2. ANAK ADALAH SESEORANG YANG BELUM BERUSIA 18
TAHUN, TERMASUK ANAK YANG MASIH DALAM
KANDUNGAN
(UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak)
2
3. Sumber : Profil Anak Indonesia, KPPPA, 2018
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA
TAHUN 2018
Penduduk Indonesia Jumlah Keluarga
Jumlah Anak
65 juta
262 juta
79,6 juta
71%, ANAK USIA
SEKOLAH
4. 4
Konvensi Hak
Anak (KHA)
Keputusan
Presiden Nomor
36 Tahun 1990
Undang-Undang
PERLINDUNGAN
ANAK
HAK-HAK ANAK DILINDUNGI OLEH PERATURAN YANG BERLAKU
Non Diskriminasi
Kepentingan
Terbaik bagi Anak
Hidup, Tumbuh,
dan Berkembang
Partisipasi/ Suara
Anak
Prinsip-Prinsip KHA:
“Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, keluarga, dan orang tua atau
wali berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak”
5. UU 35/2014 tentang Perubahan Atas
UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 21
• Ayat (4) Untuk menjamin pemenuhan hak anak dan melaksanakan
kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah
Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam
penyelenggaraan Perlindungan Anak di daerah.
• Ayat (5) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
diwujudkan melalui upaya daerah membangun Kabupaten/ Kota
Layak Anak.
• Ayat (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan Kabupaten/Kota
Layak Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam
Peraturan Presiden.
6. kabupaten/kota dengan sistem
pembangunan yang menjamin
pemenuhan hak Anak dan
perlindungan khusus Anak
yang dilakukan secara terencana,
menyeluruh, dan
berkelanjutan.
7. Hak Sipil
Kebebasan
Lingkungan
Keluarga &
Pengasuhan
Alternatif
Kesehatan
Dasar &
Kesejahteraa
n
Pendidikan,
Pemanfaatan
Waktu Luang
& Kegiatan
Budaya
Perlindunga
n Khusus
Kelembagaan
1. Perda KLA; 2. Terlembaga KLA; 3. Keterlibatan Masy, Dunia Usaha & Media
4. Akta Kelahiran
5. Informasi Layak Anak
6. Partisipasi Anak
7. Perkawinan Anak
8. Lembaga Konsultasi bg
Ortu/Keluarga
9. Lembaga Pengasuhan Alternatif
10. PAUD-HI
11. Infrastruktur Ramah Anak
12. Persalinan di Faskes
13. Prevalensi Gizi
14. PMBA
15. Faskes dgn Pelayanan
Ramah Anak
16. Air Minum dan
Sanitasi
17. KTR dan IPS (Iklan,
Promosi dan
Sponsor Rokok)
18. Wajar 12 Th
19. SRA
20. PKA
21. Korban
Kekerasan &
Eksploitasi
22. Korban
Pornografi &
Situasi Darurat
23. Penyandang
Disabilitas
24. ABH, Terorisme,
Stigma
Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
Kluster I
Kluster II
Kluster III
Kluster IV
Kluster V
7
8. •Hak Anak adalah bagian
dari hak asasi manusia
yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi
oleh Orang Tua, Keluarga,
masyarakat, negara,
pemerintah, dan
pemerintah daerah.
9. (1) Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakat.
(1a) Setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di
satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan
kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga
kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak
lain.
(2) Selain mendapatkan Hak Anak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (1a), Anak Penyandang
Disabilitas berhak memperoleh pendidikan luar biasa
dan Anak yang memiliki keunggulan berhak
mendapatkan pendidikan khusus.
10. • Orang tua berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk:
• a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan
melindungi Anak;
• b. menumbuhkembangkan Anak sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
• c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia
Anak; dan
• d. memberikan pendidikan karakter dan
penanaman nilai budi pekerti pada Anak.
