SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
BAB I
PERSAMAAN GARIS LURUS
A. DEFINISI GARIS LURUS
Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri.
Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah
garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat. Sebelum memahami
garis lurus lebih jauh, maka akan dibahas Koordinat kartesius terlebih dahulu.
1.1 Koordinat Cartesius
Koordinat cartesius dalam hal ini adalah kerangka acuan dari setiap objek
geometri 2 dimensi. Perhatikan gambar 3.1, gambar tersebut menunjukkan bidang
koordinat cartesius yang memiliki sumbu mendatar (sumbu x) dan sumbu tegak (sumbu
y). Titik potong kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal atau titik koordinat. Pada
gambar 3.1 titik pusat koordinat ditunjukkan oleh titik O (0,0) .
B. GRADIEN
2.1 Pengerian Gradien
Salah satu komponen yang penting dalam garis lurus adalah kemiringan garis atau
biasa disebut gradien. Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dengan
jarak horizontal dari dua buah titik yang dilalui garis lurus. Menghitung gradien akan
lebih mudah dilakukan jika garis diletakkan pada koordinat cartesius.
2.2 Perhitungan gradien
a) Menghitung gradien pada persamaan garis y = mx
Gradien suatu garis dapat ditentukan melalui perbandingan antara ordinat dan
absis sehingga dapat ditulis sebagai berikut :
2
Contoh soal :
Tentukanlah gradient dari persamaan berikut :
a. y = 2x
b. x = 2y
c. 2x + 3y = 0
Jawab :
a. Persamaan garis y = 2x sudah memenuhi bentuk y = mx. Jadi diperoleh m = 2
b. Persamaan garis x = 2y diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga
Persamaan garis y = ½ x sudah memenuhi bentuk y = mx jadi diperoleh m = ½ x
c. Persamaan 2x + 3y = 0 diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga
Persamaan garis y = -⅔ x sudah memenuhi bentuk y =mx jadi diperoleh m= -⅔ x
b) Menghitung garis pada persamaan garis y = mx + c
Sama halnya dengan perhitungan gradien pada persamaan garis y = mx.
Perhitungan pada garis y = mx + c dilakukan dengan cara menentukan nilai konstanta
didepan variabel x.
Contoh soal :
Tentukanlah gradien dari persamaan berikut :
a. 2y = x + 12
b. 2 + 4y = 3x + 5
Jawab :
a. Parsamaan garis 2y = x + 12 terlebih dahulu di ubah menjadi bentuk y = mx + c
sehingga
3
b. Persamaan 2 + 4y = 3x + 5 terlebih dahulu diubah menjadi bentuk y = mx + c
sehingga
c) Menghitung gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0
Sama dseperti sebelumnya, gradient pada persamaan garis ax + by + c = 0 dapat
ditentukan dengan cara mengubah terlebih dahulu persamaan garis tersebut kedalam
bentuk
y = mx + c. Kemudian nilai gradient diperoleh dari nilai konstanta m didepan variabel x.
Contoh soal :
Tentukanlah gradient dari persamaan garis berikut :
a. x + 2y + 6 = 0
b. 4x + 5y = 9
Jawab :
a. Persamaan garis x + 2y + 6 = 0 diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx + c
sehingga
b. Persamaan garis 4x + 5y = 9 diubah terlebih dahulu menjadi y = mx + c sehingga
4
d) Menghitung gradient pada garis yang melalui dua titik
Grafik 1
Perhatikan grafik 1. Garis l melalui dua titik yaitu titik A (x1, y1) dan titk B (x2, y2).
gradien dinotasikan dengan m garis l dihitung dengan rumus
Contoh soal :
Tentukanlah gradient garis yang melalui titik koordinat A (2, 2) dan B (4, 4)
Jawab :
Untuk titik A (2, 2) maka 𝑥1=2, 𝑦1=2
Untuk titik B (4, 4) maka 𝑥2=4, 𝑦2=4
m =
𝑦2−𝑦1
𝑥2−𝑥1
=
4−2
4−2
=
2
2
=1
Jadi, gradiennya adalah 1.
2.3 Sifat-sifat Gradien
a) Gradient garis yang sejajar dengan sumbu x
Pada gambar 3.7 garis k melalui titik A (-1, 2) dan B (3, 2). Garis tersebut sejajar dengan
sumbu x. Gradient garis k dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
5
Untuk titik A (-1, 2) maka 𝑥1=−1, 𝑦1=2
Untuk titik B (3, 2) maka 𝑥2=3, 𝑦2=2
m =
𝑦2−𝑦1
𝑥2−𝑥1
=
2−2
3−(−1)
=
0
4
=0
Jadi, gradiennya adalah 0
Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu x
nilai gradiennya adalah nol.
b) Gradien garis yang sejajar dengan sumbu y
Pada gambar 3.8 garis l yang melalui titik C (1, 3) dan D (1, -1) letaknya sejajar dengan
sumbu y. gradien l dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
Untuk titik C (1, 3) maka 𝑥1=1, 𝑦1=3
Untuk titik D (1, -1) maka 𝑥2=1, 𝑦2=−1
m =
𝑦2−𝑦1
𝑥2−𝑥1
=
−1−3
1−1
=
−4
0
= ~
Jadi, gradiennya adalah tak terhingga
Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu y
tidak memiliki gradient.
c) Gradient dua garis yang sejajar
Pada gambar 3.8 garis k dan l adalah garis yang sejajar.
6
- Garis k melalui titik A (-2, 0) dan B (0, 2) gradient k dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
Untuk titik A (-2, 0) maka 𝑥1=−2, 𝑦1=0
Untuk titik B (0, 2) maka 𝑥2=0, 𝑦2=2
m =
𝑦2−𝑦1
𝑥2−𝑥1
=
2−0
0−(−2)
=
2
2
= 1
Jadi, gradiennya adalah 1
- Garis l melalui titik C (0, -1) dan D (1, 0) gradient l dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
Untuk titik C (0, -1) maka 𝑥1=0, 𝑦1=−1
Untuk titik D (1, 0) maka 𝑥2=1, 𝑦2=0
m =
𝑦2−𝑦1
𝑥2−𝑥1
=
0−(−1)
1−0
=
1
1
= 1
Jadi, gradiennya adalah 1
Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradient garis yang sejajar memiliki gradient
yang sama.
d) Gradient dua garis yang tegak lurus
Pada gambar 3.10 garis k dan l adalah garis yang tegak lurus.
- Garis k melalui titik C (3, 0) dan D (0, 3) gradient k dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
Untuk titik C (3, 0) maka 𝑥1=3, 𝑦1=0
Untuk titik D (0, 3) maka 𝑥2=0, 𝑦2=3
𝑚𝐶𝐷 =
𝑦2−𝑦1
𝑥2−𝑥1
=
3−0
0−3
=
3
−3
= −1
Jadi, gradiennya adalah –1
- Garis l melalui titik A (-1, 0) dan B (0, 1) gradient l dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
7
Untuk titik A (-1, 0) maka 𝑥1=−1, 𝑦1=0
Untuk titik B (0, 1) maka 𝑥2=0, 𝑦2=1
𝑚𝐴𝐵 =
𝑦2−𝑦1
𝑥2−𝑥1
=
1−0
0−(−1)
=
1
1
= 1
Jadi, gradiennya adalah 1
Hasil kali dua gradient tersebut adalah 𝑚𝐴𝐵 x 𝑚𝐶𝐷 = 1 x -1 = -1
Perhitungan tersebut memperjelas tentang hasil kali antara dua gradient dari garis yang
saling tegak lurus adalah -1
C. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS
Persamaan garis lurus menyatakan titik-titik yang dilalui oleh suatu garis lurus.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bentuk y = mx merupakan bentuk parsamaan garis
lurus sederhana. Dikatakan bentuk sederhana karena garis yang dibentuk oleh persamaan
garis tersebut selalu melalui titik pusat koordinat.
Bentuk umum dari persamaan garis lurus adalah
Persamaan garis ini hampir sama dengan bentuk sederhananya namun diberi tambahan
konstanta (dengan lambang c). hal ini menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh
persamaan garis tersebut tidak akan melalui titik O (0, 0).
3.1 Menentukan persamaan garis dari gradient dan titik koordinat
Pada gambar 3.11 menunjukkan sebuah garis k pada bidang koordinat cartesius. Garis tersebut
memulai titik A (𝑥1,𝑦1) dan tidak melalui titik pusat koordinat sehingga persamaan garis pada
gambar 3.11 dapat ditulis 𝑦1= 𝑚𝑥1 + 𝑐…(1) Adapun bentuk umum persamaan garis yang tidak
melalui titik pusat koordinat diitulis y = mx + c…(2)
Jadi ditentukan selisih dari persamaan (2) dan persamaan (1) maka diperoleh :
8
Selanjutnya diperoleh rumus umum untuk menentukan persamaan garis jika diketahui gradient
dan titik koordinat yaitu
Contoh soal :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik P(3, 5) dan memiliki gradien –2.
Jawab :
Untuk titik P(3, 5) maka x1 = 3, y1 = 5.
Dengan menggunakan rumus umum, diperoleh persamaan garis:
y – y1 = m (x – x1)
y – 5 = –2 (x – 3)
y – 5 = –2x + 6
y = –2x + 6 + 5
y = –2x + 11 atau 2x + y – 11 = 0
3.2 Menentukan persamaan garis yang melalui dua titik
Cara untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik hampir sama dengan
rumus umum yang telah dipelajari sebelumnya. Perhatikan uraian berikut :
 y - 𝑦1= m (x- 𝑥1) adalah rumus umum persamaan garis dari gradient dan titik
koordinat
Jadi, rumus untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik koordinat adalah
Contoh soal
Tentukan persamaan garis yang melalui titik-titik koordinat berikut.
a. A (3, 3) dan B (2, 1)
b. C (–1, 4) dan D (1, 3)
c. E (6, 10) dan F (–5, 2)
Jawab :
a. Untuk titik A (3, 3) maka x1 = 3 dan y1 = 3.
