[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak, mulai dari epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pendekatan MTBS, hingga tata lakana terapi oksigen dan antibiotik. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang deteksi dini dan penanganan pneumonia pada anak.
2. Epidemiologi
• Angka kejadian pneumonia di dunia tinggi
dengan angka kematian yang tinggi pula.
• Pada tahun 2006: >2 juta anak meninggal
karena pneumonia (pneumonia pembunuh
nomor 1).
WHO: PNEUMONIA the forgotten
killer of children
Unicef/WHO: Pneumonia: The Forgotten Killer of Children, September 2006
3. Lebih dari 2 juta anak
balita meninggal
disebabkan oleh
Pneumonia
Pneumonia menjadi
penyebab 1 dari 5
kematian pada anak
balita
Unicef/WHO: Pneumonia: The Forgotten Killer of Children, September 2006
Bad
News
4. Pd tahun 2011:1,3 juta kematian (14%
dari seluruh kematian balita) karena
pneumonia.
Epidemiologi
• Pd tahun 2013: setiap 30 detik seorang
balita meninggal krn pneumonia ~
1,054 juta.
UNICEF/WHO; 2012
UNICEF/WHO; 2013
5. Indonesia 2012: pneumonia merup.
penyebab kematian no. 2 pd balita stlh
diare (kematian krn diare 17,2%,
kematian krn pneumonia 13,2%).
Epidemiologi
Menkes; 2013
6. Pneumonia
suatu peradangan parenkim paru
dapat disebabkan oleh bakteria, virus,
organisme yg lain ataupun faktor non
infeksi
DEFINISI
7.
8. Bronchopneumonia
Early stages of acute bronchopneumonia. Abundant inflammatory cells fill
the alveolar spaces. The alveolar capillaries are distended and engorged.
9. Etiology of Pneumonia
Predominantly : bacterial and viral
In developing countries:
bacterial >> viral
(Shann,1986): In 7 developing
countries,
bacterial 60 %
(Turner, 1987): In developed
countries,
bacterial 19 % ;
viral 39 %
10. Etiology Bacterial
Streptococcus pneumoniae
Hemophilus influenzae
Staphylococcus aureus
Streptococcus group A – B
Klebsiella pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa
Chlamydia spp
Mycoplasma pneumoniae
11. RISK FACTORS FOR PNEUMONIA
OR DEATH FROM ARI
Increase
risk of
ARI
Malnutrition, poor
breast feeding
practices
Vitamin A deficiency
Low birth weight
Cold weather
or chilling
Exposure to air pollution
• Tobacco smoke
• Biomass smoke
• Environmental air pollution
Lack of immunization
Young age
Crowding
High prevalence
of nasopharyngeal
carriage of
pathogenic bacteria
12. 1. Manifestasi nonspesifik:
Demam, sakit kepala, iritabel, malaise,
nafsu makan menurun , keluhan sal. cerna,
gelisah, dll.
2. Manifestasi umum IRA bawah:
Batuk, takipne (napas cepat), ekpektorasi
sputum, NCH, sesak napas, merintih, air
hunger (rasa ingin menarik napas panjang
terus- menerus), sulit minum, sianosis,
kejang, distensi abdomen, hepar mungkin
teraba.
Manifestasi klinis
Marostica PJC, et al. CAP. Dalam: Kendig and Chernick’s. Disorders of the
Respiratory Tract in Children. Edisi ke-8;2012. h. 461-72.
13. Tanda pneumonia:
Retraksi dinding dada, fremitus vokal
meningkat, pekak perkusi, suara napas
melemah, dan terdengar crackles/rales
(kadang mengi).
Dpt dijumpai “anggukkan kepala”,
nyeri dada, friction rub, dan nyeri
abdomen.
Manifestasi klinis
Marostica PJC, et al. CAP. Dalam: Kendig and Chernick’s. Disorders of the
Respiratory Tract in Children. Edisi ke-8;2012. h. 461-72.
16. Tanyakan keluhan utama:
Apakah anak menderita batuk atau sukar
bernapas ?
JIKA YA
TANYAKAN:
Berapa lama?
LIHAT DAN DENGAR:
• Hitung napas dalam 1 menit.
• Perhatikan, adakah tarikan
dinding napas ke dalam?
• Dengar adanya stridor.
