SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakag
Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari zaman babilonia, yunani, para
ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-
18 sampai dua decade pertama abad ke-19. Keberaturan dan pengulangan pola member
dorongan untuk mempelajari bagaiman dan apa yang tak berubah oleh suatu transformasi.
Transformasi geometri adalah suatu fungsi yang mengaitkan antar setiap titik di bidang
dengan suatu aturan tertentu. Pengaitan ini dapat dipandang secara aljabar atau geometri.
Sebagai ilustrasi, jika titik (x,y) dicerminkan terhadap sumbu x, maka diperoleh titik (x,-y).
secara aljabar transformasi ini ditulis T(x,y) =(x,-y) atau dalam bentuk matriks
𝑇 (
𝑥
𝑦) = (
1 0
0 −1
) (
𝑥
𝑦) = (
𝑥
−𝑦)
Masalah ini dapat diperluas untuk menentukan peta dari suatu konfigurasi geometri
berbentuk daerah tertentu oleh suatu transformasi. Transformasi geometri meliputi translasi
(pergeseran), rotasi(perputaran), refleksi(pencerminan) dan dilatasi(pembesaran). Namun,
pada makalah ini penulis mengkhususkan pada Refleksi (pencerminan). Dimana Suatu titik
atau sistem mengalami pergeseran namun tidak merubah bentuk, karena setiap titik penyusun
sistem mengalami pergeseran yang sama.
Pemindahan suatu titik atau bangun pada suatu bidang yang digunakan salahsatunya
adalah refleksi (pencerminan), dimana dalam kehidapan seharih-hari sering kita jumpai
trutama pada saat bercermin, yang menjadi pertanyaan adalah ketika bercermin apakah
bayangan kitadengankitasendiri sama jaraknya? dengan pencerminan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan mengetahui pengertian dan sifat dari penceerminan
itu.
pencerminan merupakan suatu transsformasiyang memindahkan setiap titik pada
bidang dengan menggunakan sifat bayangan cermin dari titik-titik yang hendak dipindahitu.
Refleksi suatu bangun geometri adalah proses mencerminkan setiaptitik bangun geometri itu
terhadap garis tertentu. garis tertentu itu dinamakansebagai sumbu cermin atau sumbu simetri.
Jika suatu bangun geometi dicerminkan terhadap garis tertentu, makabangun bayangan
kongruen dengan bangun semula.
2
B. Tujuan
1. Menentukan persamaan suatu garis sebagai peta/prapeta suatu garis oleh suatu
pencerminan
2. Menggunakan sifat pencerminan untuk menentukan persamaan suatu garis, sehingga
pencerminanpada garis itu memenuhi syarat tambahan lainnya;
3. Menganalisis kebenaran pernyataan berdasarkan sifat-sifat pencerminan.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Dapat menambah wawasan/pengetahuan tentang persamaan pencerminan
b. Dapat mengetahui manfaat pencerminana dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Dosen
Dengan adanya makalah ini dosen dapat sekiranya digunakan sebagai refrensi
selanjutnya.
3
BAB II
PERSAMAAN PENCERMINAN PADA GARIS
A. Definisi
Suatu pencerminan (reflexi) pada sebuah garis s adalah suatu fungsi Ms yang didefinisikan
untuk setiap titik pada bidang V sebagai berikut:
a. jika P  s maka Ms (P) = P
b. jika P s maka Ms (P) = P’ sehingga garis s adalah sumbu 'PP . Pencerminan M pada
garis s selanjutnya dilambangkan sebagai Ms. garis s disebut sumbu refleksi / sumbu
pencerminan / singkat cermin.
Persmaan pencerminan pada garis dibatasi hanya pada garis yang istimewa saja. Adapun
rumus-rumus pencerminan pada garis-garis istimewa ini diantarnya.
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan titik B (a',b')
dengan a' = a dan b' = b.
hubungan diatas dapat ditulis
Mx : A(a,b) B(a',b') = B(a, -b)
Pemetaan A(a,b) B(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks



















b
a
b
a
10
01
'
'
Matriks 





10
01
dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa
sumbu X.
Gambar 1.1 Pencerminan titi A terhadap Sumbu x
4
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu y menghasilkan bayangan titik C (a',b')
dengan a' = - a dan b' = b.
hubungan diatas dapat ditulis
My : A(a,b) C(a',b') = C(-a, b)
Pemetaan A(a,b) C(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks


















b
a
b
a
10
01
'
'
Matriks 





10
01
dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa
sumbu Y.
Gambar 1.2 Pencerminan titik A terhadap sumbu y
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = x menghasilkan bayangan titik D (a',b')
dengan a' = b dan b' = a.
hubungan diatas dapat ditulis
My=x : A(a,b) D(a',b') = D(-a, b)
Pemetaan A(a,b) D(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks


















b
a
b
a
01
10
'
'
Matriks 





01
10
dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa
sumbu y = x.
5
Gambar 1.3 Pencerminan titik A terhadap garis y = x
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = -x menghasilkan bayangan titik E(a',b')
dengan a' = -b dan b' = -a.
hubungan diatas dapat ditulis
My= -x : A(a,b) E(a',b') = E(-b, -a)
Pemetaan A(a,b) E(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks




















b
a
b
a
01
10
'
'
Matriks 







01
10
dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa
sumbu y = -x.
Gambar 1.4 Pencerminan titik A terhadap garis y = -x
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap titik asal menghasilkan bayangan titik F(a',b') dengan
a' = -a dan b' = -b.
hubungan diatas dapat ditulis
Mo : A(a,b) F(a',b') = F(-a, -f)
Pemetaan A(a,b) F(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks
6




















