SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Kelompok 4 :
 Dwi Cahya Febrianto 20120430046
 Rufita Eka Khairunnisa 20120430038
 Luki Diktio Adikrama 20120430058
Pada prinsipnya kegiatan produksi sebagaimana kegiatan konsumsi terikat
sepenuhnya dengan syari’at Islam. Karena kegiatan produksi merupakan mata
rantai dari konsumsi, maka tanpa kegiatan produksi yang menghasilkan barang
dan jasa tak akan ada yang bisa dikonsumsi.
Oleh karena itu, kegiatan produksi merupakan suatu hal yang diwajibkan karena
tanpa kegiatan produksi maka aktifitas kehidupan akan berhenti. Manusia butuh
makan, minum agar bisa beraktifitas dan beribadah, perlu pakaian untuk
menutupi aurat dan beribadah, serta butuh tempat tinggal untuk melindungi
dirinya serta beribadah juga berbagai kebutuhan lainnya. Allah SWT telah
menyediakan bahan bakunya berupa kekayaan alam yang sepenuhnya diciptakan
untuk kepentingan manusia. Itu semua baru bisa diperoleh dan bisa dinikmati
manusia jika manusia mengelolanya agar menjadi barang dan jasa yang siap
dikonsumsi dengan jalan diproduksi terlebih dahulu. Melihat pentingnya peranan
produksi yang nyata-nyata menentukan kemakmuran suatu bangsa dan taraf
hidup manusia, Al-Qur’an telah meletakkan landasan yang sangat kuat. terhadap
sistem produksi. Kitab suci Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang
dalam artian luas, dan menekankan manfaat dari barang yang diproduksi.
Dalam Surah An-Nahl ayat 14 :
Artinya: Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Dalam surah An-nahl tersebut dan ayat-ayat selanjutnya telah diuraikan secara singkat
bahwa Allah telah menyediakan kekayaan alam untuk kepentingan dan kesejahteraan
manusia, Allah memerintahkan manusia untuk bekerja keras memanfaatkan semua sumber
daya itu seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Al-Qur’an juga telah
memberikan berbagai alternatif kepada manusia bagaimana melakukan perubahan yang
lebih baik dengan menggali dan menggunakan sumber daya alam yang tak terbatas di dunia
ini, melalui pengelolaan, modal, kemampuan dan kecenderungannya di dalam proses
Produksi dalam perspektif Islam adalah suatu usaha untuk menghasilkan dan
menambah daya guna dari suatu barang baik dari sisi fisik materialnya maupun
dari sisi moralitasnya, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia
sebagaimana yang digariskan dalam agama Islam, yaitu mencapai kesejahteraan
dunia dan akhirat. Karena pada dasarnya produksi adalah kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen,
maka tujuan produksi harus sejalan dengan tujuan konsumsi sendiri yaitu
mencapai falah.
Pengertian seperti ini akan membawa implikasi yang mendasar bagi kegiatan
produksi dan perekonomian secara keseluruhan diantaranya :
 Pertama: Seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan
tehnikal yang Islami, seperti halnya dalam kegiatan konsumsi. Artinya bahwa
seluruh kegiatan produksi mulai dari kegiatan mengorganisir faktor-faktor
produksi, proses produksi hingga pemasaran dan pelayanan kepada konsumen
harus mengikuti aturan-aturan dalam Islam.
 Kedua: Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan.
Artinya kegiatan produksi harus menjaga nilai-nilai keseimbangan dan harmoni
lingkungan sosial dan lingkungan hidup masyarakat
 Ketiga: Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena faktor kelangkaan
faktorfaktor produksi tetapi lebih kompleks. Yaitu karena faktor kemalasan dan
pengabaian optimalisasi segala karunia Allah SWT, baik dalam bentuk sumber
daya manusia maupun sumber daya alam.
Adapun prinsip-prinsip produksi menurut pandangan salah satu tokoh ekonomi
Islam adalah sebagai berikut:
Siddiqi (1992) mengatakan bahwa prinsip-prinsip produksi dalam Islam adalah :
• Memiliki komitmen penuh terhadap keadilan
• Memiliki dorongan untuk menciptakan kebajikan
Optimalisasi keuntungan diperkenankan dengan batasan kedua prinsip di atas,
artinya upaya optimalisasi keuntungan tidak boleh dilakukan dengan
meninggalkan prinsip Keadilan dan Kebajikan bagi kesejahteraan masyarakat
keseluruhan.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar produksi di atas maka tujuan produksi dalam
perspektif Islam tidak hanya berorientasi pada mencari keuntungan yang
maksimal,tetapi juga dalam rangka optimalisasi falah, dan secara spesifik Siddiqi
(1992) menguraikan tujuan produksi sebagai berikut:
1. Pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat.
2. Menemukan kebutuhan masyarakat.
3. Persediaan terhadap kemungkinan-kemungkinan di masa depan.
4. Persediaan bagi generasi mendatang.
5. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah.
Dengan mendasarkan pada prinsip umum ekonomi syari’ah, maka dari ayat-ayat
