5. RADIOGRAFI TORAK NORMAL
Syarat kondisi foto standard :
1. Simetris
2. Kualitas baik
3. Inspirasi maksimal
4. Skapula di luar paru
5. Identitas dan marker
Syarat Gambaran Torak normal :
1. CTR < 50%
2. Aorta tidak melebar, tidak kalsifikasi
dan tidak elongasio
3. Mediastinum superior tak melebar
4. Trachea di tengah
• Hilus tak menebal, tak suram dan tak
melebar
• Corakan bronchovaskular < 2/3 paru,
tak tampak infiltrat/ lesi
1. Diafragma licin
• Sinus kostofrenikus lancip
1. Tulang intak
2. Jaringan lunak ekstrapulmonum baik
6. Urutan membaca foto thorax
• Identitas: nama, sex, usia, tgl foto, R/L, PA/AP
• Inspirasi cukup bila diafragma setinggi VThX, costa 6 anterior memotong
ABCDEFGHI
• Airway
• Bone
• Costophrenic angle
• Diafragma
• Edge of heart
• Field of lung
• Gastric bubble
• Hilum
• Instrument
7. Abnormalitas Black*
White*
*
Emphysema
Pneumothorax
Costophrenic Angle
Within Lung
Pleural
Effusion
Batas Tak
Jelas
Batas Jelas
Batas Meniscus
Batas Tak Beraturan,
dibatasi fisura
Masih Cair
Organized
Pocketed
Encapsulated (Fissura)
Air Bronchogram
+ 🡪Pneumonia
- 🡪Bronchopneumonia
Bentuk Garis Bentuk Milier Memenuhi Lobus
Pneumonia
Atelectasis
Fibrosis luas
Inverted S
Milliar
yTB
Milliary
Metastasis
Abses
Cavitas TB
Divergen
dari hilus
Tidak sesuai
vaskuler
Horizontal
Bercabang
spt. pohon
Normal
Pulmonal
Vascularity
Central
Batwing Appearance
Lung Edema
Fibrosis Kerley Lines
Interstitial
Lung Edema
Tepi irreguler
Tumor Paru
(ganas)
Tanda penarikan
Berbentuk Lubang
Bronchiectasis
di puncak paru
+ Air-fluid
Honey-comb appearance
Tepi reguler
Tumor Mediastinum
atau
Tumor Paru (jinak)
Bentuk koin
Metastasis
**Radio-opaque
*Radio-lucent
8. Syarat X-Foto Thorax
• Diafragma kanan setinggi
Costae 9-10 posterior.
• Posisi vertebrae di tengah
• Kondisi sinar cukup
I -
T ra tea . 2.med sup
0 0
ogfos.to
Mr
*
✓anti
PYHS-QTRLS-09.gs
apex
¥%;iQ÷-a¥.
14. ATELEKTASIS
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas,
dengan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut :
•Inspeksi : Asimetris, hemithoraks tertinggal
pada sinistra
•Palpasi : Deviasi trakea ke sinistra, Fremitus
sinistra turun
•Perkusi : Redup sinistra
•Auskultasi : Suara nafas menurun pada sinistra
C) TA → Tank
I 0
µm
town
15. 1. Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA
2. Deskripsi :
Tampak gambaran OPAQUE HOMOGEN BATAS TEGAS,
pada seluruh Hemithorax sinistra, disertai :
1. Penarikan trakea, bronkus, jantung ke arah
sinistra
2. Penyempitan sela iga
3. Diagnosis : Atelektasis sinistra
ATELEKTASIS
o
'
16. EFUSI PLEURA
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, dengan
hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut :
• Inspeksi : Asimetris, hemithoraks tertinggal pada
sinistra
• Palpasi : Deviasi trakea ke dextra, Fremitus sinistra
turun
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Suara nafas menurun, friction rub (+)
- '
Terdorong
÷
17. EFUSI PLEURA
•Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA
•Deskripsi :
•Tampak gambaran OPAQUE HOMOGEN BATAS
TEGAS pada seluruh Hemithorax sinistra
disertai :
• Pendorongan trakea, bronkus, jantung, ke arah
dextra
• Sudut costrophrenicus sinistra tampak tumpul
•Diagnosis : Efusi pleura sinistra
☐
-
-
-
18. Tampak perselubungan homogen pada
tengah paru, dan membentuk
gambaran coin lesion
Tampak perselubungan homogen setinggi SIC IV pada
hemithorax dextra, dengan gambaran meniscus sign
✓
In
homogenyeh
g-
in
"
gettin
19. Sudut costophrenicus yang tumpul
pada efusi pleura dextra
Pasien datang dengan keluhan Batuk berdahak dan Demam >
40o
C, dengan hasil pemeriksaan :
• Inspeksi : Asimetris, gerak nafas menurun pada dextra
• Palpasi : Fremitus meningkat
• Perkusi : Pekak (konsolidasi)
• Auskultasi : Ronki basah halus (fine crackles)
PNEUMONIA
Inter
y g
"""
¥¥%!↳
/
"
" medial
20. PNEUMONIA
• Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA
• Deskripsi :
• Tampak gambaran KESURAMAN HOMOGEN BATAS
TIDAK TEGAS pada lobus atas hemithoraks dekstra,
tidak disertai penarikan maupun pendorongan
struktur sekitar
• Diagnosis : Pneumonia lobus atas hemithoraks dekstra
% .
