SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
1




                                     BAB 1

                               PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

       Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam

kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

lamban, hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun dan pada tahun 2010

berdasarkan sensus penduduk mencapai 237 juta jiwa. Ledakan penduduk disadari

akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya manusia.

Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras menekan angka

kelahiran hingga di bawah 237 juta jiwa per tahun (BKKBN, 2011).

       Salah satu program untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yakni

melalui program KB. Program KB memiliki peranan dalam menurunkan resiko

kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan serta

menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah pasangan usia subur (PUS).

Program pemerintah dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan mewujudkan

keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

kelahiran dengan program KB (Manuaba, 2010).

       Program ini diharapkan bisa mengubah minat mayoritas pengguna alat

kontrasepsi jangka pendek menjadi kontrasepsi jangka panjang, dimana dinilai lebih

praktis karena bisa bertahan dalam hitungan tahun. Tingkat pencapaian pelayanan

keluarga berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan




                                                                                1
2




melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat

kontrasepsi yang digunakan akseptor.

       Sesuai dengan tuntutan perkembangan program, maka program KB telah

berkembang menjadi gerakan keluarga berencana nasional yang mencakup gerakan

masyarakat. Gerakan keluarga berencana nasional disiapkan untuk membangun

keluarga sejahtera dalam rangka membangun sumber daya manusia yang optimal,

dengan ciri semakin meningkatnya peran serta masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan KB (Meilani, dkk, 2010).

       Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri seperti tercantum

dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) tahun 2004-2009 adalah

meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/intra uterine device (IUD), implant (susuk) dan

sterilisasi. AKDR/IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan

termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan

kehamilan. Keuntungan pemakaian AKDR/IUD yakni hanya memerlukan satu kali

pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman

karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh, tidak

mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas

(BKKBN, 2009).

       AKDR/IUD adalah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang

sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),
3




bentuknya    bermacam-macam.       AKDR/IUD      adalah    alat   kontrasepsi   yang

efektifitasnya sangat tinggi, yaitu 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun

pertama pemakaian, 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan (Hidayati, 2009).

       Paradigma baru program keluarga berencana (KB) nasional telah berubah

visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi

visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah

keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal,

berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya

menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan

kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).

       Gerakan KB nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran

serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini

harus diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata.

       Pada saat ini AKDR/IUD merupakan salah satu cara kontrasepsi yang paling

populer dan diterima oleh program keluarga berencana di setiap negara. Diperkirakan

sekitar 60-65 juta wanita di seluruh dunia memakainya, dengan pemakai terbanyak di

Cina (Siswosudarmo, 2007). Pada saat ini diperkirakan memakai AKDR/IUD, 30%

terdapat di Cina, 13% di Eropa, 5% di Amerika dan sekitar 6,7% di negara-negara

berkembang (Augustin, 2000).
4




       Survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 memperlihatkan

proporsi peserta KB untuk semua tercatat sebesar 60,3%. Bila dirinci lebih lanjut

proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (27,8%), diikuti oleh pil (13,2%),

IUD (6,2%), implant atau susuk KB (4,3%) sterilisasi wanita (3,7%), kondom (0,9%),

sterilisasi pria (0,4%), MAL (metode amenore laktasi) (0,1%), dan sisanya

merupakan peserta KB tradisional masing-masing menggunakan cara tradisional,

pantang berkala (1,6%) maupun senggama terputus (1,5%) dan 0,5% cara lain

(BKKBN, 2006). Pada tahun 2007 yang menggunakan alat kontrasepsi 61,4% yaitu

sebanyak 31,6% menggunakan suntik, pil 13,2 %, AKDR/IUD 4,8%, implant 2,8%,

kondom 1,3%, vasektomi dan tubektomi 7,7 %.12. Pada tahun 2009 peserta KB yang

tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02%

memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih AKDR/IUD dan lainnya

1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih non metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP). Sehingga metode KB MKJP seperti AKDR/IUD, implant, kontap pria

(MOP) dan kontap wanita (MOW) kurang diminati (Arum, 2009).

       Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk Sumatera Utara

berjumlah 12,98 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk rata rata 1,1% setiap

tahunnya. Persoalan kependudukan yang dihadapi Sumut dalam satu dekade terakhir

adalah masih tingginya angka kelahiran total yakni sebesar 3,8 per wanita usia subur,

penduduk miskin sebesar 11,31% atau 1,41 juta jiwa, angka pengangguran terbuka

sebesar 7,43%. Sementara angka kematian bayi, berdasarkan riset, kesehatan dasar
5




2010 adalah sebesar 22 per 1000 kelahiran, sementara kematian ibu hamil dan

bersalin sebesar 249 per 100.000 kelahiran. Ini adalah tantangan program keluarga

berencana untuk segera dipercepat disemua wilayah dan lini lapangan (BKKBN

Sumut, 2011).

       Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 2.326.172

pasangan (64,64%) dari seluruh pasangan usia subur (PUS). Realisasi peserta KB

aktif yang menggunakan kontrasepsi AKDR/IUD 153.627 peserta (10,22%), MOW

114.944 peserta (7,64%), MOP 5.029 peserta (0.33%), kondom 91.691 peserta

(6,10%), implant 133.741 peserta (8,89%), suntik 503.370 peserta (3,48%) dan pil

501.262 peserta (33,34%) (BKKBN Sumut, 2011).

       Di Kabupaten Deli Serdang, berdasarkan hasil laporan rapat kerja

pembangunan dan keluarga berencana provinsi Sumatera Utara Tahun 2010,

menunjukkan bahwa jumlah PUS pada tahun 2009 sebanyak 293.472 pasang, dengan

peserta akseptor KB aktif sebanyak 213.844 orang. Berdasarkan jenis kontrasepsi

yang digunakan, maka dapat dilihat bahwa peserta kontrasepsi AKDR/IUD 22.147

peserta (10,36%), kondom 15.408 peserta (7,21%), suntik 68.357 peserta (31,97%)

pil 80.761 peserta (37,77%), MOW 11.647 peserta (5,45%) dan MOP 282 peserta

(0,13%) (BKKBN Sumut, 2011).

       Pada tahun 2011, menunjukkan bahwa peserta KB baru berdasarkan jenis

kontrasepsi adalah kontrasepsi AKDR/IUD 3.666 peserta (6,65%), MOW 607 peserta

(1,10%), MOP 444 peserta (0,81), kondom 15.398 peserta (27,95%), implant 4.589
6




peserta (8,33%), suntik 13.593 peserta (24,67%) dan pil 16.796 (30,49%) dan

berdasarkan data Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Deli Serdang (2011), di

kecamatan Sibolangit merupakan yang ketiga terendah (16,67%) peserta KB baru

AKDR/IUD dari seluruh 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

       Rendahnya jumlah peserta KB AKDR/IUD disebabkan karena beberapa

faktor seperti : 1) Ketidaktahuan peserta tentang kelebihan KB AKDR/IUD. Dimana

pengetahuan terhadap alat kontrasepsi merupakan pertimbangan dalam menentukan

metode kontrasepsi yang digunakan. 2) Kualitas pelayanan KB, dilihat dari segi

ketersediaan alat kontrasepsi, ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan

medis teknis petugas pelayanan kesehatan (BKKBN, 2003). 3) Biaya pelayanan

AKDR/IUD yang mahal. 4) Adanya hambatan dukungan dari suami dalam

pemakaian alat kontrasepsi AKDR/IUD. 5) Adanya niat yang timbul dari adanya

sikap yang didasarkan pada kepercayaan (budaya), norma-norma di masyarakat dan

norma pokok yang ada dalam lingkungan. Salah satu norma yang dianut masyarakat

adalah pemasangan AKDR/IUD yang dilakukan di aurat (vagina) sehingga

menimbulkan perasaan malu/enggan untuk menggunakan AKDR/IUD.


       Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

penggunaan kontrasepsi AKDR/IUD adalah pemberi pelayanan kesehatan, fasilitas

pelayanan kesehatan yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan, keterjangkauan dan

kualitas, faktor budaya yaitu keyakinan, tradisi, nilai dan agama, faktor informasi

yaitu tenaga kesehatan, media massa/televisi, kelompok masyarakat, keluarga dan
7




pengalaman orang lain, karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, pekerjaan,

sosial ekonomi, faktor pengetahuan, pengalaman dan persepsi. Berdasarkan faktor-

faktor yang mempengaruhinya, konsumen akan memutuskan menggunakan alat

kontrasepsi AKDR/IUD.


       Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah kerja

Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang diperoleh bahwa pada tahun 2009

dilaporkan KB baru terdapat 18,25% peserta yang menggunakan metode kontrasepsi

MKJP dan 81,75% mengunakan non MKJP dengan kontrasepsi pil (43,35%), suntik

(32,98%) dan paling sedikit MOP/MOW (0,89%). Pada tahun 2010 dilaporkan dari

761 peserta KB aktif yang ada di kecamatan Sibolangit terdapat 410 peserta yang

menggunakan metode kontrasepsi non MKJP dan 351 menggunakan MKJP. Jenis

kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif ini adalah pil

(47,84%), suntik (42,18%), penggunaaan kondom (6,44%) dan paling sedikit IUD

(3,54%). Pada tahun 2011 dari 1009 peserta KB aktif, jenis kontrasepsi paling

banyak adalah suntik sebanyak 325 akseptor (32.21%), pil sebanyak 242 akseptor

(23.98%), implant sebanyak 228 akseptor (22,59%), penggunaaan kondom sebanyak

67 akseptor (6.64%), MOW sebanyak 88 akseptor (8,73%) dan paling sedikit IUD

sebanyak 59 akseptor (5,85%) (Profil Puskesmas Sibolangit, 2011).


