2. Karakteristik Teks Secara Khusus
Faktual Non – Faktual Teks dalam Genre Makro
Laporan Rekon Contoh: Ulasan Buku “Perangi
Narkoba”
Deskripsi Anekdot
Rekon Eksemplum
Prosedur Naratif
Eksplanasi
Eksposisi
Diskusi
3. 3.1 Faktual
• Laporan
= Struktur teks: Pernyataan Umum ^ Klasifikasi
= Umum, universal
= Hubungan semantis: hiponimi, kohiponimi, yang menunjukkan hubungan
kelas dan subkelas
= Kelompok nomina: Inti (Benda) ^ Penjelas (Penjenis)
= Verba material dan relasional
= Konjungsi aditif
= Partisipan umum bukan manusia
4. Contoh: Bunga
Pernyataan Umum
Semua tanaman bunga terdiri atas empat organ penting: batang, akar, daun,
dan bunga.
Klasifikasi
Batang merupakan bagian terpenting pada tanaman bunga, baik pada
tanaman keras maupun pada tanaman perdu. Akar berada di bagian bawah
batang dan biasanya tumbuh di bawah tanah. Sebagian tanaman bunga
mempunyai akar tunjang, dan sebagian yang lain mempunyai akar serabut.
Daun melekat di ranting-ranting di samping batang. Sebagian tanaman
berdaun panjang dan tipis, sedangkan sebagian yang lain tebal dan bulat. Ada
daun tunggal, ada pula daun bercabang. Bunga terletak di ujung ranting.
Bunga mengandung organ reproduksi. Pada sebagian besar tanaman, dalam
satu bunga terdapat organ betina dan organ jantan. Dalam tanaman yang lain
organ betina dan organ jantan ditemukan pada bunga yang berbeda.
5. •Deskripsi
= Struktur teks: Pernyataan Umum ^ Bagian yang
Dideskripsikan
= Unik, individual
= Hubungan semantis: meronimi, komeronimi, yang
menunjukkan hubungan keseluruhan dan bagian-bagian
= Kelompok nomina: Inti (Benda) ^ Penjelas (Pendeskripsi)
= Verba material dan relasional
= Konjungsi aditif
= Partisipan umum bukan manusia
6. Contoh: Ruang Belajarku
Pernyataan Umum
Ruang belajar adalah ruang pribadi, dan demikian pula milikku. Hanya aku
sendiri yang menggunakan ruang itu.
Bagian yang Dideskripsikan
Ruang belajarku luas, berukuran 4 meter x 4 meter. Lantainya bersih, terbuat
dari keramik. Dindingnya dicat biru, dan langit-langitnya dicat putih.
Di siang hari, kamarku terang. Jendela dan pintunya menghadap ke kebun.
Udara segar langsung mengalir ke dalam. Suasananya selalu sejuk, dan
nyaman untuk belajar berlama-lama.
Di malam hari, ruang belajarku tetap nyaman dan terang. Lampu 80 watt yang
tergantung di langit-langit itu cukup dapat menerangi setiap sudut ruang.
Ruang belajar yang nyaman merupakan surga bagiku.
7. •Rekon
= Struktur teks: Orientasi ^ Urutan Peristiwa ^ Reorientasi
= Peristiwa lampau dengan keterangan waktu lampau
= Verba material (dengan sedikit mental)
= Konjungsi: ketika, sebelum, sesudah, setelah itu, sebelum
itu, dst. digunakan untuk menata urutan peristiwa
= Partisipan umum manusia
= Partisipan berbagi pengalaman dengan orang lain
8. Contoh: Berpariwisata ke Parang Tritis
Orientasi
Minggu lalu, saya dan keluarga saya berpariwisata ke Parang Tritis. Parang
Tritis adalah pantai di Samodra Indonesia yang terletak di DIY.
Urutan Peristiwa
Pagi-pagi betul, kami semua telah dibangunkan. Sebelum berangkat, ibu
mempersiapkan makanan untuk bekal, ayah memanasi mobil, saya dan adik
saya menyiapkan kebutuhan kami masing-masing.
Di Parang Tritis, kami bermain-main di hamparan pasir. Kami berkejar-kejaran.