11. • Setiap anak mendapatkan
pendidikan dasar 12 tahun
secara gratis
•Mengambil langkah agar
disiplin di sekolah
dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan
martabat anak dan KHA
(disiplin di SRA)
TUJUAN PENDIDIKAN:
1.Negara peserta menyepakati
bahwa pendidikan anak
diarahkan Pengembangan :
o Kepribadian
o Bakat
o Mental dan
o Fisik anak semaksimal
mungkin
2. Pengembangan rasa hormat
pada:
oOrang tua anak
oIdentitas budaya
oBahasa
o Nilai-nilai dan perbedaan
budaya
oCinta Tanah Air
Diberikan waktu luang dan
dilibatkan dalam seni dan
budaya
12. • Adanya program dari K/L berbasis sekolah dan menunjang terhadap kondisi yang diinginkan
dalam SRA
• SRA merupakan salah satu indikator penting dalam KLA
• 1/3 Waktu anak berada di sekolah
• Keprihatinan orang tua, keluarga, masyarakat dan pemerintah karena kondisi anak-anak di sekolah
yang rawan kekerasan, keracunan, kecelakaan, kotor, kondisi gedung yang mudah rubuh jika ada
bencana, NAPZA, rokok, radikalisme, lingkungan tidak sehat, dll
• Masih banyaknya proses pendisiplinan di sekolah yang menggunakan hukuman, pendekatan guru
dan orang tua dewasa lainnya kepada peserta didik masih menggunakan paradigma penguasa dan
yang dikuasai
• Tidak ada evaluasi reguler terhadap kenyamanan anak dalam proses pembelajaran
• Keppres Nomor 36/1990 ttg Ratifikasi KHA
• Uu ttg Perlindungan Anak Dan Perubahannya ( UU 23/2002 , UU 35/2014 , UU 17/2016)
• UU Nomor 20/2003 ttg Sisdiknas
• Inpres 1/2017 ttg Germas
• Permen PPPA Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan SRA
• Masih banyaknya kebijakan berbasis hukuman (contoh: tatib dengan sistem poin berbasis
kesalahan anak,sistem denda, dll)
KEBIJAKAN
KONDISI SAAT INI
DUKUNGAN
K/L
13. Satuan pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang mampu memberikan pemenuhan
hak dan perlindungan khusus bagi anak termasuk
mekanisme pengaduan untuk penanganan kasus
di satuan pendidikan
15. MEMASTIKAN ORANG DEWASA DI
SEKOLAH TERLIBAT PENUH DALAM
MELINDUNGI ANAK
MENGUBAH
PARADIGMA DARI PENGAJAR
MENJADI PEMBIMBING, ORANG
TUA DAN SAHABAT ANAK
ORANG DEWASA MEMBERIKAN
KETELADAN DALAM KESEHARIAN
MEMASTIKAN ORANG TUA DAN ANAK
TERLIBAT AKTIF DALAM MEMENUHI 6
KOMPONEN SRA
KONSEP SRA
16. 1. Satuan Pendidikan dan Orang Tua mengetahui
pemenuhan hak dan perlindungan anak secara benar
2. Memastikan anak hidup dan tumbuh kembang secara
optimal dan menjadi manusia seutuhnya dengan
memiliki:
a.Kepribadian yang lebih baik
b.Pengetahuan mana benar dan salah
c.Bertanggung jawab
d.Pengetahuan ttg cara pendisiplinan tanpa kekerasan
dan tanpa perendahan martabat
e. Kemampuan menghargai manusia dan mahluk
lainnya
f. Kecintaan untuk tanah air dan bangsa
g. Kemampuan untuk mengetahui bakat dan minatnya
h.Kebahagiaan dan kenyamanan dalam proses belajar
18. B A
R
I
I S A
N
BERSIH
AMAN
RAMAH
INDAH
INKLUSIF
SEHAT
ASRI
NYAMAN
19. 10. Anak dengan perilaku sosial menyimpang
11. Anak yang sebagai pekerja Anak
12. Anak korban penculikan, penjualan,
dan/atau perdagangan;
13. Anak korban kekerasan fisik, psikis dan
Bullying;
14. Anak korban kejahatan seksual;
15. Anak bunuh diri
16. Keracunan makanan
17. Korban bencana
18. dll
FUNGSI SRA DALAM
PENCEGAHAN
1. Anak sebagai korban pornografi;
2. Anak sebagai korban NAPZA
termasuk Rokok;
3. Anak dengan HIV/AIDS (Pergaulan
Bebas dan NAPZA)
4. Anak berhadapan hukum;
5. Anak korban stigmatisasi;
6. Anak korban jaringan radikalisme
dan terorisme;
7. Perkawinan Anak
8. Anak tidak memiliki Akte kelahiran
9. Anak korban perlakuan salah &
penelantaran;
20.