Klasifikasikan BATUK atau SUKAR BERNAPAS
Depkes RI. Buku Bagan MTBS: Jakarta; 2008.
PENDEKATAN MTBS
Anak
hrs
tenang
17. Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya
umum, ATAU
Tarikan dinding dada ke
dalam
Penyakit sangat berat
atau
Pneumonia berat
Napas cepat Pneumonia
Tidak ada tanda-tanda
pneumonia atau penyakit
sangat berat
Batuk bukan pneumonia
Tabel 1. Klasifikasikan BATUK atau SUKAR
BERNAPAS
PENDEKATAN MTBS
Depkes RI. Buku Bagan MTBS: Jakarta; 2008.
18. TANYAKAN:
Apakah anak bisa minum atau menyusui?
Apakah anak selalu memuntahkan
semuanya?
Apakah anak menderita kejang?
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM
LIHAT:
• Apakah anak tampak letargis atau tidak
sadar?
PENDEKATAN MTBS
Depkes RI. Buku Bagan MTBS: Jakarta; 2008.
19. Keluhan Utama:
LIHAT DAN DENGAR:
• Hitung napas dalam 1 menit.
• Perhatikan, adakah tarikan
dinding dada ke dalam.
• Dengar adanya merintih.
Batuk? Atau Sukar bernapas?
Berapa lama?
Anak
harus
tenang
WHO UNICEF
Ya
Klasifikasikan BATUK atau
SUKAR BERNAPAS spt Tabel 1.
20. DIAGNOSIS KLINIS
• Batuk.
• Demam.
• Takipne.
• Gawat napas.
• Crackles/rales.
Marostica PJC, et al. CAP. Dalam: Kendig and Chernick’s. Disorders of the
Respiratory Tract in Children. Edisi ke-8;2012. h. 461-72.
21. Derajat peny. berdasarkan klinik (WHO):
1. Bukan pneumonia
2. Pneumonia (tdk berat):
Batuk atau sesak napas dan napas cepat.
Napas cepat:
Usia < 2 bl : 60 x/mnt
Usia 2 – 12 bl : 50 x/mnt
Usia 1 – 5 th : 40 x/mnt
Auskultasi:
Crackle(+), suara napas ,
suara napas bronkial
22. 3. Pneumonia berat :
Batuk/sesak napas disertai salah satu di
bawah ini:
Retraksi dinding dada.
NCH (napas cuping hidung).
Grunting (merintih).
23. 4. Pneumonia sangat berat :
Batuk/sesak napas disertai salah satu di
bawah ini:
Sianosis sentral.
Tdk bisa minum.
Muntah.
Kejang.
Letargi.
Kesadaran . menurun.
Anggukkan kepala.
27. Memeriksa Tanda Bahaya Umum
TANYAKAN LIHAT dan PERIKSA
• Apakah anak bisa
minum atau
menyusu?
• Apakah anak
memuntahkan
semuanya?
• Apakah anak
menderita kejang?
• Apakah anak rewel, gelisah,
letargis atau tidak sadar?
• Apakah anak memuntahkan
semua makanan dan/atau
minuman?
• Apakah anak sedang mengalami
kejang?
• Apakah anak sulit bernapas atau
biru?
• Apakah ujung ekstremitas pucat
dan dingin?
• Apakah ada stridor?
Berikan penanganan segera!
28. Adanya tanda
bahaya umum
Merah muda:
PENYAKIT SANGAT
BERAT
• Bila sedang kejang beri
diazepam
• Lengkapi penilaian dengan
segera
• Segera beri pengobatan pra
rujukan
• Berikan perawatan untuk
mencegah gula darah rendah
• Bila stridor berikan nebulisasi
adrenalin
• RUJUK SEGERA
Berikan penanganan segera!
29. Evaluasi
TANYAKAN KELUHAN UTAMA:
Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas?