Kemudian, kami bermain layang-lanyang. Setelah itu, kami naik kuda,
mengelilingi pantai. Begitu matahari condong ke barat, kami semua lelah.
Tiba saatnya kami membuka bekal dan makan bersama.
Reorientasi
Meskipun lelah, kami semua merasa berbahagia.
9. •Prosedur
= Struktur teks: Tujuan ^ Langkah-langkah,
= Verba material,
= Imperatif untuk memberikan perintah atau arahan
kepada mitra bicara/pembaca (Kamu, Anda);
atau bentuk pasif,
= Konjungsi seperti pertama, kedua, sebelum, dan
sesudah untuk mengatur urutan langkah yang tidak
dapat dibalik-balik,
= Partisipan manusia.
10. Contoh: Cara Membuat Mi Instan
Tujuan
Cara memasak mi instan sangat sederhana.
Langkah-langkah
1. Rebus air sampai mendidih.
2. Masukkan mi ke dalam air mendidik itu, dan tunggulah selama 3 menit.
3. Sambil menunggu, siapkan di dalam mangkok campuran bumbu, minyak
bumbu, dan bubuk cabe.
4. Tuangkan mi yang sudah masak itu ke dalam mangkok, dan aduklah
sampai campuran bumbu rata.
5. Mi instan siap disajikan.
11. •Eksplanasi
= Struktur teks: Pernyataan Umum ^ Urutan Sebab-
akibat,
= Verba material dan relasional,
= Bentuk aktif pada eksplanasi yang alami; bentuk aktif
pada eksplanasi rekayasa manusia,
= Konjungsi temporal dan kausal, seperti ketika,
setelah, asalkan, karena, sehingga, dan oleh sebab
itu untuk menerangkan hubungan sebab-akibat,
= Verba tertentu untuk menyatakan sebab-akibat,
seperti menyebabkan, mengakibatkan, membuat, atau
menghasilkan.
12. Contoh: Bagaimana Binatang Dapat Punah?
Pernyataan Umum
Binatang tertentu menjadi langka dan terancam punah sebagai akibat dari
perubahan kondisi alam, perilaku binatang pemangsa, dan perburuan yang
dilakukan oleh manusia.
Urutan Sebab-Akibat
Pertumbuhan penduduk di bumi ini menimbulkan bertambahnya
permukiman, pabrik, perkantoran, dan lain-lain. Pembangunan permukiman,
pabrik, dan perkantoran itu dilakukan dengan memanfaatkan wilayah hutan
tempat berbagai jenis binatang hidup. Ketika hutan dirusak untuk tujuan-
tujuan tersebut, habitat atau wilayah tempat binatang-binatang itu hidup
akan berkurang. Hal itu menyebabkan ketersediaan pangan untuk binatang-
binatang itu berkurang. Perubahan kondisi alam yang demikian itu
menyebabkan kepunahan beberapa spesies binatang yang hidup di hutan
tersebut.
13. Urutan Sebab-Akibat
Binatang pemangsa atau predator juga dapat mengurangi jumlah spesies binatang tertentu.
Jumlah binatang terus berkurang karena binatang ter-tentu memangsa binatang yang lain. Dalam
habitat yang terus menyempit, persaingan hidup di antara berbagai jenis binatang menjadi makin
ketat. Binatang yang lemah menjadi mangsa binatang yang lebih kuat. Karena hewan tertentu
memangsa binatang yang lain, jumlah binatang yang dimangsa menjadi terus-menerus berkurang
hingga akhirnya punah.
Urutan Sebab-Akibat
Manusia ikut menyumbang kepunahan binatang karena manusia memburu jenis binatang
tertentu tanpa kendali. Perburuan dilakukan untuk mendapatkan daging untuk dimakan oleh
manusia atau untuk tujuan perdagangan binatang secara tidak sah atau untuk dibunuh agar
bagian tubuhnya dapat dijual dengan harga mahal. Misalnya, gajah diburu untuk diambil
gadingnya, harimau diburu untuk diambil kulitnya, kura-kura diburu untuk diambil
cangkangnya. Jumlah binatang itu terus berkurang. Perburuan binatang secara tidak terkendali
dapat menyebabkan jenis binatang tertentu punah.
(Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2013: 174-175)
14. •Eksposisi
= Struktur teks: Pernyataan Pendapat ^ Argumentasi ^
Pernyataan Ulang Pendapat,
= Argumentasi satu sisi,
= Verba material, relasional, dan mental,
= konjungsi pertama, kedua, dan selanjutnya untuk
menata gagasan (tidak harus urut); atau konjungsi
bahkan, juga, sebagai contoh, misalnya, dan dengan
demikian untuk memperkuat gagasan; atau kelompok
kata yang bermakna konjungtif, seperti kenyataan bahwa,
diketahui bahwa, dan dapat digarisbawahi bahwa,
= kata ganti persona saya, kami, atau kita untuk
menyatakan klaim pendapat atau keberpihakan,
= modalitas akan, pasti, harus, dan tentu sebagai kata-
kata pemagar.
15. Contoh: Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus
Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi
Pernyataan Pendapat
Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu penting. Akan
tetapi, apakah seseorang akan menjadi pemimpin sosial atau pemimpin politik
yang bagus pada kemudian hari tidak selalu ditentukan oleh pendidikan
formalnya. Diyakini bahwa pengalaman juga menjadi faktor penentu untuk
menuju kesuksesan.
Argumentasi
Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada para
calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka
peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat
tempat mereka menjadi pemimpin atau menjadi orang terkenal di kemudian
hari. Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya
“mempelajari” teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk
hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacam inilah yang
menghasilkan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik.
Orang-orang terkemuka dan pemimpin-pemimpin itu lahir dari hal-hal yang
mereka pelajari di masyarakat.
16. Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosial dan politik,
kita dapat menunjuk beberapa nama. Almarhum Adam Malik, konon ia hanya
menyelesaikan jenjang pendidikan dasar tertentu, diangkatmenjadi Wakil
Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya, melainkan karena
kapasitas yang ia dapatkan dari belajar secara otodidak. Almarhum Hamka
adalah contoh pemimpin lain yang lahir dari caranya belajar sendiri. Ia juga
menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman
belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan,
Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi
melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di
masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat termasyhur di dunia.
Pernyataan Ulang Pendapat
Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formal orang hanya
mempelajari cara belajar, bukan cara menjalani hidup. Meskipun pendidikan
formal diperlukan, pendidikan formal bukan satu-satunya jalan yang dapat
ditempuh oleh setiap orang untuk menuju ke puncak kesuksesannya.
(Diadaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Inggris, 2003: 61—
62; Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2013: 103-104)
17. •Diskusi
= struktur teks: Isu ^ Argumentasi Mendukung ^
Argumentasi Menentang ^ Simpulan/Rekomendasi,
= Verba material, relasional, dan mental secara
proporsional,
= konjungsi yang menunjukkan kontras, seperti tetapi,
namun, namun demikian, di pihak lain, dan sebaliknya
untuk mempertentangkan dua gagasan yang
berlawanan yang mewakili masing-masing sudut
pandang,
= modalitas untuk membangun opini atau rekomendasi.
18. Contoh: Pro dan Kontra Penggunaan Energi Nuklir
Isu
Energi nuklir pada umumnya ditawarkan sebagai alternatif untuk mengatasi
krisis energi. Debat apakah penggunaan energi nuklir adalah pilhan yang tepat
belum berakhir. Sejumlah orang setuju dengan penggunaan nuklir karena
manfaatnya. Namun demikian, sejumlah orang yang lain tidak setuju karena
resikonya terhadap lingkungan terlalu besar.
Argumentasi Mendukung
Orang-orang yang setuju dengan pengoperasian rektor nuklir biasanya
berargumentasi bahwa energi yang diproduksi dari reaktor nuklir dapat
digunakan untuk berbagai tujuan. Reaktor tersebut dapat memproduksi
radioisotop yang dimanfaatkan di bidang medis, industri, dan pertanian.
Mereka juga mengklain bahwa energi nuklir adalah satu-satunua pilihan yang
layak untuk menjawab kebutuhan energi yang terus-menerus bertambah.
Menurut mereka, sumber-sumber energi yang lain: minyak, batubara, dan gas
alam cair tidak terbarukan dan tidak aman, sedangkan energi nuklir dapat
diproduksi secara berkelanjutan dengan cara yang aman.
