1. Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan UMKM di Indonesia, termasuk definisi UMKM, tantangan yang dihadapi, dan strategi pengembangan seperti kemitraan dan program pembinaan.
2. Beberapa model kemitraan yang dijelaskan adalah PIR, pola dagang, pola vendor, dan pola subkontrak beserta persyaratannya.
3. Dokumen ini juga menjelaskan solusi untuk mengatasi masalah UMKM melalui peningkatan produktiv
3. Menurut Undang - Undang
Kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik
langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah, besar, dimana
kekayaan bersih 50 juta s/d/ 500 juta atau memiliki penjualan tahunan 300
juta s/d 2,5 milyar
Definisi
Usaha
Kecil
4. Usaha Mikro
01
02
03
Paling Banyak tiga ratus rupiah
Omzet Pertahun
Paling banyak lima puluh juta rupiah
Aset (Tidak Termasuk Tanah Dan
Bangunan Tempat Usaha)
Sebuah usaha produktif milik orang
perorangan dan/ atau badan usaha
perorangan
Definisi Usaha
5. Definisi Usaha ; Usaha Ekonomi Produktif yang be
rdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang
an atau badan usaha yang merupakan anak peru
sahaan atau bukan cabang perusahaan yang dim
iliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah ata
u usaha besar
Aset (Tidak Termasuk Tanah Dan Bangunan
Tempat Usaha) ; Lebih dari lima puluh juta samp
ai dengan paling banyak lima ratus juta rupiah
Omzet Pertahun ; Lebih dari tiga ratus rupiah sa
mpai dengan dua miliar lima ratus juta rupiah
U S A H A
K E C I L
6. Usaha Menengah
Definisi Usaha
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar
Aset (Tidak Termasuk Tanah Dan Bangunan
Tempat Usaha)
Lebih dari lima ratus juta rupiah sampai dengan
paling banyak sepuluh miliar rupiah
Omzet Pertahun
Dua miliar lima ratus juta rupiah sampai
dengan paling banyak lima puluh miliar
rupiah
7. Klasifikasi Industri Berdasarkan
Jumlah Tenaga Kerja
Segmen Klasifikasi
Industri
Tenaga Kerja
Industri Rumah Tangga 1 – 4 Orang
Industri Kecil 5 – 9 Orang
Industri Sedang/ Menengah 10 – 99 Orang
Industri Besar Lebih dari 100 orang
8. Mengapa UMKM Perlu Dikembangkan
UMKM memegang
peranan penting
dalam ekspor
nonmigas
IKRT menyerap
banyak tenaga kerja
dan dominan pada
jumlah unit usaha
Adanya urgensi untuk struktur
ekonomi yang berbentuk
piramida, yang menunjukkan
adanya ketimpanagn yang
lebar antara pemain kecil dan
besar dalam ekonomi
Indonesia
1 2 3
9. Karakteristik UMKM di Indonesia
Rata – rata UMKM masih
bergerak pada sektor
makanan dan minuman
serta tembakau
4
Sebagian usaha
kecil masih belum
memiliki status
badan hukum
3
Tidak ada
pembagian tugas
yang jelas antara
bidang
administrasi dan
operasi
1
Rendahnya akses industri
kecil terhadap lembaga –
lembaga kredit formal
sehingga mereka
cenderung
menggantungkan
pembiyaan usahnya dari
modal sendiri
2
1 3
2 4
10. Kelemahan dalam
memperoleh peluang
pasar dan
memperbesar pangsa
pasar
Keterbatasan jaringan
usaha kerja sama antar
pengusaha kecil (sistem
informasi pemasaran)
Kelemahan dalam
struktur permodalan
dan keterbatasan
untuk memperoleh
jalur terhadap
sumber – sumber
permodalan
Kelemahan di bidang
organisasi dan
manajemen sumber
daya manusia
Iklim usaha yang kurang
kondusif karena
persaingan yang saling
mematikan
Pembinaan yang telah
dilakukan masih kurang
terpadu dan kurangnya
kepercayaan serta
kepedulian masyarakat
terhadap usaha kecil
Pengembangan UMKM
menghadapi beberapa
kendala seperti tingkat
kemampuan, ketrampilan,
keahlian, manajemen
sumberdaya manusia,
kewirausahaan, pemasaran
dan keuangan
Masalah
Dasar Yang
Dihadapi
UMKN
12. • Pada usaha ini umumnya tidak
membutuhkan modal besar untuk
ekspansi produksi
Usaha Dengan Omzet Kurang Dari 300 Juta Per Tahun
• Tantangan yang dihadapi adalah bagaimna menjaga kelangsungan
hidup usahanya
• Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan dengan “aman” sudah
cukup
• Biasanya modal yang diperlukan
sekedar membantu kelancaran
