Korporasi petani diharapkan mampu berdiri sendiri dengan mengembangkan bisnisnya, memperkuat manajemennya, dan melibatkan para pemangku kepentingan. Indikator keberhasilannya antara lain peningkatan produktivitas, penerapan teknologi unggul, dan manajemen internal serta eksternal yang efektif.
1. Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani:
IMPLEMENTASI dan INDIKATOR KEBERHASILAN
SYAHYUTI
Solo, 12 Maret 2020
1
2. Apa “PARADIGMA” baru yang dibawa korporasi ?
1. Era bantuan (charity) berubah menjadi era bisnis (pinjaman, jual beli, jasa
komersial, dll)
2. Relasi horizontal dan vertikal berbasiskan relasi pasar (biaya,
pendapatan, margin, keuntungan, efisiensi, dll)
3. Skala pengorganisasian bisnis petani berubah dari level dusun (KT) dan
desa (Gapoktan) ke kecamatan (Korporasi)
4. Agribisnis dan korporasi petani menjadi program nasional, tanggung jawab
semua pihak (Kementan dan K/L lain)
2
5. (1) Persiapan
5
Aktivitas Deskripsi
1. Penentuan lokasi o Penetapan kawasan (cakupan wilayah, berdasar administrasi
atau bukan,)
o Pengumpulan data dasar (SDA, SDM, infarstuktur, dll)
2. Konsolidasi lintas
stakeholder
o Sosialisasi dan komunikasi horizontal
o Pembentukan tim kerja
3. Penyiapan infrastruktur
pendukung
o Bangunan, prasarana dan sarana (on farm - off farm)
4. Penyiapan sumber daya
manusia
o Mengidentifikasi kapasitas SDM (petani, pelaku usaha, aparat,
swasta, dll)
o Mengidentifikasi kelembagaan petani dan kelembagaan
ekonomi petani yang ada
6. (2) Konsolidasi Petani dan Usaha Tani
6
Aktivitas Deskripsi
1. Konsolidasi petani o Diskusi menyamakan persepsi tentang korporasi
o Kegiatan bersama menumbuhkan kohesivitas horizontal
(Mis studi banding)
o Mengidentifikasi pemimpin potensial
o Membentuk mentalitas korporasi (corporation mentality)
dan semangat kewirausahaan
2. Konsolidasi
usahatani
o Konsolidasi usaha tani dalam satu kawasan
o Pengaturan komoditas, varietas, pola tanam, teknologi
yang akan diterapkan, dst
o Konsolidasi berdasarkan agroekologi zone, iklim, sistem
irigasi, demand pasar, dll
7. (3) Perancangan korporasi
7
Aktivitas Deskripsi
1. Merancang bentuk
kelembagaan usaha
o Mendiskusikan dan memutuskan jumlah dan jenis badan usaha
(KEP)
o Mendiskusikan badan hukum (koperasi primer, koperasi
sekunder, atau perusahaan), dengan pertimbangan plus
minusnya
2. Merancang struktur
organisasi
o Mendisusikan jumlah koperasi dan jenis usaha tiap koperasi.
o Mendiskusikan jumlah dan jenis seksi dalam badan usaha
(koperasi)
3. Merancang struktur usaha o Mendiskusikan jenis usaha (on farm, off farm) yang akan
dijalankan, serta skala usahanya
o Menghitung nilai dan potensi bisnis tiap jenis usaha
8. Pemenuhan
Input Saprodi
Onfarm Pengolahan Pemasaran
Benih Budidaya Padi
Ds KertaJaya*
Distributor Saprodi
(KOP 2
Sri Asih Mandiri)
Jasa Alsintan
(KOP 1 – Sri Jaya P)
Air/Irigasi
5 Desa
DOD + Pakan
(KOP 4 – Berkash
Tani Jaya)
Dinas/
RDKK
Bahan
Pakan
Budidaya petani
untuk Benih Sumber
Petani Demfarm 1000
Ha
Petani Hortikultura 5,69 Ha
Desa Medangasem dan
Ciptamarga *
Peternak Itik 17 orang
Ds Kpg Sawah *
Kandang Itik
(KOP 4 – Berkash Tani Jaya)
Benih Berlabel
(KOP 1 – Sri Jaya P)
Beras Premium
(KOP 3 – Sri Nyi
Pohaci)
Pemasaran Horti
(KOP 5
Medang Asih Tani
Mandiri)
Telur asin/daging
Desa Kampung
Sawah*
Petani lokal
dan Pasar
Food Station
Pasar Induk
Ekspor
Pasar Induk
Ekspor
Pasar
1 2 3 4 = Koperasi Primer
Skema bisnis Korporasi Petani Kec Jayakerta Kab Karawang
5
8
9. Rancangan koperasi dan bisnis Kec Jayakerta:
9
Koperasi
Sri Jaya
Permata
Koperasi
Sri Asih
Mandiri
Koperasi
Sri Nyi
Pohaci
Koperasi
Berkah
Tani
Jaya
Koperasi
Medang
Asih Tani
Mandiri
Usaha Benih
unggul berlabel
Usaha Produksi
dan pemasaran
hortikultura
Usaha
Pengolahan hasil
itik
Usaha On farm
itik
Usaha produksi
Pakan dan DOD
Usaha produksi
dan penjualan
Beras Premium
(RMU)
Usaha Simpan
pinjam
Usaha penjualan
Benih bersubsidi
Usaha
pengelolaan
Irigasi
Usaha Jasa
Alsintan
10. Format koperasi-koperasi primer di Kec
Jayakerta:
10
1. 10 bisnis dijalankan oleh 5 unit koperasi primer yang sejajar kedudukannya, hanya
berbeda pada core bisnis
2. Setiap koperasi beroperasi seluas kecamatan Jayakerta. Semua petani sekecamatan boleh
menjadi anggota koperasi tersebut.
