SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
FAST
Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST)
• Protokol USG untuk mengatasi cedera umum yang mengancam jiwa pada
pasien trauma
• Awalnya  menilai hemoperitoneum & hemopericardium. Saat ini rutin
dilakukan untuk menilai pneumothorax dan hemothorax
• Berkembang sejak pengenalan aslinya ke pusat trauma Amerika Utara pada
tahun 1990-an
• Dilakukan cepat dan diselesaikan bersamaan dengan primary survey
trauma.
• Jika terdapat kelainan yang mengancam jiwa  dapat dilakukan intervensi di
tempat tidur ATAU mempercepat transfer ke fasilitas definitive dengan lebih
cepat.
Peralatan FAST
• Alat USG modern paling dasar dapat digunakan.
• Transduser frekuensi rendah (1-5 MHz).
Hemoperitorium (RUQ)
• Area hepatorenal  kantong morison.
• Daerah paling sering ditemikan
hemoperitoneum selama FAST.
• Kecenderungan cairan berkumpul di RUQ 
pemeriksaan dilakukan pertama di regio ini.
RUQ dilakukan dengan
menempatkan probe yang
berorientasi longitudinal di
mana garis
mid-aksilaris bertemu
dengan batas kosta
Hemoperitorium (RUQ)
• Dua pertimbangan :
• Pertama, seluruh panjang area renal bertemu dengan liver/limpa,
termasuk kutub inferior ginjal, harus divisualisasikan.
• Kedua, kantong Morison dan area perisplenik adalah ruang tiga dimensi,
dan klinisi harus "menyapu“ pancaran ultrasonografi pada ruang ini
untuk melihat gambaran sepenuhnya
Hemoperitorium (RUQ)
• Gambaran liver dan renal
• Mengarahkan probe ke area hepatorenal.
• Dalam pandangan RUQ negative
• liver dan renal akan menempel erat satu sama lain tanpa cairan perantara .
• Dalam studi positif
• darah yang tampak anechoic akan menggenang di area ini dan membuat
lapisan hitam yang memisahkan kedua organ ini.
Hemoperitorium (RUQ)
RUQ normal
• Dobel densitas renal (korteks hitam/ anechoic dan medula
putih/hyperechoic)
yang mudah dikenali berdampingan dengan dengan liver.
• Ruang hepatorenal yang kosong(panah putih)
• Adanya fasia hyperechoic yang mengelilingi renal berbatasan dengan
liver.
K = ginjal; L = hati
RUQ positif
• Pemindaian kuadran kanan atas yang positif menunjukkan
pengumpulan darah anechoic di area hepatorenal (panah putih).
L = hati; K = ginjal
Hemoperitorium (LUQ)
• Anatomi LUQ :
• Terdapat ligament phrenicocolic  cenderung mengarahkan
cairan ke bebas ke ruang subphrenic (bukan ke area ginjal).
• Dibandingkan dengan RUQ
• Renal lebih tinggi di sisi kiri
• Struktur renal lebih cephalad
• Diperlukan beberapa penyesuaian teknik
Hemoperitonium (LUQ)
• Gambara LUQ yang memadai
seringkali membutuhkan probe lebih
posterior dibandingkan dengan RUQ.
• Selain mengamati area splenorenal,
area subphrenic harus dilihat
• Mengamati diafragma seringkali
menantang
• Banyak artefak (dihasilkan dari
gerakan paru-paru dan bayangan
tulang rusuk)
Hemoperitonium (LUQ)
Tampilan kuadran LUQ.
Menilai ruang subphrenic  komponen penting untuk menilai
LUQ.
Penilaian ini idealnya menangkap garis kontinu diafragma
saat membungkus ujung limpa medial (ditunjukkan oleh
panah putih).
S = limpa; K = renal
Pemeriksaan LUQ positif.
Sejumlah kecil cairan dapat terlihat terkumpul di are subphrenic dan
splenorenal
(panah).
S = limpa; K = ginjal
Pelvis
• Anatomi Pelvis
• Pada laki-laki  terletak pada kantong rectovesicular.
• Pada wanita  cairan dapat ditemukan terkumpul di ruang potensial antara
dinding posterior rahim dan rektum di ruang rektouterina (kantong Douglas)
• Kualitas gambar bergantung pada adanya kandung kemih cukup diisi.
• Untuk pasien dengan kateter Foley, pembuatan jendela akustik telah
dijelaskan dengan memasukkan cairan ke dalam retrograde kandung kemih
melalui kateter.
• Kandung kemih harus divisualisasikan dalam jarak dekat, dan rahim dan/atau