21. 1. Membuat kebijakan SRA
2. Koordinasi dengan Disdik dan Kanwil/Kantor Kemenag
3. Membentuk Sekber SRA
4. Sosialisasi kepada seluruh Kepala Satuan Pendidikan tingkat Provinsi/Kab/Kota
5. Mengajak Satuan Pendidikan untuk membentuk dan mengembangkan SRA
6. Membuat SK penetapan sekolah yang mau
7. Deklarasi SRA
8. Melaporkan SK penetapan kepada KPPPA
9. Mendorong satuan pendidikan yang sudah di SK-kan untuk membuat Papan Nama SRA
10.Memberikan Pelatihan KHA dan SRA kepada minimal 2 guru di setiap satuan pendidikan yang di
SK-kan
11.Pendampingan/monev kepada Satuan Pendidikan yang sudah di SK kan
12.Bekerjasama dengan Dinas yang memiliki Program berbasis sekolah
13.Mendorong semua SRA untuk mengisi kuesioner SRA di awal tahun
14.Mengusulkan Satuan Pendidikan untuk mendapat penghargaan
15.Membuat KIE SRA
PEMBENTUKAN
PROVINSI
KAB/KOTA
22. PENGEMBANGAN
PERSIAPAN
Sosialisasi
Komitmen sekolah
Membentuk Tim SRA/SK
Koordinasi 3 pilar
Identifikasi potensi
Jika bottom up, sekolah
melaporkan kepada
Dinas PPPA/Disdik/
Kemenag
Membuat papan nama
PERENCANAAN
Menyusun Rencana Aksi/Program
Tahunan termasuk memetakan 6
kelompok anak rentan
Merencanakan kesinambungan
kebijakan, program, dan kegiatan
yang sudah ada (UKS, Adiwiyata,
dll) serta program lainnya
Membuat mekanisme pengaduan
Merencanakan inovasi
melibatkan orang tua dan anak
untuk mewujudkan SRA
PELAKSANAAN
Melaksanakan Rencana Aksi/
Program SRA Tahunan dengan
mengoptimalkan semua
sumber daya
Melakukan upaya pemenuhan
komponen SRA
Mengikuti pelatihan dan
pendampingan oleh Pemda
34. TAHAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI SATUAN
PENDIDIKAN DI ZONA HIJAU (transisi)
Zona
Merah
Zona
Oranye
Zona
Kuning
Zona
Hijau
Tetap
Belajar di
Rumah
Boleh
Melaksanakan
Kegiatan Belajar
Tatap Muka
38. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
1. KOMITMEN
TERTULIS /
KEBIJAKAN
Adanya kebijakan khusus jika terjadi kasus darurat atau
mengetahui peserta didik atau warga satuan pendidikan positif
Covid-19 yang terpapar di satuan pendidikan (klaster sekolah)
Adanya satgas Covid tingkat satuan pendidikan dengan melibatkan
anak dan orang tua (sesuai SKB no 2)
Adanya kebijakan khusus untuk menerapkan protokol kesehatan
secara ketat untuk seluruh warga satuan pendidikan (sesuai SKB
no 2)
Adanya SOP tertulis dan ditempel di satuan pendidikan yang
mengatur proses belajar (ruang kelas), rapat guru, kehadiran
sampai anak pulang, layanan BK, layanan kesehatan, layanan
kantin, layanan perpustakaan, tempat ibadah, pembagian raport,
laboratorium/bengkel (untuk SMK), PKL, ruang TU, dll
Adanya mekanisme monitoring oleh satgas Covid-19 di satuan
pendidikan (sesuai SKB no 2)
Membuat kesepakatan dgn Komite Sekolah untuk kesiapan
pembeljaran tatap muka di satuan pendidikan (sesuai SKB no 2)
Menyiagakan jejaring penanganan kasus dalam proses
39. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Menyiapkan kebijakan khusus pada Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) dan tatap muka di Tatanan Kebiasaan Baru sesuai daerah
setempat
Termasuk penetapan kurikulum yang akan digunakan dengan
tidak memberikan beban dan penekanan pada tumbuh kembang
anak
SOP protokol kesehatan bagi peserta didik yang menggunakan
transportasi umum agar tidak memakai seragam dari rumah, dan
akan berganti seragam setelah memasuki kawasan satuan
pendidikan
Satuan Pendidikan menggunakan kurikulum darurat/kurikulum
yang disederhanakan sesuai hasil assessment setiap peserta
didik
Seluruh SOP wajib diujicobakan sebelum diterapkan secara
formal
40. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
2. PENDIDIK DAN
TENAGA
KEPENDIDIKAN
TERLATIH
KONVENSI HAK
ANAK DAN SRA
Satgas Covid-19 satuan pendidikan
mendapatkan pelatihan dan pemahaman
tentang protokol kesehatan oleh Satgas
Covid-19 tingkat Desa atau Kelurahan
(sesuai SKB no 2)
