Sektor pertanian dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks, termasuk salah satunya adalah akses terhadap teknologi dan lain sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset, dan masyarakat petani. Penyediaan pelatihan dan aksesibilitas terhadap teknologi pertanian yang inovatif perlu ditingkatkan, sambil memperkuat kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan. Selain itu, penting untuk membangun kapasitas petani dalam mengelola hasil produksi dan memperkuat resiliensi mereka terhadap risiko ekonomi. Langkah-langkah ini akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan produktivitas pertanian, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan nasional secara keseluruhan.
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Analisis Masalah-Masalah dalam Pembangunan Pertanian
1. MASALAH-MASALAH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pembangunan Pertanian
Dosen Pengampu: Assoc. Prof. Dr. Reny Sukmawani., M.P.,
Disusun oleh Kelompok 13:
Ujang Apriasnyah : (2230311042)
M Taufik Ali Irmawan : (2230311063)
Beni Rahman : (2230311060)
Illa Amanah Lillah : (2230311086)
Daniel Ago Herlambang : (2230311014)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2023
2. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................1
BAB II LOKASI DAN METODE....................................................................................2
2.1. Lokasi ...................................................................................................................2
2.2. Metode..................................................................................................................2
BAB III HASIL SURVEY................................................................................................3
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................11
BAB V DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
LAMPIRAN.......................................................................................................................13
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, yang
dimana tidak hanya menyediakan pangan bagi penduduknya akan tetapi hal tersebut juga berperan
penting dalam meningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun begitu, sektor pertanian juga
dihadapkan pada sejumlah permasalahan-permasalahan yang menghambat perkembangannya dan
permasalahan tersebut harus segera diatasi. Faktor-faktor seperti permasalahan terhadap teknologi
modern, kelembagaan, masalah dalam pengolahan pasca panen, permodalan, pemasaran, kualitas
sumberdaya manusia, koordinasi dengan pihak terkait, pembangunan insfrastruktur, akses
terhadap informasi, perizinan, degradasi lahan, dan masalah kurangnya pembinaan serta
penyuluhan terhadap para petani yang seringkali menjadi sebuah hambatan dalam meningkatkan
produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian.
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
Dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembangunan pertanian, tujuan
utamanya adalah meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan di pedesaan, dan
mencapai keberlanjutan Pembangunan Pertanian. Diperlukan adanya upaya untuk
mengembangkan inovasi teknologi yang ramah lingkungan, memberikan pelatihan dan pendidikan
kepada petani tentang praktik pertanian yang berkelanjutan, serta meningkatkan akses terhadap
sumber daya yang diperlukan seperti air, bibit unggul, dan pembiayaan. Selain hal tersebut, perlu
juga adanya koordinasi yang terjalin antara pemerintahan, sektor swasta, dan masyarakat demi
untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pertanian yang berkelanjutan dan memastikan
adanya inklusivitas dalam pembangunan pertanian sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat.
4. 2
BAB II
LOKASI DAN METODE
2.1. Lokasi
Adapun lokasi yang menjadi target kami untuk melakukan survey serta wawancara terhadap
para petani yaitu sebagai berikut:
1) Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Gegerbitung, Desa Cijurey, Kampung Rancabungur,
RT09 RW02.
2) Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Sukaraja, Desa Sukamekar, Kampung Cijeruk Girang,
RT04 RW11.
3) Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Caringin, Desa pasir datar, Kampung Pasir Letik,
RT02 RW 01.
4) Kabupaten Sukabumi, Kecamatan kadudampit, Desa cipetir, Kampung Cijarian Tengah,
RT17 RW05.
5) Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Simpenan, Desa Kertajaya, Kampung Cigadog, RT01
RW01.
2.2. Metode
Dalam melakukan survei wawancara terhadap para petani guna mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi, metode yang kami gunakan dalam pelaksanaannya
melibatkan pendekatan kualitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur dan terbuka.
Pendekatan ini memungkinkan para petani untuk menyampaikan pengalaman dan pandangan
mereka secara mendalam dan memungkinkan identifikasi permasalahan yang terdeteksi.