b
a
b
a
10
01
'
'
Matriks 







10
01
dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa
titik asal O(0,0)
Gambar 1.5 Pencerminan titik A terhadap titikasal
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis x = h menghasilkan bayangan titik G(a',b')
dengan a' = 2h-a dan b' = -b.
hubungan diatas dapat ditulis
Mx=h : A(a,b) G(a',b') = G(2h-a, -b)
Pemetaan A(a,b) G(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks


















b
a
b
a
10
01
'
'
Matriks 





10
01
dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa
garis x=h .
Gambar 1.6 Pencerminan titik A terhadap garis x = h
7
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = k menghasilkan bayangan titik G(a',b')
dengan a' = 2h-a dan b' = -b.
hubungan diatas dapat ditulis
My=k : A(a,b) H(a',b') = H(a,2k -b)
Pemetaan A(a,b) H(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks



















b
a
b
a
10
01
'
'
Matriks 





10
01
dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa
garis y=k .
Gambar 1.7 Pencerminan titik A terhadap garis y = k
 Misalkan, titik A(a,b) dicerminkan terhadap garis x= h kemudian dilanjutkan dengan
pencerminan terhadap garis x = k
untuk mengetahui pencerminan ini, amatilah gambar berikut!
8
Dari gambar, tampak bahwa:
),)(2("),2('),( bahkAbahAbaA kGarisxhGarisx
   
Dengan cara yang sama, dapat ditentukan bayangan titik A(a,b) yang dicerminkan
terhadap garis y = m, dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis y = n sebagai
berikut.
)),(2,(")2,('),( bmnaAbmaAbaA nGarisymGarisxy
   
Sekarang jika titik A(a,b) dicerminkan terhadap dua garis yang berpotongan tegak lurus,
misalnya pencerminan terhadap garis x = h dilanjutkan dengan pencerminan terhadap
garis y= m. Diperoleh bayangan A'''sebagai berikut:
)2,2("),2('),( bmahAbahAbaA mGarisyhGarisx
   
B. Teorema
Dengan demikian diperoleh suatu teorema dari rumus-rumus tersebut
Misalkan Mg pencerminan pada garis g dan P(x, y)  v, apabila
a) g = {(x,y) │x = 0} maka Mg (P) = (-x, y)
b) g = {(x,y) │y = 0} maka Mg (P) = (x,- y)
c) g = {(x,y) │x = a} maka Mg (P) = (2a – x, y)
d) g = {(x,y) │y = b} maka Mg (P) = (x,2b – y)
e) g = {(x,y) │y = x} maka Mg (P) = (y, x)
f) g = {(x,y) │y = -x} maka Mg (P) = (-y, -x)
g) g = {(x,y) │y = mx} maka 










 2
2
2
2
1
)1(2
1
2)1(
)(
m
ymmx
m
myxm
PMg
C. Contoh-Contoh Dan Jawaban
1. Diketahui garis y = 2x + 2 yang dicerminkan terhadap garis y = x, tentukan bayangannya!
Jawab
Rumus dasar pencerminan terhadap garis y= x : P(x,y)  xy
P'(x',y')
x' = y  y = x' …………….. (1)
y' = x  x = y'……………... (2)
Subtitusikan (1) dan (2) ke garis y = 2x + 2 diperoleh
9
x' = 2y' + 2
1
2
'
'
2''2


x
y
xy
Hasil pencerminannya adalah : 1
2
'
' 
x
y
2. Diketehui: g = {(x,y)│x = -3}
Ditanya:
a. Mg(A),Bila (2,1).
b. bila Mg(C) = (-1,7), Maka C =…
Jawab
a. Persamaan garis yang melalui A(2, 1) dan tegak lurus g adalah y = 1. B(-3,1) adalah titik
tengah "AA ,
Maka (-3,1 ) = 




 





 


2
"1
,
2
2
2
'
2
' yaxAyAyAxAxA
Jelas (-6,2) = (2 + xA',2 + yA')
(xA',yA') = (-8,1)
Jadi A' = (-8,1)
b. Persamaan garis yang melalui Mg(C) = (-1,7) dan tegak lurus g adalah y = 7. D(-3, 7)
adalah titik tengah "AA .
maka (-3,7) = 




 





 


2
7"
,
2
1
2
'
2
' yCxCyCyCxCxC
Jelas (-6,14) = (xC – 1, yC + 7)
(xC,yC) = (-5,7)
Jadi C = (-5, 7)
3. Diketahui titik A(3, -5) dicerminkan terhadap sumbu X. Tentukan koordinat bayangan titik
A ?
jawab:
Mx : A(3,-5) B(a',b')
Kita gunakanpersamaan matriks untuk menentukan x' dan y'
10



















b
a
b
a
10
01
'
'









































5
3
)5)(1(3.0
)5(03.1
'
'
5
3
10
01
'
'
b
a
b
a
Jadibayangan A(3, -5) oleh pencerminan terhadap sumbu x adalah A'(3,5)
4. Diketahui g = {(x,y)│x + y = 1}
Ditanya:
a. Mg(0)
b. Mg(A) dengan A(1,2).
c. Jika P(x,x+1).
Tentukan Mg(P) = P
Jawab:
a. Dipunyai g = {(x,y)│x + y = 1}, dari x + y = 1  y = 1 – x .
gradien dari g adalah m = -1, dan gradien yang tegak lurus dengan g adalah m = 1 maka
persamaan garis h yang melalui O(0,0) dan tegak lurus g dengan m = 1adalah
y – y1 = m(x – x1)
y – 0 = 1(x – 0)
y = x
jadi h = y – x
titik potong antara g dan h adalah titik O, yaitu
y = y
1 – x = x
2x = 1
x =
2
1
Subtitusikan x =
2
1
ke persamaan y = x
diperoleh y =
2
1
.
jadi titik potongnya (
2
1
,
2
1
)
11
karena (
2
1
,
2
1
) titik tengah 'OO , maka





 





 






