1. BERBAGAI JENIS TEKS
Dr. Tri Wiratno, M.A.
Universitas Sebelas Maret
wiratno.tri@gmail.com
Teks Faktual versus Fiksional
Teks Makro versus Mikro
2. 1. Teks: Jenis dan Karakteristiknya
Definisi Teks:
Bahasa yang sedang menjalankan fungsinya
(Hasan, 1989)
satuan bahasa yang dimediakan secara tulis
atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk
mengungkapkan makna dalam konteks tertentu
pula (Wiratno, 2003)
3. Karakteristik Teks secara Umum:
Teks merupakan satuan bahasa;
Teks dapat dimediakan secara tulis atau lisan;
Teks ditata menurut struktur teks;
Teks mengungkapkan makna secara
kontekstual (untuk yang faktual), sedangkan
untuk teks yang nonfaktual makna
direkontekstualisasikan;
Teks bersifat fungsional: teks mempunyai
fungsi sosial atau tujuan sosial.
4. Teks, wacana, genre:
Teks dan wacana merupakan satu fenomena
yang dilihat dari dua sudut pandang yang
berbeda;
Teks – instantiasi (perwujudan, bentuk fisik);
wacana – makna yang terungkap dari bentuk.
Genre dalam arti sempit adalah jenis teks;
dalam arti luas, genre adalah proses sosial
yang melatarbelakangi lahirnya teks.
Teks dimaknai melalui konteks sosial dan
konteks budaya.
5. 2. Jenis-jenis Teks
Menurut konteks:
Faktual: deskripsi, laporan, rekon, prosedur,
eksplanasi, eksposisi, dan diskusi
Nonfaktual: rekon, anekdot, eksemplum, dan
naratif
Menurut hubungan logis pada genre:
Teks sederhana (tunggal) – genre mikro
Teks kompleks (majemuk) – genre makro
(Martin, 1985; Martin & Rose, 2008)
6. Genre mikro adalah genre tunggal yang berdiri
sendiri sesuai dengan jenis-jenis teks di atas.
Genre makro adalah genre kompleks atau teks
majemuk, yaitu teks yang berwujud dalam
campuran dari berbagai jenis teks.
Contoh genre makro: negosiasi, editorial, iklan,
brosur, surat, proposal, artikel ilmiah, dan
pidato.
Di dalam genre makro mungkin ditemukan satu
atau beberapa genre mikro sebagai subgenre.
7. 3. Karakteristik Teks secara Khusus
3.1 Faktual
Laporan
= Struktur teks: Pernyataan Umum ^ Klasifikasi
= Umum, universal
= Hubungan semantis: hiponimi, kohiponimi, yang
menunjukkan hubungan kelas dan subkelas
= Kelompok nomina: Inti (Benda) ^ Penjelas (Penjenis)
= Verba material dan relasional
= Konjungsi aditif
= Partisipan umum bukan manusia
8. Contoh: Bunga
Pernyataan Umum
Semua tanaman bunga terdiri atas empat organ penting: batang,
akar, daun, dan bunga.
Klasifikasi
Batang merupakan bagian terpenting pada tanaman bunga, baik pada
tanaman keras maupun pada tanaman perdu. Akar berada di
bagian bawah batang dan biasanya tumbuh di bawah tanah.
Sebagian tanaman bunga mempunyai akar tunjang, dan sebagian
yang lain mempunyai akar serabut. Daun melekat di ranting-
ranting di samping batang. Sebagian tanaman berdaun panjang
dan tipis, sedangkan sebagian yang lain tebal dan bulat. Ada daun
tunggal, ada pula daun bercabang. Bunga terletak di ujung ranting.
Bunga mengandung organ reproduksi. Pada sebagian besar
tanaman, dalam satu bunga terdapat organ betina dan organ
jantan. Dalam tanaman yang lain organ betina dan organ jantan
ditemukan pada bunga yang berbeda.
9. Deskripsi
= Struktur teks: Pernyataan Umum ^ Bagian yang
Dideskripsikan
= Unik, individual
= Hubungan semantis: meronimi, komeronimi, yang
menunjukkan hubungan keseluruhan dan bagian-
bagian
= Kelompok nomina: Inti (Benda) ^ Penjelas
(Pendeskripsi)
= Verba material dan relasional
= Konjungsi aditif
= Partisipan umum bukan manusia
10. Contoh: Ruang Belajarku
Pernyataan Umum
Ruang belajar adalah ruang pribadi, dan demikian pula milikku. Hanya
aku sendiri yang menggunakan ruang itu.
