Tiga tes utama pendengaran dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu tes bisik, tes Weber menggunakan garpu tala, dan tes Rinne menggunakan garpu tala. Tes-tes tersebut digunakan untuk menilai kemampuan pendengaran dan mendeteksi gangguan pendengaran seperti tuli sensorineural atau konduktif.
2. NAMA KELOMPOK
1. ApriandoTamo Ama
2. FernandoValintino Bani
3. Sigrid Natalia Rega Rame
4. Aryuanda Orins Baiyo
5. Selfiana Deilo
6. Noviana Bolu Daijo
7. Hariyani
8. Marince susanti Ina Bulu
9. Leoni Allo Lero
10. Maria Goretti Reni Malo
3. ANATOMI PENDENGARAN
Telinga Luar.
Pada Telinga bagian luar terdiri atas:
1.Daun telinga atau aurikula,
2.Saluran telingan luar atau analis auditoris eksternal,
3.Gendang telinga atau Membran Timpani yang membatasinya dengan telinga dalam.
1. Dun Telinga terbentuk oleh susunan tulang rawan yang mempunyai bentuk khas untuk mendukung fungsinya,
yakni untuk dapat memusatkan gelombang suara yang masuk ke saluran telinga.
2. Saluran Telinga Luar, dalam bagian ini terdapat kelenjar sudorifera yakni kelenjar yang dapat menghasilkan
serumen (bahan mirip lilin yang dapat mengeras). Serumen ini menjaga telinga agar tidak banyak kotoran dari
luar yang masuk ke dalam, juga dapat menghindari masuknya serangga karena mempunyai bau yang tidak
sedap.
3. Membran Timpani merupakan bagian yang berfungsi untuk menangkap gelombang suara.
4.
5. Fungsi DaunTelinga (aurikula).
1.Menangkap getaran gelombang bunyi atau suara
2.Mangatur arah gelombang yang diterima.
3.Memberikan tekanan udara di sekitar gendang telinga.
4.Memberikan perlindungan terhadap gendang telinga.
5.Mangatur volume suara yang diterima.
6.Mendeteksi arah datangnya getaran gelombang.
7.Fungsi saluran telinga luar atau Analis Auditoris Eksternal.
8.Fungsi gendang telinga Atau MembranTimpani.
6. Fungsi membran timpani
• Dalam istilah medis gendang telinga disebut dengan membran
timpani, gendang telinga ini mempunyai mentuk seperti
lembaran bulat, ia pemisah antara telinga luar dan telinga
tengah, masing-masing telinga memiliki satu gendang telinga.
• Gendang telinga mempunyai fungsi memberikan bantuan
berupa proses mendengar, yakni proses menghantarkan getaran
gelombang suara, saat getaran gelombang suara masuk telinga
dan juga menyentuh gendang telinga, maka akan terjadi sebuah
getaran pada gendang telinga, getaran tersebut akan berlanjut
menuju telinga bagian tengah, dan kemudian ke telinga bagian
dalam.
7. • Telinga tengah adalah rongga yang berisi udara dan menjaga tekanan udara
agar tetap seimbang. Dinding pada bagian ini dilapisi oleh sel epite. Fungsi
Utamanya adalah untuk dapat meneruskan Suara yang diterima dariTelinga
Luar keTelinga Bagian Dalam.
• Pada telinga bagian tengah terdapatTuba Eustachius, yakni bagian yang
menghubungkan telinga dengan rongga mulut (faring).Tuba Eustachius Ini
berfungsi untuk dapat menyeimbangkan tekanan udara antara telinga
bagian luar dengan telinga bagian tengah.
PadaTelinga bagian tengah terdiri atas 3 tulang pendengaran utama yakni:
a.Maleus atau Martil,
b.Incus atau Landasan
c.Stapes atau sanggurdi.
8. Tulang –Tulang ini saling berhubungan satu sengan lainnya
(dihubungkan oleh sendi) karena adanya sendi maka tulang – tulang
ini dapat bergerak.
Rangkaian 3Tulang yang sedemikian rupa ini berfungsi untuk dapat
mengirimkan getaran yang diterima dari membran timpani pada
telinga luar menuju ke Jendela OvalTelinga Dalam.Tuba Eustachius
ini selalu menutup kecual pada saat menelan dan juga menganga.
Oleh karena itu pada saat kita dalam ketinggian tertentu, apabila
telinga berdengung, kita dianjurkan untuk menelan, karena menelan
dapat membuka tuba eustachius yang akan dapat menyeimbangkan
kembali tekanan udara.
10. TELINGA DALAM
Telinga Dalam terdiri atas 2 bagian yaitu bagian tulang dan
bagian membran. Telinga dalam disebut dengan labirin
karena bentuknya mirip dengan labirin.
Labirin tulang (Labirin Osea) adalah rongga yang terbentuk
pada tonjolan tulang pelipis yang berisikan cairan perilimfe.