Untuk titik B (2, 1) maka x2 = 2 dan y2 =1.
9
Persamaan yang diperoleh:
–1 (y – 3) = –2 (x – 3)
–y + 3 = –2x + 6
2x – y + 3 – 6 = 0
2x – y – 3 = 0
Jadi, persamaan garisnya adalah 2x – y – 3 = 0.
3.3 Menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus
Pada gambar 3.12 terdapat dua garis dalam dalam bidang koordinat yaitu garis k dan l.
dalam gambar 3.12 (a) kedua garis tersebut sejajar. Adapun pada gambar 3.12 (b) kedua
garis tersebut tidak sejajar sehingga keduanya berpotongan pada suatu titik yaitu titik A
(𝑥1,𝑦1) jadi titk potong dapat dicari dari dua garis yang tidak sejajar. Cara menentukan
koordinat titik potong dari dua persamaan garis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
cara menggambar (cara grafik) dan cara subsitusi.
a) Cara grafik
Dengan cara ini, dua persamaan garis digambar kedalam bidang koordinat
cartesius sehingga koordinat titik potong kedua garis tersebut dapat dilihat dari gambar.
10
Contoh soal
b) Cara subsitusi
Dengan cara subsitusi, salah satu variabel dari persamaan garis yang diketahui
dimasukkan (disubsitusikan) kedalam variabel yang sama dari persamaan garis yang lain.
Contoh soal
Dengan cara substitusi, tentukan koordinat titik potong antara garis 3x + y = 5 dan
garis 2x – 3y = 7
Jawab :
Ikuti langkah-langkah berikut.
• Ambil salah satu persamaan garis, misalnya 3x + y = 5.
• Tentukan salah satu variabel dari garis tersebut, misalnya y.
3x + y = 5 maka y = 5 – 3x.
• Substitusikan nilai y tersebut ke dalam persamaan garis yang lain.
2x – 3y = 7
2x – 3(5 – 3x) = 7
2x – 15 + 9x = 7
2x + 9x = 7 + 15
11x = 22
x = 2
• Substitusikan nilai x ke dalam salah satu persamaan garis.
3x + y = 5
3 (2) + y = 5
6 + y = 5
y = 5 – 6
y = –1
• Diperoleh x = 2 dan y = –1. Jadi, koordinat titik potong kedua garis itu adalah (2, –1)
11
BAB II
SEGITIGA
A. DEFINISI SEGITIGA
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut.
Unsur-unsur segitiga
1. Tiga ruas garis, yaitu AB, BC dan AC
2. Tiga titik sudut, yaitu sudut A, B dan C
3. Tinggi segitiga, yaitu t
4. Jumlah ketiga sudut adalah 180°
Jadi, sudut A+B+C = 180°
Luas segitiga = ½ × alas × tinggi
= ½ × AB × CD
Keliling segitiga = jumlah sisi-sisi
= AB + BC + AC
B. JENIS SEGITIGA
Berdasarkan panjang sisi-sisinya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu :
JENIS SEGITIGA GAMBAR CIRI-CIRI
Segitiga sama sisi  Panjang sisi
AB=BC=CA
 <A=<B=<C=60°
 Memiliki 3 sumbu
simetri
Segitiga sama kaki  Panjang sisi AC=AB
 <B = <C
 Memiliki 1 sumbu
simetri
Segitiga sembarang  Panjang sisi tidak sama
 Besar sudut tidak sama
 AB≠BC≠AC
12
Berdasarkan besar sudutnya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu :
GAMBAR JENIS DAN DEFINISI
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah
satu sudutnya siku-siku 90°.
Segitiga lancip adalah segitiga yang masing-
masing sudutnya kurang dari 90°.
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah
satu sudutnya lebih dari 90°.
C. DALIL PYTHAGORAS
Pada segitiga siku-siku, berlaku dalil Pythagoras yaitu :
Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari kedua sisi penyikunya.
Perhatikan gambar segitiga siku-siku berikut!
Segitiga ABC siku-siku di A
AB = Sisi penyiku datar
AC = Sisi penyiku tegak
BC = Sisi miring (hipotenusa)
Berdasarkan dalil Pythagoras :
BC² = AC² + AB² atau a² = b² + c²
Dari dalil pythagoras dalam segitiga siku-siku, kita dapat menentukan sisi-sisi
segitiga dengan tripel Pythagoras.
Tripel Pythagoras adalah tiga pasang bilangan yang memenuhi dalil Pythagoras.
Contoh tripel Pythagoras :
a. 3, 4, 5 dan kelipatannya
b. 5, 12, 13 dan kelipatannya
c. 7, 24, 25 dan kelipatannya
13
Contoh soal :
1. Sebuah segitiga memiliki alas 24 cm dan tinggi 15 cm. Berapakah luas segitiga
tersebut?
Jawab :
Luas segitiga = ½ x alas x tinggi
= ½ x 24 cm x 15 cm = 180 cm²
2. Suatu segitiga segitiga sama kaki memiliki panjang sisi alas 25 cm dan sisi kaki 20 cm.
keliling segitiga tersebut adalah….
Jawab :
alas (a) = 25 cm, kaki (q) = 20 cm
K= a + 2q
= 25 + (2 x 20)
= 25 + 40
= 65
Jadi, keliling segitiga sama kaki itu adalah 65 cm.
3. Pada segitiga siku-siku (90°) diketahui tingginya 8 cm dan alasnya 6 cm. Berapakah
panjang sisi miring segitiga tersebut?
Jawab :
a² = 8² + 6²
a² = 64 + 36
a² = 100
a = √100
a = 10 cm
14
BAB III
BANGUN DATAR
A. DEFINISI BANGUN DATAR
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau
lengkung.
B. JENIS BANGUN DATAR
JENIS BANGUN, CIRI-CIRI & DEFINISI RUMUS LUAS &
KELILING
PERSEGI (BUJUR SANGKAR/ SQUARE)
Persegi adalah bangun datar yang memiliki
empat buah sisi yang sama panjang.
a. Memiliki 4 sisi yang sama panjang (AB=BC=CD=AD)
b. Memiliki 4 sudut (<A, <B, <C, <D)
c. Memiliki 4 sudut siku-siku (<A=<B=<C=<D=90°)
d. Memiliki 2 pasang sisi sejajar (AB//DC, AD//BC)
e. Memiliki 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus
dan sama panjang, yaitu AC dan BD
f. Memiliki 4 sumbu simetri, yaitu AC, BD, EG, dan FH
g. Memiliki simetri putar tingkat 4
h. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 8 cara
Luas Persegi
Luas=sisi x sisi = s²
Keliling Persegi
Kel= 4 × sisi= 4s
PERSEGI PANJANG (RECTANGLE)
Persegi panjang adalah bangun datar yang
dibatasi oleh 4 sisi dimana sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar.
a. Memiliki 2 pasang garis sejajar dan sama panjang
 AB= DC dan AB//DC
 BC= AD dan BC//AD
b. Memiliki 4 sudut siku-siku, yaitu (<A=<B=<C=<D=90°)
c. Memiliki 2 garis diagonal yang sama panjang, yaitu AC dan
BD
d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu EG dan HF
e. Memiliki simetri putar tingkat 2
f. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara
Luas Persegi Panjang
Luas= panjangxlebar
= p x l
Keliling Persegi
Panjang
Kel= 2 x (p + l)
15
JAJARGENJANG (RHOMBUS)
Jajargenjang adalah bangun datar yang
dibatasi oleh 4 sisi dimana sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar, tetapi
sisi-sisinya tidak saling tegak lurus.
a. Memilki 4 sisi, dimana sisi yang berhadapan sama panjang dan
sejajar
 AB=DC dan AB//DC
 AD=BC dan AD//BC
b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama,
AC≠BD
c. Tidak memiliki sumbu simetri
d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 cara
Luas Jajargenjang
Luas= alas x tinggi
=AB x t
Keliling jajargenjang
Kel=AB+BC+CD+DA
LAYANG-LAYANG
Layang-layang adalah bangun datar segi empat
yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang
alasnya sama panjang dan berimpit.
a. Memiliki 4 sisi dengan 2 pasang sisi sama panjang, yaitu
AB=BC dan AD=CD
b. Memiliki 2 garis diagonal yang berpotongan tegak lurus dan
tidak sama panjang
c. Memiliki 1 sumbu simetri
d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 cara
Luas Layang-layang
Luas= ½ x 𝐷1 x 𝐷2
= ½ x AC x BD
Keliling Layang-
layang
Kel=AB+BC+CD+DA
BELAH KETUPAT (DIAMOND)
Belah ketupat adalah bangun datar yang
dibatasi oleh 4 sisi yang sama panjang, dengan
sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar dan sisi-
sisinya tidak saling tegak lurus.
a. Memiliki 4 sisi yang sama panjang AB=BC=CD=DA
b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama,
AC≠BD
c. Kedua diagonalnya berpotongan saling tegak lurus, AC±BD
d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu garis AC dan BD
e. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara
Luas Belah Ketupat
Luas= ½ x 𝐷1 x 𝐷2
= ½ x AC x BD
Keliling Belah
Ketupat
Kel= 4 x sisi
16
TRAPESIUM (TRAPEZIUM)
Trapesium adalah bangun datar segi empat
yang sepasang sisi berhadapan saling
sejajar.
Cirri-ciri trapesium :
a. Setiap trapesium memiliki sepasang sisi yang sejajar
b. Pada trapesium sama kaki, terdapat 2 garis diagonal yang sama
panjang dan 2 pasang sudut yang sama besar
c. Pada trapesium siku-siku, selalu terdapat 2 sudut siku-siku
Jenis-jenis trapesium
1. Trapesium sama kaki
2. Trapesium siku-siu
3. Trapesium sembarang
Luas Trapesium
L= ½ x (jumlah sisi
sejajar x tinggi)
Atau
L= ½ x (AD+BC) x t
LINGKARAN (CIRCLE)
Lingkaran adalah bangun datar yanng
memiliki simetri lipat dan simetri putar tak
terhingga.
a. Panjang diameter sama dengan dua kali jari-jarinya
b. Panjang jari-jari setengah panjang diameternya mempunyai
