SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ANALISIS KASUS PENYIMPANGAN PENGGUNAAN WEWENANG OLEH
PEJABAT NEGARA DALAM PRAKTIK ADMINISTRASI NEGARA
Disusun Oleh
DODIE ISKANDAR
EAA 115 210
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga
saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, walaupun dengan hasil yang
sederhana.Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan menambah
pengalaman bagi saya agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang.Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam negara hukum seperti di Indonesia, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam
penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan,agar terciptanya kegiatan
kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan yang adil, damai, dan makmur.
Kegiatan Administrasi Negara yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan pun dalam
pelaksanaannya didasari oleh Hukum Administrasi Negara.Hal ini agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki terhadap kepentingan umum.
Dalam praktik pelaksanaan kegiatan administrasi negara, terkadang terdapat hal-hal yang tidak
sesuai dengan yang terdapat dalam hukum yang berlaku. Seperti dalam kasus berikut ini,
“ Seorang pejabat pemerintahan diberi wewenang untuk memperbaiki jalan raya dengan dana
Rp 300.000.000,00. Di atas jalan itu terdapat sebuah jembatan yang ternyata pada saat itu
roboh. Melihat kondisi di lapangan yang seperti itu, pejabat itu lebih memilih mengalokasikan
dana yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki jalan raya untuk membangun jembatan
sebagai jalur penghubung masyarakat. Selain itu tampaknya jalan raya yang hendak diperbaiki
kondisinya tidak terlalu parah dan masih dapat digunakan dibandingkan dengan jembatan yang
roboh di atas jalan itu yang sangat mengganggu aktivitas warga.Dengan dasar itu pejabat
akhirnya tidak melaksanakan tugasnya untuk memperbaiki jalan raya dan lebih memilih
membangun jembatan.”
Hal ini membuat kebingungan bagi orang awam yang belum mengerti akan Hukum Administrasi
Negara. Apakah tindakan pejabat tersebut diperbolehkan oleh hukum?Atau justru tindakan
tersebut adalah tindakan melanggar hukum karena tidak sesuai dengan kewenangan yang
dimilikinya. Kemudian apa dasar hukum tindakan tersebut?. Pejabat yang belum memahami
hukum pun kemudian akan menjadi ragu ketika akan membuat keputusan jika terjadi kasus
seperti di atas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah, ”Apakah tindakan tersebut termasuk tindakan sewenang-wenang, ataukah
tindakan tersebut merupakan penyalahgunaan wewenang?”
C. Tujuan Penulisan
Bertolok apa yang dikemukakan pada rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan oleh pejabat tersebut termasuk
tindakan yang sewenang-wenang atau merupakan tindakan penyalahgunaan wewenang.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini ada dua, yakni
1. Secara teoritis manfaat yang dapat diharapkan dari penulisan makalah ini adalah untuk
penambahan pengetahuan mengenai Sistem Hukum Indonesia lebih khususnya pada Hukum
Administrasi Negara
2. Secara praktis, manfaat yang dapat diharapkan dari makalah ini adalah dapat mendorong
terciptanya sadar hukum bagi Mahasiswa Administrasi Negara terutama dalam hal pengambilan
keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
E.1 Tindakan Hukum Pemerintahan
Pemerintah/Pejabat Administrasi Negara adalah pejabat yang melaksanakan urusan
pemerintahan baik di pusat maupun di daerah berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.Pejabat Administrasi Negara adalah subjek hukum administrasi negara.
Tindakan Pemerintah secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tindakan hukum dan
tindakan bukan tindakan hukum.Seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan hukum apabila
tindakan yang dimaksudkan untuk menmbulkan akibat-akibat hukum.
Tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahannya
dapat dibedakan dalam tindakan hukum publik dan tindakan hukum privat.Tindakan hukum
publik berarti tindakan hukum yang dilakukan tersebut didasarkan pada hukum publik,
sedangkan tindakan hukum privat adalah tindakan yang didasarkan pada ketentuan hukum
keperdataan.
Tindakan hukum publik yang dilakukan oleh pemerintahan dalam menjalankan fungsi
pemerintahannya, dapat dibedakan dalam tindakan hukum publik yang bersifat sepihak dan
tindakan banyak pihak.Peraturan bersama antarkabupaten atau antara kabupaten dengan provinsi
adalah contoh dari tindakan hukum publik beberapa pihak.Tindakan hukum publik sepihak
berbentuk tindakan yang dilakukan sendiri oleh organ pemerintahan yang menimbulkan akibat
hukum publik, contohnya adalah pemberian izin bangunan dari walikota, pemberian bantuan
