SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
PENYUSUNAN INSTRUMEN
KINERJA SMK-SBI*)

Oleh :
Badrun Kartowagiran**)

PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
=============================
*) Makalah disampaikan dalam workshop Evaluasi Kinerja SMK-SBI
Tanggal 14 November 2009 di P4TK Matematika Yogyakarta
**) Dosen Pascsrjana dan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

1
PENGEMBANGAN INSTRUMEN KINERJA SMK-SBI
Oleh: Badrun Kartowagiran
A. PENDAHULUAN
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,
baik data yang kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif dapat berupa gambar, kata, dan
atau benda lainnya yang non angka, sedangkan data kuantitatif adalah data yang bersifat
atau berbentuk angka. Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti
sehingga yang dimaksud dengan instrumen penelitian dalam kesempatan ini adalah
instrumen penelitian kuantitatif.
Data kuantitatif itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: data nominal dan
data kontinum. Data diakatakan pada tingkat nominal atau berskala nominal apabila angka
tersebut berfungsi untuk identifikasi, yaitu membedakan jenis subyek yang lainnya.
Perbedaan angka hanya menunjukkan adanya obyek atau subyek yang terpisah dan tidak
sama. Sementara itu data yang kontinum terdiri data yang berskala ordinal, interval, dan
rasio.
Data kuantitatif biasanya diperoleh melalui pengukuran, yaitu suatu proses pemberian
angka pada subyek, obyek atau trait lainnya. Oleh karenanya instrumen penelitian dapat
pula disebut dengan alat ukur, dan alat ukur ini dapat berupa tes dan nontes. Alat ukur
dikatakan tes apabila memuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ada benar dan salah.
Sebaliknya, alat ukur yang jawabannya tidak ada benar-salah dapat disebut dengan skala,
angket, atau dapat pula disebut dengan inventori. Skala biasanya digunakan untuk mengukur
konstruk atau konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, dan trait lainnya,
sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta seperti:
pendidikan terakhir, jumlah anggota, penghasilan setiap bulan, dll. Sementara itu, inventori
digunakan untuk mengungkap kepemilikan benda nyata, seperti: jumlah kursi, jumlah meja,
dll.
B. INSTRUMEN YANG BAIK
Syarat utama instrumen yang baik adalah valid dan reliabel. Validitas suatu alat ukur
adalah sejauhmana alat ukur itu mampu mengukur apa yang seharus-nya diukur. Validitas
pada umumnya bersifat tingkat bukan ada atau tidak ada sama sekali. Validitas suatu
instrumen juga hanya dilihat dari tujuan tertentu; artinya suatu instrumen dikatakan valid
untuk mengukur atribut A tidak harus valid untuk mengukur atribut B.