simetri lipat dan simetri putar tak terhingga
c. Mempunyai besar sudut 360°
d. Mempunyai sumbu simetri tak terhingga
e. Mempunyai satu titik pusat
Istilah-istilah dalam lingkaran
a. Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan
dua titik pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran.
b. Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik
pada busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran.
c. Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.
d. Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari
maupun busur lingkaran.
e. Tembereng yaitu luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi
oleh busur dan tali busur.
f. Apotema yaitu garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran
dengan tali busur lingkaran.
g. Tali busur yaitu garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran.
h. Titik pusat yaitu titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran.
Luas Lingkaran
Luas= π x r²
π (phi) =
22
7
atau 3.14
Keliling Lingkaran
Kel= 2 x π x r
17
Contoh soal :
1. Sebuah persegi panjang memilki panjang 24 cm dan lebar 15 cm. Berapakah luas dan
keliling persegi panjang tersebut?
Jawab :
a. Luas = p x l
= 24cm x 15 cm
= 360 cm²
b. Keliling = 2 x (p + l)
= 2 x (24 cm + 15 cm)
= 2 x 39
= 78 cm
2. Sebuah belah ketupat memiliki panjang sisi 40 cm dan panjang diagonal-diagonalnya
adalah 34 cm dan 42 cm. hitunglah luas dan kelilingnya!
Jawab :
Luas = ½ x 𝐷1 x 𝐷2
= ½ x 34 cm x 42 cm
= 714 cm²
Keliling = 4 x panjang sisi
= 4 x 40 cm
= 160 cm
3. Kolam ikan dibelakang rumah berbentuk persegi dengan luas 625 cm². Keliling
kolam itu adalah?
Jawab :
Luas persegi = sisi²
L = s²
625 = s²
s = √625 m = 25 m
Keliling kolam = 4 x sisi = 4 x 25 m = 100 m
18
BAB IV
BANGUN RUANG
A. DEFINISI BANGUN RUANG
Bangun ruang adalah suatu bangun yang memiliki isi (volume). Bangun ruang
terbentuk oleh perpotongan ruas garis-ruas garis yang mempunyai bagian-bagian sisi,
rusuk, dan titik sudut atau pojok.
B. PENGERTIAN SISI, RUSUK, DAN TITIK SUDUT
Sisi adalah suatu bidang yang membatasi bangun ruang dan sekitarnya. Rusuk adalah
pertemuan dua buah sisi yang berupa ruas garis. Banyaknya rusuk suatu bangun ruang
sama dengan hasil jumlah banyaknya titik sudut dan sisi, kemudian dikurangi dua.
r = (ts + s) - 2
dengan :
r = rusuk
ts= titik sudut
s= sisi
Titik sudut adalah suatu titik tempat pertemuan tiga buah rusuk atau lebih.
Contoh :
C. JENIS BANGUN RUANG
JENIS BANGUN RUANG RUMUS-RUMUS
KUBUS
Kubus adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh 6 sisi yang berbentuk
persegi yang kongruen.
a. Banyak rusuk : 12 rusuk yang sama panjang yaitu AB,
BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, FB, CG dan DH.
b. Banyak sisi : 6 sisi berbentuk persegi yaitu ABCD,
EFGH, BCGF, ADHE, ABFE dan DCGH.
c. Banyak titik sudut : 8 yaitu titik A, B, C, D, E, F, G dan
H.
d. Sepasang sisi yang berhadapan saling sejajar dan sisi
kubus yang berpotongan saling tegak lurus.
s = panjang rusuk
kubus
Luas permukaan
kubus = 6s²
Volume kubus = s³
Panjang diagonal sisi
= s√2
Panjang diagonal
ruang = s√3
19
BALOK
Balok adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh 6 sisi berbentuk
persegi panjang yang terdiri atas 3
pasang persegi panjang yang
kongruen.
a. Banyak rusuk : 12 rusuk yaitu AB, BC, CD, AD, EF,
FG, GH, EH, AE, FB, CG dan DH.
b. Banyak sisi : 6 sisi berbentuk persegi panjang yaitu
ABCD, EFGH, BCGF, ADHE, ABFE dan DCGH.
c. Banyak titik sudut : 8 yaitu titik A, B, C, D, E, F, G
dan H.
d. Memiliki 3 kelompok rusuk yang sama dan sejajar,
yaitu:
AB = DC = EF = HG = panjang balok
AD = BC = FG = EH = lebar balok
AE = BF = CG = DH = tinggi balok
Panjang = p; lebar = l;
tinggi = t
Luas permukaan
balok = 2 x {(p x l) +
(p x t) + (l x t)}
Volume balok
= p x l x t
Panjang seluruh
rusuk = 4 x (p + l + t)
Panajng diagonal
ruang = √𝑝² + 𝑙² + 𝑡²
TABUNG
Tabung adalah bangun ruang yang
berbentuk prisma tegak yang alas dan
atasnya berbentuk lingkaran dengan jari-jari
yang sama.
a. Banyak rusuk : 2
b. Banyaknya sisi : 3 bidang sisi, yaitu tutup, alas dan
selimut.
c. Bidang alas dan bidang atas tabung berbentuk
lingkaran.
d. Tinggi tabung adalah jarak antara titik pusat lingkaran
atas dan titik pusat lingkaran bawah.
Jari-jari = r; diameter =
d; tinggi = t
Luas selimut tabung
= 2.π.r.t
Luas permukaan
tabung = 2 x luas alas
+ luas selimut
= 2.π.r² + 2.π.r.t
= 2.π.r (r + t)
Volume tabung
= luas alas x tinggi
=π.r².t
KERUCUT
Kerucut adalah bangun ruang yang
merupakan limas yang alasnya berbentuk
lingkaran.
a. Banyak rusuk : 1
b. Banyak sisi : 2 yaitu alas dan selimut
c. Banyak titik sudut : 1
d. Alas berbentuk lingkaran
e. Tinggi kerucut adalah jarak antara puncak kerucut dan
pusat lingkaran atas
Jari-jari = r; diameter =
d; tinggi = t; sisi miring
= s
Luas selimut kerucut
= π.r.s
Luas permukaan
kerucut
= luas alas+luas selimut
= π.r² + π.r.s = π.r(r+s)
Volume kerucut
= ⅓ x luas alas x tinggi
= ⅓.π.r².t
20
LIMAS
Limas adalah bangun ruang dengan bidang
alas segi banyak dan dari bidang alas
dibentuk sisi segitiga yang bertemu di satu
titik.
Limas segitiga :
a. Banyak rusuk : 6
b. Banyak sisi : 4
c. Banyak titik sudut : 4
d. Alas berbentuk segitiga
Limas segi empat :
a. Banyak rusuk : 8
b. Banyak sisi : 5
c. Banyak titik sudut : 5
d. Alas berbentuk segi empat
Luas permukaan
limas
= luas alas + luas
selimut
Volume limas
= ⅓ x luas alas x tinggi
PRISMA
Prisma adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh 2 bidang yang sejajar dan
beberapa bidang lain yang saling
memotong menurut garis yang sejajar.
Prisma segitiga
a. Banyak rusuk : 9
b. Banyak sisi : 5
c. Banyak titik sudut : 6
Prisma segi empat
a. Jika sisi-sisinya sama besar dan kongruen, maka
bangun itu berupa kubus
b. Jika alasnya berbentuk persegi panjang, maka bangun
itu berupa balok
Luas permukaan
prisma
= (2 x luas alas) + luas
sisi tegak
Volume prisma
= luas alas x tinggi
21
BOLA
Bola adalah bangun ruang yang dibentuk
oleh setengah lingkaran yang diputar
mengelilingi diameternya.
a. Banyak rusuk : 0
b. Banyak sisi : 1
c. Banyak titik sudut : 0
d. Jari-jari bola adalah r
r = jari-jari bola
Luas permukaan bola
= 4.π.r²
Volume bola
=
4
3
.π.r³
Contoh soal :
1. Sebuah kubus ABCDEFGH memiliki rusuk 8 cm. Tentukan!
a. Luas permukaan kubus
b. Volume kubus
c. Panjang diagonal ruang
Jawab :
a. Luas permukaan kubus = 6s²
= 6 x 8²
= 384 cm²
b. Volume kubus = s³
= 8³ = 512 cm³
c. Panjang diagonal ruang = s√3
= 8√3 cm
2. Sebuah tabung berdiameter 28 cm dan tingginya 42 cm. Hitunglah!
a. Luas permukaan tabung
b. Volume tabung
Jawab :
Diketahui d = 28 cm, maka r = 14 cm
t = 42 cm
a. Luas permukaan tabung
= 2πr(r + t)
= 2 x
22
7
x 14 x (14 +42)
= 2 x 22 x 2 x 56
= 4.928 cm²
b. Volume tabung = πr²t
=
22
7
x 14² x 42
= 25.872 cm³
22
3. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 14 cm dan tingginya 24 cm. berapakah volume
kerucut tersebut?
Jawab :
Diketahui r = 14 cm dan t = 24 cm
Volume kerucut = ⅓πr²t
=
1
3
x
22
7
x 14² x 24
= 22 x 14 x 2 x 8
= 4.928 cm³
23
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri.
Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus
adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat.
- Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut.
- Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau
lengkung.
- Bangun ruang adalah suatu bangun yang memiliki isi (volume). Bangun ruang
terbentuk oleh perpotongan ruas garis-ruas garis yang mempunyai bagian-bagian sisi,
rusuk, dan titik sudut atau pojok.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan
antara titik, garis, sudut, bidang ataupun bangun, dan rumus-rumus yang digunakan untuk
pemecahan masalah dimana setiap pembahasannya mempunyai rumus tersendiri.
24
DAFTAR PUSTAKA
Rahaju, endah budi,Sulaiman,R.dkk (2008).Contextual Teaching And Learning
Matematika SMP.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Dwisang,Luviana evi,Wulandari,Yayan.dkk (2011).Buku Super SD. Pamulang-
Tanggerang Selatan : Penerbit Scientific Press.
http : //www.google.co.id, 4 Maret 2012.

