SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
1
EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI DALAM
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA BUDIDAYA PADI
SAWAH DI DESA KURO KECAMATAN PAMPANGAN KABUPATEN
OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN
PROPOSAL EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN
MARINI
NIRM. 02.01.18.022
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
KEMENTRIAN PERTANIAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanaahu wa ta’ala
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Evaluasi Penyuluhan Pertanian dengan judul Evaluasi Pengetahuan Dan
Sikap Petani Dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Padi Sawah Di Desa Kuro
Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan
dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing Dedy Kusnadi,
SP., M.Si dan Drs. Achdiyat, M.Pd yang telah membimbing dan memberikan
banyak saran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ait Maryani, SP., M.Pd
selaku ketua Prodi Penyuluhan Pertanian. Ungkapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada kedua orangtua yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil dan doa serta kasih sayangnya. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Palembang, Januari 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................. 1
Tujuan ................................................................................................................ 2
Manfaat .............................................................................................................. 2
TINJAUAN TEORITIS........................................................................................ 3
Penyuluhan Pertanian....................................................................................... 3
Evaluasi Penyuluhan Pertanian....................................................................... 4
Tujuan Evaluasi............................................................................................. 4
Jenis Evaluasi................................................................................................. 5
Prinsip-Prinsip Evaluasi Penyuluhan Pertanian ........................................ 5
Metode Evaluasi............................................................................................. 6
Tahap-Tahap Evaluasi .................................................................................. 6
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan........................................................... 7
Pengendaian Hama Secara Terpadu ............................................................... 8
PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................................................... 10
Lokasi dan waktu ............................................................................................ 10
Sasaran kegiatan.............................................................................................. 10
Populasi dan Sampel ....................................................................................... 10
Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 10
Instrumen Evaluasi ......................................................................................... 11
Uji Validitas.................................................................................................. 11
Uji Reliabilitas.............................................................................................. 12
Teknik Analisis Data....................................................................................... 13
Analisis Data................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17
LAMPIRAN......................................................................................................... 18
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kategori Penilaian Dengan Menggunakan Nilai Interval....................... 13
Tabel 2. Variabel, Indikator dan Parameter Pengetahuan..................................... 14
Tabel 3. Variabel, Indikator dan Parameter Sikap ................................................ 15
Tabel 4. Variabel, Indikator dan Parameter Keterampilan ................................... 15
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman padi merupakan komoditi pangan utama dari semua kalangan
masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kebutuhan
pangan terus meningkat setiap tahunnya, peningkatan produksi pangan tidak
sebanding dengan laju pertambahan penduduk, sehingga diperlukanya pertanian
berkelanjutan yang berhubungan terhadap pengendalian hama terpadu.
Pengendalian hama terpadu merupakan suatu system pengendalian hama
daam konteks hubungan antara dinamika populasi dan lingkungan suatu jenis hama
yang menggunakan berbagai teknik yang kompatibel untuk menjaga agar populasi
hama tetap beradaa di bawah ambang kerusakan ekonomi.
Pengendalian hama terpadu yang diterapkan dalam pengelolaan tanaman
padi belum begitu diketahui dan diterapkan petani padi di Desa Kuro Kabupaten
Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan, sehingga sangat diperlukan
penyuluhan pengendalian hama terpadu pada budidaya padi agar serangan hama
dapat diatasi dan produksi padi lebih aman dari residu pestisida sintetik.
Aplikasi pestisida mempengaruhi keanekaragaman serangga termasuk
musuh alami dan serangga berguna lain seperti polinator serta memicu terjadinya
resistensi hama seperti wereng coklat (Matsumura and Sanada-Morimura, 2010).
Maka dari itu penyuluhan dan pendampingan penerapan pengendalian hama
terpadu adalah sangat penting untuk membudayakan petani mengelola serangan
hama secara alami, aman, dengan mengurangi penggunaan pestisida dan
menerapkan konsep pertanian berkelanjutan.
2
Tujuan
Adapun tujuan dari evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui seberapa besar tingkat pegetahuan petani mengenai
pengendalian hama terpadu pada tanaman padi sawah.
2. Mengetahui sikap petani dalam pelaksanaan pengendalian hama terpadu
pada tanaman padi sawah.
3. Mengetahui tingkat keterampilan petani dari hasil penyuluhan mengenai
pengendalian hama terpadu padi sawah.
Manfaat
Berdasarkan evaluasi penyuluhan maka manfaat yang dapat ddiambil yaitu
sebagai beriut:
1. Dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan petani setelah penyuluhan
pengendalian hama terpadu.
2. Dapat menganalisis perubahan sikap setelah dilakukan penyuluhan
mengenai pengendalian hama terpadu.
3. Mahasiswa dapat meakukan evaluasi penyuluhan pertanian.
3
TINJAUAN TEORITIS
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata ”Extension” yang dipakai
secara meluas dibanyak kalangan. Dalam Bahasa Indonesia istilah penyuluhan
berasal dari kata dasar ”suluh” yang berarti pemberi terang di tengah kegelapan.
Penyuluh merupakan salah satu factor yang penting dalam penyampaian informasi
teknologi kepada petani dan kinerja penyuluh dapat mempengaruhi peningkatan
produksi.
Dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tujuan
penyuluhan pertanian adalah merubah perilaku utama dan pelaku usaha melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasinya.
Menurut Kementan tahun 2013, Penyuluhan Pertanian adalah proses
pembelajaran bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah terjadinya perubahan perilaku
petani dan keluarganya (Marzuki, 1999). Dengan penyuluhan diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap (Ibrahim dkk,
2003). Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengetahuan dikatakan meningkat bila
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih
tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak
mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap
dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi mau
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.
4
Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Evaluasi penyuluhan pertanian adalah kegiatan untuk menilai program
penyuluhan pertanian. eavaluasi penyuluhan dilakukan dengan proses
pengumpulkan data, penentuan ukuran, penilain serta perumusan keputusan yang
digunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan penyuluhan berikutnya
untuk mencapai tujuannya (Saputra, 2017).
Menurut Padmowihardjo (1999), evaluasi penyuluhan pertanian merupakan
sebuah proses yang sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan mengenai
sejauhmana tujuan program penyuluhan pertanian dapat dicapai yang kemudian
akan digunakan untuk mengambi keputusan dan pertimbangan terhadap program
penyuluhan yang dilakukan.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif atau data kualitatif.
