DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
1. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
yang dibina oleh Bapak Dr. Parno, M.Si
oleh:
Kelompok 3
Anggraining Widiningtyas NIM 180321864526
Tsania Nur Diyana NIM 180321864529
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PASCASARJANA
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat,
serta keridhoan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Validitas dan Reliabilitas”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Rosulullah Muhammad SAW, sang revolusioner hebat yang mampu
mengubah zaman dari zaman biadab menuju zaman beradab yaitu dengan agama
Islam.
Makalah ini hadir untuk memenuhi tugas mata kuliah kuliah “metode
penelitian kualitatif” yang di ampu oleh bapak Dr. Parno, M.Si. Kami menyadari
bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Karenanya, kritik dan saran konstruktif
sangat penulis harapkan. Penulis meyakini bahwa kata final tidak dikenal dalam
kamus keilmuan.
Malang, 2 Oktober 2018
Penulis,
iii
4. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Validitas...................................................................................3
B. Jenis-jenis Validitas...................................................................................6
C. Pengertian Reliabilitas..............................................................................8
D. Jenis-jenis Reliabilitas...............................................................................6
E. Teknik Validasi dan Mencari Reliabilitas Instrumen.................................6
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
iv
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam penelitian pendidikan khususnya penelitian kuantitatif dikenal
dengan nama variabel, misalnya variabel laten, variabel manifes dan sebagainya.
Variabel inilah yang pada umumnya ingin diketahui karakteristik yang
dimilikinya, misalnya rata-rata, median, modus, standar deviasi dan lain-lain.
Untuk mengukur suatu variabel diperlukan alat ukur yang biasa disebut
instrumen.
Djaali (2000: 9) menyatakan bahwa secara umum yang dimaksud dengan
instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Selanjutnya dinyatakan bahwa pada
dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi dua macam, yakni tes dan non-tes. Yang
termasuk kelompok tes, misalnya tes prestasi belajar, tes inteligensi, tes bakat;
sedangkan yang termasuk non-tes misalnya pedoman wawancara, angket atau
kuesioner, lembar observasi, daftar cocok (check list), skala sikap, skala penilaian,
dan sebagainya. Dalam hal pengukuran, Weitzenhoffer (dalam Nur, 1987: 1)
menyatakan bahwa pengukuran sebagai suatu operasi yang dilakukan terhadap
alam fisik oleh pengamat. Misalnya, ingin mengukur hasil belajar, intelegensi,
sikap, motivasi berprestasi, dan sebagainya. Sekarang muncul suatu pertanyaan,
yaitu apakah suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak dan
seharusnya diukur serta sejauh mana alat ukur tersebut dapat diandalkan dan
berguna, sebenarnya menunjuk pada dua hal yang pokok, yaitu validitas dan
reliabilitas.
Nurkancana (1992: 141) menyatakan bahwa suatu alat pengukur dapat
dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur
apa yang hendak diukur secara tepat. Dalam hal validitas dan reliabilitas, tentunya
dipengaruhi oleh (1) instrumen, (2) subjek yang diukur, dan (3) petugas yang
1
6. melakukan pengukuran. Dalam hal pengukuran, khususnya dalam pendidikan
tentunya yang terpenting adalah informasi hasil ukur yang benar. Sebab dengan
hasil ukur yang tidak atau kurang tepat maka akan memberikan informasi yang
tidak benar, sehingga kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
Steven (dalam Nur, 1987: 1) menyatakan bahwa pengukuran adalah
pemberian angka atas objek atau kejadian sesuai dengan aturan. Dengan
menitikberatkan pada alat ukurnya, maka dalam hal ini yang akan dibahas
instrumen tes.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari validitas instrumen pengukuran data?
2. Apa saja jenis-jenis validitas instrumen pengukuran data?
3. Apa pengertian dari reliabilitas instrumen pengukuran data?
4. Apa saja jenis-jenis reliabilitas instrumen pengukuran data?
5. Bagaimana teknik validasi dan mencari reliabilitas instrumen?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dari validitas instrumen pengukuran data.