(subsidi), perintah pengosongan bangunan/rumah, dan sebagainya.
Di dalam negara hukum terdapat asas legalitas atau wetmatigheid van bestuur, yaitu perbuatan
hukum administrasi harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.Tanpa
ada peraturan perundang-undangan, tindakan hukum pemerintah dapat dikategorikan sebagai
tindakan hukum tanpa kewenangan (onbevoegd).
E2. Wewenang Pemerintah
Dalam arti hukum, wewenang (bevoegdheid) adalah keseluruhan hak dan kewajiban yang secara
eksplisit diberikan oleh pembuat undang-undang kepada subjek hukum publik.Di dalam
wewenang terdapat tugas (taak), hak (rechten), kewajiban (plichten), dan pertanggungjawaban
(verantwoordelijkheid).Secara operasional, wewenang merupakan kemampuan untuk melakukan
tindakan-tindakan hukum tertentu.
Sifat wewenang pemerintahan adalah terikat, fakultatif, dan bebas. Wewenang bersifat terikat
yaitu jika peraturan dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan bagaimana wewenang itu
dapat dilakukan secara rinci.wewenang fakultatif terjadi jika pejabat tersebut tidak wajib
menerapkan wewenangnya, masih ada pilihan lain yang dapat dilakukan dalam keadaan tertentu
sesuai peraturan dasarnya. Wewenang bebas terjadi jika peraturan dasar memberikan kebebasan
untuk menentukan sendiri keputusannya.Meskipun diberi kewenangan bebas, namun dalam
negara hukum, baik penyerahan wewenang, sifat, dan isi wewenang, maupun pelaksanaan
wewenang, tunduk pada batasan yuridis.Penggunaan wewenang pemerintah juga disertai
pertanggungjawaban hukum.
E.3 Freies Ermessen
Kewenangan bebas pemerintah sering disebut freies Ermessen.Freies artinya bebas, lepas, tidak
terikat, merdeka.Sedangkan Ermessen berarti mempertimbangkan, menilai, menduga, dan
memperkirakan.Jadi, Freies Ermessen artinya seseorang mempunyai kebebasan untuk menilai,
menduga, dan mempertimbangkan sesuatu. Menurut Nana Saputra, freies Ermessen adalah
kebebasan yang diberikan kepada alat administrasi yang pada asasnya memperkenalkan alat
administrasi negara mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan daripada berpegang
teguh pada peraturan hukum, atau kewenangan yang sah untuk turut campur dalam kegiatan
sosial guna melaksanakan tugas-tugas menyelenggarakan kepentingan umum.
Menurut Bachsan Mustafa, dalam buku Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, freise
Ermessen diberikan kepada pemerintah/administrasi negara karena fungsi pemerintah adalah
menyelenggarakan kepentingan umum yang berbeda dengan fungsi kehakiman untuk
menyelesaikan sengketa antar penduduk. Keputusan pemerintah lebih mengutamakan
pencapaian tujuan daripada sesuai dengan hukum yang berlaku.
Sjachran Basah mengungkapkan unsur-unsur freies Emessen dalam negara hukum adalah :
1. Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik;
2. Merupakan sikap tindak aktif dari administrasi negara;
3. Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum;
4. Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri;
5. Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan penting yang timbul
secara tiba-tiba;
6. Sikap tindak itu dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa
maupun secara hukum.
Di dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, freise Ermessen dilakukan oleh administrasi
negara dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelesaian in konkrito
terhadap suatu masalah tertentu, padahal masalah tersebut menuntut penyelesaian yang segera.
Misalnya dalam menghadapi suatu bencana alam atau wabah penyakit yang menular, maka
aparat pemerintah harus segera mengambil tindakan yang menguntungkan bagi negara maupun
bagi rakyat, tindakan mana semata-mata timbul atas prakarsa sendiri.
2. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar berbuat aparat pemerintah memberikan
kebebasan sepenuhnya. Misalnya dalam pemberian izin berdasarkan pasal 1 HO, setiap pemberi
izin bebas untuk menafsirkan pengertian “menimbulkan keadaan bahaya” sesuai dengan situasi
dan kondisi daerah masing-masing.
3. Adanya delegasi perundang-undangan, maksudnya aparat pemerintah diberi kekuasaan untuk
mengatur sendiri, yang sebenarnya kekuasaan itu merupakan kekuasaan aparat yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya dalam menggali sumber-sumber keuangan daerah.Pemerintah daerah
bebas mengelolanya asalkan sumber-sumber itu merupakan sumber-sumber yang sah.
Menurut Muchsan, pembatasan penggunaan freise Ermessen adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan freies Ermessen tidak boleh bertentangan denan sistem hukum yang berlaku (kaidah
hukum positif).
2. Penggunaan freies Ermessen hanya ditujukan demi kepentingan umum.
E.3 Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB)