2
Dalam pengukuran terhadap atribut psikologis, validitas sebagaimana dijelaskan di
atas sangat sulit dicapai. Hal ini dapat difahami karena pengukuran terhadap variabel
psikologis dan sosial mengandung kesalahan yang lebih banyak daripada pengukuran
variabel yang bersifat fisik. Oleh karena sulitnya menentukan validitas yang sebenarnya,
maka yang dapat dilakukan adalah mengestimasi validitas instrumen dengan perhitungan
tertentu.
Ada tiga tipe validitas, yakni: (1) validitas prediktif, (2) validitas isi, dan (3) validitas
konstruk (Nunnaly, 1978). Validitas prediktif atau ada juga yang menyebut dengan validitas
kriteria terkait dicari manakala instrumen akan digunakan untuk mengestimasi beberapa
bentuk tingkahlaku penting yang ada di luar dari hasil pengukuran instrumen itu sendiri.
Atau, validitas prediktif diestimasi manakala instrumen dimaksudkan untuk ber-fungsi
sebagai prediktor bagi performansi di waktu yang akan datang. Dalam analisis validitas
prediktif, performansi yang hendak diprediksikan disebut dengan kriteria. Besar kecilnya
harga estimasi validitas prediktif suatu instrumen digambarkan dengan keofisien korelasi
antara prediktor dengan kriteria tersebut.
Validitas isi suatu instrumen adalah sejauhmana butir-butir dalam instrumen itu
mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur
(aspek representasi) dan sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yang
hendak diukur (aspek relevansi). Validitas isi suatu instrumen ditentukan dengan cara
mencocokkan apakah butir-butir yang ada di instrumen itu sudah mewakili komponenkomponen yang akan diukur atau belum. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat validitas isi
suatu instrumen sedikit-banyak tergantung pada penilaian subyektif individual penilai. Hal
ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa estimasi validitas isi tidak melibatkan
perhitungan statistik apapun melainkan hanya menggunakan analisis rasional.
Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana instrumen
mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukurnya. Pengujian validitas
konstruk merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep trait
yang akan diukur. Perubahan dan perkembangan konsep seperti ini merupakan hal biasa
dalam bidang psikologi karena variabel itu pada dasarnya merupakan konsep hipotetik yang
tidak selalu mudah untuk dioperasionalkan. Konsep validitas konstruk sangat ber-manfaat
pada tes yang mengukur trait yang tidak memiliki kriteria eksternal. Untuk itu prosedur
validasi konstruk diawali dari suatu identifikasi dan batasan mengenai variabel yang hendak
diukur dan dinyatakan dalam bentuk konstruk logis berdasarkan teori me-ngenai variabel
3
tersebut. Dari teori ini ditarik suatu konskuensi praktis mengenai hasil pengukuran pada
kondisi tertentu, dan konskuensi inilah yang akan diuji. Apabila hasilnya sesuai dengan
harapan maka instrumen itu dianggap meiliki validitas konstruk yang baik.
Prosedur validasi konstruk juga dapat ditempuh melalui teknik analisis faktor.
Analisis faktor merupakan sekumpulan prosedur matematik yang cukup komplek untuk
menganalisis saling hubungan di antara variabel-variabel dan menjelaskan saling hubungan
itu dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor. Oleh karenanya
validitas yang ditegakkan melalui prosedur analisis faktor disebut sebagai validitas faktorial.
Syarat utama lainnya adalah instrumen itu harus reliabel. Sebenarnya reliabilitas itu
mengacu pada konsistensi pengukuran, yaitu bagaimana skor tes atau hasil penilaian yang
lain tetap (tidak berubah, sama) dari satu pengukuran ke pengukuran yang lain. Hasil-hasil
penilaian hanya memberikan ukuran unjuk kerja terbatas yang diperoleh pada waktu
tertentu. Kecuali kalau pengukuran dapat menunjukkan layak konsistensi atas kesempatan
yang berbeda, penilai yang berbeda, atau sampel yang berbeda dan domain unjuk kerja yang
sama. Hasil penilaian yang konsisten sempurna tidak mungkin dapat diperoleh. Banyak
faktor yang mempengaruhi hasil penilaian.
Jika suatu penilaian dikenakan kepada kelompok yang sama dua kali secara
berurutan, beberapa variasi skor dapat terjadi karena adanya fluktuasi pada memori sesat,
perhatian, usaha kelelahan, ketegangan emosional, tebak-tebak dan sejenisnya. Sebaliknya
jika dilaksanakan dalam waktu yang lama antara tes pertama dan tes kedua variasi skor
kemungkinan disebabkan oleh pengaruh pengalaman belajar, perubahan kesehatan, lupa dan
lain-lain. Variasi skor juga mungkin akan terjadi jika tes essay atau penilaian type unjuk
kerja siswa lainnya yang dinilai oleh penilai yang berbeda.
Allen dan Yen (1979), mengemukakan tiga metode yang umum digunakan untuk
menaksir koefisien reliablitas yaitu: (1) metode tes ulang, (2) metode tes parelel, dan (3)
metode konsistensi internal. Secara umum masing-masing dari ketiga metode tersebut akan
menghasilkan taksiran koefisien reliabilitas (rx), yang berbeda. Jadi yang dihasilkan
hanyalah taksiran, karena nilai sebenarnya koefisien ini adalah tidak dapat diamati.
Sesuai dengan namanya, pada metode tes ulang pengambil tes yang sama mengikuti
tes dua kali dengan menggunakan tes yang sama kemudian hasilnya dikorelasikan diperoleh
taksiran reliabilitas. Metode tes ulang menghasilkan taksiran reliabilitas tes yang sangat
beralasan, tetapi metode ini ternyata memiliki beberapa kelemahan. Pertama metode ini
sangat potensial terpengaruh oleh carry-over effect antar tes, tes pertama sangat mungkin
mempengaruhi hasil tes kedua. Kelemahan kedua berkenaan dengan waktu pelaksanaan tes.
Interval waktu yang sangat pendek akan membuat carry-over effect dalam memori
4
pengambil tes. Sedangkan interval waktu yang lama akan membawa pengaruh pada
perubahan informasi.
Taksiran reliabilitas tes paralel adalah korelasi antara nilai amatan dua tes yang
paralel. Dalam kenyataannya dua tes yang paralel hanyalah konsep teoritis, sangat sulit
untuk membuktikan bahwa dua tes adalah paralel. Oleh karena itu sering digunakan bentuk
tes alternatif sebagai pengganti tes paralel. Bentuk tes alternatif adalah setiap dua bentuk tes
yang telah disusun dalam rangka untuk membuatnya paralel, dan keduanya mungkin
memiliki rerata skor amatan, variansi, dan korelasi dengan pengukuran lain yang sama atau
hampir sama. Korelasi antara skor amatan tes pertama dengan skor amatan tes alternatif rx2
adalah merupakan taksiran reliabilitas baik untuk tes pertama maupun tes alternatifnya.
Reliabilitas konsistensi internal ditaksir dengan satu kali pelaksanaan tes sehingga
permasalahan yang menyertai metode tes ulang dapat dihilangkan. Metode untuk menaksir
reliabilitas yang sangat luas telah diketahui dalam pendekatan ini adalah taksiran reliabilitas
belah dua. Pada pendekatan ini tes dibagi menjadi dua bagian, yang satu dan lainnya adalah
dianggap sebagai tes alternatif, dan pembelahannya diatur sedemikian rupa sehingga
keduanya merupakan tes paralel atau pada dasarnya -ekuivalen.
Keuntungan utama penaksiran reliabilitas konsistensi internal adalah bahwa hanya
diperlukan satu kali tes saja untuk menghitung taksiran reliabilitas. Namun demikian metode
konsistensi internal tidak cocok jika tes tidak dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang
paralel atau pada dasarnya -ekuivalen atau jika tes tidak memiliki butir-butir independen
yang dapat dipisahkan.
Menurut Allen dan Yen (1979) ada tiga cara yang biasa digunakan untuk membelah
tes menjadi dua bagian yaitu: (1) metode gasal-genap, butir-butir tes dikelompokkan
berdasarkan butir-butir bernomor gasal dalam satu kelompok dan butir-butir tes bernomor
genap ke dalam kelompok kedua, (2) metode belah dua sesuai dengan nomor urut.
Teknik untuk membelah tes menjadi dua dapat digeneralisasikan untuk membagi tes
menjadi lebih dari dua komponen. Sebagai contoh metode gasal genap dapat dimodifikasi
untuk membuat tiga komponen dari tes yang terdiri dari 9 butir dapat dikelompokkan
menjadi, pertama butir nomor 1, 4 dan 7, kedua nomor 2, 5, dan 8, dan ketiga nomor 3, 6,
dan 9. Berdasarkan asumsi tersebut maka pada dasarnya sebuah tes dapat dibagi menjadi N
komponen di mana N maksimum adalah sebanyak jumlah butir dalam tes tersebut.
C. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji secara teoritik
tentang substansi yang akan diukur. Peneliti harus menentukan defenisi konseptual
5
kemudian definisi operasional. Selanjutnya definisi operasional ini dijabarkan menjadi
indikator dan butir-butir. Menurut Tim Pusisjian (1997/1998, ada enam langkah untuk
mengembangkan instrumen alat ukur, yaitu:
1. Menyusun spesifikasi alat ukur termasuk kisi-kisi dan indikator
2. Menulis pertanyaan
3. Menelaah pertanyaan
4. Melakukan ujicoba
5. Menganalisis butir instrumen
6. Merakit instrument dan memberi label
Spesifikasi alat ukur ini mencakup: tujuan pengukuran, kisi-kisi instrumen, skala
pengukuran, dan panjang instrumen. Oleh karenanya dalam menentukan spesifikasi alat
ukur berarti menentukan tujuan instrumen, mengembangkan kisi-kisi instrumen,
menentukan skala pengukuran, dan menentukan panjang instrumen.
Di depan telah dikemukakan bahwa ada dua macam instrumen, yaitu instrumen
untuk tes dan nontes. Oleh karenanya, perlu dibedakan antara kisi-kisi instrumen untuk tes
dan kisi-kisi instrumen nontes. Secara rinci penyusunan kisi-kisi keduanya adalah sebagai
berikut.
1. Kisi-kisi Instrumen /Tes
Setelah tujuan tes ditetapkan, kegiatan berikuimya adalah menyusun kisi-kisi tes.
Kisi-kisi ini padadasarnya merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal yang akan
ditulis. Kisi-kisi berisi tentang tujuan, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
dan penilaian yang berisi bentuk dan jenis tagihan. Standar kompetenssi dijabarkan menjadi
kompetensi dasar, kompetensi dasar dipecah menjadi beberapa iindikator, dan dari indikator
inilah dibuat butir-butir instrumen.
Ada tiga langkah yang harus dipenuhi untuk menulis kisi-kisi, yaitu: 1) memilih
standar kompetensi dasar, (2) memilih kompetensi dasar, (3) menulis indikator, dan (4)
menentukan bentuk tes. Secara garis besar, ada dua bentuk tes yang banyak digunakan oleh
guru, yaitu bentuk obyektif dan bentuk uraian atau nonobyektif. Sudah barang tentu,
masing-masing bentuk tes memiliki kelebihan dan kekurangan.
2. Kisi-kisi Instrumen nontes
Penyusunan

instrumen nontes didahului dengan penentuan definisi konseptual,

kemudian dijabarkan lagi kedefinisi operasional. Dari definisi operasional ini kemudian
dijabarkan menjadi beberapa indikator yang selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butir
instrumen. Seperti yang telah dijelaskan di muka, instrumen nontes ini dibedakan menjadi
dua, yaitu skala, angket, dan inventori.

6
Skala digunakan untuk mengukur konstruk atau konsep psikologis seperti: sikap,
minat, motivasi, pendapat, dan trait lainnya, sedangkan angket digunakan untuk mengukur
fakta, atau yang dianggap fakta seperti: pendidikan terakhir, jumlah anggota, penghasilan
setiap bulan, dll. Sementara itu, inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan benda
nyata, seperti: jumlah kursi, jumlah meja, dll. Secara ringkas, hubungan antara tujuan,
metode dan instrumen yang digunakan pada Tabel berikut.
Tujuan untuk
mengungkap:
- perilaku, kebiasaan,
ketrampilan

Metode
observasi, wawancara
mendalam

Instrumen yg digunakan

- potensi termasuk di
dalamnya unjuk kerja

tes, perintah mengerjakan

- afektif: motivasi, sikap,
minat , kesukaan, dll
- data pribadi, data nyata
- data yang lalu, data
sekunder

wawancara, survei

lembar observasi, lembar
penilaian, catatan, peneliti
sendiri
soal tes, lembar perintah
dilengkapi dg lembar
observasi/ lembar penilaian
pedoman wawancara, skala

wawancara, survei
dokumentasi

angket, inventori,
daftar dokumen

Tabel di atas menjelaskan bahwa metode dan instrumen yang digunakan harus
mengacu pada tujuan pengukuran. Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan pengukuran.
D. CARA MEMVALIDASI INSTRUMEN
Di muka telah dijelaskan pengertian dan jenis validitas dan reliabilitas instrumen.
Secara ringkas cara memvalidasi dan mengestimasi reliabilitas instrumen dapat dilihat pada
instrumen berikut.
Jenis Validitas
Validitas isi: validitas
kurikulum, validitas
tampang
Validitas kriteria terkait
atau validitas empirik:
validitas prediktif, validitas
konkuren
Validitas konstruk: validitas
faktor

Cara Memvalidasi
- menggunakan kisi-kisi
- konsultasi keahlinya

Keterangan
-tanpa menggunakan teknik
statistik

-mengkorelasikan dengan Korelasi product moment
data di masa datang

-mengkorelasikan skor butir - analisis faktor
dengan total
- product moment
-analisis butir
7
Jenis Reliabilitas

Prosedur

Teknik yang dipakai

Internal Consistency:
1. data ordinal
2. data nominal

1 dan 2, tes satu kali,
kemudian dianalisis atau
diestimasi reliabilitasnya
3 tes sekali, kemudian skor
dibelah dua dan diestimasi

1. Koef. Alpha
2. KR 20, KR 21
3. Spearman Brown

Stabilitas

Tes dua kali dengan soal
sama, kemudian hasilnya
dikorelasikan.