2
'00
2
'00
2
'
,
2
'0
2
1
,
2
1 yxyoyoxox
Jelas (1,1) = (x0',y0')
(x0',y0') = (1.1)
Jadi Mg(O) = (1,1)
b. Maka persamaan garis h yang melalui titik A(1,2) dan tegak lurus g dengan m = 1 adalah
y – y1 = m(x – x1)
y – 2 = 1(x – 1)
y = x + 2 – 1
y = x + 1
Jadi h y = x + 1
Mencari perpotongan g dengan h.
y = y
1 – x = x + 1
2x = 0
x = 0
subtitusikan x = 0 ke persamaan y = 1 – x
Diperoleh y = 1
Jadi titik potongnya (0,1)
Karena (0,1) titik tengah 'OO , maka
  




 





 

2
'02
2
'01
2
'
,
2
'0
0,0
yxyoyoxox
Jelas (0,2) = (1 + x0',2 + y0')
(x0',y0') = (-1,0)
Jadi A' = (-1,0)
c. Dipunyai p = (x, x+1) dan g = {(x,y)│x + y = 1}
Karena Mg(P) = P, maka P  P(x, x + 1)
Diperoleh x + y = 1 x + y =1  X + (x + 1) = 1  x = 0
dan y = 0 + 1 =1
12
Jadi Mg (P) = (0,1)
5. Diketahui titip P(-3,7) dicerminkan terhadap garis y =-x.Tetukan koordinat bayangan titik P!
Jawab




















b
a
b
a
01
10
'
'










































3
7
7.0)3)(1(
)7)1()3.(0
'
'
01
10
'
'
b
a
b
x
b
a
Jadi bayangan titik P(-3,7) dicerminkan terhadap garis y=-x adalah P'(-7,3)
6. Jika garis x - 2y – 3 = 0 dicerminkan terhadap sumbu y. maka tentukan persamaan
bayangannya!
Jawab
Garis x – 2y – 3 = 0 dicerminkan terhadap sumbu Y.


















b
a
b
a
10
01
'
'













b
a
b
a
'
'
Dengan demikian a' = - x x = - x', dan
b' = - y b = y'
Dengan mensubtitusikan x = - x' dan y' persamaan garis, maka diperoleh.
(-x') – 2(y') – 3 = 0
- x' – 2y – 3 =0
Jadi, bayangan garis x – 2y – 3 = 0 oleh pencerminan terhadap sumbu Y adalah – x – 2y – 3
= 0.
7. Tentukan bayangan parabola y = x2
+ 2x + 1 yang dicerminkan terhadap garis y = 3.
jawab
ambil sebarang titik P(a,b) pada y = x2
+ 2x + 1 sehingga b = a2
+ 2a + 1
Refleksikan titik P terhadap garis y = 3 sehingga diperoleh titik P'(a', b').
Dengan mencerminkan titik P(a, b) trhadap garis y = 3, diperoleh titik A'(a',b')
13
)6,(')3.2,('),( 3
baPbaPbaP Garisy
  
Jadi, titik P'(a, 6 – b).
Perhatikan bahwa: a' = a, b' = 6 – b. Dari persamaan ini, didapat b = 6 – b'. Dengan
mensubtitusi nilai a dan b ini ke persamaan, sehinga diperoleh:
6 – b' = (a') + 2a' + 1
b' = - (a')2
– 2a' + 5
Jadi, bayangan parabola y = x2
+ 2x + 1 yang dicerminkan terhadap garisy = 3 adalah
y = - x2
– 2x + 5.
8. Persamaan peta garis x – 2y + 4 = 0 yang dicerminkan terhadap y = x adalah
jawab
x – 2y + 4 = 0 dicerminkan terhadap sumbu y = x, maka kita ubah persamaan
menjadipersamaan x = 2y – 4. kita tahu bahwa y = x matriks yang bersesuaian adalah:



















b
a
b
a
xy
'
'
01
10
Dengan demikan untuk y = x:
x' = y
y' = x
Didapat x = 2y – 4 menjadi y = 2x – 4
Jadi dapat disimpulkan hasil pencerminan adalah y – 2x + 4 = 0
9. tentukan bayangan jajar =genjang ABCD dengan titik sudut A(-2, 4), B(0, -5), C(3, 2), dan
D(1, 11) jika
a. Dicerminkan terhadap sumbu x.
b. dicerminkan terhadap sumbu y
jawab
a. Pencerminan terhadap sumbu x.





















11254
1302
10
01
'4'3'2'1
'4'3'2'1
yyyy
xxxx
14
= 







11254
1302
Jadi, bayangan jajargenjang ABCD oleh pencerminan terhadap sumbu x adalah
jajargenjang A'B'C'D' dengan titik sudut A'(-2,-4), B'(0,5), C'(3, -2), dan D'(1, -11).
b. Pencerminan terhadap sumbu y




























11254
1302
11254
1302
10
01
'4'3'2'1
'4'3'2'1
yyyy
xxxx
Jadi Bayangan jajar genjang ABCD oleh pencerminan terhadap sumbu y adalah
jajargenjang A'B'C'D' dengan titik sudut A'(2,4), B'(0,-5), C'(-3, 2), dan D'(-1,11).
10. Tentukan bayangan persamaan garis y = 2x – 5 oleh translasi
Jawab :
Ambil sembarang titik pada garis y = 2x – 5, misalnya (x, y) dan titik bayangan oleh
translasi adalah (x’, y’) sehingga ditulis
Atau
x’ = x + 3 x = x’- 3 ..... (1)
y’ = y – 2 y = y’ + 2 ......(2)
Persamaan (1) dan (2) disubtitusikan pada persamaan garis semula, sehingga :
y = 2x – 5
y’ + 2 = 2 (x’- 3) – 5
y’ = 2x’ – 6 – 5 – 2
y’ = 2x’ – 13
Jadi persamaan garis bayangan y = 2x – 5 oleh translasi adalah y = 2x – 13 .
15
11. Persamaan bayangan kurva y = x2
– 2x – 3 oleh rotasi [0, 180o
], kemudian dilanjutkan oleh
pencerminan terhadap garis y = -x adalah….
jawab
T1 : Matriks transformasi yang bersesuaian dengan R[0, 180 0
] adalah 







