Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran anak usia dini yang meliputi kognitif, behavioristik, humanistik, dan konstruktivisme. Juga membahas teori perkembangan dan pembelajaran anak seperti teori maturasi, psikodinamis, behaviorisme, kognitif, dan sosiokultural. Selanjutnya membahas model kurikulum dan sentra pembelajaran anak usia dini seperti High Scope, Bank Street, Montessori, serta pengembangan sent
3. 3
4 PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif (hasil pembelajaran berupa kemampuan dalam
mengingat, memahami, mengenali, meng-’corect’ berbagai
informasi & memecahkan masalah)
2. Behavioristik (hasil pembelajaran berupa perubahan perilaku
sebagai hasil berbagai pengalaman kognitif, psikomotorik, dan
afektif)
3. Humanistik (hasil pembelajaran berupa aktualisasi diri (percaya
diri & inisiatif) sebagai hasil kemampuan mengatasi berbagai
masalah secara nyata)
4. Konstruktivistik (hasil pembelajaran berupa tumbuhnya minat
untuk belajar dan terus belajar sebagai hasil keterlibatan dalam
proses pengalaman yang bermakna)
4. 4
TEORI PERKEMBANGAN DAN PEMBELAJARAN
1. Maturational Theory (G. Stanley Hall, Robert Havighurst, Arnold
Gesell typical behavior tugas perkembangan)
2. Psychodynamic Theory (Sigmund Freud) Psychosocial
Theory (Erik Erikson)
3. Behavioral Theory (John B. Watson, BF Skinner) Social
Learning Theory (Albert Bandura)
4. Cognitive Development Theory (Jean Piaget)
5. Multiple Intelligences Theory (Howard Gardner)
6. Sociocultural Theory (Lev Vygotsky)
5. 5
7 MODEL KURIKULUM ECE (1)
1. High/Scope Cognitively Oriented Curriculum (mulai
dikembangkan tahun 1964 oleh David Weikart & koleganya di
High/Scope Educational Research Foundation di Michigan,
berdasarkan teori Piaget)
2. Bank Street Approach (merupakan inisiatif Lucy Mitchell &
dikembangkan oleh Barbara Biber berdasarkan teori
psychodynamic-nya Freud dan teori progressive-education
movement-nya John Dewey sejak 1967)
3. Montessori Education (dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip pendidikan Maria Montessori (1870-1952) dengan
penekanan pada pengembangan personalitas dan kompetensi
kognitif)
4. Progressive Education (dikembangkan oleh John Dewey (1859-
1952) yang melihat bahwa belajar didasarkan pada minat,
kebutuhan, tujuan dan kecakapan/abilities)
6. 6
7 MODEL KURIKULUM ECE (2)
5. Behavioristic Instructional Technology (merupakan
pengembangan dari model Bereiter-Engelmann pada tahun 1960-
an)
6. Reggio Emilia (dikembangkan oleh Loris Malaguzzi, direktur
Reggio Emilia Municipal Early Childhood di Emilia Romagna-Itali
berdasarkan prinsip anak belajar dari sesama anak)
7. Creative Play Approach (dikembangkan pertama kali di
University of Tennessee, Knoxville tahun 1985 berdasarkan teori
Piaget, model pembelajaran konstruktivisme, & developmentally
appropiate practices. Fokus kurikulum mengembangkan 6 domain
perkembangan: personal awareness/kesadaran diri, emotional well-
being, cognition, communication, socialization dan perceptual motor
skills)
Catron, CE & Allen, J. 1999. Early Childhood Curriculum A Creative-Play Model-Second Ed., Ohio:
Prentice-Hall Inc. (ISBN 0-13-080406-1)
7. 7
CREATIVE-PLAY CURRICULUM MODEL
CHILD
6 DOMAIN PERKEMBANGAN
A. personal awareness
B. emotional well-being
C. cognition
D. communication
E. socialization
F. perceptual motor skills
A
B
C
D
E
F
Implementation
of
Activities
Activity Planning
Assessment
1
2
5
3
4
5 PENDUKUNG PROGRAM
1. Role of the Teacher
2. Partnership with Parent
3. Classrom Management &
Guidance
4. Classrom Design &
Organization
5. Outdoor Play Environment
Catron, CE & Allen, J. 1999. Early Childhood Curriculum A
Creative-Play Model-Second Ed., Ohio: Prentice-Hall Inc.
