SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ANALISIS OBAT DAN MAKANAN
GIRLY RISMA FIRSTY
Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik (CPKB)
REGULASI
• Perizinan produksi kosmetika sesuai dengan Permenkes
No.1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika.
• Permenkes No.63 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan No.1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika.
• Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No.25 Tahun 2019 tentang
Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik
• Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan No.25 Tahun
2019 Tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika Yang Baik
DEFINISI KOSMETIK
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.
CPKB
• CPKB adalah seluruh aspek kegiatan pembuatan Kosmetika
yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Tujuan CPKB
• Secara Umum:
Melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari
penggunaan kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan standar
mutu dan keamanan.
Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kosmetik
Indonesia dalam era pasar bebas.
• Secara Khusus :
Dengan dipahaminya penerapan CPKB oleh para pelaku usaha
industri Kosmetik sehingga bermanfaat bagi perkembangan industri
Kosmetik.
Pokok CPKB
• Sistem Manajemen Mutu
• Personalia
• Bangunan dan Fasilitas
• Peralatan
• Sanitasi dan Higiene
• Produksi
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 31 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN CARA PEMBUATAN KOSMETIK YANG BAIK
Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem
jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional
 Pengawasan mutu
 Dokumentasi
 Audit Internal
 Penyimpanan
 Kontrak Produksi dan Pengujian
 Penanganan keluhan dan penarikan Produk
5 Years
Guarantee
Penerapan Pedoman CPKB Dibuktikan
Dengan:
• SERTIFIKAT CPKB
• SERTIFIKAT PEMENUHAN ASPEK (SPA) CPKB
SERTIFIKAT CPKB?
dokumen sah yang merupakan bukti bahwa Industri
Kosmetika telah menerapkan CPKB dalam pembuatan
Kosmetika.
SERTIFIKAT PEMENUHAN
ASPEK (SPA) CPKB
dokumen sah yang merupakan bukti bahwa Industri Kosmetika,
secara bertahap atau tidak bertahap telah menerapkan CPKB.
KETENTUAN UMUM
 Bahan Awal : Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan
suatu produk.
 Bahan Baku : Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan dalam
pembuatan produk kosmetik
 Kalibrasi : Kombinasi pemeriksaan dan penyetelan suatu instrumen untuk
menjadikannya memenuhi syarat batas keakuratan menurut standar yang diakui.
 Karantina : Status suatu bahan atau produk yang dipisahkan baik secara fisik maupun
secara sistem, sementara menunggu keputusan pelulusan atau penolakan untuk
diproses, dikemas atau didistribusikan
KETENTUAN UMUM
Batch : sejumlah produk kosmetika yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam
yang dihasilkan dalam suatu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan
tertentu.
Lot : Bagian tertentu dari suatu batch yang memiliki sifat dan mutu yang seragam
dalam batas yang telah ditetapkan.
Produk antara : tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau
lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.
Produk ruahan : tiap bahan atau campuran bahan yang telah selesai diolah tinggal
memerlukan pengemasan untuk menjadi produk jadi.
1.Sistem Manajemen Mutu
• Manajemen mutu adalah fungsi manajemen yang menetapkan dan
mengimplementasikan kebijakan mutu yang memuat visi dan misi
perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap mutu,
keamanan dan kemanfaatan produk yang diproduksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
2. Personalia
 Jumlah karyawan di semua tingkatan hendaklah cukup serta memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan sesuai dengan tugasnya.
 Struktur organisasi perusahaan hendaklah sedemikian rupa sehingga bagian produksi dan bagian
pengawasan mutu dipimpin oleh orang yang berlainan yang tidak saling bertanggungjawab satu
dengan yang lain.
