SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
SERTIFIKASI CPOB DAN CPBBAOB
Dra. Togi Junice Hutadjulu, Apt., MHA
1
Jakarta, 22 Februari 2018
OUTLINE
Regulasi dan Pengembangan Bioteknologi
Alur Proses Sertifikasi CPOB
Penutup
Basic Principle of GMPRegulasi dan Pengembangan
Produk Bioteknologi
Regulasi Pengembangan Industri Farmasi
Rencana Induk
Pembangunan Industri
Nasional (2015-2035)
•6 Maret 2015
•Industri Farmasi  Industri
Andalan
Paket Kebijakan
Ekonomi ke XI
• Maret 2016
• Pengembangan Industri
Farmasi dan Alat
Kesehatan
Inpres No. 6 Tahun
2016
• 6 Juni 2016
• Percepatan
Pengembangan Industri
Farmasi & Alkes
Permenkes No. 17
Tahun 2017
• 27 Februari 2017
• Rencana Aksi
Pengembangan Industri
Farmasi & Alkes
Instruksi kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk:
1. Memfasilitasi pengembangan obat dalam rangka mendukung akses
dan ketersediaan obat untuk masyarakat sebagai upaya peningkatan
pelayanan kesehatan dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional;
2. Mendukung investasi pada sektor industri farmasi dan alat kesehatan
melalui fasilitasi dalam proses sertifikasi fasilitas produksi dan penilaian
atau evaluasi obat; dan
3. Mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kepatuhan terhadap
regulasi dan standar dalam rangka menjamin keamanan, mutu dan
khasiat serta peningkatan daya saing industri farmasi.
Inpres No. 6 Tahun 2016
Percepatan Pengembangan Industri Farmasi & Alkes
Kondisi Industri Farmasi Indonesia
Vaksin
• Vaksin produksi Indonesia telah
memenuhi standar PQ-WHO
• Telah digunakan di lebih dari 130
negara
Natural
• Pasar obat herbal meningkat
• Peralihan dari obat kimia ke obat alami
• Besarnya potensi tanaman obat
Indonesia (keanekaragaman hayati)
Produk Bioteknologi
• Potensi pasar dalam negeri masih besar
dan terus meningkat
• Mulai berkembangnya industri
biofarmasi Indonesia
BBO Kimia
• Kebutuhan tinggi, namun didominasi
BBO impor
• Industri Kimia Dasar pendukung tidak
tersedia
• Persaingan mutu dan harga dengan
pemain besar dari luar negeri
Sumber: Permenkes No. 17 Tahun 2017 – Rencana Aksi Pengembangan IF dan Alkes
2016-2018 2019-2021 2022-2025
1. EPO (Erythropoetin)
2. GCSF (Granulocyte Colony
Stimulating Factor)
3. Probiotic
4. Insulin
5. Stem cell protein (Wound
care and cosmetics)
6. Somatropin
7. EGF (Epidermal Growth
Factor)
8. Enoxaparin
9. Plasma Fractination
1. Blood Fractionation
2. Growth Hormone
3. Interferon
4. Trastuzumab
5. Insulin
6. MAB (oncology)
Rituximab,
Bevacizumab
1. MAB (Monoclonal
Anti Body)
2. Insulin analogue
SKENARIO PENGEMBANGAN PRODUK BIOTEKNOLOGI
Produk Biologi adalah produk yang mengandung bahan biologi yang berasal dari
manusia, hewan atau mikroorganisme yang dibuat dengan cara konvensional, antara
lain ekstraksi, fraksinasi, reproduksi, kultivasi, atau melalui metode bioteknologi, antara
lain fermentasi, rekayasa genetika, kloning, termasuk tetapi tidak terbatas pada enzim,
antibodi monoklonal, hormon, sel punca, terapi gen, vaksin, produk darah, produk
rekombinan DNA, dan imunosera.
(Peraturan Kepala Badan POM No. 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat)
Digunakan untuk:
- Mengobati (umumnya sebagai life saving pada penyakit berat atau kronik)
- Mencegah (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), atau
- Mendiagnosa penyakit berat, kronik
Produk Biologi
9
Kekhasan Produk Biologi
Sangat spesifik setiap produknya karena dibuat dari sumber yang hidup
Substansinya tidak homogen seperti obat kimia
Lebih sulit ditetapkan karakteristiknya