More Related Content

What's hot

Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurusTesa Hilmiani
 
Bab 2-persamaan-garis-lurus
Bab 2-persamaan-garis-lurusBab 2-persamaan-garis-lurus
Bab 2-persamaan-garis-lurusGumi Edinstveno
 
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XIHubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XIDicky Armansyah
 
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurusElvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis luruselvirarahma
 
RPP persamaan garis lurus
RPP persamaan garis lurusRPP persamaan garis lurus
RPP persamaan garis lurusDina Astuti
 
252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garis
252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garis252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garis
252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garisRifky Ocen
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri AnalitikPembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri AnalitikMayawi Karim
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
 
Geometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tigaGeometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tigaBamzz Lientaeng
 
vektor dan proyeksi vektor
vektor dan proyeksi vektorvektor dan proyeksi vektor
vektor dan proyeksi vektorathifah_h
 
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1ahmad haidaroh
 
Vektor pada bidang pendekatan secara aljabar
Vektor pada bidang pendekatan secara aljabarVektor pada bidang pendekatan secara aljabar
Vektor pada bidang pendekatan secara aljabarMaria Alfiana Sea Sagho
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 

What's hot (20)

Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurus
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
Bab 2-persamaan-garis-lurus
Bab 2-persamaan-garis-lurusBab 2-persamaan-garis-lurus
Bab 2-persamaan-garis-lurus
 
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XIHubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XI
 
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurusElvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
 
Aljabar linear-1
Aljabar linear-1Aljabar linear-1
Aljabar linear-1
 
RPP persamaan garis lurus
RPP persamaan garis lurusRPP persamaan garis lurus
RPP persamaan garis lurus
 
252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garis
252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garis252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garis
252182500 ulangan-harian-matematika-wajib-kelas-xi-ipa-hubungan-antar-garis
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4
 
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri AnalitikPembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
 
Handout Geometri Transformasi
Handout Geometri TransformasiHandout Geometri Transformasi
Handout Geometri Transformasi
 
