Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Bab i kti
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum KB dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu,
bayi, ayah, serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan
adanya perencanaan keluarga yang matang, kehamilan merupakan suatu hal
yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perubahan
untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Surantum, 2008).
Keluarga berencana (KB) mempunyai peranan dalam menurunkan
resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan melalui pendewasan usia
hamil, menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak
dianggap cukup. Setiap wanita berhak memperoleh informasi dan mempunyai
akses terhadap metode KB yang mereka pilih efektif, aman, terjangkau dan
juga metode-metode pengendalian kehamilan yang tidak bertentangan dengan
hukum dan perundang-undangan yang berlaku (Pinem, 2009)
Macam-macam metode kontrasepsi tersebut merupakan intra uterine
devices (IUD), implant, suntik, kondom, metode operatif untuk wanita
(tubektomi), metode operatif untuk pria (vasektomi), dan kontrasepsi pil
2. (Mansjoer, 2009). Semua metode kontrasepsi mempunyai efek samping
(akibat pemakaian KB, bukan gejala suatu penyakit), yang harus diketahui
oleh pemakai (akseptor) sebelum memakainya.
Metode suntik KB menjadi bagian Keluarga Berencana Nasional
dimana peminatnya semakin bertambah. Tingginya minat pemakaian suntikan
KB oleh karena aman, efektif dan tidak menimbulkan gangguan, dan usia
sangat cocok digunakan untuk masa laktasi. Namun diketahui tidak ada
metode kontrasepsi yang aman dan efektif, karena masing – masing
mempunyai kecocokan individu bagi setiap klien.
Semua metode kontrasepsi mempunyai efek samping (akibat)
pemakaian KB, bukan gejala suatu penyakit, yang harus diketahui oleh
pemakai (akseptor) sebelum memakainya. Sebagian besar para pasangan usia
subur di Indonesia menggunakan kontrasepsi suntik (Rifayani, 2003).
Kontrasepi suntikan di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang
paling popular. Kontrasepsi suntikan terdiri dari dua jenis yaitu jenis suntikan
1 bulan dan jenis suntikan 3 bulan (Prawirohardjo, 2007).
Hasil survey peserta KB aktif di Indonesia sampai dengan bulan
desember 2013 menunjukkan kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama
para pasangan usia subur di Indonesia dengan presentasi sebesar 50,20%,
3. disusul dengan pil 28,30%, kondom 8,70%, implant 7,70% iud 4,30% dan
mop 0,20% (BKKBN,2013).
Pemakaian metode kontrasepsi pada setiap wanita bergantung pada
beberapa faktor. Dalam memutuskan metode mana yang akan digunakan
wanita dipengaruhi oleh usia, paritas, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
Beberapa wanita lebih memilih metode kontrasepsi 1 bulan karena ingin
menjarangkan kehamilan. Ibu dengan paritas primigravida lebih memilih
untuk memakai kontarasepsi suntikan jenis cyclofem atau satu bulan (Rahmat,
2010).
Setelah menguraikan hal – hal diatas, maka dalam hal ini penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran Akseptor KB
Suntik Cyclofem Di BPS Bd. B Jakarta Timur Periode Maret – Mei
Tahun 2014 “
1.2 Rumusan Masalah
Hasil survey peserta KB aktif di Indonesia sampai dengan bulan
desember 2013 menunjukkan kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama
para pasangan usia subur di Indonesia dengan presentasi sebesar 50,20%,
disusul dengan pil 28,30%, kondom 8,70%, implant 7,70% iud 4,30% dan
mop 0,20% (BKKBN,2013).
4. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui Gambaran Akseptor KB
Suntik Cyclofem di BPS Bd. B Jakarta Timur Periode Maret – Mei Tahun
2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran akseptor kb suntik cyclofem di BPS Bd. B
Jakarta Timur Periode Maret – Mei Tahun 2014
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi akseptor kb suntik cyclofem di
BPS Bd. B Jakarta Timur Periode Maret – Mei Tahun 2014
b. Mengetahui distribusi frekuensi akseptor kb suntik cyclofem
berdasarkan Umur Ibu di BPS Bd. B Jakarta Timur Periode
Maret – Mei Tahun 2014
c. Mengetahui distribusi frekuensi akseptor kb suntik cyclofem
berdasarkan Paritas Ibu di BPS Bd. B Jakarta Timur Periode
Maret – Mei Tahun 2014
d. Mengetahui distribusi frekuensi akseptor kb suntik cyclofem
berdasarkan Pendidikan Ibu di BPS Bd. B Jakarta Timur
Periode Maret – Mei Tahun 2014
5. e. Mengetahui distribusi frekuensi akseptor kb suntik cyclofem
berdasarkan Pekerjaan Ibu di BPS Bd. B Jakarta Timur Periode
Maret – Mei Tahun 2014
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 BPS
Penelitian ini dapat menjadi umpan balik dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan khususnya keluarga berencana (KB)
1.4.2 Prodi DIII Kebidanan Fakultas Kesehatan MH. Thamrin
Sebagai bahan masukan untuk penelitian – penelitian selanjutnya dan
dapat menambah bahan – bahan bacaan perpustakaan
1.4.3 Bagi Peneliti
Menjadi peneliti muda / baru dan menggunakannya sebagai sarana
belajar untuk menyusun sebuah penelitian dan memperdalam materi
yang telah didapatkan di bangku kuliah terutama berkaitan dengan
topik yang akan diteliti.
6. 1.5 Ruang Lingkup
Sehubungan dengan keterbatasan waktu maka peneliti membatasi
penelitian ini pada Gambaran Akseptor Kb Suntik Cyclofem di Bps Bd. B
Jakarta Timur Periode Maret – Mei Tahun 2014 yang ditinjau dari umur,
pendidikan, paritas, dan pekerjaan di BPS Bd. B Jakarta Timur Periode Maret
– Mei Tahun 2014.
7. 1.5 Ruang Lingkup
Sehubungan dengan keterbatasan waktu maka peneliti membatasi
penelitian ini pada Gambaran Akseptor Kb Suntik Cyclofem di Bps Bd. B
Jakarta Timur Periode Maret – Mei Tahun 2014 yang ditinjau dari umur,
pendidikan, paritas, dan pekerjaan di BPS Bd. B Jakarta Timur Periode Maret
– Mei Tahun 2014.