Bagian yang Dideskripsikan
Ruang belajarku luas, berukuran 4 meter x 4 meter. Lantainya bersih,
terbuat dari keramik. Dindingnya dicat biru, dan langit-langitnya
dicat putih.
Di siang hari, kamarku terang. Jendela dan pintunya menghadap ke
kebun. Udara segar langsung mengalir ke dalam. Suasananya
selalu sejuk, dan nyaman untuk belajar berlama-lama.
Di malam hari, ruang belajarku tetap nyaman dan terang. Lampu 80
watt yang tergantung di langit-langit itu cukup dapat menerangi
setiap sudut ruang. Ruang belajar yang nyaman merupakan surga
bagiku.
11. Rekon
= Struktur teks: Orientasi ^ Urutan Peristiwa ^
Reorientasi
= Peristiwa lampau dengan keterangan waktu lampau
= Verba material (dengan sedikit mental)
= Konjungsi: ketika, sebelum, sesudah, setelah itu,
sebelum itu, dst. digunakan untuk menata urutan
peristiwa
= Partisipan umum manusia
= Partisipan berbagi pengalaman dengan orang lain
12. Contoh: Berpariwisata ke Parang Tritis
Orientasi
Minggu lalu, saya dan keluarga saya berpariwisata ke Parang Tritis.
Parang Tritis adalah pantai di Samodra Indonesia yang terletak di
DIY.
Urutan Peristiwa
Pagi-pagi betul, kami semua telah dibangunkan. Sebelum berangkat,
ibu mempersiapkan makanan untuk bekal, ayah memanasi mobil,
saya dan adik saya menyiapkan kebutuhan kami masing-masing.
Di Parang Tritis, kami bermain-main di hamparan pasir. Kami berkejar-
kejaran. Kemudian, kami bermain layang-lanyang. Setelah itu,
kami naik kuda, mengelilingi pantai. Begitu matahari condong ke
barat, kami semua lelah. Tiba saatnya kami membuka bekal dan
makan bersama.
Reorientasi
Meskipun lelah, kami semua merasa berbahagia.
13. Prosedur
= Struktur teks: Tujuan ^ Langkah-langkah,
= Verba material,
= Imperatif untuk memberikan perintah atau arahan
kepada mitra bicara/pembaca (Kamu, Anda);
atau bentuk pasif,
= Konjungsi seperti pertama, kedua, sebelum, dan
sesudah untuk mengatur urutan langkah yang tidak
dapat dibalik-balik,
= Partisipan manusia.
14. Contoh: Cara Membuat Mi Instan
Tujuan
Cara memasak mi instan sangat sederhana.
Langkah-langkah
1. Rebus air sampai mendidih.
2. Masukkan mi ke dalam air mendidik itu, dan tunggulah selama 3
menit.
3. Sambil menunggu, siapkan di dalam mangkok campuran bumbu,
minyak bumbu, dan bubuk cabe.
4. Tuangkan mi yang sudah masak itu ke dalam mangkok, dan
aduklah sampai campuran bumbu rata.
5. Mi instan siap disajikan.
15. Eksplanasi
= Struktur teks: Pernyataan Umum ^ Urutan Sebab-
akibat,
= Verba material dan relasional,
= Bentuk aktif pada eksplanasi yang alami; bentuk aktif
pada eksplanasi rekayasa manusia,
= Konjungsi temporal dan kausal, seperti ketika,
setelah, asalkan, karena, sehingga, dan oleh sebab
itu untuk menerangkan hubungan sebab-akibat,
= Verba tertentu untuk menyatakan sebab-akibat,
seperti menyebabkan, mengakibatkan, membuat, atau
menghasilkan.
16. Contoh: Bagaimana Binatang Dapat Punah?
Pernyataan Umum
Binatang tertentu menjadi langka dan terancam punah sebagai akibat
dari perubahan kondisi alam, perilaku binatang pemangsa, dan
perburuan yang dilakukan oleh manusia.
Urutan Sebab-Akibat
Pertumbuhan penduduk di bumi ini menimbulkan bertambahnya
permukiman, pabrik, perkantoran, dan lain-lain. Pembangunan
permukiman, pabrik, dan perkantoran itu dilakukan dengan
memanfaatkan wilayah hutan tempat berbagai jenis binatang hidup.
