2. •
•
•
•
•
•
•
Ernata M. Paembonan
Febriyanti
Fitriya Hamid
Hardiyanti
Ihsan Islami Syam
Indah Fulgarini. T
Irnayanti
•
•
•
•
•
•
•
Irwan Haris
Kristiani
Leni Marlina
Meilatri Riber
Muh. Syarifurisman
Musfirah
Nur Fauziah Kasim
3. Enterpreunership
Enterpreunership (kewirausahaan) adalah usaha
untuk menciptakan gagasan baru dengan caracara yang ekstrem dan mau mengubah sesuatu
yang tidak bernilai atau bernilai rendah menjadi
sesuatu yang bernilai tinggi.
4. Enterpreunership
Seorang wiraswasta yang unggul memiliki sifat-sifat:
•
•
•
•
•
Kreatif
Inovatif
Originalitas
Berani mengambil risiko
Berorientasi ke depan dan
mengutamakan prestasi
• Tahan uji
•
•
•
•
•
Tekun
Tidak gampang patah semangat
Bersemangat tinggi
Berdisiplin baja, dan
Teguh dalam pendirian.
5. Ada tiga poin penting dalam berwirausaha:
1. Keyakinan akan impian besar.
2. Keyakinan bisa mencapai impian itu, dan
3. Berani berubah serta berani mengambil resiko.
Hakekat membangun jiwa kewirausahaan meliputi:
1. Pembentukan mindset dengan sikap mental.
2. Pembekalan pengetahuan & keterampilan seluk-beluk
bisnis, dan
3. Pemanfaatan segenap sumberdaya yang tersedia, serta
kebijakan dan lingkungan usahanya yang mendukung.
6. Penerapan strategi tersebut juga didasarkan pada
tiga unsur yang saling berinteraksi, yaitu:
1. Kemauan
2. Kemampuan, dan
3. Kesempatan dalam berwirausaha.
7. Masalah Pengangguran di Indonesia
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang
tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.
8. Jenis dan Macam Pengangguran
1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi
dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka
lamaran pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan
tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian
suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber
daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
9. 2. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek
yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya
seperti petani yang menanti musim tanam, tukang jualan
duren yang menanti musim durian.
11. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya
bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
Pengangguran di Indonesia kini mencapai 8,59 juta orang atau 7,41
persen dari total angkatan kerja di Nusantara sebanyak 116 juta
orang. Dari segi persaingan internasional hasil survei "World
Economic Forum 2010" menunjukkan Indonesia berada pada
peringkat 54 dari 133 negara yang disurvei.
12. Ada tiga faktor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat
pengangguran di Indonesia. Ketiga faktor tersebut adalah;
1. Ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan
lapangan kerja.
2. Ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran),
dan
3. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah.
Lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak
sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki.
“Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan
tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan
ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang
siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan job yang disediakan,”
13. Dengan munculnya mental berwirausha yang kuat, maka dengan
wirausaha :
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan di bidang
produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan
dan sebagainya.
3. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan
pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya.
4. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri,
disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.
5. Memberi contoh kepada orang lain, bagaimana kita harus
bekerja keras.
6. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros
14. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan
adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat
dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi
yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
15. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain
dapat digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan
industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri
untuk merangsang timbulnya investasi baru.
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti
home industri.
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap
tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya.
16. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di
sektor lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
17. Jenis-Jenis Pelatihan Kewirausaan untuk Pengangguran :
1. Pelatihan budi daya ikan darat (tambak lele,tambak
gurame,dan lain-lain).
2. Pelatihan budi daya kambing etawa (kambing penghasil
susu).
3. Pelatihan pembuatan kue kecil.
4. Pelatihan budidaya ayam negeri dan ayam petelur.
5. Pelatihan tata rias pengantin.
6. Pelatihan tata boga.
7. Pelatihan bengkel motor.
8. Pelatihan sablon dan percetakan
26. Sikap &Pandangan Orang Tua Selama
ini:
Anak Harus Fokus dengan
Pendidikan
Anak Harus Belajar dan Menghafal
Memanjakan Anak dgn
Membebaskan pekerjaan Rumah
(konsep salah didik)
Petani,Buruh,Tukang dll bukanlah
suatu pekerjaan
Ingin Anaknya menjadi PNS
30. Strategi Orang tua untuk mengatasi
pengangguran pada anak-anak
setelah dewasa
1. Mewarisi anak-anak yg semangat
kerja (Etos kerja)
2. Sunguh-sungguh dan belajar
MANDIRI
3. Berhenti memanjakan anak-anak
4. Learning by doing
5. Akctivity on job training
6. Memberikan nilai-nilai
keterampilan (life skill)
7. Kepintaran berganda
(berbahasa,berhitung,IT,bergaul,
beribadah dll.)