Analisis potensi pengembangan koperasi dengan menggunakan teknik SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman koperasi. Hasil analisis digunakan untuk merancang strategi pengembangan usaha baru koperasi seperti unit bisnis, tujuan, dan alternatif strategi yang sesuai dengan aspek pasar, produksi, hukum, organisasi, dan keuangan serta dampaknya terhadap anggota. Model bisnis canvas digunakan unt
3. PROBLEMATIKA
I. PROSES PEMBENTUKAN
1. Syarat terlalu mudah;
2. Modal sangat terbatas;
3. Usaha tidak layak;
4. AD/ART Copy paste dan tidak dipahami;
5. Tidak paham perkoperasian
II. PROSES PERJALANAN
1. Skala usaha relatif kecil;
2. Partisipasi anggota rendah;
3. Pemupukan modal pun relatif kecil;
4. T
erlalu berani mengambil resiko;
5. Peralihan kepemimpinan tidak kualitatif.
4. KOPERASI BESAR INDONESIA
No.
KATEGORI I
(ASSET)
KATEGORI II
(ASSET)
KATEGORI III
(ASSET
1. Kospin Jasa (Rp 9,6 T) Kopkar Wika (Rp 950 M) KSP Makmur (Rp 500 M)
2. KSP Sahabat MT (Rp 4,4 T) Kopdit Sangosai (Rp 790 M) Sampoerna ( Rp 417 M)
3. KSB (Rp 3,1 T) KSPPS Maslahah (Rp 737 M) KSPPS FHU (Rp 347 M)
4. KSP CU Lantang T (Rp 3 T) KSP Nasari (Rp 664 M)
5. Mandiri Healtcare (Rp 2,7 T)
6. KSPPS Sidogiri (Rp 2,6 T)
7. KSP CU Pancur K (Rp 2,5 T)
8. KSP M. Dhuafa (Rp 1,9 T)
9. Kisel (Rp 1,6 T)
10. Kopdit Keling K. (Rp 1,5 T)
5. KOPERASI MODERN
Di Indonesia, koperasi tidak diminati oleh masyarakat karena
dipandang sebagai organisasi kuno dan tidak modern. Koperasi
lamban dalam merespon Revolusi Industri 4.0 karena koperasi
mengalami sindrom penuaan (aging syndrome). Dimana
generasi tua mendominasi dan di sisi lain generasi muda
enggan berkoperasi.
Karena itu, diperlukan upaya untuk merubah pandangan
masyarakat terhadap koperasi melalui MODERNISASI KOPERASI
dalam rangka melahirkan koperasi yang modern.
Modernisasi koperasi adalah upaya perubahan atau
koperasi untuk lebih maju dalam hal organisasi, tata kelola
dengan teknologi dan mengikuti perkembangan zaman agar
melahirkan koperasi modern.
Sedangkan Koperasi Modern adalah koperasi yang
menjalankan kegiatan dan usahanya dengan menerapkan tata
kelola koperasi yang baik (Good Cooperative Governance/GCG),
memiliki daya saing dan adaptif terhadap perubahan.
6. KRITERIA KOPERASI MODERN
Koperasi Modern adalah koperasi yang memiliki
kriteria :
1
Dikelola dengan prinsip tata kelola koperasi yang baik
dan memiliki rencana pengembangan kelembagaan
2 Memiliki rencana pengembangan bisnis
3 Terhubung dengan ekosistem rantai pasok dan pasar
4 Terhubung dengan ekosistem pembiayaan
5 Memanfaatkan teknologi dan menerapkan digitalisasi
7. INDIKATOR KOPERASI MODERN
No. INDIKATOR KETERANGAN
A. KELEMBAGAAN
A.1 Legalitas
1. Memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
2. Memiliki Akta Notaris Pendirian Koperasi (NPAK)
3. Terdaftar di Ditjen Administratsi Hukum Umum Kemenkumham
4. Memiliki serifikat Nomor Induk Koperasi (NIK)
5. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
6. Memiliki Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
7. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
A.2 Keanggotaan
1. Memiliki system perekrutan anggota secara continue
2. Memilik database keanggotaan
3. Memiliki kriteria atau persyaratan tertentu untuk menjadi anggota
A.3 Pendidikan dan Pelatihan
1. Memilki perencanaan program pendidikan anggota
2. Memiliki perencanaan program Pendidikan pengurus dan pengawas
3. Memiliki program peningkatan kapasitas anggota
4. Memiliki system jenjang karir koperasi
8. INDIKATOR KOPERASI MODERN
No. INDIKATOR KET.