Ketika hutan dirusak untuk tujuan-tujuan tersebut, habitat atau
wilayah tempat binatang-binatang itu hidup akan berkurang. Hal itu
menyebabkan ketersediaan pangan untuk binatang-binatang itu
berkurang. Perubahan kondisi alam yang demikian itu
menyebabkan kepunahan beberapa spesies binatang yang hidup
di hutan tersebut.
17. Urutan Sebab-Akibat
Binatang pemangsa atau predator juga dapat mengurangi jumlah spesies
binatang tertentu. Jumlah binatang terus berkurang karena binatang
ter-tentu memangsa binatang yang lain. Dalam habitat yang terus
menyempit, persaingan hidup di antara berbagai jenis binatang
menjadi makin ketat. Binatang yang lemah menjadi mangsa binatang
yang lebih kuat. Karena hewan tertentu memangsa binatang yang
lain, jumlah binatang yang dimangsa menjadi terus-menerus
berkurang hingga akhirnya punah.
Urutan Sebab-Akibat
Manusia ikut menyumbang kepunahan binatang karena manusia
memburu jenis binatang tertentu tanpa kendali. Perburuan dilakukan
untuk mendapatkan daging untuk dimakan oleh manusia atau untuk
tujuan perdagangan binatang secara tidak sah atau untuk dibunuh
agar bagian tubuhnya dapat dijual dengan harga mahal. Misalnya,
gajah diburu untuk diambil gadingnya, harimau diburu untuk diambil
kulitnya, kura-kura diburu untuk diambil cangkangnya. Jumlah
binatang itu terus berkurang. Perburuan binatang secara tidak
terkendali dapat menyebabkan jenis binatang tertentu punah.
18. Eksposisi
= Struktur teks: Pernyataan Pendapat ^ Argumentasi ^
Pernyataan Ulang Pendapat,
= Argumentasi satu sisi,
= Verba material, relasional, dan mental,
= konjungsi pertama, kedua, dan selanjutnya untuk
menata gagasan (tidak harus urut); atau konjungsi
bahkan, juga, sebagai contoh, misalnya, dan dengan
demikian untuk memperkuat gagasan; atau kelompok
kata yang bermakna konjungtif, seperti kenyataan
bahwa,
diketahui bahwa, dan dapat digarisbawahi bahwa,
= kata ganti persona saya, kami, atau kita untuk
menyatakan klaim pendapat atau keberpihakan,
= modalitas akan, pasti, harus, dan tentu sebagai kata-
kata pemagar.
19. Contoh: Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus
Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi
Pernyataan Pendapat
Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu
penting. Akan tetapi, apakah seseorang akan menjadi pemimpin
sosial atau pemimpin politik yang bagus pada kemudian hari tidak
selalu ditentukan oleh pendidikan formalnya. Diyakini bahwa
pengalaman juga menjadi faktor penentu untuk menuju kesuksesan.
Argumentasi
Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada
para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran
yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat
diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpin atau
menjadi orang terkenal di kemudian hari. Kenyataan bahwa di
sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya “mempelajari” teori,
sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk hidup
melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacam inilah
yang menghasilkan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin
sosial dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpin-pemimpin
itu lahir dari hal-hal yang mereka pelajari di masyarakat.
20. Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosial dan
politik, kita dapat menunjuk beberapa nama. Almarhum Adam Malik,
konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikan dasar tertentu,
diangkatmenjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan
formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar
secara otodidak. Almarhum Hamka adalah contoh pemimpin lain
yang lahir dari caranya belajar sendiri. Ia juga menjadi pemimpin
agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman belajar
pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan,
Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus,
tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian
sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat
termasyhur di dunia.
Pernyataan Ulang Pendapat
Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formal orang
hanya mempelajari cara belajar, bukan cara menjalani hidup.
Meskipun pendidikan formal diperlukan, pendidikan formal bukan
satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang untuk
menuju ke puncak kesuksesannya.
(Diadaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Inggris, 2003:
61—62; Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2013: 103-104)
21. Diskusi
= struktur teks: Isu ^ Argumentasi Mendukung ^
Argumentasi Menentang ^ Simpulan/Rekomendasi,
= Verba material, relasional, dan mental secara
proporsional,
= konjungsi yang menunjukkan kontras, seperti tetapi,
namun, namun demikian, di pihak lain, dan sebaliknya
untuk mempertentangkan dua gagasan yang
berlawanan yang mewakili masing-masing sudut
pandang,
= modalitas untuk membangun opini atau rekomendasi.
