SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Aqui começa a apresentação
Kelompok 1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PNEUNONIA
Disusun Oleh :
1. Agiska Mayzella 6. Rizky Meta
2. Andi Warni 7. Samsir Mappa
3. Anik sri Hartatik 8. Windy Ermaya
4. Fitri arum
5. Reza fatharoni
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
PERTAMEDIKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari satu infeksi saluran
pernafasan bawah akut, dengan gejala batuk disertai sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
fungi (microplasma) dan aspirasi substansi asing berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat
dilihat melalui gambaran radiologis (Nursalam, 2015).
Menurut WHO (World Health Organnization) pneumonia adalah bentuk infeksi pernafasan akut yang menyerang
paru-paru pada bagian alveoli yang berfungsi sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2, ketika pasien menderita
pneumonia alveoli akan dipenuhi cairan dan nanah yang membuat pernafasan terasa menyakitkan dan membatasi
asupan oksigen. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat (Sudoyo, 2015).
A. DEFINISI
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut
parenkim paru yang biasanya dari satu infeksi saluran
pernafasan bawah akut, dengan gejala batuk disertai sesak
nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
fungi (microplasma) dan aspirasi substansi asing berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan
dapat dilihat melalui gambaran radiologis (Nursalam, 2015).
Lanjutan
Menurut WHO (World Health Organnization) pneumonia
adalah bentuk infeksi pernafasan akut yang menyerang paru-paru
pada bagian alveoli yang berfungsi sebagai tempat pertukaran O2
dan CO2, ketika pasien menderita pneumonia alveoli akan
dipenuhi cairan dan nanah yang membuat pernafasan terasa
menyakitkan dan membatasi asupan oksigen. Secara klinis
pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
(Sudoyo, 2015).
ETIOLOGI
Penyebab pneumonia pada orang dewasa dan usia lanjut
umumnya adalah bakteri. Penyebab paling umum pneumonia di
Amerika Serikat yaitu bakteri Streptococcus pneumonia, atau
Pneumococcus.Sedangkan pneumonia yang disebabkan karena virus
umumnya adalah Respiratory Syncytial Virus, rhinovirus, Herpes
Simplex Virus, Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS)(Nursalam, 2016).
Lanjutan..
Menurut (Padila, 2013) penyebab dari pneumonia yaitu;
a. Bakteri
Bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif
seperti: streptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis.
a. Virus
Virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet citomegalo,
virus ini dikenal sebagai penyebab utama kejadian pneumonia virus.
a. Jamur
Jamur disebabkan oleh infeksi yang menyebar melalui penghirupan udara
mengandung spora biasanya ditemukan pada kotoran burung. 6
a. Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis carini pneumoni (PCP) biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi
A. Patofisiologi
Patofisiologi pneumonia Agent penyebab pneumonia
masuk ke paru – paru melalui inhalasi atau pun aliran
darah. Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya
masuk ke saluran pernapasan bawah. Reaksi peradangan
timbul pada dinding bronkhus menyebabkan sel berisi
eksudat dan sel epitel menjadi rusak. Kondisi tersebut
berlansung lama sehingga dapat menyebabkan etelektasis
(Suratun & Santa, 2013). Reaksi inflamasi dapat terjadi
di alveoli, yang menghasilkan eksudat yang mengganggu
jalan napas, bronkospasme dapat terjadi apabila pasien
menderita penyakit jalan napas reaktif (Smeltzer & Bare,
2013).
Melhores Centros
A. Klasifikasi
Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemilogi sertaletak anatomi (Nursalam,
2016) sebagai berikut:
a.Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1) Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak menjalani
rawat inap di rumah sakit.
2) Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan di rumah
sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.
3) Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik ketika makan
atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan infeksi tetapi dapat menjadi
infeksi karena bahan teraspirasi mungkin mengandung bakteri aerobic atau penyebab lain dari
pneumonia.
4) Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi pada penderita
yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
B .Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi
1. Pneumonia lobaris
Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila
kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”.
2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Bronkopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat
mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
3. Pneumonia interstisial
Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial
serta interlobular.
Tanda dan gejala
Menurut Mandan (2019) tanda gejala yang timbul pada
pneumonia antara lain:
a. Demam menggigil
b. Mual dan tidak nafsu makan
c. Batuk kental dan produktif
d. Sesak napas
e. Ronchi
f. Mengalami lemas/ kelelahan
g. Orthopnea
Pemeriksaan penunjang :
a. Radiologi
b. Laboratorium
c. Mikrobiologi
d. Analisa Gas Darah
e. Tes serologi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis secara umum untuk pneumonia menurut
Digiulio, Jackson, & Keogh, 2014 :
a. Memberikan oksigen jika diperlukan.
b. Untuk infeksi bakterial, memberikan antibiotik seperti
macrolides (azithomycin, clarithomicyn), fluoroquinolones
(levofloxacin, moxifloxacin), beta-lactams (amoxilin atau
clavulanate, cefotaxime, ceftriaxone, cefuroxime axetil,
cefpodoxime, ampicillin atau sulbactam), atau ketolide
(telithromycin).
c. Memberikan antipiretik jika demam, seperti Acitaminophen,
ibuprofen.
d. Memberikan bronkodilator untuk menjaga jalur udara tetap
terbuka, memperkuat aliran udara jika perlu seperti albuterol,
metaproteranol, levabuterol via nebulizer atau metered dose
inhaler.
e. Menambah asupan cairan untuk membantu menghilangkan
sekresi dan mencegah dehidrasi.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Nutrisi
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
7. Aktivitas/ Istirahat
8. Makanan / Cairan
9. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan
b. keadaan umum
c. Kepala
d. Mata
a. Sistem pencernaan
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem integumen
e. Sistem perkemihan
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Iyer, etc,dalam Nursalam, 2009).
A. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan sekresi yang
tertahan (D.0001)
Definisi
Ketidak mampuan
membersihkan sekret atau
obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan
nafas tetap paten.
1) Tanda mayor dan minor
a) Tanda mayor
(1).Tanda mayor objektif:
(a) Batuk tidak efektif atau tidak
mampu batuk
(b) Sputum berlebih / obstruksi
dijalan nafas
(c) Mengi, wheezing dan / atau
ronkhi kering.
a) Tanda minor
(1).Tanda minor subjektif:
(a) Dispnea
(b) Sulit bicara
(c) Ortopnea
(2).Tanda minor objektif:
a) Gelisah
b) Sianosis
c) Bunyi nafas menurun
d) Frekuensi nafas berubah
e) Pola nafas berubah
Kondisi klinis terkait
a) Infeksi salurannafas
DiagnosaKeperawatan
Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria Hasil,
Rencana Intervensi
B. Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan perubahan
membrane alveolus-kapiler
(D.0003)
1) Definisi
Kelebihan atau
kekurangan
oksigenasi dan/atau
eliminasi
karbondioksida pada
membran alveolus-
kapiler.
1) Tanda mayor dan minor
a) Tanda mayor
(1).Tanda mayor subjektif
(a) Dispnea
(2).Tanda mayor objektif
(a) PCO2 meningkat / menurun
(b) PO2 menurun
(c) Takikardi
(d) PH arteri meningkat / menurun
(e) Bunyi nafas tambahan
B) Tanda minor
(1).Tanda minor subjektif
(a)Pusing
(b)Penglihatan kabur
(a) Sianosis
(b) Diaforesis
(c) Gelisah
(d) Nafas cuping hidung
(e) Pola nafas abnormal
(cepat/lambat,
regular/ireguler,
dalam/dangkal)
(f) Warna kulit abnormal
(g) Kesadaran menurun
1) Kondisi klinis terkait
a) Penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK)
b) Pneumonia
c) Infeksi saluran nafas
C. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
nafas (D.0005)
1) Definisi
Inspirasi dan /atau ekspirasi yang
tidak memberikan ventilasiadekuat.