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, warga
satuan pendidikan serta orang tua dan
peserta didik mendapatkan pelatihan,
sosialisasi dan pemahaman tentang protokol
kesehatan oleh Satgas Covid-19 satuan
pendidikan khususnya untuk mencegah dan
ketika ada peserta didik atau warga satuan
pendidikan yang positif Covid-19 (sesuai SKB
no 2)
Pelatihan dan pemamahaman oleh satgas
covid satuan pendidikan kepada Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, warga satuan
pendidikan serta orang tua dan peserta didik
dilakukan secara berkala
41. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
3. PROSES
PEMBELAJARAN
YANG RAMAH ANAK
Orang tua, guru dan peserta didik
mempunyai kesepakatan untuk
memilih waktu dan metode
pembelajaran dengan suasana yang
menyenangkan dan relevan dengan
materi pembelajaran
Catatan: Untuk daerah yang tidak
terjangkau sinyal internet dapat
melakukan proses pembelajaran
dengan memanfaatkan sarana yang
tersedia di rumah dan sumber
pembelajaran dari alam
Guru melakukan pendampingan dan
komunikasi secara intensif kepada orang tua
dalam proses pembelajaran secara daring
maupun luring (belajar di rumah atau diluar
satuan pendidikan).
Pada waktu melakukan kegiatan
belajar melalui luring tetap
mematuhi protokol kesehatan
Guru tetap memberikan pengawasan secara
maksimal terhadap peserta didik dalam proses
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Orang tua mendampingi anak dalam
penggunaan gawai pada proses
belajar dari rumah
Guru berkomunikasi dengan orang tua dan
anak untuk memastikan kelancaran proses
belajar dari rumah
42. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Orang tua wajib mengatur jadwal
pembelajaran (ketika tidak daring)
agar anak tidak terlalu lelah dan
bosan termasuk penetapan alokasi
waktu istirahat dalam proses
belajar
Guru berinovasi untuk proses pembelajaran yang
menyenangkan dan relevan dengan materi
pembelajaran
Orang tua menciptakan
inovasi/kegiatan alternatif untuk
mengurangi kejenuhan dengan
menanamkan karakter dan
keterampilan/kecakapan hidup
(life-skill)
Contoh:
1. Bermain permainan tradisional
(congklak, engklek, bekel, hola
hoop, gasing, dll)
2. Mengajarkan anak untuk
menata ulang rumah
3. Mengajarkan anak menanam
tanaman, memelihara hewan
4. Memasak bersama anak
5. Dll
Memberikan pehaman kepada orang tua untuk
penanaman karakter dan
keterampilan/kecakapan hidup (life-skill)
43. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Orang tua mendengar dan
mempertimbangkan pendapat anak
dalam proses pembelajaran
Guru memberikan motivasi kepada orang tua dan
peserta didik dalam proses pembelajaran jarak
jauh
Orang tua tidak melakukan
kekerasan dalam proses
pembelajaran tetapi dengan
menerapkan Disiplin Positif di
rumah
Pendidik memberikan pemahaman disiplin positif
kepada orang tua serta melakukan pemantauan
dan evaluasi dalam proses Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) termasuk Kasus KDRT dalam proses
pembelajaran
Wali Kelas memastikan orang tua dan peserta
didik siap dan setuju untuk melakukan proses
belajar dengan tatap muka
Satuan pendidikan melakukan penyesuaian
proses pembelajaran untuk peserta didik yang
menjalankan isolasi mandiri (untuk peserta didik
yang masih dapat mengikuti proses
pembelajaran)
44. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Menyiapkan solusi untuk mengatasi masalah
dalam pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) dan tatap muka pada satuan pendidikan
Satuan pendidikan menyediakan layanan
psikososial bagi warga satuan pendidikan dan
orangtua peserta didik yang memerlukan dengan
jejaring penyedia layanan termasuk Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) (sesuai SKB
no 2)
45. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
4. SARANA DAN
PRASARANA RAMAH
ANAK
Menyediakan sabun cair dan tisu Terdapat sarana dan prasarana untuk