cashflow saja
13. Usaha dengan Omzet 300 juta – 2,5 Miliar Setahun
Masalah akses terhadap teknologi terutama
bila pasar dikuasai oleh/ group bisnis bisnis
tertentu dan selera konsumen cepat
berubah
Masalah bahan baku dan kualitas
barang serta efisiensi produksi
Masalah tenaga kerja karena sulit
mendapatkan tenaga kerja yang terampil
Masalah belum adanya sistem administrasi
keuangan dan manajemen yang baik
karena belum dipisahkan kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan
Masalah bagaimana menyusun
proposal dan membuat studi
kelayakan untuk memperoleh
pinjaman
Msalah menyusun perencanaan
bisnis karena persaingan dalam
merebut pasar semakin ketat
14. Strategi Pemberdayaan UMKM
Aspek Modal
Bantuan modal dan
kemudaha kredit
Pengembangan Kemitraan
Kemitraan dengan usaha besar lewat
sistem bapak angkat, PIR,
Keterkaitan hulu - hilir
Pengembangan Sentra Industri
KecilMembentuk PIK (Pemukiman Industri
Kecil), LIK (Lingkungan Industri
Kecil), TPI (Tempat Penyuluhan
Industri)
Pembinaan
Pembinaan untuk bidang usaha
dan daerah tertentu lewat KUB
(Kelompok Usaha Bersama)
Aspek Manajerial
Peningkatan produktivitas/ omzet/ tingkat
utilitas/ tingkat hunian, meningkatkan
kemampuan pemasaran dan pengembangan
SDM
Klasifikasi
Pemberdayaan UMKM
01
02
0304
05
15. Solusi Masalah dan Progam
Pengembangan UMKMK
Proses ProduksiBahan Baku
Modal
Pasar Pembeli
SDM
Manajemen
1
2
3
4
5
6
16. Pertama, Peningakatan alat produktifitas, efisiensi dan produktifitas
melalui sistem kerja dan rekam jejak yang ditujukan untuk memperbaiki
proses produksi
Kedua, Untuk memenuhi tujuan pertama, kualitas SDM harus
ditingkatkan, yakni melalui pendidikan dan pelatihan.
Ketiga, masalah UMKM kesediaan bahan baku menjadi perhatian dalam
pengembangan UMKM. Perhatian pada bahan baku, subtitusinya dan
bahan bantu diprioritaskan pada bahan – bahan yang di lebih efisien juga
tersesedia dengan mudah.
17. • Keempat, Akses pasar/pembeli. Untuk menjamin pasar bagi produk – produk
UMKM, upaya untuk meningkatkan daya saing produk – produk UMKM harus
ditingkatkan.
• Kelima, masalah modal juga menjadi perhatian dan upaya pengembangan
UMKM. Masalah yang muncul bila UMKM berhubungan dengan bank adalah
kurangnya agunan, bunga yang dirasakan cukup tinggi dan prosedur yang
dirasa masih berbelit.
• Keenam, perbaikan pada sisi manajemen. Masalah dasar UMKM adalah praktik
manajemen terutama pemasaran produk kurang efisien, sistem akuntansi dan
audit yang baik belum diterapkan, kurang mampu beradaptasi dengan
lingkungan usaha, manajer kurang kompeten, belum dapat memenuhi kepuasan
pelanggan serta etika yang kurang mendukung.
18. Pola dan Realitas Kemitraan
Pola
Kemitraan
Pola
Keterkaitan
Langsung
Pola PIR Pola Dagang Pola Vendor
Pola
subkontrak
Pola
Keterkaitan
Tidak
Langsung
Progam
Pembinaan
Murni
19. Persyaratan Model Kemitraan
• Perusahaan mitra adalah perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu (misalnya
industri pengolahan dan pemasaran hasil perikanan), memiliki itikad yang baik
dalam membantu usaha mikro dan kecil , memiliki teknologi dan manajemen yang
baik, menyusun rencana kemitraan, berbadan hukum dan terpercaya.
• Kelompok mitra adalah suatu kelompok pembudidaya, pengola, dan pemasar skala
mikro dan kecil di bidang jenis usaha (misalnya budidaya dan pengolahan serta
pemasaran hasil perikanan, pertanian, kerajinan, rakyat) dan diutamakan
kelompok yang telah terbina.
• Penandatangan perjanjian kemitraan dimana harus terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh kedua belah pihak yang bermitra sebelum mengikat suatu
perjanjian.
20. Pola PIR
• Perkebunan Inti Rakyat (PIR) adalah pola pengembangan perkebunan
rakyat di wilayah lahan bukaan baru dengan perkebunan besar sebagai
inti yang membangun dan membimbing perkebunan rakyat disekitarnya
sebagai plasma dalam suatu sistem kerjasama yang saling
menguntungkan, utuh dan berkelanjutan.
