Konvensi Hak Anak (KHA) mengatur hak-hak dasar anak di tingkat internasional dan merupakan perjanjian yang mengikat bagi negara-negara penandatangannya untuk melindungi dan memenuhi hak-hak anak, mencakup hak sipil, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan khusus bagi anak dalam kondisi tertentu."
1. KONVENSI HAK ANAK
(KHA)
Dra. Irma Safitri
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Kota Tangerang Selatan
2. KONVENSI HAK-HAK ANAK
ADALAH:
•sebuah perjanjian yang mengikat
secara yuridis dan politis di antara
berbagai negara yang mengatur hal-hal
yang berhubungan dengan anak.
•kesepakatan untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan dasar anak-
anak
•Berbentuk dokumen yang berisikan
pasal2 yang mengatur mengenai hak
anak
3. • Menegakkan prinsip-prinsip
pengakuan atas martabat yang
melekat dan hak-hak yang sama
pada anak-anak yang diakui
sebagai seorang manusia, dan
merupakan sebagai landasan bagi
kemerdekaan, keadilan dan
perdamaian
TUJUAN KHA
4. LATAR BELAKANG/SEJARAH
MUNCULNYA KHA
• Bermula setelah berakhirnya Perang
Dunia
• Reaksi atas penderitaan yang timbul
akibat bencana peperangan terutama
yang dialami oleh kaum perempuan dan
anak-anak
• Para aktivis perempuan dalam pawai
protes mereka meminta perhatian publik
atas nasib anak-anak yang menjadi
korban perang
5. PRINSIP – PRINSIP KHA
1. NON DISKRIMINASI:
Semua hak yang diakui dan terkandung
dalam KHA harus diberlakukan kepada
setiap anak tanpa pembedaan apapun
[pasal 2]
6. 2. KEPENTINGAN TERBAIK BAGI
ANAK [THE BEST INTEREST OF THE
CHILD]:
Dalam usaha tindakan yang
menyangkut anak yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga kesejahteraan sosial
pemerintah maupun swasta, lembaga
peradilan, lembaga pemerintah, atau
badan legislatif, maka kepentingan
yang terbaik bagi anak harus menjadi
pertimbangan utama [pasal 3]
7. 3. HAK HIDUP, KELANGSUNGAN
HIDUP DAN TUMBUH KEMBANG
[THE RIGHT TO LIVE, SURVIVAL
AND DEVELOPMENT]:
Negara-negara peserta mengakui bahwa
setiap anak memiliki hak yang melekat
atas kehidupan [pasal 6]
8. 4. PENGHARGAAN
TERHADAP PENDAPAT
ANAK [RESPECT FOR THE
VIEWS OF THE CHILD]:
Pendapat anak terutama jika
menyangkut hal-hal yang
mempengaruhi kehidupannya
perlu diperhatikan dalam
setiap pengambilan keputusan
[pasal 12]
9. Indonesia meratifikasi
(mengikatkan diri pada)
KHA melalui Keputusan
Presiden No.36 Tahun
1990
Konsekuensi :
• KHA harus disosialisasikan
sampai ke anak
• dibuat aturan hukumnya
• dibuat laporan periodik mengenai
implementasinya [5 tahun]
9
10. Kewajiban Negara dalam
Pemenuhan Hak Anak
To Protect
To Respect
To Fulfil
> Kewajiban melindungi hak anak
> Kewajiban menghormati hak anak
> Kewajiban memenuhi hak anak
Tersusun kebijakan, program, kegiatan dan
anggaran yang peduli anak salah satu contoh
konkrit KLA
10
11. DEFINISI ANAK DAN PASAL-PASAL TERKAIT
hukuman mati atau
hukuman seumur
hidup
37.a
Tidak boleh ada
Pasal 1
Setiap orang yang berusia
dibawah 18 th, kecuali
berdasarkan undang-undang
yang berlaku, bagi anak
ditentukan bahwa usia dewasa
dicapai lebih awal.
