2. Penggunaan ventilasi mekanik untuk mempertahankan aliran oksigen ke
jaringan perifer.
Komplikasi pemakaian ventilasi mekanik dapat menyebabkan
gangguan di sistim respiratorik (paru), kardiovaskuler, sistim saraf
pusat, sistim gastrointestinal hingga gangguan psikososial
Pengaturan ventilasi mekanik yang kurang tepat memiliki efek samping
utama pada paru berupa ventilator induced lung injury (VILI).
2
3. • Injury paru akibat penggunaan ventilasi mekanik.
• Memiliki karakteristik kondisi paru heterogen terdiri
dari peregangan berlebih alveoli, kolaps, dan normal.
• Menyebabkan injury paru lokal dengan distribusi
heterogen sehingga berpotensi terjadi injury paru total
3
4. Ventilator induced
lung injury
Terjadi saat akhir siklus inspirasi karena
tingginya volume tidal yang memicu
peregangan berlebih alveoli dan ruptur
alveoli
Pemberian PEEP tidak tepat untuk
mencegah kolapsnya alveoli
4
6. penurunan suara dasar vesikuler
suara tambahan seperti rales dan crackles pada regio
lesi paru
perkusi redup pada kondisi paru yang diduga
atelektasis
hipersonor pada kondisi pneumotoraks
6
8. Perubahan densitas menunjukkan peregangan berlebih dan kolaps alveoli
Membedakan parenkim paru yang tidak mengembang, mengembang baik,
mengembang tidak sempurna, dan mengembang berlebihan
Bagian paru yang mengembang berlebihan diperkirakan mengalami kerusakan akibat
pemberian volume tidal tinggi
8
9. Fungsi metabolik sel epitel alveoli terganggu
Distribusi inadekuat actin cytoskeleton
Meningkatkan kekakuan seluler, menambah tegangan
interseluler dan merubah permeabilitas alveoli
Peregangan dan penurunan elastisitas alveoli
9
10. 10
Nieman G, Satalin J, Andrews P, Aiash H, Habashi
NM, Gatto LA. Personalizing mechanical
ventilation according to physiologic parameters to
stabilize alveoli and minimize ventilator induced
lung injury (VILI). Curr Opin Critical Care.
2017;20:333-9.
11. 11
Chiumello D, Brochard L, Marini J, Slutsky S, Mancebo J, Ranieri V, et al. Respiratory support
in patients with acute respiratory distress syndrome. Crit care. 2017;21:240-8.
12. 12
Hegeman M, Hennus P, Heijnen C, Specht P, Lachmann B,
Jansen N, et al. Ventilator induced endothelial activation of
inflammation in the lung and distal organs. In: Hegeman J,
editor. Ventilator induced lung injury: pathogenesis and
therapeutic interventions. 1st ed. Rotterdam: Optima
grafische communicatie; 2014. p. 37-56
13. • Rupturnya alveoli akibat tekanan udara
tinggi
Barotrauma
• Injury alveoli yang disebabkan kondisi
peregangan berlebih
Volutrauma
• Injury paru yang memicu pelepasan sitokin
proinflamasi dan leukosit yang
menyebabkan inflamasi
Biotrauma
• Kolaps paru akibat deaktivasi surfaktan
Atelektrauma
13
14. 14
Slutsky A, Ranieri M. Ventilator induced lung injury. N Engl J Med. 2013;10:2126-36.
16. Ventilasi mekanik dengan pengaturan volume
tidal rendah dan PEEP tinggi
Meminimalisasi terjadinya volutrauma pada
alveoli akibat peregangan berlebih
Meminimalisasi injury alveoli saat inspirasi
dan ekspirasi yang menyebabkan
atelektrauma
16
17. Acute Respiratory Distress
Syndome Network
Investigation
2013
Membandingkan strategi
penggunaan volume tidal
12 ml/kg PBW dengan 6
ml per kg PBW
Penurunan angka
mortalitas sebesar 9 %
17
18. Talmor et al
2013
pengaturan PEEP sebesar
0-10 cmH2O
tekanan transpulmonary
akhir ekspirasi sebesar 25
cmH2O
perbaikan oksigenasi dan
penurunan mortalitas
18
19. • Prinsip pemberian PEEP adalah mencegah pembukaan
dan penutupan alveoli berulang selama siklus respirasi.
• Pemberian PEEP terlalu rendah mempermudah
terjadinya kolaps alveoli.
• Pemberian PEEP berlebih memicu terjadinya dead space
dan peregangan alveoli.
