Ki Hajar Dewantara adalah bapak pendidikan Indonesia yang mendirikan sistem pendidikan Taman Siswa dan memperkenalkan metode pendidikan "among". Ia juga merupakan aktivis kemerdekaan dan pendiri organisasi Budi Utomo serta Indische Partai. Ajaran-ajarannya tentang pendidikan, ekonomi rakyat, dan kebudayaan menginspirasi generasi penerus bangsa.
2. SEJARAH KI HAJAR DEWANTARA
KI Hajar Dewantara merupakan salah satu
pahlawan nasional yang memiliki
kontribusi sangat penting dalam
pemperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu Ki Hajar Dewantara merupakan aktivis
pergerakan kemerdekaan Indonesia ,kolimnis,politisi,
dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi
Indonesia . Beliau bergabung dalam organisasi Budi
Utomo, dan merupakan pendiri organisasi Indische
Partai dengan Douwes Deker dan Cipto
Mangunkusumo.
Dengan pengalaman mengajar beliau bertekad untuk
membebaskan rakyat Indonesia dari kebodohan
untuk mewujudkan Indonesia Merdeka beliau
mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada 3
Juli 1922.
Ki Hajar Dewantara merupakan Bapak
Pendidikan Indonesia yang menciptakan sistem
pendidikan perjuangan dengan metode
among. Sebagai Bapak Pendidikan, sudah
seyogyanya ajaran-ajarannya dianut untuk
menjadi pedoman dalam pembelajaran di
Indonesia.
3. AJARAN KI HAJAR DEWANTARA
TRI
PUSAT
PENDIDIKAN
TRILOGI
KEPEMIMPINAN
PEMBELAJARAN
BIDANG
KEBUDAYAAN
TRIKON
SISTEM
AMONG
Sistem among ini diimplementasikan
sebagai realisasi dan asas
kemerdekaan diri tertib damainya
masyarakat, atau demokrasi dan
pimpinan kebijaksanaan dengan laku
“tut wuri handayani”. Among
(mengemong), berarti memberi
kebebasan pada anak didik dan
pamong akan bertindak bila anak didik
akan berbuat/melakukan tindakan
yang membahayakan keselamatannya.
Ajaran trikon yang selalu diajarkan oleh Ki
Hadjar Dewantara dalam pengembangan
kebudyaan adalah kontinyu, konvergen, dan
konsentris. Kontinyu adalah peningkatan dan
pengembangan kebudayaan sebagai
kelanjutan dari kebudayaan yang sudah ada.
Kontinyu ini juga diartikan sebagai
keberlanjutan.
Trilogi kepemimpinan/pembelajaran yang
juga menjadi icon kementerian
pendidikan dan budaya Republik
Indonesia adalah Ing ngarso sung
tuladha, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani yang artinya didepan
memberi contoh, di tengah memberikan
dorongan dan di belakang selalu
menyemangati.
Merupakan sistem pendidikan Tamansiswa
yang dilakukan dalam perguruan (sistem
Paguron) yang memusatkannya tiga
lingkungan Pendidikan: keluarga,sekolah dan
masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut
saling berkaitan erat dilaksanakan dalam
bentuk perguruan yang mensyaratkan
adanya rumah pamong, kegiatan belajar
mengajar, kegiatan berlatih, kegiatan hidup
kemasyarakatan berasaskan kekeluargaan,
dan pondok asrama bagi anak didik.
4. AJARAN YANG BERUPA FATWA
1.Lawan sastra ngesti mulya
Dengan ilmu pengetahuan/budaya mencita-citakan kebahagiaan dan kesejahteraan.
2.Suci tata ngesti tunggal
Dengan suci hati, dalam keadaan yang teratur, tertib mencita-citakan persatuan,
kesempurnaan.
3.Ning-neng-nung-nang
Kesucian fikiran kebatinan yang didapat dengan ketenangan hati, itulah yang mendatangkan
kekuasaan dan jika sudah ada tiga tiganya maka kemenangan akan menjadi bahagia kita
Dengan fikiran yang hening, tenang, diam tidak mudah emosi, memiliki keteguhan, kekuatan
hati akhirnya memperoleh kemenangan. Ning dari kata hening, tenang; neng dari kata
meneng, diam, tidak emosi, tidak gegabah; nung dari kata hanung, teguh, kuat, sentosa; dan
nang dari kata menang, wewenang.
4.Ngandel-kendel-bandel-kandel
Ngandel: percaya kepada Tuhan, percaya diri; kendel: berani, berani karena benar; bandel:
tahan banting, tidak mudah putus asa; kandel: tebal, tebal kepercayaan, tebal imannya.
Percaya akan memberikan pendirian yang tegak, maka kemudian kendel (berani), dan bandel
(tidak lekas ketakutan, tawakal) akan menyusul sendiri.