Negara
menentukan :
MINIMUM boleh
bekerja (15
Th/Konvensi ILO)
32 BATASAN USIA
38
Tak boleh
ada
rekrutmen
Angkatan
Bersenjata
atau terlibat
dalam
permusuhan
(di bawah usia
15 thn)
Usia minimum
anak dianggap
tidak memiliki
kapasitas
pelanggaran
hukum pidana.
(12th)
40.3.a
28
Batasan
usia
wajib
belajar &
gratis
13. Anak = pemegang hak/subjek atas
hak (rights holder). Anak tidak dapat
mengklaim hak asasinya
Keluarga bertanggung jawab
memenuhi kebutuhan anak sbg bentuk
pengakuan terhadap hak-hak anak
Masyarakat = others responsible
membantu keluarga memenuhi tanggung
jawabnya, menjaga & mengakui hak-hak
anak, serta membantu negara menjalankan
kewajiban
Pemerintah = representasi negara sbg
pemangku kewajiban (duty bearer)
peraturan untuk mengakui hak-hak anak
Masyarakat internasional = Konsekuensi meratifikasi
KHA adalah Indonesia wajib mengirimkan laporan
periodik [5 tahunan] yang melaporkan pelaksanaan
KHA ke komite hak anak PBB memberikan
rekomendasi untuk ditindaklanjuti
14. ⦿Isi KHA bisa dibagi menjadi 8 klaster
⦿ Substansi hak-hak anak ADA DALAM
KLASTER KE-IV SAMPAI DENGAN VIII
16. IN
HAK SIPIL DA
TI
N KEBEBASAN
HAK BEBAS DARI
PENYIKSAAN DAN
PENGHUKUMAN
LAIN YANG KEJAM,
TIDAK MANUSIAWI
ATAU
MERENDAHKAN
MARTABAT
MANUSIA
Setiap anak harus diperlakukan secara
manusiawi tanpa kekerasan sedikitpun,
termasuk ketika anak berhadapan
dengan hukum.
HAK ATAS
IDENTITAS
Memastikan semua anak tercatat dan
memiliki Kutipan Akta Kelahiran. Negara
bertanggung jawab menjamin
penyelenggaraan pembuatan akta
kelahiran secara gratis.
HAK BEREKSPRESI
DAN MENGELUARKAN
PENDAPAT
Setiap anak berhak mengemukakan
pendapat dan memperoleh ruang untuk
mengeluarkan pendapat atau berekspresi
secara merdeka sesuai keinginannya.
HAK BERPIKIR,
BERHATI NURANI
DAN BERAGAMA
Anak memperoleh ruang untuk
menjalankan keyakinannya secara damai
dengan tetap mengakui hak orang tua
dalam memberikan pembinaan.
17. HAK AKSES
INFORMASI YANG
LAYAK
Anak berhak atas informasi yang layak dan
negara menjamin penyedia informasi
mematuhi ketentuan tentang kriteria
kelayakan informasi bagi anak.
HAK ATAS
PERLINDUNGAN
KEHIDUPAN PRIBADI
Seorang anak tidak boleh diganggu
kehidupan pribadinya, atau diekspos ke
publik tanpa ijin dari anak tersebut karena
akan mengganggu tumbuh kembangnya.
HAK
BERORGANISASI
DAN BERKUMPUL
SECARA DAMAI
Anak bisa berkumpul secara damai dan
membentuk organisasi yang sesuai bagi
mereka.
HAK
PERLINDUNGAN
IDENTITAS
Negara memastikan adanya sistem untuk
pencegahan berbagai tindak kejahatan
terhadap anak, seperti perdagangan orang,
adopsi ilegal, manipulasi usia, atau
manipulasi nama, dan menjamin hak
prioritas anak untuk dibesarkan oleh orang
tuanya sendiri.