Al-
Qur’an dapat diderivasikan prinsip-prinsip produksi Islami sebagai berikut:
• Kesadaran manusia sebagai seorang khalifah.
Manusia menyandang status sebagai seorang khalifah di bumi. Khalifah ini diberi
amanat oleh Allah untuk memakmurkan bumi. Allah-lah yang telah menciptakan
alam semesta dan manusia sebagai penguasanya.
Artinya: Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat,”Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata,”Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”
Tuhan berfirman,”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.” (QS Al-
Baqarah:30)
Pemberian amanah dari Allah kepada manusia mengenai bumi ini bertujuan agar
manusia dapat memanfaatkan isi bumi dan memperoleh pendidikan agar manusia
ingat nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah. Amanah yang diembankan
kepada manusia ini pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bekerja dan mencari karunia-
Nya.
Islam menganggap kerja sebagai cara yang paling utama untuk mencari rezeki dan
tiang pokok produksi. Sesungguhnya Allah akan memberikan kepada seorang
muslim (sebagai khalifah) yang bekerja suatu penghidupan yang baik dan
memberikan balasan kepada mereka berupa pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.
• Pengoptimalan fungsi indera dan akal.
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu
berfirman,”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar!” (QS
• Pemberdayaan sumber alam dengan baik.
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau
(awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan
air hujan itu tanam-tanaman yang darinya (dapat) makan binatang-binatang
ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?
(QS As- Sajdah:27)
• Adanya keseimbangan antara aktivitas untuk dunia dan akhirat.
Islam sangat mendorong umatnya untuk selalu bersemangat dalam bekerja, baik
bekerja untuk mencapai penghidupan yang layak dan menghasilkan barang-
barang serta jasa yang menjadi kebutuhan manusia, maupun amal yang bersifat
ibadah semata-mata karena Allah.
• Aktivitas produksi dilandasi oleh akhlak.
Akhlak harus mendasari bagi seluruh aktivitas ekonomi, termasuk aktivitas
ekonomi produksi. Menurut Qardhawi, dikatakan bahwa,”Akhlak merupakan hal
yang utama dalam produksi yang wajib diperhatikan kaum muslimin, baik secara
individu maupun secara bersama-sama, yaitu bekerja pada bidang yang yang
dihalalkan oleh Allah, dan tidak melampaui apa yang diharamkan-Nya.”
Dalam menghasilkan barang-barang dan jasa dalam proses produksi kita
membutuhkan beberapa faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk
melakukan proses produksi.
Beberapa pandangan ekonomi Islam terhadap faktor produksi:
1. Hubungan antara tujuan produksi dengan penggunaan faktor produksi.
Dalam pandangan ekonomi Islam, prinsip dan tujuan produksi ekonomi yang
Islami alokasi sumber daya ekonomi akan berorientasi pada hal-hal berikut :
a. Berbagai barang dan jasa yang dilarang oleh agama Islam tidak akan diproduksi
sehingga tidak ada sumber daya ekonomi atau faktor produksi yang dialokasikan
untuk itu.
b. Produksi barang-barang mewah akan dikurangi sedemikian rupa sehingga
semakin sedikit sumber daya untuk memproduksinya.
c. Akan ada perluasan industri untuk menghasilkan barang dan jasa yang
merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga sumber daya ekonomi lebih
banyak dialokasikan untuk itu.
2. Penentuan harga faktor produksi.
Dalam pandangan Islam ada dua prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman
dalam menentukan faktor produksi, yaitu nilai keadilan (justice) dan
pertimbangan kelangkaan (scarcity). Implikasi dari adanya nilai dasar ini adalah:
1. Kekuatan pasar tidak dapat digunakan begitu saja bagi penentuan upah.
Penentuan upah dilakukan berdasarkan pertimbangan objektif yaitu tingkat upah
pasar dan pertimbangan subjektif yaitu implementasi nilai-nilai kemanusiaan.
2. Implementasi bunga sebagai harga dari modal tidak dapat dilakukan karena
ajaran Islam menganggap sebagai riba nasyiah yang haram hukumnya. Penentuan
harga modal akan dilakukan secara integratif dengan kontribusi dari
kewirausahaan berdasarkan sistem bagi hasil (profit lost sharing).
3. Penggunaan sewa (rent) sebagai harga dari faktor produksi tanah tidak dapat
diterima begitu saja. Terdapat kontroversi pendapat dikalangan pemikir Islam
tentang legalitas sistem sewa dalam legalitas sistem persewaan. Dalam sistem ini
harga tanah tidak ditetapkan di awal dan bersifat tetap seperti bunga tetapi
ditentukan secara bersama dengan kontribusi kewirausahaan.
Terdapat perbedaan tentang klasifikasi faktor produksi baik dari kalangan