19. Sejumlah pejabat pemerintah juga mengemukakan bahwa energi jenis ini
adalah energi yang paling aman dalam kaitannya dengan lingkungan
dibandingkan dengan energi yang takterbarukan yang disebutkan di atas.
Mereka mengklaim bahwa reaktor tersebut beroperasi atas basis dengan
kebocoran nol, yang berarti bahwa materi sisa diproses sehingga tidak ada sisa
yang dibuang ke lingkungan. Selain itu, mereka yakin, energi nuklir tidak akan
pernah menyebabkan polusi, tetapi energi yang lain, khususnya minyak dan
batubara, betul-betul menyebabkan polusi.
Argumentasi Menentang
Namun demikian, orang-orang yang tidak setuju dengan penggunaan energi
nuklir, di pihak lain, terus-menerus mengkritik bahwa memilihnya sebagai
alternatif yang paling bagus untuk mengatasi kebutuhan energi yang terus
bertambah adalah bodoh. Kebodohan itu dapat dilihat dari pertanyaan
mengapa mereka tertarik kepada tenaga nuklir pada saat masih terdapat
berlimpahnya sumber-sumber energi alam: minyak, batubara, hidroelectrik,
termo, dan sebagainya.
20. Dalam reaksinya terhadap lingkungan, mereka menambahkan bahwa
pengoperasian tenaga nuklir tidak masuk di akal. Sejumlah LSM yang
memusatkan perhatian kepada usaha untuk menyelamatkan lingkungan
berargumentasi bahwa produk sisa tenaga nuklir betul-betul menghancurkan
lingkungandan kehidupan manusia. Di pihak lain, betul bahwa jenis energi
yang lain seperti minyak dan batubara menyumbang polusi lingkungan, tetapi
sumbangan energi seperti itu masih dapat ditoleransi. Juga betul bahwa
reaktor nuklir menyediakan energi dalam jumlah besar, tetapi sumbangan
energi nuklir untuk menghancurkan lingkungan dan kehidupan tdak dapat
ditoleransi. Kebocoran pada sebuah reaktor, misalnya, mengakibatkan
kontaminasi tanah dan air di bawah inti nuklir, yang membuat kehidupan
manusia tidak memungkinkan sampai sejauh bermil-mil di sekitarnya. Reaktor
itu juga berbahaya bagi kehidupan karena kebocoran radiasinya. Dalam hal
ini, sering dikatakan bahwa di bawah kontrol yang bagus tidak ada produk sisa
pecahan dimungkinkan untuk bocor keluar dari reaktor. Akan tetapi siapa
dapat menjamin ini?
21. Simpulan/Rekomendasi
Jelaslah bahwa energi nuklir harus dihindari karena energi nuklir itu
membahayakan lingkungan. Jika kita bersikukuh untuk menggunakannya,
sementara itu radiasinya dikontrol dengan sangat lemah, maka hal itu akan
membunuh kita sendiri cepat atau lambat. Pemerintah harus betul-betul
memperhatikan kenyataan itu dan merevisi pilihan tersebut.
(Diadaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa
Inggris, 2003: 66-67)
22. 3.2 Nonfaktual
•Rekon
= Teks rekon yang nonfaktual pada dasarnya sama
dengan teks rekon yang faktual. Perbedaannya
terletak pada isi yang dimuat.
= Di bawah teks faktual, rekon didasarkan pada
peristiwa nyata, tetapi di bawah teks nonfaktual, rekon
didasarkan pada peristiwa dalam khayalan atau
rekaan.
23. Contoh: Kejadian di Rumah Susun
Orientasi
Hari-hari berjalan seperti biasa.Tetangga sepasang suami isteri yang tinggal di
lantai bawah saya tadi malam menyelenggarakan pesta bersama teman-
teman mereka.
Urutan Peristiwa
Mereka berkumpul dan beramai-ramai, tetapi hal itu tidak terlalu
mengganggu, meskipun Jane, isteri saya, terbangun berkali-kali.
