Seminar proposal ini membahas evaluasi program kartu tani dalam meningkatkan kesejahteraan petani miskin di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Program kartu tani bertujuan untuk memberikan akses petani miskin terhadap pupuk bersubsidi guna meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Penelitian ini akan mengevaluasi manfaat dan hambatan program kartu tani berdasarkan kriteria efektivitas, efisiensi, dan kecukupan."
2. EVALUASI PROGRAM KARTU TANI DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI MISKIN
(Studi Kasus di Kelurahan Talotenreng pada BPP
Sabbangparu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Wajo)
Disusun Oleh:
PEMBIMBING I : H.YUSRAN YUSUF, S.Sos., M.Si
PEMBIMBING II : BAKRI, S.T., M.Si
NAMA : NUR AULIA RAHMAH HAMID
NIM : 200101210
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2023
5. LATAR BELAKANG
Masalah kemiskinan sekarang ini masih merupakan penyakit kronis,
terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Hal tersebut dapat
kita lihat bahwa petani di Indonesia masih berada pada tingkat
kemiskinan.
Maka Kementerian Pertanian membuat program pemerintah terbaru
dalam sektor pertanian adalah kartu tani yang dikeluarkan pada masa
pemerintahan Bapak Ir. H. Joko Widodo, tepatnya pada tahun 2016.
Pelaksanaan program kartu tani dilakukan secara bertahap sejak
tahun 2017 yang dimulai dari Pulau Jawa hingga program kartu tani
tersebut sampai ke Pulau Sulawesi Selatan terkhususnya di daerah
Kabupaten Wajo yang dimulai pada tahun 2022 sampai sekarang.
Kartu tani ini juga bekerjasama dengan Bank Negara Indonesia (BNI)
akan tetapi kerja sama tersebut gagal pada tahun 2020-2021.
Kemudian Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu Bank milik
Negara telah menyatakan kesiapannya untuk mendukung program
pemerintah yang ditujukan untuk petani yang berada di daerah
Kelurahan Talotenreng, Kabupaten Wajo.
6. RUMUSAN MASALAH
Apa manfaat program kartu tani dalam meningkatkan
kesejahteraan petani miskin di Kelurahan Talotenreng
pada BPP Sabbangparu Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Wajo ?
1
Apa faktor-faktor penghambat evaluasi program kartu
tani dalam meningkatkan kesejahteraan petani miskin
di Kelurahan Talotenreng pada BPP Sabbangparu Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo ?
2
7. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui manfaat program kartu tani dalam
meningkatkan kesejahteraan petani miskin di Kelurahan
Talotenreng pada BPP Sabbangparu Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo.
1
2
Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat evaluasi
program kartu tani dalam meningkatkan kesejahteraan
petani miskin di Kelurahan Talotenreng pada BPP
Sabbangparu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Wajo.
10. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
B. KERANGKA KONSEPTUAL
EVALUASI
PROGRAM
KARTU TANI
KESEJAHTERAAN
PETANI
11. PENGERTIAN EVALUASI
TUJUAN EVALUASI
EVALUASI
Tujuan dari adanya evaluasi ini biasanya digunakan
untuk mengumpulkan data dan membandingkannya
dengan standar tujuan yang ingin dicapai, sehingga
bisa dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
William N. Dunn dalam Sudiro (2018:63) evaluasi kebijakan
dapat disamakan dengan suatu penafsiran, penilaian dan
pemberian angka. Dalam hal ini, evaluasi mengenai nilai dan
manfaat suatu hasil kebijakan, artinya dalam evaluasi kebijakan
harus memberikan informasi yang jelas serta dapat dipercaya
mengenai kinerja suatu kebijakan.