3. Setiap petani dapat mendaftar menjadi anggota pada lebih dari 1 koperasi, bahkan kelima
koperasi sekaligus.
4. Kelompok tani dan Gapoktan tidak dihapus. Akan menjadi mitra koperasi, yang
berhubungan dengan prinsip bisnis, mekanisme pasar. Misal:
Kelompok tani akan mendapat fee jika membantu koperasi dalam membeli (off taker) gabah dari
petani anggota KT nya sendiri
UPJA “menyerahkan “ Alsintan nya untuk dikelola koperasi pada saat iddle, dengan bagi hasil atau
sewa
12. (4) Penyusunan model bisnis:
12
Aktivitas Deskripsi
1. Identifikasi jenis usaha o Jenis usaha yang akan dikelola koperasi (memberikan
keuntungan, tidak menyingkirkan pelaku lain)
o Mencakup pemenuhan sarana produksi, jasa Alsintan, on farm,
pengolahan, pemasaran, permodalan, dll
2. Melakukan assessment
teknis (capable)
o Menilai kemampuan teknis untuk melakukannya (secara
person, atau kelompok)
3. Melakukan assessment
finansial-ekonomi (viable)
o Menilai keuntungan tiap usaha atau efisiensi biaya
4. Melakukan assessment
kapasitas manajerial
(manageable)
o Menilai kemampuan mengeksekusi rencana bisnis
13. (5) Penentuan Bentuk Kelembagaan Usaha, Kepengurusan dan
Status Hukum
13
Aktivitas Deskripsi
1. Penetapan bentuk
badan hukum
- Koperasi atau perusahaan ?
- Jika memilih perusahaan, apakah PT, CV, NV, Firma, dll
?
2. Pemilihan dan
penetapan
kepengurusan
- Pemilihan pengurus secara demokratis partisipatif
- Peningkatan motivasi dan nilai-nilai kewirausahaan
3. Penetapan status
hukum
- Sertifikat koperasi (keanggotaan, wilayah kerja, dll)
- Akte pendirian perusahaan
15. Pengembangan sesuai TUGAS dan FUNGSI Korporasi:
15
Tugas = memberikan pelayanan kebutuhan dan pemberdayaan
anggota dalam usaha tani.
Fungsi:
peningkatan kemampuan dan kualitas anggota
penyediaan sarana produksi
peningkatan produksi
pengolahan hasil
pemasaran hasil
keuangan mikro (simpan pinjam).
16. 16
AKTIVITAS:
1. Optimalisasi pemanfaatan
sumber daya (pembiayaan, dll)
2. Meningkatkan efisiensi
penggunaan faktor produksi
3. Pengembangan jejaring usaha
4. Meningkatkan kapasitas
produksi dan skala bisnis
5. Mengembangkan diversifikasi
usaha
6. Promosi dan perluasan jejaring
pemasaran.
INDIKATOR:
Korporasi telah berjalan stabil, telah
mampu mengembangkan usaha,
memberi pendapatan, dan
manajemen telah berjalan dengan
baik.
Tercapai multiplikasi pendapatan di
kawasan (pertumbuhan ekonomi
lokal, penciptaan proses
penggandaan pendapatan melalui
hubungan input-output antara sistem
produksi, dan multiplikasi nilai
tambah akibat pola konsumsi).
(1) Penguatan bisnis:
17. (2) Pemandirian korporasi:
17
AKTIVITAS:
1. Penguatan manajemen badan
usaha dan bisnis
2. Menetapkan pengelola kawasan
(Pemda, perguruan tinggi, instansi
penyuluhan, dll)
3. Penguatan peran stakeholders
(pembina, pendamping, client,
customer, pemasok, dan
beneficiaries; baik di sisi input di
hulu maupun output di hilir.
INDIKATOR:
Korporasi telah mampu berdiri sendiri
Pembinaan dan pendampingan dari
pihak luar mulai dikurangi
Korporasi berjalan cukup
mengandalkan relasi-relasi ekonomi
dengan para mitra
Relasi yang berjalan sudah saling
menjaga keberlangsungan karena
saling menguntungkan kedua pihak.