22. Contoh: Pro dan Kontra Penggunaan Energi Nuklir
Isu
Energi nuklir pada umumnya ditawarkan sebagai alternatif untuk
mengatasi krisis energi. Debat apakah penggunaan energi nuklir
adalah pilhan yang tepat belum berakhir. Sejumlah orang setuju
dengan penggunaan nuklir karena manfaatnya. Namun demikian,
sejumlah orang yang lain tidak setuju karena resikonya terhadap
lingkungan terlalu besar.
Argumentasi Mendukung
Orang-orang yang setuju dengan pengoperasian rektor nuklir biasanya
berargumentasi bahwa energi yang diproduksi dari reaktor nuklir
dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Reaktor tersebut dapat
memproduksi radioisotop yang dimanfaatkan di bidang medis,
industri, dan pertanian. Mereka juga mengklain bahwa energi nuklir
adalah satu-satunua pilihan yang layak untuk menjawab kebutuhan
energi yang terus-menerus bertambah. Menurut mereka, sumber-
sumber energi yang lain: minyak, batubara, dan gas alam cair tidak
terbarukan dan tidak aman, sedangkan energi nuklir dapat
diproduksi secara berkelanjutan dengan cara yang aman.
23. Sejumlah pejabat pemerintah juga mengemukakan bahwa energi jenis
ini adalah energi yang paling aman dalam kaitannya dengan
lingkungan dibandingkan dengan energi yang takterbarukan yang
disebutkan di atas. Mereka mengklaim bahwa reaktor tersebut
beroperasi atas basis dengan kebocoran nol, yang berarti bahwa
materi sisa diproses sehingga tidak ada sisa yang dibuang ke
lingkungan. Selain itu, mereka yakin, energi nuklir tidak akan pernah
menyebabkan polusi, tetapi energi yang lain, khususnya minyak dan
batubara, betul-betul menyebabkan polusi.
Argumentasi Menentang
Namun demikian, orang-orang yang tidak setuju dengan penggunaan
energi nuklir, di pihak lain, terus-menerus mengkritik bahwa
memilihnya sebagai alternatif yang paling bagus untuk mengatasi
kebutuhan energi yang terus bertambah adalah bodoh. Kebodohan
itu dapat dilihat dari pertanyaan mengapa mereka tertarik kepada
tenaga nuklir pada saat masih terdapat berlimpahnya sumber-
sumber energi alam: minyak, batubara, hidroelectrik, termo, dan
sebagainya.
24. Dalam reaksinya terhadap lingkungan, mereka menambahkan bahwa
pengoperasian tenaga nuklir tidak masuk di akal. Sejumlah LSM
yang memusatkan perhatian kepada usaha untuk menyelamatkan
lingkungan berargumentasi bahwa produk sisa tenaga nuklir betul-
betul menghancurkan lingkungandan kehidupan manusia. Di pihak
lain, betul bahwa jenis energi yang lain seperti minyak dan batubara
menyumbang polusi lingkungan, tetapi sumbangan energi seperti itu
masih dapat ditoleransi. Juga betul bahwa reaktor nuklir
menyediakan energi dalam jumlah besar, tetapi sumbangan energi
nuklir untuk menghancurkan lingkungan dan kehidupan tdak dapat
ditoleransi. Kebocoran pada sebuah reaktor, misalnya,
mengakibatkan kontaminasi tanah dan air di bawah inti nuklir, yang
membuat kehidupan manusia tidak memungkinkan sampai sejauh
bermil-mil di sekitarnya. Reaktor itu juga berbahaya bagi kehidupan
karena kebocoran radiasinya. Dalam hal ini, sering dikatakan bahwa
di bawah kontrol yang bagus tidak ada produk sisa pecahan
dimungkinkan untuk bocor keluar dari reaktor. Akan tetapi siapa
dapat menjamin ini?
25. Simpulan/Rekomendasi
Jelaslah bahwa energi nuklir harus dihindari karena energi nuklir itu
membahayakan lingkungan. Jika kita bersikukuh untuk
menggunakannya, sementara itu radiasinya dikontrol dengan
sangat lemah, maka hal itu akan membunuh kita sendiri cepat atau
lambat. Pemerintah harus betul-betul memperhatikan kenyataan itu
dan merevisi pilihan tersebut.
(Diadaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa
Inggris, 2003: 66-67)
26. 3.2 Nonfaktual
Rekon
= Teks rekon yang nonfaktual pada dasarnya sama
dengan teks rekon yang faktual. Perbedaannya
terletak pada isi yang dimuat.
= Di bawah teks faktual, rekon didasarkan pada
peristiwa nyata, tetapi di bawah teks nonfaktual, rekon
didasarkan pada peristiwa dalam khayalan atau
rekaan.
27. Contoh: Kejadian di Rumah Susun
Orientasi
Hari-hari berjalan seperti biasa.Tetangga sepasang suami isteri yang
tinggal di lantai bawah saya tadi malam menyelenggarakan pesta
bersama teman-teman mereka.
Urutan Peristiwa
Mereka berkumpul dan beramai-ramai, tetapi hal itu tidak terlalu
mengganggu, meskipun Jane, isteri saya, terbangun berkali-kali.
Akan tetapi, di pagi harinya, ketika saya membuka pintu garasi di lantai
dasar, saya tidak dapat mengeluarkan mobil dari garasi, karena di
depan pintu terdapat mobil lain yang menutupi separo jalan keluar.
Padahal, saya harus mengantarkan Jane ke kantornya. Dugaan
saya, itu pasti mobil tamu yang datang ke pesta tadi malam.
28. Ternyata mobil tersebut bukan milik tamu. Saya menanyakannya ke
sepasang suami isteri itu, tetapi mereka tidak tahu pemiliknya. Lalu
saya menelpon polisi. Ketika polisi datang, polisi itu tidak dapat
berbuat apa-apa kecuali memberikan surat tilang yang diselipkan di
wiper depan. Betul-betul sia-sia. Kami dengan susah payah
mendorong mobil itu agar sedikit bergeser.
Reorientasi
Akhirnya, saya dapat mengeluarkan mobil dan mengantarkan Jane ke
tempat kerja.
(Diadaptasikan dari English Text: System and Structure, 1992)
29. Anekdot
= Struktur teks: Abstrak^Orientasi^Krisis^ Reaksi^Koda.
= Secara interpersonal, perasaan jengkel dan konyol
seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan
reaksi kepada pihak lain mengenai pertentangan
antara nyaman/tidak nyaman, aman/tidak aman,
puas/frustrasi, dan tercapai/gagal.
= Partisipan cenderung menyalahkan pihak lain (apabila
negatif) atau merasa terbantu olehnya (apabila positif).
= Dalam hal yang negatif, anekdot sering dijadikan alat
kritik.
30. Contoh: Kejadian di Rumah Susun
Abstrak
Saya tinggal di rumah susun. Saya mempunyai pengalaman yang
memalukan tadi pagi.
Orientasi
Tetangga sepasang suami isteri yang tinggal di lantai bawah saya tadi
malam menyelenggarakan pesta bersama teman-teman mereka.
Tadi malam mereka sangat gaduh, isteri saya terbangun berkali-
kali, tetapi tidaklah mengapa.
Krisis
Lalu tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan keluar
kami. Saya mengira bahwa mobil itu milik seseorang yang ikut pesta
tadi malam. Saya mengetuk pintu tetangga saya itu. Saya ketuk
pintunya berkali-kali, tetapi tak seorang pun keluar.
31. Saya kira mereka masih tertidur karena mereka berpesta-pora sampai
larut malam, sehingga saya ketuk-ketuk terus dengan keras: pintu,
jendela, dan apa pun yang dapat saya ketuk dalam jangkauan.
Akhirnya, seorang laki-laki terbangun dan melongok keluar jendela.
Saya menjelaskan persoalan yang terjadi. Ternyata, pesta tadi
malam itu bukan pestanya. Rumah susun ini terbagi menjadi dua
sisi, dan itu adalah pesta orang yang tinggal di sisi sebelah
belakang.
Reaksi
Lelaki itu terlihat tidak berkenan, karena, seperti saya dan Jane, ia juga
tidak dapat tidur semalam, terganggu oleh pesta tetangga di sisi
sebelah lain itu!
Koda
Saya masih belum tahu mobil siapa yang menghalangi jalan keluar
kami itu.