Product moment dan
korelasi intra kelas

Ekivalen

Beri tes dua kali dengan
soal yang berbeda
kemudian dikorelasikan

Product moment dan
korelasi intra kelas

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk mengestimasi validitas dan reliabilitas
instrumen diiperlukan kerja yang sangat hati-hati, Harus diupayakan agar proses dan
estimasi ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Untuk kasus ini atau untuk menyusun instrumen untuk mengukur kinerja SMK-SBI
kali ini tidak perlu dituliskan kisis-kisi dan indikator karena sudah ada (WS 2). Selain itu,
instrumen juga tidak perlu diuji coba dan analisis empirik karena memerlukan keahlian
khusus dan memakan waktu tambahan. Jadi dalam kegiatan ini, yang harus dilakukan dalam
penyusunan instrumen hanya menulis butir-butir instrumen dan menelaah butir. Setelah
butir ditulis lalu ditelaah (diusahakan telaah dilakukan oleh orang lain atau bukan penulis
butir).
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: (1) butir instrumen harus sesuai indikator, (2)
butir ditulis secara singkat dan jelas, (3) pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu,
sebaiknya diurutkan, (4) dalam satu komponen, setiap butir diberi skor sama (skor sama
tidak berarti pilihan jawabannya sama), dan (5) butir ditulis dengan menggunakan bahasa
baku. Selain itu, untuk menarik responden agar mau merespon dengan baik maka instrumen
sebaiknya: (1) dikemas dalam bentuk yang menarik, misal dalam bentuk buku yang agak
kecil, (2) diusahakan jumlah butir untuk setiap jenis responden tidak terlalu banyak
(maksimum 40 butir), dan (3) diusahakan butir pertanyaan dan jawaban pada halaman yang
sama.
INDIKATOR KINERJA SMK-SBI
SMK – SBI ini dirintis mulai sekitar enam (6) tahun yang lalu, oleh karenanya sudah
sewajarlah bila dilakukan evaluasi. Perlu dilihat bagaimanakah kinerja SMK – SBI saat ini,
bahkan bagaimana pencapaian kinerja SMK-SBI lima (5) tahun mendatang. Untuk dapat
mengukur pencapaian kinerja SMK – SBI dengan tepat maka perlu diketahui atau
8
ditetapkan kinerja SMK- SBI yang diharapkan. Dari kinerja SMK – SBI yang diharapkan
inilah selanjutnya dibuat indikator-indikator kinerja SMK – SBI. Alhamdulillah, Dit. PSMK
telah menetapkan indikator-indikator kinerja SMK-SBI, sehingga mempermudah 178 SMKSBI untuk melihat pencapaian kinerjanya. Indikator-indikator itu dapat dilihat pada Tabel 1
berikut.

9
10
Tabel 1. Indikator Kinerja

FOKUS PENGEMBANGAN dan SUB-PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

Baseline
(2009)

Mid-Term Final-Term
(2011)
(2013)
Target

1.

Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis

1.1.

Peningkatan Mutu Perencanaan dan Pelaksana
Manajemen Sekolah Berbasis SBI

1.1.1. Meningkatnya % PK yang memperoleh akreditasi A
dari BAN-SM.
1.1.2. Memperoleh akreditasi dari institusi yang diakui di
negara OECD/negara maju.

1.2.

Pengembangan Sistem Manajemen Sekolah
Berbasis Perencanaan Bisnis (SBP)

1.2.1. Meningkatnya efisiensi waktu dalam menyusun
dokumen perencanaan anggaran.

1.3.

Pengembangan sistem manajemen sekolah
berbasis IT

1.3.1. Berfungsinya FMIS dan EMIS.

1.4.

Sertifikasi ISO 9001:2000

1.4.1. Terjadinya peningkatan kualitas manajemen secara
berkelanjutan (continuous quality improvement) ISO
9001-2008.

2.

Target

Peningkatan Mutu Pembelajaran

2.1.

Peningkatan Fasilitas Pembelajaran

2.1.1. Meningkatnya jumlah ruang kelas dilengkapi sarana
berbasis TIK.
2.1.2. Berfungsinya sarana Standard Training Workshop.
2.1.3. Berfungsinya sarana Standard Advanced Training.
2.1.4. Memiliki dan berfungsinya sarana Tempat Uji
Kompetensi (TUK) Internasional.
2.1.5. Berfungsinya sarana Teaching Factory.
2.1.6. Berfungsinya sarana Self Access Study.
2.2.1.

2.2.

Peningkatan mutu hasil pembelajaran
2.2.2.

Meningkatnya jumlah tenaga pendidik dan
kependidikan bersertifikat sesuai dengan bidang
kerjan/kompetensinya.
Meningkatnya % lulusan dengan nilai rata-rata  8

9
FOKUS PENGEMBANGAN dan SUB-PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

Baseline
(2009)

Mid-Term Final-Term
(2011)
(2013)
Target

2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.

2.2.6.
2.2.7.

2.2.8.

2.2.9.

2.3.

2.4.

Pemanfaatan IT dalam pengembangan bahan
ajar/modul

Peningkatan pembelajaran akademik adaptif dan
produktif.

Target

untuk mata UN inti.
Meningkatnya % lulusan dengan nilai rata-rata  8
untuk mata UN keterampilan.
Meningkatnya % lulusan memiliki TOEIC ≥ 400.
Meningkatnya % pendidik memiliki TOEIC ≥ 500,
kecuali guru Bahasa Inggris memiliki TOEIC ≥
600.
Meningkatnya % tenaga kependidikan (kepala
sekolah) memiliki TOEIC ≥ 600.
Meningkatnya % guru Mata Pelajaran Sains,
Matematika dan Inti Kejuruan menggunakan
Bahasa Inggris (pengajaran bilingual).
Meningkatnya jumlah siswa memperoleh
penghargaan/juara yang sesuai kompetensi pada
tingkat nasional dan internasional.
Meningkatnya jumlah industri yang bekerjasama
untuk melaksanakan uji komptensi industri.

2.3.1. Bertambahnya jumlah bahan ajar dalam bentuk soft
copy.
2.3.2. Bertambahnya jumlah bahan pembelajaran dalam
bentuk e-learning.
2.3.3. Memiliki bank soal dalam bentuk hard dan soft copy
sesuai dengan tuntutan kompetensi/kurikulum
terbaru.
2.4.1. Meningkatnya nilai rata-rata kelas untuk semua mata
pelajaran.
2.4.2. Meningkatnya nilai rata-rata UN.
2.4.3. Meningkatnya % lulusan yang bekerja di industri
bertaraf internasional (multinasional).

10
FOKUS PENGEMBANGAN dan SUB-PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

Baseline
(2009)

Mid-Term Final-Term
(2011)
(2013)
Target

3.

Penguatan Hubungan Sekolah dan Industri

3.1.

Meningkatkan kemitraan antara SMK dan
industri dalam bidang akademik.

3.2.

Pengembangan Diklat untuk pekerja industri

3.2.1. Meningkatnya jumlah dan jenis paket diklat advance
untuk masyarakat/industri.

3.3.

Pengembangan standar dan platform
internasional di industri lokal.

3.3.1. Meningkatnya jumlah mitra industri lokal
menggunakan Platform Internasional.

3.4.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian Bersama
Industri Lokal/Asosiasi Profesi

3.4.1. Meningkatnya jumlah SDM pemegang sertifikat uji
kompetensi industri.

4.

Target

Peningkatan Fokus Kewirausahaan

3.1.1. Memiliki MOU untuk bekerjasama dengan industri.

4.1.

Pengembangan kelompok kewirausahaan siswa

4.1.1. Meningkatnya jumlah siswa yang terlibat didalam
kelompok kewirausahaan (inkubator bisnis).
4.1.2. Meningkatnya jumlah industri atau perusahaan yang
bermitra dengan kelompok kewirausahaan siswa.

4.2.

Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi
program kewirausahaan siswa

4.2.1. Meningkatnya prosentase jumlah lulusan yang
berwirausaha.
4.2.2. Meningkatnya peluang usaha dan peluang bekerja
bagi lulusan.

4.3.

Peningkatan unit produksi

4.3.1. Meningkatnya prosentase income generating unit
(IGU) terhadap operasional sekolah.

11
12
PENULISAN BUTIR-BUTIR INSTRUMEN KINERJA SMK-SBI
Direktorat Pembinaan SMK (Dit PSMK) telah menetapkan waktu pengukuran kinerja
SMK-SBI, yaitu tahun 2009 sebagai baseline, tahun 2011 sebagai mid-term dan final term
yaitu tahun 2013. Sudah barang tentu, agar dapat dilihat pencapaian kinerja 178 SMK-SBI
dari waktu ke waktu maka variabel atau komponen kinerja selalu sama. Untuk
mempermudah lagi, bila indikator kinerja, bahkan instrumen yang digunakan pada tiga
waktu pengukuran itu sama.
Bila diperhatikan, kinerja SMK-SBI ini terdiri dari empat (4) komponen yang memiliki
35 indikator kinerja SMK-SBI. Sebaran indikator itu adalah sebagai berikut: (1) komponen
Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis memiliki 5 indikator, (2)
komponen Peningkatan Mutu Pembelajaran memiliki 21 indikator, (3) komponen Penguatan
Hubungan Sekolah dan Industri memiliki 4 indikator, dan (4) komponen Peningkatan Fokus
Kewirausahaan memiliki 5 indikator.
Untuk mengukur kinerja SMK-SBI indikator-indikator itu selanjutnya ditulis butirbutir instrumennya. Setiap indikator, paling tidak diwakili oleh satu butir instrumen. Dengan
kata lain, boleh saja satu indikator dituliskan 2 atau 3 butir instrumen, lebih-lebih bila
indikator itu memuat dua hal, misal indikator 3.2.1. Meningkatnya jumlah dan jenis paket
diklat advanced untuk masyarakat/industri. Indikator ini dapat dijabarkan menjadi 2
butir instrumen, yakni: (1)

Meningkatnya jumlah paket diklat advanced

untuk

masyarakat/industri dan (2) Meningkatnya jenis paket diklat advanced

untuk

masyarakat/industri. Namun harus diingat bahwa setiap responden sebaiknya tidak
mengisi lebih dari 40 butir instrumen (lebih dari 1 jam). Bila keadaan memaksa maka harus
diberi jeda, paling tidak 20 menit.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat maka setiap butir harus dijawab
(dapat juga diisi) dengan sejujurnya oleh responden. Jawaban responden harus sesuai
dengan kenyataan yang ada di sekolah atau yang sudah dicapai oleh sekolah. Jawaban yang
berbentuk pilihan, dapat berbentuk diskrit (pisah), misal ada peningkatan (1) dan tidak ada
peningkatan (0), tetapi ada juga yang berbentuk gradasi, misal tidak meningkat (0),
meningkat sedikit (1), meningkat agak banyak (2), meningkat banyak (3), meningkat banyak
sekali (4). Untuk bentuk isian, responden harus menuliskan jawabannya pada tempat yang
dudah disediakan. Bentuk jawaban mana yang lebih baik, tentu tergantung dari jenis data
dan tujuan evaluasi. Masing-masing bentuk ada kelebihan dan kekurangannya. Bentuk
pilihan, mudah analisisnya tetapi agak memaksa responden untuk menyesuaikan keadaan
yang ada sebenarnya dengan pilihan yang tersedia. Bentuk isian, memberi kelulasaan
responden untuk mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya, tetapi analisisnya agak susah.

12
Khusus untuk instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja SMK-SBI ini, lebih
cocok bila digunakan bentuk isian. Untuk mengukur kinerja SMK-SBI tahun 2009 ini,
penulisan butir instrumennya adalah butir-butir kinerja apa yang sudah dilakukan atau
sarana dan prasarana apa yang sudah dimiliki saat ini. Selanjutnya, responden juga harus
menuliskan apa adanya, apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI saat ini. Untuk
mengukur pencapaian kinerja SMK-SBI tahun 2011 adalah apa yang sudah dimiliki atau
dicapai oleh SMK-SBI pada tahun 2011. Untuk melihat peningkatan pencapaian,
dibandingkanlah antara apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI pada tahun
2011 dengan apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI pada tahun 2009. Untuk
menilai keberhasilan program dibandingkanlah antara apa yang sudah dimiliki atau dicapai
oleh SMK-SBI pada tahun 2011 dengan target yang telah dicanangkan untuk tahun 2011.
Sudah barang tentu, target ini harus menantang, bermakna, fisibel dan berbatas waktu.
Agar Dit SMK mudah menilai SMK-SBI mana yang paling tinggi kinerjanya maka ada
dua hal yang dapat dilakukan, yaitu: (1) semua SMK-SBI menggunakan instrumen
pengukuran kinerja yang sama, dan (2) mengkuantifikasikan semua jawaban atas pernyataan
atau pertanyaan yang ada dalam instrumen tersebut dengan panduan penskoran yang sama.
Instrumen pengukuran kinerja dapat sama bila SMK-SBI tinggal pakai, atau SMK-SBI
sendiri tetapi harus menggunakan indikator-indikator kinerja dan menulis satu butir
instrumen untuk satu indikator. Untuk dapat mengkuantifikasikan semua jawaban responden
dengan baik maka perlu pedoman penskoran, misal: bila saat ini bahan ajar yang berbentuk
soft copy itu ada 5 atau 40% itu diberi skor berapa, dan seterusnya. Atau, untuk tahun 2011,
bila peningkatan atau bertambahnya bahan ajar yang berbentuk soft copy itu 20% diberi
skor berapa, dan seterusnya.
PENUTUP
Untuk mendapatkan data yang valid maka salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah menggunakan instrumen yang baik atau yang valid dan reliabel. Tidak mudah untuk
menyusun instrumen yang valid dan reliabel, namun dengan usaha yang sungguh-sungguh
maka instrumen yang baik akan terwujud. Dengan instrumen yang baik maka hasil
pengukurannya akan baik, pada gilirannya kebijakan yang didasarkan pada data hasil
pengukuran itu juga akan tepat.

13
DAFTAR PUSTAKA
Allen, M.J. & Yen, W.M. 1979. Introduction to measurement theory. Monterey, CA:
Brooks/Cole Publishing Company.
Nunnally, J.C. 1978. Psychometric theory. New York: McGraw Hill Book Company. Inc

14
15
16
1

More Related Content

What's hot

Desain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatanDesain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatanarphamos
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-pptAas Mariah
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasJoni Iswanto
 
HASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docx
HASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docxHASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docx
HASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docxBibuElder
 
RTL Rencana Tindak Lanjut
RTL Rencana Tindak LanjutRTL Rencana Tindak Lanjut
RTL Rencana Tindak LanjutDokter Tekno
 
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
Kuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswaKuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswa
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswaBhagaskoro Kurniawan
 
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMASSismiati bulu
 
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....MuhammadBambangUswat
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia rickygunawan84
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbNurul Atika
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxSuMarni41
 
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptxKebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptxIrine Polani
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutudr.Ade Adra
 
ALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfRizkaDana
 
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2Endin Salahudin
 

What's hot (20)

Desain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatanDesain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatan
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmas
 
HASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docx
HASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docxHASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docx
HASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI KEPALA SEKOLAH.docx
 
RTL Rencana Tindak Lanjut
RTL Rencana Tindak LanjutRTL Rencana Tindak Lanjut
RTL Rencana Tindak Lanjut
 
4. program kespro (1)
4. program kespro (1)4. program kespro (1)
4. program kespro (1)
 
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
Kuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswaKuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswa
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
 
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Rencana program UKS
Rencana program UKSRencana program UKS
Rencana program UKS
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptxKebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutu
 
ALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdf
 
Lokmin puskesmas
Lokmin puskesmasLokmin puskesmas
Lokmin puskesmas
 
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
 

Viewers also liked

Instrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerjaInstrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerjaArief Anzarullah
 
Slide abk lamongan
Slide abk lamonganSlide abk lamongan
Slide abk lamongansujiman ae
 
Tugas ppt mc bab 4 hardo basuki
Tugas ppt mc bab 4 hardo basukiTugas ppt mc bab 4 hardo basuki
Tugas ppt mc bab 4 hardo basukiFuad Hartadi
 
