Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Pemakaian kontrasepsi modern di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan dari 58% pada tahun 2002-2003 menjadi 68% pada tahun 2012; (2) Metode kontrasepsi paling banyak digunakan di provinsi tersebut adalah suntikan (33%) diikuti IUD (27%); (3) Pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di Kalimantan Selatan (30%) lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di Kalimantan.
1. IPADI (Ikatan Peminat Ahli Demografi
Indonesia ) Provinsi Kalimantan Selatan POLICY BRIEF
Perwakilan Badan Kependudukan dan KB Nasional Provinsi Kalimantan Selatan 1
nformasi mengenai pemakaian
kontrasepsi (prevalensi kontrasepsi)
dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Reproduksi Indonesia (SDKI) adalah penting
untuk mengukur sejauh mana keberhasilan
Program Keluarga Berencana yang telah
dilaksanakan. Informasi ini diperoleh dengan
cara menanyakan apakah pada saat wawancara
dilakukan responden atau pasangannya sedang
menggunakan suatu jenis alat atau cara
kontrasepsi.
Metode atau cara kontrasepsi dikelompokkan
menjadi dua kategori yaitu metode kontrasepsi
modern dan cara tradisional. Metode kontrasepsi
modern meliputi sterilisasi wanita (MOW), sterilisai
pria (MOP), pil, IUD, suntik, susuk, kondom pria,
diapragma, kontrasepsi darurat, dan laktasi
amenorhae (LAM). Metode/cara tradisional meliputi
pantang berkala (kalender), senggama terputus, dan
jamu/ herbal.
Terlihat pada gambar 1 sekitar 10 wanita
Indonesia berstatus kawin (62 persen) saat ini
menggunakan suatu cara atau alat kontrasepsi.
Jumlah wanita berstatus kawin yang menggunakan
alat kontrasepsi bervariasi antar provinsi dari yang
tertinggi di Provinsi Bengkulu (70 persen) ke terendah
di Provinsi Papua (22 persen). Di Kalimantan Selatan
rata-rata sebanyak 68 persen wanita berstatus kawin
menggunakan alat kontrasepsi pada saat survey.
Angka tersebut lebih tinggi daripada rata-rata
nasional sebesar 62 persen.
Gambar 1. Rata-Rata Cakupan Pemakaian Alat Kontrasepsi
Provinsi, 2012
Sumber: SDKI 2012
Tingkat Pemakaian alat/cara kontrasepsi di
Kalimantan Selatan Tertinggi di Pulau Kalimantan
Penurunan fertilitas merupakan indikator
keberhasilan Program Kependudukan dan KB. Dilihat
dari gambar 2 trend penggunaan kontrasepsi untuk
wanita kawin di Kalimantan Selatan dari periode 2002-
03 sampai dengan 2012, menunjukkan penggunaan
I
Keluarga Berencana
Di Provinsi Kalimantan Selatan
Oleh :
Sopyan,S.Sos, MA
22
43
46
47
48
52
52
53
54
56
56
56
56
57
57
60
61
62
63
64
64
65
65
65
66
67
67
68
68
69
70
70
70
62
Papua
PapuaBarat
Maluku
Nanggroe Aceh…
NusaTenggara…
Sulawesi…
SulawesiBarat
Kep.Riau
MalukuUtara
SulawesiTengah
SulawesiSelatan
Sumaterautara
NusaTenggara…
SumateraBarat
DKIJakarta
KalimantanTimur
Riau
JawaBarat
Gorontalo
Banten
Bengkulu
KalimantanBarat
JawaTengah
JawaTimur
Bali
Jambi
Kalimantan…
SumateraSelatan
Kalimantan…
SulawesiUtara
BangkaBelitung
DI Yogyakarta
Lampung
IndonesiaTotal
2. IPADI (Ikatan Peminat Ahli Demografi
Indonesia ) Provinsi Kalimantan Selatan POLICY BRIEF
Perwakilan Badan Kependudukan dan KB Nasional Provinsi Kalimantan Selatan 2
alat kontrasepsi di Kalimantan Selatan mengalami
trend peningkatan dari 58 persen (SDKI 2002-03)
menjadi 68 persen (SDKI 2012).
Gambar 2. Tren Penggunaan Kontrasepsi untuk
Wanita Kawin di Kalimantan Selatan,
1991-2012
Sumber : SDKI 1991, 1994, 1997, 2002-03 2007 dan 2012
Dilihat dari hasil pemakaian kontrasepsi di
pulau Kalimantan Selatan hasil survei menunjukkan
bahwa sebesar 68 persen wanita kawin usia 15-49
tahun menggunakan alat cara KB yang sebagian besar
diantaranya menggunakan metode kontrasepsi
modern (66 persen) dan sebesar 2 persen wanita
berstatus kawin yang saat ini sedang menggunakan
suatu alat/cara tradisional (lihat Gambar 3)
Gambar 3. Persentase Wanita Usia Kawin 15-
49 th menggunakan metode kontrasepsi, 2012
Sumber: SDKI 2012
Di antara cara KB modern yang dipakai,
suntikan KB merupakan alat kontrasepsi terbanyak
digunakan oleh wanita berstatus kawin (33 persen),
diikuti oleh IUD sebesar hampir 27 persen, Implant
dan Kondom masing-masing sebesar 2 persen dan Pil
sebesar 1 persen serta sterilisasi wanita sebesar 1
persen. Untuk metode kontrasepsi jangka panjang
seperti IUD, Implant dan Sterilisasi di Kalimantan
Selatan sebesar 30 persen sangat tinggi dibandingkan
dengan dengan provinsi lain di pulau Kalimantan,
yakni Kalimantan Barat (19 persen), Kalimantan
Tengah (28 persen) dan Kalimantan Timur (24 persen).
Kesimpulan
Data SDKI 2012 mendeskripsikan bahwa
wanita kawin usia 15-49 tahun di Kalimantan Selatan
memiliki kecenderungan untuk memakai alat
kontrasepsi modern jangka pendek seperti suntikan
lebih besar, meskipun pemakaian kontrasepsi jangka
panjang seperti IUD, Implant dan Sterilisasi sudah
sangat baik (30 persen). Terlihat bahwa pemakaian
metode kontrasepsi jangka panjang (Sterilisasi
Wanita, IUD, Implant) di Kalimantan Selatan sebesar
30 persen oleh wanita usia 15-49 tahun sangat tinggi
jika dibandingkan dengan provinsi lain di pulau
Kalimantan, yakni Kalimantan Barat (19 persen),
Kalimantan Tengah (28 persen) dan Kalimantan Timur
(24 persen)
Daftar Pustaka
1.BKKBN; BPS; Kemenkes 2013, Msurvei Demografi
dan kesehatan Reproduksi Indonesia 2012,
Macro International, Maryland.
2. Sunarto & Sopyan, 2013. Analisis Hasil SDKI 2012
Provinsi Kalimantan Selatan, Pustaka Banua,
Cetakan pertama November 2013,
Banjarmasin.
Bidang Pengendalian Kependudukan Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi
52 55 60 58 64 68
SDKI1991SDKI1994SDKI 1997 SDKI
2002-03
SDKI 2007SDKI 2012
0
20
40
60
80
Modern Tradisional
3. IPADI (Ikatan Peminat Ahli Demografi
Indonesia ) Provinsi Kalimantan Selatan POLICY BRIEF
Perwakilan Badan Kependudukan dan KB Nasional Provinsi Kalimantan Selatan 3
Kalimantan Selatan Jl. Gatot Subroto No.9 Banjarmasin, Fax:
(0511)3253279, email:sopyan.kalsel@bkkbn.go.id