ekonomi konvensional maupun Islam. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor
diantaranya ketidaksamaan definisi, karakteristik, maupun peran dari masing-
masing faktor produksi dalam menghasilkan output.
Faktor produksi pada umumnya diklasifikasikan dalam 4 jenis :
a. Alam (tanah)
Tanah merupakan faktor produksi yang sering disebut faktor produksi asal atau
asli. Tanah juga merupakan faktor produksi yang relatif unik, sebab tidak
diciptakan oleh manusia melainkan manusia tinggal memanfaatkannya. Keunikan
tanah yang lain karena ketersediaannya yang relatif amat terbatas (seringkali
digambarkan memiliki kurva penawaran in-elastis sempurna). Keunikan ini
membawa kerumitan dalam penentuan harga dari tanah sebagai faktor produksi.
Adapun bentuk sewa tanah yang diperbolehkan dalam Islam harus mencerminkan
nilai-nilai keadilan, persaudaraan, dan kemurahan hati. Keadilan mengandung
arti bahwa sewa harus memberikan keuntungan bagi pemilik maupun penyewa,
adapun jika terdapat kerugian kedua pihak harus memikulnya agar tidak terjadi
kedzaliman, penindasan atau eksploitasi antara pihak yang satu ke pihak lainnya.
b. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua yang dianggap paling penting,
karena kekayaan alam dapat berubah menjadi hasil produksi yang bernilai karena
jasa tenaga kerja. Keunikan tenaga kerja jika dibandingkan faktor produksi
lainnya karena mereka manusia. Sehingga mereka harus diperhatikan. Bagaimana
memberi harga atas tenaga kerja serta bagaimana menghargai unsur-unsur
kejiwaan, moralitas dan unsur-unsur kemanusiaan yang lainnya.
Upah merupakan harga dari orang yang telah bekerja serta kewajiban bagi orang
yang mempekerjakannya. Dalam penentuan upah, Islam menjunjung tinggi nilai-
nilai keadilan dan pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan. Terminologi adil
dalam pengupahan harus memperhatikan kondisi pekerja (ajir) maupun majikan
(mustajir) bukan hanya salah satunya saja. Sehingga tidak dibenarkan pemerintah
menetapkan suatu upah hanya semata-mata ingin meningkatkan kesejahteraan
para buruh tetapi di sisi lain menimbulkan kezaliman. Beberapa prinsip pemberian
upah menurut pandangan Islam yang menjamin diperlakukannya tenaga kerja
secara manusiawi:
1. Hubungan antara pekerja dan majikan harus memperlihatkan nilai
kemanusiaan.
2. Tingkat upah minimum hendaklah mencukupi bagi pemenuhan kebutuhan
dasar para pekerja.
3. Memperhatikan waktu kerja pekerja dengan berdasarkan kekuatan fisik dan
lokasi waktu bagi tertunaikannya hak Allah (beribadah) oleh si pekerja dengan
tidak mengurangi upah bagi pekerja.
c. Modal
Modal adalah segala kekayaan baik yang berwujud uang maupun bukan uang
(gedung, mesin, perabotan dan kekayaan fisik lainnya) yang dapat digunakan
dalam menghasilkan output. Isu terpenting tentang modal ini adalah bagaimana
menentukan harganya. Dimana dalam ekonomi konvensional, bunga merupakan
harga dari modal (uang), hal ini bertolak belakang dengan pandangan Islam yang
mengharamkan bunga karena dikategorikan riba sehingga harus dihapus secara
mutlak. Sebagai gantinya ajaran Islam menawarkan konsep profi-loss sharing yang
dipandang lebih mencerminkan nilai-nilai keadilan bagi pelaku ekonomi. Secara
umum konsep ini diimplementasikan dalam konsep mudharabah dan musyarakah.
Berbeda dengan bunga dalam sistem ini harga modal dan entrepreneur ditentukan
bersama berdasarkan persentase keuntungan/kerugian yang akan diterima.
d. Wirausaha
Wirausaha (entrepreneur) pada dasarnya adalah motor penggerak kegiatan
produksi. Kegiatan produksi berjalan karena adanya gagasan, upaya, dan motivasi
untuk mendapatkan manfaat sekaligus bersedia menanggung resiko dari para
wirausaha ini. Meskipun sama-sama manusia, wirausaha tentu berbeda dengan
tenaga kerja. Tenaga kerja pada dasarnya hanyalah alat produksi yang hanya
menjalankan produksi sebagaimana fungsinya. Dalam pengertian fungsional
tenaga kerja mungkin dapat diganti dengan mesin, tetapi hal ini tidak dapat
dilakukan terhadap seorang wirausahawan.
e. Fungsi Produksi
Berikut ini beberapa asumsi dasar yang melandasi analisa fungsi produksi dalam
pandangan konvensional, yaitu:
1. Kegiatan produksi tidak hanya dilakukan terbatas oleh perusahaan saja.
Misalnya tertentu yang bertujuan mencari keuntungan.
2. Kondisi pasar yang eksis dalam industri adalah pasar persaingan sempurna.
Sehingga dengan asumsi ini output setiap perusahaan merupakan bagian kecil dari
keseluruhan output yang dibutuhkan oleh pasar.
3. Setiap perusahaan bebas keluar-masuk dalam industri (free entry-exit).
Implikasi dari asumsi ini adalah adanya tarikan yang kuat pada industri yang
memiliki tingkat keuntungan yang tinggi.
Produksi Islam