Labirin Membran sendiri terletak pada bagian yang sama
dengan bagian labirin tulang, namun tempatnya lebih dalam
dan juga dilapisi oleh sel epitel serta berisi cairan endolimfe.
12. • LabirinTulang telinga dalam terbagi menjadi 3 bagian, yakni :
1. Koklea (Rumah Siput)
Koklea berbentuk layaknya tabung bengkok ke belakang lalu berlilit
mengelilingi tulang dan membentuk seperti kerucut di ujungnya. Koklea
berfungsi sebagai reseptor karena mempunyai sel – sel saraf di dalamnya.
2. Vestibuli.
Vestibuli adalah bagian yang terdiri dari sakula dan juga utrikula. Saat
berubahnya posisi kepala, Otolith yang sensitif terhadap adanya gravitasi
lepas dari sel rambut pada macula asutica, hal ini dapat merangsang
timbulnya “respon pendengaran” yang akan direspon oleh otot untuk menjaga
keseimbangan.
13. 3. Kanalis Semisirkularis atau Saluran Setengah
Lingkaran.
• Kanalis Semisirkularis merupakan saluran setengah lingkarang yang terdiri
dari 3 saluran semisirkularis yang tersusun menjadi satu kesatuan dengan
posisi yang berbeda-beda. 3 Saluran tersebut yaitu :
• Kanalis Semisirkularis Horizontal atau datar.
• Kanalis SemisirkularisVertikal Superior atauVertikal Atas.
• Kanalis SemirikularisVertikal Posterior atauVertikal Belakang.
Di dalam kanalis semisirkularis, terdapat reseptor keseimbangan dan
berfungsi untuk mentransmisikan impuls ke pusat keseimbangan otak.
14. Berikut adalah cara kerja telingga sehingga terjadinya pendengaran
yang dapat di dengarkan dengan baik:
•Getaran gelombang suara atau bunyi datang menuju ke telinga.
•Setelah itu daun telinga menangkap getaran gelombang suara tersebut.
•Kemudian menuju liang telinga, gendang telinga, martil, landasan, dan juga sanggurdi.
•Kemudian lanjut ke tingkap jorong dan cairan limfe.
•Setelah itu rumah siput bergetar dan sehingga dapat merangsang bagian ujung saraf.
•kemudian menuju Saraf Pendengaran hingga sampai di pusat pendengaran yaitu di otak besar.
•Kemudian terjadilah sebuah proses barulah terdengar bunyi.
16. ProsedurTes Pendengaran
•Tes bisik
Dalam tes bisik, dokter akan meminta pasien menutup lubang telinga yang tidak diperiksa dengan jari. Setelah
itu, dokter akan membisikkan beberapa kata, atau membisikkan kombinasi huruf dan angka. Saat berbisik pada pasien,
dokter akan berada kurang dari 1 meter di belakang pasien, untuk mencegah pasien membaca gerak bibir.
Pasien akan diminta mengulangi apa yang diucapkan dokter. Jika pasien tidak bisa mengulangi kata yang
dibisikkan, dokter akan menggunakan kombinasi huruf dan angka yang berbeda, atau mengulangi pengucapan kata
dengan lebih keras, hingga pasien bisa mendengarnya. Kemudian tes diulangi pada telinga yang satunya lagi.
17. •Tes garpu tala
Dalam tes ini, garpu tala dengan frekuensi 512Hz
digunakan untuk mengetahui respons pasien pada suara dan
getaran di dekat telinga. Tes garpu tala bisa dilakukan dengan
tes Weber dan tes Rinne.
Untuk tes Weber, dokter akan membenturkan garpu tala
pada objek yang keras untuk membuat getaran, kemudian
ujung garpu tala diletakkan di depan dahi, hidung, atau gigi.
Pada pasien yang pendengarannya normal, suara akan
terdengar keras di kedua telinga. Jika suara terdengar lebih
keras pada telinga yang kondisinya baik, tandanya pasien
mengalami tuli sensorineural. Sedangkan jika suara garpu tala
terdengar lebih jelas pada kondisi telinga yang buruk, berarti
pasien mengalami tuli konduktif.
18. Tes garpu tala juga bisa dilakukan dengan tes Rinne. Sama seperti
tesWeber, dokter akan membenturkan garpu tala untuk membuat
getaran. Kemudian garpu tala diletakkan di bagian belakang telinga dan
samping telinga pasien, untuk membandingkan hantaran tulang dan
hantaran udara. Pada pasien yang pendengarannya normal, pasien akan
mendengar suara di samping telinga (hantaran udara) dua kali lebih
panjang dibanding jika mendengar suara di belakang telinga (hantaran
tulang). Pada tuli sensorineural, hantaran udara juga akan terdengar
lebih panjang dibanding dengan hantaran tulang, namun tidak sampai 2
kali. Sedangkan jika pasien mengalami gangguan pendengaran
konduksi, hantaran tulang akan terdengar lebih panjang dari hantaran
udara.