JIKA YA,
TANYAKAN : LIHAT, DENGAR, DAN RASAKAN*:
Berapa lama? - Hitung napas dalam 1 menit
- Lihat adanya tarikan dinding dada ke dalam
- Lihat dan dengarkan adanya stridor
- Lihat dan dengarkan adanya wheezing
- Rasakan gerakan dinding dada
Umur anak: Napas cepat adalah:
2- <12 bulan ≥ 50x/menit
12 bulan - <5 tahun ≥ 40x/menit
30. Bagan MTBS Balita (1)
• Tarikan dinding
dada ke dalam
(TDDK) atau
• Saturasi oksigen
< 90
Merah muda:
PNEUMONIA
BERAT
• Beri oksigen maksimal 2-3
liter per menit
• Beri dosis pertama
antibiotik yang sesuai
• Rujuk segera ke RS
• Obati wheezing bila ada
31. Bagan MTBS Balita (2)
• Napas cepat
Kuning:
PNEUMONIA
• Berikan Amoksisilin oral dosis
tinggi 2 kali per hari untuk 3
hari*
• Beri pelega tenggorokan dan
pereda batuk yang aman
• Apabila batuk > 14 hari rujuk
• Apabila wheezing berulang
rujuk
• Nasihati kapan kembali segera
• Kunjungan ulang dalam 3 hari
• Obati wheezing bila ada
*Dosis tinggi amoksisilin oral yaitu 90 mg/kgBB/hari dibagi
2 dosis selama 3 hari.
32. Bagan MTBS Balita (3)
Hijau :
BATUK BUKAN
PNEUMONIA
• Beri pelega tenggorokan
dan pereda batuk yang
aman
• Apabila batuk > 14 hari
rujuk
• Apabila wheezing berulang
rujuk
• Nasihati kapan kembali
segera
• Kunjungan ulang dalam 5
hari bila tidak ada
perbaikan
• Obati wheezing bila ada
• Tidak ada tarikan
dinding dada ke
dalam
• Tidak ada napas
cepat
33. Register Rawat Jalan Balita Sakit
Pemeriksaan
Kelu
han
Uta
ma
Kunj.
Pertama
/Ulang
Tanda
bahaya
umum
KLASIFIKASI MTBS
(UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN)
BB PB/TB
(cm)
Su
hu
Batuk atau Sukar Bernapas
Status Gizi
(BB/TB:
gizi
kurang,
gizi buruk)
dan (TB/U:
stunting/
tidak)
Peni
laian
*
PNEUMO
NIA BERAT
PNEU
MONIA
BATUK
BUKAN
PNEUMO
NIA
40. TERAPI OKSIGEN
O Berikan oksigen pada anak
dengan SatO2 < 90%
ATAU
O Tanda :
- Sianosis sentral
- Kesulitan minum akibat
sesak
- Merintih setiap kali
bernapas
- Tarikan dinding dada yang
berat
- Penurunan kesadaran
- Frekuensi Napas > 70
x/mnt
42. PEMANTAUAN DAN PENYAPIHAN
TERAPI OKSIGEN
O Setiap 3 jam perawat
menilai apakah:
- Kondisi anak stabil
- Nasal prong terletak
pada tempatnya
- Tidak ada plak
mukus
- Koneksi ke sumber
oksigen tetap terjaga
(flow rate)
- Saturasi oksigen baik
O Setiap hari oksigen dititrasi
secara bertahap
O Dapat dihentikan jika:
- Klinis membaik
- Saturasi oksigen >90 %
pada udara ruang
O Pastikan saturasi > 90%
(dalam 15 menit saat
penghentian) ; pantau 30
menit berikutnya ;
selanjutnya tiap 3 jam pada
hari pertama
O Jika stabil oksigen dapat
dihentikan
43. ANTIBIOTIK (NON HIV )
- Ampisilin 50 mg/kg atau
benzilpenicillin 50.000 U/kg IM
atau IV/6 jam (min 5 hari)
- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM
atau IV sekali sehari (min 5 hari)
- Jika dalam 48 jam tidak membaik
gentamisin + kloksasilin (50
mg/kg IM/IV tiap 6 jam
- AB Lini kedua : Seftriakson (80
mg/kg IM /IV sekali sehari)
44. ANTIBIOTIK
(EXPOSED HIV ATAU INFEKSI HIV)
O Secara umum etiologi
bakterialis sama dengan kasus
non HIV
- Ampisilin 50 mg/kg atau
benzilpenicillin 50.000 U/kg IM
atau IV/6 jam (min 5 hari)
- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM
atau IV sekali sehari (min 5 hari)
- Jika dalam 48 jam tidak
membaik Seftriakson (80
mg/kg IM /IV sekali sehari)
- Jika tidak ada dapat diganti
