Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
1. NAMA KELOMPOK : 1. DONI PRAWOTO (16)
2. NUR ROHMAN (05)
3. AKHMAD IKHSANUL F.
(23)
4. WAHYU ARI WIBOWO (27)
KELAS : XI IPA 2
“TELINGA”
ALAT INDRA MANUSIA
2. Telinga merupakan sebuah organ yang
mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak
berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.
Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang
sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa
variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.
Setiap vertebrata memiliki satu pasang
telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada
bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga
keseimbangan dan lokalisasi suara.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak
melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam
sebuah gelombang. Walaupun telinga yang
mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan
interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf
pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak
melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak
(nervus vestibulokoklearis).
Pengertian Telinga
3. A. Bagian telinga manusia
Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
1) Telinga Luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar
terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar.
Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, liang telinga atau meatus
auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian
daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam
liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang
begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan
bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil
susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan
zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya
bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut.
Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke
telinga dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis
eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga &
akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)
1. Telinga Manusia
4. 2) Telinga tengah
Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran
(martil atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes).
Saluran eustachius juga berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan
ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan
menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang
merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau
rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran
pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada
bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di
luar tubuh. Saluran eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke
belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran eustachius dan
telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap.
Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli
sementara’ saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan
tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun,
sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan
ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.
Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut sebagai
otitis media
5. 3) Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin
tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis
yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe &
labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan
memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah
siput. Penampang melintang koklea terdiri atas tiga
bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala
timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan
dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang
disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani
berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap
bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran
vestibularis atau membran reissner dan sebelah bawah
dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran
basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah
getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari
sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut
terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin
yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan
dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.
Penampang melintang
koklea
6. Pendengaran pada hewan hanya dimiliki pada
hewan vertebrata yang memiliki telinga, walaupun
beberapa invertebrata mampu mendeteksi suara
dengan indera tertentu. Pada serangga, organ
timpani digunakan untuk mendengar suara.
Beberapa hewan juga menggunakan kakinya
untuk mengenal suara seperti pada laba-laba dan
kecoa. Ulat bulu menggunakan bulu pada tubuhnya
untuk merasakan getaran dan memungkinkan mereka
untuk merespon suara.
2. Organ pendengaran hewan
invertebrata
7. 3. KESEIMBANGAN DAN PUSING
Kelainan sisten keseimbangan dan vestibuler mengenai
lebih dari 30juta orang Amerika yang berusia 17 tahun ke atas
dan mengakibatkan lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada
populasi lansia setiap tahun.
Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot
dan sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata (sistem visual), dan
labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa informasi
mengenai keseimbangan, ke otak (sistem serebelar) untuk
koordinasi dan persepsi korteks serebelar. Otak, tentu saja,
mendapatkan asupan darah dari jantung dan sistem arteri. Satu
gangguan pada salah satu dari daerah ini seperti arteriosklerosis
atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan.
Aparatus vestibularis telinga tengah memberi unipan balik
mengenai gerakan dan posisi kepala, mengkoordinasikan semua
otot tubuh, dan posisi mata selama gerakan cepat gerakan
kepala.
8. 1. Pusing
sering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan
kesehatan untuk menggambarkan stiap gangguan
sensasi orientasi ruang, namun tidak spesifik dan
tidak bisa menggambarkan dengan jelas. Karena
gangguan keseimbangan adalah sesuatu yang hanya
bisa dirasakan oleh pasien, penting untuk menentukan
apa gejala yang sebenrnya dirasakan oleh pasien.
2. Vertigo
didefinisikan sebagaihalusinasi atau ilusi gerakan
gerakan seseorang lingkungan seseorang yang
dirasakan. Kebanyakan orang yang menderita vertigo
menggambarkan rasa berputar putar atau merasa
seolah-olah benda berputar mengitari. Vertigo adalah
gejala klasik yang dialami ketika te disfungsi yang
cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer
(telinga dalam).