Wawancara juga memberikan kesempatan bagi kami untuk memahami konteks lokal dan juga
dinamika sosial yang memengaruhi praktik-praktik pada sektor pertanian. Selain itu, metode ini
memfasilitasi interaksi langsung antara kami dan para petani guna menciptakan lingkungan yang
mendukung untuk memahami pengungkapan informasi yang lebih detail dan akurat.
5. 3
BAB III
HASIL SURVEY
Tabel 1.1. Hasil Survey Wawancara Petani
NO
INDIKATOR
MASALAH
MASALAH YANG
DIHADAPI PETANI
HARAPAN PETANI REKOMENDASI PENANGANAN
1 Teknologi
• Masih mengelola
pertaniannya
secara Tradisional
• Pemantauan
Pertanian masih
dilakukan secara
manual
• Pemahaman dan
keahlian terhadap
teknologi masih
jauh
• kurangnya akses
ke informasi pasar
secara real-time,
sulitnya
mengelola
inventaris dan
permintaan
terkendala
jaringan yang sulit
di akses
• kesulitan
mengakses
teknologi
pertanian modern
yang dapat
meningkatkan
hasil produksi,
namun
memerlukan
investasi modal
yang signifikan
• Ingin adanya
bantuan Alsintan
seperti Traktor,
Mesin Pompa
Air dan dan lain
sebaginya
• Kedepannya dari
dinas pertanian
bisa
memberikan
edukasi dan
sosialisasi
terhadap
pemahaman
teknologi
• akses mudah dan
cepat terhadap
informasi terkini
mengenai teknik
pertanian
terbaik,
perkiraan cuaca,
dan harga pasar
• Sosialisasi dan edukasi
teknologi pertanian dan
Mendorong dukungan
pemerintah untuk
penyediaan akses internet
dan pelatihan teknologi bagi
petani melalui program
pembinaan
• Berdasarkan kondisi dan
konteks sosial di negara
Indonesia pemerintah harus
melakukan Reformasi
Agraria dengan fundamental
framework yang jelas
sebagai prasyarat agar ke
depannya suatu intervensi
teknologi di sektor pertanian
dapat berfungsi optimal dan
efektif.
• Untuk dinas pertanian
memberikan edukasi ssecara
langsung kepada para petani
yang ada di lahan supaya
lebih tepat sasaran
• Menggunakan aplikasi
mobile yang memberikan
akses langsung ke informasi
pasar secara real-time,
membantu petani
mendapatkan data harga dan
permintaan terkini.
2 Kelembagaan
• Ada Kelompok
Tani akan tetapi
tidak aktif atau
tidak lagi berjalan
dan jauh dari
sasaran seperti
(adanya bantuan
mulai dari
alsintan, bibit dsb,
akan tetapi
• Dari pihak
pemerintah
mungkin bisa
lebih
memperhatikan
para petani dan
juga buruh tani
secara langsung
• Menghidupkan
lagi Kelompok
• Pemerintah perlu melakukan
perbaikan pada birokrasi,
good governance, aturan
main, infrastruktur, dan
pengembangan BUMDes
dengan modal gotong royong
dalam mengatasi
permasalahan pada sektor
pertanian.
6. 4
bantuan itu tidak
sampai)
• Adanya BUMdes
tetapi tidak
berjalan begitupun
Koperasi Desa nya
juga, karena dana
yang tidak jelas
• mengalami
keterbatasan
sumber daya
seperti modal,
bibit unggul, dan
teknologi
pertanian modern
• Tidak
mendapatkan
dukungan dari
kelembagaan
pertanian
• Tidak adanya
tempat untuk
petani berkeluh
kesah yang
menghasilkan
solusi terhadap
permasalahan
yang dihadapi
• Kartu Subsidi
pupuk di persulit
dan banyak
gangguannya
(kadang-kadang
hangus, sehingga
harus di perbaiki
sendiri ke kota)
Tani dan
BUMdes
• Obat-obatan
jangan terlalu
mahal
• Bantuan pupuk
harus benar-
benar terlaksana
jangan sampai
dipersulit
• Petani perlu meningkatkan
kapasitas mereka dalam
mengelola kelembagaan
pertanian. Hal ini dapat
dilakukan melalui pelatihan
dan pendidikan tentang
manajemen kelembagaan
pertanian.