1) Tanda mayor dan minor
a) Tanda mayor
(1).Tanda mayor subjektif
(a) Dispnea
).Tanda mayor ojektif
(a) Penggunaan otot bantu pernafasan
(b) fase ekspirasi memanjang
(c) Pola nafas abnormal (missal takipnea,
bradipnea,hiperventilasi)
a) Tanda minor
(1).Tanda minor subjektif
(a)ortopnea
(2).Tanda minor objektif
(a) Pernafasan pursed-lip
(b) Pernafasaan cuping hidung
(c) Diameter thoraks anterior–posterior
meningkat
(d) Kapasitas vital menurun
(e) Tekanan ekspirasi menurun
(f) Tekanan inspirasi menurun
(g) Ekskursi dada berubah
a) Depresi system saraf pusat
b) Cedera kepala
c) Trauma thoraks
d) Gullian barre syndrome
e) Sklerosis multipel
f) Stroke
g) Intoksidasi alcohol
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan
pada pengetahuan dan penilaian kelinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI, 2018). Intervensi keperawatan pada kasus pneumonia berdasarkan buku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia sebagai berikut:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan
(D.0001)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
bersihan jalan nafas meningkat L.01001
Kriteria hasil: L.01001
1) Batuk efektif meningkat
2) Produksi sputum menurun
3) Mengi menurun
4) Wheezingmenurun
5) Dispnea menurun
6) Sianosis menurun
7) frekuensi nafas membaik
8) polanafasmembaik
Intervensi keperawatan:Latihan batuk efektif 1.01006
1) Observasi
a) Identifikasi kemampuan batuk
b) Monitor adanya retensi sputum
c) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
d) Monitor input dan output cairan (mis. jumlah dan karakteristik)
2) Terapeutik
a) Atur posisi semi-fowler atau fowler
b) Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
c) Buang sekret pada tempat sputum
3) Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
b) Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mecucu (dibulatkan) selam 8 detik.
c) Anjurkan tarik nafas dalam hingga 3 kali.
d) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafasdalam yang ke-3
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jikaperlu.
a. Gangguan pertukarangas
berhubungan
dengan
perubahanmembrane
alveolus-kapiler (D.0003)
Tujuan:setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
diharapkan pertukaran
gas meningkat.
Kriteria hasil: L.01003
1) Dispneamenurun
2) Bunyinafastambahanmenurun
3) Pusingmenurun
4) Penglihatankaburmenurun
5) Nafascupinghidungmenurun
6) PCO2danPO2membaik
7) Takikardimembaik
8) Sianosismembaik
9) Polanafasmembaik
Intervensi keperawatan: Pemantauan
respirasi 1.01014
1) Observasi
a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya nafas
b) MonitorMonitor kemampuan
batuk efektif
c) Monitor adanya produksi sputum
d) Monitor adanya sumbatan jalan nafas
e) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
f) Auskultasi bunyi nafas
g) Monitor saturasi oksigen
h) Monitor AGD
i) Monitor hasil x-ray toraks
2) Terapeutik
a) Atur interval pemantuan respirasi sesuai
kondisi pasien
b) Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauaan
b) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
a. Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan hambatan
upaya nafas (D.0005)
Tujuan: setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan polanafas
membaik L.010004 Kriteria
hasil:
1) Kapasitas vital meningkat
2) Tekanan ekspirasi meningkat
3) Tekanan inspirasi meningkat
4) Dispneamenurun
5) Penggunaan otot bantu nafas
menurun
6) Pernafasan cuping hidung
menurun
7) Frekuensi nafas membaik
8) Kedalaman nafas membaik
Intervensi keperawatan: Manajemen jalan
nafas 1.01011
1) Observasi
a) Monitorpola nafas (frekuensi,
kedalaman,usaha nafas)
b) Monitor bunyi nafas tambahan
(misalnya gurgling, mengi,wheezing,
ronki)
c) Monitor sputum(jumlah, warna,
aroma)
2) Terapeutik
a) Posisikansemi-fowler atau fowler
b) Berikan minumhangat
c) Lakukan fisioterapidada, jika perlu
d) Lakukanpenghisapan lendir kurang
dari 15 detik
e) Berikanoksigen, jika perlu
3) Edukasi
a) Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,
jika tidakkontraindikasi
b) Ajarkanteknik batuk efektif
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran,mukolitik. jika perlu.
A. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat
memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien
(Perry, 2009).
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana
rencana keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan
aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi
perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus
mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi
dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan
lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi
rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya (Wilkinson.M.J,
2012).
Evaluasi Keperawatan
Menurut Nursalam (2009: 135-137), evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana intervensi, dan
implementasinya.
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus
pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Dijelaskan oleh (Hidayat, 2009),
perumusan evaluasi formatif dikenal dengan istilah SOAP meliputi:
S : Subjektif, merupakan data perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang dirasakan,
dikeluhkan, dan dikemukakan pasien.
O : Objektif, merupakan data perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain.
A : Assasement atau analisis
Kedua jenis data tersebut, baik subjektif maupun objektif dinilai dan dianalisis, apakah
berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran.Hasil analisis dapat menguraikan sampai
dimana masalah yang ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah baru yang
menimbulkan diagnosa keperawatan baru.
P : Planning atau perencanaan
Rencana penanganan pasien dalam hal ini didasarkan pada hasil analisis di atas yang berisi
melanjutkan rencana sebelumnya apabila keadaan atau masalah pasien belum teratasi dan
membuat rencana baru bila rencana awal tidak efektif.
ppt pneumonia.pptx

More Related Content

Similar to ppt pneumonia.pptx (20)

Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
pnemoni 10.ppt
pnemoni 10.pptpnemoni 10.ppt
pnemoni 10.ppt
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Patologi sistem respirasi
Patologi sistem respirasiPatologi sistem respirasi
Patologi sistem respirasi
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
Askep pneumonia
Askep pneumoniaAskep pneumonia
Askep pneumonia
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
AUDIT KASUS PNEUMONIA dd TB PARU TC FIX.pptx
AUDIT KASUS PNEUMONIA dd TB PARU  TC FIX.pptxAUDIT KASUS PNEUMONIA dd TB PARU  TC FIX.pptx
AUDIT KASUS PNEUMONIA dd TB PARU TC FIX.pptx
 
Bronkiektasis-HND.pdf
Bronkiektasis-HND.pdfBronkiektasis-HND.pdf
Bronkiektasis-HND.pdf
 
Edi
EdiEdi
Edi
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
Penatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispaPenatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispa
 
Gangguan organ pernafasan
Gangguan organ pernafasanGangguan organ pernafasan
Gangguan organ pernafasan
 
Materi ppok
Materi ppokMateri ppok
Materi ppok
 
Dokep tito
Dokep titoDokep tito
Dokep tito
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

ppt pneumonia.pptx

  • 1. Aqui começa a apresentação Kelompok 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PNEUNONIA Disusun Oleh : 1. Agiska Mayzella 6. Rizky Meta 2. Andi Warni 7. Samsir Mappa 3. Anik sri Hartatik 8. Windy Ermaya 4. Fitri arum 5. Reza fatharoni PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PERTAMEDIKA
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari satu infeksi saluran pernafasan bawah akut, dengan gejala batuk disertai sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, fungi (microplasma) dan aspirasi substansi asing berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis (Nursalam, 2015). Menurut WHO (World Health Organnization) pneumonia adalah bentuk infeksi pernafasan akut yang menyerang paru-paru pada bagian alveoli yang berfungsi sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2, ketika pasien menderita pneumonia alveoli akan dipenuhi cairan dan nanah yang membuat pernafasan terasa menyakitkan dan membatasi asupan oksigen. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Sudoyo, 2015).