More Related Content

What's hot

Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamcupian amir zaelani
 
pemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidpemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidMuchtar El Bahar
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiNoeghraha Prathama
 
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanSistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanAlief Reza KC
 
Teori permintaan islami
Teori permintaan islamiTeori permintaan islami
Teori permintaan islamiRian Ramdani
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusimas karebet
 
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islamPpt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islamAnisa Muvit
 
Teori dan analisis produksi islami
Teori dan analisis produksi islamiTeori dan analisis produksi islami
Teori dan analisis produksi islamiArham Gensida
 
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)taqiudinzarkasi
 
Investasi syariah
Investasi syariahInvestasi syariah
Investasi syariahDeny Hosea
 
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islamRuang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islamdwi_rahmamosa
 
Inflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamInflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamRifatin Aprilia
 

What's hot (20)

PPT Ekonomi islam
PPT Ekonomi islamPPT Ekonomi islam
PPT Ekonomi islam
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
 
pemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidpemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaid
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islami
 
Maqashid Syariah
Maqashid SyariahMaqashid Syariah
Maqashid Syariah
 
Etika Bisnis dan Islam
Etika Bisnis dan IslamEtika Bisnis dan Islam
Etika Bisnis dan Islam
 
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanSistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
 
Teori permintaan islami
Teori permintaan islamiTeori permintaan islami
Teori permintaan islami
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
 
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islamPpt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islam
 
Teori dan analisis produksi islami
Teori dan analisis produksi islamiTeori dan analisis produksi islami
Teori dan analisis produksi islami
 