10
01
T2 : Matriks transformasi yang bersesuaian dengan pencerminan terhadap garis y = - x
adalah 







01
10
T1 o T2 : (x,y) adalah:
jadi
x
y
y
x
y
x
y
x
y
x
x
y


























































"
"
01
10
"
"
01
10
10
01
"
"
y = x"
x = y"
maka
T2 o T1 : y = x2
– 2x – 3 adalah : x" = y"2
– 2y" – 3
Jadi hasil Trasformasinya adalah x = y2
– 2y – 3
12. persamaan bayangan dari lingkaran x2
+ y2
+ 4x – 6y – 3 = 0 oleh transformasi yang
barkaitan dengan matriks 





 01
10
adalah…
jawab
T = 





 01
10
: (x,y) 

























x
y
y
x
y
x
01
10
'
'
Jadi
y = x'
16
x = -y'
maka T: x2
+ y2
+ 4x – 6y – 3 = 0 (-y')2
+ (x')2
– 4y' – 6x' – 3 = 0
↔ y'2
+ x'2
– 4y' – 6x' – 3 = 0
Jadi persamaan bayangannya adalah x2
+ y2
– 6x – 4y – 3 = 0
13. Diketahui g = x, y│x - 3y 1  0, dan A (2,k).
Ditanya: Tentukan k bila Mg(A) = A Jawab :
Dipunyai x – 3y +1 = 0,
Karena Mg(A) = A, maka A terletak pada g.
Nilai k dapat dicari dengan mensubstitusikan titik A ke persamaan garis g. Untuk
x = 2 maka x – 3y +1 = 0  2 - 3y = -1  3y = 3  y = 1
Jadi nilai k = 1.
BAB III
17
PENUTUP
A. Rangkuman
Persmaan pencerminan pada garis dibatasi hanya pada garis yang istimewa saja. Adapun
rumus-rumus pencerminan pada garis-garis istimewa ini diantarnya.
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan titik B (a',b')
dengan a' = a dan b' = b.
hubungan diatas dapat ditulis
Mx : A(a,b) B(a',b') = B(a, -b)
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu y menghasilkan bayangan titik C (a',b')
dengan a' = - a dan b' = b.
hubungan diatas dapat ditulis
My : A(a,b) C(a',b') = C(-a, b)
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = x menghasilkan bayangan titik D (a',b')
dengan a' = b dan b' = a.
hubungan diatas dapat ditulis
My=x : A(a,b) D(a',b') = D(-a, b)
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = -x menghasilkan bayangan titik E(a',b')
dengan a' = -b dan b' = -a.
hubungan diatas dapat ditulis
My= -x : A(a,b) E(a',b') = E(-b, -a)
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap titik asal menghasilkan bayangan titik F(a',b') dengan
a' = -a dan b' = -b.
hubungan diatas dapat ditulis
Mo : A(a,b) F(a',b') = F(-a, -b)
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis x = h menghasilkan bayangan titik G(a',b')
dengan a' = 2h-a dan b' = -b.
hubungan diatas dapat ditulis
 Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = k menghasilkan bayangan titik G(a',b')
dengan a' = 2h-a dan b' = -b.
hubungan diatas dapat ditulis
My=k : A(a,b) H(a',b') = H(a,2k -b)
18
Sehingga diperoleh teorema sebagai berikut:
a) g = {(x,y) │x = 0} maka Mg (P) = (-x, y)
b) g = {(x,y) │y = 0} maka Mg (P) = (x,- y)
c) g = {(x,y) │x = a} maka Mg (P) = (2a – x, y)
d) g = {(x,y) │y = b} maka Mg (P) = (x,2b – y)
e) g = {(x,y) │y = x} maka Mg (P) = (y, x)
f) g = {(x,y) │y = -x} maka Mg (P) = (-y, -x)
g) g = {(x,y) │y = mx} maka 










 2
2
2
2
1
)1(2
1
2)1(
)(
m
ymmx
m
myxm
PMg
B. Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai pencerminan misalnya ketika kita
bercermin dikaca maka tentu ada bayangannya. cara mencari bayangan tersebut tentu kita
menggunakan bergai macam rumus yang ada direfleksi, diantaranya Pecerminan terhadap
sumbu x, pencerminan terhadap sumbu y, pencerminan terhadap titik pusat, pencerminan
terhadap gars y = x, pencerminana terhadapgaris y = -x, pencerminana terhadap titik h ,
pencerminana terhadap titik y = k, dan pencerminan terhadap titik y = mx. Namun yang dibahas
disini adalah persamaan pencermnan pada garis tentu mencarinya dengan rumus/sifat sifat dari
pencerminan, sehinggadi peroleh teorema pencerminan terhadap garis

More Related Content

What's hot

Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilNailul Hasibuan
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARNailul Hasibuan
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Ig Fandy Jayanto
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
Pemodelan Matematika
Pemodelan MatematikaPemodelan Matematika
Pemodelan MatematikaIntan Juwita
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikStepanyCristy
 

What's hot (20)

Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Pemodelan Matematika
Pemodelan MatematikaPemodelan Matematika
Pemodelan Matematika
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklik
 

Similar to Persamaan pencerminan

Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1taofikzikri
 
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docxdokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docxputriardian1
 
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docxdokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docxputriardian1
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurusTesa Hilmiani
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1taofikzikri
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1taofikzikri
 
Matematika refleksi
Matematika refleksi Matematika refleksi
Matematika refleksi sartikot
 
Translasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri TransformasiTranslasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri TransformasiKristalina Dewi
 
Transformasi geometri smk
Transformasi geometri smkTransformasi geometri smk
Transformasi geometri smkBrillian Brilli
 
Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)larayulia
 
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptxPERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptxfury alfiani
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Transformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webTransformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webNineNy Anjell
 
Transformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webTransformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webNineNy Anjell
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometrihawir finec
 
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.pptsilviariani7
 

Similar to Persamaan pencerminan (20)

Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1
 
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docxdokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
 
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docxdokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1
 
Matematika refleksi
Matematika refleksi Matematika refleksi
Matematika refleksi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Fungsi
Fungsi Fungsi
Fungsi
 
Fungsi
Fungsi Fungsi
Fungsi
 
Translasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri TransformasiTranslasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri Transformasi
 
Transformasi geometri smk
Transformasi geometri smkTransformasi geometri smk
Transformasi geometri smk
 
Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)
 
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptxPERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Transformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webTransformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_web
 
Transformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webTransformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_web
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometri
 
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
 
V e k t o r
V e k t o rV e k t o r
V e k t o r
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 

Persamaan pencerminan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari zaman babilonia, yunani, para ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke- 18 sampai dua decade pertama abad ke-19. Keberaturan dan pengulangan pola member dorongan untuk mempelajari bagaiman dan apa yang tak berubah oleh suatu transformasi. Transformasi geometri adalah suatu fungsi yang mengaitkan antar setiap titik di bidang dengan suatu aturan tertentu. Pengaitan ini dapat dipandang secara aljabar atau geometri. Sebagai ilustrasi, jika titik (x,y) dicerminkan terhadap sumbu x, maka diperoleh titik (x,-y). secara aljabar transformasi ini ditulis T(x,y) =(x,-y) atau dalam bentuk matriks 𝑇 ( 𝑥 𝑦) = ( 1 0 0 −1 ) ( 𝑥 𝑦) = ( 𝑥 −𝑦) Masalah ini dapat diperluas untuk menentukan peta dari suatu konfigurasi geometri berbentuk daerah tertentu oleh suatu transformasi. Transformasi geometri meliputi translasi (pergeseran), rotasi(perputaran), refleksi(pencerminan) dan dilatasi(pembesaran). Namun, pada makalah ini penulis mengkhususkan pada Refleksi (pencerminan). Dimana Suatu titik atau sistem mengalami pergeseran namun tidak merubah bentuk, karena setiap titik penyusun sistem mengalami pergeseran yang sama. Pemindahan suatu titik atau bangun pada suatu bidang yang digunakan salahsatunya adalah refleksi (pencerminan), dimana dalam kehidapan seharih-hari sering kita jumpai trutama pada saat bercermin, yang menjadi pertanyaan adalah ketika bercermin apakah bayangan kitadengankitasendiri sama jaraknya? dengan pencerminan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan mengetahui pengertian dan sifat dari penceerminan itu. pencerminan merupakan suatu transsformasiyang memindahkan setiap titik pada bidang dengan menggunakan sifat bayangan cermin dari titik-titik yang hendak dipindahitu. Refleksi suatu bangun geometri adalah proses mencerminkan setiaptitik bangun geometri itu terhadap garis tertentu. garis tertentu itu dinamakansebagai sumbu cermin atau sumbu simetri. Jika suatu bangun geometi dicerminkan terhadap garis tertentu, makabangun bayangan kongruen dengan bangun semula.
  • 2. 2 B. Tujuan 1. Menentukan persamaan suatu garis sebagai peta/prapeta suatu garis oleh suatu pencerminan 2. Menggunakan sifat pencerminan untuk menentukan persamaan suatu garis, sehingga pencerminanpada garis itu memenuhi syarat tambahan lainnya; 3. Menganalisis kebenaran pernyataan berdasarkan sifat-sifat pencerminan. C. Manfaat 1. Bagi mahasiswa a. Dapat menambah wawasan/pengetahuan tentang persamaan pencerminan b. Dapat mengetahui manfaat pencerminana dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Dosen Dengan adanya makalah ini dosen dapat sekiranya digunakan sebagai refrensi selanjutnya.