• Contoh perusahaan : PT. Heinz ABC, PT. Indofood dll
21. Konsep PIR/ Inti Plasma
• Merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra
dengan perusahaan mitra, yang didalamnya perusahaan mitra
bertindak sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma.
• Perusahaan mitra bertindak sebagai perusahaan inti yang
menampung, membeli hasil produksi, memberi pelayanan,
bimbingan kepada petani / kelompok mitra.
22. Prasyarat Pola Kemitraan PIR
Kelompok Mitra Perusahaan Mitra
Berperan sebagai plasma Peran sebagai perusahaan
Mengelola seluruh usaha Menampung hasil produksi
Menjual kepada perusahaan mitra Membeli hasil produksi
Memenuhi kebutuhan perusahaan
sesuai dengan prasyarat yang telah
disepakati
Memberi bimbingan teknis
manajemen kepada kelompok mitra
Memberi pelayanan kepada
kelompok mitra berupa permodalan
atau kredit, sarana produksi dan
teknologi
Menyediakan lahan apabila
diperlukan
23. Pola Dagang
• Adalah suatu pola kemitraan di mana pengusaha besar memasarkan produk-
produk pengusaha kecil atau pengusaha besar berperan sebagai pemasok
kebutuhan produksi pengusaha kecil.
• Hubungan kemitraan usaha antara kelomok mitra dengan perusahaan mitra,
dimana kelompok mitra memasok kebutuhan perusahaan mitra sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan.
• Dalam model ini usaha menengah atau usaha besar memasarkan hasil produk
usaha kecil, dapat juga usaha kecil yang memasarkan hasil usaha menengah
atau besar.
• Contohnya : Supermarket
24. Prasyarat Pola Dagang
Kelompok Mitra Perusahaan Mitra
Memasok kebutuhan yang
diperlukan perusahaan mitra
Memasarkan produk kelompok
mitra
Memproduksi kebutuhan
sesuai dengan keahlian
perusahaan mitra atau
memasarkan produk
perusahaan mitra
Melakukan pembinaan
bantuan permodalan dan
manajemen
Menyediakan produk yang
dipasarkan oleh kelompok
mitra sesuai perjanjian
kontrak
25. Pola Vendor
• Pola kemitraan vendor adalah pola kerjasama kemitraan antara perusahaan
menengah dan besar dengan kelompok usaha mikro, kecil atau koperasi.
• Dalam melaksanakan hubungan kemitraan model vendor, usaha menengah atau
besar menggunakan hasil produksi yang merupakan bidang - bidang keahlian
usaha kecil untuk melengkapi produk yang dihasilkan usaha menengah atau
besar.
• Pelaksanaan atau mekanisme pola kemitraan vendor adalah dengan cara usaha
menengah atau besar memesan produk yang diperlukan sesuai dengan ukuran,
bentuk, model, mutu, kualitas barang yang telah dikuasai oleh kelompok usaha
mikro, kecil dan koperasi
26. Prasyarat Pola Kemitraan Vendor
Kelompok Mitra Perusahaan Mitra
Menyediakan produk yang sesuai
dengan ukuran, bentuk, mutu yang
telah ditentukan
Menerima/membeli produksesuai
ukuran yang telah ditetapkan
Menerima pembinaan teknis dalam
alih teknologi, ketrampilan dan
bahan baku serta permodalan
Melakukan pembinaan dalam
rangka alih teknologi, ketrampilan
bahan baku, permodalan
Memberikan jaminan pasar dan
harga yang pasti
27. Pola Subkontrak
• Model kemitraan sub kontrak adalah hubungan kemitraan antara
kelompok usaha makro, kecil, koperasi dengan usaha menengah/ besar.
• Model sub kontrak pihak usaha mikro, kecil/koperasi melaksanakan
produksi kompenen dan atau jasa yang dibutuhkan atau merupakan
bagian dari produksi usaha menengah/ besar
• Model sub kontrak berbeda dengan model kontrak beli, dimana pada pola
sub kontrak kelompok mikro, kecil/ koperasi tidak melakukan kontrak
secara langsung dengan perusahaan pengolahan mitra tetapi melalui agen
atau pedagang
28. Persyaratan Kemitraan Subkontrak
Kelompok Mitra Perusahaan Mitra
Memproduksi kebutuhan yang
diperluakan perusahaan mitra
sebagai bagian dari komponen
produk perusahaan mitra
Menampung dan membeli
komponen produksi
perusahaan mitra yang
dihasilkan oleh mikro dan kecil
Menyediakan tenaga kerja Menyediakan bahan baku/
modal kerja
Membuat kontrak bersama
yang mencantumkan volume,
harga dan waktu yang
ditetapkan
Melakukan pembinaan teknis
mengawasi kualitas produk