Seperti yang tadi telah dijelaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya tidak selalu
berdasarkan Undang-Undang, karena Undang-Undang bersifat terbatas dan tidak dapat
mencangkup semua masalah administrasi negara.oleh karena itu pejabat diberi kewenangan
untuk membuat keputusan, namun kewenangan bebas itu pun harus berdasarkan asas-asas umum
pemerintahan yang baik sebagai berikut :
a) Asas Kepastian Hukum
Asas kepastian hukum memiliki dua aspek, material dan formal.Aspek hukum material terkait
atas asas kepercayaan.Demi kepastian hukum, setiap keputusan yang telah dikeluarkan
pemerintah tidak untuk dicabut kembali sampai ada putusan pengadilan.Aspek formal
menekankan agar pembuatan keputusan memakai kata-kata yang jelas.
b) Asas Keseimbangan
Asas ini menghendaki adanya keseimbangan antara hukuman jabatan dan kelalaian pegawai.
Pelanggaran yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda akan dikenakan sanksi yang
sama, sesuai dengan kriteria yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan
Asas ini menghendaki agar badan pemerintahan mengambil tindakan yang sama (tidak
bertentangan) atas kasus-kasus yang faktanya sama.
d) Asas Bertindak Cermat atau Asas Kecermatan
Dalam mengambil keputusan, pemerintah harus mempertimbangkan secara cermat dan teliti
semua faktor dan keadaan yang berkaitan dengan materi keputusan, mendengar, dan
mempertimbangkan alasan yang diajukan pihak yang berkepentingan, juga harus
mempertimbangkan akibat hukum yang muncul dari keputusan itu.
e) Asas Motivasi untuk Setiap Keputusan
Pemerintah harus mempunyai motivasi atau alasan yang jelas, terang, benar, objektif, dan adil
sebagai dasar membuat keputusan agar mereka yang tidak puas dapat mengajukan
keberatan/banding.Motivasi juga diperlukan hakim administrasi negara untuk menilai keputusan
yang dipersengketakan.
f) Asas Tidak Mencampuradukkan Kewenangan
Kewenangan pemerintah secara umum mencangkup kewenangan dari segi material, segi
wilayah, dan segi waktu.Aspek-aspek wewenang ini tidak dapat dijalankan melebihi atas apa
yang sudah ditentukan dlam peraturan yang berlaku.
g) Asas Permainan yang Layak (Fair Play)
Warga negara diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari kebenaran dan keadilan
serta diberi kesempatan untuk membela diri dengan memberikan argumentasi-argumentasi
sebelum dijatuhkannya putusan administrasi.Asas ini menekankan kejujuran dan keterbukaan
dalam penyelesaian sengketa administrasi negara.
h) Asas Keadilan dan Kewajaran
Asas keadilan menuntut tindakan secara proporsional, sesuai, seimbang, dan selaras dengan hak
setiap orang.Sedangkan asas kewajaran menekankan agar setiap aktivitas pemerintah atau
administrasi negara memperhatkan nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat, baik itu
berkaitan dengan agama, moral, adat istiadat, maupun nilai-nilai lainnya.
i) Asas Kepercayaan dan Menanggapi Pengharapan yang Wajar
Aparat pemerintah harus memerhatikan asas ini sehingga jika suatu harapan sudah diberikan
kepada warga negara tidak boleh ditarik kembali meskipun tidak menguntungkan bagi
pemerintah.
j) Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang Batal
Asas ini mempunyai arti bahwa jika ternyata keputusan yang dibuat telah terbukti salah maka
aparat/pejabat pemerintah harus menggantinya.
k) Asas Perlindungan atas Pandangan atau Cara Hidup Pribadi
Pemerintah seharusnya melindungi hak kehidupan pribadi semua warga negara sebagai
konsekuensi negara hukum demokratis yang menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi warga
negara.
l) Asas Kebijaksanaan
Asas ini menghendaki agar pemerintah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya diberi
kebebasan dan keleluasan untuk menerapkan kebijaksanaan tanpa harus terpaku pada peraturan
formal.
m) Asas Kepentingan Umum
Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus mengutamakan kepentingan yang mencangkup
semua aspek kehidupan orang banyak. Penyelenggaraan kepentingan umum dapat berwujud hal-
hal berikut ini :
- Memelihara kepentingan umum yang khusus mengenai kepentingan negara, seperti tugas
pertahanan dan keamanan.
- Memelihara kepentingan bersama dari warga negara yang tidak dapat dipelihara oleh warga
negara sendiri, seperti persediaan sandang pangan, kesejahteraan, dll.
- Memelihara kepentingan bersama yang tidak seluruhnya dapat dilakukan oleh warga negara
sendiri, dalam bentuk bantuan negara, seperti pendidikan dan pengajaran, kesehatan, dll.
- Memelihara kepentingan dari warga perseorangan yang tidak seluruhnya dapat diselenggarakan
oleh warga negara sendiri, dalam bentuk bantuan negara, seperti pemeliharaan fakir miskin, anak
cacat, dll.
- Memelihara ketertiban, keamanan, kemakmuran setempat, seperti peraturan lalu lintas,