19. TIDAK BOLEH ADA
PEMISAHAN ANAK
DENGAN ORANG TUA
Tidak dipisahkan dengan orang tuanya
secara ilegal
Menghargai hak anak berhubungan dan
kontak pribadi dengan orangtuanya ketika
dipisahkan
Jika dipisahkan oleh negara anak punya
hak mendapat informasi (berdasarkan
permintaan) tentang anggota keluarganya
yang terpisah
Menjamin permintaan tersebut tidak
membawa akibat buruk bagi anak maupun
anggota keluarga lainnya
Negara menghormati orang tua dalam
membimbing anak
TIDAK ADA PERNIKAHAN USIA ANAK
PENGATURAN
REUNIFIKASI
KELUARGA OLEH
NEGARA
Ditangani secara humanis, legal melalui
perjanjian bilateral dan multilateral dan
menghormati hak anak
Memberikan bantuan dalam bentuk
penyediaan lembaga dan pendamping
hukum
20. PENGASUHAN ALTERNATIF Negara wajib menjamin adanya pengasuhan
alternatif :
Panti Asuhan
Kafalah dalam hukum Islam
(pengasuhan oleh keluarga)
Adopsi
Mempertimbangkan kesinambungan
pengasuhan anak dan latar belakang suku,
agama, kebudayaan dan bahasa anak.
KEHIDUPAN YANG LAYAK
BAGI ANAK
Anak mempunyai Hak atas
kehidupan yang layak
pengembangan fisik, mental
standard
untuk
spiritual,
moral, sosial anak
Orangtua bertanggung jawab utama untuk
menjamin Hak-hak anak dan Negara
berkewajiban mendukung/membantu para
orangtua dalam melaksanakan tanggung
jawabnya terhadap anak-anak mereka :
Makanan
Pakaian dan
Perumahan
Hak anak atas pembiayaan anak oleh
orangtua khususnya jika kedua belah pihak
tinggal di Negara yang berbeda
21. ADOPSI Menjamin adopsi dengan
mempertimbangan kepentingan
terbaik bagi anak :
Disahkan oleh penguasa
yang berwenang
Adopsi antar negara
merupakan alternatif
pengasuhan
Menjamin bahwa adopsi
antar negara tidak
dikomersilkan
Mendorong kerjasama
internasional agar
penempatan di negara lain
dilakukan oleh negara yang
berkompeten
PEMANTAUAN
LEMBAGA
PENGASUHAN
ALTERNATIF
Negara wajib melakukan Review
periodik terhadap anak yang
berada dalam penempatan
(misalnya, Panti Asuhan dan
sejenisnya)
23. Memastikan akses layanan publik
bagi anak termasuk anak
penyandang disabilitas. Klaster ini
menekankan bahwa semua anak
tanpa terkecuali berhak atas
pelayanan kesehatan yang
komprehensif dan terintegrasi,
jaminan sosial dan standar hidup
tertinggi baik dalam hal fisik,
mental, spiritual, moral dan sosial
23
24. • Mengakui hak anak atas standard
kehidupan yang layak bagi
perkembangannya :
Fisik
Mental
Spiritual
Moral
Sosial
• Negara harus mengambil langkah
langkah untuk membantu orangtua
dalam memenuhi :
Gizi
Pakaian dan
Perumahan
25. • % Persalinan di Fasilitas Kesehatan
• Prevalensi Status Gizi Balita (Gizi kurang,
Gizi lebih, Kurus, Pendek)
• PMBA dan Capaian ASI Eksklusif
• Pelayanan Ramah Anak di Fasilitas
Kesehatan
• Presentase rumah tangga dengan akses
air bersih
• Ketersediaan kawasan tanpa rokok, tanpa
iklan rokok dan promosi rokok serta
sponsor rokok
25
Kesehatan Dasar dan
Kesejahteraan – Indikator KLA
27. Negara menjamin hak anak
atas pendidikan
a) Mewajibkan pendidikan
dasar dan GRATIS
WAJAR 12 TAHUN
b) Mendorong
menengah
kejuruan
pendidikan
umum dan
serta
akses
mempermudah
bagi setiap anak
c) Mempermudah
ke pendidikan
lebih tinggi
akses
yang
dengan
fasilitas
penyediaan
yang memadai
28. Anak mempunyai hak atas :
• Waktu luang dan istirahat
• Berpartisipasi penuh
dalam ;
Dunia seni
Budaya
Rekreasi
30. 15 KONDISI Anak-Anak yang membutuhkan
Perlindungan Khusus
(UU 35 /2014)
anak yang berada dalam situasi darurat,
anak yang berhadapan dengan hukum,
anak yang berasal dari kelompok
minoritas dan terisolasi,
anak yang dieksploitasi secara ekonomi
dan/atau seksual,
Anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya
31. 15 KONDISI Anak-Anak yang
membutuhkan Perlindungan Khusus
(UU 35 /2014)
Anak yang menjadi korban
pornografi,
Anak dengan HIV/AID’S,
Anak korban penculikan, penjualan
dan/atau perdagangan ,
Anak korban kekerasan fisik dan/
atau psikis,
Anak korban kejahatan seksual,
Anak korban jaringan terorisme,
Anak penyandang disabilitas,
32. 15 KONDISI Anak-Anak yang
membutuhkan Perlindungan Khusus
(UU 35 /2014)
Anak korban perlakuan salah dan
penelantaran,
Anak dengan perilaku sosial
menyimpang, dan
Anak yang menjadi korban
stigmatisasi dari pelabelan terkait
dengan kondisi orang tuanya.
