2. INDIKASI FOTO THORAKS
•Foto thorax adalah foto x-ray yang dibuat untuk membantu melihat kelainan-kelainan pada rongga
thorax
•Indikasi dilakukannya foto thoraks dapat digunakan pada kondiisi sbb:
•Pasien dengan riwayat batuk
•Pasien dengan sesak napas
•Nyeri dada
•Kelainan lain pada dinding thorax
•Multiple trauma
3. DENSITAS RONTGEN THORAX
Maximum X-Ray Transmission
(least dense tissue)
Maximum X-Ray Absorption
(densest tissue)
Blackest
Air
Fat
Soft tissue
Bone
Infiltrat,
Nodul Metal
Whitest
9. BAGAIMANA CARA MEMBACA FOTO
THORAKS ?
1. Dimulai dari memastikan identitas pasien
2. Menentukan arah proyeksi foto -> AP / PA/ Lateral
3. Menentukan layak baca atau tidak
4. Menilai kelainan foto thorax
5. Menentukan diagnosis/tambahan pemeriksaan lain
Identifikasi proyeksi
Penetrasi: adekuat jika pada PA, vertebrae torakalis dapat terlihat dan tidak tertutupi
oleh bayangan jantung.
Penetrasi berlebihan: corakan bronkovaskular seakan-akan menurun dan dapat
salah didiagnosis sebagai emfisema atau pneumotoraks.
Inspirasi cukup: kubah diafragma kanan terlihat berpotongan dengan ujung anterior
costae 6 atau 7 atau costae 9 posterior kanan.
Jarak antara prosesus spinosus ke ujung medial os. klavikula dextra dan sinistra sama.
10. FOTO THORAKS NORMAL
Mediastinum superior tidak melebar
Trakea tidak menyempit maupun tertarik.
Trakea terletak di tengah
Jantung CTR < 50%
Kedua hilus tidak melebar
Paru: corakan bronkovaskular baik, tidak
tampak infiltrate, nodul, kalsifikasi,
kavitas, fibrosis, konsolidasi
Pleura tidak menebal
Sudut kostofrenikus lancip
Kubah diafragma baik, tidak tampak
tenting
Tulang tulang baik/intak, sela iga tidak
menyempit
Jaringan lunak dinding dada baik, tidak
tampak lesi radiolusen
28. GASTRIC BUBBLE
Normal di kiri bawah.
Merepresentasikan gas di
fundus gaster.
Identifikasi udara bebas, hiatus
hernia, bowel loops antara
diafragma dan hepar.
29. USG THORAKS
Ultrasonografi (USG) adalah modalitas pemeriksaan radiologi yang
menggunakan gelombang ultrasound, yaitu gelombang suara di atas
ambang dengar manusia (>20.000 Hz)
Indikasi :
Deteksi cairan pleura.
Guided tindakan thoracentesis.
Deteksi pneumothoraks.
Penempatan thoracostomy tube
30.
31. ECHOGENICITY
Ekogenitas adalah istilah yang digunakan untuk menilai gambar pada layar dan
diekspresikan dalam skala abu-abu (skala ekogenitas).
Anekoik : menghantarkan gelombang suara tanpa direfleksikan.
Isoekoik : sama dengan sekitarnya (gray),
Hipoekoik : lebih lemah dari sekitarnya (hitam).
Hiperekoik : lebih kuat dari sekitarnya (putih).
32. POSISI PROBE
Pemeriksaan USG toraks dapat dibagi
menjadi delapan area, yakni dua di
dinding toraks anterior dan dua di
posterior untuk masing-masing sisi.
Dinding anterior dibatasi oleh sternum
dan linea aksilaris anterior.
Bagian atas dimulai dari klavikula
sampai sela iga 2-3, sedangkan bagian
bawah dimulai dari sela iga 2-3 sampai
dengan diafragma.
34. USG THORAX NORMAL
Garis pleura
garis hiperekoik yang terletak sekitar 0,5
cm di bawah iga dan bergerak maju-
mundur (sliding) sesuai dengan gerakan
pernapasan.
Lung sliding.
Lung pulse.
Seashore sign.
A-line.
B-line.
36. SEASHORE SIGN
THE SEA : Garis-garis
horisontal di atas
pleural line
menunjukkan dinding
dada yang tidak
bergerak.
THE SHORE : Bagian
bawah pleural line
dimana tampak
gambaran granular
yang menunjukkan
aerasi paru normal
37. A-LINES
A-line : Garis horisontal multipel hiperechoic yang
paralel terhadap pleural line.
Timbul akibat refleksi gelombang suara yang terjadi
secara berulang- ulang diantara pleura (yang
merupakan reflektor yang kuat) dan transducer.
Masing-masing garis berjarak sama yaitu sesuai
jarak antara kulit dengan pleural line.
Bila disertai dengan sliding line menunjukkan
parenkim paru yang normal.
38. B-LINE
B-line : garis hiperekoik yang terlihat mulai
dari garis pleura sampai bagian akhir di layar.
Bergerak sesuai dengan lung sliding.
Garis B menandakan berkurangnya bagian
paru yang terisi udara dan terlihat lebih jelas
saat inspirasi.
Menyebabkan obliterasi A-line pada
persilangannya.
Dalam keadaan normal bisa didapatkan pada
isolated commet-tail artifact yang
disebabkan karena adanya fibrosis lokal (3 -
4 B-lines).
Bisa didapatkan ≥ 3 B-line pada satu sela iga.
40. USG THORAX - EFUSI PLEURA
Efusi akan tergambar
sebagai struktur
hipoekoik tanpa gas dan
tetap tampak saat
inspirasi maupun
ekspirasi.
41. Adanya pus di antara pleura.
Stadium awal : anekoik/
hipoekoik dan tidak bersepta.
Progresif 🡪 hiperekoik dan
bersepta.
42. USG THORAX - PNEUMOTHORAX
Mendeteksi hilangnya gerakan gesek
(lung sliding).
Menemukan garis A tanpa garis B.
Menentukan lung point, suatu titik
tempat perubahan dari gambaran
udara dalam rongga pleura menjadi
gambaran normal paru.
Barcode sign /stratosphere sign (B).
Lung point (C).
43. CT SCAN THORAX
Adapun indikasinya adalah sbb :
Konfirmasi temuan di foto thoraks.
Staging dan follow up kanker paru atau keganasan thoraks lainnya
Evaluasi kecurigaan kelainan dinding thoraks, kelainan vascular thoraks, penyakit pleura, kelainan
kongenital thoraks dan trauma.
Evaluasi metastasis ekstrathoraks.
Diagnosis penyakit paru difus dengan HRCT.
Diagnosis bronkiektasis.
Diagnosis komplikasi post-traumatik.
Diagnosis emboli paru
51. GROUND GLASS OPACITY
area of increased
attenuation in the lung on
computed tomography (CT)
with preserved bronchial
and vascular markings.
Dd/ Intestitial pneumonitis,
pulmonary edema,
resolving pneumonia
52. EMPYEMA
Split pleura sign : Both layers of the pleura can then be visualized as linear regions of
enhancement that come together at the margins of the collection