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...Hafiz Rahmaputra
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm downloadSiti Gz
 
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikatorMengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikatormu_dir
 
Parameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerjaParameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerjasumadji
 
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja KaryawanContoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja KaryawanYodhia Antariksa
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIAhmad Said
 

Viewers also liked (14)

Instrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerjaInstrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerja
 
Slide abk lamongan
Slide abk lamonganSlide abk lamongan
Slide abk lamongan
 
Pendidikan & pembelajaran
Pendidikan & pembelajaranPendidikan & pembelajaran
Pendidikan & pembelajaran
 
Abk
AbkAbk
Abk
 
Tugas ppt mc bab 4 hardo basuki
Tugas ppt mc bab 4 hardo basukiTugas ppt mc bab 4 hardo basuki
Tugas ppt mc bab 4 hardo basuki
 
Parameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerjaParameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerja
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawaiPenilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai
 
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi: PT. Pikira...
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
 
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikatorMengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
 
Parameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerjaParameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerja
 
Contoh Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Penilaian Kinerja KaryawanContoh Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Penilaian Kinerja Karyawan
 
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja KaryawanContoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
Contoh Performance appraisal - Penilaian Kinerja Karyawan
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 

Similar to instrumen pengukuran kinerja

Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian
Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitianValiditas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian
Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitianVivii Charmeiliaa
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
 
Artikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnya
Artikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnyaArtikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnya
Artikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnyaHannisaNurdini
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
 
metediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxmetediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxWisnuDwiseptian
 
Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesStevie Principe
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiRofiani Intan
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitaswiddietyas
 
Validitas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxValiditas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxpaksobat
 
001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikanRurinDa ELsa
 
J1 f111019 abdul hadi asli
J1 f111019 abdul hadi asliJ1 f111019 abdul hadi asli
J1 f111019 abdul hadi aslibankir212
 
Validitas tes
Validitas tesValiditas tes
Validitas tesBun Faris
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasikAgus Suratno
 

Similar to instrumen pengukuran kinerja (20)

Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian
Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitianValiditas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian
Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
 
Artikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnya
Artikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnyaArtikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnya
Artikel jenis jenis alat evaluasi dan cara menganalisisnya
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
 
metediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxmetediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptx
 
Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tes
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen Evaluasi
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
 
Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014
Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014
Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014
 
Validitas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxValiditas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptx
 
Resume 5 ok
Resume 5 okResume 5 ok
Resume 5 ok
 
validitas
validitasvaliditas
validitas
 
Reabilitas
ReabilitasReabilitas
Reabilitas
 
RELIABILITAS
RELIABILITASRELIABILITAS
RELIABILITAS
 
001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan
 
J1 f111019 abdul hadi asli
J1 f111019 abdul hadi asliJ1 f111019 abdul hadi asli
J1 f111019 abdul hadi asli
 
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
 
Mkalah evaluasi
Mkalah evaluasiMkalah evaluasi
Mkalah evaluasi
 
Validitas tes
Validitas tesValiditas tes
Validitas tes
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik
 