PERATAAN
RESPONSIVITAS
KETEPATAN
EFEKTIVITAS
EFISIENSI
KECUKUPAN
Kriteria Evaluasi Kebijakan (William N. Dunn)
12. PENGERTIAN PROGRAM KARTU TANI
PROGRAM
KARTU TANI
KERJASAMA PROGRAM KARTU TANI
MANFAAT PROGRAM KARTU TANI
TAHAPAN PEMBUATAN KARTU TANI
HAMBATAN PROGRAM KARTU TANI
13. PENGERTIAN PROGRAM KARTU TANI
Program Kartu Tani ini merupakan salah satu program
pemerintah yang baru diterapkan di seluruh daerah dengan
tujuan untuk menebus pembelian pupuk bersubsidi dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan petani sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2005 tentang Penetapan
Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang dalam Pengawasan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 15
Tahun 2011 tentang Perubahan Penetapan Pupuk Bersubsidi
Sebagai Barang Dalam Pengawasan.
PROGRAM
KARTU TANI
KERJASAMA PROGRAM KARTU TANI
MANFAAT PROGRAM KARTU TANI
BAGI PETANI
BAGI PEMERINTAH
BAGI PENGECER
14. TAHAPAN PEMBUATAN KARTU TANI
PROGRAM
KARTU TANI
Mengumpulkan Fotocopy e-KTP dan Tanda
Kepemilikan Tanah, Bukti Setoran Pajak Tanah dan
Bukti Sewa.
PENDAFTARAN
&
VERIFIKASI DATA
Pendataan dan Verifikasi Data RDKK yang dilakukan
oleh Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serta
melakukan pendataan dan verifikasi data lapangan
berupa NIK, Luas Lahan, Komoditas dan Jenis Pupuk,
kemudian PPL mengupload data petani kedalam SINPI
Upload Data RDKK dan upload alokasi pupuk
bersubsidi kemudian untuk penerbitan Kartu Tani
petani dengan memberikan data berupa e-KTP dan KK
kepada Penyuluh Pertanian Lapangan untuk di
cetakkan.
15. HAMBATAN PROGRAN KARTU TANI
PROGRAM
KARTU TANI
1. Kesulitan dalam menggunakan kartu tani bagi
petani lanjut usia.
2. Pemahaman program kartu tani masih terkendala
dengan pelaksanaannya dikarenakan kartu tani
tersambung dengan teknologi yang menuntut para
agen pelaksana untuk mempelajarinya agar
terbiasa.
3. Manajemen waktu pelayanan distributor yang
kurang tepat saat antrian transaksi penebusan
pupuk serta sistem alat EDC yang bergantung pada
sinyal sehingga sering kali kartu tani tidak dapat
dilihat kuota yang tercantum.
16. PENGERTIAN KESEJAHTERAAN PETANI MISKIN
KESEJAHTERAAN
PETANI
FAKTOR PENGHAMBAT KESEJAHTERAAN
PETANI MISKIN
Kesejahteraan meliputi segala usaha yang
dikembangkan dalam meningkatkan taraf hidup
seseorang, baik itu akan kebutuhan pokok maupun
diberbagai bidang seperti di bidang fisik, mental,
emosional, sosial ekonomi maupun kehidupan
spiritual.
Kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang
berada di bawah standar kebutuhan hidup minimum
yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok
pangan yang membuat orang cukup bekerja dan hidup
sehat dengan berdasarkan atas kebutuhan beras dan
kebutuhan gizi. (Sajogyo)
Harga gabah dibeli murah oleh para
tengkulak.
Kurangnya pasokan subsidi pupuk dan
benih tanaman oleh pemerintah.
Beras diimpor oleh negara tetangga.
Sulitnya pinjaman untuk petani.
17. KERANGKA KONSEPTUAL
Evaluasi Program Kartu Tani
Kesejahteraan Petani Miskin
di Kelurahan Talotenreng
Kriteria Evaluasi Kebijakan
Program Kartu Tani
(William N. Dunn 2018:63)
Efektivitas
Efisiensi
Kecukupan
Perataan
Responsivitas
Ketepatan
19. BAB III
METODE PENELITIAN
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
FOKUS DAN DESKRIPSI FOKUS
SUMBER DAYA PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
TEKNIK ANALISIS DATA
FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION)
RENCANA PENGUJIAN KEABSAHAN
20. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Talotenreng
pada BPP Sabbangparu Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Wajo. Adapun waktu penelitian
dilaksanakan kurang lebih 3 bulan terhitung setelah
seminar proposal.
JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif,
yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek secara alamiah, dimana peneliti
memberikan gambaran umum dan deskriptif yang
berdasarkan data di lapangan.
21. FOKUS DAN DESKRIPSI FOKUS
1. Apa manfaat program kartu tani dalam meningkatkan
kesejahteraan petani miskin di Kelurahan Talotenreng pada
BPP Sabbangparu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Wajo ?
2. Apa faktor-faktor penghambat evaluasi program kartu tani
dalam meningkatkan kesejahteraan petani miskin di
Kelurahan Talotenreng pada BPP Sabbangparu Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo ?
Evaluasi program kartu tani ini dapat dilihat berdasarkan pada
kriteria evaluasi kebijakan program kartu tani (Willian N. Dunn
2018:63) dengan menggunakan indikator yang meliputi : (a.)
Efektivitas, (b.) Efisiensi, (c.) Kecukupan, (d.) Perataan, (e.)
Responsivitas, dan (f.) Ketepatan.
FOKUS PENELITIAN
22. SUB DAN DESKRIPSI FOKUS
1. Fokus manfaat program kartu tani dalam meningkatkan kesejahteraan petani miskin di Kelurahan
Talotenreng pada BPP Sabbangparu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo.
a. Manfaat Bagi Petani
Program kartu tani ini sangat bermanfaat bagi petani yakni kemudahan penjualan hasil panen tanpa
melalui perantara, kemudahan akses pembiayaan, menumbuhkan keinginan untuk penyimpanan
dan kapasitas kuota penerimaan pupuk bersubsidi sesuai yang telah terdata di database.
b. Manfaat Bagi Pemerintah
Manfaat kartu tani bagi pemerintah yaitu agar dapat memiliki database petani yang tersaji lebih
akurat dan terintegrasi, mengetahui luas lahan pertanian per-komoditas per-wilayah, kebijakan
berdasarkan informasi perkiraan hasil panen, adanya ketepatan dalam memenuhi sasaran
penggunaan pupuk bersubsidi, kemudahan dalam pemantauan dan evaluasi penerapan pupuk
bersubsidi..
c. Manfaat Bagi Pengecer Pupuk Bersubsidi
Bagi pengecer pupuk bersubsidi bahwa kartu tani ini memiliki berbagai manfaat yakni tidak
dilakukan secara manual dan sistem pembayaran berdasarkan dari akun petani secara langsung dan
jelas bahkan memudahkan dalam transaksi pembayaran hasil panen kepada petani melalui sistem
pembayaran yang terintegrasi, dapat melakukan transaksi dengan waktu yang singkat, tidak terjadi
simpan pinjam yang di lakukan oleh petani, dan pengecer tidak perlu datang lagi ke bank untuk
melakukan setoran biaya hasil transaksi pupuk bersubsidi ke dinas perdagangan sebagai
penyelenggara subsidi karena sudah tersistem dengan sendirinya. Serta perkiraan dalam
memperoleh informasi untuk penyediaan gudang dan penanganang pasca panen, bahkan distribusi
pupuk lebih akurat sesuai dengan enam (6) Asas Tepat yakni Tepat Jumlah, Tepat Waktu, Tepat
Tempat, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Sasaran.