 Manager produksi dan manager pengawasan mutu hendaklah apoteker-apoteker yang cakap, terlatih
dan memiliki pengalaman praktek yang memadai.
Training
Program
Struktur Organisasi
jelas & bebas
kepentingan antar
divisi
Health&
Hygiene
Policy
3. BANGUNAN DAN FASILITAS
 Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit-langit) hendaklah licin,
bebas dari keretakan dan sambungan terbuka.
 Mudah dibersihkan, mudah didesinfektan, saluran limbah hendaklah cukup besar dan
mempunyai bak kontrol serta ventilasi yang baik.
 Bangunan hendaklah mendapat penerangan yang efektif.
Protect
Product
Floor & pipe
work free of
dust & dirt
contamination
Bangunan
Penerimaan bahan
Karantina barang masuk
Penyimpanan bahan awal
Penimbangan dan penyerahan
Pengolahan
Penyimpanan produk ruahan
Pengemasan
 Karantina produk jadi selama
menunggu pelulusan akhir
 Penyimpanan produk jadi
 Pengiriman barang
 Laboratorium
 Pencucian peralatan
Daerah dalam bangunan terdiri dari:
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetika hendaklah memiliki rancang-
bangun dan konstruksi yang tepat.
• Rancang-bangun dan Konstruksi
• Pemasangan dan Penempatan
• Pemeliharaan
Cleaning &
Sanitation
Calibration &
Maintenance
Designed to
prevent
contamination
4. PERALATAN
Desain dan Konstruksi
• Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk
antara, produk ruahan atau produk jadi, tidak boleh bereaksi, mengadisi
atau mengabsorbsi, yang dapat mengubah identitas, mutu dan
kemurnian produk di luar batas yang telah ditentukan.
• Peralatan hendaklah dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian
dalam maupun bagian luarnya.
4. PERALATAN
Instalasi dan penempatan
• Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil
kemungkinan pencemaran silang antar bahan di daerah yang sama.
• Peralatan hendaklah ditempatkan dengan jarak yang cukup renggang dari
peralatan lain untuk memberikan keleluasaan kerja dan memastikan tidak
terjadinya tercampur-campur atau kekeliruan.
4.PERALATAN
Pemeliharaan
• Peralatan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat,
dirawat dan dikalibrasi secara berkala. Semua catatan perawatan dan
kalibrasi disimpan dengan baik.
5.Sanitasi dan Higiene
• Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
pembuatan kosmetika.
• Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan
perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan setiap hal yang dapat
merupakan sumber pencemaran produk.
6. Produksi
Bahan awal
Sistem penomoran batch
Penimbangan dan pengukuran
Prosedur dan Pengolahan
Bulk & Waste
product
storage
Process issues
&
improvements
Start up &
other critical
process
Documentation
 Produk Kering
 Produk Basah
 Pelabelan dan Pengemasan
 Karantina dan pengiriman ke gudang
produk jadi
Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, yang dapat menjamin
senantiasa menghasilkan produk jadi yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, meliputi :
7. Pengawasan Mutu
• Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan
kosmetika yang baik agar tiap kosmetika yang dibuat memenuhi persyaratan
mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Statistically
Based Sampling
Plans
Risk Based
Release Criteria
Procedures &
Validated
Methods
Re-processing Retur Product
8. Dokumentasi
• Dokumentasi pembuatan kosmetika merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen yang meliputi :
spesifikasi,
prosedur,
metode dan instruksi.
• Catatan dan laporan serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan dalam perencanaan,
pelaksanaan pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan
kosmetika:
Dokumen induk
Catatan Pembuatan Batch
Catatan Pengawasan Mutu
9.Penyimpanan
• Area Penyimpanan
• penyimpanan untuk bahan awal,
• produk antara, produk ruahan, produk jadi,
• produk yang dikarantina, dan
• produk yang lulus uji,
• ditolak, dikembalikan atau ditarik dari peredaran.
• bersih, kering dan dirawat dengan baik. Apabila diperlukan kondisi
penyimpanan khusus, misal suhu dankelembapan tertentu, maka
disediakan, diperiksa dan dipantau.
• Penanganan dan Pengawasan Persediaan

