SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen
(O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan dalam darah dan
jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam alveoli paruparu dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen
disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur setelah lahir.
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif karena gangguan pertukaran gas serta
transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan
kesulitan mengeluarkan CO2, saat janin di uterus hipoksia. . Apgar skor yang rendah
sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan memperlihatkan angka
kematian yang tinggi.
Dalam kenyataan sehari-hari, hipoksia ternyata merupakan gabungan dari empat
kelompok, dimana masing-masing kelompok tersebut memang mempunyai ciri
tersendiri. Walaupun ciri atau mekanisme yang terjadi pada masing-masing kelompok
akan menghasilkan akibat yang sama bagi tubuh. Kelompok tersebut adalah :
Hipoksik-hipoksia Dalam keadaan ini oksigen gagal untuk masuk ke dalam sirkulasi
darah.
Anemik-hipoksia Keadaan dimana darah yang tersedia tidak dapat membawa
oksigen yang cukup untuk metabolisme dalam jaringan.Stagnan-hipoksia.Keadaan
dimana oleh karena suatu sebab terjadi kegagalan sirkulasi.Histotoksik-hipoksia Suatu
keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena suatu hal, oksigen
tersebut tidak dapat dipergunakan oleh jaringan.Asfiksia neonartum ialah suatu
keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah
lahir. Hal ini oleh karena hipoksia janin intra uterin dan hipoksia ini berhubungan
dengan faktor-faktor yang timbul di dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah
lahir. (Tim FK Unair 1995).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :
Mengetahui Asfiksia Neonatus
Mengetahui konsep medis dari Asfiksia Neonatus
Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut
C. Rumusan Masalah
Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :
 Konsep Medis
- Defenisi dari Asfiksia Neonatus
- Etiologi dari Asfiksia Neonatus
- Patofisiologi dari Asfiksia Neonatus
- Tanda dan Gejala dari Asfiksia Neonatus
- Komplikasi dari Asfiksia Neonatus
- Penatalaksanaan Asfiksia Neonatus
 Konsep Askep
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi
D. Metode Penulisan
Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch
Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur
informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan
menggunakan media elektronik (internet).
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Defenisi

Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah dilahirkan. (Mochtar, 1989)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer, 2000)
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini
berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia
juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. (Saiffudin, 2001)
Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (penurunan PaO2), hiperkarbia (peningkatan
PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).
2. Etiologi
Faktor ibu
Cacat bawaan
Hipoventilasi selama anastesi
Penyakit jantung sianosis
Gagal bernafas
Keracunan CO
Tekanan darah rendah
Gangguan kontraksi uterus
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Sosial ekonomi rendah
Hipertensi pada penyakit eklampsia
Faktor janin / neonatorum
Kompresi umbilikus
Tali pusat menumbung, lilitan tali pusat
Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
Prematur
Gemeli
Kelainan congential
Pemakaian obat anestesi
Trauma yang terjadi akibat persalinan
Faktor plasenta
Plasenta tipis
Plasenta kecil
Plasenta tidak menempel
Solusio plasenta
Faktor persalinan
Partus lama
Partus tindakan
3. Faktor predisposisi
Faktor dari ibu
Gangguan his, misalnya: hipertoni dan tetani
Hipotensi mandadak pada ibu karena perdarahan, misalnya: plasenta previa
Hipertensi pada eklampsia
Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio plasentae
Faktor dari janin
Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat
Depresi pernafasan karena obat – obatan yang diberikan kepada ibu
Keruban keruh
3. PATOFISIOLOGI

Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap
nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan
O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini
rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler
dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa
kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat
dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang.
Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai
menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan bayi
memasuki periode apneu primer.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung terus
menurun , tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas
(flascid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu
sekunder. Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam
darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan
tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi jika
resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian tidak dimulai segera.
4. TANDA DAN GEJALAH
Appnoe primer : Pernafasan cepat, denyut nadi menurun dan tonus neuromuscular
menurun
Appnoe sekunder : Apabila asfiksia berlanjut , bagi menunjukan pernafasan megap–
megap yang dalam, denyut jantung terus menerus, bayi terlihat lemah (pasif),
pernafasan makin lama makin lemah dan meninggal