Akan tetapi, di pagi harinya, ketika saya membuka pintu garasi di lantai dasar,
saya tidak dapat mengeluarkan mobil dari garasi, karena di depan pintu
terdapat mobil lain yang menutupi separo jalan keluar. Padahal, saya harus
mengantarkan Jane ke kantornya. Dugaan saya, itu pasti mobil tamu yang
datang ke pesta tadi malam.
24. Ternyata mobil tersebut bukan milik tamu. Saya menanyakannya ke sepasang
suami isteri itu, tetapi mereka tidak tahu pemiliknya. Lalu saya menelpon
polisi. Ketika polisi datang, polisi itu tidak dapat berbuat apa-apa kecuali
memberikan surat tilang yang diselipkan di wiper depan. Betul-betul sia-sia.
Kami dengan susah payah mendorong mobil itu agar sedikit bergeser.
Reorientasi
Akhirnya, saya dapat mengeluarkan mobil dan mengantarkan Jane ke tempat
kerja.
(Diadaptasikan dari English Text: System and Structure, 1992)
25. •Anekdot
= Struktur teks: Abstrak^Orientasi^Krisis^ Reaksi^Koda.
= Secara interpersonal, perasaan jengkel dan konyol
seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan
reaksi kepada pihak lain mengenai pertentangan
antara nyaman/tidak nyaman, aman/tidak aman,
puas/frustrasi, dan tercapai/gagal.
= Partisipan cenderung menyalahkan pihak lain (apabila
negatif) atau merasa terbantu olehnya (apabila positif).
= Dalam hal yang negatif, anekdot sering dijadikan alat
kritik.
26. Contoh: Kejadian di Rumah Susun
Abstrak
Saya tinggal di rumah susun. Saya mempunyai pengalaman yang memalukan
tadi pagi.
Orientasi
Tetangga sepasang suami isteri yang tinggal di lantai bawah saya tadi malam
menyelenggarakan pesta bersama teman-teman mereka. Tadi malam mereka
sangat gaduh, isteri saya terbangun berkali-kali, tetapi tidaklah mengapa.
Krisis
Lalu tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan keluar kami. Saya
mengira bahwa mobil itu milik seseorang yang ikut pesta tadi malam. Saya
mengetuk pintu tetangga saya itu. Saya ketuk pintunya berkali-kali, tetapi tak
seorang pun keluar.
27. Saya kira mereka masih tertidur karena mereka berpesta-pora sampai larut
malam, sehingga saya ketuk-ketuk terus dengan keras: pintu, jendela, dan apa
pun yang dapat saya ketuk dalam jangkauan. Akhirnya, seorang laki-laki
terbangun dan melongok keluar jendela. Saya menjelaskan persoalan yang
terjadi. Ternyata, pesta tadi malam itu bukan pestanya. Rumah susun ini
terbagi menjadi dua sisi, dan itu adalah pesta orang yang tinggal di sisi
sebelah belakang.
Reaksi
Lelaki itu terlihat tidak berkenan, karena, seperti saya dan Jane, ia juga tidak
dapat tidur semalam, terganggu oleh pesta tetangga di sisi sebelah lain itu!
Koda
Saya masih belum tahu mobil siapa yang menghalangi jalan keluar kami itu.
28. •Eksemplum
= Struktur teks: Abstrak^Orientasi^Insiden^
Interpretasi^Koda
= Secara interpersonal, peristiwa pada eksemplum
dianggap insiden yang menjadi bahan renungan.
= Partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi,
tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.
= Menurut partisipan insiden itu tidak perlu terjadi
29. Contoh: Kejadian di Rumah Susun
Abstrak
Saya mempunyai pengalaman gila pagi tadi.
Orientasi
Tetangga sepasang suami isteri yang tinggal di lantai bawah saya tadi malam
menyelenggarakan pesta bersama teman-teman mereka. Tadi malam mereka
sangat gaduh, dan isteri saya terbangun berkali-kali.
Insiden
Pagi tadi, ada sebuah mobil yang diparkir di depan pintu garasi, sehingga
menghalangi pintu keluar mobil saya. Saya kira mobil itu milik seseorang yang
mengikuti pesta tadi malam. Saya mengetuk pintu tetangga itu dan
menanyakan hal ini kepada mereka, tetapi mereka tidak tahu. Saya bertanya
kepada tentangga yang lain, sebelum saya menelpon polisi, dengan harapan
polisi dapat menindak pemilik mobil dan menyingkirkanya.