rektum akan terlihat jauh ke dalam kandung kemih.
• Memindahkan probe secara halus akan memungkinkan pencitraan seluruh
ruang potensial untuk mencari cairan bebas.
Pelvis
• Untuk memaksimalkan sensitivitas, perolehan citra panggul dilakukan
dalam dua bidang
(C) Menempatkan probe pada bidang horizontal di atas simfisis pubis.
(D) Probe kemudian diputar 90 derajat menjadi bidang memanjang di garis tengah.
Perhatikan penanda merah yang menunjukkan arah penanda probe
Pelvis
• Interpretasi
• Sama seperti di semua tampilan lainnya
• Jumlah konten anechoic yang bervariasi
akan mewakili cairan bebas
• Cairan bebas anechoic akan terdeteksi
tepat di posterior kandung kemih pada pria
dan/atau di kantong Douglas pada wanita
Kesalahan dan Kiat dalam FAST Abdomen
• Mengulangi pemeriksaan ultrasonografi perut secara berurutan dianjurkan
pada pasien yang sangat curiga terhadap cairan intraperitoneal atau
mengalami perubahan hemodinamik yang tiba-tiba, karena pemeriksaan
FAST berulang telah terbukti meningkatkan sensitivitas
• Posisi Trendelenburg juga telah ditunjukkan untuk meningkatkan
sensitivitas pemeriksaan RUQ FAST dengan menggunakan gravitasi untuk
menggerakkan cairan ke ruang pericholic ke dalam RUQ dan, pada tingkat
yang lebih rendah, LUQ
Kesalahan dan Kiat dalam FAST Abdomen
• Pemeriksaan FAST pada awal perjalanan pasien penyakit mungkin negatif
palsu karena butuh waktu untuk mengumpulkan cairan intraperitoneal.
• Begitu darah mulai membeku, akan muncul gambaran iso- atau hiperekoik
yang mungkin tidak dapat diinterpretasikan secara akurat (negatif palsu)
Penampakan hemoperitoneum lebih echogenik saat terjadi
koagulasi.
Hal ini dapat menyebabkan interpretasi negatif palsu, karena
penampakan hemoperitoneum sulit dibedakan dari parenkim hati
dan limpa.
L = liver ;
K = renal.
Panah putih menunjukkan darah yang membeku
Hemoperikardium
• Anatomi
• Cedera jantung, akumulasi hemoperikardium yang cepat dapat menyebabkan gangguan
hemodinamik yang signifikan melalui tamponade jantung
• Akuisisi
• Gambar medan dekat adalah liversuperfisial, yang bertindak sebagai jendela akustik ke
jantung.
• Di luar liver, struktur echogenik yang cerah mewakili perikardium yang membungkus
jantung
• Mungkin ada banyak alasan mengapa pandangan empat ruang subkostal tidak dapat
divisualisasikan, termasuk habitus tubuh, pembalut perut, dan emfisema subkutan.
• Situasi ini, tambahan pandangan ekokardiografi, seperti pandangan sumbu panjang atau
pendek parasternal, dapat digunakan untuk menilai perikardium dengan sensitivitas tinggi.
•
Hemoperikardium Tampilan empat ruang subkostal
diperoleh dengan menempatkan
probe ultrasound pada posisi
transversal dengan penanda indeks
mengarah ke kanan pasien (titik
merah
NB: ini adalah konvensi trauma/ ER.
Jika menggunakan kardiologi
konvensi, tanda indeks Penilaian
terfokus dengan sonografi dalam
trauma (FAST) mungkin menunjuk ke
sisi kiri pasien).
(B) Tampilan empat ruang
subkostal normal yang
menunjukkan hati superfisial yang
bertindak sebagai jendela akustik ke
jantung. Struktur echogenic terang
(panah putih) mewakili perikardium
Hemoperikardium
(A) Efusi perikardial besar
(B) Efusi perikardial yang lebih kecil, tetapi harus
dianggap relevan secara klinis pada pasien trauma yang
mengalami ketidakstabilan hemodinamik atau trauma toraks
penetrasi. Sampai terbukti sebaliknya, sejumlah cairan
perikardial harus dianggap mewakili perdarahan
yang berkembang karena cedera jantung
Kesalahan dan Kiat dalam FAST Perikardial
• Lemak epicardial  sumber umum positif palsu pemeriksaan
pericardial subcostal
• Saat hemoperikardium mulai menggumpal, ia menjadi lebih iso-
atau hiperekoik