  • 3. A. DEFINISI Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari satu infeksi saluran pernafasan bawah akut, dengan gejala batuk disertai sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, fungi (microplasma) dan aspirasi substansi asing berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis (Nursalam, 2015).
  • 4. Lanjutan Menurut WHO (World Health Organnization) pneumonia adalah bentuk infeksi pernafasan akut yang menyerang paru-paru pada bagian alveoli yang berfungsi sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2, ketika pasien menderita pneumonia alveoli akan dipenuhi cairan dan nanah yang membuat pernafasan terasa menyakitkan dan membatasi asupan oksigen. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Sudoyo, 2015).
  • 5. ETIOLOGI Penyebab pneumonia pada orang dewasa dan usia lanjut umumnya adalah bakteri. Penyebab paling umum pneumonia di Amerika Serikat yaitu bakteri Streptococcus pneumonia, atau Pneumococcus.Sedangkan pneumonia yang disebabkan karena virus umumnya adalah Respiratory Syncytial Virus, rhinovirus, Herpes Simplex Virus, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)(Nursalam, 2016).
  • 6. Lanjutan.. Menurut (Padila, 2013) penyebab dari pneumonia yaitu; a. Bakteri Bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif seperti: streptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis. a. Virus Virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet citomegalo, virus ini dikenal sebagai penyebab utama kejadian pneumonia virus. a. Jamur Jamur disebabkan oleh infeksi yang menyebar melalui penghirupan udara mengandung spora biasanya ditemukan pada kotoran burung. 6 a. Protozoa Menimbulkan terjadinya pneumocystis carini pneumoni (PCP) biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi
  • 7. A. Patofisiologi Patofisiologi pneumonia Agent penyebab pneumonia masuk ke paru – paru melalui inhalasi atau pun aliran darah. Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran pernapasan bawah. Reaksi peradangan timbul pada dinding bronkhus menyebabkan sel berisi eksudat dan sel epitel menjadi rusak. Kondisi tersebut berlansung lama sehingga dapat menyebabkan etelektasis (Suratun & Santa, 2013). Reaksi inflamasi dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan eksudat yang mengganggu jalan napas, bronkospasme dapat terjadi apabila pasien menderita penyakit jalan napas reaktif (Smeltzer & Bare, 2013).
  • 8. Melhores Centros A. Klasifikasi Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemilogi sertaletak anatomi (Nursalam, 2016) sebagai berikut: a.Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi 1) Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak menjalani rawat inap di rumah sakit. 2) Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur. 3) Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan teraspirasi mungkin mengandung bakteri aerobic atau penyebab lain dari pneumonia. 4) Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
  • 9. B .Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi 1. Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”. 2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Bronkopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya. 3. Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.
  • 10. Tanda dan gejala Menurut Mandan (2019) tanda gejala yang timbul pada pneumonia antara lain: a. Demam menggigil b. Mual dan tidak nafsu makan c. Batuk kental dan produktif d. Sesak napas e. Ronchi f. Mengalami lemas/ kelelahan g. Orthopnea
  • 11. Pemeriksaan penunjang : a. Radiologi b. Laboratorium c. Mikrobiologi d. Analisa Gas Darah e. Tes serologi Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis secara umum untuk pneumonia menurut Digiulio, Jackson, & Keogh, 2014 : a. Memberikan oksigen jika diperlukan. b. Untuk infeksi bakterial, memberikan antibiotik seperti macrolides (azithomycin, clarithomicyn), fluoroquinolones (levofloxacin, moxifloxacin), beta-lactams (amoxilin atau clavulanate, cefotaxime, ceftriaxone, cefuroxime axetil, cefpodoxime, ampicillin atau sulbactam), atau ketolide (telithromycin). c. Memberikan antipiretik jika demam, seperti Acitaminophen, ibuprofen. d. Memberikan bronkodilator untuk menjaga jalur udara tetap terbuka, memperkuat aliran udara jika perlu seperti albuterol, metaproteranol, levabuterol via nebulizer atau metered dose inhaler. e. Menambah asupan cairan untuk membantu menghilangkan sekresi dan mencegah dehidrasi.