Data kuantitatif berguna untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi karena
program penyuluhan, sedangkan data kualitatif memberikan informasi mengenai
alasan mengapa agen penyuluhan dan petani mengambil tindakan tertentu. Pada
tahun-tahun belakangan ini, kian bertambah kepentingan untuk menggunakan data
kualitatif karena data itulah yang selama ini paling banyak membantu dalam
meningkatkan program penyuluhan(Thamrin, et.al, 2011).
Menurut Departemen Pertanian, 1996 :
a. Pengamatan dan pengumpulan serta analisa data atau fakta tentang keadan,
peristiwa, gejala alam atau sesuatu objek
b. Penggunaan pedoman evaluasi
c. Pengukuran dan membandingkan hasil pengamatan dengan pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki
d. Pengambilan keputusan
Tujuan Evaluasi
Evaluasi akan menentukan data yang harus dikumpulkan untuk
mengevaluasi program penyuluhan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui
seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang
dari pedoman yang ditetapkan, atau untuk mengetahui tingkat kesenjangan antara
keadaan yang telah dicapai dengan keadaan yang dikehendaki atau seharusnya
dapat dicapai, sehingga dengan demikian dapat diketahui tingkat efektivitas dan
5
efisiensi kegiatan yang telah dilaksanakan untuk selanjutnya dapat segera diambil
langkah-langkah guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan seperti yang
dikehendaki (Mardikanto, 2009).
Manfaat evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah kegiatan penyuluhan
b. Perbaikan program, sasaran, prosedur, pengorganisasian petani dan pelaksanaan
penyuluhan.
c. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan.
Jenis Evaluasi
Menurut Mardikanto (1993), evaluasi dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai
berikut :
1. Evaluasi Awal (Pre evaluation) yaitu yang dilakukan pada saat kegiatan belum
dilakukan dengan mempelajari perencanaan yang dibuat dalam suatu program.
2. Evaluasi pelaksanaan (On-going evaluation) yaitu evaluasi yang dilaksanakan
pada saat program atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan untuk
mengetahui ada/tidaknya penyimpangan didalam pelaksanaan kegiatan dari
program atau rencana yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi dampak (Ex-post evaluation) yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada
saat program atau kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan dengan
cara analisis yang mendalam sehingga diperoleh umpan balik.
Prinsip-Prinsip Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan evaluasi peyuluhan pertanian
menurut Mardikanto (1993) adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari
kegiatan perencanaan program, artinya tujuan evaluasi harus selaras dengan
tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya.
2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan :
a. Obyektif, artinya selal berdasarkan pada fakta.
b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standardized).
c. Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat dan teliti.
6
3. Setiap evaluasi harus menggunakan alat ukur yang berebda untuk mengukur
tujuan evaluasi yang berbeda pula.
4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk :
a. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan
dan tingkat penyimpangan pelaksanaannya.
b. Uraian Kualitatif, agar dapat diketahui faktor-faktor penetu keberhasilan,
penyebab kegagalan dan faktor penunjang serta penghambat keberhasilan
tujuan program yang direncananakan.
5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya :
a. Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektivitas (tercapainya tujuan) program.
b. Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdayanya sehingga
tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, melainkan harus
dipusatkan pada kegiatan-kgiatan yang strategis (memiliki dampak yang luas
dan besar bagi tercapainya tujuan program).
Metode Evaluasi
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data evaluasi adalah
wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur untuk data kuantitatif dan
atau menggunakan kuesioner terbuka untukdata kualitatif, angket (diisi oleh petani
sendiri), observasi (pengamatan langsung) untuk mengukur pembentukan
kebiasaan atau keterampilan (Ban danHawkins, 1999).
Tahap-Tahap Evaluasi
Tahap-tahap evaluasi menurut (Kusnadi, 2007) sebagai suatu proses ilmiah,
evaluasi yang baik harus dirancang sebagai suatu proses kegiatan bertahap yang
mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Perumusan tujuan evaluasi
2. Perumusan indikator dan parameter
3. Pengukuran indikator
4. Penetapan metode evaluasi yang meliputi :
a. Perancangan evaluasi
7
b. Perumusan populasi/ sampel
c. Perincian data yang diperlukan
d. Teknik pengumpulan data
e. Perumusan instrumen
f. Uji coba instrumen
g. Teknik analisis data
5. Pelaporan
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan
Asngari (2001) dalam Bahua (2016) menjelaskan bahwa, untuk mengubah
perilaku seseorang, dapat dilakukan dengan mengubah tiga unsur perilaku, yaitu:
pengetahuan, sikap mental dan keterampilan. Perubahan masing-masing unsur akan
mempengaruhi perilaku seseorang. Mohamad Junus Jarmie (1994) menyatakan
bahwa, hubungan antara perilaku dan produktivitas usahatani adalah hubungan
perilaku petani dalam meningkatkan produksi dengan produktivitas usahatani pra
panen.
Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu
mendorong petani mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang
lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan
memperoleh kehidupan yang lebih baik (Setiana, 2005).
Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,
kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri. Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu, pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui mata dan telinga.
Keterampilan (skill) merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak
setelah menerima pengalaman belajar tertentu. Ketrampilan sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif
yang menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu dengan makna yang terkandung
dalam aktifitas mental.
Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu
8
tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat menafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Pengendaian Hama Secara Terpadu
Pengendalian hama terpadu adalah pengendalian hama dan penyakit
tanaman dengan pendekatan ekologi yang bersifat multi-disiplin untuk mengelola
populasi hama dan penyakit dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian
yang kompatibel. Menurut Kogan (1998) dalam Samsudin (2008) mendefinisikan
PHT merupakan sistem yang mendukung dalam pengambilan keputusan untuk
memilih dan menggunakan taktik pengendalian hama, satu cara atau lebih yang
dikoordinasi secara harmonis dalam satu strategi manajemen, dengan dasar analisa
biaya dan keuntungan yang berpatokan pada kepentingan produsen, masyarakat dan
lingkungan.
Menurut Direktorat Perlindungan Tanaman (2007), Sistem pengendalian
hama terpadu (pht) memiliki 4 prinsip dasar yang mencerminkan konsep
pengendalian hama dan penyakit yang berwawasan lingkungan serta mendorong
penerapan pht secara nasional untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Empat prinsip dasar dalam penerapan pht tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Budidaya tanaman sehat
Tanaman yang sehat memiiki beberapa ciri yaitu terdapat daya tahan yang
baik terhadap serangan hama dan penyakit, memiliki kemampuan lebih cepat
dalam mengatasi dan memulihkan dirinya sendiri dari kerusakan hama dan
penyakit. Untuk memperoleh hal tersebut maka harus memperhatikan varietas
yang akan dibudidayakan serta cara dan pemeliharaan tanaman yang tepat.
2. Memanfaatkan musuh alami
Pengendalian hama berdasarkan manipulasi musuh alami dimaksudkan
untuk memberikan peranan yang lebih besar kepada musuh alami, sebelum
memakai insektisida. Pada prinsipnya musuh alami akan selalu berkembang
mengikuti perkembangan hama. Selama musuh alami dapat menekan hama
maka pengendalian dengan bahan kimia tidak diperlukan karena keseimbangan
biologi sudah tercapai. Namun bila perkembangan musuh alami sudah tidak
9
mampu mengikuti perkembangan hama, artinya keseimbangan biologi tidak
tercapai, maka diperlukan taktik pengendalian yang lain, termasuk penggunaan
bahan kimia.
Memanfaatkan musuh alami dapat menekan populasi hama dan dapat
menurunkan resiko kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
Pemanfaatan musuh alami di dalam agroekosistem diharapkan mampu