pembangunan, perumahan, dll.
E.4 Penyimpangan Penggunaan Wewenang
Di Dalam UU No. 5 Tahun 1986, terdapat dua jenis penyimpangan penggunaan wewenang, yaitu
penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) dan sewenang-wenang (willekeur), yang
dalam pasal 53 ayat (2) huruf b dan c berbunyi sebagai berikut.
(b) Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud
diberikannya wewenang tersebut;
(c) Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) setelah mempertimbangkan semua keputusan itu seharusnya tidak
sampai pada pengambilan atau tindakan pengambilan keputusan tersebut.
Peraturan kebijakan tidak dapat diuji dengan aspek rechtmatigheid.Berdasarkan Hukum
administrasi Negara, pengujian kebijakan adalah dari aspek doelmatigheid, dengan
menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB), khususnya larangan
penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) dan asas larangan sewenang-wenang
(willkeur).Kebijakan pemerintah dikategorikan sebagai kebijakan yang menyimpang jika di
dalamnya ada unsur penyalahgunaan wewenang dan unsur sewenang-wenang.
Ada tidaknya unsur penyalahgunaan wewenang diuji dengan asas spesialitas.asas ini
mengandung arti behwa wewenang itu diberikan kepada organ pemerintah dengan tujuan
tertentu. Penyalahgunaan wewenang terjadi ketika menyimpang dari tujuan pemberian
wewenang.Misalnya seorang Bupati diberi wewenang mengatur dan melakukan pembebasan
tanah untuk kepentingan umum di wilayahnya, namun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan
pencabutan hak atas tanah.
Sedangkan unsur sewenang-wenang diuji dengan asas rasionalitas atau kepantasan
(redelijk).Suatu peraturan kebijakan dikategorikan mengandung unsur willekeur jika peraturan
kebijakan itu nyata-nyata tidak masuk akal atau tidak beralasan.
Kesewenang-wenangan terkait dengan pemberian alasan dalam proses pengambilan keputusan.
Penyalahgunaan wewenang hanya mungkin dilakukan oleh pihak yang memperoleh wewenang
atas dasar atribusi (asli dari peraturan perundang-undangan) dan delegasi.Pihak yang diberi dan
menyalahgunakan wewenang adalah pihak yang diberi tanggung jawab hukum.Maka dari itu,
dalam hal mandat, pelaksana tugas (mandataris) tidak dilekati wewenang, karena tidak dibebani
tanggung jawab hukum.Mandanslah yang mungkin melakukan penyalahgunaan wewenang.
Menurut Philipus M. Hadjon, dalam buku Hukum Administrasi dan Good Governance, untuk
membuktikan terjadinya penyalahgunaan wewenang harus dibuktikan secara faktual bahwa
pejabat telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain. Pengalihan tujuan ini dapat
didasarkan atas kepentingan pribadi, maupun untuk orang lain.
Menurut Andhi Wiranto, “....parameter utama untuk menentukan ada tidaknya onrechmatig
overheidsdaad yang menjadi domain tata usaha negara, terletak pada 2 hal pokok, yaitu : a.
Apakah pejabat pemerintah teah menjalankan wewenang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku? b. Apakah pejabat pemerintahan telah menerapkan AAUPB dalam
menjalankan kewenangan tersebut?
E.5 Analisis Kasus
Dalam kasus yang telah disebutkan dalam latar belakang, seorang pejabat selain bertindak sesuai
dengan undang-undang, namun ia pun mempunyai kebijaksanaan untuk membuat keputusan
untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, tindakan pejabat untuk lebih mementingkan
membangun jembatan sebagai penghubung daripada mengeraskan aspal jalan sudah tepat,
walaupun dapat dikatakan melakukan penyalahgunaan kewenangan, namun jika hal tersebut
sesuai dengan AAUPB, maka hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai tindakan melawan
hukum. Tujuan awal pemberian dana pun sebenarnya untuk kepentingan umum, terutama
transportasi warga. Jadi esensi keputusan pejabat tersebut sebenarnya tidak bertentangan dengan
tujuan awal pemberian wewenang.Dan selama keputusan dengan penyalahgunaan wewenang itu
tidak dipakai untuk kepentingan pribadi, maka keputusan tersebut dapat diterima.Setelah
membuat keputusanpun pejabat tersebut harus melakukan pertanggungjawaban mengenai
keputusannya tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Pejabat pemerintah dalam melaksanakan tugasnya, selain berdasarkan undang-undang, juga
diberi kebebasan membuat keputusan yang berdasarkan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik.Dengan ini diharapkan pejabat pemerintahan dapat membuat keputusan dengan bijaksana
dan mengutamakan kesejahteraan rakyat.Karena hukum sendiri ada untuk mensejahterakan
rakyat, menciptakan keadilan.Kasus ini merupakan contoh bagaimana pejabat publik seharusnya
mengambil keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
HR Ridwan. Hukum administrasi Negara. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2011