gentamisin + kloksasilin (50
mg/kg IM/IV tiap 6 jam
O Infeksi PCP harus
dipertimbangkan pada
anak < 12 bulan :
- Kotrimoksasol (TMP 8
mg/kg) tiap 8 jam
selama 3 minggu
O Pada anak 1-5 tahun
pemberian terapi PCP
jika terdapat gejala dan
tanda PCP (pneumonia
Pneumocystis carinii)
45. TERAPI SUPORTIF LAIN
Pastikan patensi
jalan napas
Antipiretik jika
demam tinggi
Jika didapatkan mengi
dapat diberikan
bronkodilator
Status hidrasi :
- Atasi dehidrasi atau jika perlu
koreksi suhu
- Asupan ASI/oral jika
memungkinkan
- Jika tidak bisa oral berikan /
NGT
46. KOMPLIKASI
Jika dalam 48 – 72 jam klinis tidak
membaik/bahkan memburuk pikirkan komplikasi
:
Lakukan pemeriksaan foto toraks
O Pneumatocele
O Parapneumonic effusion (termasuk empiema)
O Pneumotoraks / Pneumomediastinum
O Abses Paru
O Sepsis (Septic shock, penyebaran infeksi ke
organ lain seperti meningitis, peritonitis dll)
48. TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Efusi pleura / Empiema
Drainase analisis cairan pleura,
pulasan gram dan kultur kuman
Ampisilin atau kloksasilin (50
mg/kg IM/IV tiap 6 jam) +
Gentamisin jika anak telah
membaik (min 7 hari AB) lanjutkan
dengan kloksasilin oral selama 3
minggu
Jika gejala menetap dengan terapi
yang adekuat eksplorasi ke
arah HIV dan TB
O Abses paru
Ampisilin atau kloksasilin
(50 mg/kg IM/IV tiap 6 jam)
+ Gentamisin jika anak
telah membaik (min 7 hari
AB) lanjutkan dengan
kloksasilin oral selama 3
minggu
Terapi bedah Abses paru
yang berukuran besar atau
dengan hemoptisis dan
perburukan gejala
walaupun sudah diberikan
AB
49. TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Pneumotoraks
Biasanya sekunder
akibat penumpukan
udara dalam rongga
pleura akibat pecahnya
alveoli atau
mikroorganisme
penghasil gas
Pemasangan chest tube
drainage (WSD)
50. KAPAN PASIEN DAPAT
PULANG
O Sesak berkurang atau menghilang
O Tidak ada hipoksemia (saturasi oksigen >
90%)
O Asupan makan baik
O Dapat minum obat secara oral atau telah
menyelesaikan pemberian obat antibiotik
parenteral
O Orangtua mengerti gejala dan tanda
pneumonia, faktor risiko dan kapan harus
datang kontrol
51. RAWAT JALAN
O Edukasi pemberian asupan cairan yang cukup,
perhitungkan juga jika ada demam, small frequent feeding
jika ada muntah
O ANTIBIOTIK :
- Berikan dosis pertama di fasyankes
- Oral :
a. High HIV infection rate: amoksisilin 40 mg/kg
per kali; 2x/hari (5hari)
b. Low HIV infection rate: amoksisilin 40 mg/kg
per kali; 2x/hari (3hari)
O Hindari pemberian obat yang tidak diperlukan seperti
golongan atropin, obat yang mengandung alkohol, ataupun
kodein
52. PEMANTAUAN
O Edukasi untuk datang kontrol dalam 3 hari
atau lebih cepat jika kondisi anak memburuk
O Jika saat datang kontrol gejala klinis belum
membaik (demam, napas cepat/sesak,
kesulitan makan) sebaiknya pasien dirawat
untuk evaluasi lebih lanjut
O Jika didapatkan tanda-tanda pneumonia
berat tata laksana seperti pneumonia
berat
53. IDENTIFIKASI
FAKTOR RISIKO
O Malnutrisi
O Defisiensi vitamin A, Zink
O Paparan Asap Rokok, polusi udara, polusi
biomass
O Imunisasi tidak lengkap
O Tidak diberikan ASI eksklusif
O Prematuritas, Berat Lahir Rendah
O Lingkungan rumah yang padat dan kotor
O Komorbid yang menurunkan pertahanan sistem
pernapasan ( Penyakit Jantung Bawaan,
Kelainan neuromuskular, Penyakit Defisiensi
Imun)