/ 0
24. Kavitas pada TB Bercak granuler pada seluruh lapangan paru
TB PARU
TB Miller
f- at ☐
.
.
.
"
"
O
25. TB Milier
Nodul kecil multiple yang
tersebar diseluruh lapang paru
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas
• Inspeksi : Barrel chest (+), ekspansi menurun
• Palpasi : fremitus menurun
• Perkusi : Hipersonor
• Auskultasi : ekspirasi memanjang
EMFISEMA
Jantung Pendulum
*
I 0
26. PNEUMOTORAKS
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas
•Inspeksi : Asimetris, gerak nafas menurun
•Palpasi : Fremitus menurun
•Perkusi : Hipersonor (+)
•Auskultasi : Suara nafas menurun
l
27. •Nama pemeriksaan : X foto thoraks
proyeksi PA
•Deskripsi :
•Tampak gambaran LUSEN pada seluruh
hemithorax sinistra disertai :
• Avascular pattern
• Pelebaran sela iga
• Pendorongan mediastinum ke arah dextra
•Diagnosis : Pneumothoraks hemithoraks
sinistra
PNEUMOTORAKS
f
28. HEMOTORAKS
•Akumulasi darah dalam rongga pleura setelah trauma
tumpul atau penetrasi
•Biasanya berasosiasi dengan pneumothorax dan
cedera ekstratorakal lain
•Gambaran radiologi
Penumpulan sudut kostofrenikus 🡪 terlihat pada
volume darah minimal 250 cc
Opasifikasi menyeluruh pada hemitoraks telrihat
pada foto berbaring
¥
30. BRONKIEKTASIS
•Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA
•Deskripsi :
•Tampak gambaran LUSEN pada seluruh
hemithorax kanan dan kiri, disertai :
• Honeycomb appearance
• Corakan bronkovaskular kasar
•Diagnosis : Bronkiektasis pada lobus bawah
hemithoraks dextra dan sinistra
¥
¥
:
④ gastric
.
31. Tampak kavitas pada lapangan tengah paru dinding
tebal, tepi regular, gambaran air-fluid level
ABSES PARU
⑥
pan
Kanan
32. •Tidak sianosis (pink) dan tampak
terengah-engah (puffer)
•Muncul jika kelainan emfisema lebih
dominan 🡪 kompensasi dengan
hiperventilasi dan penurunan curah jantung
agar rasio ventilasi dengan perfusi menjadi
seimbang (V/Q ratio)
•Hiperventilasi 🡪 pasien tampak
terengah-engah
•Penurunan curah jantung menyebabkan
pasien kurus
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Pink puffer
•Pasien tampak kembung oleh karena udara
yang terperangkap dalam rongga dada
(bloater)
•Muncul jika kelainan bronkitis lebih
dominan 🡪 udara terperangkap dalam
rongga dada
•Pasien akan bernafas dengan cara lip
pursing secara perlahan-lahan
•Curah jantung akan meningkat akibat
hipoksemia 🡪 lama kelamaan
menyebabkan kelainan jantung (kor
pulmonal).
Blue Bloater
33. Gambaran Radiologi
Paru mengalami hiperinflasi dengan
pendataran kedua diafragma
Barrel-shaped chest
Peningkatan rongga udara retrosternal
H
35. KLINIS : CA PARU
COR:
• Bentuk dan letak jantung normal
• Kalsifikasi arcus aorta
PULMO :
• Corakan vaskular tampak meningkat
• Tampak opasitas bentuk relatif bulat batas sebagian tak tegas tepi sebagian irreguler yang
membentuk acute angle dengan parenkim paru pada lapangan atas tengah paru kiri
• Tampak multiple opasitas bentuk bulat batas sebagian tak tegas, tepi sebagian irreguler ukuran
nonuniform pada lapangan atas tengah paru kanan dan lapangan bawah paru kiri
• Hemidiafragma kanan setinggi costa 11posterior
• Sinus costofrenikus kanan lancip, kiri tumpul
• Tak tampak lesi litik, sklerotik maupun destruksi pada os costae, os claviculae dan scapulae yang
tervisualisasi
36. KESAN :
• Cor tak membesar
• Kalsifikasi arcus aorta
• Opasitas bentuk relatif bulat yang membentuk acute angle dengan parenkim paru pada lapangan
atas tengah paru kiri, cenderung massa paru
• Multiple opasitas bentuk bulat ukuran nonuniform pada lapangan atas tengah paru kanan dan
lapangan bawah paru kiri 🡪 nodul metastasis
• Suspek efusi pleura kiri
45. FOTO POLOS
SYARAT :
1. 2 PROYEKSI
2. SATU/ DUA SENDI TERFOTO
3. BANDINGKAN YANG NORMAL DAN YANG SAKIT
<
= -
46. FRAKTUR
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang baik bersifat total maupun parsial.
Dengan etiologi karena trauma langsung dan trauma tidak langsung.
Penilaian Fraktur
1. Lokasi
2. Tipe
3. Arah garis fraktur.
4. Alignment dan aposisi.
o Displacement.
o Angulasi.
o Rotasi.
o Overlapping – distraction.
-
=/
*
I
0¥ 4
ol
47. LOKASI FRAKTUR
•Tulang apa, kanan-kiri
•Bagian dari tulang : Caput, colum, tochanter, supracondylar, epicondylar
•Diafise : 1/3 tengah, 1/3 proksimal, 1/3 distal
Fraktur 1/3 Proksimal (a), 1/3
tengah (b). 1/3 distal (c)
supracondiler intraartikular
00
88
PM
les
ar
-
r
8
48. JENIS FRAKTUR
Fraktur komplit dan inkomplit.
• Fraktur komplit : garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui korteks
tulang.
• Fraktur inkomplit : garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, biasanya terjadi
pada anak-anak karena periosteum masih tebal.
Hairline fracture Buckle fracture Greenstick fracture
If
I
52. ALIGNMENT DAN APOSISI
1. Displacement (pergeseran) : Medial, Lateral.
2. Angulasi: Apeks di lateral (varus)/ Apeks di medial (valgus).
3. Rotasi: interna, eksterna.
4. Ujung fragmen: overiding (overlapping), distraksi (menjauh)
=
-
I *
gender £
53. Berdasarkan ada tidaknya pergeseran
Fraktur displaced Terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur (dislokasi fragmen)
Fraktur undisplaced Garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser
E- =
yah! Of f
.
0
54. Fraktur Forearm
Monteggia Galeazzi
Fraktur Proksimal Ulna Distal Radius
Dislokasi Caput Radius (Proksimal) Distal sendi radio-ulnar
Mekanisme trauma Jatuh dalam posisi ronasi forearm Jatuh dalam posisi fleksi siku
Tatalaksana ORIF Reduksi terbuka (dewasa)
Reduksi tertutup (anak-anak)
Monteggia Galeazzi
59. Fraktur Greenstick
•Fraktur inkomplit, akibat trauma bending pada tulang anak
•Ditandai dengan adanya sisi korteks dan periosteum yang
tetap intak, pada sisi lainnya terjadi disrupsi
Fraktur Torus/Buckle
• Dijumpai pada metafisis yang disertai kompresi sepanjang
sumbu aksis tulang
• Korteks kolaps, periosteum intak; pada sisi lain korteks
bengkok menjauhi growth plate
Fraktur
Greenstick
Fraktur
Torus/Buckle
= -
o
00
60. Dislokasi Bahu
• lengan ditahan saat abduksi dan sedikit rotasi eksternal
(abduksi lebih tampak dengan dislokasi subglenoid)
• Pasien tidak dapat aduksi atau memutar bahu secara
internal
Dislokasi Anterior
Io
AND I
D
61. Dislokasi Posterior
• lengan dipegang dalam posisi sling dengan
adduksi dan rotasi internal
• Abduksi dan rotasi eksternal menyebabkan rasa
sakit
Dislokasi Bahu
0
PBE
62. Gambaran radiologis
•Mekanisme 🡪 penarikan atau mengayunkan
anak
•Predileksi anak usia 0-7 tahun karena jaringan
penyokong sendi masih belum sempurna
Subluksasi Caput Radius
e
63. Dislokasi Sendi Panggul
• Disebabkan high energy trauma
• Caput femoralis rentan terhadap avascular nekrosis 🡪 karena vaskularisasi hanya berasal
dari arteri femoralis circumflex
Dislokasi panggul posterior
• Berhubungan dengan cedera n. sciatik dan
avascular necrosis
• Kaki tampak adduksi, internal rotasi, sedikit
fleksi
Dislokasi panggul anterior
• Berhubungan dengan cedera n. obturator
• Kaki tampak abduksi, eksternal rotasi, sedikit
fleksi
=
→
Fapossurat
-1*1=1
Do
q ante
bdi ta range Ks
64. Gambaran Radiologi
X-Foto Polos Pelvis AP dan Frog lateral
Dislokasi panggul anterior Dislokasi panggul posterior
Plenty
☒
-
65. Fraktur Collum Femoris
• Peningkatan insidensi dengan usia diduga
akibat penurunan densitas tulang.
• Dibagi menjadi fraktur intra- (suplai darah ke
caput femoris terganggu) dan ekstra-kapsular
(suplai darah tetap baik)
• Fraktur intrakapsular diklasifikasi menurut
Garden menjadi 4 tingkat:
- Incomplete : Korteks inferior tidak patah
secara komplit
- Complete : Korteks inferior patah; pola
trabekula terganggu namun tidak terdapat
angulasi
- Slightly displaced : Pola trabekula yang
angulasi
- Fully displaced : Tingkat paling parah.
Seringkali tidak terdapat kontinuitas tulang
Klasifikasi Garden
=
.EE
67. Fraktur Corpus Femoris
• Dibagi menjadi fraktur 1/3 proksimal, tengah, dan
distal
• Dapat terjadi pada kecelakaan lalu lintas, crush injury
atau jatuh dari ketinggian
• Fraktur patologis terlihat berkaitan dengan fiksasi
internal, osteoporosis dan keganasan
I
68. Contoh Expertise X-Foto Cruris Kanan AP-OBLIQ
KLINIS : FRAKTUR CRURIS DEKSTRA
•Tampak terpasang fiksasi eksterna pada regio cruris kanan
•Tampak diskontinuitas komunitif pada 1/3 tengah os tibia dan os
fibula kanan disertai displacement segment distal fraktur kearah
lateroposterior, aposisi dan alignment tidak baik
•Tak tampak dislokasi pada femorotibia joint, femoropatela joint,
tibiofibula proksimal joint, dan ankle joint kanan
•Tampak soft tissue swelling pada region cruris kanan
•Tak tampak lusensi soft tissue
KESAN :
Fraktur komunitif pada1/3 tengah os tibia dan os fibula kanan
disertai displacement segment distal fraktur kearah
lateroposterior, aposisi dan alignment tidak baik
-0
¥4
69. Skenario Kasus 1
Seorang laki-laki dengan keluhan sesak nafas disertai
riwayat DM sebelumnya, BAK dirasakan semakin sedikit
sejak beberapa bulan lalu
Tugas :
1. Ajukan Pemeriksaan Radiologi yang diperlukan
2. Deskripsi Foto Radiologi
3. Diagnosis
71. Skenario Kasus 2
Seorang wanita, 15 tahun mengalami kecelakaan lalu
lintas, os ditabrak motor dengan kecepatan tinggi.tangan
kiri terasa nyeri dan sukar digerakkan
Tugas :
1. Ajukan Pemeriksaan Radiologi yang diperlukan
2. Deskripsi Foto Radiologi
3. Diagnosis
- =
i
-