2. Menjelaskan saja jenis-jenis validitas instrumen pengukuran data.
3. Menjelaskan pengertian dari reliabilitas instrumen pengukuran data.
4. Menjelaskan saja jenis-jenis reliabilitas instrumen pengukuran data.
5. Menjelaskan teknik validasi dan mencari reliabilitas instrument.
2
7. 3
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat tiga syarat instrumen penelitian yang baik digunakan untuk
mengontrol dan mengukur variabel, yakni
1. Akurasi (accuracy) instrumen yang berkaitan dengan validitas instrumen,
apakah instrumen benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.
2. Presisi (precision) instrumen yang berkaitan dengan reliabilitas instrumen
yakni kemampuan memberikan kestabilan ketika dilakukan pengulangan
pengukuran
3. Kepekaan (sencitivity), digunakan untuk mendeteksi perubahan dimana
dibutuhka instrumen yang makin lebih peka untuk mendeteksi perubahan
yang makin kecil (Santoso, 2005).
A. PENGERTIAN VALIDITAS
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Validitas adalah
kunci penting untuk penelitian yang efektif. Jika sebuah penelitian tidak valid,
maka tidak ada gunanya. Oleh karena itu, validitas merupakan persyaratan untuk
penelitian kuantitatif dan kualitatif (Cohen, 2007).
8. 4
Sebagai contoh, dalam validitas data kualitatif dapat diatasi melalui
kejujuran, kedalaman, kekayaan dan ruang lingkup data yang didapat, responden
mendekati sejauh mana triangulasi dan ketidaktergantungan atau objektivitas
peneliti (Winter 2000). Dalam validitas data kuantitatif dapat diperbaiki melalui
pengambilan sampel yang hati-hati, instrumentasi yang tepat dan penggunaan
statistik yang tepat dari data. Tidak mungkin penelitian menjadi valid 100 % dan
itu adalah optimisme kesempurnaan. Penelitian kuantitatif memiliki ukuran
standar kesalahan yang dibangun dan yang harus diakui. Dalam data kualitatif,
subjektivitas responden, pendapat, sikap, dan perspektif bersama-sama
berkontribusi pada tingkat bias. Validitas, kemudian, harus dilihat sebagai derajad
permasalahan dan bukan sebagai kondisi mutlak (Gronlund 1981).
Maxwell (1992) berpendapat untuk lima jenis validitas dalam metode
kualitatif yang mengeksplorasi gagasannya tentang 'pemahaman':
1. Validitas deskriptif (keakuratan faktual dari akun, bahwa itu tidak dibuat,
selektif atau terdistorsi): dalam hal ini validitas memasukkan keandalan; ini
mirip dengan gagasan Blumenfeld-Jones (1995) tentang 'kebenaran' dalam
penelitian apa yang sebenarnya terjadi (secara objektif faktual).
2. Validitas interpretatif (kemampuan penelitian untuk menangkap makna,
interpretasi, istilah, maksud bahwa situasi dan peristiwa, yaitu data, memiliki
untuk peserta / subyek sendiri, dalam istilah mereka): itu mirip dengan
Blumenfeld Jones (1995) 'kesetiaan' apa artinya bagi orang atau kelompok
yang diteliti (secara subyektif berarti); validitas interpretatif tidak memiliki
mitra yang jelas dalam metodologi eksperimental / positivis.
3. Validitas teoritis (konstruksi teoritis yang dibawa oleh peneliti ke dalam
penelitian, termasuk penelitian): teori di sini dianggap sebagai penjelasan.
Validitas teoritis adalah sejauh mana penelitian menjelaskan fenomena;
dalam hal ini adalah serupa dengan membangun validitas (dibahas di bawah);
dalam validitas teoritis konstruk adalah semua peserta.
4. Validitas evaluatif (penerapan evaluatif, penilaian terhadap apa yang sedang
diteliti, daripada kerangka deskriptif, penjelasan atau interpretatif). Jelas ini
beresonansi dengan perspektif teoritis kritis, karena agenda evaluatif peneliti
sendiri mungkin mengganggu.