Proses pembuatan berlangsung dalam lingkungan aseptik
Termolabil karena berupa protein, sel atau organisme yang dilemahkan
Masa kadaluarsa pendek
Basic Principle of GMPAlur Proses Sertifikasi CPOB
Dasar Hukum Penerapan CPOB
• Pasal 98 Ayat (1): Sediaan farmasi dan
alat kesehatan harus aman, berkhasiat/
bermanfaat, bermutu, dan terjangkau.
UU No. 36 Tahun
2009 tentang
Kesehatan
• Pasal 6 Ayat (2): Industri farmasi wajib
memenuhi persyaratan CPOB.
Permenkes No.
1010/MenKes/Per/XI
/2008 tentang
Registrasi Obat
• Pasal 8 Ayat (1): Industri farmasi wajib
memenuhi persyaratan CPOB.
• Pasal 8 Ayat (2): Pemenuhan persyaratan
CPOB dibuktikan dengan Sertifikat CPOB.
Permenkes No.1799
Tahun 2010 tentang
Industri Farmasi
Peraturan Kepala Badan
POM No.
HK.04.1.33.12.11.09937
Tahun 2011 tentang Tata
Cara Sertifikasi CPOB
Peraturan Kepala Badan
POM No. HK
03.1.33.12.12.8195 Tahun
2012 tentang Penerapan
Pedoman CPOB
Peraturan Kepala Badan
POM No. 24 Tahun 2017
tentang Kriteria dan Tata
Laksana Registrasi Obat
1. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.04.1.33.12.11.09937 tahun 2011 tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan
Obat yang Baik
2. Sertifikat CPOB diterbitkan berdasarkan permohonan tertulis kepada Kepala
Badan.
3. Sertifikat CPOB diberikan untuk setiap unit bangunan sesuai dengan bentuk
sediaan dan proses pembuatan yang dilakukan untuk semua tahapan atau
sebagian tahapan.
4. Sertifikat CPBBAOB diberikan untuk setiap unit bangunan dengan jenis Bahan
Baku Aktif Obat yang dibuat.
5. Produksi skala pilot (misal untuk optimasi formula di mana produk tidak
ditujukan untuk uji klinis), tidak dipersyaratkan dilakukan di fasilitas yang
tersertifikasi CPOB/CPBBAOB.
Sertifikasi CPOB
Pemberian Rekomendasi Izin Industri Farmasi
Inspeksi oleh
Pusat dan Balai
CAPA
Permenkes No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 Industri Farmasi
BPOM
BPOM
Kemenkes
BPOM
Kemenkes
BPOM
Persetujuan RIP
Rekomendasi Teknis
Izin Prinsip dari Dirjen
Farmalkes
Inspeksi CPOB
Rekomendasi Izin Industri Farmasi kepada
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alkes
Rekomendasi Teknis Izin Industri
Farmasi dari Dirjen Farmalkes
Penerbitan Sertifikat CPOB
Permenkes No. 93 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Bidang Kesehatan di Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM)
BKPM
BKPM
Persetujuan Izin
Prinsip
Penerbitan Izin Industri
Farmasi
Penerbitan Izin Prinsip
dari Dirjen Farmalkes
Penerbitan Izin Industri Farmasi
dari Dirjen Farmalkes
Inspeksi Rutin IF:
- Kepatuhan CPOB
- Product Recall
- Kepatuhan regulasi
Risk-based
assessment
Memenuhi
CPOB
Tidak Perlu
Inspeksi
Tidak Memenuhi CPOB
Manajemen
Risiko Mutu
Monitor
ketat
• Rekomendasi IIF
• Sertifikasi CPOB*
Desk
CAPA
Inspeksi Verifikasi
CAPA
Persetujuan
RIP & KDSTU
Pembangunan Inspeksi CPOB
Resertifikasi CPOB
Riwayat IF (+)
Riwayat IF (-)
1. Sertifikasi  Fasilitas Baru
 Penambahan Fasilitas
2. Resertifikasi  Perpanjangan masa berlaku sertifikat (5 tahun)
CAPA
Desk
CAPA
ALUR PROSES SERTIFIKASI – RESERTIFIKASI CPOB
Manajemen
Risiko Mutu
*(diterbitkan setelah
memperoleh izin IF)
bila perlu
PERSYARATAN PERMOHONAN SERTIFIKASI CPOB (1)
1. Pembangunan fisik meliputi bangunan dan sarana penunjang kritis dan sarana penunjang lainnya telah
selesai;
2. Peralatan produksi dan laboratorium serta prosedur penggunaannya telah tersedia;
3. Personil kunci yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab telah tersedia;
4. Uraian tugas telah tersedia sampai dengan tingkat penyelia;