• Efusi perikardial kecil  konsekuensi hemodinamik yang
penting  fisiologi dari akumulasi hemoperikardium yang cepat
sangat berbeda dengan efusi medis yang didapat secara
perlahan
Pneumothorax
• Latar Belakang
• Radiografi dada (CXR) telah berkembang sebagai metode yang paling
cepat dan dapat diandalkan untuk mendeteksi hemo- dan
pneumotoraks.
• Namun demikian, ultrasound lebih unggul daripada CXR untuk
mendeteksi pneumotoraks pada pasien terlentang.
• Pertimbangan Anatomi
• Dengan cedera traumatis, udara dapat masuk ke dalam rongga pleura.
Pada pasien trauma terlentang, akuisisi gambar diarahkan pada lokasi
yang paling bergantung pada udara, yaitu dinding toraks anterior
Pneumothorax
• Pemeriksaan dimulai dengan pencitraan dada
anterior dengan menempatkan probe secara
longitudinal di garis mid-klavikula sela iga
kedua dan keempat
Gambar yang dihasilkan akan menunjukkan jaringan
lunak dinding dada di area dekat, diikuti oleh tulang rusuk
(dan bayangan tulang rusuk yang sesuai). Area yang
menarik bagi klinisi adalah garis pleura, yang merupakan
garis hiperekoik pertama yang terlihat jauh dari tulang
rusuk
Pneumothorax
• Pada paru-paru normal, garis pleura dapat terlihat meluncur saat ventilasi menciptakan
pergerakan antara pleura visceral dan parietal. (lung sliding)
• Pada pneumotoraks, kedua lapisan pleura tidak lagi bertumpu dan tidak ada pergeseran
karena hanya pleura parietal yang terlihat (Pneumothorax  tidak ada lung sliding)
• Adanya paru-paru yang meluncur mengesampingkan pneumotoraks di lokasi transduser
dengan akurasi 100%.
• Keuntungan diagnostik yang signifikan pada pasien yang tidak stabil.
• Dinding anterior  paling sensitive deteksi pneumothorax besar yang
mengancam jiwa.
• Peningkatan akurasi margin pneumothorax dengan pemindaian beberapa
daerah.
• Pencitraan rongga pleura hanya menilai ada tidaknya pneumothorax hanya pada
lokasi transduser
USG Pneumothorax
Hemothorax
• Sensitivitas FAST mirip dengan CT mendeteksi hemothorax
• Pertimbangan Anatomi :
• Trauma thorax  perdarahan di rongga thorax  akumulasi darah di
rongga pleura
• Daerah tempat berkumpulnya darah  costodiaphragmatic
midposterior reses
• Akuisisi gambar
• Penilaian rongga pleura  lokasi RUQ  probe dipindahkan 1-2 sela
iga ke arah kepala bidang koronal yang sama dan probe di axila mid-
posterior
Hemothorax
• Gambaran rongga pleura yang tidak ada cairan  gambar USG
menunjukkan paru-paru beraerasi dengan baik di atas
diafragma yang akan menghilang sebagian saat pernafasan
tidal  curtain sign
• Accoustic window di atas diafragma dan tidak adanya curtain
sign  curiga hemothorax
Hemothorax
• Gambaran sonografi dari hemotoraks tampak sangat hitam atau mungkin terlihat seperti cairan
kompleks, yang mungkin mewakili pembentukan fibrin dan gumpalan dalam perdarahan yang
sedang berlangsung
Gambar hemitoraks kanan pada pasien dengan
hemotoraks besar (panah putih).
Daerah anechoic (dengan beberapa kompleksitas)
kranial ke diafragma konsisten dengan perdarahan.
D = diafragma; L = paru-paru kolaps
Kesalahan dan Kiat dalam FAST Hemothorax
• USG thorax  sensitive  identifikasi patologi tidak selalu
memerlukan intervensi
• Pasien tidak stabil  temuan positif  mungkin memerlukan
chest tube
• Pasien yang stabil  terkadang memerlukan studi radiografi
lebih lanjut
• Serupa dengan hemopetironeum  darah akan mulai
menggumpal  iso atau hypoechoic
Komponen FAST
• Ada delapan komponen penting pada pemeriksaan FAST lengkap
Referensi
• Pace, J., Arntfield, R. Focused assessment with sonography in
trauma: a review of concepts and considerations for
anesthesiology. Can J Anesth/J Can Anesth 65, 360–370
(2018). https://doi.org/10.1007/s12630-017-1030-x
Terima Kasih