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
 
Investasi syariah
Investasi syariahInvestasi syariah
Investasi syariah
 
Ekonomi Makro Islam
Ekonomi Makro IslamEkonomi Makro Islam
Ekonomi Makro Islam
 
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islamRuang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
 
Pasar dalam islam
Pasar dalam islamPasar dalam islam
Pasar dalam islam
 
Inflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamInflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif Islam
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-SyaibaniPemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
 

Similar to Produksi Islam

Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnisyansasmi
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6TyoSuliez
 
Perangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adilPerangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adilIsna Putri
 
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islamProduksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islamIsna Putri
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerari3s2482
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Ruyung Movia
 
Sistem Ekonomi Islam Sem 2
Sistem Ekonomi Islam Sem 2Sistem Ekonomi Islam Sem 2
Sistem Ekonomi Islam Sem 2SyraZainal
 
Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)
Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)
Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)Muhammad Khoirul Fuddin
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahRatna Kusuma Wardhany
 
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)shofiaputri1
 
Ekonomi Syariah
Ekonomi SyariahEkonomi Syariah
Ekonomi Syariahibnuarpan
 
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptxPertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptxnairaazkia89
 
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)shofiaputri1
 
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anRessy Octaviani
 

Similar to Produksi Islam (20)

Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
 
Perangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adilPerangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adil
 
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islamProduksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islam
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
 
Sistem Ekonomi Islam Sem 2
Sistem Ekonomi Islam Sem 2Sistem Ekonomi Islam Sem 2
Sistem Ekonomi Islam Sem 2
 
Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)
Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)
Memahami perilaku ekonomi dan organisasi industri (1)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
 
Ekonomi syari’ah
Ekonomi syari’ahEkonomi syari’ah
Ekonomi syari’ah
 
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
 
prilaku konsumen
prilaku konsumenprilaku konsumen
prilaku konsumen
 
Ekonomi Syariah
Ekonomi SyariahEkonomi Syariah
Ekonomi Syariah
 
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptxPertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
 
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
Projek akhir bandar mapan
Projek akhir bandar mapanProjek akhir bandar mapan
Projek akhir bandar mapan
 
5.teori dasar ekonomi islam (2)
5.teori dasar ekonomi islam (2)5.teori dasar ekonomi islam (2)
5.teori dasar ekonomi islam (2)
 