More Related Content

What's hot

Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)M.A.W.Khairurrijal
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilAbulkhair Abdullah
 
1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptxEldaErnawati2
 
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumRangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumNesha Mutiara
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01roywidhie
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITssusere6c40f
 
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.pptPengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.pptDwipaJunikaPutra1
 
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenPengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemenkhoiril anwar
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptiseko_apt
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 

What's hot (20)

Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)
 
cpob 2018.pdf
cpob 2018.pdfcpob 2018.pdf
cpob 2018.pdf
 
Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Apa itu cpkb
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx
 
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumRangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Pertemuan ke ii
Pertemuan ke iiPertemuan ke ii
Pertemuan ke ii
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
 
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.pptPengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
 
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenPengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 

Similar to ANALISIS OBAT DAN MAKANAN

Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriMeilanyAstining
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessAli Fuad R
 
Pesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.pptPesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.pptsuci827264
 
SISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALALSISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALALMrAsh8
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustriUniversity of Brawijaya
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2ISD
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptxRetnoAdriyani
 
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasihanifael
 
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdf
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdfBab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdf
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdfSinta Lestari
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptxPujoyuwonoMartosuyon
 
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananAdi Wibowo
 

Similar to ANALISIS OBAT DAN MAKANAN (20)

TUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptxTUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptx
 
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
 
Pedoman CDAKB.pptx
Pedoman CDAKB.pptxPedoman CDAKB.pptx
Pedoman CDAKB.pptx
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
Cppb
CppbCppb
Cppb
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
Pesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.pptPesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.ppt
 
SISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALALSISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALAL
 
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
 
CPOB
CPOBCPOB
CPOB
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
 
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
 
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdf
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdfBab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdf
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdf
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
 