32. Eksemplum
= Struktur teks: Abstrak^Orientasi^Insiden^
Interpretasi^Koda
= Secara interpersonal, peristiwa pada eksemplum
dianggap insiden yang menjadi bahan renungan.
= Partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi,
tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.
= Menurut partisipan insiden itu tidak perlu terjadi
33. Contoh: Kejadian di Rumah Susun
Abstrak
Saya mempunyai pengalaman gila pagi tadi.
Orientasi
Tetangga sepasang suami isteri yang tinggal di lantai bawah saya tadi
malam menyelenggarakan pesta bersama teman-teman mereka.
Tadi malam mereka sangat gaduh, dan isteri saya terbangun
berkali-kali.
Insiden
Pagi tadi, ada sebuah mobil yang diparkir di depan pintu garasi,
sehingga menghalangi pintu keluar mobil saya. Saya kira mobil itu
milik seseorang yang mengikuti pesta tadi malam. Saya mengetuk
pintu tetangga itu dan menanyakan hal ini kepada mereka, tetapi
mereka tidak tahu. Saya bertanya kepada tentangga yang lain,
sebelum saya menelpon polisi, dengan harapan polisi dapat
menindak pemilik mobil dan menyingkirkanya.
34. Interpretasi
Namun demikian, meskipun polisi itu datang dengan cepat, polisi
itu tidak dapat berbuat banyak. Polisi itu hanya dapat
memberikan surat tilang yang diselipkan di wiper depan.
Pengalaman ini sungguh gila. Seseorang memarkir mobil di depan
pintu garasi dan menghalangi jalan keluar mobil saya. Saya hanya
dapat menunggu sampai pemilik mobil datang dan
memindahkannya. Kalau saya memindakan mobil itu, saya harus
masuk secara paksa ke dalamnya, lalu membebaskan rem tangan,
sebelum didorong ke tempat lain.
Koda
Mobil sial itu masih berada di situ sampai siang.
35. Naratif
= Struktur teks: Abstrak^Orientasi^Komplikasi^
Evaluasi^Resolusi^Koda
= Teks naratif pada umumnya dijumpai pada dongeng,
hikayat, legenda, cerita pendek, novel, atau drama.
= Partisipan saling bergesekan, sehingga timbullah
konflik.
= Konflik dievaluasi untuk mendapatkan solusi.
36. Contoh: Sahabat sejati
Abstrak
Betapa enak menjadi anak orang kaya. Semua serba ada. Segala
keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia.
Orientasi
Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah
selalu diantar mobil mewah dengan sopir pribadi. Meskipun
demikian, ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka
sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul.
37. Seperti pada kawan-kawan Iwan yang datang ke rumah. Mereka
disambut secara kekeluargaan sehingga mereka betah kalau main di
rumah Iwan.
Komplikasi
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumah
momon masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT.
Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya, Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia
tak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin nengok!”
katanya bersemangat.
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk. Tapi lama tak ada yang
membuka. Kemudian ia menanyakan ke tetangga sebelah rumah
Momon.
38. Ia mendapat keterangan bahwa Momon sudah dua minggu ikut orang
tuanya pulang ke desa. Menurut kabar berita, bapaknya di-PHK dari
pekerjaan.
Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya
mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa
melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati.
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu.
Setiap pulang sekolah wajahnya selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau
pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur.
“Momon, Pa”.
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan
menggeleng.
39. Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut
orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka
katanya ingin menjadi petani saja”.
Evaluasi
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya
dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, tanya deh, Pak RT atau ke tetangga
sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Aku ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan
memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat rumah
Momon di desa itu!” kata Papa.
40. Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah
Momon di desa. Ia merasa senang.
Ini karena berkat pertolongan pemililk rumah yang pernah dikontrak
keluarga Momon.
Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah
Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke
dalam.Tempatnya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau dengan
naik ojek. Jaraknya kurang lebih dua kilometer.
Kedatangan mereka disambut orang tua Momon dan Momon sendiri.
Betapa gembira hati Momon tatkala bertemu Iwan. Mereka
berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.
Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara
mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau mau
pindah ke desa.
41. “Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah tak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita
bisa berjumpa kembali!”
Resolusi
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan
kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua
Momon tidak berkeberatan, dan menyerahkan segala keputusan
kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau
ikut kami ke Bandung. Kami anggap kamu itu sudah seperti
keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” tanya
Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala
biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya
bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan
Bapak yang mau membantu saya.”