More Related Content

Similar to FAST USG

JURDING FAST.pptx
JURDING FAST.pptxJURDING FAST.pptx
JURDING FAST.pptxRadi36
 
Perawatan Monitoring CVP dan Swans Ganz
Perawatan Monitoring CVP dan Swans GanzPerawatan Monitoring CVP dan Swans Ganz
Perawatan Monitoring CVP dan Swans Ganzari purwahyudi nugroho
 
Pemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.pptPemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.pptnando951813
 
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liverppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liverNona Zesifa
 
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdfPemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdfAsaGemaKaruniawan
 
Materi WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptx
Materi WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptxMateri WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptx
Materi WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptxEgiMunandar2
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyNur Hajriya
 
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asmaPpt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asmaNona Zesifa
 
12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdf
12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdf12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdf
12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdfradiologirsgm
 
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hatiPpt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hatiNona Zesifa
 
Trauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in criticalTrauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in criticalDwiCahya55
 
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdfKULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdfharrysondriowibowo
 
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdfKULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdfFatmawatiMahir1
 
Tetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBTetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBIda Simanjuntak
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxrezaaulia27
 
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptxPeran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptxDedeKurniawan56670
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxsyifa sari
 

Similar to FAST USG (20)

JURDING FAST.pptx
JURDING FAST.pptxJURDING FAST.pptx
JURDING FAST.pptx
 
Perawatan Monitoring CVP dan Swans Ganz
Perawatan Monitoring CVP dan Swans GanzPerawatan Monitoring CVP dan Swans Ganz
Perawatan Monitoring CVP dan Swans Ganz
 
Pemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.pptPemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.ppt
 
92221596 foto-thorax
92221596 foto-thorax92221596 foto-thorax
92221596 foto-thorax
 
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liverppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
 
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdfPemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
 
Materi WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptx
Materi WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptxMateri WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptx
Materi WS Hemodynamic monitoring 2022 (kang Yudi).pptx
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
 
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asmaPpt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
 
12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdf
12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdf12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdf
12-13 Pak Heru Elisabeth MRI Abdomen-Pelvis-2019.pdf
 
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hatiPpt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
 
Trauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in criticalTrauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in critical
 
To av shunt
To av shuntTo av shunt
To av shunt
 
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdfKULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
 
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdfKULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
KULIAH RADIOGRAFI TORAKS NORMAL, blok 4.pdf
 
Tetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBTetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPB
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
Hemothorax
HemothoraxHemothorax
Hemothorax
 
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptxPeran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