30. Interpretasi
Namun demikian, meskipun polisi itu datang dengan cepat, polisi itu tidak
dapat berbuat banyak. Polisi itu hanya dapat memberikan surat tilang yang
diselipkan di wiper depan.
Pengalaman ini sungguh gila. Seseorang memarkir mobil di depan pintu garasi
dan menghalangi jalan keluar mobil saya. Saya hanya dapat menunggu
sampai pemilik mobil datang dan memindahkannya. Kalau saya
memindakan mobil itu, saya harus masuk secara paksa ke dalamnya, lalu
membebaskan rem tangan, sebelum didorong ke tempat lain.
Koda
Mobil sial itu masih berada di situ sampai siang.
31. •Naratif
= Struktur teks: Abstrak^Orientasi^Komplikasi^
Evaluasi^Resolusi^Koda
= Teks naratif pada umumnya dijumpai pada dongeng,
hikayat, legenda, cerita pendek, novel, atau drama.
= Partisipan saling bergesekan, sehingga timbullah
konflik.
= Konflik dievaluasi untuk mendapatkan solusi.
32. Contoh: Sahabat sejati
Abstrak
Betapa enak menjadi anak orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan
terpenuhi. Karena semua tersedia.
Orientasi
Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu
diantar mobil mewah dengan sopir pribadi. Meskipun demikian, ia tidaklah
sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-
pilih dalam soal bergaul.
33. Seperti pada kawan-kawan Iwan yang datang ke rumah. Mereka disambut
secara kekeluargaan sehingga mereka betah kalau main di rumah Iwan.
Komplikasi
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumah
momon masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun,
sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya, Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tak
pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin nengok!” katanya
bersemangat.
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk. Tapi lama tak ada yang
membuka. Kemudian ia menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon.
34. Ia mendapat keterangan bahwa Momon sudah dua minggu ikut orang tuanya
pulang ke desa. Menurut kabar berita, bapaknya di-PHK dari pekerjaan.
Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya
mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa
melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati.
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap
pulang sekolah wajahnya selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang
sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur.
“Momon, Pa”.
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan menggeleng.
35. Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang
tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin
menjadi petani saja”.
Evaluasi
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan
omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, tanya deh, Pak RT atau ke tetangga sebelah!”
ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Aku ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon
dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat rumah Momon di
desa itu!” kata Papa.
36. Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di
desa. Ia merasa senang.
Ini karena berkat pertolongan pemililk rumah yang pernah dikontrak keluarga
Momon.
Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten.
Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam.Tempatnya bisa ditempuh
dengan jalan kaki atau dengan naik ojek. Jaraknya kurang lebih dua kilometer.
Kedatangan mereka disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa
gembira hati Momon tatkala bertemu Iwan. Mereka berpelukan cukup lama
untuk melepas rasa rindu.
Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak.
Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau mau pindah ke desa.
37. “Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah tak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa
kembali!”
Resolusi
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya
kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak berkeberatan,
dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut
kami ke Bandung. Kami anggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri.
Gimana Mon, apakah kamu mau?” tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya
pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya
bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang
mau membantu saya.”
38. Koda
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat dan memeluk Iwan.
Tampak mata Iwan dan Momon berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.
Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat
sejati yang tak terpisahkan.
Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya masih tetap di
desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang
sudah tua.
Oleh Suhartono
Bobo No.35/XXVI
http://www.diaryremaja.com/cerpen-sahabat-sejati.html
39. 3.3 Teks dalam Genre Makro
•Contoh: Ulasan Buku “Perangi Narkoba”
= Struktur teks: Orientasi ^ Tafsiran Isi ^ Evaluasi ^
Rangkuman Evaluasi
= Pada masing-masing tahapan dalam struktur teks
terdapat genre mikro yang sesuai
40. PERANGI NARKOBA
Judul : Mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba melalui
pendidikan budaya dan karakter bangsa
Penulis : Suyadi
Penerbit : Penerbit Andi, Yogyakarta
Tahun : 2013
Halaman : 178 halaman + 10 halaman prakata dan daftar isi
Bahasa : Indonesia
Sampul : Latar putih, merah, dan hitam
41.