• Petani harus dapat lebih aktif
dalam kegiatan kelembagaan
pertanian. Hal ini dapat
dilakukan dengan
meningkatkan partisipasi
dalam kegiatan kelembagaan
pertanian seperti rapat,
pertemuan, dan lain-lain.
• Pelatihan intensif dalam
pemanfaatan teknologi
pertanian sederhana dan
efisien, seperti penggunaan
aplikasi pertanian untuk
pemantauan tanaman
• Pengenalan varietas tanaman
yang lebih tahan terhadap
fluktuasi cuaca dan
perubahan iklim
• Pihak yang memberikan
bantuan terhadap petani bisa
lebih profesional dalam
menjalankan tugasnya
3
Pengolahan
dan Pasca
Panen
• Proses Pasca
Panen masih
menggunakan
alat-alat
tradisional
• Hasil panen masih
di olah di pabrik
padi dengan
sistem sewa
• Tidak adanya
peran lembaga
atau pihak lain
yang mendukung
petani untuk
• Hadirannya
peran
pemerintah
untuk bisa
membantu
petani ketika
mengalami
penurunan
produksi
• Ingin hasil
panen yang
maksimal dan
unggul
• Petani perlu melakukan
penanganan pasca panen
yang baik agar hasil
pertanian dapat bertahan
lama dan tidak cepat rusak.
Beberapa cara penanganan
pasca panen yang baik antara
lain pencucian, curing,
sortasi, pelilinan,
penghilangan warna hijau
(degreening), pengemasan,
dan pengepakan
• Petani perlu mengadopsi
teknologi modern dalam
7. 5
melakukan
pengolahan hasil
panen, sehingga
kurangnya
diversifikasi
terhadap pangan
yang sudah di
panen petani
• Limbah pertanian
masih di olah
secara tradisional
dan manual
• Obat-obatan
mahal
• Keterbatasan
fasilitas
penyimpanan yg
dapat
menyebabkan
kerugian pasca
panen akibat
kerusakan atau
pembusukan
sayuran
• Ingin
mempunyai
mesin-mesin
pemotongan dan
pengemasan
yang efisien
untuk
meningkatkan
produktivitas
dan kualitas
produk.
pengolahan dan pasca panen
hasil pertanian. Pemerintah
setempat dapat melakukan
sosialisasi kepada
masyarakat desa tentang
perkenalan teknologi,
penggunaan teknologi,
manfaat teknologi, dan lain-
lain
• Pendirian unit penyimpanan
yang memadai, seperti
gudang penyimpanan yang
dilengkapi dengan teknologi
pengatur suhu dan
kelembaban. Penyuluhan
mengenai teknik
penyimpanan yang tepat juga
penting
4 Permodalan
• Tidak ada
program dari
pemerintah terkait
permodalan yang
diberikan kepada
petani
• Tidak adanya
dukungan
permodalan dari
pemerintah
ataupun dari
lembaga lainnya
• Fluktuasi musim
menyusahkan
petani dari segi
permodalan
• Tidak ada
perhitungan yang
terstruktur
ataupun terencana
terhadap
permasalahan
keuangan
• Ingin adanya
permodalan
untuk
melakukan
usaha tani demi
memajukan dan
kelancaran
petani dalam
usaha taninya
• Pemerintah agar
mempermudah
petani dalam
mendapatkan
pembiayaan
dengan syarat
yang terjangkau
• Adanya program
subsidi atau
bantuan
pemerintah yang
dapat membantu
mengurangi
biaya produksi
• Menghidupkan lagi
Kelompok Tani agar bisa
mengakses bantuan-bantuan
dari dinas pertanian untuk
bisa membantu dari segi
permodalan petani maupun
buruh tani
• Menyediakan program sewa
atau bagi hasil, di mana
petani dapat menggunakan
teknologi tanpa harus
mengeluarkan investasi
modal awal yang besar
5 Pemasaran
• Akses pasar yang
sulit sehingga
membutuhkan
• Nilai jual produk
mahal agar
• Membangun relasi dengan
pelanggan dan mitra bisnis
dapat membantu
8. 6
pihak ketiga untuk
pemasaran dan itu
menjadi sebuah
permasalahan
pada bagian
pendapatan karena
tidak adanya relasi
dan transportasi.