9. 5
Kemampuan generalisasi (pandangan bahwa teori yang dihasilkan mungkin
berguna dalam memahami situasi serupa lainnya): generalisasi di sini mengacu
pada generalisasi dalam kelompok atau komunitas tertentu, situasi atau keadaan
secara sah dan di luar untuk komunitas luar tertentu, situasi atau keadaan
(validitas eksternal); validitas internal memiliki signifikansi yang lebih besar di
sini daripada validitas eksternal.
B. JENIS-JENIS VALIDITAS
Metode kualitatif dan kuantitatif yang dapat mengatasi validitas internal
dan eksternal.
1. Validitas internal
Validitas internal bertujuan untuk menunjukkan bahwa penjelasan
tentang peristiwa, masalah atau serangkaian data yang diberikan oleh suatu
penelitian benar-benar dapat dipertahankan oleh data tersebut. Dalam
beberapa hal, ini menyangkut akurasi, yang dapat diterapkan pada penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian harus menggambarkan secara akurat
fenomena yang sedang diteliti (Cohen, 2007). Validitas internal berkaitan
dengan kriteria yang berasal dari dalam suatu instrumen penelitian, seperti
tampilan instrumen, isi dan juga kemampuan instrumen dalam mengukur.
Validitas internal disebut juga dengan Validitas Rasional, yang berarti
validitas untuk sebuah instrumen penelitian menunjuk pada kondisi yang
memenuhi syarat valid berdasarkan pada hasil penalaran atau rasionalitas.
Instrumen dikatakan mempunyai validitas internal bila instrumen tersebut
kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional telah mencerminkan apa
yanga diukur. Validitas internal dibagi menjadi dua, yaitu validitas isi
(Content Validity) dan Validitas Konstruk (Construct Validity).
a. Validitas isi
Untuk menunjukkan bentuk validitas instrumen harus menunjukkan
bahwa itu cukup dan komprehensif yang mencakup domain atau item yang
dimaksudkan secara keseluruhan dalam penelitian. Ini tidak mungkin bahwa
setiap masalah dapat diatasi secara keseluruhan karena waktu yang tersedia
atau motivasi responden untuk menyelesaikan. Untuk mendemonstrasikan
10. 6
validitas ini, instrumen harus menunjukkan bahwa secara adil dan
komprehensif mencakup domain atau item yang dimaksudkan untuk
mencakup secara keseluruhan. Kecil kemungkinan bahwa setiap masalah
akan dapat ditangani secara keseluruhan hanya karena waktu yang tersedia
atau motivasi responden untuk menyelesaikan (Cohen, 2007). Atau dapat
dikatakan bahwa validitas ini adalah elemen dari isu utama yang akan
dibahas dalam penelitian ini dan representasi yang adil dari isu yang lebih
luas yang sedang diteliti. Pengambilan sampel yang cermat diperlukan
untuk memastikan keterwakilan data.
Validitas isi harus dimiliki oleh instrumen yang mengukur hasil belajar
yang biasanya berbentuk tes. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi bila
bisa mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi
pembelajarannya. Untuk menguji validitasnya dapat dilakukan dengan cara
membandingkan instrumen penelitian yang dibuat dengan materi pelajaran
yang telah dipelajari. Dalam mengembangkan instrumen tes dapat memakai
spesifikasi domain isi tes, yang menjelaskan isi secara rinci dengan
spesifikasi cakupan isi dan tipe butir soal. Validitas isi berkaitan dengan
pertanyaan sejauh mana butir tes mencakup keseluruhan indikator
kompetensi yang dikembangkan dan materi atau bahan yang ingin diukur.
b. Validitas Konstruk
Dalam jenis perjanjian validitas ini dicari bentuk konstruksi yang
dioperasionalkan, klarifikasi apa yang kita maksud saat kita menggunakan
konstruksi ini. Oleh karena itu dalam bentuk validitas ini artikulasi konstruk
itu penting apakah pemahaman peneliti tentang konstruksi ini sama dengan
yang diterima secara umum sebagai konstruksi (Cohen, 2007).
Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen
penelitian mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar
penyusunan instrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori
yang dipakai dalam penelitian itu sendiri. Sehingga harus ada pembahasan
mengenai teori tentang variabel yang akan diukur yang menjadi dasar
penentuan konstruk suatu instrumen. Berdasarkan teori tentang variabel
11. 7
tersebut baru kemudian dirumuskan konseptual dan definisi operasional,
yang selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.
Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas konstruk bila terdapat
keterkaitan antara butir instrumen dengan indikator, definisi operaional dan
konsep teori tentang variabel peneltian yang diukur. Untuk menguji
validitas konstruk bisa menggunakan pendapat para ahli (expert judgment).
Para ahli akan memberikan keputusan apakah instrumen tersebut bisa
dipakai tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
2. Validitas eksternal.
Validitas Eksternal (eksternal validity) dikenal juga validitas empiris
(empiricial validity). Pada validitas eksternal berdasarkan pada kriteria yang
ada dari luar instrumen yaitu berdasarkan pada fakta empiris atau pengalaman.
Validitas eksternal mengacu pada sejauh mana hasilnya dapat digeneralisasikan
ke populasi yang lebih luas (Cohen, 2007).
a. Validitas yang berhubungan dengan kriteria, dalam bentuk validitas ini
bertujuan untuk menghubungkan hasil instrumen tertentu satu kriteria
eksternal yang lain. Dalam jenis validitas ini ada dua bentuk utama:
validitas prediktif dan validitas konkuren.
1.Validitas prediktif dapat dicapai jika data yang diperoleh pada
pengambilan data pertama penelitian berkorelasi sangat tinggi dengan
data yang diperoleh di masa mendatang. Sebagai contoh, jika hasil
penelitian yang diambil oleh 16 tahun sangat berkorelasi dengan hasil
penelitian yang diperoleh oleh siswa yang sama ketika berusia 18, maka
kita mungkin ingin mengatakan bahwa ujian pertama menunjukkan
validitas prediktif yang kuat.
2. Validitas konkuren adalah variasi pada tema ini ditemukan dalam
pengertian validitas konkuren. Untuk menunjukkan bentuk validitas
data yang dikumpulkan dari penggunaan satu instrumen harus
berkorelasi tinggi dengan data yang dikumpulkan dari menggunakan
instrumen lain. Misalnya, diputuskan untuk penelitian kemampuan
pemecahan masalah siswa. Peneliti dapat mengamati siswa yang
12. 8
mengerjakan suatu masalah, atau mungkin berbicara dengan siswa
tentang bagaimana dia menangani masalah, atau mungkin meminta
siswa untuk menuliskan bagaimana dia menangani masalah. Di sini
peneliti memiliki tiga instrumen pengumpulan data yang berbeda
observasi, wawancara dan dokumentasi masing-masing. Jika semua
hasil setuju bahwa, sesuai dengan kriteria yang diberikan untuk
kemampuan pemecahan masalah, siswa menunjukkan kemampuan
yang baik untuk memecahkan masalah, maka peneliti akan dapat
mengatakan dengan keyakinan yang lebih besar (validitas) bahwa siswa
itu baik pada pemecahan masalah daripada jika peneliti hanya
menggunakan satu instrumen (Cohen, 2007).
C. PENGERTIAN RELIABILITAS
Istilah reliabitas atau keandalan adalah konsep yang digunakan untuk
pengujian atau mengevaluasi penelitian kuantitatif, dan konsep ini paling sering
digunakan dalam semua jenis penelitian. Jika kita melihat ide pengujian atau
evaluasi sebagai cara mendapatkan informasi elisitasi maka yang paling penting
dari setiap studi kualitatif adalah mengevaluasi kualitasnya. Sebuah studi
kualitatif yang baik dapat membantu kita "memahami situasi yang
membingungkan" (Eisner, 1991). Menurut Sugiyono (2016, hlm. 168) bahwa
reliabilitas adalah hasil penelitian dimana terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda
1. Reliabilitas pada penelitian kuantitatif:
a. Reliabilitas sebagai Stabilitas
Dalam bentuk ini reliabilitas adalah ukuran konsistensi dari waktu ke
waktu dan di atas sampel yang serupa. Instrumen yang dapat diandalkan
untuk penelitian akan menghasilkan data serupa dari responden serupa dari
waktu ke waktu akan berarti bahwa jika sebuah tes dan kemudian tes ulang
dilakukan dalam rentang waktu yang tepat, maka hasil yang serupa akan
13. 9
diperoleh. Selain stabilitas dari waktu ke waktu, Reliabilitas sebagai
stabilitas juga dapat stabilitas pada sampel yang sama.