8. 8
CREATIVE CURRICULUM FRAMEWORK
Blocks
House Corner
Table Toys
Art
Sand & Water
Library
Music & Movement
Cooking
Computers
Outdoors
The Physical
Environment
Focus:
Interest
Areas
Dodge, DT & Colker, LJ.
1999. The Creative
Curriculum for Early
Childhood, Washington
DC: Teaching Strategies
Inc.
9. 9
BEYOND CENTRES & CIRCLE TIME
DEVELOPMENTALLY
APPROPRIATE
INDIVIDUAL
APPROPRIATE
SCAFFOLDING
Membangun:
KONSEP,
ATURAN,
IDE,
PENGETAHUAN
DENSITAS &
INTENSITAS
MAIN
KEGIATAN
ANAK
DI SENTRA
Prescaffolding
Individual Scaff
Postscaffolding
10. 10
Deteksi kompetensi screening
Rancang kegiatan yang akan dilakukan anak
Pilih thema (jika sulit jangan tentukan thema)
Bangun sentra
Lakukan apersepsi
Sepakati aturan main
Mulai bermain bangun konsep dan pengalaman
anak
Penguatan/re-cooling
Assessment/deteksi hasil belajar
SIKLUS PEMBELAJARAN
11. 11
BCCT: LESSON PLAN
Thema
Konsep & Kosakata
Kegiatan Bermain
Bahan & Alat Bermain
Menata Lingkungan
Menentukan Alat & Bahan
yang Akan Dipergunakan
Merancang Kegiatan Bermain
yang Diharapkan dapat
Dilakukan Anak
ISI
FUNGSI
12. 12
BCCT: EVALUASI
SCREENING ASSESMENT
Menggunakan format
developmentaly stages
(observasi 6-8 minggu)
Obyek: status kesehatan,
perkembangan, sensori,
perilaku
Manfaat: mengetahui
tahap perkembangan anak
Diperlukan untuk identifikasi
kekuatan & kebutuhan anak
Dilakukan secara berkesim-
bungan
Prosedur: observasi
Alat perekam: anecdotal rec-
cord, running record, time sam-
pling, rating scale, checklist
13. 13
Kegiatan pembelajaran disusun sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pertumbuhan anak (sensorimotor
dramatik konstruktif)
Menyediakan lingkungan kondusif yang aman dan kaya
sehingga anak berkesempatan mengeksplorasi lingkungannya
secara maksimal agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal (saluran minat dan rasa ingin tahu serta kesempatan
untuk mengulang kemampuan)
Memberikan pengalaman bermakna dan keterlibatan aktif bagi
anak melalui kegiatan yang menyenangkan untuk
mengeksplorasi & bereksperimen terhadap lingkungannya
Memberikan perhatian dan perlakuan secara individual,
termasuk penghargaan atas harga diri anak evaluasi lebih
merupakan assessment daripada menjustifikasi ranking
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI
15. 15
Thema bukan materi pelajaran, thema
merupakan overlay (payung) untuk membantu
otak mengorganisir konsep dan pengalaman
yang diperoleh
Sentra bukan museum/toko mainan, sentra
merupakan pengkondisian pembelajaran
untuk membantu anak mendapatkan
pengalaman bermakna
Thema dulu baru sentra
THEMA DAN SENTRA
17. 17
CARA OTAK MENGORGANISIR DATA
Data baru selalu dikaitkan dengan data yang
telah terekam dalam memory
Data baru yang memiliki hubungan/kaitan
dengan data dalam memory berubah menjadi
long term memory (ingatan jangka panjang)
Data baru yang tidak memiliki hubungan sama
sekali dengan data yang ada dalam memory
dimasukkan dalam temporary memory
(ingatan jangka pendek)
18. 18
5 KOMPONEN PENGOLAHAN INFORMASI YANG
DILAKUKAN OLEH OTAK
STIMULUS INDERA
PERSEPSI > ENCODE
SHORT TERM
MEMORY
LONG TERM
MEMORY
Dikeluarkan
Saat
Dibutuhkan
Harus
Kontekstual &
Dilatih
19. 19
OTAK DAN THEMA
Data dalam memory otak anak masih terbatas
Jumlah data yang terekam dalam memory anak
akan bertambah seiring dengan bertambahnya
jumlah dan jenis pengalaman anak
Thema membantu anak membangun jaringan
data dalam memory (identifikasi-klasifikasi) apa
jadinya jika buku di perpustakaan tidak
dikelompokkan?