Bab 3 (vektor)
Bab 3 (vektor)Bab 3 (vektor)
Bab 3 (vektor)
 
Geometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tigaGeometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tiga
 
vektor dan proyeksi vektor
vektor dan proyeksi vektorvektor dan proyeksi vektor
vektor dan proyeksi vektor
 
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
 
Vektor pada bidang pendekatan secara aljabar
Vektor pada bidang pendekatan secara aljabarVektor pada bidang pendekatan secara aljabar
Vektor pada bidang pendekatan secara aljabar
 
Modul VEKTOR
Modul VEKTORModul VEKTOR
Modul VEKTOR
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 

Similar to dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx

Persamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMA
Persamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMAPersamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMA
Persamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMAputrisagut
 
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.pptsilviariani7
 
Persamaan Garis Lurus
Persamaan Garis LurusPersamaan Garis Lurus
Persamaan Garis LurusGaluhTitania
 
Persamaan Garis Lurus
Persamaan Garis LurusPersamaan Garis Lurus
Persamaan Garis Lurustaufiq99
 
123456567788990876512335645673253938.ppt
123456567788990876512335645673253938.ppt123456567788990876512335645673253938.ppt
123456567788990876512335645673253938.pptTresyaCarmela
 
Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.HeriAsbi1
 
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptxPERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptxfury alfiani
 
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.pptPujiantoMat
 
Week 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptx
Week 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptxWeek 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptx
Week 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptxmynayusuf
 
Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01
Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01
Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01imam ghozali
 
Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)larayulia
 
Persamaan garis
Persamaan garisPersamaan garis
Persamaan garisMat Ludin
 
Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1taofikzikri
 
Persamaan garis lurus show
Persamaan garis lurus showPersamaan garis lurus show
Persamaan garis lurus showDina Astuti
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurus Dynaa Math'dhe
 
Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.Sugi Kuswari
 

Similar to dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx (20)

Persamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMA
Persamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMAPersamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMA
Persamaan linier MATEMATIKA KELAS 12 SMA
 
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
 
GARIS LURUS PPT1.ppt
GARIS LURUS PPT1.pptGARIS LURUS PPT1.ppt
GARIS LURUS PPT1.ppt
 
Persamaan Garis Lurus
Persamaan Garis LurusPersamaan Garis Lurus
Persamaan Garis Lurus
 
Persamaan Garis Lurus
Persamaan Garis LurusPersamaan Garis Lurus
Persamaan Garis Lurus
 
123456567788990876512335645673253938.ppt
123456567788990876512335645673253938.ppt123456567788990876512335645673253938.ppt
123456567788990876512335645673253938.ppt
 
Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Persamaan Garis Lurus 2 . diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar.
 
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptxPERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
PERSAMAAN GARIS LURUS.pptx
 
Kelompok II Persamaan Garis Lurus
Kelompok II Persamaan Garis LurusKelompok II Persamaan Garis Lurus
Kelompok II Persamaan Garis Lurus
 
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
3_PERSAMAAN_GARIS_LURUS.ppt
 
Week 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptx
Week 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptxWeek 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptx
Week 3_Koordinat dan Gradien Persamaan Garis.pptx
 
Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01
Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01
Persamaan garis lurusSMA YABAKII 130408013121-phpapp01
 
Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)
 
Persamaan garis
Persamaan garisPersamaan garis
Persamaan garis
 
Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1Persamaan pencerminan pada gari1
Persamaan pencerminan pada gari1
 
Persamaan garis lurus show
Persamaan garis lurus showPersamaan garis lurus show
Persamaan garis lurus show
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurus Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.
 
Fungsi
Fungsi Fungsi
Fungsi
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