b. Reliabilitas sebagai Persamaan
Dalam jenis Reliabilitas ini ada dua jenis utama. Reliabilitas dapat dicapai
terlebih dahulu dengan menggunakan bentuk ekuivalen (juga dikenal
sebagai bentuk alternatif) dari instrumen uji atau pengumpulan data. Jika
bentuk pengujian atau instrumen yang setara dirancang dan menghasilkan
hasil yang serupa, maka instrumen tersebut dapat dikatakan untuk
menunjukkan bentuk Reliabilitas ini. Kedua, reliabilitas sebagai ekuivalen
dapat dicapai melalui inter-rater reliability. Jika lebih dari satu peneliti
mengambil bagian dalam penelitian maka penilaian manusia dapat dilewati,
kesepakatan antara semua peneliti harus dicapai, dengan memastikan bahwa
setiap peneliti memasukkan data dengan cara yang sama.
c. Reliabilitas sebagai Konsistensi Internal
Uji reliabilitas memerlukan pengujian atau instrumen yang harus
dilakukan dua kali, menunjukkan konsistensi internal menuntut agar
instrumen atau tes dijalankan sekali hanya melalui metode separuh
setengah.
2. Reliabilitas pada penelitian kuantitatif:
Dalam reliabilitas penelitian kualitatif dapat dianggap sebagai kesesuaian
antara apa yang direkam oleh peneliti sebagai data dan apa yang sebenarnya
terjadi dalam setting alami yang sedang diteliti, yaitu tingkat akurasi dan
kelengkapan cakupan (Bogdan dan Biklen 1992: 48). Ini bukan untuk
memperjuangkan keseragaman; Dua peneliti yang sedang mempelajari satu
setting mungkin muncul dengan temuan yang sangat berbeda namun kedua
temuan mungkin bisa diandalkan. Memang Kvale (1996: 181)
mengemukakan bahwa, dalam mewawancarai, mungkin ada banyak
interpretasi data kualitatif yang berbeda karena ada periset.
14. 10
D. JENIS-JENIS RELIABILITAS
Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum untuk mengukur
reliabilitas, yaitu:
1. Relibilitas stabilitas.
Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap
orang atau setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas
ini menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi operasional, dan
prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang
berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur
skornya haruslah sama atau hampir sama.
2. Reliabilitas ekivalen.
Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis
ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang
dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indicator yang berbeda, batasan-
batasan operasional, paeralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-
pengamat. Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada
waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling
umum disebut teknik belah-tengah. Cara ini seringkali dipakai dalam
survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable
dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi
dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering
digunakan untuk teknik belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian
pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut
dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian
tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah
reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik
pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan
pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan
skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah”
orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama
bila tekanan darahnya yang diukur.
15. 11
E. TEKNIK VALIDASI DAN RELIABILITAS
1. Triangulasi
Triangulasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan dua atau lebih metode
pengumpulan data dalam studi beberapa aspek perilaku manusia. Dalam
arti aslinya dan harfiahnya, triangulasi adalah teknik pengukuran fisik:
navigator maritim, ahli strategi militer dan surveyor, misalnya,
menggunakan (atau menggunakan beberapa) penanda lokasi dalam usaha
mereka untuk menentukan satu titik atau tujuan.