Recently uploaded

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

instrumen pengukuran kinerja

  • 1. PENYUSUNAN INSTRUMEN KINERJA SMK-SBI*) Oleh : Badrun Kartowagiran**) PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 ============================= *) Makalah disampaikan dalam workshop Evaluasi Kinerja SMK-SBI Tanggal 14 November 2009 di P4TK Matematika Yogyakarta **) Dosen Pascsrjana dan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 1
  • 2. PENGEMBANGAN INSTRUMEN KINERJA SMK-SBI Oleh: Badrun Kartowagiran A. PENDAHULUAN Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, baik data yang kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif dapat berupa gambar, kata, dan atau benda lainnya yang non angka, sedangkan data kuantitatif adalah data yang bersifat atau berbentuk angka. Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sehingga yang dimaksud dengan instrumen penelitian dalam kesempatan ini adalah instrumen penelitian kuantitatif. Data kuantitatif itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: data nominal dan data kontinum. Data diakatakan pada tingkat nominal atau berskala nominal apabila angka tersebut berfungsi untuk identifikasi, yaitu membedakan jenis subyek yang lainnya. Perbedaan angka hanya menunjukkan adanya obyek atau subyek yang terpisah dan tidak sama. Sementara itu data yang kontinum terdiri data yang berskala ordinal, interval, dan rasio. Data kuantitatif biasanya diperoleh melalui pengukuran, yaitu suatu proses pemberian angka pada subyek, obyek atau trait lainnya. Oleh karenanya instrumen penelitian dapat pula disebut dengan alat ukur, dan alat ukur ini dapat berupa tes dan nontes. Alat ukur dikatakan tes apabila memuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ada benar dan salah. Sebaliknya, alat ukur yang jawabannya tidak ada benar-salah dapat disebut dengan skala, angket, atau dapat pula disebut dengan inventori. Skala biasanya digunakan untuk mengukur konstruk atau konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, dan trait lainnya, sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta seperti: pendidikan terakhir, jumlah anggota, penghasilan setiap bulan, dll. Sementara itu, inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan benda nyata, seperti: jumlah kursi, jumlah meja, dll. B. INSTRUMEN YANG BAIK Syarat utama instrumen yang baik adalah valid dan reliabel. Validitas suatu alat ukur adalah sejauhmana alat ukur itu mampu mengukur apa yang seharus-nya diukur. Validitas pada umumnya bersifat tingkat bukan ada atau tidak ada sama sekali. Validitas suatu instrumen juga hanya dilihat dari tujuan tertentu; artinya suatu instrumen dikatakan valid untuk mengukur atribut A tidak harus valid untuk mengukur atribut B. 2
  • 3. Dalam pengukuran terhadap atribut psikologis, validitas sebagaimana dijelaskan di atas sangat sulit dicapai. Hal ini dapat difahami karena pengukuran terhadap variabel psikologis dan sosial mengandung kesalahan yang lebih banyak daripada pengukuran variabel yang bersifat fisik. Oleh karena sulitnya menentukan validitas yang sebenarnya, maka yang dapat dilakukan adalah mengestimasi validitas instrumen dengan perhitungan tertentu. Ada tiga tipe validitas, yakni: (1) validitas prediktif, (2) validitas isi, dan (3) validitas konstruk (Nunnaly, 1978). Validitas prediktif atau ada juga yang menyebut dengan validitas kriteria terkait dicari manakala instrumen akan digunakan untuk mengestimasi beberapa bentuk tingkahlaku penting yang ada di luar dari hasil pengukuran instrumen itu sendiri. Atau, validitas prediktif diestimasi manakala instrumen dimaksudkan untuk ber-fungsi sebagai prediktor bagi performansi di waktu yang akan datang. Dalam analisis validitas prediktif, performansi yang hendak diprediksikan disebut dengan kriteria. Besar kecilnya harga estimasi validitas prediktif suatu instrumen digambarkan dengan keofisien korelasi antara prediktor dengan kriteria tersebut. Validitas isi suatu instrumen adalah sejauhmana butir-butir dalam instrumen itu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi). Validitas isi suatu instrumen ditentukan dengan cara mencocokkan apakah butir-butir yang ada di instrumen itu sudah mewakili komponenkomponen yang akan diukur atau belum. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat validitas isi suatu instrumen sedikit-banyak tergantung pada penilaian subyektif individual penilai. Hal ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa estimasi validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya menggunakan analisis rasional. Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana instrumen mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukurnya. Pengujian validitas konstruk merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep trait yang akan diukur. Perubahan dan perkembangan konsep seperti ini merupakan hal biasa dalam bidang psikologi karena variabel itu pada dasarnya merupakan konsep hipotetik yang tidak selalu mudah untuk dioperasionalkan. Konsep validitas konstruk sangat ber-manfaat pada tes yang mengukur trait yang tidak memiliki kriteria eksternal. Untuk itu prosedur validasi konstruk diawali dari suatu identifikasi dan batasan mengenai variabel yang hendak diukur dan dinyatakan dalam bentuk konstruk logis berdasarkan teori me-ngenai variabel 3
  • 4. tersebut. Dari teori ini ditarik suatu konskuensi praktis mengenai hasil pengukuran pada kondisi tertentu, dan konskuensi inilah yang akan diuji. Apabila hasilnya sesuai dengan harapan maka instrumen itu dianggap meiliki validitas konstruk yang baik. Prosedur validasi konstruk juga dapat ditempuh melalui teknik analisis faktor. Analisis faktor merupakan sekumpulan prosedur matematik yang cukup komplek untuk menganalisis saling hubungan di antara variabel-variabel dan menjelaskan saling hubungan itu dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor. Oleh karenanya validitas yang ditegakkan melalui prosedur analisis faktor disebut sebagai validitas faktorial. Syarat utama lainnya adalah instrumen itu harus reliabel. Sebenarnya reliabilitas itu mengacu pada konsistensi pengukuran, yaitu bagaimana skor tes atau hasil penilaian yang lain tetap (tidak berubah, sama) dari satu pengukuran ke pengukuran yang lain. Hasil-hasil penilaian hanya memberikan ukuran unjuk kerja terbatas yang diperoleh pada waktu tertentu. Kecuali kalau pengukuran dapat menunjukkan layak konsistensi atas kesempatan yang berbeda, penilai yang berbeda, atau sampel yang berbeda dan domain unjuk kerja yang sama. Hasil penilaian yang konsisten sempurna tidak mungkin dapat diperoleh. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil penilaian. Jika suatu penilaian dikenakan kepada kelompok yang sama dua kali secara berurutan, beberapa variasi skor dapat terjadi karena adanya fluktuasi pada memori sesat, perhatian, usaha kelelahan, ketegangan emosional, tebak-tebak dan sejenisnya. Sebaliknya jika dilaksanakan dalam waktu yang lama antara tes pertama dan tes kedua variasi skor kemungkinan disebabkan oleh pengaruh pengalaman belajar, perubahan kesehatan, lupa dan lain-lain. Variasi skor juga mungkin akan terjadi jika tes essay atau penilaian type unjuk kerja siswa lainnya yang dinilai oleh penilai yang berbeda. Allen dan Yen (1979), mengemukakan tiga metode yang umum digunakan untuk menaksir koefisien reliablitas yaitu: (1) metode tes ulang, (2) metode tes parelel, dan (3) metode konsistensi internal. Secara umum masing-masing dari ketiga metode tersebut akan menghasilkan taksiran koefisien reliabilitas (rx), yang berbeda. Jadi yang dihasilkan hanyalah taksiran, karena nilai sebenarnya koefisien ini adalah tidak dapat diamati. Sesuai dengan namanya, pada metode tes ulang pengambil tes yang sama mengikuti tes dua kali dengan menggunakan tes yang sama kemudian hasilnya dikorelasikan diperoleh taksiran reliabilitas. Metode tes ulang menghasilkan taksiran reliabilitas tes yang sangat beralasan, tetapi metode ini ternyata memiliki beberapa kelemahan. Pertama metode ini sangat potensial terpengaruh oleh carry-over effect antar tes, tes pertama sangat mungkin mempengaruhi hasil tes kedua. Kelemahan kedua berkenaan dengan waktu pelaksanaan tes. Interval waktu yang sangat pendek akan membuat carry-over effect dalam memori 4