42. (3) Buku ini memaparkan data dan fakta seputar penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja/siswa. Melalui sebuah penelitian lapangan,
Suyadi berhasil menemukan lorong-lorong gelap sebagai tempat
berlangsungnya praktik penyalahgunaan narkoba oleh kalangan
pelajar. Dari penelitian itu pula, Suyadi menangkap banyak paradoks
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja atau siswa menengah.
(4) Satu di antara paradoks itu ialah rentannya kalangan remaja/siswa
terperangkap ke dalam penyalahgunaan narkoba, pada satu sisi,
padahal bangsa kita adalah bangsa yang religius serta pendidikan
nasional kita mengajarkan karakter pancasilais, pada sisi lain. Gejala
inilah yang menjadi dorongan utama bagi Suyadi untuk melakukan
penelitian saintifik mengenai pola persebaran “penyakit narkoba” di
kalangan remaja/siswa.
(5) Dengan metodologi penelitian yang terukur serta analisis teoretik
yang mendalam, Suyadi menemukan tiga fakta tentang
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja di Yogyakarta. Ketiga
fakta itu berkenaan dengan tingginya penyalahgunaan narkoba di
43. kalangan pelajar, permisifnya guru dan agresifnya polisi, serta kurang
efektifnya penyuluhan narkoba di sekolah. Buku sebagai hasil
penelitian ini juga menjawab pertanyaan tentang mengapa
remaja/pelajar rentan terhadap penyalahgunaan narkoba dan tentang
“lorong-lorong gelap” peredaran narkoba di sekolah. Buku ini juga
menyajikan tawaran pemecahan penyalahgunaan narkoba di sekolah.
Semuanya diuraikan secara terperinci dengan disertai ilustrasi,
sehingga mudah ditangkap dan mengesankan. Selain paparan data
yang terperinci kuat dan terperinci, buku ini juga disajikan dengan
menggunakan tabel dan gambar ilustrasi sehingga tampak lebih ilmiah
dan menarik.
(6) Banyak sekali keunggulan yang terkandung dalam buku ini. Di
antaranya ialah buku ditulis berdasarkan penelitian dengan metodologi
saintifik. Karena berdasarkan penelitian, yang dituliskan bukan sekadar
opini penulis, melainkan data nyata dan faktual. Selain itu, buku ini
memberikan informasi secara terperinci dengan disertai ilustrasi,
44. sehingga mudah ditangkap dan mengesankan serta memberi arahan
pencegahan penyalahgunaan narkoba. Setidaknya, buku ini sangat
berguna menambah khasanah ilmu, khususnya mengenai narkoba.
(7) Akan tetapi, buku ini juga bukan tanpa kelemahan. Satu ganjalan
pertama dalam membaca buku ini ialah adanya tulisan melingkar
(berbentuk seperti stempel) berbunyi “SMA/MA SMK” pada sampul.
Tulisan seperti stempel pada sampul ini jelas memberi kesan bahwa
buku ini hanya untuk siswa setingkat SLTA. Implikasinya adalah buku
ini memberi kesan sebuah buku pelajaran sekolah (textbook). Padahal
buku ini bukanlah buku pedoman yang perlu diajarkan kepada siswa.
(8) Buku ini, tampaknya, lebih tepat dan bermanfaat bagi para
pengampu pendidikan, misalnya pemerintah sebagai pengelola
sekolah, guru/pendidik, dan orang tua untuk dijadikan sebagai acuan
membuat suatu kebijakan pendidikan. Berbeda dengan buku ini, buku
yang berjudul Remaja dan bahaya narkoba – untuk Sekolah Lanjutan
Atas (Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti) ditujukan bagi pelajar dan
45. pembaca remaja. Jika buku yang disebut pertama menitikberatkan
pada praktik penyalahgunaan narkoba, buku yang disebut belakangan
membahas berbagai hal yang berkaitan dengan definisi narkoba, jenis-
jenisnya, dan bahaya serta sanksi bagi para pemakai, pengedar, dan
pembuatnya. Kemudian, jika buku pertama lebih mengedepankan
pendidikan karakter sebagai upaya mencegah penyalahgunaan
narkoba di kalangan pelajar, buku kedua mengutamakan pendekatan
agama dan pengetahuan terhadap sanksi hukum bagi pelajar sebagai
upaya mencegah penyalahgunaan narkoba.