5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain :
1. Edema otak & Perdarahan otak
2. Anuria atau oliguria.
3.Kejang
4. Koma
6. PENATALAKSANAAN

Cegah pelepasan panas yang berlebihan, keringkan ( hangatkan ) dengan menyelimuti
seluruh tubuhnya terutama bagian kepala dengan handuk yang kering
Bebaskan jalan nafas : atur posisi, isap lendir
Bersihkan jalan nafas bayi dengan hati-hatidan pastikan bahwa jalan nafas bayi bebas
dari hal-hal yang dapat menghalangi masuknya udara kedalam paru-paru. Hal ini
dapat dilakukan dengan:
Ekstensi kepaladan lehert sedikit lebih brendah dari tubuh bayi
Hisap lendir, cairan pada mulut dan hidung bayi sehingga jalan nafas bersih dari
cairan ketuban, mekonium/ lendir dan menggunakan penghisap lendir Delee
Rangsangan taktil, bila mengeringkan tubuh bayi dan penghisapan lendir/ cairan
ketuban dari mulut dan hidung yang dasarnyan merupakan tindakan rangsangan
belumcukup untuk menimbulkan pernafsan yang adekuat padabayi lahir dengan
penyulit, maka diperlukan rangsangan taktil tambahan. Selama melakukan rangsangan
taktil, hendaknya jalan nafas sudah dipastikan bersih. Walaupun prosedur ini cukup
sederhana tetapi perlu dilakukan dengan cara yang betul. Ada 2 cara yang memadai
dan cukup aman untuk memberikan rangsangan taktil, yaitu:
Menepukan atau menyentil telapak kaki dan menggosok punggung bayi. Cara ini
sering kali menimbulkan pernafasan pada bayi yang mengalami depresi pernafasan
yang ringan
Cara lain yang cukup aman adalah melakukan penggosokan pada punggung bayi
secara cepat, mengusap atau mengelus tubuh, tungkai dan kepala bayi juga
merupakan rangsangan taktil tetapi rangsangan yang ditimbulkan lebih ringan dari
menepuk, menyentil, atau menggosok. Prosedur ini tidak dapat dilakukan pada bayi
yang appnoe, hanya dilakukan pada bayi yang telah berusaha bernafas. Elusan pada
tubuh bayi, dapat membantu untuk meningkatkan frekuensi dari dalamnya pernafasan.
B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya
Ibu klien menyatakan badan bayinya kebiru-biruan
Ibu klien menyatakan tidak tau penyakit anaknya
PaCO2 dalam batas tidak normal
PaO2 dalam batas tidak normal
Ketidakseimbangan perfusi fentilasi
Ekspansi dada klien tidak simetris
Adanya bunyi nafas pada klien
Bayi sianosis
Kecepatan dan irama respirasi dalam batas tidak normal
Keluarga klien nampak cemas
b. Pengelompokkan data
DS:
Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya
Ibu klien menyatakan tubuh bayinya kebiru-biruan
Ibu klien menyatakan tidak tau tentang penyakit anaknya.
DO:
PaCO2 dalam batas tidak normal
PaO2 dalam batas tidak normal
Ketidakseimbangan perfusi fentilasi
Ekspansi dada klien tidak simetris
Adanya bunyi nafas pada klien
Bayi nampak sianosis
Kecepatan dan irama respirasi dalam batas tidak normal
Keluarga klien nampak cemas

c. Analisa data
Problem
Bersihan jalan nafas tidak efektif

Etiologi
Faktor penyebab
Terjadinya gangguan
masukan oksigen
Rendahnya kadar oksigen
Terjadinya mekanisme
pernafasan mitra uretus
Terdapat banyak air ketuban
dan mekanisme dalam paru

symptom
DS:
Ibu klien menyatakan
adanya suara nafas
tambahan pada
anaknya
DO:
PaCO2 dalam batas
tidak normal
PaO2 dalam batas
tidak normal
Ketidakmampuan bayi
untuk membersihkan jalan
nafas