menjaga keseimbangan antara populasi hama dan populasi musuh alaminya.
Dengan demikian tidak akan terjadi peledakan populasi hama yang melampaui
ambang toleransi tanaman.
3. Pengamatan dan pemantauan rutin
Pengamatan dan pemantauan perkembangan populasi hama merupakan
bagian terpenting yang harus dilakukan oleh setiap petani. Pengamatan dan
pemantauan harus dilakukan secara rutin dan berkala, sehingga perkembangan
populasi hama, kondisi tanaman serta perkembangan populasi musuh alaminya
dapat diketahui. Hasil pemantauan dan pengamatan digunakan sebagai dasar
tindakan yang akan dilakukan.
4. Petani sebagai ahli PHT
Sistem pengendalian hama terpadu (pht) sebaiknya dikembangkan oleh
petani sendiri, karena penerapan pht harus disesuaikan dengan keadaan
ekosistem setempat. Setiap wilayah atau daerah memiliki ekosistem yang
berbeda-beda, sehingga suatu sistem pht yang dikembangkan pada wilayah
tertentu belum tentu cocok jika diterapkan pada wilayah lainnya. Agar setiap
petani mampu menerapkan pht diwilayahnya masing-masing, maka setiap
petani harus proaktif untuk mempelajari konsep pht. Dalam hal ini peran aktif
instansi terkait dalam memasyarakatkan pht sangat diperlukan.
Menurut Cahyono, 2009 mengenai tujuan Pengendalian Hama Terpadu
adalah sebagai berikut :
a. Memantapkan hasil dalam taraf yang telah dicapai oleh teknologi pertanian
maju;
b. Mempertahankan kelestarian lingkungan;
c. Meningkatkan efisiensi masukan dalam berproduksi; dan
d. Meningkatkan kesejahteraan / pendapatan petani.
10
PELAKSANAAN KEGIATAN
Lokasi dan waktu
Praktik evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan mulai dari 18 Januari
2021 sampai dengan 18 Maret 2021 yang berlokasi di Desa Kuro, kecamatan
Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Sasaran kegiatan
Sasaran kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian adalah petani yang
tergabung dalam kelompok tani di Desa Kuro, kecamatan Pampangan, Kabupaten
Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki
rakteristik umum yang terdiri dari bidang untuk diteliti. Populasi yang akan diambil
pada kelompok tani di Desa Kuro, kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan
Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan yaitu 3 kelompok tani dengan jumlah
populasinya yaitu 60 orang anggota dan diwakili oleh sampel atau responden petani
di wilayah binaan tersebut.
Sampel merupakan satu set observasi atau pengamatan yang merupakan
bagian dari suatu populasi. Secara garis besar ada dua cara penarikan sampel, yaitu
probability sampling dan non probability sampling. Untuk menentukan sampel dari
ketiga kelompoktani yaitu menggunakan teknik sampling Probability sampling
(adanya peluang) dengan system simple random sampling.
Jumlah sampel atau responden yang akan diamati adalah 30 orang yang
merupakan anggota dari ketiga kelompok Tani di Desa Kuro, kecamatan
Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai responden
secara langsung terkait perilaku petani terhadap pengendalian hama terpadu yang
kemudian disesuaikan dengan pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Adapun
kuesioner evaluasi perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu dapat dilihat
pada lampiran 2. Selain kegiatan wawancara ada juga cara yang digunakan untuk
menggali informasi lebih lanjut terhadap kegiatan petani dalam pengendalian hama
11
terpadu pada budidaya padi sawah yaitu melalui observasi dengan cara pengamatan
lingkungan dan kegiatan usaha tani yang dilaksanakan oleh petani responden.
Instrumen Evaluasi
Uji Validitas
Instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis yang
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variable (Muljono. P, 2007).
Instrumen evaluasi yang digunakan berupa kuesioner, instrumen tersebut
sebelum digunakan untuk kegiatan evaluasi pada responden inti, sebelumnya akan
dilaksanakan terlebih dahulu uji validitas. Uji validitas ini dilaksanakan dengan
cara mengujikan kuesioner dengan format dan isi yang sama kepada kelompok tani
lain. Uji validitas yang akan dilakukan pada instrumen evaluasi ini menggunakan
formula analisa korelasi Pearson dengan langkah berikut :
a. Membagi kuesioner berisi butir-butir pertanyaan pada 10 orang responden
b. Setelah kuesioner dijawab oleh responden, data yang diperoleh akan diolah
di komputer menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan SPSS
mengikuti formula analisa korelasi Pearson sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
√𝑁 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2 √𝑁 ∑ 𝑦2 − (∑ 𝑦)2
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien Korelasi
𝑥 = Skor item
𝑥 = Skor total
𝑁 = Banyaknya subjek
c. Interpretasi kriteria keputusan uji adalah melihat hasil output di excel. Jika
nilai r hitung positif atau > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
Menurut Sugiyono (2008) bila korelasi faktor tersebut positif dan besarnya
0.30 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat, dan bila di bawah
12
0.30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga
harus diperbaiki atau dibuang.
Kriteria untuk menentukan proporsi masing-masing pokok atau sub pokok
bahasan yang tercakup dalam suatu kuesioner ialah berdasarkan banyaknya isi
(materi) masing-masing pokok atau sub-pokok bahasan. Selain itu, penentuan
proporsi tersebut dapat pula didasarkan pendapat para ahli dalam bidang yang
bersangkutan. Jadi kuesioner akan mempunyai validitas yang baik jika terdiri dari
item-item yang mewakili semua materi yang hendak diukur. Salah satu cara yang
biasa digunakan untuk memperbaiki validitas ialah menentukan kisi-kisi instrumen
secara tepat.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur
yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu
dilakukan secara berulang. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan
menggunakan formula Koefisien Alpha (Croanbach’s Alpha) dan diolah
menggunakan Microsoft Excel . Hasil uji reliabilitas ini akan menujukan nilai
reliabilitas internal seluruh instrument (ri) yaitu dengan tingkatan sangat
kuat/sangat tinggi, kuat/tinggi, sedang/cukup, redah atau sangat lemah.
𝑟𝑖 = (
𝑛
𝑛 − 1
) (1 −
∑ 𝑠𝑖
2
∑ 𝑠𝑡
2
)
Keterangan:
𝑛 = Jumlah butir pertanyaan
𝑠𝑖
2
= Varians butir
𝑠𝑡
2
= Varians total
Kriteria keputusan uji dengan melihat hasil analisis pada output SPSS yaitu
melihat nilai Croanbach’s Alpha keseluruhan instrumen. Instrumen memiliki
tingkat reliabilitas tinggi jika nilai realibilitas instrumen yang diperoleh > 0,60
(Ratnaningsih, 2010).
13
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, analisis ini
bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami,
dalam bentuk informasi yang lebih ringkas, dalam analisis ini menggunakan empat
kelas yaitu Sangat tinggi, Tinggi, Sedang, dan Rendah.
Adapun kategori penilaian tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang digunakan adalah dengan mengacu pada kategori, aspek dan nilai interval
sebagai berikut.
Tabel 1. Kategori Penilaian Dengan Menggunakan Nilai Interval
Kategori Aspek Nilai
Pengetahuan Sikap Keterampilan
Sangat Tinggi Sangat Tepat Sangat Setuju Sangat Terampil 4
Tinggi Tepat Setuju Terampil 3
Rendah Kurang Tepat Kurang
Setuju
Kurang Terampil 2
Sangat Rendah Tidak Tepat Tidak Setuju Tidak Terampil 1
Sumber : Data Perhitungan Penulis 2021
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hasil perhitungan aspek yang
mempunyai nilai interval 4 termasuk kategori sangat tinggi, dengan aspek
pengetahuan sangat tepat, aspek sikap sangat setuju dan aspek keterampilannya
sangat terampil. Kemudian untuk nilai intervalnya 3 termasuk kategori tinggi,
dimana aspek pengetahuannya tahu dan aspek sikapnya setuju dan aspek
keterampilannya terampil. Dan untuk nilai intervalnya 2 termasuk kedalam kategori
rendah dengan aspek pengetahuannya kurang tahu dan aspek sikapnya kurang
setuju dan aspek keterampilannya kurang terampil.. Sedangkan untuk nilai
intervalnya 1 adalah termasuk kedalam kategori sangat rendah dengan aspek
pengetahuannya tidak tahu, aspek sikapnya tidak setuju dan aspek keterampilannya
tidak terampil.
14
Tabel 2. Variabel, Indikator dan Parameter Pengetahuan
Variabel Indikator Parameter Skala Pengukuran
Komponen Teknologi Dasar
Pengetahuan
Budidaya
Tanaman
Sehat
a. Varietas unggul
b. Pengolahan
tanah yang baik
c. Rotasi tanam
1 2 3 4
Pemanfaatan
Musuh
Alami
a. Mengidentifikasi
musuh alami
b. Cara
melestarikan
musuh alami
1 2 3 4
Pengamatan
Rutin
a. Jenis hama
dan penyakit
b. Tanaman dan
lingkungan
1 2 3 4
Petani Ahli
PHT
a. Penggunaan
pestisida
b. Penggunaan
pestisida nabati
c. Penggunaan
perangkap
1 2 3 4
15
Tabel 3. Variabel, Indikator dan Parameter Sikap
Variabel Indikator Parameter Skala Pengukuran