  • 5. pengambil tes. Sedangkan interval waktu yang lama akan membawa pengaruh pada perubahan informasi. Taksiran reliabilitas tes paralel adalah korelasi antara nilai amatan dua tes yang paralel. Dalam kenyataannya dua tes yang paralel hanyalah konsep teoritis, sangat sulit untuk membuktikan bahwa dua tes adalah paralel. Oleh karena itu sering digunakan bentuk tes alternatif sebagai pengganti tes paralel. Bentuk tes alternatif adalah setiap dua bentuk tes yang telah disusun dalam rangka untuk membuatnya paralel, dan keduanya mungkin memiliki rerata skor amatan, variansi, dan korelasi dengan pengukuran lain yang sama atau hampir sama. Korelasi antara skor amatan tes pertama dengan skor amatan tes alternatif rx2 adalah merupakan taksiran reliabilitas baik untuk tes pertama maupun tes alternatifnya. Reliabilitas konsistensi internal ditaksir dengan satu kali pelaksanaan tes sehingga permasalahan yang menyertai metode tes ulang dapat dihilangkan. Metode untuk menaksir reliabilitas yang sangat luas telah diketahui dalam pendekatan ini adalah taksiran reliabilitas belah dua. Pada pendekatan ini tes dibagi menjadi dua bagian, yang satu dan lainnya adalah dianggap sebagai tes alternatif, dan pembelahannya diatur sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan tes paralel atau pada dasarnya -ekuivalen. Keuntungan utama penaksiran reliabilitas konsistensi internal adalah bahwa hanya diperlukan satu kali tes saja untuk menghitung taksiran reliabilitas. Namun demikian metode konsistensi internal tidak cocok jika tes tidak dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang paralel atau pada dasarnya -ekuivalen atau jika tes tidak memiliki butir-butir independen yang dapat dipisahkan. Menurut Allen dan Yen (1979) ada tiga cara yang biasa digunakan untuk membelah tes menjadi dua bagian yaitu: (1) metode gasal-genap, butir-butir tes dikelompokkan berdasarkan butir-butir bernomor gasal dalam satu kelompok dan butir-butir tes bernomor genap ke dalam kelompok kedua, (2) metode belah dua sesuai dengan nomor urut. Teknik untuk membelah tes menjadi dua dapat digeneralisasikan untuk membagi tes menjadi lebih dari dua komponen. Sebagai contoh metode gasal genap dapat dimodifikasi untuk membuat tiga komponen dari tes yang terdiri dari 9 butir dapat dikelompokkan menjadi, pertama butir nomor 1, 4 dan 7, kedua nomor 2, 5, dan 8, dan ketiga nomor 3, 6, dan 9. Berdasarkan asumsi tersebut maka pada dasarnya sebuah tes dapat dibagi menjadi N komponen di mana N maksimum adalah sebanyak jumlah butir dalam tes tersebut. C. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji secara teoritik tentang substansi yang akan diukur. Peneliti harus menentukan defenisi konseptual 5
  • 6. kemudian definisi operasional. Selanjutnya definisi operasional ini dijabarkan menjadi indikator dan butir-butir. Menurut Tim Pusisjian (1997/1998, ada enam langkah untuk mengembangkan instrumen alat ukur, yaitu: 1. Menyusun spesifikasi alat ukur termasuk kisi-kisi dan indikator 2. Menulis pertanyaan 3. Menelaah pertanyaan 4. Melakukan ujicoba 5. Menganalisis butir instrumen 6. Merakit instrument dan memberi label Spesifikasi alat ukur ini mencakup: tujuan pengukuran, kisi-kisi instrumen, skala pengukuran, dan panjang instrumen. Oleh karenanya dalam menentukan spesifikasi alat ukur berarti menentukan tujuan instrumen, mengembangkan kisi-kisi instrumen, menentukan skala pengukuran, dan menentukan panjang instrumen. Di depan telah dikemukakan bahwa ada dua macam instrumen, yaitu instrumen untuk tes dan nontes. Oleh karenanya, perlu dibedakan antara kisi-kisi instrumen untuk tes dan kisi-kisi instrumen nontes. Secara rinci penyusunan kisi-kisi keduanya adalah sebagai berikut. 1. Kisi-kisi Instrumen /Tes Setelah tujuan tes ditetapkan, kegiatan berikuimya adalah menyusun kisi-kisi tes. Kisi-kisi ini padadasarnya merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal yang akan ditulis. Kisi-kisi berisi tentang tujuan, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan penilaian yang berisi bentuk dan jenis tagihan. Standar kompetenssi dijabarkan menjadi kompetensi dasar, kompetensi dasar dipecah menjadi beberapa iindikator, dan dari indikator inilah dibuat butir-butir instrumen. Ada tiga langkah yang harus dipenuhi untuk menulis kisi-kisi, yaitu: 1) memilih standar kompetensi dasar, (2) memilih kompetensi dasar, (3) menulis indikator, dan (4) menentukan bentuk tes. Secara garis besar, ada dua bentuk tes yang banyak digunakan oleh guru, yaitu bentuk obyektif dan bentuk uraian atau nonobyektif. Sudah barang tentu, masing-masing bentuk tes memiliki kelebihan dan kekurangan. 2. Kisi-kisi Instrumen nontes Penyusunan instrumen nontes didahului dengan penentuan definisi konseptual, kemudian dijabarkan lagi kedefinisi operasional. Dari definisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi beberapa indikator yang selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butir instrumen. Seperti yang telah dijelaskan di muka, instrumen nontes ini dibedakan menjadi dua, yaitu skala, angket, dan inventori. 6
  • 7. Skala digunakan untuk mengukur konstruk atau konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, dan trait lainnya, sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta seperti: pendidikan terakhir, jumlah anggota, penghasilan setiap bulan, dll. Sementara itu, inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan benda nyata, seperti: jumlah kursi, jumlah meja, dll. Secara ringkas, hubungan antara tujuan, metode dan instrumen yang digunakan pada Tabel berikut. Tujuan untuk mengungkap: - perilaku, kebiasaan, ketrampilan Metode observasi, wawancara mendalam Instrumen yg digunakan - potensi termasuk di dalamnya unjuk kerja tes, perintah mengerjakan - afektif: motivasi, sikap, minat , kesukaan, dll - data pribadi, data nyata - data yang lalu, data sekunder wawancara, survei lembar observasi, lembar penilaian, catatan, peneliti sendiri soal tes, lembar perintah dilengkapi dg lembar observasi/ lembar penilaian pedoman wawancara, skala wawancara, survei dokumentasi angket, inventori, daftar dokumen Tabel di atas menjelaskan bahwa metode dan instrumen yang digunakan harus mengacu pada tujuan pengukuran. Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan pengukuran. D. CARA MEMVALIDASI INSTRUMEN Di muka telah dijelaskan pengertian dan jenis validitas dan reliabilitas instrumen. Secara ringkas cara memvalidasi dan mengestimasi reliabilitas instrumen dapat dilihat pada instrumen berikut. Jenis Validitas Validitas isi: validitas kurikulum, validitas tampang Validitas kriteria terkait atau validitas empirik: validitas prediktif, validitas konkuren Validitas konstruk: validitas faktor Cara Memvalidasi - menggunakan kisi-kisi - konsultasi keahlinya Keterangan -tanpa menggunakan teknik statistik -mengkorelasikan dengan Korelasi product moment data di masa datang -mengkorelasikan skor butir - analisis faktor dengan total - product moment -analisis butir 7
  • 8. Jenis Reliabilitas Prosedur Teknik yang dipakai Internal Consistency: 1. data ordinal 2. data nominal 1 dan 2, tes satu kali, kemudian dianalisis atau diestimasi reliabilitasnya 3 tes sekali, kemudian skor dibelah dua dan diestimasi 1. Koef. Alpha 2. KR 20, KR 21 3. Spearman Brown Stabilitas Tes dua kali dengan soal sama, kemudian hasilnya dikorelasikan. Product moment dan korelasi intra kelas Ekivalen Beri tes dua kali dengan soal yang berbeda kemudian dikorelasikan Product moment dan korelasi intra kelas Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk mengestimasi validitas dan reliabilitas instrumen diiperlukan kerja yang sangat hati-hati, Harus diupayakan agar proses dan estimasi ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk kasus ini atau untuk menyusun instrumen untuk mengukur kinerja SMK-SBI kali ini tidak perlu dituliskan kisis-kisi dan indikator karena sudah ada (WS 2). Selain itu, instrumen juga tidak perlu diuji coba dan analisis empirik karena memerlukan keahlian khusus dan memakan waktu tambahan. Jadi dalam kegiatan ini, yang harus dilakukan dalam penyusunan instrumen hanya menulis butir-butir instrumen dan menelaah butir. Setelah butir ditulis lalu ditelaah (diusahakan telaah dilakukan oleh orang lain atau bukan penulis butir). Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: (1) butir instrumen harus sesuai indikator, (2) butir ditulis secara singkat dan jelas, (3) pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu, sebaiknya diurutkan, (4) dalam satu komponen, setiap butir diberi skor sama (skor sama tidak berarti pilihan jawabannya sama), dan (5) butir ditulis dengan menggunakan bahasa baku. Selain itu, untuk menarik responden agar mau merespon dengan baik maka instrumen sebaiknya: (1) dikemas dalam bentuk yang menarik, misal dalam bentuk buku yang agak kecil, (2) diusahakan jumlah butir untuk setiap jenis responden tidak terlalu banyak (maksimum 40 butir), dan (3) diusahakan butir pertanyaan dan jawaban pada halaman yang sama. INDIKATOR KINERJA SMK-SBI SMK – SBI ini dirintis mulai sekitar enam (6) tahun yang lalu, oleh karenanya sudah sewajarlah bila dilakukan evaluasi. Perlu dilihat bagaimanakah kinerja SMK – SBI saat ini, bahkan bagaimana pencapaian kinerja SMK-SBI lima (5) tahun mendatang. Untuk dapat mengukur pencapaian kinerja SMK – SBI dengan tepat maka perlu diketahui atau 8
  • 9. ditetapkan kinerja SMK- SBI yang diharapkan. Dari kinerja SMK – SBI yang diharapkan inilah selanjutnya dibuat indikator-indikator kinerja SMK – SBI. Alhamdulillah, Dit. PSMK telah menetapkan indikator-indikator kinerja SMK-SBI, sehingga mempermudah 178 SMKSBI untuk melihat pencapaian kinerjanya. Indikator-indikator itu dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. 9
  • 10. 10