  • 3. 3 BAB II PERSAMAAN PENCERMINAN PADA GARIS A. Definisi Suatu pencerminan (reflexi) pada sebuah garis s adalah suatu fungsi Ms yang didefinisikan untuk setiap titik pada bidang V sebagai berikut: a. jika P  s maka Ms (P) = P b. jika P s maka Ms (P) = P’ sehingga garis s adalah sumbu 'PP . Pencerminan M pada garis s selanjutnya dilambangkan sebagai Ms. garis s disebut sumbu refleksi / sumbu pencerminan / singkat cermin. Persmaan pencerminan pada garis dibatasi hanya pada garis yang istimewa saja. Adapun rumus-rumus pencerminan pada garis-garis istimewa ini diantarnya.  Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan titik B (a',b') dengan a' = a dan b' = b. hubungan diatas dapat ditulis Mx : A(a,b) B(a',b') = B(a, -b) Pemetaan A(a,b) B(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks                    b a b a 10 01 ' ' Matriks       10 01 dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa sumbu X. Gambar 1.1 Pencerminan titi A terhadap Sumbu x
  • 4. 4  Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu y menghasilkan bayangan titik C (a',b') dengan a' = - a dan b' = b. hubungan diatas dapat ditulis My : A(a,b) C(a',b') = C(-a, b) Pemetaan A(a,b) C(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks                   b a b a 10 01 ' ' Matriks       10 01 dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa sumbu Y. Gambar 1.2 Pencerminan titik A terhadap sumbu y  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = x menghasilkan bayangan titik D (a',b') dengan a' = b dan b' = a. hubungan diatas dapat ditulis My=x : A(a,b) D(a',b') = D(-a, b) Pemetaan A(a,b) D(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks                   b a b a 01 10 ' ' Matriks       01 10 dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa sumbu y = x.
  • 5. 5 Gambar 1.3 Pencerminan titik A terhadap garis y = x  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = -x menghasilkan bayangan titik E(a',b') dengan a' = -b dan b' = -a. hubungan diatas dapat ditulis My= -x : A(a,b) E(a',b') = E(-b, -a) Pemetaan A(a,b) E(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks                     b a b a 01 10 ' ' Matriks         01 10 dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa sumbu y = -x. Gambar 1.4 Pencerminan titik A terhadap garis y = -x  Pencerminan titik A (a,b) terhadap titik asal menghasilkan bayangan titik F(a',b') dengan a' = -a dan b' = -b. hubungan diatas dapat ditulis Mo : A(a,b) F(a',b') = F(-a, -f) Pemetaan A(a,b) F(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks
  • 6. 6                     b a b a 10 01 ' ' Matriks         10 01 dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa titik asal O(0,0) Gambar 1.5 Pencerminan titik A terhadap titikasal  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis x = h menghasilkan bayangan titik G(a',b') dengan a' = 2h-a dan b' = -b. hubungan diatas dapat ditulis Mx=h : A(a,b) G(a',b') = G(2h-a, -b) Pemetaan A(a,b) G(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks                   b a b a 10 01 ' ' Matriks       10 01 dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa garis x=h . Gambar 1.6 Pencerminan titik A terhadap garis x = h
  • 7. 7  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = k menghasilkan bayangan titik G(a',b') dengan a' = 2h-a dan b' = -b. hubungan diatas dapat ditulis My=k : A(a,b) H(a',b') = H(a,2k -b) Pemetaan A(a,b) H(a',b') dapat pula ditentukan oleh persamaan matriks                    b a b a 10 01 ' ' Matriks       10 01 dinamakan matriks yang bersesuian dengan pencerminan terhadapa garis y=k . Gambar 1.7 Pencerminan titik A terhadap garis y = k  Misalkan, titik A(a,b) dicerminkan terhadap garis x= h kemudian dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis x = k untuk mengetahui pencerminan ini, amatilah gambar berikut!
  • 8. 8 Dari gambar, tampak bahwa: ),)(2("),2('),( bahkAbahAbaA kGarisxhGarisx     Dengan cara yang sama, dapat ditentukan bayangan titik A(a,b) yang dicerminkan terhadap garis y = m, dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis y = n sebagai berikut. )),(2,(")2,('),( bmnaAbmaAbaA nGarisymGarisxy     Sekarang jika titik A(a,b) dicerminkan terhadap dua garis yang berpotongan tegak lurus, misalnya pencerminan terhadap garis x = h dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis y= m. Diperoleh bayangan A'''sebagai berikut: )2,2("),2('),( bmahAbahAbaA mGarisyhGarisx     B. Teorema Dengan demikian diperoleh suatu teorema dari rumus-rumus tersebut Misalkan Mg pencerminan pada garis g dan P(x, y)  v, apabila a) g = {(x,y) │x = 0} maka Mg (P) = (-x, y) b) g = {(x,y) │y = 0} maka Mg (P) = (x,- y) c) g = {(x,y) │x = a} maka Mg (P) = (2a – x, y) d) g = {(x,y) │y = b} maka Mg (P) = (x,2b – y) e) g = {(x,y) │y = x} maka Mg (P) = (y, x) f) g = {(x,y) │y = -x} maka Mg (P) = (-y, -x) g) g = {(x,y) │y = mx} maka             2 2 2 2 1 )1(2 1 2)1( )( m ymmx m myxm PMg C. Contoh-Contoh Dan Jawaban 1. Diketahui garis y = 2x + 2 yang dicerminkan terhadap garis y = x, tentukan bayangannya! Jawab Rumus dasar pencerminan terhadap garis y= x : P(x,y)  xy P'(x',y') x' = y  y = x' …………….. (1) y' = x  x = y'……………... (2) Subtitusikan (1) dan (2) ke garis y = 2x + 2 diperoleh