• Jenis-jenis dan Karakteristik Triangulation
a. Triangulasi waktu: jenis ini mencoba mempertimbangkan faktor-
faktor perubahan dan proses dengan menggunakan desain cross-
sectional dan longitudinal. Kirk dan Miller (1986) mengemukakan
bahwa reliabilitas diakronis berusaha menjaga kestabilan
pengamatan dari waktu ke waktu, sementara reliabilitas sinkronik
mencari kemiripan data yang dikumpulkan bersamaan.
b. Triangulasi ruang: jenis ini mencoba untuk mengatasi parokialisme
studi yang dilakukan di negara yang sama atau dalam subkultur yang
sama dengan memanfaatkan teknik lintas budaya.
c. Gabungan tingkat triangulasi: jenis ini menggunakan lebih dari satu
tingkat analisis dari tiga tingkat utama yang digunakan dalam ilmu
sosial, yaitu tingkat individu, tingkat interaktif (kelompok), dan
tingkat kolektivitas (organisasi, budaya atau masyarakat) .
d. Triangulasi teoritis: tipe ini mengacu pada teori alternatif atau
bersaing yang hanya memanfaatkan satu sudut pandang saja.
16. 12
e. Triangulasi peneliti: jenis ini melibatkan lebih dari satu pengamat,
data ditemukan secara independen oleh lebih dari satu pengamat
(Silverman 1993: 99).
f. Triangulasi metodologis: jenis ini menggunakan metode yang sama
pada kesempatan yang berbeda, atau metode yang berbeda pada
objek penelitian yang sama.
2. Pemastian Validitas
Sangat mudah tergelincir ke dalam ketidakabsahan itu berbahaya sekaligus
merusak karena bisa masuk pada setiap tahap penelitian. Upaya untuk
membangun validitas sangat penting jika peneliti ingin dapat percaya pada
elemen rencana penelitian, perolehan data, analisis pengolahan data,
interpretasi dan penilaian pada tahap perancangan adalah ancaman
terhadap validitas dapat dilakukan. Diminimalkan oleh:
• memilih skala waktu yang tepat
• memastikan bahwa ada sumber daya yang memadai untuk penelitian
yang diperlukan untuk dilakukan
• memilih metodologi yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian
• memilih instrumentasi yang tepat untuk mengumpulkan jenis data yang
dibutuhkan
• menggunakan sampel yang sesuai (missal yang mewakili, tidak terlalu
kecil atau terlalu besar)
• menunjukkan validitas internal, eksternal, konten, konkuren dan
konstruk dan 'oper-ationalizing' konstruksi secara adil
• memastikan Reliabilitas dalam hal stabilitas (konsistensi, kesetaraan,
analisis setengah-separuh bahan uji)
• memilih fokus yang sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian
17. 13
• Merancang dan menggunakan instrumen yang tepat: misalnya untuk
mendapat data yang akurat, representatif, relevan dan komprehensif
(King et al 1987).
• Hindari pilihan peneliti atau tim peneliti yang bias (misalnya orang
dalam atau orang luar sebagai peneliti).
3. Teknik Mendapatkan Kereliabelan
Periset dapat menggunakan satu atau lebih dari lima prosedur yang
tersedia untuk memeriksa reliabilitas instrumen. Anda dapat membedakan
prosedur ini dengan berapa kali instrumen diberikan, jumlah versi
instrumen yang diberikan oleh peneliti, dan jumlah individu yang
melakukan penilaian informasi.
18. 14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Validitas merupakan ketepatan atau kebenaran suatu pernyataan
berdasarkan bukti yang ada. Reliabel berarti skor yang didapatkan dari instrument
yang digunakan bersifat stabil dan konsisten. Jenis-jenis dari validitas adalah
validitas internal, eksternal, muka, kriteria terkait, konten, konstruk, dan
konsekuen. Sedangkan jenis-jenis reliabilitas adalah reliabilitas sebagai stabilitas,
persamaan, dan konsistensi internal. Teknik yang dapat digunakan untuk
mendapatkan validitas dan reliabilitas adalah triangulation, pemastian validitas,
dan reliabillitas. Validitas dan reliabilitas pada penelitian kuantitatiif dan kualitatif
terdapat pada tahap interview, eksperimen, kuisioner, observasi, tes, dan sejarah
hidup.
B. SARAN