9. 3. Ataksia
adalah kegagalan koordinasi muskuler dan dapat terjadi pada
pasien dengan penyakit vestibuler. Sinkope, pingsan, dan
kehilangan kesadaran bukan merupakan bentuk vertigo, juga
merupakan karakteristik masalah telinga biasanya menunjukkan
adanya penyakit sistem kardiovaskuler.
Prinsip fisiologi yang mendasari konduksi bunyi-bunyi
memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan
menyebabkan membrana timpani bergetar getaran menghantarkan
suara, dalam bentukm energi mekanis, melalui gerakan
pengungkit osikulus oval. Energi mekanis ini kemudian dihantarkan
cairan telinga dalam ke koklea, di mana akani menjadi energi
elektris. Energi elektris ini berjalan melalui nervus
vestibulokoklearis ke nervus sentral, di mana akan dianalisis dan
diterjemahkan dalam bentuk akhir sebagai suara.
Selama proses penghantaran,gelombang suara menghadapi
masa yang jauh lebih kecil, dari aurikulus yang berukuran sampai
jendela oval yang sangat kecil, yang mengabatkan peningkatan
amplitudo bunyi.
10. 4. FISIOLOGI FUNGSIONAL JENDELA OVAL
DAN BULAT
Memegang peran yang penting. Jendela oval dibatasi oleh
janulare fieksibel dari stapes dan membran yang sangat
lentur, memungkinkan gerakan penting,dan berlawanan selama
stimulasi bunyi, getaran stapes menerima impuls dari membrana
timpani bulat yang membuka pada sisi berlawanan duktus koklearis
dilindungi dari gelombang bunyi oleh menbran timpani yang
utuh, jadi memungkinkan gerakan cairan telinga dalam oleh
stimulasi gelombang suara. pada membran timpani utuh yang
normal, suara merangsang jendela oval dulu, dan terjadi jedai
sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela bulat. namun
waktu jeda akan berubah bila ada perforasi pada membran
timpani yang cukup besar yang memungkinkan gelombang bunyi
merangsang kedua jendela oval dan bulat bersamaan. Ini
mengakibatkan hilangnya jeda dan menghambat gerakan maksimal
motilitas cairan telinga dalam dan rangsangan terhadap sel-sel
rambut pada organ Corti. Akibatnya terjadi penurunan
kemampuan pendengaran.
11. Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrana timpani ke
osikuius telinga tengah yang akan dipindahkan ke koklea, organ
pendengaran, yang terletak dalam labirin di telinga dalam. Osikel
yang penting, stapes, yang menggo dan memulai getaran (gelombang)
dalam cairan yang berada dalam telinga dalam. Gelombang cairan ini,
pada gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan membrana
basilaris yang akan merangsang sel-sel rambut organ Corti, dalam
koklea, bergerak seperti gelombang.
Gerakan membrana akan menimbulkan arus listrik yang akan
merangsang berbagai daerah koklea. Sel rambut akan memulai impuls
saraf yang telah dikode dan kemudian dihantarkan ke korteks
auditorius dalam otak, dan kernudian didekode menjadi pesan bunyi.
Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan
melalui telinga luar dan tengah yang terisi udara berjalan melalui
konduksi udara. Suara yang dihantararkan melalui tulang secara
langsung ke telinga dalam dengan cara konduksi tulang. Normalnya,
konduksi udara merupakan jalur yang lebih efisien, namun adanya
defek pada membrana timpani atau terputusnya rantai osikulus akan
memutuskan konduksi udara normal dan mengakibatkan hilangnya
rasio tekanan-suara dan kehilangan pendengaran konduktif.
12. 5. KEHILANGAN PENDENGARAN
Ada dua jenis kehilangan pendengaran yaitu :
1. Kehilangan konduktif
biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen,
atau kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada
keadaan seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga
dalam terputus.
2. Kehilangan sensoris
melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan
konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran
campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan
kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun
sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang.
Kehilangan suara fungsional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak
berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran yang
dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.
Lebih dari 20 juta orang di Amerika Serikat menderita berbagai
tingkat kehilangan pendengaran. Kebanyakan di antaranya dapat ditolong
dengan terapi medis atau bedah atau dengan alat bantu dengar dan
memandu pasien ke pusat pelayanan.