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 

Produksi Islam

  • 1. Kelompok 4 :  Dwi Cahya Febrianto 20120430046  Rufita Eka Khairunnisa 20120430038  Luki Diktio Adikrama 20120430058
  • 2. Pada prinsipnya kegiatan produksi sebagaimana kegiatan konsumsi terikat sepenuhnya dengan syari’at Islam. Karena kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi, maka tanpa kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa tak akan ada yang bisa dikonsumsi. Oleh karena itu, kegiatan produksi merupakan suatu hal yang diwajibkan karena tanpa kegiatan produksi maka aktifitas kehidupan akan berhenti. Manusia butuh makan, minum agar bisa beraktifitas dan beribadah, perlu pakaian untuk menutupi aurat dan beribadah, serta butuh tempat tinggal untuk melindungi dirinya serta beribadah juga berbagai kebutuhan lainnya. Allah SWT telah menyediakan bahan bakunya berupa kekayaan alam yang sepenuhnya diciptakan untuk kepentingan manusia. Itu semua baru bisa diperoleh dan bisa dinikmati manusia jika manusia mengelolanya agar menjadi barang dan jasa yang siap dikonsumsi dengan jalan diproduksi terlebih dahulu. Melihat pentingnya peranan produksi yang nyata-nyata menentukan kemakmuran suatu bangsa dan taraf hidup manusia, Al-Qur’an telah meletakkan landasan yang sangat kuat. terhadap sistem produksi. Kitab suci Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas, dan menekankan manfaat dari barang yang diproduksi.
  • 3. Dalam Surah An-Nahl ayat 14 : Artinya: Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dalam surah An-nahl tersebut dan ayat-ayat selanjutnya telah diuraikan secara singkat bahwa Allah telah menyediakan kekayaan alam untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia, Allah memerintahkan manusia untuk bekerja keras memanfaatkan semua sumber daya itu seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Al-Qur’an juga telah memberikan berbagai alternatif kepada manusia bagaimana melakukan perubahan yang lebih baik dengan menggali dan menggunakan sumber daya alam yang tak terbatas di dunia ini, melalui pengelolaan, modal, kemampuan dan kecenderungannya di dalam proses
  • 4. Produksi dalam perspektif Islam adalah suatu usaha untuk menghasilkan dan menambah daya guna dari suatu barang baik dari sisi fisik materialnya maupun dari sisi moralitasnya, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia sebagaimana yang digariskan dalam agama Islam, yaitu mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Karena pada dasarnya produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen, maka tujuan produksi harus sejalan dengan tujuan konsumsi sendiri yaitu mencapai falah. Pengertian seperti ini akan membawa implikasi yang mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan diantaranya :  Pertama: Seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan tehnikal yang Islami, seperti halnya dalam kegiatan konsumsi. Artinya bahwa seluruh kegiatan produksi mulai dari kegiatan mengorganisir faktor-faktor produksi, proses produksi hingga pemasaran dan pelayanan kepada konsumen harus mengikuti aturan-aturan dalam Islam.  Kedua: Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan. Artinya kegiatan produksi harus menjaga nilai-nilai keseimbangan dan harmoni lingkungan sosial dan lingkungan hidup masyarakat  Ketiga: Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena faktor kelangkaan faktorfaktor produksi tetapi lebih kompleks. Yaitu karena faktor kemalasan dan pengabaian optimalisasi segala karunia Allah SWT, baik dalam bentuk sumber daya manusia maupun sumber daya alam.
  • 5. Adapun prinsip-prinsip produksi menurut pandangan salah satu tokoh ekonomi Islam adalah sebagai berikut: Siddiqi (1992) mengatakan bahwa prinsip-prinsip produksi dalam Islam adalah : • Memiliki komitmen penuh terhadap keadilan • Memiliki dorongan untuk menciptakan kebajikan Optimalisasi keuntungan diperkenankan dengan batasan kedua prinsip di atas, artinya upaya optimalisasi keuntungan tidak boleh dilakukan dengan meninggalkan prinsip Keadilan dan Kebajikan bagi kesejahteraan masyarakat keseluruhan. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar produksi di atas maka tujuan produksi dalam perspektif Islam tidak hanya berorientasi pada mencari keuntungan yang maksimal,tetapi juga dalam rangka optimalisasi falah, dan secara spesifik Siddiqi (1992) menguraikan tujuan produksi sebagai berikut: 1. Pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat. 2. Menemukan kebutuhan masyarakat. 3. Persediaan terhadap kemungkinan-kemungkinan di masa depan. 4. Persediaan bagi generasi mendatang. 5. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah.