5. Sarana penunjang kritis sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi kinerja dan sistem
pengolahan air sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi kinerja fase 1 (satu);
6. Peralatan sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi operasional;
7. Protokol validasi metode analisis, kualifikasi kinerja alat/validasi proses, dan validasi pembersihan telah
tersedia;
8. Laboratorium pengawasan mutu telah dilengkapi dengan peralatan pengujian sesuai kebutuhan;
9. Sistem mutu dan sistem dokumentasi, spesifikasi bahan awal dan produk jadi, dokumen produksi
induk, prosedur pengolahan, pembersihan dan pengujian yang terkait dengan aktivitas yang akan
dilakukan telah tersedia.
Industri Farmasi
PERSYARATAN PERMOHONAN SERTIFIKASI CPOB (2)
1. Rencana Induk Pembangunan / Perubahan (RIP);
2. Pembangunan fisik meliputi bangunan dan sarana penunjang kritis dan sarana penunjang
lainnya telah selesai;
3. Personil kunci yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab;
4. Uraian tugas sampai dengan tingkat supervisor;
5. Peralatan sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi operasional;
6. Laboratorium pengawasan mutu telah dilengkapi dengan peralatan pengujian sesuai kebutuhan;
7. Sistem mutu dan sistem dokumentasi, spesifikasi bahan awal dan produk jadi, prosedur
pengolahan, pembersihan dan pengujian yang terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan
telah tersedia.
Bagi Sarana Selain IF
Basic Principle of GMPPenutup
Badan POM senantiasa mendorong dan memfasilitasi pengembangan produk biologi
dalam rangka mengurangi ketergantungan BBO impor antara lain melalui
konsultasi dan asistensi untuk pemenuhan terhadap CPOB.
Diperlukan pemahaman yang sama terkait penerapan Pedoman CPOB yang
dinamis secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi
persyaratan mutu.
Diperlukan sinergitas yang kuat antar ABGC untuk meningkatkan kapasitas
produksi serta daya saing produk farmasi Indonesia.
PENUTUP
Struktur Badan POM
Perkuatan kinerja pengawasan obat dan makanan
Perpres No. 80
Tahun 2017
• Badan Pengawas
Obat dan
Makanan
• Mengatur
penajaman tugas,
fungsi, dan
kewenangan
Badan POM
Peraturan Kepala
Badan POM No. 26
Tahun 2017
• Organisasi dan
Tata Kerja Badan
POM Penguatan fungsi cegah tangkal,
intelijen, dan penyidikan
terhadap pelanggaran ketentuan
Inovasi proses registrasi yang semakin
efisien dan transparan, serta menjamin
keamanan, mutu, dan manfaat.
Penguatan fungsi Aparat
Pengawas Internal
Pemerintah (APIP)
Struktur Badan POM
Direktorat Pengawasan Produksi Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor
1. Subdirektorat Pengawasan Sarana Produksi Obat,
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor:
a. Seksi Penilaian Sarana Produksi Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor
b. Seksi Inspeksi Sarana Produksi Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor
2. Subdirektorat Pengawasan Sarana Produksi Bahan
Baku Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor:
a. Seksi Penilaian Sarana Produksi Bahan Baku Obat,
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
b. Seksi Inspeksi Sarana Produksi Bahan Baku Obat,
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
3. Subdirektorat Pengawasan Produksi Produk Biologi
dan Sarana Khusus:
a. Seksi Penilaian Sarana Produksi Produk Biologi dan
Sarana Khusus
b. Seksi Inspeksi Sarana Produksi Produk Biologi dan Sarana
Khusus
c. Seksi Tata Operasional
4. Kelompok Jabatan Fungsional