  • 11. Tabel 1. Indikator Kinerja FOKUS PENGEMBANGAN dan SUB-PROGRAM INDIKATOR KINERJA Baseline (2009) Mid-Term Final-Term (2011) (2013) Target 1. Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis 1.1. Peningkatan Mutu Perencanaan dan Pelaksana Manajemen Sekolah Berbasis SBI 1.1.1. Meningkatnya % PK yang memperoleh akreditasi A dari BAN-SM. 1.1.2. Memperoleh akreditasi dari institusi yang diakui di negara OECD/negara maju. 1.2. Pengembangan Sistem Manajemen Sekolah Berbasis Perencanaan Bisnis (SBP) 1.2.1. Meningkatnya efisiensi waktu dalam menyusun dokumen perencanaan anggaran. 1.3. Pengembangan sistem manajemen sekolah berbasis IT 1.3.1. Berfungsinya FMIS dan EMIS. 1.4. Sertifikasi ISO 9001:2000 1.4.1. Terjadinya peningkatan kualitas manajemen secara berkelanjutan (continuous quality improvement) ISO 9001-2008. 2. Target Peningkatan Mutu Pembelajaran 2.1. Peningkatan Fasilitas Pembelajaran 2.1.1. Meningkatnya jumlah ruang kelas dilengkapi sarana berbasis TIK. 2.1.2. Berfungsinya sarana Standard Training Workshop. 2.1.3. Berfungsinya sarana Standard Advanced Training. 2.1.4. Memiliki dan berfungsinya sarana Tempat Uji Kompetensi (TUK) Internasional. 2.1.5. Berfungsinya sarana Teaching Factory. 2.1.6. Berfungsinya sarana Self Access Study. 2.2.1. 2.2. Peningkatan mutu hasil pembelajaran 2.2.2. Meningkatnya jumlah tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat sesuai dengan bidang kerjan/kompetensinya. Meningkatnya % lulusan dengan nilai rata-rata  8 9
  • 12. FOKUS PENGEMBANGAN dan SUB-PROGRAM INDIKATOR KINERJA Baseline (2009) Mid-Term Final-Term (2011) (2013) Target 2.2.3. 2.2.4. 2.2.5. 2.2.6. 2.2.7. 2.2.8. 2.2.9. 2.3. 2.4. Pemanfaatan IT dalam pengembangan bahan ajar/modul Peningkatan pembelajaran akademik adaptif dan produktif. Target untuk mata UN inti. Meningkatnya % lulusan dengan nilai rata-rata  8 untuk mata UN keterampilan. Meningkatnya % lulusan memiliki TOEIC ≥ 400. Meningkatnya % pendidik memiliki TOEIC ≥ 500, kecuali guru Bahasa Inggris memiliki TOEIC ≥ 600. Meningkatnya % tenaga kependidikan (kepala sekolah) memiliki TOEIC ≥ 600. Meningkatnya % guru Mata Pelajaran Sains, Matematika dan Inti Kejuruan menggunakan Bahasa Inggris (pengajaran bilingual). Meningkatnya jumlah siswa memperoleh penghargaan/juara yang sesuai kompetensi pada tingkat nasional dan internasional. Meningkatnya jumlah industri yang bekerjasama untuk melaksanakan uji komptensi industri. 2.3.1. Bertambahnya jumlah bahan ajar dalam bentuk soft copy. 2.3.2. Bertambahnya jumlah bahan pembelajaran dalam bentuk e-learning. 2.3.3. Memiliki bank soal dalam bentuk hard dan soft copy sesuai dengan tuntutan kompetensi/kurikulum terbaru. 2.4.1. Meningkatnya nilai rata-rata kelas untuk semua mata pelajaran. 2.4.2. Meningkatnya nilai rata-rata UN. 2.4.3. Meningkatnya % lulusan yang bekerja di industri bertaraf internasional (multinasional). 10
  • 13. FOKUS PENGEMBANGAN dan SUB-PROGRAM INDIKATOR KINERJA Baseline (2009) Mid-Term Final-Term (2011) (2013) Target 3. Penguatan Hubungan Sekolah dan Industri 3.1. Meningkatkan kemitraan antara SMK dan industri dalam bidang akademik. 3.2. Pengembangan Diklat untuk pekerja industri 3.2.1. Meningkatnya jumlah dan jenis paket diklat advance untuk masyarakat/industri. 3.3. Pengembangan standar dan platform internasional di industri lokal. 3.3.1. Meningkatnya jumlah mitra industri lokal menggunakan Platform Internasional. 3.4. Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian Bersama Industri Lokal/Asosiasi Profesi 3.4.1. Meningkatnya jumlah SDM pemegang sertifikat uji kompetensi industri. 4. Target Peningkatan Fokus Kewirausahaan 3.1.1. Memiliki MOU untuk bekerjasama dengan industri. 4.1. Pengembangan kelompok kewirausahaan siswa 4.1.1. Meningkatnya jumlah siswa yang terlibat didalam kelompok kewirausahaan (inkubator bisnis). 4.1.2. Meningkatnya jumlah industri atau perusahaan yang bermitra dengan kelompok kewirausahaan siswa. 4.2. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi program kewirausahaan siswa 4.2.1. Meningkatnya prosentase jumlah lulusan yang berwirausaha. 4.2.2. Meningkatnya peluang usaha dan peluang bekerja bagi lulusan. 4.3. Peningkatan unit produksi 4.3.1. Meningkatnya prosentase income generating unit (IGU) terhadap operasional sekolah. 11
  • 14. 12
  • 15. PENULISAN BUTIR-BUTIR INSTRUMEN KINERJA SMK-SBI Direktorat Pembinaan SMK (Dit PSMK) telah menetapkan waktu pengukuran kinerja SMK-SBI, yaitu tahun 2009 sebagai baseline, tahun 2011 sebagai mid-term dan final term yaitu tahun 2013. Sudah barang tentu, agar dapat dilihat pencapaian kinerja 178 SMK-SBI dari waktu ke waktu maka variabel atau komponen kinerja selalu sama. Untuk mempermudah lagi, bila indikator kinerja, bahkan instrumen yang digunakan pada tiga waktu pengukuran itu sama. Bila diperhatikan, kinerja SMK-SBI ini terdiri dari empat (4) komponen yang memiliki 35 indikator kinerja SMK-SBI. Sebaran indikator itu adalah sebagai berikut: (1) komponen Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis memiliki 5 indikator, (2) komponen Peningkatan Mutu Pembelajaran memiliki 21 indikator, (3) komponen Penguatan Hubungan Sekolah dan Industri memiliki 4 indikator, dan (4) komponen Peningkatan Fokus Kewirausahaan memiliki 5 indikator. Untuk mengukur kinerja SMK-SBI indikator-indikator itu selanjutnya ditulis butirbutir instrumennya. Setiap indikator, paling tidak diwakili oleh satu butir instrumen. Dengan kata lain, boleh saja satu indikator dituliskan 2 atau 3 butir instrumen, lebih-lebih bila indikator itu memuat dua hal, misal indikator 3.2.1. Meningkatnya jumlah dan jenis paket diklat advanced untuk masyarakat/industri. Indikator ini dapat dijabarkan menjadi 2 butir instrumen, yakni: (1) Meningkatnya jumlah paket diklat advanced untuk masyarakat/industri dan (2) Meningkatnya jenis paket diklat advanced untuk masyarakat/industri. Namun harus diingat bahwa setiap responden sebaiknya tidak mengisi lebih dari 40 butir instrumen (lebih dari 1 jam). Bila keadaan memaksa maka harus diberi jeda, paling tidak 20 menit. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat maka setiap butir harus dijawab (dapat juga diisi) dengan sejujurnya oleh responden. Jawaban responden harus sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah atau yang sudah dicapai oleh sekolah. Jawaban yang berbentuk pilihan, dapat berbentuk diskrit (pisah), misal ada peningkatan (1) dan tidak ada peningkatan (0), tetapi ada juga yang berbentuk gradasi, misal tidak meningkat (0), meningkat sedikit (1), meningkat agak banyak (2), meningkat banyak (3), meningkat banyak sekali (4). Untuk bentuk isian, responden harus menuliskan jawabannya pada tempat yang dudah disediakan. Bentuk jawaban mana yang lebih baik, tentu tergantung dari jenis data dan tujuan evaluasi. Masing-masing bentuk ada kelebihan dan kekurangannya. Bentuk pilihan, mudah analisisnya tetapi agak memaksa responden untuk menyesuaikan keadaan yang ada sebenarnya dengan pilihan yang tersedia. Bentuk isian, memberi kelulasaan responden untuk mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya, tetapi analisisnya agak susah. 12
  • 16. Khusus untuk instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja SMK-SBI ini, lebih cocok bila digunakan bentuk isian. Untuk mengukur kinerja SMK-SBI tahun 2009 ini, penulisan butir instrumennya adalah butir-butir kinerja apa yang sudah dilakukan atau sarana dan prasarana apa yang sudah dimiliki saat ini. Selanjutnya, responden juga harus menuliskan apa adanya, apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI saat ini. Untuk mengukur pencapaian kinerja SMK-SBI tahun 2011 adalah apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI pada tahun 2011. Untuk melihat peningkatan pencapaian, dibandingkanlah antara apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI pada tahun 2011 dengan apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI pada tahun 2009. Untuk menilai keberhasilan program dibandingkanlah antara apa yang sudah dimiliki atau dicapai oleh SMK-SBI pada tahun 2011 dengan target yang telah dicanangkan untuk tahun 2011. Sudah barang tentu, target ini harus menantang, bermakna, fisibel dan berbatas waktu. Agar Dit SMK mudah menilai SMK-SBI mana yang paling tinggi kinerjanya maka ada dua hal yang dapat dilakukan, yaitu: (1) semua SMK-SBI menggunakan instrumen pengukuran kinerja yang sama, dan (2) mengkuantifikasikan semua jawaban atas pernyataan atau pertanyaan yang ada dalam instrumen tersebut dengan panduan penskoran yang sama. Instrumen pengukuran kinerja dapat sama bila SMK-SBI tinggal pakai, atau SMK-SBI sendiri tetapi harus menggunakan indikator-indikator kinerja dan menulis satu butir instrumen untuk satu indikator. Untuk dapat mengkuantifikasikan semua jawaban responden dengan baik maka perlu pedoman penskoran, misal: bila saat ini bahan ajar yang berbentuk soft copy itu ada 5 atau 40% itu diberi skor berapa, dan seterusnya. Atau, untuk tahun 2011, bila peningkatan atau bertambahnya bahan ajar yang berbentuk soft copy itu 20% diberi skor berapa, dan seterusnya. PENUTUP Untuk mendapatkan data yang valid maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan instrumen yang baik atau yang valid dan reliabel. Tidak mudah untuk menyusun instrumen yang valid dan reliabel, namun dengan usaha yang sungguh-sungguh maka instrumen yang baik akan terwujud. Dengan instrumen yang baik maka hasil pengukurannya akan baik, pada gilirannya kebijakan yang didasarkan pada data hasil pengukuran itu juga akan tepat. 13
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Allen, M.J. & Yen, W.M. 1979. Introduction to measurement theory. Monterey, CA: Brooks/Cole Publishing Company. Nunnally, J.C. 1978. Psychometric theory. New York: McGraw Hill Book Company. Inc 14
  • 18. 15
  • 19. 16
  • 20. 1