• Pemasaran masih
secara manual dan
belum melakukan
pemasaran secara
digital
• Tidak adanya
peran dari pihak
pemerintah atau
yang lainnya
dalam membantu
petani untuk
melakukan
pemasaran
• Tidak adanya
strategi pemasaran
yang dilakukan
petani
petani bisa
sejahtera
• Ingin adanya
bantuan dari
pemerintah
untuk
menyediakan
transportasi
ketika pasca
panen
meningkatkan akses pasar.
Anda dapat
mempertimbangkan untuk
menghadiri acara bisnis atau
bergabung dengan
komunitas bisnis untuk
membangun jaringan dan
memperluas jangkauan
pasar.
• Pemasaran digital dapat
membantu memperluas
jangkauan pasar dan
meningkatkan efektivitas
pemasaran. Anda dapat
mempertimbangkan untuk
menggunakan media sosial,
iklan online, atau situs web
untuk mempromosikan
produk Anda
• Regulasi perdagangan yang
sederhana dan transparan
dapat mempermudah
perdagangan hasil pertanian,
sehingga dapat
meningkatkan efisiensi pada
sektor pertanian
• Pengembangan pasar lokal
dapat membantu petani
dalam memasarkan
produknya, sehingga dapat
meningkatkan pendapatan
petani dan mengurangi
ketergantungan pada pasar
ekspor
6
Kualitas
Sumber Daya
Manusia
• Yang melakukan
tani adalah petani
yang berumur di
atas 40 tahunan ke
atas
• Tenaga kerja
mahal
• Ingin dapat
perlindungan
dan dukungan
terhadap petani
dari
pemerintahan
• Memberikan upah yang
layak, jaminan sosial, dan
fasilitas kesehatan yang
memadai agar petani muda
dapat tertarik untuk terjun di
pertanian
• Memberikan akses ke
teknologi pertanian modern
dan pelatihan dalam
penggunaannya oleh pihak
terkait
7 Koordinasi
• Tidak adanya
peran
kelembagaan atau
pemerintah dalam
memfasilitasi
• Pemerintah
Harus tau
kondisi petani
secara lapangan
apa yang
• Infrastruktur yang memadai
dapat mempermudah
distribusi hasil pertanian ke
pasar, sehingga dapat
mengurangi biaya logistik
9. 7
koordinasi
antarpetani atau
antarstakeholder
• Koordinasi yang
terjalin dalam segi
mitra bisnis tidak
ada
• Kurangnya
pengelolaan
koordinasi,
sehingga ketika
terjadinya situasi
krisis seperti
fluktuasi harga
petani akan secara
tiba-tiba kaget dan
mengalami
kerugian secara
mendadak
• Kurangnya
koordinasi
pemerintah
terhadap petani
ataupun
sebaliknya
menjadi
permasalahan
dari petani
dan meningkatkan efisiensi
sektor pertanian
• Menjalin koordinasi antara
petani dan pemerintah secara
berkala agar komunikasi
tetap berjalan lancar, dan
memudahkan dalam
menjalin proses kerjasama
dan keberlanjutan
kesejahteraan pertanian
8 Insfrastruktur
• Insfrastrukur yang
dimiliki masih
terbilang masih
tradisional mulai
dari proses
pengolahan
sampai pasca
panen
• Pengairan atau
Irigasi rusak dan
tidak ada tindak
lanjut dari pihak
pemerintah untuk
di perbaiki
• Transportasi untuk
proses bertani
mulai dari
pengolahan
sampai pasca
panen itu masih
mengandalkan
ojek
• Tidak adanya
program
pemerintah yang
• Adanya tindak
lanjut dari
pemerintahan
untuk mengatasi
permasalahan
yang di hadapi
petani dari segi
insfrastruktur
• Peningkatan infrastruktur
pendukung dalam proses
pertanian hingga pasca
panen dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas
sektor pertanian dilakukan
dengan membangun jalan,
irigasi, dan fasilitas pasca
panen yang memadai
• Perlu adanya pengembangan
infrastruktur lahan dan air:
Pembangunan infrastruktur
lahan dan air yang memadai
dapat meningkatkan
produktivitas dan nilai