More Related Content

What's hot

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiIndana Mufidah
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasihusnul khotimah
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBNesha Mutiara
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Ulfah Hanum
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Ulfah Hanum
 
2. Perizinan Alkes Full(1).pptx
2. Perizinan Alkes Full(1).pptx2. Perizinan Alkes Full(1).pptx
2. Perizinan Alkes Full(1).pptxroliesekaputra
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilArwinAr
 
Perkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptx
Perkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptxPerkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptx
Perkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptxrizki401748
 

What's hot (20)

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
Pp 4 percobaan pilot plant
Pp 4 percobaan pilot plantPp 4 percobaan pilot plant
Pp 4 percobaan pilot plant
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
 
2. Perizinan Alkes Full(1).pptx
2. Perizinan Alkes Full(1).pptx2. Perizinan Alkes Full(1).pptx
2. Perizinan Alkes Full(1).pptx
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Perkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptx
Perkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptxPerkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptx
Perkembangan Teknologi Farmasi dalam Era Revolusi Industri X TF.pptx
 

Similar to PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2

Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdfBab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdfSinta Lestari
 
PERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdf
PERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdfPERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdf
PERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdftomotomo21
 
BPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdf
BPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdfBPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdf
BPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdfBayuWinata3
 
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfIzin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfSamuelSaMzs2
 
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenPengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemenkhoiril anwar
 
Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Wa Ode AsriFa
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptxPujoyuwonoMartosuyon
 
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxMATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperEly John Karimela
 
Teknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangTeknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangSisca Yoliza
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikAchmad Wahid
 
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananAdi Wibowo
 

Similar to PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2 (20)

Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
 
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdfBab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
 
PERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdf
PERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdfPERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdf
PERBPOM-25-Tahun-2019 perihal CPKB.pdf
 
BPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdf
BPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdfBPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdf
BPOM - Stem Cell Research to the Clinical Application-converted.pdf
 
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfIzin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
 
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenPengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
 
CPKB.pptx
CPKB.pptxCPKB.pptx
CPKB.pptx
 
TUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptxTUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptx
 
Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)
 
Pengantar mfi
Pengantar mfiPengantar mfi
Pengantar mfi
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
 
CPOB 2012
CPOB 2012CPOB 2012
CPOB 2012
 
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxMATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
 
TP2-Penerapan CPPOB.pptx
TP2-Penerapan CPPOB.pptxTP2-Penerapan CPPOB.pptx
TP2-Penerapan CPPOB.pptx
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
 
Teknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangTeknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borang
 