34. Kekerasan Terhadap Anak
Semua bentuk kekerasan fisik dan mental, luka
yang mengenai tubuh dan pikiran, penelantaran
atau tindakan menelantarkan, eksploitasi
eksploitasi
termasuk kekerasan seksual dan
seksual
35. Kekerasan Fisik
Setiap perbuatan yang mengakibatkan luka
fisik
Contoh:
Pukulan berulang-ulang,
Tamparan, memukul dengan alat,
menendang
Menimbulkan luka bakar, luka kena air
panas
Mencekik, menenggelamkan.
Menikam dengan pisau
Mengikat, menggantung, meninju,
menjepit.
36. Kekerasan Mental
• Penderitaan akibat serangan lisan/
perkataan yang tidak wajar dan
berlebihan.
• Tindakan yang merusak fungsi
perilaku, intelektual, dan emosi.
• Mengutuk, meremehkan,
menyumpah.
• Mengancam untuk membunuh.
• Mengabaikan, memanggil dengan
hinaan
37. Kekerasan Seksual Dan Eksploitasi
Seksual
• Objek seksual orang dewasa.
• Perkosaan/percobaan
perkosaan.
• Incest (hubungan seksual dg
sedarah)
• Perbuatan yang
menimbulkan nafsu birahi
38. Penelantaran
• Tidak memenuhi kebutuhan anak
dengan sengaja (seperti makanan,
pakaian, pemondokan, perhatian,
kesehatan, pendidikan yang layak).
• Perlakuan buruk
• Keterpisahan dan pelayanan panti
yang tidak memadai
39. Eksploitasi
Pemanfaatan anak untuk tujuan
keuntungan orang dewasa.
Perbuatan yang melibatkan anak
laki-laki dan perempuan, demi uang,
keuntungan atau pertimbangan lain
karena paksaan atau pengaruh
orang dewasa, seperti : Anak yang
Dilacurkan, Pornografi Anak, dan
Perdagangan Anak untuk pelacuran
40. Anak Belajar dari Kehidupan
Jika Anak Dibesarkan Dengan :
• Celaan Anak Belajar Memaki
• Kekerasan anak belajar
berkelahi
• Ketakutan anak gelisah
• Olok-olok Anak belajar rendah
diri
• Iri hati Anak belajar
Kedengkian
41. • Dorongan Anak belajar percaya
diri
• Toleransi Anak belajar menahan
diri
• Pujian Anak belajar menghargai
• Penerimaan Anak belajar
mencintai
• Rasa Cinta Anak belajar
menyayangi orang lain dan dirinya
sendiri
Jika Anak Dibesarkan dengan :
Source : Dorothy Law Noite
42. TERIMAKASIH
PENUHI HAKANAK-ANAKKIT
A
LIND
UNGI D
ARI SEG
ALAKEKERASAN,
PENELANT
ARAND
ANPERLAKU
AN
SALAfi JAD
IKANLAfiANAKKIT
A
ANAKY
ANGBERKU
ALIT
AS
AG
ARKELAKMENJADIANAK
BERBAKTI P
AD
AO
RANG
T
U
AD
AN
NEGARAINDONESIA...