Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita dalam memilih kontrasepsi pil antara lain usia, paritas (jumlah anak), pekerjaan, pendidikan, ketersediaan sarana kesehatan, dukungan suami, jarak ke fasilitas kesehatan, dan sumber informasi. Usia, paritas, dan pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman wanita dalam memilih jenis kontrasepsi.
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Faktor wanita memilih kontrasepsi pil
1. Faktor wanita memilih kontrasepsi pil
• Usia ibu
Menurut Depdikbud (1998), yang dimaksud dengan usia adalah lamanya
hidup seseorang yang dihitung dari kelahiran sampai dengan saat ini. Usia
mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi. Masa kehidupan
reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga periode yaitu,
reproduksi muda (15-19 tahun), reproduksi sehat (20-35 tahun) dan
reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas data
epidemiologi yang menyatakan bahwa risiko kehamilan dan persalinan baik
bagi ibu maupun bagi anak lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling
rendah pada usia 20-35 tahun, dan meningkat setelah usia lebih dari 35 tahun.
Dari usia dapat ditentukan fase-fase, yaitu usia kurang dari 20 tahun fase
menunda kehamilan, usia 20-35 tahun fase menjarangkan kehamilan, dan
usia lebih dari 35 fase mengakhiri kesuburan. Pengunaan kontrasepsi pil lebih
baik digunakan pada wanita berusia <35 tahun karena pil bisa digunakan
untuk menunda dan menjarangkan kehamilan. Penggunaan KB pil pada umur
lebih dari 45 tahun tidak disarankan karena dapat mempengaruhi siklus
mentstruasi pada pengguna.
• Paritas
Menurut Depdikbud. (1998), yang dimaksud dengan paritas adalah
banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki seorang wanita. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka paritas mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi
2. sesuai dengan penggunaan kontrasepsi rasional yaitu fase menunda
kehamilan pada nullipara dan primipara, fase menjarangkan kehamilan
multipara dan fase tidak hamil lagi pada grande multipara. Oleh karena itu
akseptor dengan jumlah anak sudah 2 orang dianjurkan untuk memakai KB
Pil, karena KB Pil dapat mencegah kehamilan..
• Pekerjaan
Menurut Depdikbud (1998), pekerjaan adalah suatu hal yang
dilakukan untuk mendapatkan nafkah atau pokok penghasilan. Pekerjaan
adalah kegiatan sehari-hari yang digunakan sebagai sumber mata pencaharian
untuk menghasilkan pendapatan berupa uang yang dapat dimanfaatkan untuk
mencukupi kebutuhan hidup yang ditekuni akseptor KB pil.
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat
kontrasepsi KB pil. Harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan cara kontrasepsi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu, diantaranya adalah
murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
• Pendidikan
Pendidikan dianggap sebagai salah satu hal yang dapat mempengaruhi
seorang calon akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.
Tingkat pendidikan dapat digolongkan berdasarkan undang-undang Republik
Indonesia tentang sistem pendidikan nasional tahun 2003 yaitu : SD, SMP,
3. SMA, Pendidikan Tinggi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah seseorang menerima informasi sehingga semakin banyak
pula pengetahuan yang dimilikinya dan semakin mudah pula seseorang untuk
dapat memutuskan apa yang terbaik misalnya KB pil.
Pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan. Pendidikan menuntut
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat
informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan (pemilihan jenis
metode kontrasepsi yang digunakan), sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup.
• Ketersediaan Sarana Pelayanan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2007), sarana pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terdiri dari rumah sakit, puskesmas, Pustu, poliklinik, posyandu,
polindes, praktek dokter/bidan swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku
sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya
Keluarga Berencana (KB).
Ketersediaan dan akses pelayanan KB memungkinkan wanita mengatur
jumlah kelahiran, sehingga wanita dapat menentukan jenis kontrasepsi karena
banyaknya anak yang diinginkan.
4. • Dukungan Suami
Faktor yang paling efektif dalam keberhasilan KB dengan cara dukungan
emosional dan dorongan semangat yang diberikan oleh suami memiliki arti
yang besar bagi ibu yang sedang ber KB. Ibu yang mendapatkan dukungan
cenderung lebih semangat dan lebih patuh dengan jadwal kunjungan ulang.
Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi khususnya
pada Keluarga Berencana (KB) sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria
dalam kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan kesehatan dan
kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berprilaku seksual yang sehat dan
aman bagi dirinya, istri, dan keluarganya.
• Jarak ke Sarana Pelayanan Kesehatan
Jarak adalah seberapa jauh lintasan yang di tempuh responden menuju
tempat pelayanan kesehatan yang meliputi rumah sakit, puskesmas, bidan,
dan lainya. Notoatmodjo (2003), seseorang yang tidak mau mengikuti
program KB, karena orang tersebut tidak tau atau belum tau manfaat program
KB, tetapi barang kali juga karena rumahnya terlalu jauh dengan pelayanan
kesehatan.
.
• Sumber Informasi
Sumber informasi mengenai KB yang diperoleh ibu dari petugas
kesehatan yaitu dokter, perawat, bidan, atau non nakes yaitu TV, radio,
5. artikel, majalah, atau koran. Peran bidan dalam pelayanan KB sangat penting
terutama dalam memberikan informasi tentang kontrasepsi yang dapat
dipergunakan oleh klien dengan memberi beberapa alternatif sehingga klien
dapat memilih sesuai pengetahuan dan keyakinan. Informasi tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang KB sehingga ibu yang tau tentang KB
cenderung lebih mematuhi jadwal kunjungan ulang.
6. artikel, majalah, atau koran. Peran bidan dalam pelayanan KB sangat penting
terutama dalam memberikan informasi tentang kontrasepsi yang dapat
dipergunakan oleh klien dengan memberi beberapa alternatif sehingga klien
dapat memilih sesuai pengetahuan dan keyakinan. Informasi tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang KB sehingga ibu yang tau tentang KB
cenderung lebih mematuhi jadwal kunjungan ulang.