42. Koda
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat dan memeluk
Iwan. Tampak mata Iwan dan Momon berkaca-kaca. Karena
merasa bahagia.
Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah
sahabat sejati yang tak terpisahkan.
Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya masih
tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat
nenek Momon yang sudah tua.
Oleh Suhartono
Bobo No.35/XXVI
http://www.diaryremaja.com/cerpen-sahabat-sejati.html
43. 3.3 Teks dalam Genre Makro
Contoh: Ulasan Buku “Perangi Narkoba”
= Struktur teks: Orientasi ^ Tafsiran Isi ^ Evaluasi ^
Rangkuman Evaluasi
= Pada masing-masing tahapan dalam struktur teks
terdapat genre mikro yang sesuai
44. PERANGI NARKOBA
Judul : Mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba melalui
pendidikan budaya dan karakter bangsa
Penulis : Suyadi
Penerbit : Penerbit Andi, Yogyakarta
Tahun : 2013
Halaman : 178 halaman + 10 halaman prakata dan daftar isi
Bahasa : Indonesia
Sampul : Latar putih, merah, dan hitam
45.
46. (3) Buku ini memaparkan data dan fakta seputar penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja/siswa. Melalui sebuah penelitian
lapangan, Suyadi berhasil menemukan lorong-lorong gelap sebagai
tempat berlangsungnya praktik penyalahgunaan narkoba oleh
kalangan pelajar. Dari penelitian itu pula, Suyadi menangkap banyak
paradoks penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja atau siswa
menengah.
(4) Satu di antara paradoks itu ialah rentannya kalangan remaja/siswa
terperangkap ke dalam penyalahgunaan narkoba, pada satu sisi,
padahal bangsa kita adalah bangsa yang religius serta pendidikan
nasional kita mengajarkan karakter pancasilais, pada sisi lain. Gejala
inilah yang menjadi dorongan utama bagi Suyadi untuk melakukan
penelitian saintifik mengenai pola persebaran “penyakit narkoba” di
kalangan remaja/siswa.
(5) Dengan metodologi penelitian yang terukur serta analisis teoretik
yang mendalam, Suyadi menemukan tiga fakta tentang
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja di Yogyakarta. Ketiga
fakta itu berkenaan dengan tingginya penyalahgunaan narkoba di
47. kalangan pelajar, permisifnya guru dan agresifnya polisi, serta kurang
efektifnya penyuluhan narkoba di sekolah. Buku sebagai hasil
penelitian ini juga menjawab pertanyaan tentang mengapa
remaja/pelajar rentan terhadap penyalahgunaan narkoba dan tentang
“lorong-lorong gelap” peredaran narkoba di sekolah. Buku ini juga
menyajikan tawaran pemecahan penyalahgunaan narkoba di sekolah.
Semuanya diuraikan secara terperinci dengan disertai ilustrasi,
sehingga mudah ditangkap dan mengesankan. Selain paparan data
yang terperinci kuat dan terperinci, buku ini juga disajikan dengan
menggunakan tabel dan gambar ilustrasi sehingga tampak lebih ilmiah
dan menarik.
(6) Banyak sekali keunggulan yang terkandung dalam buku ini. Di
antaranya ialah buku ditulis berdasarkan penelitian dengan metodologi
saintifik. Karena berdasarkan penelitian, yang dituliskan bukan sekadar
opini penulis, melainkan data nyata dan faktual. Selain itu, buku ini
memberikan informasi secara terperinci dengan disertai ilustrasi,
48. sehingga mudah ditangkap dan mengesankan serta memberi arahan
pencegahan penyalahgunaan narkoba. Setidaknya, buku ini sangat
berguna menambah khasanah ilmu, khususnya mengenai narkoba.
(7) Akan tetapi, buku ini juga bukan tanpa kelemahan. Satu ganjalan
pertama dalam membaca buku ini ialah adanya tulisan melingkar
(berbentuk seperti stempel) berbunyi “SMA/MA SMK” pada sampul.
Tulisan seperti stempel pada sampul ini jelas memberi kesan bahwa
buku ini hanya untuk siswa setingkat SLTA. Implikasinya adalah buku
ini memberi kesan sebuah buku pelajaran sekolah (textbook). Padahal
buku ini bukanlah buku pedoman yang perlu diajarkan kepada siswa.