Semakin baik sistem klasifikasi yang dipakai,
semakin cepat otak untuk menemukan data yang
diperlukan dari memory
20. 20
CARA MEMBUAT THEMA
Mulailah dari pengalaman/benda terdekat
dengan anak (“aku” bukan benda terdekat
dengan anak, mengapa?)
Galilah informasi dari anak, pengalaman/
benda yang paling menarik bagi anak
Cari hubungan thema saat ini dengan thema
sebelumnya semakin dekat hubungannya
semakin baik
Thema ditentukan berdasar tiga pertimbangan
diatas
21. 21
CONTOH THEMA
Aku
Panca Indera
Keluargaku
Rumah
Sekolah
Makanan-Minuman
Pakaian
Kesehatan, Kebersihan,
Keamanan
Binatang
Tanaman
Kendaraan
Pekerjaan
Rekreasi
Air dan Udara
Api
Negaraku
Alat Komunikasi
Gejala Alam
Matahari, Bulan, Bintang,
Bumi & Langit
Kehidupan di Kota, Desa,
Pesisir, Pegunungan
Depdiknas, 2000: Petunjuk Kegiatan Belajar
Mengajar Taman Kanak-kanak
22. 22
CONTOH THEMA
Gejala Alam
Aku
Alam Lingkungan
Kehidupan Pesisir
Transportasi
Hari Besar
Kebersihan
Makanan/Minuman
Binatang
Api dan Udara
Hujan
Tubuhku
Kampungku
Laut
Jalan Raya
Lebaran
Membersihkan Rumah
Pasar
Kebun Binatang
Api Unggun
23. 23
ATMOSPHERE PEMBELAJARAN
Modal belajar anak: rasa ingin tahu, selalu
mencoba, mengulang-ulang
Suasana belajar yang tertata dan
menyenangkan diperlukan agar anak
mendapatkan pengalaman bermakna (untuk
membantu anak mengatur memory), terdorong
untuk mengeksplorasi lingkungannya,
memberi kesempatan anak untuk selalu
mencoba dan mengulang-ulang latihan
24. 24
KEGUNAAN SENTRA
Melatih anak lebih mandiri dan kreatif,
Mendorong anak mengeksplorasi lingkungan,
Memberi kesempatan anak untuk selalu
mencoba dan mengulang-ulang latihan,
Membiasakan anak melakukan klasifikasi,
Membuat anak dan pendidik lebih fokus,
Mengurangi kebosanan pada anak.
26. 26
JENIS SENTRA
S. Konstruksi
S. Balok
S. Bermain Peran
S. Macro Play
S. Micro Play
S. Alam
S. Bahan Cair
S. Persiapan
S. Kreativitas
S. Seni
S. Keluarga
S. Agama
S. Seni Budaya
S. Science
S. Memasak
S. Motorik/Fisik
28. 28
HUBUNGAN THEMA DENGAN SENTRA
Setting sentra disesuaikan dengan thema
Setting sentra yang tidak sesuai dengan
thema tidak memberikan pengalaman yang
bermakna bagi anak
Thema yang kurang tepat menyulitkan setting
sentra
29. 29
MEMBANGUN SENTRA BERDASAR THEMA
Thema: Kotaku
Benda terkait:
•Kendaraan
•Rambu LL
•Papan Nama
•Bangunan
•Konsep
•Kosa kata
Kegiatan:
•Membangun kota
•Pasar
•Ke dokter
•Papan nama
•Menggambar
Kompe-
tensi
Sentra Balok
Sentra Peran
Sentra Persiapan
Sentra Seni