A. KELEMBAGAAN
A.4 Informasi dan transparansi
1. Memiliki saluran informasi yg disampaikan regular ttg perkembangan koperasi
A.5 Organisasi
1. Memiliki susunan pengurus
2. Jumlah pengurus yang aktif lebih dari 50% dari total jumlah pengurus yg ada
3. Memiliki susunan pengawas
4. Anggota memiliki Nomor Anggota Koperasi (NAK)
5. Melaksanakan RAT minimal 2 kali berturu-turut dalam 2 tahun terakhir
6. Jumlah anggota yang membayar simpanan wajib lebih dari 50%
5.6 Fasilitas Pendukung
1. Memiliki ruang kantor (milik sendiri)
2. Memiliki ruang kantor (sewa)
3. Memiliki fasilitas computer/Laptop
4. Memiliki plang nama depan kantor
B. BISNIS
B.1 Perencanaan
1. Memiliki perencanaan bsinis
9. INDIKATOR KOPERASI MODERN
No. INDIKATOR KET.
B. KELEMBAGAAN
B.1 2. Memiliki kelengkapan legalitas usaha
3. Memiliki Analisa usaha dari setiap unit usaha koperasi
4. Menjalankan usaha sesuai rencana bisnis
B.2 Operasional
1. Memiliki system operasionil yang baku dalam bisnis koperasi
2. Telah memiliki Standard Operasional Procedure (SOP)
3. Telah Memiliki Standard Operasional Manajemen (SOM)
4. Memiliki mitra bisnis kunci dalam pasokan bahan baku (supplier)
5. Memiliki penghasilan (omzet) rutin
6. Memiliki modal tetap yang dialokasikan untuk usaha
7. Memiliki asset tetap dengan jumlah dan atau nilai yang terus tumbuh secara berkala
B.3 Pembagian Kerja
1. Memiliki pengelola unit usaha koperasi
2. Memiliki pembagian kerja (job desc.) setiap unti kerja
3. Memiliki system remunerasi
C. PASAR
C.1 Market/Pelanggan
10. INDIKATOR KOPERASI MODERN
No. INDIKATOR KET.
C. C.1 Market/Pelanggan
1. Memilik data konsumen
2. Pernah melakukan Analisa pasar
3. Melakukan inovasi produk/layanan sesuai kebutuhan pasar
4. Memilik pelanggan tetap
C.2 Pemasaran
1. Memiliki strategi pemasaran
2. Koperasi telah memiliki saluran distribusi pemasaran produk
3. Memiliki program promosi atau pemasaran yang continue
D. KEUANGAN
D.1 Permodalan
1. Memiliki instrument pemupukan modal sendiri (dari anggota) selain simpanan pokok/wajib
2. Koperasi menerbitkan sertifikat modal
3. Memiliki akses pembiayaan terhadap Lembaga keuangan bank/non bank
D.2 Pengelolaan
1. Memiliki perencanaan pengelolaan keuangan
2. Memiliki standard pengelolaan keuangan
3. Koperasi telah mencadangkan pendapatan
11. INDIKATOR KOPERASI MODERN
No. INDIKATOR KET.
D. KEUANGAN
D.3 Pelaporan
1. Memiliki laporan keuangan bulanan
2. Memiliki laporan keuangan sesuai SAK( Standard Akuntansi dan Keuangan)
E. DIGITALISASI
E.1 Kelembagaan
1. Memiliki database anggota yang tercatat secara digital
2. Memiliki website yang aktif
3. Menggunakan media sosial dalam beraktifitas
E.2 Bisnis
1. Memiliki system pelayanan bisnis secara digital
2. Melakukan pengembangan system informasi manajemen sendiri
E.3 Pasar
1. Telah menjangkau konsumen dengan menggunakan teknologi digital
2. Telah memproduksi media pemasaran secara digital
E.4 Keuangan
1. Mencatat transaksi keuangan secara digital
2. Membuat laporan dan statement keuangan secara digital
12. HAKEKAT USAHA KOPERASI
UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Pasal 43
(1) Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung
dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan
dan kesejahteraan anggota.
(2) Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
bukan anggota Koperasi.
(3) Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan
utama di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat.
Penjelasan :
Ayat 1 ……. Koperasi dapat berusaha secara luwes baik ke
hulu maupun ke hilir serta berbagai jenis usaha lainnya yang
terkait. Adapun mengenai pelaksanaan usaha Koperasi, dapat
dilakukan dimana saja, baik di dalam maupun di luar negeri,
dengan mempertim-bangkan kelayakan usahanya.
13. TUJUAN PENGEMBANGAN
a. Meningkatkan pelayanan koperasi kepada anggota
dalam rangka meningkatkan pendapatan anggota.
b. Meningkatkan efisiensi usaha anggota melalui
mekanisme manfaat harga koperasi kepada
anggota (harga bahan baku/bahan
pembantu/sarana produksi yang lebih murah dari
pasar umum, menjamin harga jual produk anggota
yang lebih baik)
c. Meningkatkan posisi tawar anggota terhadap para
pesaing, pemasok dan para distributor
d. Menjamin ketersediaan bahan baku/ pembantu dan
pasar hasil
e. Meningkatkan volume bisnis koperasi, SHU, dan
kekayaan koperasi.