(8) Buku ini, tampaknya, lebih tepat dan bermanfaat bagi para
pengampu pendidikan, misalnya pemerintah sebagai pengelola
sekolah, guru/pendidik, dan orang tua untuk dijadikan sebagai acuan
membuat suatu kebijakan pendidikan. Berbeda dengan buku ini, buku
yang berjudul Remaja dan bahaya narkoba – untuk Sekolah Lanjutan
Atas (Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti) ditujukan bagi pelajar dan
49. pembaca remaja. Jika buku yang disebut pertama menitikberatkan
pada praktik penyalahgunaan narkoba, buku yang disebut belakangan
membahas berbagai hal yang berkaitan dengan definisi narkoba, jenis-
jenisnya, dan bahaya serta sanksi bagi para pemakai, pengedar, dan
pembuatnya. Kemudian, jika buku pertama lebih mengedepankan
pendidikan karakter sebagai upaya mencegah penyalahgunaan
narkoba di kalangan pelajar, buku kedua mengutamakan pendekatan
agama dan pengetahuan terhadap sanksi hukum bagi pelajar sebagai
upaya mencegah penyalahgunaan narkoba.
(9) Meskipun terdapat perbedaan dalam hal pendekatan, kedua buku
tersebut ditulis sebagai upaya penyebaran virus-virus positif untuk
mencegah para pelajar agar tidak terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba.
50. (10) Buku Mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba melalui
pendidikan budaya dan karakter bangsa sangat berguna, khususnya
bagi para pengampu pendidikan dan pembuat kebijakan sekolah.
Informasi terperinci tentang fakta penyalahgunaan narkoba di kalangan
remaja/pelajar dapat dijadikan landasan dalam berupaya untuk
memerangi penyalahgunaan narkoba di sekolah-sekolah. Jadi, upaya
Suyadi dalam menguak dan menyingkap “lorong-lorong gelap”
peredaran narkoba di sekolah patut diberi apresiasi dan acungan
jempol.
51. Struktur Teks Genre Mikro yang
Diharapkan
Fungsi Retoris
•Identitas
(Opsional)
•Orientasi
•Tafsiran Isi
•Evaluasi
•Rangkuman
Evaluasi
•Deskripsi
•Deskripsi ( dan atau
meliputi Eksposisi)
•Deskripsi (dan atau
meliputi Rekon)
•Diskusi (dan atau
meliputi Eksplanasi)
•Deskripsi (dan atau
meliputi Eksposisi)
•Menyajikan gambaran mengenai wujud dan ciri-ciri buku
yang diulas.
•Menyampaikan informasi tentang jenis buku yang diulas.
•Memposisikan buku yang diulas (beserta jati diri
penulisnya dan sasaran pembacanya).
•Menyampaikan pendapat pengulas tentang buku itu.
•Menyampaikan uraian mengenai ilmu apa yang diulas di
buku itu, cocok tidaknya dengan pembaca yang dituju, dan
adakah buku lain selain buku yang diulas tersebut.
•Menceritakan hal yang dilakukan penulis saat ia menulis
buku itu.
•Menyajikan isi buku itu bab demi bab.
•Menyampaikan penilaian terhadap buku yang diulas
dalam berbagai hal dengan menunjukkan keunggulan dan
kelemahannya, melalui perbandingan dengan buku
sejenis.
•Menyampaikan kembali apakah pendapat pengulas di
atas benar adanya, dan buku itu memang dibutuhkan oleh
pembaca yang dituju.
Tabel 1. Struktur Teks dan Genre Mikro pada Ulasan
Buku
(Diambil dari draft buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Perguruan Tinggi,
2014)
52. Contoh buku-buku referensi:
Functional English Grammar: An Introduction for Second Language
Teachers, Graham Lock, Cambridge University Press, 1996.
Using Functional Grammar: An Explorer’s Guide, David Butt,
Rondha Fahey, Sue Spinks, & Collin Yallop, NCELTR, Macquarie
University, 1998.
Introducing Functional Grammar, Geoff Thompson, Arnold, 2004.
Grammar and Meaning, Sally Humphrey, Louise Droga, & Susan
Feez, PETAA, 2012.
Deploying Functional Grammar, James Martin, Christian
matthiessen, & Claire Painter, The Commercial Press, 2010
[Revised from Working with Functional Grammar, Arnold, 1997].