Oleh
sebab itu sekolah menjadi tidak mandiri, kurang inisiatif dan miskin
kreatifitas, sehingga usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan
mutu layanan pendidikan menjadi kurang termotifasi.
3. Peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan
dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan
seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi akuntabilitas. Oleh
sebab itu perlu di sentralisasi pendidikan sebagai factor pendorong MBS
ini.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat,
konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk
meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan
13. 10
dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan
evaluasi pendidikan (penilaian). Demikian juga studi yang dilakukan di
El Salvador, Nepal dan Pakistan. Rata-rata informasi menunjukkan
pemberian otonomi pada sekolah telah meningkatkan motivasi dan
kehadiran guru.
Sementara di Australia, School Based Management merupakan
refleksi pengelolaan desentralisasi pendidikan yang menempatkan
sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan
kebijakan yang menyangkut visi, misi, dan tujuan atau sasaran sekolah
yang membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum sekolah dan
program-program operatif sekolah yang lain. MBS di Australia dibangun
dengan memperhatikan kebijakan dan panduan dari pemerintah negara
bagian di satu pihak, dan di pihak lain dari partisipasi masyarakat melalui
school council dan parent and community association. Perpaduan
keduanya melahirkan dokumen penting penyelenggaraan MBS yaity
school policy yang memuat visi, misi, sasaran, pengembangan kurikulum,
dan prioritas program, school planning review serta school annual
planning quality assurance. Akuntabilitas dilakukan melalui external and
internal monitoring.6
Dengan belajar keberhasilan di negara lain seiring dengan
diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka semakin membuka
peluang kebijakan pendidikan di Indonesia mengalami desentralisasi pula
yang salah satu bentuknya berupa Manajemen Berbasis Sekolah. Sejarah
baru pengelolaan pendidikan di Indonesia melalui MBS menjadikan
pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi,
6
Bedjo Sujanto, Manajemen Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di Era
Otonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007, hal. 17.
14. 11
pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak
ada lagi, yang ada adalah pendekatan profesional.7
Dalam Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah
kabupaten dan kota, mencakup semua bidang pemerintahan termasuk di
dalamnya pendidikan dan kebudayaan, maka terdapat otonomi dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan
pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan yang mengarah kepada
pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan pelayanan pendidikan
yang berkeadilan.
C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Ada beberapa alasan yang yang mendasari penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah yaitu :
1. Dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka
sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah.
2. Dengan pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk
mengelola sumber dayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah
dalam mengadakan dan memanfaatkan sumber daya sekolah secara
optimal untuk meningkatkan mutu sekolah.
3. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya.
4. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta
didik.
5. Pengembangan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok
untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang paling
tahu apa yang paling terbaik bagi sekolahnya
7
Citra Edukasi, Implementasi tqm di Madrasah …,
dalamhttp://citraedukasi.blogspot.com/2007/12/implementasi-tqm-di-madrasah.html, di unggah
pada 12 Desember 2007 pukul 09.15
15. 12
6. Penggunaan sumber daya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana
dikontrol oleh masyarakat setempat.
7. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan
keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
8. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-
masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada
umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk
melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah
direncanakan.
9. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-
sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya
inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan
pemerintah daerah setempat.
10. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan
lingkungan yang berubah dengan cepat.
D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah secara umum
adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui
pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian
fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola
sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan
masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.8
Secara terperinci MBS bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian,
fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas,
sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
8
H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa
Depan, cet. vii, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hal. 32.
16. 13
3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat,
dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.
17. 14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1) Pengertian Manajemen madrasah
Manajemen Madrasah adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerjasama sekelompok manusia melalui pemanfaatan
sumber daya manusia ataupun non manusia untuk mencapai tujuan
madrasah agar efektif dan efisien.
Atau dapat diartikan bahwa MBM adalah model manajemen yang
memberikan otonomi (kewenangan) yang lebih besar kepada sekolah
dan mendorong pengambilan keputusan yang partisipatif yaitu
melibatkan semua warga madrasah berdasarkan kesepakatan bersama.
Dengan adanya otonomi (kewenangan) yang lebih besar diharapkan
madrasah dapat menggunakan dan mengembangkan kewenangan secara
mandiri dalam mengelola madrasah dan memilih strategi dalam
meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilih pengembangan
program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah.
2) Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Secara factual, telah banyak usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun
hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar factor-faktor
penyebabnya adalah :
1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi
pada output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses
pendidikan kurang diperhatikan.
2. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini
menyebabkan tingginya ketergantungan kepada putusan birokrasi.
3. Peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan
dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan
seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi akuntabilitas.
18. 15
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat,
konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk
meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan
dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan
evaluasi pendidikan (penilaian).
3) Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam
proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik.
Pengembangan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok
untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang
paling tahu apa yang paling terbaik bagi sekolahnya
Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam
pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan
demokrasi yang sehat.
Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan
masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan
masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran
mutu pendidikan yang telah direncanakan.
Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan
lingkungan yang berubah dengan cepat. Dll
4) Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Secara terperinci MBS bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan
kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama,
akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola,
memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan
bersama.
19. 16
3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua,
masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.
20. 17
DAFTAR PUSTAKA
Citra Edukasi, Implementasi tqm di Madrasah …,
dalamhttp://citraedukasi.blogspot.com/2007/12/implementasi-tqm-di
madrasah.html, di unggah pada 12 Desember 2007 pukul 09.15
Lia Yuliana. Suharsimi Arikunto. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Aditya Media Yogyakarta
Mujamil Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga
Sujanto, Bedjo, Manajemen Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di Era
Otonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007
Sunhaji. 2006. Manajemen Madrasah. Yogyakarta: Grafindo Litera Media
Tilaar, H.A.R., Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa
Depan, cet. vii, Bandung: Rosdakarya, 2004.