Komponen Teknologi Dasar
Sikap
Budidaya
Tanaman
Sehat
a. Varietas unggul
b. Pengolahan
tanah yang baik
c. Rotasi tanam
1 2 3 4
Pemanfaatan
Musuh
Alami
a. Mengidentifikasi
musuh alami
b. Cara
melestarikan
musuh alami
1 2 3 4
Pengamatan
Rutin
a. Jenis hama
dan penyakit
Tanaman dan
lingkungan
1 2 3 4
Petani Ahli
PHT
a. Penggunaan
pestisida
b. Penggunaan
pestisida nabati
c. Penggunaan
perangkap
1 2 3 4
Tabel 4. Variabel, Indikator dan Parameter Keterampilan
Variabel Indikator Parameter Skala Pengukuran
Keterampilan
Identifikasi
serangan
hama
penyakit
Analisis serangan
hama penyakit
1 2 3 4
16
Analisis Data
Data hasil soal dan kuesioner pada kegiatan evaluasi ini dikumpulkan dan
disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif.
Pengolahan data dilakukan secara bertahap, mulai data yang terkumpul di lapangan
hingga siap untuk dianalisis. Analisis deskriptif adalah suatu kajian yang sekedar
melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang dievaluasi yang menggunakan nilai-nilai statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpu
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016). Kemudian untuk menentukan tingkat
perilaku petani dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan metode skor
dari setiap indikator.
17
DAFTAR PUSTAKA
Achdiyat, 2017. Buku Ajar Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bogor : STPP Bogor
Arianda Dwi. 2010. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Budidaya Padi Sistem Legowo
di Kabupaten Tangerang. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Effendi, Baehaki Suherlan. 2009. Strategi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman
Padi Dalam Perspektif Praktek Pertanian Yang Baik (Good Agriculture
Practices). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang. Jawa Barat.
Effendy Lukman. 2013. Bahan Ajar : Penelitian Perilaku. Bogor : STPP Bogor
Fadhiah, M.L., et.al. 2018. Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan
Keterampilan Penerapan System Agribisnis Terhadap Produksi Pada
Petani Padi Di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Fauzana, Hafiz., et.al. 2019. Pengendalian Hama Padi Secara Terpadu Di Desa
Pulai Rambai Kabupaten Kampar. Universitas Riau. Riau.
Harahap, N dan Effendy, E. 2017. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Pusat
Pendidikan Pertanian. Jakarta.
Kusnadi, D. 2007. Modul Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertania Bogor. Bogor.
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret
University.
Mentan RI. 2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
52/Permentan/Ot.140/12/2009 Tentang Metode Penyuluhan Pertanian.
Sari, Diqa Aulia, et.al. 2017. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam
Melaksanakan Tugas Pokok Penyuluh Di BP3K Kecamatan Banjar Baru
Kabupaten Tulang Bawang. Universitas Lampung.
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Palang Pelaksanaan
JADWAL PALANG KEGIATAN
Evaluasi Pengetahuan Dan Sikap Petani Dalam Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) Padi Sawah Di Desa Kuro Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan
Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan
No Jenis Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret
II III IV I II III IV I II III IV
1 Survei BPP Kegiatan
2 Perijinan BPP
3 Pembagian Lokasi
4 Pembuatan Proposal
5 Pengumpulan
Proposal
6 Pelaksanaan
Evaluasi
7 Pembuatan Laporan
8 Pengumpulan
Laporan
19
Lampiran 2. Kuesioner Evaluasi
Evaluasi Pengetahuan Dan Sikap Petani Dalam Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) Padi Sawah Di Desa Kuro Kecamatan Pampangan
Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan
A. DATA RESPONDEN
1. Nama Responden : ....................................................................
2. Alamat : ....................................................................
....................................................................
3. Umur : ....................................................................
4. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan )*
5. Pendidikan Terakhir : ....................................................................
6. Status Perkawinan : Menikah/Belum menikah/Janda/ Duda )*
7. Jabatan dalam kelp. tani : ....................................................................
8. Nama Kelompok Tani : ....................................................................
9. Luas Lahan dan Status Milik :
B. ENUMERATOR/PENCACAH
1. Nama : Marini
2. Tanggal Wawancara : ……...................... 2021
C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menentukan
pilihan jawaban terhadap pernyataan-pernyataan yang tersedia berikut ini
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan
pilihan Bapak/Ibu.
3. Perlu diketahui bahwa hasil pengisian kuesioner ini tidak berpengaruh pada
kedudukan Bapak/Ibu sehingga tidak perlu ragu untuk mengisi kuesioner
secara jujur sesuai keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini akan menjamin
kerahasiaan identitas Bapak/Ibu.
20
A. Tingkat Pengetahuan Petani Dalam Pengendalian Hama Terpadu
Tanaman Padi
PENGETAHUAN
No Pernyataan 1 2 3 4
Budidaya Tanaman Sehat
1 Penggunaan benih varietas unggul yang rentan
terhadap hama dapat mengurangi serangan hama
pada tanaman
2 Penggunaan varietas unggul memiliki potensi
hasil yang tinggi dan memiliki mutu produk
yang baik
3 Rotasi tanaman merupakan penanaman jenis
tanaman yang dilakukan secara bergilir di satu
lahan.
4 Sebelum melakukan penanaman padi perlu
dilakukan pengolahan lahan untuk menekan
pertumbuhan gulma dan hama di tanah
5 Penggunaan pupuk kimia (N, P, K) yang
berlebihan dan tidak sesuai dengan dosis yang
dianjurkan (berlebihan) dapat membuat tanah
menjadi rusak dan kurang subur.
Pemanfaatan Musuh Alami
6 Musuh alami adalah jenis makhluk hidup yang
mampu mengusir atau mengendalikan hama
padi
7 Musuh alami terdiri dari tiga golongan yaitu
predator, parasitoid, dan patogen
8 Untuk menjaga kelestarian musuh alami
dilakukan dengan cara tidak menggunakan
pestisida kimia secara berlebihan
21
9 Musuh alami dapat mengurangi jumlah populasi
serangga, inang, dan pemangsa dengan
memakan individu serangga
10. Musuh alami harus dilestarikan agar tidak
menyebabkan ledakan hama.
Pengamatan Rutin
11. Pengamatan pada hama yang menyerang
tanaman dilakukan secara rutin dan berkala
12. Untuk mengetahui jenis dan pengendalian
serangan OPT perlu dilakukan pengamatan
terhadap tanaman dan lingkungannya
Petani Ahli PHT
13. Pestisida terdapat zat kimia yang digunakan
untuk membunuh hama, gulma, fungi dan
serangga
14. Pengendalian serangan OPT dapat
menggunakan pestisida kimia sebagai tindakan
akhir
15. Tindakan pengendalian hama secara mekanis
dapat dilakukan dengan cara manual seperti
(pengambilan dan pengumpulan hama secara
langsung, pemasangan perangkap ham ,dll)
22
SIKAP
No Pernyataan 1 2 3 4
Budidaya Tanaman Sehat
1 Penggunaan benih unggul dapat mengatasi
serangan hama dan penyakit pada tanaman.
2 Melakukan rotasi tanaman dapat memutus
rantai hama penyakit pada tanah
3 Penerapan kalender tanaman yang dilakukan
pada rotasi tanam.
4 Pengolahan tanah dilakukan secara dua kali
yaitu dengan cara di garu atau di bajak rotari
5 Pemupukan padi sawah dengan menggunakan
dosis dan jenis pupuk yang ditentukan akan
mengurangi jumlah hasil panen padi.
Pemanfaatan Musuh Alami
6 Identifikasi musuh alami merupakan hal yang
penting untuk dilakukan secara dini atau
awalan
7 Penambahan bahan organik untuk
memperkaya mikroorganisme dalam tanah.
8 Penanaman refugia disekitar sawah dapat
melestarikan musuh alami pada tanaman padi
9 Untuk tetap menjaga kelestarian musuh alami.
Dengan tidak menggunakan pestisida kimia
agar musuh alami tidak musna
10. Pelestarian burung hantu dilakukan untuk
menekan perkembangan hama tikus
Pengamatan Rutin
11. Melakukan pengamatan tanaman dan
lingkungan di lahan budidaya secara teratur
sangat diperlukan untuk mencegah serangan
OPT.
23
12. Melakukan pengamatan jenis hama dan
penyakit yang menyerang tanaman, penting
dilakukan sebelum melakukan tindakan
pengendalian OPT
Petani Ahli PHT
13. Pengendalian hama dilakukan jika melewati
ambang batas ekonomi
14. Petani melakukan identifikasi hama dan
predator hama tanaman.
15. Perhitungm ambang ekonomi dilakukan petani
umtuk mendeteksi populasi hama.
KETERAMPILAN
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Dapat menerapkan budidaya tanaman sehat
2.
Pemanfaatan musuh alami sebagai predator
hama dilakukan secara terampil dan efisien.
3.
Mampu menerapkan pengendalian hama
secara kimia dan organik secara baik dan
ramah lingkungan.
Pampangan, …………………. 2021
Responden
(…………………………..)

