Dokumen tersebut membahas tentang kewajiban-kewajiban dalam penyelenggaraan jenazah secara Islam, yang meliputi memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah. Kewajiban-kewajiban tersebut bersifat fardu kifayah, artinya wajib dilaksanakan oleh sebagian umat agar terlepas dari dosa, meskipun jika tidak ada yang melaksanakan maka semua dianggap bersalah
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Kewajiban dalam penyelenggaraan jenazah hukumnya fardu kifayah
1.
2. Kewajiban dalam penyelenggaraan
jenazah hukumnya fardu kifayah. Maksud dari
fardu kifayah adalah kewajiban yang ditujukan
kepada banyak orang, dan apabila sebagian
dari mereka telah mengerjakannya, maka
terlepaslah sebagian yang lain dari kewajiban
itu, tetapi jika tidak ada seorang pun yang
mengerjakannya maka mereka semuanya
berdosa.
Adapun beberapa kewajiban yang
harus ditunaikan oleh seorang muslim dalam
penyelenggaraan jenazah adalah memandikan
jenazah, mengafani jenazah, menyalatkan
jenazah, dan terakhir menguburkannya.
2
3. Memandikan jenazah berarti membersihkan badan dari kotoran dan
najis dengan menggunakan air yang bersih, suci, dan mengalir disertai
sabun yang bisa membersihkan kotoran yang masih menempel di atas kulit.
Artinya:
Dari Ibnu Abbas. Ia berkata, “Ada seorang laki-laki Bersama Nabi Muhammad
saw. ia sedang ihram terjatuh dari untanya lalu ia meninggal, Rasulullah saw.
bersabda, “Mandikanlah ia dengan air serta daun bidara (atau dengan sesuatu
yang bisa menghilangkan daki dari kulit, seperti sabun). (H.R. al-Bukhari: 1719
dan Muslim: 2096) 3
4. 4
Syarat Jenazah Wajib Dimandikan
• Jenazah beragama Islam.
• Tubuh dari jenazah tersebut ada
wujudnya meskipun sebagian
kecilnya.
• Jenazah tersebut bukanlah jenazah
orang yang mati syahid.
Orang yang Berhak Memandikan Jenazah
• Seorang muslim baik laki-laki
maupun perempuan
• Orang yang memandikan sama jenis
kelaminnya dengan jenazah yang
dimandikan, kecuali suami/istrinya
atau orang yang masuk dalam
kategori mahramnya.
• Orang yang paling dekat
kekerabatannya dengan jenazah.
• Apabila orang yang paling dekat
kekerabatannya dengan jenazah
sudah tidak ada maka hak
memandikan itu berpindah kepada
keluarga jauh yang berpengetahuan
cukup serta amanah.
5. 5
Kain kafan diambil dari harta si mayit sendiri jika ia
meninggalkan harta. Kalau ia tidak meninggalkan harta,
maka kain kafannya menjadi kewajiban orang yang wajib
memberinya belanja ketika ia masih hidup. Kalau orang
yang wajib memberinya belanja itu juga tidak mampu
maka diambilkan dari baitulmal, dan diatur menurut
hukum islam. Jika baitulmal tidak ada atau tidak teratur
maka hal itu menjadi kewjiban muslim di sekitarnya.
6. 6
Sesuai dengan
H.R. at-Tirmizi: 915 bahwa
karakteristik kain kafan
yang digunakan untuk
jenazah baik laki-laki
maupun perempuan,
hendaknya berwarna
putih.
7. 7
Jenazah Laki-laki
Sekurang-kurangnya selapis
kain yang menutupi selruh badan
jenazah, baik jenazah laki-laki maupun
jenazah perempuan.
Adapun tuntunan yang paling
utama adalah tiga helai kain kafan
untuk jenazah laki-laki yang menutupi
seluruh badannya. Sebagian ulama
berpendapat satu dari tiga lapis itu
adalah izar (kain yang disarungkan),
sedangkan dua lapis lagi menutupi
seluruh badannya.
Jenazah Perempuan
Kain kafan yang digunakan untuk
jenazah perempuan, yang paling utama
adalah lima helai kain.
• Satu helai kain bawahan, baju, tutup
kepala, kerudung atau cadar, dan kain
yang menutupi seluruh badannya.
8. Syarat Sah
8
Hukum menyalatkan jenazah adalah fardu kifayah. Apabila dalam
suatu kampung tidak seorang pun yang mau menyalatkan jenazah maka
smua warga yang ada di perkampungan tersebut dihukumi dosa.
Rukun Salat
• Terpenuhinya syarat-syarat
salat pada umumnya
• Salat jenazah dilakukan
setelah jenazah dimandikan
dan dikafani
• Posisi jenazah diletakkan di
sebelah kiblat orang yang
menyalatkan.
1) Niat salat jenazah
2) Takbir 4x termasuk takbiratul
ihram
3) Membaca surah al-Fatihah
setelah takbiratul ihram
4) Membaca selawat kepada Nabi
Muhammad saw. sesudah takbir
kedua.
5) Mendoakan jenazah setelah
takbir ketiga
6) Berdiri jika mampu
7) Mengucapkan salam sesudah
takbir keempat
9. 9
1) Mengangkat tangan
pada waktu
mengucapkan takbir.
2) Israr (merendahkan
suara bacaan)
3) Membaca ta’awwuz
10. 10
Hukum menguburkan jenazah adalah fardu kifayah. Adapun
kedalaman kuburan yang sempurna adalah sedalam tinggi manusia
ditambah satu hasta, dengan Panjang sepanjang jenazah ditambah kira-kira
0.5 meter, dan lebar kurang lebih 1m.
Lubang kubur disunnahkan menggunakan lubang lahad yakni
kerukan lubang kecil di pinggir galian kubur sebelah kiblat sebagai tempat
untuk meletakkan jenazah kemudian ditutup dengan papan, bambu, atau
yang lainnya.
Jika tanah kuburan tidak keras atau bercampur pasir sehingga tidak
bisa dibuat lubang lahad maka dibuat lubang tengah (lubang kecil di tengah
kubur untuk meletakkan jenazah).