  • 6. Dengan mendasarkan pada prinsip umum ekonomi syari’ah, maka dari ayat-ayat Al- Qur’an dapat diderivasikan prinsip-prinsip produksi Islami sebagai berikut: • Kesadaran manusia sebagai seorang khalifah. Manusia menyandang status sebagai seorang khalifah di bumi. Khalifah ini diberi amanat oleh Allah untuk memakmurkan bumi. Allah-lah yang telah menciptakan alam semesta dan manusia sebagai penguasanya. Artinya: Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat,”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata,”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman,”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.” (QS Al- Baqarah:30)
  • 7. Pemberian amanah dari Allah kepada manusia mengenai bumi ini bertujuan agar manusia dapat memanfaatkan isi bumi dan memperoleh pendidikan agar manusia ingat nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah. Amanah yang diembankan kepada manusia ini pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bekerja dan mencari karunia- Nya. Islam menganggap kerja sebagai cara yang paling utama untuk mencari rezeki dan tiang pokok produksi. Sesungguhnya Allah akan memberikan kepada seorang muslim (sebagai khalifah) yang bekerja suatu penghidupan yang baik dan memberikan balasan kepada mereka berupa pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. • Pengoptimalan fungsi indera dan akal. Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman,”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” (QS
  • 8. • Pemberdayaan sumber alam dengan baik. Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang darinya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan? (QS As- Sajdah:27)
  • 9. • Adanya keseimbangan antara aktivitas untuk dunia dan akhirat. Islam sangat mendorong umatnya untuk selalu bersemangat dalam bekerja, baik bekerja untuk mencapai penghidupan yang layak dan menghasilkan barang- barang serta jasa yang menjadi kebutuhan manusia, maupun amal yang bersifat ibadah semata-mata karena Allah. • Aktivitas produksi dilandasi oleh akhlak. Akhlak harus mendasari bagi seluruh aktivitas ekonomi, termasuk aktivitas ekonomi produksi. Menurut Qardhawi, dikatakan bahwa,”Akhlak merupakan hal yang utama dalam produksi yang wajib diperhatikan kaum muslimin, baik secara individu maupun secara bersama-sama, yaitu bekerja pada bidang yang yang dihalalkan oleh Allah, dan tidak melampaui apa yang diharamkan-Nya.”
  • 10. Dalam menghasilkan barang-barang dan jasa dalam proses produksi kita membutuhkan beberapa faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. Beberapa pandangan ekonomi Islam terhadap faktor produksi: 1. Hubungan antara tujuan produksi dengan penggunaan faktor produksi. Dalam pandangan ekonomi Islam, prinsip dan tujuan produksi ekonomi yang Islami alokasi sumber daya ekonomi akan berorientasi pada hal-hal berikut : a. Berbagai barang dan jasa yang dilarang oleh agama Islam tidak akan diproduksi sehingga tidak ada sumber daya ekonomi atau faktor produksi yang dialokasikan untuk itu. b. Produksi barang-barang mewah akan dikurangi sedemikian rupa sehingga semakin sedikit sumber daya untuk memproduksinya. c. Akan ada perluasan industri untuk menghasilkan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga sumber daya ekonomi lebih banyak dialokasikan untuk itu.
  • 11. 2. Penentuan harga faktor produksi. Dalam pandangan Islam ada dua prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman dalam menentukan faktor produksi, yaitu nilai keadilan (justice) dan pertimbangan kelangkaan (scarcity). Implikasi dari adanya nilai dasar ini adalah: 1. Kekuatan pasar tidak dapat digunakan begitu saja bagi penentuan upah. Penentuan upah dilakukan berdasarkan pertimbangan objektif yaitu tingkat upah pasar dan pertimbangan subjektif yaitu implementasi nilai-nilai kemanusiaan. 2. Implementasi bunga sebagai harga dari modal tidak dapat dilakukan karena ajaran Islam menganggap sebagai riba nasyiah yang haram hukumnya. Penentuan harga modal akan dilakukan secara integratif dengan kontribusi dari kewirausahaan berdasarkan sistem bagi hasil (profit lost sharing). 3. Penggunaan sewa (rent) sebagai harga dari faktor produksi tanah tidak dapat diterima begitu saja. Terdapat kontroversi pendapat dikalangan pemikir Islam tentang legalitas sistem sewa dalam legalitas sistem persewaan. Dalam sistem ini harga tanah tidak ditetapkan di awal dan bersifat tetap seperti bunga tetapi ditentukan secara bersama dengan kontribusi kewirausahaan.