More Related Content

What's hot

Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Begawan Lereng Muria
 
Persiapan menyuluh
Persiapan menyuluhPersiapan menyuluh
Persiapan menyuluhmoharifw
 
Budidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunBudidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunErick Syaputra
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanwika_wibowo
 
Tanaman Hortikultura
Tanaman HortikulturaTanaman Hortikultura
Tanaman Hortikulturatani57
 
Pembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanamPembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanamAlvin Xevier
 
Jenis jenis media penyuluhan jessyca
Jenis jenis media penyuluhan jessycaJenis jenis media penyuluhan jessyca
Jenis jenis media penyuluhan jessycaJessyca Maria2
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxBPPSINDANGKASIH
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniMuliadin Forester
 
Perhutanan Sosial.pptx
 Perhutanan Sosial.pptx Perhutanan Sosial.pptx
Perhutanan Sosial.pptxMuhSuyutiHamsi
 
Pengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura IndonesiaPengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura Indonesialodzi
 
Manajemen pada perkebunan kelapa sawit
Manajemen pada perkebunan kelapa sawitManajemen pada perkebunan kelapa sawit
Manajemen pada perkebunan kelapa sawitYoghi Pratama
 
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )Wahyu Saputra
 

What's hot (20)

Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
 
Agribisnis bawang merah
Agribisnis bawang merahAgribisnis bawang merah
Agribisnis bawang merah
 
Persiapan menyuluh
Persiapan menyuluhPersiapan menyuluh
Persiapan menyuluh
 
Budidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunBudidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman Mentimun
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhan
 
Tanaman Hortikultura
Tanaman HortikulturaTanaman Hortikultura
Tanaman Hortikultura
 
Pembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanamPembahasan pola tanam
Pembahasan pola tanam
 
Jenis jenis media penyuluhan jessyca
Jenis jenis media penyuluhan jessycaJenis jenis media penyuluhan jessyca
Jenis jenis media penyuluhan jessyca
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
Kakao (1)
Kakao (1)Kakao (1)
Kakao (1)
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
 
Perhutanan Sosial.pptx
 Perhutanan Sosial.pptx Perhutanan Sosial.pptx
Perhutanan Sosial.pptx
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Pengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura IndonesiaPengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura Indonesia
 
Manajemen pada perkebunan kelapa sawit
Manajemen pada perkebunan kelapa sawitManajemen pada perkebunan kelapa sawit
Manajemen pada perkebunan kelapa sawit
 
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
 
CONTOH PKM GT
CONTOH PKM GTCONTOH PKM GT
CONTOH PKM GT
 

Similar to EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP

PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptxPAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptxHarrySetiawan45
 
DASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIAN
DASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIANDASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIAN
DASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIANssuser4fd4ff2
 
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxSEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxAzharKurnianto
 
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c08AGHMaulanaOziZamza
 
Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018
Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018
Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018AbiandaniPranadiaput
 
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptxTUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptxSulaiman649790
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfelearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfsilviagusnita2
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]LAZISMU
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]LAZISMU
 
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
TANI BANGKIT  [farmers empowerment]TANI BANGKIT  [farmers empowerment]
TANI BANGKIT [farmers empowerment]LAZISMU
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]LAZISMU
 

Similar to EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP (20)

11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf
 
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptxPAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
 
DASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIAN
DASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIANDASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIAN
DASAR -DASAR PENYULUHAN AHLI DI PENYULUH PERTANIAN
 
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxSEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
16 makalah pwa maulana ozi zamzami.agh.2_c
 
Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018
Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018
Corporate Social Responsibility (CSR) report-2018
 
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptxTUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
 
Kata pengantar
Kata  pengantarKata  pengantar
Kata pengantar
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Optimalisasi sapran new template
Optimalisasi sapran new templateOptimalisasi sapran new template
Optimalisasi sapran new template
 
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfelearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
TANI BANGKIT  [farmers empowerment]TANI BANGKIT  [farmers empowerment]
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP

  • 1. 1 EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA BUDIDAYA PADI SAWAH DI DESA KURO KECAMATAN PAMPANGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PROPOSAL EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN MARINI NIRM. 02.01.18.022 PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR KEMENTRIAN PERTANIAN 2020
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanaahu wa ta’ala karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Evaluasi Penyuluhan Pertanian dengan judul Evaluasi Pengetahuan Dan Sikap Petani Dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Padi Sawah Di Desa Kuro Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing Dedy Kusnadi, SP., M.Si dan Drs. Achdiyat, M.Pd yang telah membimbing dan memberikan banyak saran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ait Maryani, SP., M.Pd selaku ketua Prodi Penyuluhan Pertanian. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orangtua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan doa serta kasih sayangnya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Palembang, Januari 2020 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 Tujuan ................................................................................................................ 2 Manfaat .............................................................................................................. 2 TINJAUAN TEORITIS........................................................................................ 3 Penyuluhan Pertanian....................................................................................... 3 Evaluasi Penyuluhan Pertanian....................................................................... 4 Tujuan Evaluasi............................................................................................. 4 Jenis Evaluasi................................................................................................. 5 Prinsip-Prinsip Evaluasi Penyuluhan Pertanian ........................................ 5 Metode Evaluasi............................................................................................. 6 Tahap-Tahap Evaluasi .................................................................................. 6 Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan........................................................... 7 Pengendaian Hama Secara Terpadu ............................................................... 8 PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................................................... 10 Lokasi dan waktu ............................................................................................ 10 Sasaran kegiatan.............................................................................................. 10 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 10 Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 10 Instrumen Evaluasi ......................................................................................... 11 Uji Validitas.................................................................................................. 11 Uji Reliabilitas.............................................................................................. 12 Teknik Analisis Data....................................................................................... 13 Analisis Data................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17 LAMPIRAN......................................................................................................... 18
  • 4. iii DAFTAR TABEL Tabel 1. Kategori Penilaian Dengan Menggunakan Nilai Interval....................... 13 Tabel 2. Variabel, Indikator dan Parameter Pengetahuan..................................... 14 Tabel 3. Variabel, Indikator dan Parameter Sikap ................................................ 15 Tabel 4. Variabel, Indikator dan Parameter Keterampilan ................................... 15
  • 5. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan komoditi pangan utama dari semua kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kebutuhan pangan terus meningkat setiap tahunnya, peningkatan produksi pangan tidak sebanding dengan laju pertambahan penduduk, sehingga diperlukanya pertanian berkelanjutan yang berhubungan terhadap pengendalian hama terpadu. Pengendalian hama terpadu merupakan suatu system pengendalian hama daam konteks hubungan antara dinamika populasi dan lingkungan suatu jenis hama yang menggunakan berbagai teknik yang kompatibel untuk menjaga agar populasi hama tetap beradaa di bawah ambang kerusakan ekonomi. Pengendalian hama terpadu yang diterapkan dalam pengelolaan tanaman padi belum begitu diketahui dan diterapkan petani padi di Desa Kuro Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan, sehingga sangat diperlukan penyuluhan pengendalian hama terpadu pada budidaya padi agar serangan hama dapat diatasi dan produksi padi lebih aman dari residu pestisida sintetik. Aplikasi pestisida mempengaruhi keanekaragaman serangga termasuk musuh alami dan serangga berguna lain seperti polinator serta memicu terjadinya resistensi hama seperti wereng coklat (Matsumura and Sanada-Morimura, 2010). Maka dari itu penyuluhan dan pendampingan penerapan pengendalian hama terpadu adalah sangat penting untuk membudayakan petani mengelola serangan hama secara alami, aman, dengan mengurangi penggunaan pestisida dan menerapkan konsep pertanian berkelanjutan.
  • 6. 2 Tujuan Adapun tujuan dari evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui seberapa besar tingkat pegetahuan petani mengenai pengendalian hama terpadu pada tanaman padi sawah. 2. Mengetahui sikap petani dalam pelaksanaan pengendalian hama terpadu pada tanaman padi sawah. 3. Mengetahui tingkat keterampilan petani dari hasil penyuluhan mengenai pengendalian hama terpadu padi sawah. Manfaat Berdasarkan evaluasi penyuluhan maka manfaat yang dapat ddiambil yaitu sebagai beriut: 1. Dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan petani setelah penyuluhan pengendalian hama terpadu. 2. Dapat menganalisis perubahan sikap setelah dilakukan penyuluhan mengenai pengendalian hama terpadu. 3. Mahasiswa dapat meakukan evaluasi penyuluhan pertanian.
  • 7. 3 TINJAUAN TEORITIS Penyuluhan Pertanian Penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata ”Extension” yang dipakai secara meluas dibanyak kalangan. Dalam Bahasa Indonesia istilah penyuluhan berasal dari kata dasar ”suluh” yang berarti pemberi terang di tengah kegelapan. Penyuluh merupakan salah satu factor yang penting dalam penyampaian informasi teknologi kepada petani dan kinerja penyuluh dapat mempengaruhi peningkatan produksi. Dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tujuan penyuluhan pertanian adalah merubah perilaku utama dan pelaku usaha melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasinya. Menurut Kementan tahun 2013, Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah terjadinya perubahan perilaku petani dan keluarganya (Marzuki, 1999). Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap (Ibrahim dkk, 2003). Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.
  • 8. 4 Evaluasi Penyuluhan Pertanian Evaluasi penyuluhan pertanian adalah kegiatan untuk menilai program penyuluhan pertanian. eavaluasi penyuluhan dilakukan dengan proses pengumpulkan data, penentuan ukuran, penilain serta perumusan keputusan yang digunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan penyuluhan berikutnya untuk mencapai tujuannya (Saputra, 2017). Menurut Padmowihardjo (1999), evaluasi penyuluhan pertanian merupakan sebuah proses yang sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan mengenai sejauhmana tujuan program penyuluhan pertanian dapat dicapai yang kemudian akan digunakan untuk mengambi keputusan dan pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data kuantitatif berguna untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi karena program penyuluhan, sedangkan data kualitatif memberikan informasi mengenai alasan mengapa agen penyuluhan dan petani mengambil tindakan tertentu. Pada tahun-tahun belakangan ini, kian bertambah kepentingan untuk menggunakan data kualitatif karena data itulah yang selama ini paling banyak membantu dalam meningkatkan program penyuluhan(Thamrin, et.al, 2011). Menurut Departemen Pertanian, 1996 : a. Pengamatan dan pengumpulan serta analisa data atau fakta tentang keadan, peristiwa, gejala alam atau sesuatu objek b. Penggunaan pedoman evaluasi c. Pengukuran dan membandingkan hasil pengamatan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki d. Pengambilan keputusan Tujuan Evaluasi Evaluasi akan menentukan data yang harus dikumpulkan untuk mengevaluasi program penyuluhan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang ditetapkan, atau untuk mengetahui tingkat kesenjangan antara keadaan yang telah dicapai dengan keadaan yang dikehendaki atau seharusnya dapat dicapai, sehingga dengan demikian dapat diketahui tingkat efektivitas dan
  • 9. 5 efisiensi kegiatan yang telah dilaksanakan untuk selanjutnya dapat segera diambil langkah-langkah guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan seperti yang dikehendaki (Mardikanto, 2009). Manfaat evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut : a. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah kegiatan penyuluhan b. Perbaikan program, sasaran, prosedur, pengorganisasian petani dan pelaksanaan penyuluhan. c. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan. Jenis Evaluasi Menurut Mardikanto (1993), evaluasi dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut : 1. Evaluasi Awal (Pre evaluation) yaitu yang dilakukan pada saat kegiatan belum dilakukan dengan mempelajari perencanaan yang dibuat dalam suatu program. 2. Evaluasi pelaksanaan (On-going evaluation) yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan didalam pelaksanaan kegiatan dari program atau rencana yang telah ditetapkan. 3. Evaluasi dampak (Ex-post evaluation) yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan dengan cara analisis yang mendalam sehingga diperoleh umpan balik. Prinsip-Prinsip Evaluasi Penyuluhan Pertanian Prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan evaluasi peyuluhan pertanian menurut Mardikanto (1993) adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program, artinya tujuan evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya. 2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan : a. Obyektif, artinya selal berdasarkan pada fakta. b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standardized). c. Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat dan teliti.