More Related Content

What's hot

Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Saktialsalcunsoed
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Silvia Kumalasari
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumInternet Explorer
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraRoy Pangkey
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Bahan ajar han lanjut
Bahan ajar han lanjutBahan ajar han lanjut
Bahan ajar han lanjutSri Nur Hari
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negaraNuelnuel11
 
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1Abid Zamzami
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANTri Widodo W. UTOMO
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)Abid Zamzami
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraIr. Zakaria, M.M
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahIsaka Yoga
 

What's hot (20)

Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
1. ruang lingkup
1. ruang lingkup1. ruang lingkup
1. ruang lingkup
 
Bahan ajar han lanjut
Bahan ajar han lanjutBahan ajar han lanjut
Bahan ajar han lanjut
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara
 
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negara
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
 
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesiaPenggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
 

Similar to Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan wewenang

MAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdf
MAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdfMAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdf
MAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdfAgusDermawan12
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 
2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negara2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negaraDian Oktavia
 
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)EllisaVikalista1
 
Fungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptx
Fungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptxFungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptx
Fungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptxPutriRahayuWidjayant
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaratondy lbh
 
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...WennaSustiany
 
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukumKekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukumbaim hukum
 
Sejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandungSejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandungWulan Yussilya
 
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxInstrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxZukét Printing
 

Similar to Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan wewenang (20)

Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenangTinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
 
MAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdf
MAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdfMAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdf
MAKALAH KELOMPOK 6_PENEGAKKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (1).pdf
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negara2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negara
 
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK (AUPB)
 
Fungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptx
Fungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptxFungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptx
Fungsi dan aktivitas administrasi negara fix.pptx
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
 
Materi HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptxMateri HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptx
 
Makalah rule of law
Makalah rule of lawMakalah rule of law
Makalah rule of law
 
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
 
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukumKekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
 
Sejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandungSejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandung
 
Freies ermesson
Freies ermessonFreies ermesson
Freies ermesson
 
Upaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesiaUpaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesia
 
Pemerintah Bukanlah Negara 2
Pemerintah Bukanlah Negara 2Pemerintah Bukanlah Negara 2
Pemerintah Bukanlah Negara 2
 
Bahan kuliah han
Bahan kuliah hanBahan kuliah han
Bahan kuliah han
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxInstrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
 