  • 12. Terdapat perbedaan tentang klasifikasi faktor produksi baik dari kalangan ekonomi konvensional maupun Islam. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor diantaranya ketidaksamaan definisi, karakteristik, maupun peran dari masing- masing faktor produksi dalam menghasilkan output. Faktor produksi pada umumnya diklasifikasikan dalam 4 jenis : a. Alam (tanah) Tanah merupakan faktor produksi yang sering disebut faktor produksi asal atau asli. Tanah juga merupakan faktor produksi yang relatif unik, sebab tidak diciptakan oleh manusia melainkan manusia tinggal memanfaatkannya. Keunikan tanah yang lain karena ketersediaannya yang relatif amat terbatas (seringkali digambarkan memiliki kurva penawaran in-elastis sempurna). Keunikan ini membawa kerumitan dalam penentuan harga dari tanah sebagai faktor produksi. Adapun bentuk sewa tanah yang diperbolehkan dalam Islam harus mencerminkan nilai-nilai keadilan, persaudaraan, dan kemurahan hati. Keadilan mengandung arti bahwa sewa harus memberikan keuntungan bagi pemilik maupun penyewa, adapun jika terdapat kerugian kedua pihak harus memikulnya agar tidak terjadi kedzaliman, penindasan atau eksploitasi antara pihak yang satu ke pihak lainnya.
  • 13. b. Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua yang dianggap paling penting, karena kekayaan alam dapat berubah menjadi hasil produksi yang bernilai karena jasa tenaga kerja. Keunikan tenaga kerja jika dibandingkan faktor produksi lainnya karena mereka manusia. Sehingga mereka harus diperhatikan. Bagaimana memberi harga atas tenaga kerja serta bagaimana menghargai unsur-unsur kejiwaan, moralitas dan unsur-unsur kemanusiaan yang lainnya. Upah merupakan harga dari orang yang telah bekerja serta kewajiban bagi orang yang mempekerjakannya. Dalam penentuan upah, Islam menjunjung tinggi nilai- nilai keadilan dan pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan. Terminologi adil dalam pengupahan harus memperhatikan kondisi pekerja (ajir) maupun majikan (mustajir) bukan hanya salah satunya saja. Sehingga tidak dibenarkan pemerintah menetapkan suatu upah hanya semata-mata ingin meningkatkan kesejahteraan para buruh tetapi di sisi lain menimbulkan kezaliman. Beberapa prinsip pemberian upah menurut pandangan Islam yang menjamin diperlakukannya tenaga kerja secara manusiawi: 1. Hubungan antara pekerja dan majikan harus memperlihatkan nilai kemanusiaan. 2. Tingkat upah minimum hendaklah mencukupi bagi pemenuhan kebutuhan dasar para pekerja. 3. Memperhatikan waktu kerja pekerja dengan berdasarkan kekuatan fisik dan lokasi waktu bagi tertunaikannya hak Allah (beribadah) oleh si pekerja dengan tidak mengurangi upah bagi pekerja.
  • 14. c. Modal Modal adalah segala kekayaan baik yang berwujud uang maupun bukan uang (gedung, mesin, perabotan dan kekayaan fisik lainnya) yang dapat digunakan dalam menghasilkan output. Isu terpenting tentang modal ini adalah bagaimana menentukan harganya. Dimana dalam ekonomi konvensional, bunga merupakan harga dari modal (uang), hal ini bertolak belakang dengan pandangan Islam yang mengharamkan bunga karena dikategorikan riba sehingga harus dihapus secara mutlak. Sebagai gantinya ajaran Islam menawarkan konsep profi-loss sharing yang dipandang lebih mencerminkan nilai-nilai keadilan bagi pelaku ekonomi. Secara umum konsep ini diimplementasikan dalam konsep mudharabah dan musyarakah. Berbeda dengan bunga dalam sistem ini harga modal dan entrepreneur ditentukan bersama berdasarkan persentase keuntungan/kerugian yang akan diterima. d. Wirausaha Wirausaha (entrepreneur) pada dasarnya adalah motor penggerak kegiatan produksi. Kegiatan produksi berjalan karena adanya gagasan, upaya, dan motivasi untuk mendapatkan manfaat sekaligus bersedia menanggung resiko dari para wirausaha ini. Meskipun sama-sama manusia, wirausaha tentu berbeda dengan tenaga kerja. Tenaga kerja pada dasarnya hanyalah alat produksi yang hanya menjalankan produksi sebagaimana fungsinya. Dalam pengertian fungsional tenaga kerja mungkin dapat diganti dengan mesin, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan terhadap seorang wirausahawan.
  • 15. e. Fungsi Produksi Berikut ini beberapa asumsi dasar yang melandasi analisa fungsi produksi dalam pandangan konvensional, yaitu: 1. Kegiatan produksi tidak hanya dilakukan terbatas oleh perusahaan saja. Misalnya tertentu yang bertujuan mencari keuntungan. 2. Kondisi pasar yang eksis dalam industri adalah pasar persaingan sempurna. Sehingga dengan asumsi ini output setiap perusahaan merupakan bagian kecil dari keseluruhan output yang dibutuhkan oleh pasar. 3. Setiap perusahaan bebas keluar-masuk dalam industri (free entry-exit). Implikasi dari asumsi ini adalah adanya tarikan yang kuat pada industri yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi.