Dokumen tersebut membahas tentang benda asing di saluran napas dan saluran pencernaan. Pada saluran napas, benda asing dapat terjadi di rima glotis, trakea, dan bronkus dan diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, radiologi, dan endoskopi. Pada saluran pencernaan, benda asing dapat terjadi di esofagus dan diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, radiologi, dan endoskopi.
2. 2
TRAKEA BRONKUS
Anatomi trakea
pipa tulang rawan dan otot
dilapisi epitel silinder berlapis semu bersila
mulai kartilago krikoid sampai percabangan
bronkus
jumlah 18 cincin dengan bentuk C
varianV, ellips, sirkuler, trianguler, D
cincin trakea paling bawah meluas di
bagian inferior ke posterior diantara
bronkus D-S sebagai sekat yang disebut
karina
4. 4
Anatomi bronkus
- Diameter D : S = 5 : 4 letak karina lebih
kekiri
- Panjang D : S = 2,5 : 5 cm dengan jumlah ring ( 6 – 8 ) : (
9 – 12 )
- Deviasi terhadap trakea D : S = 25° : 45°
- Kecepatan aliran udara inspirasi D > S
6. BENDA ASING
SALURAN NAFAS
A. Asal, dari :
- Luar tubuh
- Dalam tubuh
B. Jenis :
- Organik
- Anorganik
C. Gb. radiologi :
- Radiolusen
- Radio opak
D.Viabilitas :
- Benda hidup
- Benda mati
7. 07/09/2020 laringology - dr.ERN 7
Faktor Predisposisi Kejadian :
Anak-anak cenderung makan sambil
bermain ; tertawa, menangis
Orang dewasa akibat kelalaian / kecelakaan
tidak sengaja
10. 1.Anamnesa
Fase awal (gejala sesaat sesudah
teraspirasi) :
- Batuk tiba-tiba (coughing)
- Rasa tercekik (choking)
- Rasa tersumbat (gasping)
- Menahan nafas (gagging)
- Mendehem
11. Fase komplikasi
Tanda dan gejala sesuai lokasi
tersangkutnya benda asing
2.Pemeriksaan fisik
Fase asimtomatis
Tanda dan gejala aspirasi benda asing
berkurang / menghilang
13. 07/09/2020 13
laringol
ogy -
dr.ERN
Gb.66. Mekanisme katup pada sumbatan bronkial. A. Katup bebas ( bypass valve) memungkinkan udara
lewat pada waktu inspirasi dan ekspirasi.Tidak terjadi atelektasis atau emfisema di bagian distalnya.B,C,
Ekspirasi terhambat atau katup satu arah memungkinkan udara lewat pada waktu inspirasi (B) tetapi
menahan udara waktu ekspirasi (C) karena kontraksi bronkus. Bentuk sumbatan ini menahan udara
dibagian distal dari benda asing, dan proses yang berulang pada tiap pernafasan menyebabkan terjadinya
emfisema obstruktif. D. Inspirasi terhambat atau katup tertutup, menahan gerakan udara pada waktu
inspirasi atau ekspirasi. Absorpsi udara dibagian distal dari sumbatan menyebabkan terjadinya atelektasis.
14. 3. PEMERIKSAAN RADIOLOGI LEHER
-THORAKS
• Benda asing metal
- Foto polos PA dan lateral
• Benda asing densitas rendah
-Tehnik soft tissue
• Benda asing radiolusen
- Foto pada akhir inspirasi dan
ekspirasi
• Biplane fluoroscopy
•Video fluoroscopy
Jika ≥ 1 tahapan disamping
menunjukkan hasil positif
4. PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
• laringoskopi
• bronkoskopi
bronkoskop kaku
bronkoskop fleksibel
15. TERAPI
Benda asing di rima glotis
-Jarang
- Dapat dicoba Heimlic Manuver :
Epigastrum ditekan dengan tiba-tiba &
kuat setelah penderita disuruh inspirasi
(kalau bisa) dan kemudian tahan nafas;
bila berhasil benda asing akan terlompat
- Bila gagal perlu tindakan darurat yang heroik
- “Café Corona“ krikotirotomi atau
-Trakeotomi
- Benda asing dikeluarkan dengan LD.
- LD dengan ± lokal anestesi + oksigenasi
23. Benda asing di trakea
- Relatif paling sering
usia terutama anak-anak,bisa juga dewasa
- Ekstraksi benda asing dengan
bronkoskop
trakeotomi
24. Benda asing di Bronkus
- Biasanya di bronkus kanan
- Ukuran benda asing agak kecil
sehingga dapat turun ke bronkus.
- Ekstraksi benda asing dengan
bronkoskop
trakeotomi
torakotomi
25. 07/09/2020 laringology - dr.ERN 25
KOMPLIKASI
Tergantung perbandingan dengan lumen
bronkus dapat terjadi :
- Atelektasis
- Emfisema
- By pass valve dengan
stridor inspirator / ekspiratoir
Bila benda asing organik sering mengalami
bronkopnemoni.
27. Semua benda (bolus makanan atau agen
korosif) yang tertelan dengan sengaja atau
tidak yang dapat menyebabkan perlukaan
esofagus
27
28. Terjadi pada semua jenis kelamin
Saat anak-anak tertelan saat bermain,
orang tua tidak ada gigi geraham
Macam BAE: benda tajam (duri ikan, tulang,
jarum, gigi palsu), benda tumpul (buah, uang
logam, mainan anak, baterai, kancing,
makanan spt bakso, kikil)
28
29. Anamnesis:
Riwayat tertelan sesuatu benda
Ada rasa mengganjal di tenggorok
Sulit menelan
Muntah
Nyeri telan
Pemeriksaan fisik:
Faringolaringoskopi indirek
Tes minum
Radiologis: foto rontgen lalu dipastikan dengan
esofagoskopi
29
30. 80-90% mencapai lambung tanpa kesulitan
10-20% harus diekstraksi
1-2% butuh pembedahan
Benda asing tajam maupun tumpul dapat
dengan mudah melewati saluran pencernaan
bagian distal bila sudah mencapai lambung,
kecuali bila berukuran 2x5 cm (sulit, perlu
endoskop)
30
31. Meskipun kecil, tetapi jika terbuat dari metal
yang berat (koin dan disc battery), agak sulit
melewati lambung, sehingga harus dimonitor
dengan radiografi.
Penderita dengan benda asing tajam
diobservasi klinis dan radiografi (12% kasus
BA tajam mengalami perforasi sehingga perlu
laparotomi)
31
32. Bila BA tidak dikeluarkan, hanya dapat
bertahan 5-10 tahun dan biasanya meninggal
dalam waktu 1 tahun
Kematian disebabkan perforasi dan
komplikasi benda asing yang mengalami
inkarserata.
32
33. BA biasanya tersangkut pada penyempitan
fisiologis atau patologis. 84% tersangkut
pada level diatas atau dibawah sphincter
bagian atas, 42% tersangkut diatas sphincter
bagian bawah
Jackson menduga bahwa kelemahan struktur
otot peristaltik servikalis bagian atas sebagai
penyebab utama tersangkutnya benda asing.
33
34. Bila terjadi inkarserata pada esofagus thorakal
atau dibawahnya, perlu dipikirkan adanya
gangguan esofagus yang mendasari.
Bila terjadi impaksi makanan pada esofagus
bagian tengah atau bawah, hal ini mungkin
disebabkan adanya lesi esofageal atau adanya
gangguan motorik.
Kondisi yang mendasari BA esofagus: refluks
esofagitis disertai striktur, stenosis postoperatif,
web, Schatzki rings, hernia hiatal,
cardioachalasia, karsinoma, divertikula dan
gangguan motorik
34
35. Perlukaan esofagus (lebih sering karena BA tajam).
Robekan mukosa banyak terjadi pada esofagus pars
servikalis.Terjadinya inkarserata akan membuat
perlukaan semakin berat dan sering.
Sekunder nekrosis (akibat penekanan terutama pada
kasus yang mengalami inkarserata lama)
Perforasi akut. Diikuti dengan pasase udara, air liur
atau partikel makanan ke jaringan sekitarnya disertai
penyebaran mikroorganisme yang cepat, sehingga
terjadi mediastinitis yang dapat menyebabkan lethal
septic shock. Perforasi pars thorakal lebih berbahaya
dari pars vertikal (mediastinitis dan fistula)
35
36. Apabila perforasi tidak dapat dideteksi,
timbulnya demam progresif, nyeri
retrosternal, dan disfagia selama periode
postekstraksi dapat menjadi sinyal terjadinya
perforasi
Fistula aorta esofageal. Sangat jarang, tetapi
serius (9 dari 500 kasus yang bertahan hidup).
Triad Chiari’s: nyeri midthorakal, perdarahan
sentinel dari arteri, adanya interval dimana
pasien bebas keluhan.
36
37. Ditegakkan dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, radiologi dan endoskopi
37
38. Sindrom penetrasi hampir selalu terjadi pada orang
dewasa normal, yaitu: gangguan menelan disertai
nyeri faringoesofageal, kadang-kadang disertai
dengan batuk, tersedak, muntah dan hematemesis.
Bila pada orang dewasa tidak terdapat sindrom ini,
perlu dicurigai adanya kondisi faringoesofageal yang
abnormal.
Nyeri, biasanya muncul bila terjadi inkarserata atau
bila BA sudah mencapai lambung.
Afagia total+sialorhoe bila terjadi obstruksi total
esofagus yang biasanya disebabkan oleh impaksi
daging
Batuk atau tersedak diikuti dispepsia persisten
disebabkan benda asing berukuran besar.