Recently uploaded

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan wewenang

  • 1. ANALISIS KASUS PENYIMPANGAN PENGGUNAAN WEWENANG OLEH PEJABAT NEGARA DALAM PRAKTIK ADMINISTRASI NEGARA Disusun Oleh DODIE ISKANDAR EAA 115 210 UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS HUKUM JURUSAN ILMU HUKUM 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, walaupun dengan hasil yang sederhana.Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan menambah pengalaman bagi saya agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam negara hukum seperti di Indonesia, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan,agar terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan yang adil, damai, dan makmur. Kegiatan Administrasi Negara yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan pun dalam pelaksanaannya didasari oleh Hukum Administrasi Negara.Hal ini agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki terhadap kepentingan umum. Dalam praktik pelaksanaan kegiatan administrasi negara, terkadang terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan yang terdapat dalam hukum yang berlaku. Seperti dalam kasus berikut ini, “ Seorang pejabat pemerintahan diberi wewenang untuk memperbaiki jalan raya dengan dana Rp 300.000.000,00. Di atas jalan itu terdapat sebuah jembatan yang ternyata pada saat itu roboh. Melihat kondisi di lapangan yang seperti itu, pejabat itu lebih memilih mengalokasikan dana yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki jalan raya untuk membangun jembatan sebagai jalur penghubung masyarakat. Selain itu tampaknya jalan raya yang hendak diperbaiki kondisinya tidak terlalu parah dan masih dapat digunakan dibandingkan dengan jembatan yang roboh di atas jalan itu yang sangat mengganggu aktivitas warga.Dengan dasar itu pejabat akhirnya tidak melaksanakan tugasnya untuk memperbaiki jalan raya dan lebih memilih membangun jembatan.” Hal ini membuat kebingungan bagi orang awam yang belum mengerti akan Hukum Administrasi Negara. Apakah tindakan pejabat tersebut diperbolehkan oleh hukum?Atau justru tindakan tersebut adalah tindakan melanggar hukum karena tidak sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. Kemudian apa dasar hukum tindakan tersebut?. Pejabat yang belum memahami hukum pun kemudian akan menjadi ragu ketika akan membuat keputusan jika terjadi kasus seperti di atas.
  • 4. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah, ”Apakah tindakan tersebut termasuk tindakan sewenang-wenang, ataukah tindakan tersebut merupakan penyalahgunaan wewenang?” C. Tujuan Penulisan Bertolok apa yang dikemukakan pada rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan oleh pejabat tersebut termasuk tindakan yang sewenang-wenang atau merupakan tindakan penyalahgunaan wewenang. D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan makalah ini ada dua, yakni 1. Secara teoritis manfaat yang dapat diharapkan dari penulisan makalah ini adalah untuk penambahan pengetahuan mengenai Sistem Hukum Indonesia lebih khususnya pada Hukum Administrasi Negara 2. Secara praktis, manfaat yang dapat diharapkan dari makalah ini adalah dapat mendorong terciptanya sadar hukum bagi Mahasiswa Administrasi Negara terutama dalam hal pengambilan keputusan.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN E.1 Tindakan Hukum Pemerintahan Pemerintah/Pejabat Administrasi Negara adalah pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.Pejabat Administrasi Negara adalah subjek hukum administrasi negara. Tindakan Pemerintah secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tindakan hukum dan tindakan bukan tindakan hukum.Seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan hukum apabila tindakan yang dimaksudkan untuk menmbulkan akibat-akibat hukum. Tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahannya dapat dibedakan dalam tindakan hukum publik dan tindakan hukum privat.Tindakan hukum publik berarti tindakan hukum yang dilakukan tersebut didasarkan pada hukum publik, sedangkan tindakan hukum privat adalah tindakan yang didasarkan pada ketentuan hukum keperdataan. Tindakan hukum publik yang dilakukan oleh pemerintahan dalam menjalankan fungsi pemerintahannya, dapat dibedakan dalam tindakan hukum publik yang bersifat sepihak dan tindakan banyak pihak.Peraturan bersama antarkabupaten atau antara kabupaten dengan provinsi adalah contoh dari tindakan hukum publik beberapa pihak.Tindakan hukum publik sepihak berbentuk tindakan yang dilakukan sendiri oleh organ pemerintahan yang menimbulkan akibat hukum publik, contohnya adalah pemberian izin bangunan dari walikota, pemberian bantuan (subsidi), perintah pengosongan bangunan/rumah, dan sebagainya. Di dalam negara hukum terdapat asas legalitas atau wetmatigheid van bestuur, yaitu perbuatan hukum administrasi harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.Tanpa ada peraturan perundang-undangan, tindakan hukum pemerintah dapat dikategorikan sebagai tindakan hukum tanpa kewenangan (onbevoegd).
  • 6. E2. Wewenang Pemerintah Dalam arti hukum, wewenang (bevoegdheid) adalah keseluruhan hak dan kewajiban yang secara eksplisit diberikan oleh pembuat undang-undang kepada subjek hukum publik.Di dalam wewenang terdapat tugas (taak), hak (rechten), kewajiban (plichten), dan pertanggungjawaban (verantwoordelijkheid).Secara operasional, wewenang merupakan kemampuan untuk melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu. Sifat wewenang pemerintahan adalah terikat, fakultatif, dan bebas. Wewenang bersifat terikat yaitu jika peraturan dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan bagaimana wewenang itu dapat dilakukan secara rinci.wewenang fakultatif terjadi jika pejabat tersebut tidak wajib menerapkan wewenangnya, masih ada pilihan lain yang dapat dilakukan dalam keadaan tertentu sesuai peraturan dasarnya. Wewenang bebas terjadi jika peraturan dasar memberikan kebebasan untuk menentukan sendiri keputusannya.Meskipun diberi kewenangan bebas, namun dalam negara hukum, baik penyerahan wewenang, sifat, dan isi wewenang, maupun pelaksanaan wewenang, tunduk pada batasan yuridis.Penggunaan wewenang pemerintah juga disertai pertanggungjawaban hukum. E.3 Freies Ermessen Kewenangan bebas pemerintah sering disebut freies Ermessen.Freies artinya bebas, lepas, tidak terikat, merdeka.Sedangkan Ermessen berarti mempertimbangkan, menilai, menduga, dan memperkirakan.Jadi, Freies Ermessen artinya seseorang mempunyai kebebasan untuk menilai, menduga, dan mempertimbangkan sesuatu. Menurut Nana Saputra, freies Ermessen adalah kebebasan yang diberikan kepada alat administrasi yang pada asasnya memperkenalkan alat administrasi negara mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan daripada berpegang teguh pada peraturan hukum, atau kewenangan yang sah untuk turut campur dalam kegiatan sosial guna melaksanakan tugas-tugas menyelenggarakan kepentingan umum.
