3. 1. Mengenali perubahan pada tubuh
2. Menjalani perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3. Tidak menyepelekan gejala kesehatan yang muncul
4. Mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang
5. Melakukan olahraga lansia secara teratur Istirahat
yang cukup
6. Rutin melakukan pemeriksaan medis untuk lansia
4. Lansia merupakan kelompok penduduk yang mempunyai
resiko tinggi untuk sering sakit dan menderita sakit
kronis, serta mengalami ketidakmampuan.
Gangguan Degeneratif Gangguan Metabolik
Gangguan kesehatan lainnya
5. PELAYANAN KELUARGA PADA LANSIA
PERAWATAN
1.PENGETAHUAN
PENGASUHAN
PEMBERDAYAAN
2. KETERAMPILAN
UNTUK
KESEJAHTERAAN
LANSIA
6. PELAYANAN LANSIA DENGAN GIZI
SEIMBANG
GIZI SEIMBANG
Susunan makanan sehari –hari yang
mengandung zat-zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh dengan
memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, perilsku
hidup bersih , aktivitas fisik dan
mempertahankan berat badan
normal
7. 01
02
MANFAAT GIZI SEIMBANG BAGI LANSIA
03
MENCEGAH TIMBULNYA MASALAH
GIZI ATAU PENYAKIT PADA LANSIA
SEHINGGA LANSIA DAPAT TETAP
SEHAT DAN BUGAR
18. Faktor – faktor yang mempengruhi
kebutuhan gizi pada lansia
1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat
kerusakan gigi atau ompong.
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan
terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. Rasa lapar
menurun,
4. Asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi. Penyerapan makanan di usus
menurun.
19. PEMANTAUAN STATUS NUTRISI LANSIA
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu kebutuhan energi
memang lebih rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%),
kebutuhan protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan
karbohidrat cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia
dewasa muda. Atau dengan cara praktis melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan) Menu yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang
seimbang yakni mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan
sumber zat pengatur. Dalam hal ini kita bisa mengacu pada makanan empat sehat
lima sempurna. Karena lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka
konsistensi dan tekstur atau bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh :
gangguan pada gigi (gigi tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak,
misal nasi ditim, lauk pauk dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)