CPOB
CPOBCPOB
CPOB
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
 
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2

  • 1. SERTIFIKASI CPOB DAN CPBBAOB Dra. Togi Junice Hutadjulu, Apt., MHA 1 Jakarta, 22 Februari 2018
  • 2. OUTLINE Regulasi dan Pengembangan Bioteknologi Alur Proses Sertifikasi CPOB Penutup
  • 3. Basic Principle of GMPRegulasi dan Pengembangan Produk Bioteknologi
  • 4. Regulasi Pengembangan Industri Farmasi Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (2015-2035) •6 Maret 2015 •Industri Farmasi  Industri Andalan Paket Kebijakan Ekonomi ke XI • Maret 2016 • Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan Inpres No. 6 Tahun 2016 • 6 Juni 2016 • Percepatan Pengembangan Industri Farmasi & Alkes Permenkes No. 17 Tahun 2017 • 27 Februari 2017 • Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi & Alkes
  • 5. Instruksi kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk: 1. Memfasilitasi pengembangan obat dalam rangka mendukung akses dan ketersediaan obat untuk masyarakat sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional; 2. Mendukung investasi pada sektor industri farmasi dan alat kesehatan melalui fasilitasi dalam proses sertifikasi fasilitas produksi dan penilaian atau evaluasi obat; dan 3. Mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan standar dalam rangka menjamin keamanan, mutu dan khasiat serta peningkatan daya saing industri farmasi. Inpres No. 6 Tahun 2016 Percepatan Pengembangan Industri Farmasi & Alkes
  • 6. Kondisi Industri Farmasi Indonesia Vaksin • Vaksin produksi Indonesia telah memenuhi standar PQ-WHO • Telah digunakan di lebih dari 130 negara Natural • Pasar obat herbal meningkat • Peralihan dari obat kimia ke obat alami • Besarnya potensi tanaman obat Indonesia (keanekaragaman hayati) Produk Bioteknologi • Potensi pasar dalam negeri masih besar dan terus meningkat • Mulai berkembangnya industri biofarmasi Indonesia BBO Kimia • Kebutuhan tinggi, namun didominasi BBO impor • Industri Kimia Dasar pendukung tidak tersedia • Persaingan mutu dan harga dengan pemain besar dari luar negeri
  • 7. Sumber: Permenkes No. 17 Tahun 2017 – Rencana Aksi Pengembangan IF dan Alkes 2016-2018 2019-2021 2022-2025 1. EPO (Erythropoetin) 2. GCSF (Granulocyte Colony Stimulating Factor) 3. Probiotic 4. Insulin 5. Stem cell protein (Wound care and cosmetics) 6. Somatropin 7. EGF (Epidermal Growth Factor) 8. Enoxaparin 9. Plasma Fractination 1. Blood Fractionation 2. Growth Hormone 3. Interferon 4. Trastuzumab 5. Insulin 6. MAB (oncology) Rituximab, Bevacizumab 1. MAB (Monoclonal Anti Body) 2. Insulin analogue SKENARIO PENGEMBANGAN PRODUK BIOTEKNOLOGI
  • 8. Produk Biologi adalah produk yang mengandung bahan biologi yang berasal dari manusia, hewan atau mikroorganisme yang dibuat dengan cara konvensional, antara lain ekstraksi, fraksinasi, reproduksi, kultivasi, atau melalui metode bioteknologi, antara lain fermentasi, rekayasa genetika, kloning, termasuk tetapi tidak terbatas pada enzim, antibodi monoklonal, hormon, sel punca, terapi gen, vaksin, produk darah, produk rekombinan DNA, dan imunosera. (Peraturan Kepala Badan POM No. 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat) Digunakan untuk: - Mengobati (umumnya sebagai life saving pada penyakit berat atau kronik) - Mencegah (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), atau - Mendiagnosa penyakit berat, kronik Produk Biologi
  • 9. 9 Kekhasan Produk Biologi Sangat spesifik setiap produknya karena dibuat dari sumber yang hidup Substansinya tidak homogen seperti obat kimia Lebih sulit ditetapkan karakteristiknya Proses pembuatan berlangsung dalam lingkungan aseptik Termolabil karena berupa protein, sel atau organisme yang dilemahkan Masa kadaluarsa pendek
  • 10. Basic Principle of GMPAlur Proses Sertifikasi CPOB
  • 11. Dasar Hukum Penerapan CPOB • Pasal 98 Ayat (1): Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/ bermanfaat, bermutu, dan terjangkau. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan • Pasal 6 Ayat (2): Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB. Permenkes No. 1010/MenKes/Per/XI /2008 tentang Registrasi Obat • Pasal 8 Ayat (1): Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB. • Pasal 8 Ayat (2): Pemenuhan persyaratan CPOB dibuktikan dengan Sertifikat CPOB. Permenkes No.1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi Peraturan Kepala Badan POM No. HK.04.1.33.12.11.09937 Tahun 2011 tentang Tata Cara Sertifikasi CPOB Peraturan Kepala Badan POM No. HK 03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman CPOB Peraturan Kepala Badan POM No. 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat
  • 12. 1. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.04.1.33.12.11.09937 tahun 2011 tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik 2. Sertifikat CPOB diterbitkan berdasarkan permohonan tertulis kepada Kepala Badan. 3. Sertifikat CPOB diberikan untuk setiap unit bangunan sesuai dengan bentuk sediaan dan proses pembuatan yang dilakukan untuk semua tahapan atau sebagian tahapan. 4. Sertifikat CPBBAOB diberikan untuk setiap unit bangunan dengan jenis Bahan Baku Aktif Obat yang dibuat. 5. Produksi skala pilot (misal untuk optimasi formula di mana produk tidak ditujukan untuk uji klinis), tidak dipersyaratkan dilakukan di fasilitas yang tersertifikasi CPOB/CPBBAOB. Sertifikasi CPOB