2. Fokus faktor-faktor penghambat evaluasi program kartu tani dalam meningkatkan kesejahteraan petani
miskin di Kelurahan Talotenreng pada BPP Sabbangparu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Wajo.
a. Kesulitan dalam menggunakan kartu tani bagi petani lanjut usia.
b. Pemahaman program kartu tani masih terkendala dengan pelaksanaannya dikarenakan kartu
tani tersambung dengan teknologi yang menuntut para agen pelaksana untuk
mempelajarinya agar terbiasa.
c. Manajemen waktu pelayanan distributor yang kurang tepat saat antrian transaksi penebusan
pupuk serta sistem alat EDC yang bergantung pada sinyal sehingga sering kali kartu tani tidak
dapat dilihat kuota yang tercantum.
23. FOKUS DAN DESKRIPSI FOKUS
SUB DAN DESKRIPSI FOKUS
Dari berbagai sub dan deskripsi fokus diatas dapat kita lihat berdasarkan pada
kriteria evaluasi kebijakan program kartu tani menurut Willian N. Dunn (2018:63) dengan
menggunakan indikator yang meliputi : (a.) Efektivitas, (b.) Efisiensi, (c.) Kecukupan, (d.)
Perataan, (e.) Responsivitas, dan (f.) Ketepatan.
a. Efektivitas.
Dalam hal ini, bahwa efektivitas merupakan sebuah ukuran akan dicapainya
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Efisiensi.
Dalam hal ini, bahwa efisiensi merupakan upaya untuk mencapai tujuan maksimal
dengan meminimalkan penggunaan sumber daya sehingga suatu tujuan akan tercapai.
Sumber daya lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kartu tani yaitu
anggaran.
c. Kecukupan.
Dalam hal ini, bahwa kecukupan merupakan ukuran ketersediaan masalah dari hasil
yang di dapat oleh peneliti berdasarkan dari hasil wawancara informan dengan
observasi dilapangan.
d. Perataan.
Dalam hal ini, bahwa perataan dapat dikatakan sebagai ukuran distribusi yang merata
akan manfaat dari program kartu tani yang sudah dirasakan oleh sebagian petani
dalam penggunaan kartu tani.
e. Responsivitas.
Dalam hal ini, bahwa responsivitas merupakan ukuran pencapaian suatu kebijakan
dalam memenuhi kebutuhan, nilai kelompok masyarakat tertentu dengan kemampuan
pemerintah dalam menunjukkan keselarasan antara program dan kegiatan serta
mengembangkan program-program sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.
f. Ketepatan.
Dalam hal ini, bahwa ketepatan mengacu pada kesesuaian ukuran antara hasil dan
manfaat yang berdasar dari proses wawancara serta observasi dalam pelaksanaan
Program Kartu Tani di Kelurahan Talotenreng pada BPP Sabbangparu Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo.
24. SUMBER DATA PENELITIAN
1. Kepala BPP Sabbangparu.
2. Penyuluh Pertanian Lapangan. (PPL) BPP
Sabbangparu.
3. Kepala Desa/Lurah Talotenreng.
4. Para Ketua Kelompok Tani dan Anggotanya.
INSTRUMEN PENELITIAN
PEDOMAN
WAWANCARA
PEDOMAN
OBSERVASI
PEDOMAN STUDI
DOKUMENTASI
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
WAWANCARA
OBSERVASI DOKUMENTASI
25. TEKNIK ANALISIS DATA
REDUKSI DATA
PENYAJIAN DATA
KESIMPULAN DAN VERIFIKASI
FGD (Focus Group Discuccion)
Menurut Irwanto (2006: 1-2), Fokus Group Discussion
(FGD) merupakan suat proses pengumpulan data dan
informasi secara sistematis mengenai suatu
permasalahan yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok. FGD dirancang agar dapat menghindari
salah satu interpretasi terhadap fokus masalah yang
sedang diteliti oleh peneliti.
26. RENCANA PENGUJIAN KEABSAHAN
Perpanjangan Pengamatan
1. Uji Kreadibilitas
Triangulasi
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Teknik
3. Teriangulasi Waktu
Analisis Kasus Negatif
Mengadakan
Membercheck
2. Uji Transferability
3. Uji Dependability
dan Uji Confirmability