  • 10. 6 3. Setiap evaluasi harus menggunakan alat ukur yang berebda untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula. 4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk : a. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan tingkat penyimpangan pelaksanaannya. b. Uraian Kualitatif, agar dapat diketahui faktor-faktor penetu keberhasilan, penyebab kegagalan dan faktor penunjang serta penghambat keberhasilan tujuan program yang direncananakan. 5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya : a. Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas (tercapainya tujuan) program. b. Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdayanya sehingga tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, melainkan harus dipusatkan pada kegiatan-kgiatan yang strategis (memiliki dampak yang luas dan besar bagi tercapainya tujuan program). Metode Evaluasi Metode yang digunakan untuk pengumpulan data evaluasi adalah wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur untuk data kuantitatif dan atau menggunakan kuesioner terbuka untukdata kualitatif, angket (diisi oleh petani sendiri), observasi (pengamatan langsung) untuk mengukur pembentukan kebiasaan atau keterampilan (Ban danHawkins, 1999). Tahap-Tahap Evaluasi Tahap-tahap evaluasi menurut (Kusnadi, 2007) sebagai suatu proses ilmiah, evaluasi yang baik harus dirancang sebagai suatu proses kegiatan bertahap yang mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Perumusan tujuan evaluasi 2. Perumusan indikator dan parameter 3. Pengukuran indikator 4. Penetapan metode evaluasi yang meliputi : a. Perancangan evaluasi
  • 11. 7 b. Perumusan populasi/ sampel c. Perincian data yang diperlukan d. Teknik pengumpulan data e. Perumusan instrumen f. Uji coba instrumen g. Teknik analisis data 5. Pelaporan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Asngari (2001) dalam Bahua (2016) menjelaskan bahwa, untuk mengubah perilaku seseorang, dapat dilakukan dengan mengubah tiga unsur perilaku, yaitu: pengetahuan, sikap mental dan keterampilan. Perubahan masing-masing unsur akan mempengaruhi perilaku seseorang. Mohamad Junus Jarmie (1994) menyatakan bahwa, hubungan antara perilaku dan produktivitas usahatani adalah hubungan perilaku petani dalam meningkatkan produksi dengan produktivitas usahatani pra panen. Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik (Setiana, 2005). Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Keterampilan (skill) merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu. Ketrampilan sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif yang menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu dengan makna yang terkandung dalam aktifitas mental. Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu
  • 12. 8 tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat menafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Pengendaian Hama Secara Terpadu Pengendalian hama terpadu adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan pendekatan ekologi yang bersifat multi-disiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang kompatibel. Menurut Kogan (1998) dalam Samsudin (2008) mendefinisikan PHT merupakan sistem yang mendukung dalam pengambilan keputusan untuk memilih dan menggunakan taktik pengendalian hama, satu cara atau lebih yang dikoordinasi secara harmonis dalam satu strategi manajemen, dengan dasar analisa biaya dan keuntungan yang berpatokan pada kepentingan produsen, masyarakat dan lingkungan. Menurut Direktorat Perlindungan Tanaman (2007), Sistem pengendalian hama terpadu (pht) memiliki 4 prinsip dasar yang mencerminkan konsep pengendalian hama dan penyakit yang berwawasan lingkungan serta mendorong penerapan pht secara nasional untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Empat prinsip dasar dalam penerapan pht tersebut adalah sebagai berikut ; 1. Budidaya tanaman sehat Tanaman yang sehat memiiki beberapa ciri yaitu terdapat daya tahan yang baik terhadap serangan hama dan penyakit, memiliki kemampuan lebih cepat dalam mengatasi dan memulihkan dirinya sendiri dari kerusakan hama dan penyakit. Untuk memperoleh hal tersebut maka harus memperhatikan varietas yang akan dibudidayakan serta cara dan pemeliharaan tanaman yang tepat. 2. Memanfaatkan musuh alami Pengendalian hama berdasarkan manipulasi musuh alami dimaksudkan untuk memberikan peranan yang lebih besar kepada musuh alami, sebelum memakai insektisida. Pada prinsipnya musuh alami akan selalu berkembang mengikuti perkembangan hama. Selama musuh alami dapat menekan hama maka pengendalian dengan bahan kimia tidak diperlukan karena keseimbangan biologi sudah tercapai. Namun bila perkembangan musuh alami sudah tidak
  • 13. 9 mampu mengikuti perkembangan hama, artinya keseimbangan biologi tidak tercapai, maka diperlukan taktik pengendalian yang lain, termasuk penggunaan bahan kimia. Memanfaatkan musuh alami dapat menekan populasi hama dan dapat menurunkan resiko kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit. Pemanfaatan musuh alami di dalam agroekosistem diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara populasi hama dan populasi musuh alaminya. Dengan demikian tidak akan terjadi peledakan populasi hama yang melampaui ambang toleransi tanaman. 3. Pengamatan dan pemantauan rutin Pengamatan dan pemantauan perkembangan populasi hama merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan oleh setiap petani. Pengamatan dan pemantauan harus dilakukan secara rutin dan berkala, sehingga perkembangan populasi hama, kondisi tanaman serta perkembangan populasi musuh alaminya dapat diketahui. Hasil pemantauan dan pengamatan digunakan sebagai dasar tindakan yang akan dilakukan. 4. Petani sebagai ahli PHT Sistem pengendalian hama terpadu (pht) sebaiknya dikembangkan oleh petani sendiri, karena penerapan pht harus disesuaikan dengan keadaan ekosistem setempat. Setiap wilayah atau daerah memiliki ekosistem yang berbeda-beda, sehingga suatu sistem pht yang dikembangkan pada wilayah tertentu belum tentu cocok jika diterapkan pada wilayah lainnya. Agar setiap petani mampu menerapkan pht diwilayahnya masing-masing, maka setiap petani harus proaktif untuk mempelajari konsep pht. Dalam hal ini peran aktif instansi terkait dalam memasyarakatkan pht sangat diperlukan. Menurut Cahyono, 2009 mengenai tujuan Pengendalian Hama Terpadu adalah sebagai berikut : a. Memantapkan hasil dalam taraf yang telah dicapai oleh teknologi pertanian maju; b. Mempertahankan kelestarian lingkungan; c. Meningkatkan efisiensi masukan dalam berproduksi; dan d. Meningkatkan kesejahteraan / pendapatan petani.
  • 14. 10 PELAKSANAAN KEGIATAN Lokasi dan waktu Praktik evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan mulai dari 18 Januari 2021 sampai dengan 18 Maret 2021 yang berlokasi di Desa Kuro, kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Sasaran kegiatan Sasaran kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Kuro, kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki rakteristik umum yang terdiri dari bidang untuk diteliti. Populasi yang akan diambil pada kelompok tani di Desa Kuro, kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan yaitu 3 kelompok tani dengan jumlah populasinya yaitu 60 orang anggota dan diwakili oleh sampel atau responden petani di wilayah binaan tersebut. Sampel merupakan satu set observasi atau pengamatan yang merupakan bagian dari suatu populasi. Secara garis besar ada dua cara penarikan sampel, yaitu probability sampling dan non probability sampling. Untuk menentukan sampel dari ketiga kelompoktani yaitu menggunakan teknik sampling Probability sampling (adanya peluang) dengan system simple random sampling. Jumlah sampel atau responden yang akan diamati adalah 30 orang yang merupakan anggota dari ketiga kelompok Tani di Desa Kuro, kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai responden secara langsung terkait perilaku petani terhadap pengendalian hama terpadu yang kemudian disesuaikan dengan pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Adapun kuesioner evaluasi perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu dapat dilihat pada lampiran 2. Selain kegiatan wawancara ada juga cara yang digunakan untuk menggali informasi lebih lanjut terhadap kegiatan petani dalam pengendalian hama
  • 15. 11 terpadu pada budidaya padi sawah yaitu melalui observasi dengan cara pengamatan lingkungan dan kegiatan usaha tani yang dilaksanakan oleh petani responden. Instrumen Evaluasi Uji Validitas Instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable (Muljono. P, 2007). Instrumen evaluasi yang digunakan berupa kuesioner, instrumen tersebut sebelum digunakan untuk kegiatan evaluasi pada responden inti, sebelumnya akan dilaksanakan terlebih dahulu uji validitas. Uji validitas ini dilaksanakan dengan cara mengujikan kuesioner dengan format dan isi yang sama kepada kelompok tani lain. Uji validitas yang akan dilakukan pada instrumen evaluasi ini menggunakan formula analisa korelasi Pearson dengan langkah berikut : a. Membagi kuesioner berisi butir-butir pertanyaan pada 10 orang responden b. Setelah kuesioner dijawab oleh responden, data yang diperoleh akan diolah di komputer menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan SPSS mengikuti formula analisa korelasi Pearson sebagai berikut: 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 √𝑁 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2 √𝑁 ∑ 𝑦2 − (∑ 𝑦)2 Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 = Koefisien Korelasi 𝑥 = Skor item 𝑥 = Skor total 𝑁 = Banyaknya subjek c. Interpretasi kriteria keputusan uji adalah melihat hasil output di excel. Jika nilai r hitung positif atau > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid. Menurut Sugiyono (2008) bila korelasi faktor tersebut positif dan besarnya 0.30 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat, dan bila di bawah
  • 16. 12 0.30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Kriteria untuk menentukan proporsi masing-masing pokok atau sub pokok bahasan yang tercakup dalam suatu kuesioner ialah berdasarkan banyaknya isi (materi) masing-masing pokok atau sub-pokok bahasan. Selain itu, penentuan proporsi tersebut dapat pula didasarkan pendapat para ahli dalam bidang yang bersangkutan. Jadi kuesioner akan mempunyai validitas yang baik jika terdiri dari item-item yang mewakili semua materi yang hendak diukur. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk memperbaiki validitas ialah menentukan kisi-kisi instrumen secara tepat. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan menggunakan formula Koefisien Alpha (Croanbach’s Alpha) dan diolah menggunakan Microsoft Excel . Hasil uji reliabilitas ini akan menujukan nilai reliabilitas internal seluruh instrument (ri) yaitu dengan tingkatan sangat kuat/sangat tinggi, kuat/tinggi, sedang/cukup, redah atau sangat lemah. 𝑟𝑖 = ( 𝑛 𝑛 − 1 ) (1 − ∑ 𝑠𝑖 2 ∑ 𝑠𝑡 2 ) Keterangan: 𝑛 = Jumlah butir pertanyaan 𝑠𝑖 2 = Varians butir 𝑠𝑡 2 = Varians total Kriteria keputusan uji dengan melihat hasil analisis pada output SPSS yaitu melihat nilai Croanbach’s Alpha keseluruhan instrumen. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai realibilitas instrumen yang diperoleh > 0,60 (Ratnaningsih, 2010).