(9) Meskipun terdapat perbedaan dalam hal pendekatan, kedua buku
tersebut ditulis sebagai upaya penyebaran virus-virus positif untuk
mencegah para pelajar agar tidak terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba.
46. (10) Buku Mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba melalui
pendidikan budaya dan karakter bangsa sangat berguna, khususnya
bagi para pengampu pendidikan dan pembuat kebijakan sekolah.
Informasi terperinci tentang fakta penyalahgunaan narkoba di kalangan
remaja/pelajar dapat dijadikan landasan dalam berupaya untuk
memerangi penyalahgunaan narkoba di sekolah-sekolah. Jadi, upaya
Suyadi dalam menguak dan menyingkap “lorong-lorong gelap”
peredaran narkoba di sekolah patut diberi apresiasi dan acungan
jempol.
47. Contoh buku-buku referensi:
• Functional English Grammar: An Introduction for Second Language Teachers,
Graham Lock, Cambridge University Press, 1996.
• Using Functional Grammar: An Explorer’s Guide, David Butt, Rondha Fahey,
Sue Spinks, & Collin Yallop, NCELTR, Macquarie University, 1998.
• Introducing Functional Grammar, Geoff Thompson, Arnold, 2004.
• Grammar and Meaning, Sally Humphrey, Louise Droga, & Susan Feez,
PETAA, 2012.
• Deploying Functional Grammar, James Martin, Christian matthiessen, &
Claire Painter, The Commercial Press, 2010 [Revised from Working with
Functional Grammar, Arnold, 1997].
48.
49. Soal-Soal tentang Genre sebagai Jenis Teks
Pilihlah A, B, C, atau D yang paling Anda anggap benar.
1) Genre faktual adalah genre:
A. yang didasarkan pada kenyataan dan rekaan.
B. yang didasarkan pada kenyataan.
C. yang didasarkan pada rekaan.
D. yang didasarkan pada ciri-ciri linguistiknya.
2) Teks tentang “Katak” yang diambil dari Wikipedia tergolong ke dalam:
A. artikel ilmiah.
B. laporan.
C. deskripsi
D. dongeng.
3) Tokoh “Katak” pada Katak Hendak Jadi Lembu adalah:
A. katak faktual.
B. katak fisional.
C. katak dalam pelajaran.
D. katak dalam berita.
4) Salah satu perbedaan antara teks deskripsi dan teks laporan adalah:
A. teks deskripsi bersifat umum, sedangkan teks laporan bersifat khusus.
B. teks laporan bersifat umum, sedangkan teks deskripsi bersifat khusus.
C. baik teks deskripsi maupun teks laporan bersifat umum.
D. baik teks deskripsi maupun teks laporan bersifat khusus.
5) Teks yang berisi keadaan tentang sesuatu yang disebabkan oleh keadaan sebelumnya dan
menyebabkan keadaan sesudahnya tergolong ke dalam genre:
A. deskripsi.
B. laporan.
C. eksposisi.
D. eksplanasi.
6) Teks eksposisi juga disebut teks:
A. analitis.
B. hortatoris.
C. argumentasi dua sisi.
D. argumentasi satu sisi.
50. 7) Teks diskusi juga disebut teks:
A. analitis.
B. hortatoris.
C. argumentasi dua sisi.
D. argumentasi satu sisi.
8) Naratif dapat berbentuk:
A. artikel ilmiah.
B. laporan penelitian atau survey.
C. dongeng atau cerita pendek.
D. berita dalam koran.
9) Teks makro adalah teks yang berfungsi sebagai:
A. penjelasan terhadap subgenre yang ada di dalamnya.
B. payung terhadap subgenre yang ada di dalamnya.
C. media tempat teks itu dimuat.
D. konteks yang melatarbelakang teks.
10) Teks mikro biasanya muncul sebagai:
A. teks yang telah dimodifikasi.
B. teks yang otentik.
C. teks dalam campuran.
D. teks mandiri.