dokumen.tips_makalah-persamaan-garis-lurus.docx

  • 1. 1 BAB I PERSAMAAN GARIS LURUS A. DEFINISI GARIS LURUS Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri. Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat. Sebelum memahami garis lurus lebih jauh, maka akan dibahas Koordinat kartesius terlebih dahulu. 1.1 Koordinat Cartesius Koordinat cartesius dalam hal ini adalah kerangka acuan dari setiap objek geometri 2 dimensi. Perhatikan gambar 3.1, gambar tersebut menunjukkan bidang koordinat cartesius yang memiliki sumbu mendatar (sumbu x) dan sumbu tegak (sumbu y). Titik potong kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal atau titik koordinat. Pada gambar 3.1 titik pusat koordinat ditunjukkan oleh titik O (0,0) . B. GRADIEN 2.1 Pengerian Gradien Salah satu komponen yang penting dalam garis lurus adalah kemiringan garis atau biasa disebut gradien. Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dengan jarak horizontal dari dua buah titik yang dilalui garis lurus. Menghitung gradien akan lebih mudah dilakukan jika garis diletakkan pada koordinat cartesius. 2.2 Perhitungan gradien a) Menghitung gradien pada persamaan garis y = mx Gradien suatu garis dapat ditentukan melalui perbandingan antara ordinat dan absis sehingga dapat ditulis sebagai berikut :
  • 2. 2 Contoh soal : Tentukanlah gradient dari persamaan berikut : a. y = 2x b. x = 2y c. 2x + 3y = 0 Jawab : a. Persamaan garis y = 2x sudah memenuhi bentuk y = mx. Jadi diperoleh m = 2 b. Persamaan garis x = 2y diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga Persamaan garis y = ½ x sudah memenuhi bentuk y = mx jadi diperoleh m = ½ x c. Persamaan 2x + 3y = 0 diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga Persamaan garis y = -⅔ x sudah memenuhi bentuk y =mx jadi diperoleh m= -⅔ x b) Menghitung garis pada persamaan garis y = mx + c Sama halnya dengan perhitungan gradien pada persamaan garis y = mx. Perhitungan pada garis y = mx + c dilakukan dengan cara menentukan nilai konstanta didepan variabel x. Contoh soal : Tentukanlah gradien dari persamaan berikut : a. 2y = x + 12 b. 2 + 4y = 3x + 5 Jawab : a. Parsamaan garis 2y = x + 12 terlebih dahulu di ubah menjadi bentuk y = mx + c sehingga
  • 3. 3 b. Persamaan 2 + 4y = 3x + 5 terlebih dahulu diubah menjadi bentuk y = mx + c sehingga c) Menghitung gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0 Sama dseperti sebelumnya, gradient pada persamaan garis ax + by + c = 0 dapat ditentukan dengan cara mengubah terlebih dahulu persamaan garis tersebut kedalam bentuk y = mx + c. Kemudian nilai gradient diperoleh dari nilai konstanta m didepan variabel x. Contoh soal : Tentukanlah gradient dari persamaan garis berikut : a. x + 2y + 6 = 0 b. 4x + 5y = 9 Jawab : a. Persamaan garis x + 2y + 6 = 0 diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx + c sehingga b. Persamaan garis 4x + 5y = 9 diubah terlebih dahulu menjadi y = mx + c sehingga
  • 4. 4 d) Menghitung gradient pada garis yang melalui dua titik Grafik 1 Perhatikan grafik 1. Garis l melalui dua titik yaitu titik A (x1, y1) dan titk B (x2, y2). gradien dinotasikan dengan m garis l dihitung dengan rumus Contoh soal : Tentukanlah gradient garis yang melalui titik koordinat A (2, 2) dan B (4, 4) Jawab : Untuk titik A (2, 2) maka 𝑥1=2, 𝑦1=2 Untuk titik B (4, 4) maka 𝑥2=4, 𝑦2=4 m = 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = 4−2 4−2 = 2 2 =1 Jadi, gradiennya adalah 1. 2.3 Sifat-sifat Gradien a) Gradient garis yang sejajar dengan sumbu x Pada gambar 3.7 garis k melalui titik A (-1, 2) dan B (3, 2). Garis tersebut sejajar dengan sumbu x. Gradient garis k dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
  • 5. 5 Untuk titik A (-1, 2) maka 𝑥1=−1, 𝑦1=2 Untuk titik B (3, 2) maka 𝑥2=3, 𝑦2=2 m = 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = 2−2 3−(−1) = 0 4 =0 Jadi, gradiennya adalah 0 Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu x nilai gradiennya adalah nol. b) Gradien garis yang sejajar dengan sumbu y Pada gambar 3.8 garis l yang melalui titik C (1, 3) dan D (1, -1) letaknya sejajar dengan sumbu y. gradien l dapat dihitung dengan cara sebagai berikut Untuk titik C (1, 3) maka 𝑥1=1, 𝑦1=3 Untuk titik D (1, -1) maka 𝑥2=1, 𝑦2=−1 m = 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = −1−3 1−1 = −4 0 = ~ Jadi, gradiennya adalah tak terhingga Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu y tidak memiliki gradient. c) Gradient dua garis yang sejajar Pada gambar 3.8 garis k dan l adalah garis yang sejajar.
  • 6. 6 - Garis k melalui titik A (-2, 0) dan B (0, 2) gradient k dapat dihitung dengan cara sebagai berikut Untuk titik A (-2, 0) maka 𝑥1=−2, 𝑦1=0 Untuk titik B (0, 2) maka 𝑥2=0, 𝑦2=2 m = 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = 2−0 0−(−2) = 2 2 = 1 Jadi, gradiennya adalah 1 - Garis l melalui titik C (0, -1) dan D (1, 0) gradient l dapat dihitung dengan cara sebagai berikut Untuk titik C (0, -1) maka 𝑥1=0, 𝑦1=−1 Untuk titik D (1, 0) maka 𝑥2=1, 𝑦2=0 m = 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = 0−(−1) 1−0 = 1 1 = 1 Jadi, gradiennya adalah 1 Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradient garis yang sejajar memiliki gradient yang sama. d) Gradient dua garis yang tegak lurus Pada gambar 3.10 garis k dan l adalah garis yang tegak lurus. - Garis k melalui titik C (3, 0) dan D (0, 3) gradient k dapat dihitung dengan cara sebagai berikut Untuk titik C (3, 0) maka 𝑥1=3, 𝑦1=0 Untuk titik D (0, 3) maka 𝑥2=0, 𝑦2=3 𝑚𝐶𝐷 = 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = 3−0 0−3 = 3 −3 = −1 Jadi, gradiennya adalah –1 - Garis l melalui titik A (-1, 0) dan B (0, 1) gradient l dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
  • 7. 7 Untuk titik A (-1, 0) maka 𝑥1=−1, 𝑦1=0 Untuk titik B (0, 1) maka 𝑥2=0, 𝑦2=1 𝑚𝐴𝐵 = 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = 1−0 0−(−1) = 1 1 = 1 Jadi, gradiennya adalah 1 Hasil kali dua gradient tersebut adalah 𝑚𝐴𝐵 x 𝑚𝐶𝐷 = 1 x -1 = -1 Perhitungan tersebut memperjelas tentang hasil kali antara dua gradient dari garis yang saling tegak lurus adalah -1 C. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS Persamaan garis lurus menyatakan titik-titik yang dilalui oleh suatu garis lurus. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bentuk y = mx merupakan bentuk parsamaan garis lurus sederhana. Dikatakan bentuk sederhana karena garis yang dibentuk oleh persamaan garis tersebut selalu melalui titik pusat koordinat. Bentuk umum dari persamaan garis lurus adalah Persamaan garis ini hampir sama dengan bentuk sederhananya namun diberi tambahan konstanta (dengan lambang c). hal ini menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh persamaan garis tersebut tidak akan melalui titik O (0, 0). 3.1 Menentukan persamaan garis dari gradient dan titik koordinat Pada gambar 3.11 menunjukkan sebuah garis k pada bidang koordinat cartesius. Garis tersebut memulai titik A (𝑥1,𝑦1) dan tidak melalui titik pusat koordinat sehingga persamaan garis pada gambar 3.11 dapat ditulis 𝑦1= 𝑚𝑥1 + 𝑐…(1) Adapun bentuk umum persamaan garis yang tidak melalui titik pusat koordinat diitulis y = mx + c…(2) Jadi ditentukan selisih dari persamaan (2) dan persamaan (1) maka diperoleh :
  • 8. 8 Selanjutnya diperoleh rumus umum untuk menentukan persamaan garis jika diketahui gradient dan titik koordinat yaitu Contoh soal : Tentukan persamaan garis yang melalui titik P(3, 5) dan memiliki gradien –2. Jawab : Untuk titik P(3, 5) maka x1 = 3, y1 = 5. Dengan menggunakan rumus umum, diperoleh persamaan garis: y – y1 = m (x – x1) y – 5 = –2 (x – 3) y – 5 = –2x + 6 y = –2x + 6 + 5 y = –2x + 11 atau 2x + y – 11 = 0 3.2 Menentukan persamaan garis yang melalui dua titik Cara untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik hampir sama dengan rumus umum yang telah dipelajari sebelumnya. Perhatikan uraian berikut :  y - 𝑦1= m (x- 𝑥1) adalah rumus umum persamaan garis dari gradient dan titik koordinat Jadi, rumus untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik koordinat adalah Contoh soal Tentukan persamaan garis yang melalui titik-titik koordinat berikut. a. A (3, 3) dan B (2, 1) b. C (–1, 4) dan D (1, 3) c. E (6, 10) dan F (–5, 2) Jawab : a. Untuk titik A (3, 3) maka x1 = 3 dan y1 = 3. Untuk titik B (2, 1) maka x2 = 2 dan y2 =1.