Pola nafas tidak efektif

Bersihan jalan nafas tidak
efektif
Faktor penyebab
Terjadinya gangguan
masukan oksigen
Rendahnya kadar oksigen
Tubuh menggunakan alat
bantu nafas untuk
memenuhi kebutuhan
oksigenasi lahir
Pola nafas tidak efektif

Ansietas

Perubahan status kesehatan
Kurang terpaparnya
informasi tentang penyakit
anaknya
Stres psikologi
Ansietas

Resiko tinggi infeksi

Rendahnya kadar oksigen
dalam darah
Proses metabolisme tubuh
mengalami penurunan
Tubuh rentan terhadap agen
infeksi

Ketidakseimbangan
perfusi fentilasi

DS:
Ibu klien menyatakan
adanya suara nafas
tambahan pada
anaknya
Ibu klien menyatakan
badan bayinya kebirubiruan
DO:
Ekspansi dada klien
tidak simetris
Adanya bunyi nafas
pada klien
Bayi nampak sianosis

DS:
Ibu klien menyatakan
tidak tau tentang
penyakit anaknya.
DO:
Kluarga klien nampak
cemas
Resiko ketidakseimbangan suhu
tubuh

Resiko tinggi infeksi
Rendahnya kadar oksigen
dalam darah
Proses metabolisme tubuh
mengalami penurunan
Produksi energi tubuh jadi
menurun
Resiko ketidakseibangan
suhu tubuh

2. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi mucus ditandai
dengan :
DS:
o Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya
DO:
o PaCO2 dalam batas tidak normal
o PaO2 dalam batas tidak normal
o Ketidakseimbangan perfusi fentilasi
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipovetilasi/hiperfentilasi yag
ditandai dengan :
DS:
o Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya
o Ibu klien menyatakan badan bayinya kebiru-biruan
DO:
o Ekspansi dada klien tidak simetris
o Adanya bunyi nafas pada klien
o Bayi nampak sianosis
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan stratus kesehatan anaknya yang ditandai
dengan :
DS:
o Ibu klien menyatakan tidak tau tentang penyakit anaknya.
DO:
o Kluarga klien nampak cemas
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pemanjangan agen-agen infeksius
e. Resiko tinggi ketiaksimbangan suhu tubu berhubungan dengan kurangnya suplay
O2 dalam darah.
3. Perencanaan
Tujuan

Intervensi
1. Bersihan jalamn nafas
hisap nasofaring dengan
perlahan sesuai
kebutuhan dengan
menggunakan spuit
balon
2. Tempatkan payi pada
posisi trendelemburg
yang dimodifikasi pada
sudut 10 derajat

Rasional
1. Membantu
menghilangkan
akumulasi cairan,
memudahkan upaya
pernafasan dan
membentu mencegah
aspirasi
2. Memudahkan drainase
mucus, nasofaringdan
grafitas

1. Pantau status pernafasan
2. Berikan oksigen sesuai
kebutuhan
3. Mengambil darah pada
tali pusat
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat naloxone(narcan)

1. Untuk interfensi
selanjudnya
2. Mendukung upaya
pernafasan
3. Kadar PH tali pusar
memastikan adanya
afiksia pranatal
4. Narcan adalah
antagonis narkotik
kerja cepat yang
mengatasi depresi
pernafasan

Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 2 hari,
ansietas ibu beransur- ansur hilang

1. Kaji tingkat kecemasan
keluarga
2. Bina hubungan saling
percaya antara keluarga
klien dan perawat
3. Bantu keluarga klien
mengungkapkan
kecemasannya
4. Berikan penjelasan
tentang penyakit dan
prosedur keperawatanya

1. Untuk membantu
interfensi selanjudnya
2. Untuk mengurangi
kecemasan keluarga
3. Untuk mengurangi
kecemasan keluarga
4. Pengetahuan tentang
apa yang diharapkan
dapat menurunkan
ketakutan dan
meningkatkan kerja
sama