  • 17. 13 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, analisis ini bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang lebih ringkas, dalam analisis ini menggunakan empat kelas yaitu Sangat tinggi, Tinggi, Sedang, dan Rendah. Adapun kategori penilaian tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang digunakan adalah dengan mengacu pada kategori, aspek dan nilai interval sebagai berikut. Tabel 1. Kategori Penilaian Dengan Menggunakan Nilai Interval Kategori Aspek Nilai Pengetahuan Sikap Keterampilan Sangat Tinggi Sangat Tepat Sangat Setuju Sangat Terampil 4 Tinggi Tepat Setuju Terampil 3 Rendah Kurang Tepat Kurang Setuju Kurang Terampil 2 Sangat Rendah Tidak Tepat Tidak Setuju Tidak Terampil 1 Sumber : Data Perhitungan Penulis 2021 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hasil perhitungan aspek yang mempunyai nilai interval 4 termasuk kategori sangat tinggi, dengan aspek pengetahuan sangat tepat, aspek sikap sangat setuju dan aspek keterampilannya sangat terampil. Kemudian untuk nilai intervalnya 3 termasuk kategori tinggi, dimana aspek pengetahuannya tahu dan aspek sikapnya setuju dan aspek keterampilannya terampil. Dan untuk nilai intervalnya 2 termasuk kedalam kategori rendah dengan aspek pengetahuannya kurang tahu dan aspek sikapnya kurang setuju dan aspek keterampilannya kurang terampil.. Sedangkan untuk nilai intervalnya 1 adalah termasuk kedalam kategori sangat rendah dengan aspek pengetahuannya tidak tahu, aspek sikapnya tidak setuju dan aspek keterampilannya tidak terampil.
  • 18. 14 Tabel 2. Variabel, Indikator dan Parameter Pengetahuan Variabel Indikator Parameter Skala Pengukuran Komponen Teknologi Dasar Pengetahuan Budidaya Tanaman Sehat a. Varietas unggul b. Pengolahan tanah yang baik c. Rotasi tanam 1 2 3 4 Pemanfaatan Musuh Alami a. Mengidentifikasi musuh alami b. Cara melestarikan musuh alami 1 2 3 4 Pengamatan Rutin a. Jenis hama dan penyakit b. Tanaman dan lingkungan 1 2 3 4 Petani Ahli PHT a. Penggunaan pestisida b. Penggunaan pestisida nabati c. Penggunaan perangkap 1 2 3 4
  • 19. 15 Tabel 3. Variabel, Indikator dan Parameter Sikap Variabel Indikator Parameter Skala Pengukuran Komponen Teknologi Dasar Sikap Budidaya Tanaman Sehat a. Varietas unggul b. Pengolahan tanah yang baik c. Rotasi tanam 1 2 3 4 Pemanfaatan Musuh Alami a. Mengidentifikasi musuh alami b. Cara melestarikan musuh alami 1 2 3 4 Pengamatan Rutin a. Jenis hama dan penyakit Tanaman dan lingkungan 1 2 3 4 Petani Ahli PHT a. Penggunaan pestisida b. Penggunaan pestisida nabati c. Penggunaan perangkap 1 2 3 4 Tabel 4. Variabel, Indikator dan Parameter Keterampilan Variabel Indikator Parameter Skala Pengukuran Keterampilan Identifikasi serangan hama penyakit Analisis serangan hama penyakit 1 2 3 4
  • 20. 16 Analisis Data Data hasil soal dan kuesioner pada kegiatan evaluasi ini dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan secara bertahap, mulai data yang terkumpul di lapangan hingga siap untuk dianalisis. Analisis deskriptif adalah suatu kajian yang sekedar melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang dievaluasi yang menggunakan nilai-nilai statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpu sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016). Kemudian untuk menentukan tingkat perilaku petani dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan metode skor dari setiap indikator.
  • 21. 17 DAFTAR PUSTAKA Achdiyat, 2017. Buku Ajar Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bogor : STPP Bogor Arianda Dwi. 2010. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Budidaya Padi Sistem Legowo di Kabupaten Tangerang. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Effendi, Baehaki Suherlan. 2009. Strategi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Padi Dalam Perspektif Praktek Pertanian Yang Baik (Good Agriculture Practices). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang. Jawa Barat. Effendy Lukman. 2013. Bahan Ajar : Penelitian Perilaku. Bogor : STPP Bogor Fadhiah, M.L., et.al. 2018. Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Keterampilan Penerapan System Agribisnis Terhadap Produksi Pada Petani Padi Di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Universitas Diponegoro. Semarang. Fauzana, Hafiz., et.al. 2019. Pengendalian Hama Padi Secara Terpadu Di Desa Pulai Rambai Kabupaten Kampar. Universitas Riau. Riau. Harahap, N dan Effendy, E. 2017. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Pusat Pendidikan Pertanian. Jakarta. Kusnadi, D. 2007. Modul Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertania Bogor. Bogor. Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret University. Mentan RI. 2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52/Permentan/Ot.140/12/2009 Tentang Metode Penyuluhan Pertanian. Sari, Diqa Aulia, et.al. 2017. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Melaksanakan Tugas Pokok Penyuluh Di BP3K Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang. Universitas Lampung.
  • 22. 18 LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Palang Pelaksanaan JADWAL PALANG KEGIATAN Evaluasi Pengetahuan Dan Sikap Petani Dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Padi Sawah Di Desa Kuro Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan No Jenis Kegiatan Bulan Januari Februari Maret II III IV I II III IV I II III IV 1 Survei BPP Kegiatan 2 Perijinan BPP 3 Pembagian Lokasi 4 Pembuatan Proposal 5 Pengumpulan Proposal 6 Pelaksanaan Evaluasi 7 Pembuatan Laporan 8 Pengumpulan Laporan
  • 23. 19 Lampiran 2. Kuesioner Evaluasi Evaluasi Pengetahuan Dan Sikap Petani Dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Padi Sawah Di Desa Kuro Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan A. DATA RESPONDEN 1. Nama Responden : .................................................................... 2. Alamat : .................................................................... .................................................................... 3. Umur : .................................................................... 4. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan )* 5. Pendidikan Terakhir : .................................................................... 6. Status Perkawinan : Menikah/Belum menikah/Janda/ Duda )* 7. Jabatan dalam kelp. tani : .................................................................... 8. Nama Kelompok Tani : .................................................................... 9. Luas Lahan dan Status Milik : B. ENUMERATOR/PENCACAH 1. Nama : Marini 2. Tanggal Wawancara : ……...................... 2021 C. PETUNJUK PENGISIAN 1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menentukan pilihan jawaban terhadap pernyataan-pernyataan yang tersedia berikut ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu. 3. Perlu diketahui bahwa hasil pengisian kuesioner ini tidak berpengaruh pada kedudukan Bapak/Ibu sehingga tidak perlu ragu untuk mengisi kuesioner secara jujur sesuai keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini akan menjamin kerahasiaan identitas Bapak/Ibu.
  • 24. 20 A. Tingkat Pengetahuan Petani Dalam Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Padi PENGETAHUAN No Pernyataan 1 2 3 4 Budidaya Tanaman Sehat 1 Penggunaan benih varietas unggul yang rentan terhadap hama dapat mengurangi serangan hama pada tanaman 2 Penggunaan varietas unggul memiliki potensi hasil yang tinggi dan memiliki mutu produk yang baik 3 Rotasi tanaman merupakan penanaman jenis tanaman yang dilakukan secara bergilir di satu lahan. 4 Sebelum melakukan penanaman padi perlu dilakukan pengolahan lahan untuk menekan pertumbuhan gulma dan hama di tanah 5 Penggunaan pupuk kimia (N, P, K) yang berlebihan dan tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan (berlebihan) dapat membuat tanah menjadi rusak dan kurang subur. Pemanfaatan Musuh Alami 6 Musuh alami adalah jenis makhluk hidup yang mampu mengusir atau mengendalikan hama padi 7 Musuh alami terdiri dari tiga golongan yaitu predator, parasitoid, dan patogen 8 Untuk menjaga kelestarian musuh alami dilakukan dengan cara tidak menggunakan pestisida kimia secara berlebihan
  • 25. 21 9 Musuh alami dapat mengurangi jumlah populasi serangga, inang, dan pemangsa dengan memakan individu serangga 10. Musuh alami harus dilestarikan agar tidak menyebabkan ledakan hama. Pengamatan Rutin 11. Pengamatan pada hama yang menyerang tanaman dilakukan secara rutin dan berkala 12. Untuk mengetahui jenis dan pengendalian serangan OPT perlu dilakukan pengamatan terhadap tanaman dan lingkungannya Petani Ahli PHT 13. Pestisida terdapat zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, gulma, fungi dan serangga 14. Pengendalian serangan OPT dapat menggunakan pestisida kimia sebagai tindakan akhir 15. Tindakan pengendalian hama secara mekanis dapat dilakukan dengan cara manual seperti (pengambilan dan pengumpulan hama secara langsung, pemasangan perangkap ham ,dll)
  • 26. 22 SIKAP No Pernyataan 1 2 3 4 Budidaya Tanaman Sehat 1 Penggunaan benih unggul dapat mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman. 2 Melakukan rotasi tanaman dapat memutus rantai hama penyakit pada tanah 3 Penerapan kalender tanaman yang dilakukan pada rotasi tanam. 4 Pengolahan tanah dilakukan secara dua kali yaitu dengan cara di garu atau di bajak rotari 5 Pemupukan padi sawah dengan menggunakan dosis dan jenis pupuk yang ditentukan akan mengurangi jumlah hasil panen padi. Pemanfaatan Musuh Alami 6 Identifikasi musuh alami merupakan hal yang penting untuk dilakukan secara dini atau awalan 7 Penambahan bahan organik untuk memperkaya mikroorganisme dalam tanah. 8 Penanaman refugia disekitar sawah dapat melestarikan musuh alami pada tanaman padi 9 Untuk tetap menjaga kelestarian musuh alami. Dengan tidak menggunakan pestisida kimia agar musuh alami tidak musna 10. Pelestarian burung hantu dilakukan untuk menekan perkembangan hama tikus Pengamatan Rutin 11. Melakukan pengamatan tanaman dan lingkungan di lahan budidaya secara teratur sangat diperlukan untuk mencegah serangan OPT.
  • 27. 23 12. Melakukan pengamatan jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman, penting dilakukan sebelum melakukan tindakan pengendalian OPT Petani Ahli PHT 13. Pengendalian hama dilakukan jika melewati ambang batas ekonomi 14. Petani melakukan identifikasi hama dan predator hama tanaman. 15. Perhitungm ambang ekonomi dilakukan petani umtuk mendeteksi populasi hama. KETERAMPILAN No Pernyataan 1 2 3 4 1. Dapat menerapkan budidaya tanaman sehat 2. Pemanfaatan musuh alami sebagai predator hama dilakukan secara terampil dan efisien. 3. Mampu menerapkan pengendalian hama secara kimia dan organik secara baik dan ramah lingkungan. Pampangan, …………………. 2021 Responden (…………………………..)