FAST USG

  • 2. Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST) • Protokol USG untuk mengatasi cedera umum yang mengancam jiwa pada pasien trauma • Awalnya  menilai hemoperitoneum & hemopericardium. Saat ini rutin dilakukan untuk menilai pneumothorax dan hemothorax • Berkembang sejak pengenalan aslinya ke pusat trauma Amerika Utara pada tahun 1990-an • Dilakukan cepat dan diselesaikan bersamaan dengan primary survey trauma. • Jika terdapat kelainan yang mengancam jiwa  dapat dilakukan intervensi di tempat tidur ATAU mempercepat transfer ke fasilitas definitive dengan lebih cepat.
  • 3. Peralatan FAST • Alat USG modern paling dasar dapat digunakan. • Transduser frekuensi rendah (1-5 MHz).
  • 4. Hemoperitorium (RUQ) • Area hepatorenal  kantong morison. • Daerah paling sering ditemikan hemoperitoneum selama FAST. • Kecenderungan cairan berkumpul di RUQ  pemeriksaan dilakukan pertama di regio ini. RUQ dilakukan dengan menempatkan probe yang berorientasi longitudinal di mana garis mid-aksilaris bertemu dengan batas kosta
  • 5. Hemoperitorium (RUQ) • Dua pertimbangan : • Pertama, seluruh panjang area renal bertemu dengan liver/limpa, termasuk kutub inferior ginjal, harus divisualisasikan. • Kedua, kantong Morison dan area perisplenik adalah ruang tiga dimensi, dan klinisi harus "menyapu“ pancaran ultrasonografi pada ruang ini untuk melihat gambaran sepenuhnya
  • 6. Hemoperitorium (RUQ) • Gambaran liver dan renal • Mengarahkan probe ke area hepatorenal. • Dalam pandangan RUQ negative • liver dan renal akan menempel erat satu sama lain tanpa cairan perantara . • Dalam studi positif • darah yang tampak anechoic akan menggenang di area ini dan membuat lapisan hitam yang memisahkan kedua organ ini.
  • 7. Hemoperitorium (RUQ) RUQ normal • Dobel densitas renal (korteks hitam/ anechoic dan medula putih/hyperechoic) yang mudah dikenali berdampingan dengan dengan liver. • Ruang hepatorenal yang kosong(panah putih) • Adanya fasia hyperechoic yang mengelilingi renal berbatasan dengan liver. K = ginjal; L = hati RUQ positif • Pemindaian kuadran kanan atas yang positif menunjukkan pengumpulan darah anechoic di area hepatorenal (panah putih). L = hati; K = ginjal
  • 8. Hemoperitorium (LUQ) • Anatomi LUQ : • Terdapat ligament phrenicocolic  cenderung mengarahkan cairan ke bebas ke ruang subphrenic (bukan ke area ginjal). • Dibandingkan dengan RUQ • Renal lebih tinggi di sisi kiri • Struktur renal lebih cephalad • Diperlukan beberapa penyesuaian teknik
  • 9. Hemoperitonium (LUQ) • Gambara LUQ yang memadai seringkali membutuhkan probe lebih posterior dibandingkan dengan RUQ. • Selain mengamati area splenorenal, area subphrenic harus dilihat • Mengamati diafragma seringkali menantang • Banyak artefak (dihasilkan dari gerakan paru-paru dan bayangan tulang rusuk)
  • 10. Hemoperitonium (LUQ) Tampilan kuadran LUQ. Menilai ruang subphrenic  komponen penting untuk menilai LUQ. Penilaian ini idealnya menangkap garis kontinu diafragma saat membungkus ujung limpa medial (ditunjukkan oleh panah putih). S = limpa; K = renal Pemeriksaan LUQ positif. Sejumlah kecil cairan dapat terlihat terkumpul di are subphrenic dan splenorenal (panah). S = limpa; K = ginjal
  • 11. Pelvis • Anatomi Pelvis • Pada laki-laki  terletak pada kantong rectovesicular. • Pada wanita  cairan dapat ditemukan terkumpul di ruang potensial antara dinding posterior rahim dan rektum di ruang rektouterina (kantong Douglas) • Kualitas gambar bergantung pada adanya kandung kemih cukup diisi. • Untuk pasien dengan kateter Foley, pembuatan jendela akustik telah dijelaskan dengan memasukkan cairan ke dalam retrograde kandung kemih melalui kateter. • Kandung kemih harus divisualisasikan dalam jarak dekat, dan rahim dan/atau rektum akan terlihat jauh ke dalam kandung kemih. • Memindahkan probe secara halus akan memungkinkan pencitraan seluruh ruang potensial untuk mencari cairan bebas.