Tupan : setelah diberikan tindakan

1. Cuci tangan setiap

1. Untuk mencegah

Tupan :
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 7 hari
bersihan jalan nafas klien efektif
Tupen : setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari
bersihan jalan nafas beransuransur membaik dengan kriteria:
Keseimbangan ferfusi ventilasi
Tupan :
Setelah diberikan tindakan
keprawatan selama 7 hari ,pola
napas klien efektif
Tupen
Setelah diberikan tindakan selama
3 hari , pola napas klien beransuransur efektif dengan kriteria :
-

Nafas kloen kembali
normal

Tupan :
Stelah diberikan tindakan
keperawatan selama 5 hari,
ansietas ibu hilang
Tupen :
keperawatan selama 7 hari , resiko
infeksi tidak terjadi
2.
Tupen :
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari , tidak
ada tanda-tanda infeksi

3.

4.

5.

Tupan :
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 7 hari suhu
tubuh klien seimbanng
Tupen
Setelah diberikan tindakan
keprawatan selama 2 hari suhu
tubuh klien beransur- ansur normal

sebelu dan sesudah
merawat bayi
Lakukan pengkajian
fisik rutin terhadap bayi
baru lahir
Bersihkan bayi baru
lahir segera setelah
kelahiran
Anjurkan keluarga
tentang tanda dan gejala
infeksi
Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
imunisasi

1. Monitori TTV
2. Monitori gejala yang
berhubungan dengan
hipotermi
3. Hindarkan klien
dikedinginan

2.

3.
4.

5.

infeksi silang
Membantu
mendeteksi
abnoralitas
Mencega bayi baru
lahir terkena virus
Menambah
pengetahuan keluarga
mengenai tanda dan
gejala infeksi
Imunisasi dapat
mencegah terjadinya
infeksi dan masuknya
virus

1. Untuk menentukan
intervensi selanjudnya
2. Menentukan tindakan
selanjudnya
3. Agar suhu klien
kmbali normal
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar
oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan dalam
darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam
alveoli paru-paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan
oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :
Dengan adanya askep mengenai afiksia neonatum ini dapat membuka cakrawala
berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.
Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan
mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.

More Related Content

What's hot

Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemiaandalizah
 
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxMERYMARLINA1
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Sulistia Rini
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresf' yagami
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratHenriantoKarolusSire
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-beratNia Aprianti
 

What's hot (20)

Lk
LkLk
Lk
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Pengkajian anemia
Pengkajian anemiaPengkajian anemia
Pengkajian anemia
 
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Analisa data ggk
Analisa data ggkAnalisa data ggk
Analisa data ggk
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 

Viewers also liked (7)

Tinea kruris
Tinea krurisTinea kruris
Tinea kruris
 
Bayi dgn ibu dm AKPER PEMKAB MUNA
Bayi dgn ibu dm AKPER PEMKAB MUNA Bayi dgn ibu dm AKPER PEMKAB MUNA
Bayi dgn ibu dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicaraAskep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicara
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluargaPengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga
 

Similar to ASFIKSIA

100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksiaWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumSehabAlGaruty
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuWarnet Raha
 

Similar to ASFIKSIA (20)

Asfiksia
AsfiksiaAsfiksia
Asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
 
