1. ASUHAN KEPERAWATAN PERADANGAN PADA
SISTEM RESPIRASI: PNEUMONIA & TBC
PERTEMUAN X
Ns. WIDIA SARI, M. Kep
PRODI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu melakukan simulasi asuhan
keperawatan anak dengan kelainanan kongenital dan
peradangan pada sistem respirasi
3. Pendahuluan
• Kondisi sistem respirasi, baik akut ataupun kronik merupakan
salah satu penyebab kematian pada anak (Bowdeen &
Greenberg, 2010)
• Infeksi saluran nafas seperti influenza merupakan kasus
terbesar yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian
pada anak.
• Beberapa penyakit peradangan pada sistem respirasi yang
sering terjadi pada anak adalah ISPA, Pneumonia, asma,
TBC,rinitis, tonsilitis, bronkopulmonary dysplasia, cystic
fibrosis
5. • Saluran nafas
Ukuran saluran nafas pada anak memiliki ukuran lebih kecil
dibandingkan orang dewasa. Seiring bertambah usia, jalan nafas
juga bertambah dari ukuran diameter dan panjangnya. Misalnya:
pada BBL , trakea panjangnya 4 cm, dan pada anak usia 18
bulan panjangnya 7 cm.
• Begitu juga dengan alat pada sistem respirasi yang lainnya
7. Pendahuluan
Pneumoni
a
Masalah kesehatan
utama di negara
berkembang
Diperkirakan 0,29 episode per anak
balita setiap tahun dinegara
berkembang dan 0,05 episode per
anak disetiap tahun di negara maju
156 juta episode baru
setiap tahun diseluruh
dunia dan 151 juta
episode terdapat di
negara berkembang
7%- 13% dengan gejala
klinis yang dapat
mengancam jiwa dan
membutuhkan rawat inap
Di Indonesia
tahun 2013 →
571.547 balita
pneumonia,
dengan
kematian
sebesar 1,19%
8. Pengertian
• Pneumonia → inflamasi pada parenkim paru yang
disebabkan karena infeksi (Bowdeen & Greenberg, 2010)
• Pneumonia merupakan infeksi akut pada paru-paru, ketika
paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi gangguan
pernapasan, akibat kemampuan paru paru menyerap oksigen
berkurang
• Pada anak, kejadian pneumonia disertai atau bersamaan
dengan proses infeksi akut pada bronkus
(bronchopneumonia)
10. Yang beresiko tinggi terkena pneumonia
• Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperi
penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik
seperti penyakit jantung, diabetes melitus
• Perokok dan peminum alkohol
• Pasien yang berada di ruangan perawatan intensive (NICU,
ICU)
• Menghirup udara tecemar polusi zat kemikal
• Pasien yang lama berbaring setelah pasca operasi
11. Faktor resiko
• Infeksi saluran nafas atas (ISPA)
• Usia lanjut
• Alkoholisme, rokok
• Kekurangan nutrisi
• Umur dibawah 2 bulan, BBLR, tidak mendapat asi memadai,
imunisasi yang tidak memadai
• Polusi udara, kepadatan tempat tinggal dan penyakit kronik
menahun
13. Penularan
- Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang
tercemar seperti kontak langsung dengan penderita
melalui percikan ludah sewaktu bicara, bersin dan batuk
dapat memindahkan bakteri ke orang lain
- Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
- Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di
dekat paru-paru
14. Manifestasi Klinis
• Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi
saluran nafas atas akut selama beberapa hari.
• Batuk nonproduktif dan produktif
• Sesak nafas
• Retraksi intercosta
• Demam
• Cyanosis
• Nyeri sendi, lelah
• Mual, muntah, nafsu makan turun
• Ronchii
• Leukositosis
15. • Pada neonatus: takipneu(napas cepat), retraksi dinding
dada, grunting, dan sianosis.
• Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting,
tetapi takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas dan
iritasi.
• Pada anak pra sekolah: demam, batuk (non
produktif/produktif), takipneu, dan dispneu yang ditandai
dengan retraksi dinding dada.