14. 1
Identifikasi masalah dan potensi koperasi dengan menggunakan Teknik Analisa
SWOT atau Analisa Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman.
2
Faktor Strategis S dan W dapat digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi
lingkungan internal koperasi yaitu: Keanggotaan, Organisasi dan kelembagaan,
SDM, Usaha, dan aspek keuangan/permodalan koperasi.
3
Faktor strategis O dan T digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal
bisnis koperasi (lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi).
Identifikasi peluang dan alternatif usaha apa yang harus diadakan dan atau
dikembangkan berdasarkan sekala prioritas, urgensi kebutuhan anggota dan
daya dukung/potensi yang dimiliki koperasi.
TAHAP PENGEMBANGAN
15. FORM ANALISA SWOT
1. Analisa Lingkungan Internal Koperasi
No BIDANG / ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN
1. Keanggotaan
2. Organisasi dan Kelembagaan
3. Permodalan
4. Usaha
16. FORM ANALISA SWOT
2. Analisa Lingkungan Eksternal Koperasi
No BIDANG / ASPEK PELUANG ANCAMAN
1. Politik
2. Ekonomi
3. Teknologi
4. Sosial dan Budaya
20. BUSINESS MODEL CANVAS
Sejak munculnya praktik e-commerce, model bisnis
menjadi salah satu konsep yang paling menonjol di antara
konsep manajemen yang lain. Hadirnya e-commerce
membuat para praktisi bisnis mengubah total model bisnis
lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai.
Konsep model bisnis yang dikembangkan oleh Alexander
Osterwalder dan Yves Pigneur, berhasil mengubah konsep
model bisnis yang rumit menjadi sederhana, dengan
pendekatan kanvas, model bisnis ditampilkan dalam satu
lembar kanvas, berisi peta 9 elemen (kotak).
Para akademisi menjelaskan pengertian model bisnis dalam
3 kelompok, yaitu :
1. Model bisnis sebagai metode (cara)
2. Model bisnis dilihat dari aspek komponennya,
3. Model bisnis sebagai strategi bisnis.
21. KEUNTUNGAN BMC
(1) Bisa dipakai untuk semua jenis model bisnis,
travelling, restoran, hotel, perkebunan, mining dan
lain sebagainya;
(2) Mempercepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan
kekuragan bisnis;
(3) Proses analisa kebutuhan dan profit dilakukan secara
cepat;
(4) Memetakan bisnis untuk mengetahui kelemahan
semenjak dini dan memahami kekuatan bisnis dari
sudut pandang yang benar;
(5) Pemetaan business model canvas menggambarkan
secara sistematis bisnis yang kemudian dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan
pengembangan manajemen strategis bisnis.
22.
23. PENERAPAN BMC PADA KOPERASI
Ketika koperasi mulai menerapkan model bisnis dapat digunakan pendekatan
analisis mulai dari Customer Segment sampai Cost Structure. Untuk
mengembangkan BMC, koperasi dapat mulai dari memotret kondisi saat ini,
diikuti dengan analisis SWOT. Hasil analisis SWOT dapat digunakan untuk
merancang model bisnis perbaikan dan prototipe model-model bisnis masa
depan.
1) Customer Segment
Pertama-tama koperasi harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Koperasi
dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih segmen. Penetapan segmen
ini akan menentukan komponen lain dalam model bisnis. Siapa konsumen
koperasi ? Seperti apa deskripsi orang yang ingin masalahnya dipecahkan?
Bagaimana karakteristik mereka? Apa yang mereka pikirkan? Rasakan?
Lakukan?
2) Value Proposition
Manfaat yang ditawarkan koperasi kepada segmen pasar yang dilayani. Value
proposition akan menentukan segmen pelanggan yang dipilih atau sebaliknya.
Value proposition juga akan mempengaruhi komponen lain, seperti Channel
dan Customer Relationship.