mengakses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan
warga satuan pendidikan dalam penanganan
Covid-19. (sesuai SKB no 2)
Jarak tempat duduk sesuai protokol kesehatan,
lingkungan Bersih; air mengalir; sirkulasi udara
yang baik di kelas dan ruang guru; terdapat
sarana cuci tangan beserta sabun cair dengan
jumlah yang memadai dan tisu untuk
mengeringkan tangan; menyediakan thermometer
gun; memasang rambu-rambu dan poster ajakan
untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan;
menyediakan masker pengganti bagi peserta
didik yang tidak membawa dan rusak. (sesuai
SKB no 2)
Memastikan kebersihan pakaian,
makanan, rumah, dan barang-
barang lainnya
Memastikan kebersihan kelas dengan
mengadakan penyemprotan disinfektan setiap
kali selesai pembelajaran (sesuai SKB no 2)
46. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Orang tua/wali menyiapkan sarana
pendukung dalam rangka proses
Belajar di Rumah
Adanya perhitungan kesesuaian rasio
ketersediaan sarana terhadap jumlah peserta
didik
Menyediakan bahan KIE (Flyer, Banner, Spanduk
ttg Protokol kesehatan dll) (sesuai SKB no 2)
5. PARTISIPASI
ANAK
Peserta didik mengetahui dan
melaksanakan protokol kesehatan
secara benar (Jaga jarak, cuci
tangan, pakai masker) (sesuai SKB
no 2)
Jika satuan pendidikan sudah melakukan tatap
muka anak membawa makanan dan alat makan
sendiri (sesuai SKB no 2)
Peserta didik memberikan saran
untuk proses pembelajaran yang
menyenangkan termasuk dalam
menentukan waktu dan metode
pembelajaran
Peserta didik memahami protokol kesehatan
1. Tidak berpelukan dengan teman dan guru
2. Tidak bertukar makanan
3. Tidak melepas dan bertukar masker
4. dll
(sesuai SKB no 2)
Peserta didik melaksanakan PHBS
(Makanan Bergizi, Konsumsi
Vitamin, Pola Tidur yang cukup,
Olahraga, Berjemur dll) (sesuai SKB
no 2)
Satuan Pendidikan memberikan kesempatan
kepada Peserta didik dalam menentukan metode
pembelajaran dalam rangka mengurangi
kebosanan akibat suasana PJJ
47. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Anak tetap menghormati orang
tua/wali dalam proses pembelajaran di
rumah
Peserta didik menjadi Pelopor dan
pelapor (2P)
6. PARTISIPASI ORANG
TUA/WALI, ALUMNI,
ORGANISASI
KEMASYARAKATAN,
DAN DUNIA USAHA
Jika orang tua mendapatkan informasi
satuan pendidikan akan segera dibuka,
maka orang tua harus memastikan
bahwa satuan pendidikan sudah siap
dan memenuhi syarat protokol
kesehatan
Alumni membantu dalam melakukan
pemahaman protokol kesehatan bagi
peserta didik
Setelah memastikan kesiapan satuan
pendidikan, maka orang tua
memberikan dan menandatangani
surat pernyataan untuk mengijinkan
anaknya mengikuti pembelajaran tatap
muka
Dunia Usaha, alumni, Lembaga
Masyarakat membantu dalam penyediaan
sarana masker, cuci tangan dll
Orang tua memberikan teladan,
penguatan/motivasi dan penghargaan
kepada anak dalam proses
pembelajaran
Alumni turut berperan serta dalam
mengawasi PJJ dan tatap muka di
Tatanan Kebiasaan Baru
48. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Orang tua mengajarkan dan
memastikan anak mengerti dan
melaksanakan protokol kesehatan
Alumni membantu dalam memberikan
pemahaman protokol kesehatan kepada
peserta didik
Orang tua menyiapkan makanan sehat
dengan gizi seimbang
Membiasakan anak untuk melakukan
Pola Hidup Sehat.
Contoh:
1. Memastikan anak tidur cukup
2. Orang tua mengajak anak untuk
membersihkan rumah dan barang-
barang didalamnya
3. Mandi
4. Sarapan Sehat
5. Berolahraga
6. Memberikan vitamin kepada anak
7. Dll
Orang tua memberikan pemahaman
dalam penggunaan gawai secara bijak
49. NO
KOMPONEN
PERSYARATAN
Belajar di Rumah Satuan Pendidikan
Orang tua menyiapkan Kontak Telepon
darurat
Orangtua bertanggungjawab untuk
memastikan peserta didik mematuhi
protokol kesehatan sebelum berangkat
sekolah dan setelah sampai dirumah
(sesuai SKB no 2)