  • 9. 9 x' = 2y' + 2 1 2 ' ' 2''2   x y xy Hasil pencerminannya adalah : 1 2 ' '  x y 2. Diketehui: g = {(x,y)│x = -3} Ditanya: a. Mg(A),Bila (2,1). b. bila Mg(C) = (-1,7), Maka C =… Jawab a. Persamaan garis yang melalui A(2, 1) dan tegak lurus g adalah y = 1. B(-3,1) adalah titik tengah "AA , Maka (-3,1 ) =                 2 "1 , 2 2 2 ' 2 ' yaxAyAyAxAxA Jelas (-6,2) = (2 + xA',2 + yA') (xA',yA') = (-8,1) Jadi A' = (-8,1) b. Persamaan garis yang melalui Mg(C) = (-1,7) dan tegak lurus g adalah y = 7. D(-3, 7) adalah titik tengah "AA . maka (-3,7) =                 2 7" , 2 1 2 ' 2 ' yCxCyCyCxCxC Jelas (-6,14) = (xC – 1, yC + 7) (xC,yC) = (-5,7) Jadi C = (-5, 7) 3. Diketahui titik A(3, -5) dicerminkan terhadap sumbu X. Tentukan koordinat bayangan titik A ? jawab: Mx : A(3,-5) B(a',b') Kita gunakanpersamaan matriks untuk menentukan x' dan y'
  • 10. 10                    b a b a 10 01 ' '                                          5 3 )5)(1(3.0 )5(03.1 ' ' 5 3 10 01 ' ' b a b a Jadibayangan A(3, -5) oleh pencerminan terhadap sumbu x adalah A'(3,5) 4. Diketahui g = {(x,y)│x + y = 1} Ditanya: a. Mg(0) b. Mg(A) dengan A(1,2). c. Jika P(x,x+1). Tentukan Mg(P) = P Jawab: a. Dipunyai g = {(x,y)│x + y = 1}, dari x + y = 1  y = 1 – x . gradien dari g adalah m = -1, dan gradien yang tegak lurus dengan g adalah m = 1 maka persamaan garis h yang melalui O(0,0) dan tegak lurus g dengan m = 1adalah y – y1 = m(x – x1) y – 0 = 1(x – 0) y = x jadi h = y – x titik potong antara g dan h adalah titik O, yaitu y = y 1 – x = x 2x = 1 x = 2 1 Subtitusikan x = 2 1 ke persamaan y = x diperoleh y = 2 1 . jadi titik potongnya ( 2 1 , 2 1 )
  • 11. 11 karena ( 2 1 , 2 1 ) titik tengah 'OO , maka                     2 '00 2 '00 2 ' , 2 '0 2 1 , 2 1 yxyoyoxox Jelas (1,1) = (x0',y0') (x0',y0') = (1.1) Jadi Mg(O) = (1,1) b. Maka persamaan garis h yang melalui titik A(1,2) dan tegak lurus g dengan m = 1 adalah y – y1 = m(x – x1) y – 2 = 1(x – 1) y = x + 2 – 1 y = x + 1 Jadi h y = x + 1 Mencari perpotongan g dengan h. y = y 1 – x = x + 1 2x = 0 x = 0 subtitusikan x = 0 ke persamaan y = 1 – x Diperoleh y = 1 Jadi titik potongnya (0,1) Karena (0,1) titik tengah 'OO , maka                  2 '02 2 '01 2 ' , 2 '0 0,0 yxyoyoxox Jelas (0,2) = (1 + x0',2 + y0') (x0',y0') = (-1,0) Jadi A' = (-1,0) c. Dipunyai p = (x, x+1) dan g = {(x,y)│x + y = 1} Karena Mg(P) = P, maka P  P(x, x + 1) Diperoleh x + y = 1 x + y =1  X + (x + 1) = 1  x = 0 dan y = 0 + 1 =1
  • 12. 12 Jadi Mg (P) = (0,1) 5. Diketahui titip P(-3,7) dicerminkan terhadap garis y =-x.Tetukan koordinat bayangan titik P! Jawab                     b a b a 01 10 ' '                                           3 7 7.0)3)(1( )7)1()3.(0 ' ' 01 10 ' ' b a b x b a Jadi bayangan titik P(-3,7) dicerminkan terhadap garis y=-x adalah P'(-7,3) 6. Jika garis x - 2y – 3 = 0 dicerminkan terhadap sumbu y. maka tentukan persamaan bayangannya! Jawab Garis x – 2y – 3 = 0 dicerminkan terhadap sumbu Y.                   b a b a 10 01 ' '              b a b a ' ' Dengan demikian a' = - x x = - x', dan b' = - y b = y' Dengan mensubtitusikan x = - x' dan y' persamaan garis, maka diperoleh. (-x') – 2(y') – 3 = 0 - x' – 2y – 3 =0 Jadi, bayangan garis x – 2y – 3 = 0 oleh pencerminan terhadap sumbu Y adalah – x – 2y – 3 = 0. 7. Tentukan bayangan parabola y = x2 + 2x + 1 yang dicerminkan terhadap garis y = 3. jawab ambil sebarang titik P(a,b) pada y = x2 + 2x + 1 sehingga b = a2 + 2a + 1 Refleksikan titik P terhadap garis y = 3 sehingga diperoleh titik P'(a', b'). Dengan mencerminkan titik P(a, b) trhadap garis y = 3, diperoleh titik A'(a',b')
  • 13. 13 )6,(')3.2,('),( 3 baPbaPbaP Garisy    Jadi, titik P'(a, 6 – b). Perhatikan bahwa: a' = a, b' = 6 – b. Dari persamaan ini, didapat b = 6 – b'. Dengan mensubtitusi nilai a dan b ini ke persamaan, sehinga diperoleh: 6 – b' = (a') + 2a' + 1 b' = - (a')2 – 2a' + 5 Jadi, bayangan parabola y = x2 + 2x + 1 yang dicerminkan terhadap garisy = 3 adalah y = - x2 – 2x + 5. 8. Persamaan peta garis x – 2y + 4 = 0 yang dicerminkan terhadap y = x adalah jawab x – 2y + 4 = 0 dicerminkan terhadap sumbu y = x, maka kita ubah persamaan menjadipersamaan x = 2y – 4. kita tahu bahwa y = x matriks yang bersesuaian adalah:                    b a b a xy ' ' 01 10 Dengan demikan untuk y = x: x' = y y' = x Didapat x = 2y – 4 menjadi y = 2x – 4 Jadi dapat disimpulkan hasil pencerminan adalah y – 2x + 4 = 0 9. tentukan bayangan jajar =genjang ABCD dengan titik sudut A(-2, 4), B(0, -5), C(3, 2), dan D(1, 11) jika a. Dicerminkan terhadap sumbu x. b. dicerminkan terhadap sumbu y jawab a. Pencerminan terhadap sumbu x.                      11254 1302 10 01 '4'3'2'1 '4'3'2'1 yyyy xxxx