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
 
125747535 asfiksia
125747535 asfiksia125747535 asfiksia
125747535 asfiksia
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah asfeksia
Makalah asfeksiaMakalah asfeksia
Makalah asfeksia
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASFIKSIA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam alveoli paruparu dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia berarti hipoksia yang progresif karena gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2, saat janin di uterus hipoksia. . Apgar skor yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan memperlihatkan angka kematian yang tinggi. Dalam kenyataan sehari-hari, hipoksia ternyata merupakan gabungan dari empat kelompok, dimana masing-masing kelompok tersebut memang mempunyai ciri tersendiri. Walaupun ciri atau mekanisme yang terjadi pada masing-masing kelompok akan menghasilkan akibat yang sama bagi tubuh. Kelompok tersebut adalah : Hipoksik-hipoksia Dalam keadaan ini oksigen gagal untuk masuk ke dalam sirkulasi darah. Anemik-hipoksia Keadaan dimana darah yang tersedia tidak dapat membawa oksigen yang cukup untuk metabolisme dalam jaringan.Stagnan-hipoksia.Keadaan dimana oleh karena suatu sebab terjadi kegagalan sirkulasi.Histotoksik-hipoksia Suatu keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena suatu hal, oksigen tersebut tidak dapat dipergunakan oleh jaringan.Asfiksia neonartum ialah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini oleh karena hipoksia janin intra uterin dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul di dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. (Tim FK Unair 1995).
  • 2. B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu : Mengetahui Asfiksia Neonatus Mengetahui konsep medis dari Asfiksia Neonatus Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut C. Rumusan Masalah Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :  Konsep Medis - Defenisi dari Asfiksia Neonatus - Etiologi dari Asfiksia Neonatus - Patofisiologi dari Asfiksia Neonatus - Tanda dan Gejala dari Asfiksia Neonatus - Komplikasi dari Asfiksia Neonatus - Penatalaksanaan Asfiksia Neonatus  Konsep Askep - Pengkajian - Diagnosa Keperawatan - Intervensi D. Metode Penulisan Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan menggunakan media elektronik (internet).
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP PENYAKIT 1. Defenisi Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. (Mochtar, 1989) Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998) Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer, 2000) Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. (Saiffudin, 2001) Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (penurunan PaO2), hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH). 2. Etiologi Faktor ibu Cacat bawaan Hipoventilasi selama anastesi Penyakit jantung sianosis Gagal bernafas Keracunan CO Tekanan darah rendah Gangguan kontraksi uterus Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Sosial ekonomi rendah Hipertensi pada penyakit eklampsia Faktor janin / neonatorum Kompresi umbilikus Tali pusat menumbung, lilitan tali pusat Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir Prematur Gemeli Kelainan congential Pemakaian obat anestesi Trauma yang terjadi akibat persalinan
  • 4. Faktor plasenta Plasenta tipis Plasenta kecil Plasenta tidak menempel Solusio plasenta Faktor persalinan Partus lama Partus tindakan 3. Faktor predisposisi Faktor dari ibu Gangguan his, misalnya: hipertoni dan tetani Hipotensi mandadak pada ibu karena perdarahan, misalnya: plasenta previa Hipertensi pada eklampsia Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio plasentae Faktor dari janin Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat Depresi pernafasan karena obat – obatan yang diberikan kepada ibu Keruban keruh 3. PATOFISIOLOGI Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer. Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung terus menurun , tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi jika resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian tidak dimulai segera. 4. TANDA DAN GEJALAH Appnoe primer : Pernafasan cepat, denyut nadi menurun dan tonus neuromuscular menurun