  • 7. Menurut Bachsan Mustafa, dalam buku Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, freise Ermessen diberikan kepada pemerintah/administrasi negara karena fungsi pemerintah adalah menyelenggarakan kepentingan umum yang berbeda dengan fungsi kehakiman untuk menyelesaikan sengketa antar penduduk. Keputusan pemerintah lebih mengutamakan pencapaian tujuan daripada sesuai dengan hukum yang berlaku. Sjachran Basah mengungkapkan unsur-unsur freies Emessen dalam negara hukum adalah : 1. Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik; 2. Merupakan sikap tindak aktif dari administrasi negara; 3. Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum; 4. Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri; 5. Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan penting yang timbul secara tiba-tiba; 6. Sikap tindak itu dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun secara hukum. Di dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, freise Ermessen dilakukan oleh administrasi negara dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelesaian in konkrito terhadap suatu masalah tertentu, padahal masalah tersebut menuntut penyelesaian yang segera. Misalnya dalam menghadapi suatu bencana alam atau wabah penyakit yang menular, maka aparat pemerintah harus segera mengambil tindakan yang menguntungkan bagi negara maupun bagi rakyat, tindakan mana semata-mata timbul atas prakarsa sendiri. 2. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar berbuat aparat pemerintah memberikan kebebasan sepenuhnya. Misalnya dalam pemberian izin berdasarkan pasal 1 HO, setiap pemberi izin bebas untuk menafsirkan pengertian “menimbulkan keadaan bahaya” sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. 3. Adanya delegasi perundang-undangan, maksudnya aparat pemerintah diberi kekuasaan untuk mengatur sendiri, yang sebenarnya kekuasaan itu merupakan kekuasaan aparat yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya dalam menggali sumber-sumber keuangan daerah.Pemerintah daerah bebas mengelolanya asalkan sumber-sumber itu merupakan sumber-sumber yang sah.
  • 8. Menurut Muchsan, pembatasan penggunaan freise Ermessen adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan freies Ermessen tidak boleh bertentangan denan sistem hukum yang berlaku (kaidah hukum positif). 2. Penggunaan freies Ermessen hanya ditujukan demi kepentingan umum. E.3 Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) Seperti yang tadi telah dijelaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya tidak selalu berdasarkan Undang-Undang, karena Undang-Undang bersifat terbatas dan tidak dapat mencangkup semua masalah administrasi negara.oleh karena itu pejabat diberi kewenangan untuk membuat keputusan, namun kewenangan bebas itu pun harus berdasarkan asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagai berikut : a) Asas Kepastian Hukum Asas kepastian hukum memiliki dua aspek, material dan formal.Aspek hukum material terkait atas asas kepercayaan.Demi kepastian hukum, setiap keputusan yang telah dikeluarkan pemerintah tidak untuk dicabut kembali sampai ada putusan pengadilan.Aspek formal menekankan agar pembuatan keputusan memakai kata-kata yang jelas. b) Asas Keseimbangan Asas ini menghendaki adanya keseimbangan antara hukuman jabatan dan kelalaian pegawai. Pelanggaran yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda akan dikenakan sanksi yang sama, sesuai dengan kriteria yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. c) Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan Asas ini menghendaki agar badan pemerintahan mengambil tindakan yang sama (tidak bertentangan) atas kasus-kasus yang faktanya sama. d) Asas Bertindak Cermat atau Asas Kecermatan Dalam mengambil keputusan, pemerintah harus mempertimbangkan secara cermat dan teliti semua faktor dan keadaan yang berkaitan dengan materi keputusan, mendengar, dan mempertimbangkan alasan yang diajukan pihak yang berkepentingan, juga harus mempertimbangkan akibat hukum yang muncul dari keputusan itu.
  • 9. e) Asas Motivasi untuk Setiap Keputusan Pemerintah harus mempunyai motivasi atau alasan yang jelas, terang, benar, objektif, dan adil sebagai dasar membuat keputusan agar mereka yang tidak puas dapat mengajukan keberatan/banding.Motivasi juga diperlukan hakim administrasi negara untuk menilai keputusan yang dipersengketakan. f) Asas Tidak Mencampuradukkan Kewenangan Kewenangan pemerintah secara umum mencangkup kewenangan dari segi material, segi wilayah, dan segi waktu.Aspek-aspek wewenang ini tidak dapat dijalankan melebihi atas apa yang sudah ditentukan dlam peraturan yang berlaku. g) Asas Permainan yang Layak (Fair Play) Warga negara diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari kebenaran dan keadilan serta diberi kesempatan untuk membela diri dengan memberikan argumentasi-argumentasi sebelum dijatuhkannya putusan administrasi.Asas ini menekankan kejujuran dan keterbukaan dalam penyelesaian sengketa administrasi negara. h) Asas Keadilan dan Kewajaran Asas keadilan menuntut tindakan secara proporsional, sesuai, seimbang, dan selaras dengan hak setiap orang.Sedangkan asas kewajaran menekankan agar setiap aktivitas pemerintah atau administrasi negara memperhatkan nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat, baik itu berkaitan dengan agama, moral, adat istiadat, maupun nilai-nilai lainnya. i) Asas Kepercayaan dan Menanggapi Pengharapan yang Wajar Aparat pemerintah harus memerhatikan asas ini sehingga jika suatu harapan sudah diberikan kepada warga negara tidak boleh ditarik kembali meskipun tidak menguntungkan bagi pemerintah. j) Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang Batal Asas ini mempunyai arti bahwa jika ternyata keputusan yang dibuat telah terbukti salah maka aparat/pejabat pemerintah harus menggantinya. k) Asas Perlindungan atas Pandangan atau Cara Hidup Pribadi Pemerintah seharusnya melindungi hak kehidupan pribadi semua warga negara sebagai konsekuensi negara hukum demokratis yang menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi warga negara.