tambah produk, membuka
akses pembiayaan petani,
memperkokoh kelembagaan
usaha ekonomi produktif,
serta menciptakan sistem
penyuluhan yang efektif
• Peningkatan Infrastruktur
yang memadai dapat
mempermudah distribusi
hasil pertanian ke pasar,
10. 8
mendukung
terhadap
insfrastruktur
yang dibutuhkan
petani
sehingga dapat mengurangi
biaya logistik dan
meningkatkan efisiensi
terhadap sektor pertanian
9 Informasi
• Kekurangannya
informasi yang
didapat oleh
petani terhadap
perkembangan
atau praktik-
praktik pertanian
• Ingin dibantu
dari segi
peralatan
modern seperti
smartphone
untuk bisa
mendapatkan
informasi-
informasi di
sektor pertanian
• Peningkatan aksesibilitas
informasi pertanian dapat
dilakukan melalui
pengembangan aplikasi
mobile, website, dan media
sosial yang mudah diakses
oleh petani
• Pelatihan dan pendampingan
dapat membantu petani
dalam memahami dan
mengimplementasikan
teknologi informasi yang
tepat guna.
• Pengembangan jaringan
kerjasama antarpetani,
pemerintah, dan lembaga
swadaya masyarakat dapat
membantu dalam
memperoleh informasi yang
akurat dan terkini mengenai
kondisi pasar, teknologi
pertanian, dan kebijakan
pemerintah
10 Perizinan
• • Diberikan akses
ataupun
perizinan untuk
bisa
mengembangkan
pertanian dan
dibantu dari
segala-galanya
• Penerapan sistem OSS
(Online Single Submission)
dapat mempermudah proses
perizinan usaha pertanian,
sehingga dapat
meningkatkan efisiensi pada
sektor pertanian.
• Peningkatan aksesibilitas
informasi mengenai
perizinan usaha pertanian
dapat dilakukan melalui
pengembangan aplikasi
mobile, website, dan media
sosial yang mudah diakses
oleh petani
11 Lahan
• Kepemilikan
lahan pertanian
Petani yang
sempit, sehingga
hanya bisa
mencukupi
• Ingin memiliki
lahan sendiri
• Melakukan pemantauan
secara teratur terhadap
keberadaan hama tanaman.
• Peningkatan kualitas bibit
dengan cara memilih bibit
yang berkualitas dan tahan
11. 9
kebutuhan
keluarganya saja.
• Produktivitas hasil
pertanian jadi
berkurang karena
terserang hama
dan penyakit
terhadap serangan hama dan
penyakit
• Melakukan diversifikasi
tanaman pangan dengan cara
menanam berbagai jenis
tanaman pangan untuk
mengurangi risiko gagal
panen akibat cuaca ekstrem
atau serangan hama dan
penyakit
• Pencegahan dan
penanggulangan HPT
dengan melakukan
pengendalian hama,
penyakit, dan gulma secara
terpadu dan terencana
• Meningkatkan efisiensi
penggunaan air dengan
membangun sistem irigasi
yang baik dan memanfaatkan
teknologi irigasi yang tepat
lewat gotong royong
masyarakat
12
Pembinaan
dan
Penyuluhan
• Tidak adanya
Pembinaan
ataupun
Penyuluhan
terhadap petani
lokal dari pihak
pemerintah
ataupun pihak
lainnya
• Tidak adanya
program
penyuluhan
khusus untuk
petani muda
• Kurangnya
pengetahuan
tentang
pengolahan tanah
yang
berkelanjutan
• BPP harus
datang ke petani
secara langsung
untuk bisa
memberikan
penyuluhan
terhadap sektor
pertanian
• Mendapatkan
akses yang lebih
baik seperti
benih unggul,
pupuk organik,
dan pembiayaan
untuk
meningkatkan
produksi dan
kualitas hasil
pertanian
• program penyuluhan untuk
memperkenalkan teknik
penanaman tertentu dengan
pupuk organik
• Penyuluhan pertanian harus
dilakukan secara profesional
dan terencana. Penyuluhan
yang baik dapat membantu
petani dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan
dalam menghadapi
permasalahan di lapangan.