  • 13. Pemberian Rekomendasi Izin Industri Farmasi Inspeksi oleh Pusat dan Balai CAPA Permenkes No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 Industri Farmasi BPOM BPOM Kemenkes BPOM Kemenkes BPOM Persetujuan RIP Rekomendasi Teknis Izin Prinsip dari Dirjen Farmalkes Inspeksi CPOB Rekomendasi Izin Industri Farmasi kepada Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alkes Rekomendasi Teknis Izin Industri Farmasi dari Dirjen Farmalkes Penerbitan Sertifikat CPOB Permenkes No. 93 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Kesehatan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) BKPM BKPM Persetujuan Izin Prinsip Penerbitan Izin Industri Farmasi Penerbitan Izin Prinsip dari Dirjen Farmalkes Penerbitan Izin Industri Farmasi dari Dirjen Farmalkes
  • 14. Inspeksi Rutin IF: - Kepatuhan CPOB - Product Recall - Kepatuhan regulasi Risk-based assessment Memenuhi CPOB Tidak Perlu Inspeksi Tidak Memenuhi CPOB Manajemen Risiko Mutu Monitor ketat • Rekomendasi IIF • Sertifikasi CPOB* Desk CAPA Inspeksi Verifikasi CAPA Persetujuan RIP & KDSTU Pembangunan Inspeksi CPOB Resertifikasi CPOB Riwayat IF (+) Riwayat IF (-) 1. Sertifikasi  Fasilitas Baru  Penambahan Fasilitas 2. Resertifikasi  Perpanjangan masa berlaku sertifikat (5 tahun) CAPA Desk CAPA ALUR PROSES SERTIFIKASI – RESERTIFIKASI CPOB Manajemen Risiko Mutu *(diterbitkan setelah memperoleh izin IF) bila perlu
  • 15. PERSYARATAN PERMOHONAN SERTIFIKASI CPOB (1) 1. Pembangunan fisik meliputi bangunan dan sarana penunjang kritis dan sarana penunjang lainnya telah selesai; 2. Peralatan produksi dan laboratorium serta prosedur penggunaannya telah tersedia; 3. Personil kunci yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab telah tersedia; 4. Uraian tugas telah tersedia sampai dengan tingkat penyelia; 5. Sarana penunjang kritis sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi kinerja dan sistem pengolahan air sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi kinerja fase 1 (satu); 6. Peralatan sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi operasional; 7. Protokol validasi metode analisis, kualifikasi kinerja alat/validasi proses, dan validasi pembersihan telah tersedia; 8. Laboratorium pengawasan mutu telah dilengkapi dengan peralatan pengujian sesuai kebutuhan; 9. Sistem mutu dan sistem dokumentasi, spesifikasi bahan awal dan produk jadi, dokumen produksi induk, prosedur pengolahan, pembersihan dan pengujian yang terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan telah tersedia. Industri Farmasi
  • 16. PERSYARATAN PERMOHONAN SERTIFIKASI CPOB (2) 1. Rencana Induk Pembangunan / Perubahan (RIP); 2. Pembangunan fisik meliputi bangunan dan sarana penunjang kritis dan sarana penunjang lainnya telah selesai; 3. Personil kunci yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab; 4. Uraian tugas sampai dengan tingkat supervisor; 5. Peralatan sudah dikualifikasi sampai dengan tahap kualifikasi operasional; 6. Laboratorium pengawasan mutu telah dilengkapi dengan peralatan pengujian sesuai kebutuhan; 7. Sistem mutu dan sistem dokumentasi, spesifikasi bahan awal dan produk jadi, prosedur pengolahan, pembersihan dan pengujian yang terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan telah tersedia. Bagi Sarana Selain IF
  • 17. Basic Principle of GMPPenutup
  • 18. Badan POM senantiasa mendorong dan memfasilitasi pengembangan produk biologi dalam rangka mengurangi ketergantungan BBO impor antara lain melalui konsultasi dan asistensi untuk pemenuhan terhadap CPOB. Diperlukan pemahaman yang sama terkait penerapan Pedoman CPOB yang dinamis secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu. Diperlukan sinergitas yang kuat antar ABGC untuk meningkatkan kapasitas produksi serta daya saing produk farmasi Indonesia. PENUTUP
  • 19.
  • 20. Struktur Badan POM Perkuatan kinerja pengawasan obat dan makanan Perpres No. 80 Tahun 2017 • Badan Pengawas Obat dan Makanan • Mengatur penajaman tugas, fungsi, dan kewenangan Badan POM Peraturan Kepala Badan POM No. 26 Tahun 2017 • Organisasi dan Tata Kerja Badan POM Penguatan fungsi cegah tangkal, intelijen, dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan Inovasi proses registrasi yang semakin efisien dan transparan, serta menjamin keamanan, mutu, dan manfaat. Penguatan fungsi Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
  • 22. Direktorat Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor 1. Subdirektorat Pengawasan Sarana Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor: a. Seksi Penilaian Sarana Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor b. Seksi Inspeksi Sarana Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor 2. Subdirektorat Pengawasan Sarana Produksi Bahan Baku Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor: a. Seksi Penilaian Sarana Produksi Bahan Baku Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor b. Seksi Inspeksi Sarana Produksi Bahan Baku Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor 3. Subdirektorat Pengawasan Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus: a. Seksi Penilaian Sarana Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus b. Seksi Inspeksi Sarana Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus c. Seksi Tata Operasional 4. Kelompok Jabatan Fungsional