24. PENERAPAN BMC PADA KOPERASI
3) Channels
Sarana bagi koperasi untuk menyampaikan Value Proposition kepada Customer Segment
yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahapan mulai dari kesadaran
pelanggan sampai ke pelayanan purna jual. Dua elemen lain yang harus diperhitungkan
secara cermat dalam membuat model Channel yaitu Value Proposition dan Customer
Segment. Bagaimana cara agar value/solusi masalah bisa sampai ke tangan konsumen;
4) Revenue Stream
Adalah beberapa sumber yang turut menambah pendapatan usaha. Komponen ini
dianggap paling vital. Pada umumnya koperasi memperoleh pendapatan dari anggota
sebagai pelanggan. Namun terkadang yang terjadi sebaliknya koperasi cenderung
membangun bisnis dengan non-anggota. Bagaimana cara bisnis menghasilkan uang dari
value yang ditawarkan ;
5) Customer Relationship
Hal yang penting oleh koperasi bagaimana cara menjalin ikatan dengan anggota, mitra
usaha atau pelanggannya. Bagaimana cara berinteraksi untuk menjaga loyalitas anggota
sebagai konsumen?;
25. PENERAPAN BMC PADA KOPERASI
6) Key Activities
Kegiatan utama koperasi agar dapat menciptakan Proposisi Nilai. Apakah aktivitas kunci atau
strategi kompetitif yang dilakukan oleh koperai mampu membangun value proposition?;
7) Key Resource
Sumber daya yang dimiiki koperasi dapat digunakan untuk mewujudkan proposisi nilai. Sumber
daya umumnya berwujud manusia, teknologi, peralatan, channel maupun brand. Apa saja
sumber daya yang harus dimiliki koperasi agar dapat kompetitif dalam menciptakan value?;
8) Key Partnership
Sumber daya yang diperlukan oleh koperasi untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak
dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan Key Partnership oleh koperasi dapat berbentuk
outsourcing, joint venture, joint operation, atau aliansi strategis.
9) Cost Structure
Komposisi biaya untuk mengoperasikan usaha koperasi mewujudkan proposisi nilai yang
diberikan kepada anggota dan pelanggan lain. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci
besarnya laba yang diperoleh koperasi.
26. CONTOH PENERAPAN BMC
Key Partner
Bank Syariah
Mitra Kantor
Pos
Kantor Samsat
Key Activities
Simpan Pinjam
Pelayanan Jasa
KSBM Mart
Value Proposition
Mudah SP
Mudah Niaga
Delevery Order
Customer
Relationship
Layanan
personal
Adanya WAG
Kajian rutin di
Mesjid
Customer
Segment
Jamaah masjid
Warga sekitar
koperasi
Reseller dan
distributor
Key Resource
Fisik
SDM
Finansial
Intelektual
Channels
Penjualan
langsung
Reseller dan
distributor
Cost Structure
Biaya Tetap & Tidak Tetap
Revenue Stream
Pembagian Bagi Hasil dari SP,
Pelayanan Jasa, Penjualan Sembako dan
Barang-barang Reseller
27. ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
Costumer Segment Anggota koperasi adalah
customer, tingkat berpin-dahan
pelanggan sangat rendah
Koperasi memiliki cakupan
pelanggan hanya pada satu unit
usaha
Pertumbuhan penduduk dan
kebutuhan semakin meningkat
Lembaga keuangan lainnya
Value Proporsition Memiliki sinergi yang kuat
antara produk dan layanan
Koperasi belum dapat me-
menuhi kebutuhan anggota-
nya
Membuka unit bisnis baru Persaingan dengan lemba-ga
keuangan sejenis
Channels Ketersediaan kantor, beker-
jasama dengan serikat pekerja
PT Chinglu
Promosi belum maksimal Kemajuan teknologi, kerja-sama
dengan mitra lain
Pengambil alihan saluran oleh
pesaing
Customer Relationship Diadakan Rapat Anggota
Tahunan secara rutin, hubu-
ngan pelanggan kuat
Merek perusahaan lemah, biaya
berpindah pelanggan rendah
Penggunaan sistem online
Revenue Stream Pendapatan dapat dipredik-si,
arus pendapatan berke-lanjutan
Mengeluarkan biaya tinggi
sebelum mengumpulkan
pendapatan
Membuka unit usaha baru Badan usaha non koperasi,
pengembalian pinjaman (gagal
/telat)
Key Resources Koperasi dapat memprediksi
kebutuhan sumber daya utama
Jumlah tenaga kerja terbatas Membuka unit usaha baru,
pembukaan gerai
Investor beralih ke lembaga
keuangan lain
Key Activities Pendataan rutin menggu-nakan
teknologi berupa laporan
keuangan
Aktivitas kunci mudah ditiru Penggunaan teknologi terbaru Persaingan dengan lemba-ga
keuangan sejenis
Key Partnerships Memiliki serikat kerja PT
Chinglu
Sangat bergantung pada mitra,
kurangnya mitra lainnya
Koperasi lainnya, serikat kerja
perusahaan lain
adanya kolaborasi mitra
dengan pesaing/ kompetitor
Cost Structure Total biaya lebih kecil dari total
keuntungan
Penggunaan jasa konsultan Biaya yang Pluktuatif
CONTOH HASIL ANALISASI SWOT DISANDINGKAN PADA 9 ELEMEN BMC