Selain itu, penyuluhan juga
harus disesuaikan dengan
kebutuhan petani dan kondisi
lingkungan sekitar.
• Petani harus memiliki akses
yang mudah dan cepat
terhadap informasi terkait
pertanian. Hal ini dapat
dilakukan dengan
memperbanyak media
informasi seperti website,
aplikasi mobile, dan media
sosial. Selain itu, penyuluhan
juga dapat dilakukan melalui
12. 10
media online seperti video
tutorial dan webinar.
• Sumber daya manusia yang
berkualitas sangat penting
dalam pembinaan dan
penyuluhan pertanian. Oleh
karena itu, perlu dilakukan
pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia yang
terkait dengan pertanian.
Pelatihan dapat dilakukan
untuk meningkatkan
keterampilan petani dalam
mengelola lahan pertanian,
mengembangkan produk
pertanian, dan memasarkan
hasil pertanian.
• Melakukan kerjasama antar
stakeholder seperti
pemerintah, swasta, dan
masyarakat sangat penting
dalam pembinaan dan
penyuluhan pertanian.
Dengan adanya kerjasama
yang baik, maka
permasalahan yang dihadapi
petani dapat diatasi dengan
lebih baik. Selain itu,
kerjasama juga dapat
membantu dalam
mempercepat pembangunan
pertanian berkelanjutan di
Indonesia.
13. 11
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil survei wawancara dengan para petani, dapat disimpulkan bahwa sektor
pertanian dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks, termasuk salah satunya adalah
akses terhadap teknologi dan lain sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan
pendekatan holistik yang melibatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset, dan masyarakat
petani. Penyediaan pelatihan dan aksesibilitas terhadap teknologi pertanian yang inovatif perlu
ditingkatkan, sambil memperkuat kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan. Selain itu,
penting untuk membangun kapasitas petani dalam mengelola hasil produksi dan memperkuat
resiliensi mereka terhadap risiko ekonomi. Langkah-langkah ini akan memberikan kontribusi
positif dalam meningkatkan produktivitas pertanian, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan
nasional secara keseluruhan.
15. 13
LAMPIRAN
Tabel 1.2. Data Identitas Petani dan Dokumentasi
NAMA IDENTITAS PETANI DOKUMENTASI
Ujang
Apriansyah
PETANI PADI DAN
SAYURAN
Nama Petani : Jaenudin
Umur Petani : 59 Tahun
Lulusan : SD
Luas Lahan : 1020 Hektar
(lahan garapan), 33 Are
(Lahan Sendiri)
Kategori : Pemilik Lahan
dan Buruh
16. 14
M Taufik
Ali
Irmawan
PETANI SAYURAN
Nama Petani : Andriani
Umur Petani : 39 Tahun
Lulusan : SMP
Luas Lahan : 1 hektar
Kategori : Penggarap
Beni
Rahman
PETANI CABAI
Nama Petani : Dede
Umur Petani : 53 Tahun
Lulusan : SD
Luas Lahan : 1 Hektar
Kategori : Pemilik Lahan
17. 15
Illa Amanah
Lillah
PETANI SAYURAN
Nama Petani : Jaelani
Umur Petani : 40 Tahun
Lulusan : SMP
Luas Lahan : 1 Hektar
Kategori : Penggarap
Daniel Ago
Herlambang
PETANI PADI DAN
DURIAN
Nama Petani : Saepudin
Umur Petani : 51 Tahun
Lulusan : SMP
Luas Lahan : 1,625 Hektar
Kategori : Pemilik Lahan