  • 5. Appnoe sekunder : Apabila asfiksia berlanjut , bagi menunjukan pernafasan megap– megap yang dalam, denyut jantung terus menerus, bayi terlihat lemah (pasif), pernafasan makin lama makin lemah dan meninggal 5. KOMPLIKASI Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain : 1. Edema otak & Perdarahan otak 2. Anuria atau oliguria. 3.Kejang 4. Koma 6. PENATALAKSANAAN Cegah pelepasan panas yang berlebihan, keringkan ( hangatkan ) dengan menyelimuti seluruh tubuhnya terutama bagian kepala dengan handuk yang kering Bebaskan jalan nafas : atur posisi, isap lendir Bersihkan jalan nafas bayi dengan hati-hatidan pastikan bahwa jalan nafas bayi bebas dari hal-hal yang dapat menghalangi masuknya udara kedalam paru-paru. Hal ini dapat dilakukan dengan: Ekstensi kepaladan lehert sedikit lebih brendah dari tubuh bayi Hisap lendir, cairan pada mulut dan hidung bayi sehingga jalan nafas bersih dari cairan ketuban, mekonium/ lendir dan menggunakan penghisap lendir Delee Rangsangan taktil, bila mengeringkan tubuh bayi dan penghisapan lendir/ cairan ketuban dari mulut dan hidung yang dasarnyan merupakan tindakan rangsangan belumcukup untuk menimbulkan pernafsan yang adekuat padabayi lahir dengan penyulit, maka diperlukan rangsangan taktil tambahan. Selama melakukan rangsangan taktil, hendaknya jalan nafas sudah dipastikan bersih. Walaupun prosedur ini cukup sederhana tetapi perlu dilakukan dengan cara yang betul. Ada 2 cara yang memadai dan cukup aman untuk memberikan rangsangan taktil, yaitu: Menepukan atau menyentil telapak kaki dan menggosok punggung bayi. Cara ini sering kali menimbulkan pernafasan pada bayi yang mengalami depresi pernafasan yang ringan Cara lain yang cukup aman adalah melakukan penggosokan pada punggung bayi secara cepat, mengusap atau mengelus tubuh, tungkai dan kepala bayi juga merupakan rangsangan taktil tetapi rangsangan yang ditimbulkan lebih ringan dari menepuk, menyentil, atau menggosok. Prosedur ini tidak dapat dilakukan pada bayi yang appnoe, hanya dilakukan pada bayi yang telah berusaha bernafas. Elusan pada tubuh bayi, dapat membantu untuk meningkatkan frekuensi dari dalamnya pernafasan. B. KONSEP ASKEP 1. PENGKAJIAN a. Pengumpulan data Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya
  • 6. Ibu klien menyatakan badan bayinya kebiru-biruan Ibu klien menyatakan tidak tau penyakit anaknya PaCO2 dalam batas tidak normal PaO2 dalam batas tidak normal Ketidakseimbangan perfusi fentilasi Ekspansi dada klien tidak simetris Adanya bunyi nafas pada klien Bayi sianosis Kecepatan dan irama respirasi dalam batas tidak normal Keluarga klien nampak cemas b. Pengelompokkan data DS: Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya Ibu klien menyatakan tubuh bayinya kebiru-biruan Ibu klien menyatakan tidak tau tentang penyakit anaknya. DO: PaCO2 dalam batas tidak normal PaO2 dalam batas tidak normal Ketidakseimbangan perfusi fentilasi Ekspansi dada klien tidak simetris Adanya bunyi nafas pada klien Bayi nampak sianosis Kecepatan dan irama respirasi dalam batas tidak normal Keluarga klien nampak cemas c. Analisa data Problem Bersihan jalan nafas tidak efektif Etiologi Faktor penyebab Terjadinya gangguan masukan oksigen Rendahnya kadar oksigen Terjadinya mekanisme pernafasan mitra uretus Terdapat banyak air ketuban dan mekanisme dalam paru symptom DS: Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya DO: PaCO2 dalam batas tidak normal PaO2 dalam batas tidak normal
  • 7. Ketidakmampuan bayi untuk membersihkan jalan nafas Pola nafas tidak efektif Bersihan jalan nafas tidak efektif Faktor penyebab Terjadinya gangguan masukan oksigen Rendahnya kadar oksigen Tubuh menggunakan alat bantu nafas untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi lahir Pola nafas tidak efektif Ansietas Perubahan status kesehatan Kurang terpaparnya informasi tentang penyakit anaknya Stres psikologi Ansietas Resiko tinggi infeksi Rendahnya kadar oksigen dalam darah Proses metabolisme tubuh mengalami penurunan Tubuh rentan terhadap agen infeksi Ketidakseimbangan perfusi fentilasi DS: Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya Ibu klien menyatakan badan bayinya kebirubiruan DO: Ekspansi dada klien tidak simetris Adanya bunyi nafas pada klien Bayi nampak sianosis DS: Ibu klien menyatakan tidak tau tentang penyakit anaknya. DO: Kluarga klien nampak cemas