19
20. FiO2 PEEP
0,3 5
0,4 8
0,5 10
0,6 12
0,7 14
0,8 16
0,9 18
1,0 20
20
Schonhofer B, Karagiannidis. Lung injury. In: Palange P, Simonds A, editors. ERS handbook respiratory medicine.
2nd ed. London: Harmonised Education in Respiratory Medicine; 2013. p. 159-65
21. Meningkatkan tekanan saluran napas untuk
membuka unit paru yang kolaps
Meningkatkan tekanan transpulmonary
Mencegah kolaps alveoli pada akhir ekspirasi
21
22. • meningkatkan tekanan aliran udara pada level 40
cmH2O setiap waktu tertentu dan secara berkala
Manuver Sigh
• meningkatkan tekanan aliran udara pada level
tertentu dan dipertahankan dalam waktu tertentu
Sustained
inflation
• meningkatkan tekanan aliran udara secara
bertahap
Slow stepwise
22
23. 23
Chiumello D, Brochard L, Marini J, Slutsky S, Mancebo J, Ranieri V, et al. Respiratory support in patients
with acute respiratory distress syndrome. Crit care. 2017;21:240-8
24. Penurunan tekanan transpulmoner yang
membantu recruitment area paru kolaps
Menghasilkan distribusi tekanan dan
tegangan paru yang homogen
Perbaikan oksigenasi karena
peningkatan perfusi dan ventilasi
24
25. 25
Fanelli V, Vlachou A, Ghannadian
S, Simonetti U, Slutsky AS, Zhang
H. Acute respiratory distress
syndrome : new definition, current,
and future therapeutic options. J
Thorac Dis. 2013;5:326-34.
26. Menurunkan kontraksi otot napas sehingga
meningkatkan kardiak output dan distribusi
oksigen organ vital
Menurunkan risiko terjadinya barotrauma,
volutrauma, dan atelektrauma
Menurunkan pelepasan mediator proinflamasi
yang meminimalisasi kerusakan multiorgan
2
6
27. Permissive
hypercapnic
Peningkatan PaCO2 dan dianggap sebagai efek
samping yang dapat diterima
Tekanan parsial karbondioksida sebesar 8,9 kilo
Pascal (kPa) dan potensial hydrogen (pH) 7,2
Meningkatkan oksigenasi jaringan melalui
mekanisme pergeseran ke kanan kurva disosiasi
oksihemoglobin
Menurunkan pelepasan sitokin oleh makrofag
alveoli
27
28. • Barotrauma dan volutrauma memerlukan
pemasangan chest tube dan penyesuaian ventilator.
• Atelektrauma memerlukan pengaturan PEEP level
tinggi untuk membuka alveoli yang kolaps
• Pemberian antiinflamasi pada manusia memerlukan
penelitian lebih lanjut
28
29. Scheweikert tahun
2016
Pasien ARDS dengan ventilasi mekanik yang mendapat
terapi fisik dan okupasi lebih awal memiliki outcome lebih
baik dibanding pasien dengan terapi standar.
29
31. • Pergerakan postur, gerak anggota tubuh aktif dan pasif
seperti latihan active assisted, cycling pedals
• Dilakukan saat kondisi pasien stabil
• Bertujuan mempertahankan kemampuan gerak sendi,
meningkatkan kekuatan otot, dan menurunkan risiko
tromboembolisme
31
32. Prone positioning merupakan salah satu tata
laksana rehabilitasi paru padaVILI.
Positioning memperbaiki oksigenasi
dengan meningkatkan ventilasi, perfusi,
dan memperbaiki kapasitas residual paru
Memperbaiki atelektasis padaVILI
32
33. • menurunkan resistensi saluran napas dan kerja otot
napas
Chest
physiotherapy
• mencegah paru kolaps, mengembangkan alveoli kolaps,
meningkatkan oksigenasi, komplians paru, dan
memfasilitasi pengeluaran mukus
hiperinflasi
manual
• menepuk area tertentu dan menekan dada selama fase
ekspirasi untuk meningkatkan pembersihan saluran
napas
perkusi/vibrasi
• membantu pengeluaran sekret dengan menstimulasi
mekanisme fisiologis batuk.
in-exsufflator
33
34. • Penggunaan ventilasi mekanik yang tidak tepat mengakibatkan berbagai
macam komplikasi
• Tata laksana ventilasi mekanik dengan volume tidal rendah, PEEP tepat, dan
lung recruitment meminimalisasi terjadinya komplikasi
• Tata laksana penyakit dasar pada pasien yang memakai ventilator secara tepat
dan komprehensif diperlukan untuk mencegah gagal multiorgan dan
komplikasi akibat pemakaian ventilator
34