  • 10. l) Asas Kebijaksanaan Asas ini menghendaki agar pemerintah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya diberi kebebasan dan keleluasan untuk menerapkan kebijaksanaan tanpa harus terpaku pada peraturan formal. m) Asas Kepentingan Umum Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus mengutamakan kepentingan yang mencangkup semua aspek kehidupan orang banyak. Penyelenggaraan kepentingan umum dapat berwujud hal- hal berikut ini : - Memelihara kepentingan umum yang khusus mengenai kepentingan negara, seperti tugas pertahanan dan keamanan. - Memelihara kepentingan bersama dari warga negara yang tidak dapat dipelihara oleh warga negara sendiri, seperti persediaan sandang pangan, kesejahteraan, dll. - Memelihara kepentingan bersama yang tidak seluruhnya dapat dilakukan oleh warga negara sendiri, dalam bentuk bantuan negara, seperti pendidikan dan pengajaran, kesehatan, dll. - Memelihara kepentingan dari warga perseorangan yang tidak seluruhnya dapat diselenggarakan oleh warga negara sendiri, dalam bentuk bantuan negara, seperti pemeliharaan fakir miskin, anak cacat, dll. - Memelihara ketertiban, keamanan, kemakmuran setempat, seperti peraturan lalu lintas, pembangunan, perumahan, dll. E.4 Penyimpangan Penggunaan Wewenang Di Dalam UU No. 5 Tahun 1986, terdapat dua jenis penyimpangan penggunaan wewenang, yaitu penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) dan sewenang-wenang (willekeur), yang dalam pasal 53 ayat (2) huruf b dan c berbunyi sebagai berikut. (b) Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang tersebut;
  • 11. (c) Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah mempertimbangkan semua keputusan itu seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tindakan pengambilan keputusan tersebut. Peraturan kebijakan tidak dapat diuji dengan aspek rechtmatigheid.Berdasarkan Hukum administrasi Negara, pengujian kebijakan adalah dari aspek doelmatigheid, dengan menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB), khususnya larangan penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) dan asas larangan sewenang-wenang (willkeur).Kebijakan pemerintah dikategorikan sebagai kebijakan yang menyimpang jika di dalamnya ada unsur penyalahgunaan wewenang dan unsur sewenang-wenang. Ada tidaknya unsur penyalahgunaan wewenang diuji dengan asas spesialitas.asas ini mengandung arti behwa wewenang itu diberikan kepada organ pemerintah dengan tujuan tertentu. Penyalahgunaan wewenang terjadi ketika menyimpang dari tujuan pemberian wewenang.Misalnya seorang Bupati diberi wewenang mengatur dan melakukan pembebasan tanah untuk kepentingan umum di wilayahnya, namun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan pencabutan hak atas tanah. Sedangkan unsur sewenang-wenang diuji dengan asas rasionalitas atau kepantasan (redelijk).Suatu peraturan kebijakan dikategorikan mengandung unsur willekeur jika peraturan kebijakan itu nyata-nyata tidak masuk akal atau tidak beralasan. Kesewenang-wenangan terkait dengan pemberian alasan dalam proses pengambilan keputusan. Penyalahgunaan wewenang hanya mungkin dilakukan oleh pihak yang memperoleh wewenang atas dasar atribusi (asli dari peraturan perundang-undangan) dan delegasi.Pihak yang diberi dan menyalahgunakan wewenang adalah pihak yang diberi tanggung jawab hukum.Maka dari itu, dalam hal mandat, pelaksana tugas (mandataris) tidak dilekati wewenang, karena tidak dibebani tanggung jawab hukum.Mandanslah yang mungkin melakukan penyalahgunaan wewenang. Menurut Philipus M. Hadjon, dalam buku Hukum Administrasi dan Good Governance, untuk membuktikan terjadinya penyalahgunaan wewenang harus dibuktikan secara faktual bahwa
  • 12. pejabat telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain. Pengalihan tujuan ini dapat didasarkan atas kepentingan pribadi, maupun untuk orang lain. Menurut Andhi Wiranto, “....parameter utama untuk menentukan ada tidaknya onrechmatig overheidsdaad yang menjadi domain tata usaha negara, terletak pada 2 hal pokok, yaitu : a. Apakah pejabat pemerintah teah menjalankan wewenang berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku? b. Apakah pejabat pemerintahan telah menerapkan AAUPB dalam menjalankan kewenangan tersebut? E.5 Analisis Kasus Dalam kasus yang telah disebutkan dalam latar belakang, seorang pejabat selain bertindak sesuai dengan undang-undang, namun ia pun mempunyai kebijaksanaan untuk membuat keputusan untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, tindakan pejabat untuk lebih mementingkan membangun jembatan sebagai penghubung daripada mengeraskan aspal jalan sudah tepat, walaupun dapat dikatakan melakukan penyalahgunaan kewenangan, namun jika hal tersebut sesuai dengan AAUPB, maka hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai tindakan melawan hukum. Tujuan awal pemberian dana pun sebenarnya untuk kepentingan umum, terutama transportasi warga. Jadi esensi keputusan pejabat tersebut sebenarnya tidak bertentangan dengan tujuan awal pemberian wewenang.Dan selama keputusan dengan penyalahgunaan wewenang itu tidak dipakai untuk kepentingan pribadi, maka keputusan tersebut dapat diterima.Setelah membuat keputusanpun pejabat tersebut harus melakukan pertanggungjawaban mengenai keputusannya tersebut.
  • 13. BAB III KESIMPULAN Pejabat pemerintah dalam melaksanakan tugasnya, selain berdasarkan undang-undang, juga diberi kebebasan membuat keputusan yang berdasarkan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik.Dengan ini diharapkan pejabat pemerintahan dapat membuat keputusan dengan bijaksana dan mengutamakan kesejahteraan rakyat.Karena hukum sendiri ada untuk mensejahterakan rakyat, menciptakan keadilan.Kasus ini merupakan contoh bagaimana pejabat publik seharusnya mengambil keputusan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA HR Ridwan. Hukum administrasi Negara. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2011