13. Gejala Kehilangan Pendengaran
a. Deterlorisasi wicara
Individu yang bicara dengan bagian akhir kata tidak jelas atau dihilangkan,
atau mengeluarkan kata-kata bernada datar, mungkin karena tidak
mendengar dengan baik, Telinga memandu suara, baik kekerasan maupun
ucapannya.
b. Keletihan
Bila Individu merasa mudah lelah ketika mendengarkan percakapan atau
pidato, keletihan bisa disebabkan oleh usaha keras untuk mendengarkan.
Pada keadaan ini, Iridividu tersebut menjadl mudah tersinggung.
c. Acuh
individu yang tak bisa mendengar perkataan orang lain mudah mengalami
depresi dan ketidaktertarikan terhadap kehidupan secara umum. Menarik
diri dari sosial Karena tak mampu rnendengar apa yang terjadi di sekitarnya
menyebabkan individu dengan gangguan pendengaran menarlk diri dari situasi
yang dapat memalukannya.
d. Rasa tak aman
Kehilangan rasa percaya diri dan takut berbuat salah menciptakan suatu
perasaan tak aman pada kebanyakan orang dengan gangguan pendengar¬an.
Tak ada seorang pun yang menginginkan untuk mengatakan atau melakukan
hal yang salah yang cenderung membuatnya nampak bodoh.
Tak mampu membuat keputusan-prokrastinal
Kehilangan kepercayaan diri membuat seseorang dengan gangguan
pendengaran sangat kesulitan untuk membuat keputusan.
14. e. Kecurigaan
Individu dengan kerusakan pendengaran, yang sering hanya
mendengar sebagian dari yang dikatakan, bisa merasa curiga
bahwa orang lain membicarakan dirinya atau bagian percakapan
yang berhubungan dengannya sengaja diucapkan dengan lirih
sehingga la tak dapat mandengarkan
f. Kabanggaan semu
Individu dengan kerusakan pendengaran berusaha menyembunyikan
kehilangan pendengarannya. Konsekwensinya, ia sering berpura-
pura mendengar padahal sebenarnya tidak.
Kesepian dan ketidak bahagiaan Meskipun setiap orang
selalu menginginkan ketenangan, namun kesunyian yang dipaksakan
dapat membosankan bahkan kadang menakutkan. Individu dengan
kehilangan pendengaran sering merasa (terasing)
Kecenderungan untuk mendominasi pembicaran
Banyak Individu dengan kerusakan pendengaran cenderung
mendominasi percakapan, mengetahui bahwa selama pembicaraan
terpusat padanya sehingga ia dapat mengontrol maka la tidak akan
melakuKan kesalahan yang memalukan.
(Seizin Maico Hearing Instruments.)
15. Kebisingan dan Efeknya pada Pendengaran
Kebisingan suara yang tak diinginkan dan tak dapat dihindari)
telah diidentifikasi sebagai salah satu bahaya lingkungan pada abad ke-
20. Besarnya volume kebisingan yang mengelilingi kita setiap hari telah
meningkat dari kejengkelan sederhana sampai berpotensi sebagai sumber
bahaya kerusakan fisik dan psikologis.
Dalam istilah dampak fisik, suara keras dan menetap terbukti
menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer,
peningkatan tekanan darah dan
kecepatan denyut jantung (akibat sekresi adrenalin),
dan peningkatan aktivitas gas¬trointestinal
Mekanisme yang paling sering adalah kehilangan pendengaran
yang diinduksi oleh kebisingan. Namun untungnya kelainan yang dapat
dicegah. Istilah kehilangan pendengaran yang diinduksi oleh kebisingan
digunakan untuk menjelaskan kehilangan pendengaran yang terjadi setelah
pemajanan jangka lama terhadap kebisingan keras {mis. mesin-mesin
berat, motor dan persenjataan), sementara trauma akustik merujuk pada
kehilangan pendengaran akibat pemajanan tunggal terhadap kebisingan
yang sangat intens, seperti ledakan. Biasanya kehilangan suara yang
diinduksi kebisingan terjadi pada frekwensi tinggi (sekitar 4000 Hz),
meskipun dengan pemajanan kebisingan terus-menerus kehilangan
pendengaran dapat menjadi lebih berat dan meliputi pula frekwensi di
sekitarnya