  • 12. A. Pengkajian Keperawatan 1. Identitas 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Penyakit Sekarang 4. Riwayat Penyakit Dahulu 5. Riwayat Nutrisi 6. Riwayat Kesehatan Keluarga 7. Aktivitas/ Istirahat 8. Makanan / Cairan 9. Pemeriksaan Fisik a. pengukuran panjang badan, berat badan b. keadaan umum c. Kepala d. Mata a. Sistem pencernaan b. Sistem Pernafasan c. Sistem kardiovaskuler d. Sistem integumen e. Sistem perkemihan KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN Dalam proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Iyer, etc,dalam Nursalam, 2009).
  • 13. A. Diagnosa Keperawatan a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan (D.0001) Definisi Ketidak mampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten. 1) Tanda mayor dan minor a) Tanda mayor (1).Tanda mayor objektif: (a) Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk (b) Sputum berlebih / obstruksi dijalan nafas (c) Mengi, wheezing dan / atau ronkhi kering. a) Tanda minor (1).Tanda minor subjektif: (a) Dispnea (b) Sulit bicara (c) Ortopnea (2).Tanda minor objektif: a) Gelisah b) Sianosis c) Bunyi nafas menurun d) Frekuensi nafas berubah e) Pola nafas berubah Kondisi klinis terkait a) Infeksi salurannafas DiagnosaKeperawatan Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria Hasil, Rencana Intervensi
  • 14. B. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus-kapiler (D.0003) 1) Definisi Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus- kapiler. 1) Tanda mayor dan minor a) Tanda mayor (1).Tanda mayor subjektif (a) Dispnea (2).Tanda mayor objektif (a) PCO2 meningkat / menurun (b) PO2 menurun (c) Takikardi (d) PH arteri meningkat / menurun (e) Bunyi nafas tambahan B) Tanda minor (1).Tanda minor subjektif (a)Pusing (b)Penglihatan kabur (a) Sianosis (b) Diaforesis (c) Gelisah (d) Nafas cuping hidung (e) Pola nafas abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler, dalam/dangkal) (f) Warna kulit abnormal (g) Kesadaran menurun 1) Kondisi klinis terkait a) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) b) Pneumonia c) Infeksi saluran nafas
  • 15. C. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (D.0005) 1) Definisi Inspirasi dan /atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasiadekuat. 1) Tanda mayor dan minor a) Tanda mayor (1).Tanda mayor subjektif (a) Dispnea ).Tanda mayor ojektif (a) Penggunaan otot bantu pernafasan (b) fase ekspirasi memanjang (c) Pola nafas abnormal (missal takipnea, bradipnea,hiperventilasi) a) Tanda minor (1).Tanda minor subjektif (a)ortopnea (2).Tanda minor objektif (a) Pernafasan pursed-lip (b) Pernafasaan cuping hidung (c) Diameter thoraks anterior–posterior meningkat (d) Kapasitas vital menurun (e) Tekanan ekspirasi menurun (f) Tekanan inspirasi menurun (g) Ekskursi dada berubah a) Depresi system saraf pusat b) Cedera kepala c) Trauma thoraks d) Gullian barre syndrome e) Sklerosis multipel f) Stroke g) Intoksidasi alcohol
  • 16. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian kelinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Intervensi keperawatan pada kasus pneumonia berdasarkan buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia sebagai berikut: a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan (D.0001) Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas meningkat L.01001 Kriteria hasil: L.01001 1) Batuk efektif meningkat 2) Produksi sputum menurun 3) Mengi menurun 4) Wheezingmenurun 5) Dispnea menurun 6) Sianosis menurun 7) frekuensi nafas membaik 8) polanafasmembaik
  • 17. Intervensi keperawatan:Latihan batuk efektif 1.01006 1) Observasi a) Identifikasi kemampuan batuk b) Monitor adanya retensi sputum c) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas d) Monitor input dan output cairan (mis. jumlah dan karakteristik) 2) Terapeutik a) Atur posisi semi-fowler atau fowler b) Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien c) Buang sekret pada tempat sputum 3) Edukasi a) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif b) Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mecucu (dibulatkan) selam 8 detik. c) Anjurkan tarik nafas dalam hingga 3 kali. d) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafasdalam yang ke-3 4) Kolaborasi a) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jikaperlu.
