SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
MATERI4LandasanHukumPerlindungan
DanKesejahteraanAnak
MATA KULIAH
HUKUM PERLINDUNGAN ANAK
SEMESTER Vii
Dr. Failin, S.H.,M.H
Pengertian Landasan Hukum
 Peraturan baku sebagai tempat berpijak dan titik tolak
dalam melaksanakan kegiatan-kegiaan tertentu.
 Segala hal yang menyangkut peraturan dasar
pelaksanaan.
 Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang tata urutan peraturan perundang-undangan:
1. Undang-Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis MPR;
3. Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
5. Peraturan Pemerintah;
6. Keputusan Presiden;
7. Peraturan Daerah.
Dasarhukum pelaksanaanperlindungananak
di Indonesia
 Undang-Undang Dasar 1945
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang
Kesejahteraan Anak
 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik terkait pemidanaan terhadap pornografi anak
 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi.
 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
Berbagaipermasalahandan tantanganyang
dihadapi dalam pelaksanaanperlindungan
anak
• Meningkatkan akses terhadap layanan pemenuhan hak tumbuh
kembang anak, termasuk pengembangan anak usia dini yang holistik
dan integratif.
• Meningkatkan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan dan
diskriminasi.
• Meningkatkan kapasitas kelembagaan perlindungan anak.
• Masih lemahnya kualitas dan kuantitas kelembagaan berperan dalam
pencapaian pembangunan perlindungan anak yang belum optimal
yang ditunjukkan dengan:
a. Masih terdapatnya peraturan perundang-undangan dan kebijakan
yang tidak konsisten dengan KHA dan Undang-Undang
Perlindungan Anak yang berpotensi merugikan dan menghambat
pemenuhan hak-hak anak;
b. Belum terbentuknya kelembagaan perlindungan anak yang
komprehensif dan menjangkau semua wilayah.
• Masih lemahnya mekanisme pengawasan dan pendataan.
Kebijakan peningkatan perlindungan
anak
• Peningkatan akses terhadap pelayanan yang
berkualitas, peningkatan partisipasi anak dalam
pembangunan, dan upaya menciptakan
lingkungan yang ramah anak dalam rangka
mendukung tumbuh kembang dan
kelangsungan hidup anak
• Peningkatan perlindungan anak dari kekerasan
dan diskriminasi
• Peningkatan efektivitas kelembagaan
perlindungan anak.
Tigafokusprioritasdalammencapaiarah
Kebijakanpeningkatanperlindungananak
• Peningkatan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak,
antara lain, melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas program
pengembangan anak usia dini; peningkatan kualitas kesehatan anak;
dan peningkatan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja.
• Perlindungan anak dari segala bentuk tindak kekerasan dan
diskriminasi, antara lain melalui: peningkatan rehabilitasi dan
pelindungan sosial anak; peningkatan perlindungan bagi pekerja anak
dan penghapusan pekerja terburuk anak; dan peningkatan
perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum.
• Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak, antara lain,
melalui penyusunan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan
terkait perlindungan anak; peningkatan kapasitas pelaksana
perlindungan anak; peningkatan penyediaan data dan informasi
perlindungan anak; dan peningkatan koordinasi dan kemitraan
antarpemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak, baik
lokal, nasional, maupun internasional.
Landasan hukum internasional
Konvensi tentang Hak-hak Anak yang disetujui oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada Tanggal
20 November 1989. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah
menyatakan bahwa:
• Anak-anak berhak atas pengasuhannya dan bantuan
khusus.
• Meyakini bahwa keluarga, sebagai kelompok dasar
masyarakat dan lingkungan alamiah bagi pertumbuhan
dan kesejahteraan semua anggotanya dan terutama
anak-anak, harus diberikan perlindungan dan bantuan
yang diperlukan sedemikian rupa sehingga dapat
dengan sepenuhnya memikul tanggung jawabnya di
dalam masyarakat.
Lanjutan
• Mengakui bahwa anak, untuk perkembangan kepribadiannya
sepenuhnya yang penuh dan serasi, harus tumbuh berkembang dalam
lingkungan keluarganya dalam suasana kebahagiaan, cinta dan
pengertian.
• Mempertimbangkan bahwa anak harus dipersiapkan seutuhmya
untuk hidup dalam suatu kehidupan individu dan masyarakat, dan
dibesarkan semangat cita-cita yang dinyatakan dalam Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan terutama dalam semangat
perdamaian, kehormatan, tenggang rasa, kebebasan, persamaan dan
solidaritas.
• Mengingat bahwa kebutuhan untuk memberikan pengasuhan khusus
kepada anak, telah dinyatakan dalam Deklarasi Jenewa mengenai Hak-
hak Anak tahun 1924 dan dalam Deklarasi Hak-hak Anak yang
disetujui oleh Majelis Umum pada tanggal 20 November 1959 dan
diakui dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia,
dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik
(terutama dalam pasal 23 dan pasal 24), dalam Kovenan Internasional
tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (terutama pasal 10) dan
dalam statuta-statuta dan instrumen-instrumen yang relevan dari