5. Ajaran yang Berupa Fatwa
5.Bibit-bebet-bobot
Dalam membentuk keluarga yang baik, sejahtera, perlu memperhatikan bibit, bebet, bobot.
Bibit: benih yanng dimaksud anak (calon pengantun); bebet: yang menurunkan (orangtua, asal
usul) dari keluarga yang baik ataukah tidak, mempunyai penyakit yang menurun atau tidak, dst;
bobot: berat, yang dimaksud adalah mutu dan kualitas.
6.Hak diri untuk menuntut salam dan bahagia
setiap orang memiliki hak untuk memperoleh kebahagiaan, dan kesejahteraan.
7.Salam bahagia diri tidak boleh menyalahi damainya masyarakat.
8.Alam hidup manusia adalah alam hidup pembulatan:
bahwa manusia hidupnya tidak terlepas dari keadaan alam, ekologi. Manusia yang mampu
menyatu dengan alam itulah yang dapat bahagia
9.Dengan bebas dari segala ikata dan dalam kesucian, kita berhamba kepada sang anak.
10.Tetep – antep – mantep
Tetep: ketetapan hati, tetap pada pendiriannya tidak tergoyahkan oleh pengaruh negatif.
Antep: berat, berbobot, bermutu. Mantep: mantap, tetap pada pilihannya. Ketetapan fikiran
dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang dan jika tetep dan antep itu sudah
ada, maka mantep itu datang juga, yakni tidak dapat diundurkan lagi.
6. AJARAN YANG BERSIFAT PETUNJUK OPERASIONAL
PRAKTIS
TRI PANTANGAN TRI NGA ( Ngerti, Ngroso, Nglakoni )
TRI HAYU
TRI JUANG
TRI N ( Niteni, Nirokke ,Nambahi )
Dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara adalah pantangan yang
tidak beloh dilakukan oleh semua orang yang ingin meraih
kesuksesan adalah Penyalahgunaan
kekuasaan/kewenangan, penyalahgunaan keuangan dan
pelanggaran kesusilaan/moral.
Merupakan cita-cita Ki Hadjar Dewantara dalam hidup.
Hasil renungan para tokoh pejuang kemerdekaan dalam
kelompok “sloso Kliwonan” yang menjadi garis dan tujuan
perjuangan,yaitu Memayu hayuning sariro, yang artinya
membahagiakan diri, Memayu hayuning bongso, yang
artinya membahagiakan bangsa, dan Memayu hayuning
manungso yang artinya membahagiakan umat manusia.
Tri nga merupakan implementasi dari seseorang yang
telah memiliki ilmu pengetahuan. Seseorang jika telah
memiliki pengetahuan (ngerti) tentang suatu hal, maka ia
harus memiliki rasa ingin melakukan hal yang sesuai
dengan pengetahuan yang ia miliki. Dan tidak hanya
sampai ingin (ngroso), tetapi hendaknya ia melakukan
(nglakoni) dari ilmu pengetahuan yang ia miliki.
Berjuang memberantas kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan.
Tri N (Niteni, nirokke, nambahi) : Tri N ini merupakan ajaran
yang mengajarkan kita dalam menemukan temuan yang lebih
baik dan anti plagiatisme. Untuk membuat hal baru kita harus
melihat terlebih dahulu produk yang sudah ada, meniru
bagaimana cara pembuatannya, dan menambahi inovasi hasil
pikir dari individu tersebut sebagai pembeda dari hasil yang
sudah-sudah.
7. Konsep Ki Hajar di Bidang Ekonomi
1.Dilakukan sebagai usaha bersama yang
berasas kekeluargaan dan kemanusiaan.
2.Sumber daya pokok dikuasai negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat.
3.Distribusi hasil ekonomi disalurkan secara
merata dan profesional.
4.Tujuan ekonomi untuk
menyalambahagiakan diri pribadi tiap orang,
seluruh bangsa Indonesia, dan umat manusia
pada umumnya.
Ekonomi Kerakyatan Usaha Ekonomi Berciri Khas Pancadharma
1.Menjunjung tinggi adanya kekuasan Tuhan yang Mahakuasa
terhadap alam seisinya (kodrat alam).
2.Dalam mengusahakan ekonomi harus menggunakan iptek,
imtaq, etika, estetika,dan life skill (kebudayaan).
3.Dalam mengusahakan ekonomi harus memerdekakan pikiran
dan perbuatan manusia sejauh mampu menjaga tertib
damainya persatuan dalam kehidupan bersama (kemerdekaan).
4.Dalam mengusahakan ekonomi harus memperhatikan konsep
dasar kebangsaan yaitu religius, humanistis, dan kultural
(kebangsaan).
5.Dalam mengusahakan ekonomi harus memperhatikan
manusia sesuai kodrat, harkat, dan martabatnya (kemanusiaan).