  • 8. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh Resiko tinggi infeksi Rendahnya kadar oksigen dalam darah Proses metabolisme tubuh mengalami penurunan Produksi energi tubuh jadi menurun Resiko ketidakseibangan suhu tubuh 2. Diagnosa keperawatan a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi mucus ditandai dengan : DS: o Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya DO: o PaCO2 dalam batas tidak normal o PaO2 dalam batas tidak normal o Ketidakseimbangan perfusi fentilasi b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipovetilasi/hiperfentilasi yag ditandai dengan : DS: o Ibu klien menyatakan adanya suara nafas tambahan pada anaknya o Ibu klien menyatakan badan bayinya kebiru-biruan DO: o Ekspansi dada klien tidak simetris o Adanya bunyi nafas pada klien o Bayi nampak sianosis c. Ansietas berhubungan dengan perubahan stratus kesehatan anaknya yang ditandai dengan : DS: o Ibu klien menyatakan tidak tau tentang penyakit anaknya. DO:
  • 9. o Kluarga klien nampak cemas d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pemanjangan agen-agen infeksius e. Resiko tinggi ketiaksimbangan suhu tubu berhubungan dengan kurangnya suplay O2 dalam darah. 3. Perencanaan Tujuan Intervensi 1. Bersihan jalamn nafas hisap nasofaring dengan perlahan sesuai kebutuhan dengan menggunakan spuit balon 2. Tempatkan payi pada posisi trendelemburg yang dimodifikasi pada sudut 10 derajat Rasional 1. Membantu menghilangkan akumulasi cairan, memudahkan upaya pernafasan dan membentu mencegah aspirasi 2. Memudahkan drainase mucus, nasofaringdan grafitas 1. Pantau status pernafasan 2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan 3. Mengambil darah pada tali pusat 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat naloxone(narcan) 1. Untuk interfensi selanjudnya 2. Mendukung upaya pernafasan 3. Kadar PH tali pusar memastikan adanya afiksia pranatal 4. Narcan adalah antagonis narkotik kerja cepat yang mengatasi depresi pernafasan Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari, ansietas ibu beransur- ansur hilang 1. Kaji tingkat kecemasan keluarga 2. Bina hubungan saling percaya antara keluarga klien dan perawat 3. Bantu keluarga klien mengungkapkan kecemasannya 4. Berikan penjelasan tentang penyakit dan prosedur keperawatanya 1. Untuk membantu interfensi selanjudnya 2. Untuk mengurangi kecemasan keluarga 3. Untuk mengurangi kecemasan keluarga 4. Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dapat menurunkan ketakutan dan meningkatkan kerja sama Tupan : setelah diberikan tindakan 1. Cuci tangan setiap 1. Untuk mencegah Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari bersihan jalan nafas klien efektif Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari bersihan jalan nafas beransuransur membaik dengan kriteria: Keseimbangan ferfusi ventilasi Tupan : Setelah diberikan tindakan keprawatan selama 7 hari ,pola napas klien efektif Tupen Setelah diberikan tindakan selama 3 hari , pola napas klien beransuransur efektif dengan kriteria : - Nafas kloen kembali normal Tupan : Stelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari, ansietas ibu hilang Tupen :
  • 10. keperawatan selama 7 hari , resiko infeksi tidak terjadi 2. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari , tidak ada tanda-tanda infeksi 3. 4. 5. Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari suhu tubuh klien seimbanng Tupen Setelah diberikan tindakan keprawatan selama 2 hari suhu tubuh klien beransur- ansur normal sebelu dan sesudah merawat bayi Lakukan pengkajian fisik rutin terhadap bayi baru lahir Bersihkan bayi baru lahir segera setelah kelahiran Anjurkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian imunisasi 1. Monitori TTV 2. Monitori gejala yang berhubungan dengan hipotermi 3. Hindarkan klien dikedinginan 2. 3. 4. 5. infeksi silang Membantu mendeteksi abnoralitas Mencega bayi baru lahir terkena virus Menambah pengetahuan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi Imunisasi dapat mencegah terjadinya infeksi dan masuknya virus 1. Untuk menentukan intervensi selanjudnya 2. Menentukan tindakan selanjudnya 3. Agar suhu klien kmbali normal
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia. B. Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu : Dengan adanya askep mengenai afiksia neonatum ini dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula. Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.