• Pada kelompok anak sekolah dan remaja: panas, batuk
(non produktif/produkti), nyeri dada akibat iritasi pleura,
nyeri kepala, dehidrasi, suara nafas menurun dan letargi
17. Pemeriksaan Diagnostik
• Chest X ray Mengidentifikasikan distribusi strukstural
(mis. Lobar, bronchial); abses luas/infiltrate, empiema
(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
(bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul
(lebih sering virus).
• AGD pO2, pCO2
• Blood test
• Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah
• Aspirasi / biopsi jaringan paru - bronchoscopy
18. Penatalaksanaan Medis
• Ringan antibiotik per-oral dan rawat jalan
• Berat
– Rawat inap
– Anti Biotik
– O2 th/
– Nebulizer
– Postural Drainage
– Cairan dan elektrolit
– Hydration/Fever Control/Nutritional Support
19. Pengobatan
• Tergantung tingkat keparahan gejala dan jenis
organisme yang menyebabkan infeksi
• Streptococcus pneumonia : penicillin, ampicillin-
clavulanate (Augmentin) dan erythromycin
• Hemophilus influenza : antibiotik, seperti cefuroxime
(Ceftin), ampicillin-clavulanate (Augmentin), ofloxacin
(Floxin), dan trimethoprim-sulfanethoxazole (Bactrim and
Septra)
• Legionella pneumophilia dan Staphylococcus aureus :
antibiotik, seperti erythromycin
20. Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
• Data dasar
• Riwayat penyakit dahulu dan sekarang
• Sistem tubuh
• Sistem Integumen
– Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
• Sistem Pulmonal
– Subyektif : sesak nafas, dada tertekan
– Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu
pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat,
terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
• Sistem Cardiovaskuler
– Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi
21. • Sistem Neurosensori
– Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran
– Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal,
letargi
• Sistem Musculoskeletal
– Subyektif : lemah, cepat lelah
– Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal,
retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris
pernafasan
23. Intervensi
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b,d akumulasi sekret
• Beri posisi terlentang dengan kepala pada posisi mengendus
dengan leher sedikit ekstensi dan hidung mengarah keatap.
• Hindari hiperekstensi leher
• Posisi untuk mencegah aspirasi sekresi : posisi semi telungkup,
posisi miring
• Bantu anak untuk mengeluarkan sputum
• Berikan ekspektoran bila diresepkan
• Lakukan fisioterapi dada
• Evidence based : nilai SpO2 akan mengalami perbaikan secara
signifikan untuk semua pasien. Nilai HR dan RR secara significan
juga meningkat setelah prosedur dilakukan dan kembali ke nilai
basal setelah istirahat selama 20 menit. Dilakukan pada anak dan
remaja dengan akut community acquired pneumonia.
24. • Intoleransi aktifitas b.d anoreksia dan malaise akibat penurunan
saturasi oksigen
• Intervensi :
• Kaji tingkat toleransi fisik anak
• Bantu anak dalam melakukan aktifitas hidup sehari-hari yang
mungkin melebihi toleransi
• Berikan aktifitas pengalihan yang sesuai dengan usia anak, kondisi,
kemampuan dan minat.
• Berikan aktifitas bermain pengalihan yang meningkatkan istirahat dan
ketenangan tetapi mencegah kebosanan dan menarik diri.
• Berikan periode istirahat dan tidur yang sesuai dengan usia dan
kondisi anak.
• Instruksikan anak untuk beristirahat jika merasa lelah
• Seimbangkan istirahat dan aktifitas bila ambulasi.
25. TUGAS !!!
• Buat Asuhan Keperawatan Pada Neonatus dengan
kasus dibawah ini:
1. Askep dengan Asma
2. Askep dengan TBC
3. Askep dengan ISPA
4. Askep dengan bronkhitis
• Askep diketik dan dikumpulkan sebelum pertemuan ke
10.
• Gunakan referensi dari jurnal, dan buku keperawatan
atau text book. Tidak menerima jika dari blog.
• Pengetikan disesuaikan dengan kaidah penulisan ilmiah
ataupun karya ilmiah.