  • 12. Pelvis • Untuk memaksimalkan sensitivitas, perolehan citra panggul dilakukan dalam dua bidang (C) Menempatkan probe pada bidang horizontal di atas simfisis pubis. (D) Probe kemudian diputar 90 derajat menjadi bidang memanjang di garis tengah. Perhatikan penanda merah yang menunjukkan arah penanda probe
  • 13. Pelvis • Interpretasi • Sama seperti di semua tampilan lainnya • Jumlah konten anechoic yang bervariasi akan mewakili cairan bebas • Cairan bebas anechoic akan terdeteksi tepat di posterior kandung kemih pada pria dan/atau di kantong Douglas pada wanita
  • 14. Kesalahan dan Kiat dalam FAST Abdomen • Mengulangi pemeriksaan ultrasonografi perut secara berurutan dianjurkan pada pasien yang sangat curiga terhadap cairan intraperitoneal atau mengalami perubahan hemodinamik yang tiba-tiba, karena pemeriksaan FAST berulang telah terbukti meningkatkan sensitivitas • Posisi Trendelenburg juga telah ditunjukkan untuk meningkatkan sensitivitas pemeriksaan RUQ FAST dengan menggunakan gravitasi untuk menggerakkan cairan ke ruang pericholic ke dalam RUQ dan, pada tingkat yang lebih rendah, LUQ
  • 15. Kesalahan dan Kiat dalam FAST Abdomen • Pemeriksaan FAST pada awal perjalanan pasien penyakit mungkin negatif palsu karena butuh waktu untuk mengumpulkan cairan intraperitoneal. • Begitu darah mulai membeku, akan muncul gambaran iso- atau hiperekoik yang mungkin tidak dapat diinterpretasikan secara akurat (negatif palsu) Penampakan hemoperitoneum lebih echogenik saat terjadi koagulasi. Hal ini dapat menyebabkan interpretasi negatif palsu, karena penampakan hemoperitoneum sulit dibedakan dari parenkim hati dan limpa. L = liver ; K = renal. Panah putih menunjukkan darah yang membeku
  • 16.
  • 17. Hemoperikardium • Anatomi • Cedera jantung, akumulasi hemoperikardium yang cepat dapat menyebabkan gangguan hemodinamik yang signifikan melalui tamponade jantung • Akuisisi • Gambar medan dekat adalah liversuperfisial, yang bertindak sebagai jendela akustik ke jantung. • Di luar liver, struktur echogenik yang cerah mewakili perikardium yang membungkus jantung • Mungkin ada banyak alasan mengapa pandangan empat ruang subkostal tidak dapat divisualisasikan, termasuk habitus tubuh, pembalut perut, dan emfisema subkutan. • Situasi ini, tambahan pandangan ekokardiografi, seperti pandangan sumbu panjang atau pendek parasternal, dapat digunakan untuk menilai perikardium dengan sensitivitas tinggi. •
  • 18. Hemoperikardium Tampilan empat ruang subkostal diperoleh dengan menempatkan probe ultrasound pada posisi transversal dengan penanda indeks mengarah ke kanan pasien (titik merah NB: ini adalah konvensi trauma/ ER. Jika menggunakan kardiologi konvensi, tanda indeks Penilaian terfokus dengan sonografi dalam trauma (FAST) mungkin menunjuk ke sisi kiri pasien). (B) Tampilan empat ruang subkostal normal yang menunjukkan hati superfisial yang bertindak sebagai jendela akustik ke jantung. Struktur echogenic terang (panah putih) mewakili perikardium
  • 19. Hemoperikardium (A) Efusi perikardial besar (B) Efusi perikardial yang lebih kecil, tetapi harus dianggap relevan secara klinis pada pasien trauma yang mengalami ketidakstabilan hemodinamik atau trauma toraks penetrasi. Sampai terbukti sebaliknya, sejumlah cairan perikardial harus dianggap mewakili perdarahan yang berkembang karena cedera jantung
  • 20. Kesalahan dan Kiat dalam FAST Perikardial • Lemak epicardial  sumber umum positif palsu pemeriksaan pericardial subcostal • Saat hemoperikardium mulai menggumpal, ia menjadi lebih iso- atau hiperekoik • Efusi perikardial kecil  konsekuensi hemodinamik yang penting  fisiologi dari akumulasi hemoperikardium yang cepat sangat berbeda dengan efusi medis yang didapat secara perlahan