badan-badan khusus dan organisasi-organisasi internasional yang
memperhatikan kesejahteraan anak.
Lanjutan
• Mengingat bahwa seperti yang ditunjuk dalam Deklarasi
mengenai Hak-hak Anak, "anak, karena alasan ketidakdewasaan
fisik dan jiwanya, membutuhkan perlindungan dan pengasuhan
khusus, termasuk perlindungan hukum yang tepat, baik sebelum
dan juga sesudah kelahiran".
• Mengingat ketentuan-ketentuan Deklarasi tentang Prinsip-
prinsip Sosial dan Hukum yang berkenaan dengan Perlindungan
dan Kesejahteraan Anak, dengan Referensi Khusus untuk
Meningkatkan Penempatan dan Pemakaian Secara Nasional dan
Internasional; Aturan Standard Minimum Perserikatan Bangsa-
Bangsa, untuk administrasi Peradilan Remaja (Aturan-aturan
Beijing); dan Deklarasi tentang Perlindungan Wanita dan Anak-
anak dalam Keadaan Darurat dan Konflik Bersenjata.
• Mengakui pentingnya kerjasama internasional untuk
memperbaiki penghidupan anak-anak di setiap negara,
terutama di negara-negara sedang berkembang.
Landasan Hukum Komnas Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI)
• Peraturan yang menjadi pijakan pergerakan Komisi
Perlindungan Anak (KPAI) adalah UU Nomor 23 Tahun 2003.
Pembahasan mengenai Komisi Perlindungan anak terdapat
pada BAB XI yang khusus membahas mengenai komisi ini.
• Dasar pembentukan KPAI dijelaskan pada pasal 74 yang
menyatakan bahwa “Dalam rangka meningkatkan efektivitas
penyelenggaraan perlindungan anak, dengan undang-undang
ini dibentuk Komisi perlindungan Anak Indonesia yang bersifat
independen.”
• tujuan dari pembentukan KPAI adalah untuk mengefektifkan
penyelenggaraan perlindungan anak sehingga hak-hak anak
dapat terjamin. Dari pasal tersebut juga disebutkan bahwa
lembaga ini merupakan lembaga independen, sehingga
keberadaanya bebas dari intervensi pihak lain.
Dasar Hukum Keanggotaan KPAI
• Struktur dari lembaga independen KPAI ini sesuai dengan
pasal 75 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Keanggotaan komisi
Perlindugan Anak Indonesia terdiri dari 1 (satu) orang ketua,
2(dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5(lima
orang anggota”.
• Sementara pihak-pihak yang dapat menduduki struktur KPAI
dijelaskan pada pasal 75 ayat 2 yang menyatakan bahwa
“Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
terdiri dari unsur pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat,
dunia usaha, dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap
perlindungan anak”.
Lanjutan
• Sesuai dengan UU No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan
anak, yang memiliki wewenang untuk mengangkat pengurus
KPAI adalah presiden.
• Sebelumnya presiden harus terlebih dahulu mendengarkan
pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat.
• Pemberhentian pengurus KPAI juga dilaksanakan oleh presiden.
• Pengurus KPAI menjabat selama 3 tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 periode selanjutnya.
• Hal ini berarti setiap orang hanya dapat menduduki jabatan
dalam KPAI maksimal dua kali periode jabatan. Ketentuan yang
mengatur lebih lanjut mengenai bagaimana mereka bekerja,
kelengkapan organisasi serta pembiayaan juga ditetapkan oleh
presiden.
Tugas dan Wewenang KPAI
• Pasal 76 yang menyebutkan bahwa “ Komisi perlindungan anak
bertugas : melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak,
mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat,
melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan
terhadap penyelenggara perlindungan anak, memberikan laporan,
saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka
perlindungan anak.”
• Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan
perlindungan anak. Dengan tingginya pengetahuan masyarakat
mengenai hukum yang mengatur perlindungan anak maka masyarakat
dapat memenuhi hak hak anak.
• Selain itu, undang-undang yang juga mengatur hukuman jika
melanggar hak-hak anak akan membuat masyarakat menghindari
terjadinya pelanggaran terhadap hak anak.
• Sosialisasi ini juga penting karena dengan pemahaman yang tinggi
akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melindungi dan
menjaga hak-hak anak.
Lanjutan
 Mengumpulkan data dan informasi.
Data dan informasi yang dimaksud disini adalah informasi
mengenai anak.
 Menerima pengaduan masyarakat.
Tugas ini merupakan hal yang penting karena dibutuhkan
wadah yang menaungi masyarakat untuk melakukan pelaporan
jika terjadi tindakan penyelewengan terhadap pemenuhan hak-
hak anak.
 Dengan adanya lembaga yang menerima, maka akan
memudahkan masyarakat untuk melapor sehingga hak-hak
anak pun akan lebih terjamin.
 Setelah menerima pelaporan, KPAI juga memiliki tanggung
jawab untuk menelaah mengenai kasus yang diadukan oleh
masyarakat.
Lanjutan
• KPAI juga bertugas untuk memantau jalannya pemenuhan
hak-hak anak.
• Selanjutnya KPAI melakukan evaluasi serta pengawasan
terhadap pemenuhan hak-hak anak.
• KPAI memberikan laporan, saran, masukan, pertimbangan
kepada Presiden mengenai perlindungan anak. Hal ini
merupakan satu peranan yang sangat penting agar dapat
memantau dan mengevaluasi jalannya pelaksanaan
pemenuhan hak-anak.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx

Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalUu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalIdnJournal
 
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdfUU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdfHerlita5
 
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan AnakUU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan AnakAmin Herwansyah
 
Uu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakUu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakUtjok Tamp Manalu
 
Uu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anakUu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anaktakalar
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademikasmadibeny
 
2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptx2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptxssusere7af1e
 
2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptx2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptxssusere7af1e
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakDudi Aprillianto
 
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak   a slidesharePembekalan hukum pengangkatan anak   a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshareJONI & TANAMAS LAW OFFICE
 
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptxSDNSENGON04
 
RAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdfRAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdfpaulus7
 
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...ECPAT Indonesia
 
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakatPanduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakatIntan Nuraini
 
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalUu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalIdnJournal
 
pendidikan anak di SD fix.pptx
pendidikan anak di SD fix.pptxpendidikan anak di SD fix.pptx
pendidikan anak di SD fix.pptxtaliahidayani
 

Similar to HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx (20)

Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journalUu no. 23 tahun 2002 idn journal
Uu no. 23 tahun 2002 idn journal
 
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdfUU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
 
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan AnakUU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
 
Uu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakUu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananak
 
Hpa oci
Hpa ociHpa oci
Hpa oci
 
Uu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anakUu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anak
 
Uu 04 1979
Uu 04 1979Uu 04 1979
Uu 04 1979
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademik
 
2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptx2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA) (1).pptx
 
2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptx2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptx
2. Konvensi Haka Anak (KHA).pptx
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 
FORUM ANAK
FORUM ANAK FORUM ANAK
FORUM ANAK
 
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak   a slidesharePembekalan hukum pengangkatan anak   a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
 
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
 
RAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdfRAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdf
 
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
 
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakatPanduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
 
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalUu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
 
pendidikan anak di SD fix.pptx
pendidikan anak di SD fix.pptxpendidikan anak di SD fix.pptx
pendidikan anak di SD fix.pptx
 
MATERI KHA.pptx
MATERI KHA.pptxMATERI KHA.pptx
MATERI KHA.pptx
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx

  • 2. Pengertian Landasan Hukum  Peraturan baku sebagai tempat berpijak dan titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiaan tertentu.  Segala hal yang menyangkut peraturan dasar pelaksanaan.  Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang tata urutan peraturan perundang-undangan: 1. Undang-Undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis MPR; 3. Undang-Undang; 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 5. Peraturan Pemerintah; 6. Keputusan Presiden; 7. Peraturan Daerah.
  • 3. Dasarhukum pelaksanaanperlindungananak di Indonesia  Undang-Undang Dasar 1945  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak  Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM)  Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga  Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia  Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan  Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban  Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang  Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terkait pemidanaan terhadap pornografi anak  Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi.  Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak  Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
  • 4. Berbagaipermasalahandan tantanganyang dihadapi dalam pelaksanaanperlindungan anak • Meningkatkan akses terhadap layanan pemenuhan hak tumbuh kembang anak, termasuk pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif. • Meningkatkan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. • Meningkatkan kapasitas kelembagaan perlindungan anak. • Masih lemahnya kualitas dan kuantitas kelembagaan berperan dalam pencapaian pembangunan perlindungan anak yang belum optimal yang ditunjukkan dengan: a. Masih terdapatnya peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang tidak konsisten dengan KHA dan Undang-Undang Perlindungan Anak yang berpotensi merugikan dan menghambat pemenuhan hak-hak anak; b. Belum terbentuknya kelembagaan perlindungan anak yang komprehensif dan menjangkau semua wilayah. • Masih lemahnya mekanisme pengawasan dan pendataan.
  • 5. Kebijakan peningkatan perlindungan anak • Peningkatan akses terhadap pelayanan yang berkualitas, peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan, dan upaya menciptakan lingkungan yang ramah anak dalam rangka mendukung tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak • Peningkatan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi • Peningkatan efektivitas kelembagaan perlindungan anak.
  • 6. Tigafokusprioritasdalammencapaiarah Kebijakanpeningkatanperlindungananak • Peningkatan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak, antara lain, melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas program pengembangan anak usia dini; peningkatan kualitas kesehatan anak; dan peningkatan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja. • Perlindungan anak dari segala bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi, antara lain melalui: peningkatan rehabilitasi dan pelindungan sosial anak; peningkatan perlindungan bagi pekerja anak dan penghapusan pekerja terburuk anak; dan peningkatan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum. • Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak, antara lain, melalui penyusunan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait perlindungan anak; peningkatan kapasitas pelaksana perlindungan anak; peningkatan penyediaan data dan informasi perlindungan anak; dan peningkatan koordinasi dan kemitraan antarpemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak, baik lokal, nasional, maupun internasional.
  • 7. Landasan hukum internasional Konvensi tentang Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada Tanggal 20 November 1989. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan bahwa: • Anak-anak berhak atas pengasuhannya dan bantuan khusus. • Meyakini bahwa keluarga, sebagai kelompok dasar masyarakat dan lingkungan alamiah bagi pertumbuhan dan kesejahteraan semua anggotanya dan terutama anak-anak, harus diberikan perlindungan dan bantuan yang diperlukan sedemikian rupa sehingga dapat dengan sepenuhnya memikul tanggung jawabnya di dalam masyarakat.
  • 8. Lanjutan • Mengakui bahwa anak, untuk perkembangan kepribadiannya sepenuhnya yang penuh dan serasi, harus tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarganya dalam suasana kebahagiaan, cinta dan pengertian. • Mempertimbangkan bahwa anak harus dipersiapkan seutuhmya untuk hidup dalam suatu kehidupan individu dan masyarakat, dan dibesarkan semangat cita-cita yang dinyatakan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan terutama dalam semangat perdamaian, kehormatan, tenggang rasa, kebebasan, persamaan dan solidaritas. • Mengingat bahwa kebutuhan untuk memberikan pengasuhan khusus kepada anak, telah dinyatakan dalam Deklarasi Jenewa mengenai Hak- hak Anak tahun 1924 dan dalam Deklarasi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum pada tanggal 20 November 1959 dan diakui dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia, dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik (terutama dalam pasal 23 dan pasal 24), dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (terutama pasal 10) dan dalam statuta-statuta dan instrumen-instrumen yang relevan dari badan-badan khusus dan organisasi-organisasi internasional yang memperhatikan kesejahteraan anak.