  • 9. 9 Persamaan yang diperoleh: –1 (y – 3) = –2 (x – 3) –y + 3 = –2x + 6 2x – y + 3 – 6 = 0 2x – y – 3 = 0 Jadi, persamaan garisnya adalah 2x – y – 3 = 0. 3.3 Menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus Pada gambar 3.12 terdapat dua garis dalam dalam bidang koordinat yaitu garis k dan l. dalam gambar 3.12 (a) kedua garis tersebut sejajar. Adapun pada gambar 3.12 (b) kedua garis tersebut tidak sejajar sehingga keduanya berpotongan pada suatu titik yaitu titik A (𝑥1,𝑦1) jadi titk potong dapat dicari dari dua garis yang tidak sejajar. Cara menentukan koordinat titik potong dari dua persamaan garis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara menggambar (cara grafik) dan cara subsitusi. a) Cara grafik Dengan cara ini, dua persamaan garis digambar kedalam bidang koordinat cartesius sehingga koordinat titik potong kedua garis tersebut dapat dilihat dari gambar.
  • 10. 10 Contoh soal b) Cara subsitusi Dengan cara subsitusi, salah satu variabel dari persamaan garis yang diketahui dimasukkan (disubsitusikan) kedalam variabel yang sama dari persamaan garis yang lain. Contoh soal Dengan cara substitusi, tentukan koordinat titik potong antara garis 3x + y = 5 dan garis 2x – 3y = 7 Jawab : Ikuti langkah-langkah berikut. • Ambil salah satu persamaan garis, misalnya 3x + y = 5. • Tentukan salah satu variabel dari garis tersebut, misalnya y. 3x + y = 5 maka y = 5 – 3x. • Substitusikan nilai y tersebut ke dalam persamaan garis yang lain. 2x – 3y = 7 2x – 3(5 – 3x) = 7 2x – 15 + 9x = 7 2x + 9x = 7 + 15 11x = 22 x = 2 • Substitusikan nilai x ke dalam salah satu persamaan garis. 3x + y = 5 3 (2) + y = 5 6 + y = 5 y = 5 – 6 y = –1 • Diperoleh x = 2 dan y = –1. Jadi, koordinat titik potong kedua garis itu adalah (2, –1)
  • 11. 11 BAB II SEGITIGA A. DEFINISI SEGITIGA Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut. Unsur-unsur segitiga 1. Tiga ruas garis, yaitu AB, BC dan AC 2. Tiga titik sudut, yaitu sudut A, B dan C 3. Tinggi segitiga, yaitu t 4. Jumlah ketiga sudut adalah 180° Jadi, sudut A+B+C = 180° Luas segitiga = ½ × alas × tinggi = ½ × AB × CD Keliling segitiga = jumlah sisi-sisi = AB + BC + AC B. JENIS SEGITIGA Berdasarkan panjang sisi-sisinya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu : JENIS SEGITIGA GAMBAR CIRI-CIRI Segitiga sama sisi  Panjang sisi AB=BC=CA  <A=<B=<C=60°  Memiliki 3 sumbu simetri Segitiga sama kaki  Panjang sisi AC=AB  <B = <C  Memiliki 1 sumbu simetri Segitiga sembarang  Panjang sisi tidak sama  Besar sudut tidak sama  AB≠BC≠AC
  • 12. 12 Berdasarkan besar sudutnya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu : GAMBAR JENIS DAN DEFINISI Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku 90°. Segitiga lancip adalah segitiga yang masing- masing sudutnya kurang dari 90°. Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya lebih dari 90°. C. DALIL PYTHAGORAS Pada segitiga siku-siku, berlaku dalil Pythagoras yaitu : Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari kedua sisi penyikunya. Perhatikan gambar segitiga siku-siku berikut! Segitiga ABC siku-siku di A AB = Sisi penyiku datar AC = Sisi penyiku tegak BC = Sisi miring (hipotenusa) Berdasarkan dalil Pythagoras : BC² = AC² + AB² atau a² = b² + c² Dari dalil pythagoras dalam segitiga siku-siku, kita dapat menentukan sisi-sisi segitiga dengan tripel Pythagoras. Tripel Pythagoras adalah tiga pasang bilangan yang memenuhi dalil Pythagoras. Contoh tripel Pythagoras : a. 3, 4, 5 dan kelipatannya b. 5, 12, 13 dan kelipatannya c. 7, 24, 25 dan kelipatannya
  • 13. 13 Contoh soal : 1. Sebuah segitiga memiliki alas 24 cm dan tinggi 15 cm. Berapakah luas segitiga tersebut? Jawab : Luas segitiga = ½ x alas x tinggi = ½ x 24 cm x 15 cm = 180 cm² 2. Suatu segitiga segitiga sama kaki memiliki panjang sisi alas 25 cm dan sisi kaki 20 cm. keliling segitiga tersebut adalah…. Jawab : alas (a) = 25 cm, kaki (q) = 20 cm K= a + 2q = 25 + (2 x 20) = 25 + 40 = 65 Jadi, keliling segitiga sama kaki itu adalah 65 cm. 3. Pada segitiga siku-siku (90°) diketahui tingginya 8 cm dan alasnya 6 cm. Berapakah panjang sisi miring segitiga tersebut? Jawab : a² = 8² + 6² a² = 64 + 36 a² = 100 a = √100 a = 10 cm
  • 14. 14 BAB III BANGUN DATAR A. DEFINISI BANGUN DATAR Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. B. JENIS BANGUN DATAR JENIS BANGUN, CIRI-CIRI & DEFINISI RUMUS LUAS & KELILING PERSEGI (BUJUR SANGKAR/ SQUARE) Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi yang sama panjang. a. Memiliki 4 sisi yang sama panjang (AB=BC=CD=AD) b. Memiliki 4 sudut (<A, <B, <C, <D) c. Memiliki 4 sudut siku-siku (<A=<B=<C=<D=90°) d. Memiliki 2 pasang sisi sejajar (AB//DC, AD//BC) e. Memiliki 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus dan sama panjang, yaitu AC dan BD f. Memiliki 4 sumbu simetri, yaitu AC, BD, EG, dan FH g. Memiliki simetri putar tingkat 4 h. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 8 cara Luas Persegi Luas=sisi x sisi = s² Keliling Persegi Kel= 4 × sisi= 4s PERSEGI PANJANG (RECTANGLE) Persegi panjang adalah bangun datar yang dibatasi oleh 4 sisi dimana sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. a. Memiliki 2 pasang garis sejajar dan sama panjang  AB= DC dan AB//DC  BC= AD dan BC//AD b. Memiliki 4 sudut siku-siku, yaitu (<A=<B=<C=<D=90°) c. Memiliki 2 garis diagonal yang sama panjang, yaitu AC dan BD d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu EG dan HF e. Memiliki simetri putar tingkat 2 f. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara Luas Persegi Panjang Luas= panjangxlebar = p x l Keliling Persegi Panjang Kel= 2 x (p + l)
  • 15. 15 JAJARGENJANG (RHOMBUS) Jajargenjang adalah bangun datar yang dibatasi oleh 4 sisi dimana sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, tetapi sisi-sisinya tidak saling tegak lurus. a. Memilki 4 sisi, dimana sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar  AB=DC dan AB//DC  AD=BC dan AD//BC b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama, AC≠BD c. Tidak memiliki sumbu simetri d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 cara Luas Jajargenjang Luas= alas x tinggi =AB x t Keliling jajargenjang Kel=AB+BC+CD+DA LAYANG-LAYANG Layang-layang adalah bangun datar segi empat yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit. a. Memiliki 4 sisi dengan 2 pasang sisi sama panjang, yaitu AB=BC dan AD=CD b. Memiliki 2 garis diagonal yang berpotongan tegak lurus dan tidak sama panjang c. Memiliki 1 sumbu simetri d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 cara Luas Layang-layang Luas= ½ x 𝐷1 x 𝐷2 = ½ x AC x BD Keliling Layang- layang Kel=AB+BC+CD+DA BELAH KETUPAT (DIAMOND) Belah ketupat adalah bangun datar yang dibatasi oleh 4 sisi yang sama panjang, dengan sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar dan sisi- sisinya tidak saling tegak lurus. a. Memiliki 4 sisi yang sama panjang AB=BC=CD=DA b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama, AC≠BD c. Kedua diagonalnya berpotongan saling tegak lurus, AC±BD d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu garis AC dan BD e. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara Luas Belah Ketupat Luas= ½ x 𝐷1 x 𝐷2 = ½ x AC x BD Keliling Belah Ketupat Kel= 4 x sisi