GMP.ppt
GMP.pptGMP.ppt
GMP.ppt
 
Kosmetik 6
Kosmetik 6Kosmetik 6
Kosmetik 6
 
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
 

Recently uploaded

ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 

ANALISIS OBAT DAN MAKANAN

  • 1. ANALISIS OBAT DAN MAKANAN GIRLY RISMA FIRSTY
  • 2. Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB)
  • 3. REGULASI • Perizinan produksi kosmetika sesuai dengan Permenkes No.1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika. • Permenkes No.63 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No.1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika. • Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No.25 Tahun 2019 tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik • Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan No.25 Tahun 2019 Tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika Yang Baik
  • 4. DEFINISI KOSMETIK Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
  • 5. CPKB • CPKB adalah seluruh aspek kegiatan pembuatan Kosmetika yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
  • 6. Tujuan CPKB • Secara Umum: Melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari penggunaan kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan standar mutu dan keamanan. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kosmetik Indonesia dalam era pasar bebas. • Secara Khusus : Dengan dipahaminya penerapan CPKB oleh para pelaku usaha industri Kosmetik sehingga bermanfaat bagi perkembangan industri Kosmetik.
  • 7. Pokok CPKB • Sistem Manajemen Mutu • Personalia • Bangunan dan Fasilitas • Peralatan • Sanitasi dan Higiene • Produksi PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 31 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN KOSMETIK YANG BAIK Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional  Pengawasan mutu  Dokumentasi  Audit Internal  Penyimpanan  Kontrak Produksi dan Pengujian  Penanganan keluhan dan penarikan Produk 5 Years Guarantee
  • 8. Penerapan Pedoman CPKB Dibuktikan Dengan: • SERTIFIKAT CPKB • SERTIFIKAT PEMENUHAN ASPEK (SPA) CPKB SERTIFIKAT CPKB? dokumen sah yang merupakan bukti bahwa Industri Kosmetika telah menerapkan CPKB dalam pembuatan Kosmetika. SERTIFIKAT PEMENUHAN ASPEK (SPA) CPKB dokumen sah yang merupakan bukti bahwa Industri Kosmetika, secara bertahap atau tidak bertahap telah menerapkan CPKB.
  • 9. KETENTUAN UMUM  Bahan Awal : Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu produk.  Bahan Baku : Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan produk kosmetik  Kalibrasi : Kombinasi pemeriksaan dan penyetelan suatu instrumen untuk menjadikannya memenuhi syarat batas keakuratan menurut standar yang diakui.  Karantina : Status suatu bahan atau produk yang dipisahkan baik secara fisik maupun secara sistem, sementara menunggu keputusan pelulusan atau penolakan untuk diproses, dikemas atau didistribusikan
  • 10. KETENTUAN UMUM Batch : sejumlah produk kosmetika yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam suatu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Lot : Bagian tertentu dari suatu batch yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan. Produk antara : tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan. Produk ruahan : tiap bahan atau campuran bahan yang telah selesai diolah tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi produk jadi.
  • 11. 1.Sistem Manajemen Mutu • Manajemen mutu adalah fungsi manajemen yang menetapkan dan mengimplementasikan kebijakan mutu yang memuat visi dan misi perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan produk yang diproduksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
  • 12. 2. Personalia  Jumlah karyawan di semua tingkatan hendaklah cukup serta memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya.  Struktur organisasi perusahaan hendaklah sedemikian rupa sehingga bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dipimpin oleh orang yang berlainan yang tidak saling bertanggungjawab satu dengan yang lain.  Manager produksi dan manager pengawasan mutu hendaklah apoteker-apoteker yang cakap, terlatih dan memiliki pengalaman praktek yang memadai. Training Program Struktur Organisasi jelas & bebas kepentingan antar divisi Health& Hygiene Policy
  • 13. 3. BANGUNAN DAN FASILITAS  Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit-langit) hendaklah licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka.  Mudah dibersihkan, mudah didesinfektan, saluran limbah hendaklah cukup besar dan mempunyai bak kontrol serta ventilasi yang baik.  Bangunan hendaklah mendapat penerangan yang efektif. Protect Product Floor & pipe work free of dust & dirt contamination
  • 14. Bangunan Penerimaan bahan Karantina barang masuk Penyimpanan bahan awal Penimbangan dan penyerahan Pengolahan Penyimpanan produk ruahan Pengemasan  Karantina produk jadi selama menunggu pelulusan akhir  Penyimpanan produk jadi  Pengiriman barang  Laboratorium  Pencucian peralatan Daerah dalam bangunan terdiri dari:
  • 15. 4. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetika hendaklah memiliki rancang- bangun dan konstruksi yang tepat. • Rancang-bangun dan Konstruksi • Pemasangan dan Penempatan • Pemeliharaan Cleaning & Sanitation Calibration & Maintenance Designed to prevent contamination
  • 16. 4. PERALATAN Desain dan Konstruksi • Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk antara, produk ruahan atau produk jadi, tidak boleh bereaksi, mengadisi atau mengabsorbsi, yang dapat mengubah identitas, mutu dan kemurnian produk di luar batas yang telah ditentukan. • Peralatan hendaklah dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian dalam maupun bagian luarnya.
  • 17. 4. PERALATAN Instalasi dan penempatan • Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil kemungkinan pencemaran silang antar bahan di daerah yang sama. • Peralatan hendaklah ditempatkan dengan jarak yang cukup renggang dari peralatan lain untuk memberikan keleluasaan kerja dan memastikan tidak terjadinya tercampur-campur atau kekeliruan.
  • 18. 4.PERALATAN Pemeliharaan • Peralatan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat, dirawat dan dikalibrasi secara berkala. Semua catatan perawatan dan kalibrasi disimpan dengan baik.
  • 19. 5.Sanitasi dan Higiene • Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap pembuatan kosmetika. • Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk.
  • 20. 6. Produksi Bahan awal Sistem penomoran batch Penimbangan dan pengukuran Prosedur dan Pengolahan Bulk & Waste product storage Process issues & improvements Start up & other critical process Documentation  Produk Kering  Produk Basah  Pelabelan dan Pengemasan  Karantina dan pengiriman ke gudang produk jadi Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, yang dapat menjamin senantiasa menghasilkan produk jadi yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, meliputi :
  • 21. 7. Pengawasan Mutu • Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan kosmetika yang baik agar tiap kosmetika yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Statistically Based Sampling Plans Risk Based Release Criteria Procedures & Validated Methods Re-processing Retur Product
  • 22. 8. Dokumentasi • Dokumentasi pembuatan kosmetika merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang meliputi : spesifikasi, prosedur, metode dan instruksi. • Catatan dan laporan serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan kosmetika: Dokumen induk Catatan Pembuatan Batch Catatan Pengawasan Mutu
  • 23. 9.Penyimpanan • Area Penyimpanan • penyimpanan untuk bahan awal, • produk antara, produk ruahan, produk jadi, • produk yang dikarantina, dan • produk yang lulus uji, • ditolak, dikembalikan atau ditarik dari peredaran. • bersih, kering dan dirawat dengan baik. Apabila diperlukan kondisi penyimpanan khusus, misal suhu dankelembapan tertentu, maka disediakan, diperiksa dan dipantau. • Penanganan dan Pengawasan Persediaan