  • 21. Pneumothorax • Latar Belakang • Radiografi dada (CXR) telah berkembang sebagai metode yang paling cepat dan dapat diandalkan untuk mendeteksi hemo- dan pneumotoraks. • Namun demikian, ultrasound lebih unggul daripada CXR untuk mendeteksi pneumotoraks pada pasien terlentang. • Pertimbangan Anatomi • Dengan cedera traumatis, udara dapat masuk ke dalam rongga pleura. Pada pasien trauma terlentang, akuisisi gambar diarahkan pada lokasi yang paling bergantung pada udara, yaitu dinding toraks anterior
  • 22. Pneumothorax • Pemeriksaan dimulai dengan pencitraan dada anterior dengan menempatkan probe secara longitudinal di garis mid-klavikula sela iga kedua dan keempat Gambar yang dihasilkan akan menunjukkan jaringan lunak dinding dada di area dekat, diikuti oleh tulang rusuk (dan bayangan tulang rusuk yang sesuai). Area yang menarik bagi klinisi adalah garis pleura, yang merupakan garis hiperekoik pertama yang terlihat jauh dari tulang rusuk
  • 23. Pneumothorax • Pada paru-paru normal, garis pleura dapat terlihat meluncur saat ventilasi menciptakan pergerakan antara pleura visceral dan parietal. (lung sliding) • Pada pneumotoraks, kedua lapisan pleura tidak lagi bertumpu dan tidak ada pergeseran karena hanya pleura parietal yang terlihat (Pneumothorax  tidak ada lung sliding) • Adanya paru-paru yang meluncur mengesampingkan pneumotoraks di lokasi transduser dengan akurasi 100%. • Keuntungan diagnostik yang signifikan pada pasien yang tidak stabil. • Dinding anterior  paling sensitive deteksi pneumothorax besar yang mengancam jiwa. • Peningkatan akurasi margin pneumothorax dengan pemindaian beberapa daerah. • Pencitraan rongga pleura hanya menilai ada tidaknya pneumothorax hanya pada lokasi transduser
  • 25. Hemothorax • Sensitivitas FAST mirip dengan CT mendeteksi hemothorax • Pertimbangan Anatomi : • Trauma thorax  perdarahan di rongga thorax  akumulasi darah di rongga pleura • Daerah tempat berkumpulnya darah  costodiaphragmatic midposterior reses • Akuisisi gambar • Penilaian rongga pleura  lokasi RUQ  probe dipindahkan 1-2 sela iga ke arah kepala bidang koronal yang sama dan probe di axila mid- posterior
  • 26. Hemothorax • Gambaran rongga pleura yang tidak ada cairan  gambar USG menunjukkan paru-paru beraerasi dengan baik di atas diafragma yang akan menghilang sebagian saat pernafasan tidal  curtain sign • Accoustic window di atas diafragma dan tidak adanya curtain sign  curiga hemothorax
  • 27. Hemothorax • Gambaran sonografi dari hemotoraks tampak sangat hitam atau mungkin terlihat seperti cairan kompleks, yang mungkin mewakili pembentukan fibrin dan gumpalan dalam perdarahan yang sedang berlangsung Gambar hemitoraks kanan pada pasien dengan hemotoraks besar (panah putih). Daerah anechoic (dengan beberapa kompleksitas) kranial ke diafragma konsisten dengan perdarahan. D = diafragma; L = paru-paru kolaps
  • 28. Kesalahan dan Kiat dalam FAST Hemothorax • USG thorax  sensitive  identifikasi patologi tidak selalu memerlukan intervensi • Pasien tidak stabil  temuan positif  mungkin memerlukan chest tube • Pasien yang stabil  terkadang memerlukan studi radiografi lebih lanjut • Serupa dengan hemopetironeum  darah akan mulai menggumpal  iso atau hypoechoic
  • 29. Komponen FAST • Ada delapan komponen penting pada pemeriksaan FAST lengkap
  • 30. Referensi • Pace, J., Arntfield, R. Focused assessment with sonography in trauma: a review of concepts and considerations for anesthesiology. Can J Anesth/J Can Anesth 65, 360–370 (2018). https://doi.org/10.1007/s12630-017-1030-x