  • 16. 16 TRAPESIUM (TRAPEZIUM) Trapesium adalah bangun datar segi empat yang sepasang sisi berhadapan saling sejajar. Cirri-ciri trapesium : a. Setiap trapesium memiliki sepasang sisi yang sejajar b. Pada trapesium sama kaki, terdapat 2 garis diagonal yang sama panjang dan 2 pasang sudut yang sama besar c. Pada trapesium siku-siku, selalu terdapat 2 sudut siku-siku Jenis-jenis trapesium 1. Trapesium sama kaki 2. Trapesium siku-siu 3. Trapesium sembarang Luas Trapesium L= ½ x (jumlah sisi sejajar x tinggi) Atau L= ½ x (AD+BC) x t LINGKARAN (CIRCLE) Lingkaran adalah bangun datar yanng memiliki simetri lipat dan simetri putar tak terhingga. a. Panjang diameter sama dengan dua kali jari-jarinya b. Panjang jari-jari setengah panjang diameternya mempunyai simetri lipat dan simetri putar tak terhingga c. Mempunyai besar sudut 360° d. Mempunyai sumbu simetri tak terhingga e. Mempunyai satu titik pusat Istilah-istilah dalam lingkaran a. Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran. b. Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik pada busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran. c. Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur. d. Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari maupun busur lingkaran. e. Tembereng yaitu luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur. f. Apotema yaitu garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran. g. Tali busur yaitu garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. h. Titik pusat yaitu titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran. Luas Lingkaran Luas= π x r² π (phi) = 22 7 atau 3.14 Keliling Lingkaran Kel= 2 x π x r
  • 17. 17 Contoh soal : 1. Sebuah persegi panjang memilki panjang 24 cm dan lebar 15 cm. Berapakah luas dan keliling persegi panjang tersebut? Jawab : a. Luas = p x l = 24cm x 15 cm = 360 cm² b. Keliling = 2 x (p + l) = 2 x (24 cm + 15 cm) = 2 x 39 = 78 cm 2. Sebuah belah ketupat memiliki panjang sisi 40 cm dan panjang diagonal-diagonalnya adalah 34 cm dan 42 cm. hitunglah luas dan kelilingnya! Jawab : Luas = ½ x 𝐷1 x 𝐷2 = ½ x 34 cm x 42 cm = 714 cm² Keliling = 4 x panjang sisi = 4 x 40 cm = 160 cm 3. Kolam ikan dibelakang rumah berbentuk persegi dengan luas 625 cm². Keliling kolam itu adalah? Jawab : Luas persegi = sisi² L = s² 625 = s² s = √625 m = 25 m Keliling kolam = 4 x sisi = 4 x 25 m = 100 m
  • 18. 18 BAB IV BANGUN RUANG A. DEFINISI BANGUN RUANG Bangun ruang adalah suatu bangun yang memiliki isi (volume). Bangun ruang terbentuk oleh perpotongan ruas garis-ruas garis yang mempunyai bagian-bagian sisi, rusuk, dan titik sudut atau pojok. B. PENGERTIAN SISI, RUSUK, DAN TITIK SUDUT Sisi adalah suatu bidang yang membatasi bangun ruang dan sekitarnya. Rusuk adalah pertemuan dua buah sisi yang berupa ruas garis. Banyaknya rusuk suatu bangun ruang sama dengan hasil jumlah banyaknya titik sudut dan sisi, kemudian dikurangi dua. r = (ts + s) - 2 dengan : r = rusuk ts= titik sudut s= sisi Titik sudut adalah suatu titik tempat pertemuan tiga buah rusuk atau lebih. Contoh : C. JENIS BANGUN RUANG JENIS BANGUN RUANG RUMUS-RUMUS KUBUS Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 sisi yang berbentuk persegi yang kongruen. a. Banyak rusuk : 12 rusuk yang sama panjang yaitu AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, FB, CG dan DH. b. Banyak sisi : 6 sisi berbentuk persegi yaitu ABCD, EFGH, BCGF, ADHE, ABFE dan DCGH. c. Banyak titik sudut : 8 yaitu titik A, B, C, D, E, F, G dan H. d. Sepasang sisi yang berhadapan saling sejajar dan sisi kubus yang berpotongan saling tegak lurus. s = panjang rusuk kubus Luas permukaan kubus = 6s² Volume kubus = s³ Panjang diagonal sisi = s√2 Panjang diagonal ruang = s√3
  • 19. 19 BALOK Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 sisi berbentuk persegi panjang yang terdiri atas 3 pasang persegi panjang yang kongruen. a. Banyak rusuk : 12 rusuk yaitu AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, FB, CG dan DH. b. Banyak sisi : 6 sisi berbentuk persegi panjang yaitu ABCD, EFGH, BCGF, ADHE, ABFE dan DCGH. c. Banyak titik sudut : 8 yaitu titik A, B, C, D, E, F, G dan H. d. Memiliki 3 kelompok rusuk yang sama dan sejajar, yaitu: AB = DC = EF = HG = panjang balok AD = BC = FG = EH = lebar balok AE = BF = CG = DH = tinggi balok Panjang = p; lebar = l; tinggi = t Luas permukaan balok = 2 x {(p x l) + (p x t) + (l x t)} Volume balok = p x l x t Panjang seluruh rusuk = 4 x (p + l + t) Panajng diagonal ruang = √𝑝² + 𝑙² + 𝑡² TABUNG Tabung adalah bangun ruang yang berbentuk prisma tegak yang alas dan atasnya berbentuk lingkaran dengan jari-jari yang sama. a. Banyak rusuk : 2 b. Banyaknya sisi : 3 bidang sisi, yaitu tutup, alas dan selimut. c. Bidang alas dan bidang atas tabung berbentuk lingkaran. d. Tinggi tabung adalah jarak antara titik pusat lingkaran atas dan titik pusat lingkaran bawah. Jari-jari = r; diameter = d; tinggi = t Luas selimut tabung = 2.π.r.t Luas permukaan tabung = 2 x luas alas + luas selimut = 2.π.r² + 2.π.r.t = 2.π.r (r + t) Volume tabung = luas alas x tinggi =π.r².t KERUCUT Kerucut adalah bangun ruang yang merupakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran. a. Banyak rusuk : 1 b. Banyak sisi : 2 yaitu alas dan selimut c. Banyak titik sudut : 1 d. Alas berbentuk lingkaran e. Tinggi kerucut adalah jarak antara puncak kerucut dan pusat lingkaran atas Jari-jari = r; diameter = d; tinggi = t; sisi miring = s Luas selimut kerucut = π.r.s Luas permukaan kerucut = luas alas+luas selimut = π.r² + π.r.s = π.r(r+s) Volume kerucut = ⅓ x luas alas x tinggi = ⅓.π.r².t
  • 20. 20 LIMAS Limas adalah bangun ruang dengan bidang alas segi banyak dan dari bidang alas dibentuk sisi segitiga yang bertemu di satu titik. Limas segitiga : a. Banyak rusuk : 6 b. Banyak sisi : 4 c. Banyak titik sudut : 4 d. Alas berbentuk segitiga Limas segi empat : a. Banyak rusuk : 8 b. Banyak sisi : 5 c. Banyak titik sudut : 5 d. Alas berbentuk segi empat Luas permukaan limas = luas alas + luas selimut Volume limas = ⅓ x luas alas x tinggi PRISMA Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 bidang yang sejajar dan beberapa bidang lain yang saling memotong menurut garis yang sejajar. Prisma segitiga a. Banyak rusuk : 9 b. Banyak sisi : 5 c. Banyak titik sudut : 6 Prisma segi empat a. Jika sisi-sisinya sama besar dan kongruen, maka bangun itu berupa kubus b. Jika alasnya berbentuk persegi panjang, maka bangun itu berupa balok Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + luas sisi tegak Volume prisma = luas alas x tinggi
  • 21. 21 BOLA Bola adalah bangun ruang yang dibentuk oleh setengah lingkaran yang diputar mengelilingi diameternya. a. Banyak rusuk : 0 b. Banyak sisi : 1 c. Banyak titik sudut : 0 d. Jari-jari bola adalah r r = jari-jari bola Luas permukaan bola = 4.π.r² Volume bola = 4 3 .π.r³ Contoh soal : 1. Sebuah kubus ABCDEFGH memiliki rusuk 8 cm. Tentukan! a. Luas permukaan kubus b. Volume kubus c. Panjang diagonal ruang Jawab : a. Luas permukaan kubus = 6s² = 6 x 8² = 384 cm² b. Volume kubus = s³ = 8³ = 512 cm³ c. Panjang diagonal ruang = s√3 = 8√3 cm 2. Sebuah tabung berdiameter 28 cm dan tingginya 42 cm. Hitunglah! a. Luas permukaan tabung b. Volume tabung Jawab : Diketahui d = 28 cm, maka r = 14 cm t = 42 cm a. Luas permukaan tabung = 2πr(r + t) = 2 x 22 7 x 14 x (14 +42) = 2 x 22 x 2 x 56 = 4.928 cm² b. Volume tabung = πr²t = 22 7 x 14² x 42 = 25.872 cm³
  • 22. 22 3. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 14 cm dan tingginya 24 cm. berapakah volume kerucut tersebut? Jawab : Diketahui r = 14 cm dan t = 24 cm Volume kerucut = ⅓πr²t = 1 3 x 22 7 x 14² x 24 = 22 x 14 x 2 x 8 = 4.928 cm³
  • 23. 23 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN - Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri. Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat. - Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut. - Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. - Bangun ruang adalah suatu bangun yang memiliki isi (volume). Bangun ruang terbentuk oleh perpotongan ruas garis-ruas garis yang mempunyai bagian-bagian sisi, rusuk, dan titik sudut atau pojok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang ataupun bangun, dan rumus-rumus yang digunakan untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasannya mempunyai rumus tersendiri.
  • 24. 24 DAFTAR PUSTAKA Rahaju, endah budi,Sulaiman,R.dkk (2008).Contextual Teaching And Learning Matematika SMP.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dwisang,Luviana evi,Wulandari,Yayan.dkk (2011).Buku Super SD. Pamulang- Tanggerang Selatan : Penerbit Scientific Press. http : //www.google.co.id, 4 Maret 2012.