Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Iman kepada qadha dan qadar berarti yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta telah ditentukan oleh Allah sejak zaman azali, namun manusia tetap memiliki tanggung jawab untuk berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuannya. Iman ini membuat manusia lebih sabar menghadapi cobaan dan bersyukur terhadap nikmat.
2. A.
Pengertian
Qadha
dan
Qadar
PENGERTIAN QADHA
Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum,
ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan.
Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau
ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala
sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan
iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati,
dan seterusnya.
3. A.
Pengertian
Qadha
dan
Qadar
PENGERTIAN QADAR
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran.
Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan
(qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan
iradah-Nya.
Qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi
semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan
terjadi.
4. B. Iman
Kepada
Qada dan
Qadar
Beriman kepada qada dan qadar adalah menyakini dengan
sepenuh hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi
semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan
kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana
ini telah ditetapkan olehAllah SWT.
5. C. DALIL –
DALIL
TENTANG
BERIMAN
TERHADAP
QADHA DAN
QADAR
a. Q.S Ar-Ra’d ayat 11 :
لُهَُاتبِّقعمُنمُنيبُهيديُنموُلخُهفُهونظفحيُنمُرمأُّاَللُّنإ
ُّاَللالُِّريغيامُموقبىّتحُِّريغيواامُمهسفنأباذإوُادرأُّاَللُموقب
اًءوسالفُّدرمُهلاموُمهلُنمُهوندُنمُالو
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia
6. C. DALIL –
DALIL
TENTANG
BERIMAN
TERHADAP
QADHA DAN
QADAR
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya),
dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya.
(QS .Al-Furqan ayat 2).
7. D. Takdir
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya
ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar
atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian
segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk
manusia.
8. E. Takdir
Mua’llaq
dan Takdir
Mubram
a.Takdir mua’llaq
Yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Contohnya seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur
pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan
tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia
menjadi insinyur pertanian.
b.Takdir mubram
Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia.
Contoh.Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau
dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit
putih dan sebagainya.
9. F. Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam
hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya
agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat
terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh,
sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan dan keterampilannya.
10. G.
Hubungan
antara
qadha dan
qadar
dengan
ikhtiar
Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang
artinya :
”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya
selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal
darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah
mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan
menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya,
amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.”
(HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
11. G.
Hubungan
antara
qadha dan
qadar
dengan
ikhtiar
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah
ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan.Walaupun setiap
manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia
hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar.
Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan
tidak datang dengan sendirinya.
12. H.
Sunnatullah
Menurut bahasa sunnatullah berasal dari kata sunnah yang
bersinonim dengan tariqah yang berarti jalan yang dilalui atau
sirah yang berarti jalan hidup. Kemudian, kata tersebut digabung
dengan lafalAllah sehingga menjadi kata sunatullah yang berarti
ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt. yang berlaku atas
segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.
13. H.
Sunnatullah
Sunnatullah terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyu
yang tertulis dalam bentuk lembaran atau dibukukan, yaitu Al-
Qur’an.
2. Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis
dan berupa kejadian atau fenomena alam.Contohnya, matahari
terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat.
Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu :
1. Kedua-duanya berasal dari Allah swt.
2. Kedua-duanya dijamin kemutlakannya.
3. Kedua-duanya tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum
lainnya.
14. I. Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan.
Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya
kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu
pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut,
"Tawakkal ialah menyandarkan kepadaAllah swt tatkala
menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam
waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa
yang tenang dan hati yang tenteram.
15. J. Ciri
Beriman
Kepada
Qadha dan
Qadar.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada
kenyataan hidup yang dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang
berbentuk positif dan terkadang negatif, seperti :
• ada yang memuaskan ada yang tidak,
• ada yang menyenangkan ada yang menyusahkan,
• ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya.
16. J. Ciri
Beriman
Kepada
Qadha dan
Qadar.
Contoh :
• Orang beriman yang tertimpa musibah menanggapi kenyataan ini
dengan kesabaran dan ketabahan. Kesabaran dan ketabahan
merupakan sika positif yang dinilaiAllah SWt dengan pahala. Jadi,
selama dia sabar dan tabah, selama itu pula pahalanya terus mengalir.
• Orang beriman ketika mendapatkan keberuntungan besar bersyukur
dan merasa bahwa semua itu karunia dariAllah SWT. Untuk itu ia
ingin berbagi kepada orang lain dengan menafkahkan sebagian
keuntungannya tersebut.
• Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa
dirinya tidak berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya
melampiaskannya dengan berbagai macam perbuatan yang merusak,
seperti melamun, merokok, mengkonsumsi narkoba, bahkan ada
yang bunuh diri.
• Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang
berlimpah malah menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa
bahwa yang didapatnya itu semata-mata merupakan prestasi yang
harus diraakan dan dia berhak dan bebas menggunakan sesuka
hatinya.
17. K. Hikmah
Beriman
kepada
Qada dan
qadar
a. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
c. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
d. Menenangkan jiwa