38
39. Faringolaringoskopi indirek untuk melihat
benda asing hipofaring, retensi air liur, edema
pada regio aritenoid
Palpasi servikal untuk mengetahui emfisema
subkutan, kekenyalan regio jugular, nyeri
pada waktu pergerakan laring secara aktif
dan pasif
Auskultasi kardiopulmoner
Palpasi abdominal
Pengukuran suhu
39
40. Pemeriksaan radiologis jaringan lunak regio
servikal dan foto thorak diperlukan untuk
mengetahui letak benda asing radioopak dan
adanya emfisema sekunder daerah servikal atau
mediastinal yang disebabkan oleh perforasi
Penggunaan barium merupakan kontraindikasi
oleh karena: mengganggu viualisasi endoskopi
karena dapat menutupi benda asing atau
laserasi mukosa, mempunyai resiko tinggi pada
kasus-kasus yang disertai perforasi mediastinal,
bisa terjadi aspirasi barium
40
41. Benda asing dengan radioopak tinggi seperti
koin, kuku, baterai cakram, mempunyai
densitas yang lebih besar dari jaringan tubuh.
Benda asing radiolusen yang mempunyai
densitas lebih rendah dibanding jaringan
tubuh, mengandung udara yang banyak,
dapat terlihat meskipun sulit.
41
42. Setiap kecurigaan BA esofagus memerlukan
pemeriksaan esofagoskopi biarpun pada pemeriksaan
fisik dan radiologis negatif
Bila ada gejala meskipun minimal, bahkan
pemeriksaan fisik dan radiologis negatif, esofagoskopi
tetap dianjurkan
Untuk pasien dengan hematemesis berat, dengan
kemungkinan adanya fistula pada pembuluh darah
besar, dan pada pasien dengan emfisema servikal
atau mediastinum, menutup perforasi dengan
pemeriksaan endoskopi harus dilakukan pada saat
ekstraksi bedah dan tanpa ditunda
42
43. Indikasi: ekstraksi endoskopi adalah pilihan
terapi untuk BA esofagus inkarserata.Tanda-
tanda perforasi memerlukan tindakan
ekstraksi BA dengan revisi bedah untuk
drainase dan penutupan perforasi
Kontraindikasi absolut: hematemesis berat,
kemungkinan fistula pada pembuluh darah
akibat perforasi oleh benda asing.
43
44. Waktu: sesegera mungkin. Baterai arloji harus
diangkat segera (korosif), BA tajam dapat
menyebabkan perforasi tetapi sangat jarang.
Dianjurkan ekstraksi dalam 6 jam pertama, bila
ada tanda-tanda perforasi, revisi dan ekstraksi
dilakukan dalam 1-3 jam. Bila ada potongan
daging pada faringoesofageal junction (pseudo
café coronary) menyebabkan sumbatan jalan
napas, maka harus dilakukan pengangkatan
dengan endoskopi segera
44
45. Syarat: harus dilakukan di RS dengan peralatan
endoskopi atau di ruang operasi dengan fasilitas
anestesi umum dan alat resusitasi. Anestesi
umum dengan intubasi trakea lebih baik karena
mencegah aspirasi bronkus dan memberikan
keleluasaan melakukan manuver ekstraksi.
Instrumen: yang rigid lebih disukai, misalnya
haslinger atau Jackson, atau dapat juga
endoskopi optik Storz dan panjang instrumen
dipilih sesuai lokasi dan umur pasien
45
46. Bila ekstraksi sangat sulit dilakukan dan
timbul laserasi dalam sampai ke lapisan
muskuler maka dilakukan penanganan
konservatif dengan pemantauan secara
radiologi dan klinis yang ketat
46
47. Indikasi: bila benda asing tidak dapat diangkat
secara endoskopik tanpa menimbulkan
komplikasi atau tidak dapat diangkat secara
komplit, adanya tanda perforasi esofagus,
sehingga membutuhkan penanganan bedah
untuk penutupan perforasi dan drainase,
prosedur kegawatdaruratan bila terjadi
hematemesis.
Pemberian obat-obatan intravena dengan
antibiotik spektrum luas yang dapat membunuh
bakteri aerob dan anaerob sebaiknya dilakukan
sesegera mungkin
47
48. Untuk lesi yang letaknya di servikal, dilakukan
servikotomi di bagian kiri sepanjang dinding anterior m.
sternocleidomastoideus. Penutupan dilakukan dengan 2
lapis jahitan dan dilakukan drainase mediastinum.
Untuk lesi yang terletak pada bagian atas toraks dan lesi
yang mengakibatkan efusi pleura kanan, maka harus
dilakukan torakotomi posterolateral kanan dengan
pemasangan pipa drainase pleura yang besar.
Bila ada proses inflamasi yang tidak memungkinkan
penutupan perforasi, sebaiknya dipertimbangkan
tindakn esofagektomi parsial, drainase denganT-tube,
rekonstruksi sekunder atau drainase transesofageal
dengan pemasangan stent
48