  • 14. 14 =         11254 1302 Jadi, bayangan jajargenjang ABCD oleh pencerminan terhadap sumbu x adalah jajargenjang A'B'C'D' dengan titik sudut A'(-2,-4), B'(0,5), C'(3, -2), dan D'(1, -11). b. Pencerminan terhadap sumbu y                             11254 1302 11254 1302 10 01 '4'3'2'1 '4'3'2'1 yyyy xxxx Jadi Bayangan jajar genjang ABCD oleh pencerminan terhadap sumbu y adalah jajargenjang A'B'C'D' dengan titik sudut A'(2,4), B'(0,-5), C'(-3, 2), dan D'(-1,11). 10. Tentukan bayangan persamaan garis y = 2x – 5 oleh translasi Jawab : Ambil sembarang titik pada garis y = 2x – 5, misalnya (x, y) dan titik bayangan oleh translasi adalah (x’, y’) sehingga ditulis Atau x’ = x + 3 x = x’- 3 ..... (1) y’ = y – 2 y = y’ + 2 ......(2) Persamaan (1) dan (2) disubtitusikan pada persamaan garis semula, sehingga : y = 2x – 5 y’ + 2 = 2 (x’- 3) – 5 y’ = 2x’ – 6 – 5 – 2 y’ = 2x’ – 13 Jadi persamaan garis bayangan y = 2x – 5 oleh translasi adalah y = 2x – 13 .
  • 15. 15 11. Persamaan bayangan kurva y = x2 – 2x – 3 oleh rotasi [0, 180o ], kemudian dilanjutkan oleh pencerminan terhadap garis y = -x adalah…. jawab T1 : Matriks transformasi yang bersesuaian dengan R[0, 180 0 ] adalah         10 01 T2 : Matriks transformasi yang bersesuaian dengan pencerminan terhadap garis y = - x adalah         01 10 T1 o T2 : (x,y) adalah: jadi x y y x y x y x y x x y                                                           " " 01 10 " " 01 10 10 01 " " y = x" x = y" maka T2 o T1 : y = x2 – 2x – 3 adalah : x" = y"2 – 2y" – 3 Jadi hasil Trasformasinya adalah x = y2 – 2y – 3 12. persamaan bayangan dari lingkaran x2 + y2 + 4x – 6y – 3 = 0 oleh transformasi yang barkaitan dengan matriks        01 10 adalah… jawab T =        01 10 : (x,y)                           x y y x y x 01 10 ' ' Jadi y = x'
  • 16. 16 x = -y' maka T: x2 + y2 + 4x – 6y – 3 = 0 (-y')2 + (x')2 – 4y' – 6x' – 3 = 0 ↔ y'2 + x'2 – 4y' – 6x' – 3 = 0 Jadi persamaan bayangannya adalah x2 + y2 – 6x – 4y – 3 = 0 13. Diketahui g = x, y│x - 3y 1  0, dan A (2,k). Ditanya: Tentukan k bila Mg(A) = A Jawab : Dipunyai x – 3y +1 = 0, Karena Mg(A) = A, maka A terletak pada g. Nilai k dapat dicari dengan mensubstitusikan titik A ke persamaan garis g. Untuk x = 2 maka x – 3y +1 = 0  2 - 3y = -1  3y = 3  y = 1 Jadi nilai k = 1. BAB III
  • 17. 17 PENUTUP A. Rangkuman Persmaan pencerminan pada garis dibatasi hanya pada garis yang istimewa saja. Adapun rumus-rumus pencerminan pada garis-garis istimewa ini diantarnya.  Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan titik B (a',b') dengan a' = a dan b' = b. hubungan diatas dapat ditulis Mx : A(a,b) B(a',b') = B(a, -b)  Pencerminan titik A (a,b) terhadap sumbu y menghasilkan bayangan titik C (a',b') dengan a' = - a dan b' = b. hubungan diatas dapat ditulis My : A(a,b) C(a',b') = C(-a, b)  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = x menghasilkan bayangan titik D (a',b') dengan a' = b dan b' = a. hubungan diatas dapat ditulis My=x : A(a,b) D(a',b') = D(-a, b)  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = -x menghasilkan bayangan titik E(a',b') dengan a' = -b dan b' = -a. hubungan diatas dapat ditulis My= -x : A(a,b) E(a',b') = E(-b, -a)  Pencerminan titik A (a,b) terhadap titik asal menghasilkan bayangan titik F(a',b') dengan a' = -a dan b' = -b. hubungan diatas dapat ditulis Mo : A(a,b) F(a',b') = F(-a, -b)  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis x = h menghasilkan bayangan titik G(a',b') dengan a' = 2h-a dan b' = -b. hubungan diatas dapat ditulis  Pencerminan titik A (a,b) terhadap garis y = k menghasilkan bayangan titik G(a',b') dengan a' = 2h-a dan b' = -b. hubungan diatas dapat ditulis My=k : A(a,b) H(a',b') = H(a,2k -b)
  • 18. 18 Sehingga diperoleh teorema sebagai berikut: a) g = {(x,y) │x = 0} maka Mg (P) = (-x, y) b) g = {(x,y) │y = 0} maka Mg (P) = (x,- y) c) g = {(x,y) │x = a} maka Mg (P) = (2a – x, y) d) g = {(x,y) │y = b} maka Mg (P) = (x,2b – y) e) g = {(x,y) │y = x} maka Mg (P) = (y, x) f) g = {(x,y) │y = -x} maka Mg (P) = (-y, -x) g) g = {(x,y) │y = mx} maka             2 2 2 2 1 )1(2 1 2)1( )( m ymmx m myxm PMg B. Kesimpulan Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai pencerminan misalnya ketika kita bercermin dikaca maka tentu ada bayangannya. cara mencari bayangan tersebut tentu kita menggunakan bergai macam rumus yang ada direfleksi, diantaranya Pecerminan terhadap sumbu x, pencerminan terhadap sumbu y, pencerminan terhadap titik pusat, pencerminan terhadap gars y = x, pencerminana terhadapgaris y = -x, pencerminana terhadap titik h , pencerminana terhadap titik y = k, dan pencerminan terhadap titik y = mx. Namun yang dibahas disini adalah persamaan pencermnan pada garis tentu mencarinya dengan rumus/sifat sifat dari pencerminan, sehinggadi peroleh teorema pencerminan terhadap garis