  • 18. a. Gangguan pertukarangas berhubungan dengan perubahanmembrane alveolus-kapiler (D.0003) Tujuan:setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas meningkat. Kriteria hasil: L.01003 1) Dispneamenurun 2) Bunyinafastambahanmenurun 3) Pusingmenurun 4) Penglihatankaburmenurun 5) Nafascupinghidungmenurun 6) PCO2danPO2membaik 7) Takikardimembaik 8) Sianosismembaik 9) Polanafasmembaik Intervensi keperawatan: Pemantauan respirasi 1.01014 1) Observasi a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas b) MonitorMonitor kemampuan batuk efektif c) Monitor adanya produksi sputum d) Monitor adanya sumbatan jalan nafas e) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru f) Auskultasi bunyi nafas g) Monitor saturasi oksigen h) Monitor AGD i) Monitor hasil x-ray toraks 2) Terapeutik a) Atur interval pemantuan respirasi sesuai kondisi pasien b) Dokumentasikan hasil pemantauan 3) Edukasi a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauaan b) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
  • 19. a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (D.0005) Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan polanafas membaik L.010004 Kriteria hasil: 1) Kapasitas vital meningkat 2) Tekanan ekspirasi meningkat 3) Tekanan inspirasi meningkat 4) Dispneamenurun 5) Penggunaan otot bantu nafas menurun 6) Pernafasan cuping hidung menurun 7) Frekuensi nafas membaik 8) Kedalaman nafas membaik Intervensi keperawatan: Manajemen jalan nafas 1.01011 1) Observasi a) Monitorpola nafas (frekuensi, kedalaman,usaha nafas) b) Monitor bunyi nafas tambahan (misalnya gurgling, mengi,wheezing, ronki) c) Monitor sputum(jumlah, warna, aroma) 2) Terapeutik a) Posisikansemi-fowler atau fowler b) Berikan minumhangat c) Lakukan fisioterapidada, jika perlu d) Lakukanpenghisapan lendir kurang dari 15 detik e) Berikanoksigen, jika perlu 3) Edukasi a) Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidakkontraindikasi b) Ajarkanteknik batuk efektif 4) Kolaborasi a) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,mukolitik. jika perlu.
  • 20. A. Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien (Perry, 2009). Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya (Wilkinson.M.J, 2012).
  • 21. Evaluasi Keperawatan Menurut Nursalam (2009: 135-137), evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Dijelaskan oleh (Hidayat, 2009), perumusan evaluasi formatif dikenal dengan istilah SOAP meliputi: S : Subjektif, merupakan data perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan pasien. O : Objektif, merupakan data perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain. A : Assasement atau analisis Kedua jenis data tersebut, baik subjektif maupun objektif dinilai dan dianalisis, apakah berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran.Hasil analisis dapat menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah baru yang menimbulkan diagnosa keperawatan baru. P : Planning atau perencanaan Rencana penanganan pasien dalam hal ini didasarkan pada hasil analisis di atas yang berisi melanjutkan rencana sebelumnya apabila keadaan atau masalah pasien belum teratasi dan membuat rencana baru bila rencana awal tidak efektif.