  • 9. Lanjutan • Mengingat bahwa seperti yang ditunjuk dalam Deklarasi mengenai Hak-hak Anak, "anak, karena alasan ketidakdewasaan fisik dan jiwanya, membutuhkan perlindungan dan pengasuhan khusus, termasuk perlindungan hukum yang tepat, baik sebelum dan juga sesudah kelahiran". • Mengingat ketentuan-ketentuan Deklarasi tentang Prinsip- prinsip Sosial dan Hukum yang berkenaan dengan Perlindungan dan Kesejahteraan Anak, dengan Referensi Khusus untuk Meningkatkan Penempatan dan Pemakaian Secara Nasional dan Internasional; Aturan Standard Minimum Perserikatan Bangsa- Bangsa, untuk administrasi Peradilan Remaja (Aturan-aturan Beijing); dan Deklarasi tentang Perlindungan Wanita dan Anak- anak dalam Keadaan Darurat dan Konflik Bersenjata. • Mengakui pentingnya kerjasama internasional untuk memperbaiki penghidupan anak-anak di setiap negara, terutama di negara-negara sedang berkembang.
  • 10. Landasan Hukum Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) • Peraturan yang menjadi pijakan pergerakan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) adalah UU Nomor 23 Tahun 2003. Pembahasan mengenai Komisi Perlindungan anak terdapat pada BAB XI yang khusus membahas mengenai komisi ini. • Dasar pembentukan KPAI dijelaskan pada pasal 74 yang menyatakan bahwa “Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, dengan undang-undang ini dibentuk Komisi perlindungan Anak Indonesia yang bersifat independen.” • tujuan dari pembentukan KPAI adalah untuk mengefektifkan penyelenggaraan perlindungan anak sehingga hak-hak anak dapat terjamin. Dari pasal tersebut juga disebutkan bahwa lembaga ini merupakan lembaga independen, sehingga keberadaanya bebas dari intervensi pihak lain.
  • 11. Dasar Hukum Keanggotaan KPAI • Struktur dari lembaga independen KPAI ini sesuai dengan pasal 75 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Keanggotaan komisi Perlindugan Anak Indonesia terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 2(dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5(lima orang anggota”. • Sementara pihak-pihak yang dapat menduduki struktur KPAI dijelaskan pada pasal 75 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak”.
  • 12. Lanjutan • Sesuai dengan UU No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak, yang memiliki wewenang untuk mengangkat pengurus KPAI adalah presiden. • Sebelumnya presiden harus terlebih dahulu mendengarkan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat. • Pemberhentian pengurus KPAI juga dilaksanakan oleh presiden. • Pengurus KPAI menjabat selama 3 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 periode selanjutnya. • Hal ini berarti setiap orang hanya dapat menduduki jabatan dalam KPAI maksimal dua kali periode jabatan. Ketentuan yang mengatur lebih lanjut mengenai bagaimana mereka bekerja, kelengkapan organisasi serta pembiayaan juga ditetapkan oleh presiden.
  • 13. Tugas dan Wewenang KPAI • Pasal 76 yang menyebutkan bahwa “ Komisi perlindungan anak bertugas : melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap penyelenggara perlindungan anak, memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindungan anak.” • Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan perlindungan anak. Dengan tingginya pengetahuan masyarakat mengenai hukum yang mengatur perlindungan anak maka masyarakat dapat memenuhi hak hak anak. • Selain itu, undang-undang yang juga mengatur hukuman jika melanggar hak-hak anak akan membuat masyarakat menghindari terjadinya pelanggaran terhadap hak anak. • Sosialisasi ini juga penting karena dengan pemahaman yang tinggi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melindungi dan menjaga hak-hak anak.
  • 14. Lanjutan  Mengumpulkan data dan informasi. Data dan informasi yang dimaksud disini adalah informasi mengenai anak.  Menerima pengaduan masyarakat. Tugas ini merupakan hal yang penting karena dibutuhkan wadah yang menaungi masyarakat untuk melakukan pelaporan jika terjadi tindakan penyelewengan terhadap pemenuhan hak- hak anak.  Dengan adanya lembaga yang menerima, maka akan memudahkan masyarakat untuk melapor sehingga hak-hak anak pun akan lebih terjamin.  Setelah menerima pelaporan, KPAI juga memiliki tanggung jawab untuk menelaah mengenai kasus yang diadukan oleh masyarakat.
  • 15. Lanjutan • KPAI juga bertugas untuk memantau jalannya pemenuhan hak-hak anak. • Selanjutnya KPAI melakukan evaluasi serta pengawasan terhadap pemenuhan hak-hak anak. • KPAI memberikan laporan, saran, masukan, pertimbangan kepada Presiden mengenai perlindungan anak. Hal ini merupakan satu peranan yang sangat penting agar dapat memantau dan mengevaluasi jalannya pelaksanaan pemenuhan hak-anak.