18. Rekap alur PENUMBUHAN + PENGEMBANGAN:
18
Penumbuhan
1
Penumbuhan
2
Penumbuhan
3
Penumbuhan
4
Penumbuhan
5
Pengembanga
n 1
Pengembanga
n 2
KEORGANISA
SIAN Korporasi
-Identifikasi
dan mapping
SDM
-Identifikasi
stakeholders
-Konsolidasi
petani
-Merancang
badan usaha
-Merancang
struktur
koperasi
-Penetapan
jenis badan
usaha (kop vs
perusahaan)
-Penguatan
manajemen
internal
USAHA BISNIS
Korporasi
-Mapping
potensi dan
masalah
agribisnis
-Konsolidasi
usahatani
-Merancang
struktur usaha
-Menyusun
bisnis plan
Memulai usaha
secara terbatas
-Optimalisasi
sumber
pembiayaan
-Diversifikasi
usaha
-Promosi
usaha
-Penguatan
manajemen
bisnis
STAKEHOLDE
R (eksternal)
Identifikasi dan
mapping
stakeholders
eksisting
Konsolidasi
stakeholders
Pelatihan
Bimtek
Pendampingan Pendampingan Pendampingan Menetapkan
pengelola
kawasan
19. Indikator korporasi telah “mandiri”:
19
KEORGANISASIAN KORPORASI:
Badan usaha telah berbadan hukum,
sudah ada izin usaha, dll
Manajemen internal korporasi
berjalan efektif dan efisien
Administrasi usaha dan organisasi
efisien dan efektif (menggunakan IT)
Komunikasi demokratis
Kapasitas keorganisasian
(organizational capacity) cukup
USAHA BISNIS KORPOASI:
Penggunaan SD optimal dan
memberikan pendapatan
Penggunaan teknologi (on farm dan
off farm) unggul
Bidang-bidang usaha mampu
menghidupi diri sendiri, manajer dan
karyawan mendapat upah memadai
Pelanggan dan mitra kerja
memperoleh kepuasan dan saling
menguntungkan
22. (1) Aspek TEKNIS:
22
Rendah Sedang Tinggi
1. Penerapan inovasi
teknologi
Menerapkan teknologi
turun temurun, tidak
efisien, produksi rendah
Sebagian menerapkan
teknologi baru
Seluruhnya menerapkan
teknologi baru dan unggul
yang terbukti lebih baik
(menekan biaya,
meningkatkan hasil)
2. Peningkatan
produktivitas
Masih rendah, jauh di
bawah rata-rata
produktivitas secara
nasional
Rata-rata produktivitas
nasional, untuk kondisi
dan kendala yang sama
Di atas rata-rata,
mendekati nilai
produktivitas “labor”
3. Penerapan GAP dan
GHP
Belum menerapkan GAP
dan GHP
Sebagian sudah
menerapkan
Seluruh petani dan
pengolahan menerapakan
GAP dan GHP
23. (2) Aspek Kelembagaan dan Manajerial:
23
Rendah Sedang Tinggi
1. Keorganisasian badan
usaha korporasi (koperasi,
perusahaan, Gapoktan,
KT)
Aspek keorganisasian
masih lemah,
kepemimpinan individual,
pengurus belum aktif,
kapasitas rendah, belum
mampu mengelola usaha
besar
Kepemimpinan berbagi,
komponen organisasi
berjalan, cukup efektif
Kepengurusan kolektif
berjalan, kapasitas seks-
seksi berkembang baik,
kapasitas organsiasi
mampu mengeksekusi
internal dan melakukan
kerjasama keluar
2. Penerapan manajemen
internal
Komunikasi terbatas dan
lemah, tidak terbuka
Komunikasi dua arah
berjalan, masih
menggunakan pola
konvensional
Komunikasi dalam badan-
badan usaha berjalan
efektif, tertata, informasi
terupdate secara rutin
3. Penerapan manajemen
eksternal
Relasi dengan mitra dll
belum intensif, belum
efektif, masih banyak
ketidakpercayaan
Komunikasi dengan mitra
dll mulai berjalan efektif,
sudah ada langganan
tetap
Komunikasi berjalan
sangat efektif dan efisien,
institutional cost rendah
24. (3) Aspek Pengembangan dan Keberlanjutan Bisnis
24
Rendah Sedang Tinggi
1. Peningkatan skala
usaha
Jenis usaha sedikit, belum
lengkap sistemnya, skala
per jenis usaha masih
kecil
Beberapa usaha telah
berkembang, walau
belum lengkap sistemnya,
skala per jenis usaha
masih kecil
Jenis usaha lengkap untuk
seluruh sistem agribisnis,
skala usaha cukup besar
mampu melayani satu
kawasan
2. Peningkatan omzet dan
pendapatan usaha
Omzet usaha dan
pendapatan terbatas,
karena jenis dan skala
usaha masih kecil
Peningkatan omzet
berbarengan dengan
pendapatan, dan mulai
mampu menghidupkan
badan usaha
Omzet dan pendapatan
tiap usaha berkembang
optimal sesuai dengan
potensi ekonominya
3. Peningkatan asset
perusahaan
Aset usaha belum cukup
untuk mendukung usaha,
masih mengandalkan
bantuan pemerintah
Aset usaha belum cukup
untuk mendukung usaha,
masih mengandalkan
bantuan pemerintah
Aset usaha belum cukup
untuk mendukung usaha,
masih mengandalkan
bantuan pemerintah