       Melihat data tersebut bahwa metode non MKJP merupakan metode yang lebih

disukai oleh peserta KB aktif di kecamatan Sibolangit. Sama halnya dengan alasan

peserta KB baru selain harganya relatif lebih murah, metode non MKJP juga
8




dipandang masyarakat lebih aman dan lebih mudah untuk menggunakan atau tidak

menggunakannya lagi sesuai dengan keinginan peserta KB untuk kembali memiliki

anak. Akseptor KB di Wilayah Puskesmas Sibolangit memakai kontrasepsi yang

bertujuan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan mengakhiri

kehamilan atau kesuburan.


       Petugas tenaga kesehatan yang melayani akseptor KB di lapangan adalah

dokter sebanyak 4 orang, bidan sebanyak 25 orang dan BKB & PP UPT Deli

Serdang yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit sebanyak 10 orang.


       Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sibolangit tersebut,

menunjukkan faktor yang menyebabkan akseptor KB tidak memakai kontrasepsi

AKDR/IUD antara lain adalah umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan

suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga yang terlatih.


       Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti analisis faktor yang

berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas

Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.




1.2. Permasalahan


       Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah

apakah ada hubungan umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan suami,

budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga yang terlatih dalam
9




pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit

Kabupaten Deli Serdang.


1.3. Tujuan Penelitian


       Untuk menganalisis faktor (umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas,

dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga

terlatih) yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah

kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang dengan cara mengelompokkan

variabel yang diteliti menjadi faktor 1, faktor 2 dan seterusnya.




1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis


      Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang analisis

      faktor yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD


1.4.2. Manfaat Aplikatif


      Dengan diperolehnya faktor 1, 2, 3 dan seterusnya yang berhubungan dalam

      pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD sehingga dapat sebagai dasar untuk

      membuat suatu kebijakan.
10




                                       BAB 2


                             TINJAUAN PUSTAKA




2.1. Kontrasepsi


    Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah atau

melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang

matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi

adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Dalam menggunakan kontrasepsi,

keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan   tersebut   diklasifikasikan   dalam   tiga   kategori,   yaitu   menunda
11




kesuburan/kehamilan, mengatur menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kehamilan

atau kesuburan (Suratun, dkk, 2008).


     Cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya yaitu :


a.   Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.


b.   Melumpuhkan sperma.


c.   Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.




2.2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Intra Uterine Devices (IUD)


2.2.1. Pengertian


        AKDR/IUD adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke

uterus melalui kanalis servikalis dengan cara kerja utamanya adalah mencegah

pembuahan dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/paramedik lain yang

sudah dilatih (Pendit, dkk, 2006).
                                                                            10



2.2.2. Jenis AKDR/IUD


        Jenis AKDR/IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :


a. Copper-T
12




   AKDR/IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian

   vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini

   mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. AKDR/IUD

   berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya

   diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti

   fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.


b. Copper-7


   AKDR/IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

   pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan

   ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm², fungsinya sama

   dengan lilitan tembaga halus pada AKDR/IUD Copper-T.


c. Multi load


   AKDR/IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan

   kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah

   3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm²

   atau 375 mm² untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu

   standar, small dan mini.


d. Lippes loop
13




    AKDR/IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S

    bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes

    loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.

    Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C

    berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal

    (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.

    Keuntungan dari pemakaian AKDR/IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi,

    jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan

    plastik (Proverawati, dkk, 2010).




2.2.3. Efektifitas


        Sebagai kontrasepsi, AKDR/IUD dalam mencegah kehamilan mencapai 98%

hingga 100% bergantung pada jenis AKDR/IUD. Yang terbaru tipe Copper T

efektifitasnya sangat tinggi, bahkan selama 8 tahun penggunaan tidak ditemukan

adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun

ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan

ektopik (Meilani, 2010).




2.2.4. Mekanisme Kerja AKDR/IUD
14




       Mekanisme kerja AKDR/IUD adalah sebagai berikut :

a. Menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam tuba falopii

b. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

c. AKDR/IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun

   AKDR/IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan

   dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (Proverawati, dkk,

   2010).


2.2.5. Keuntungan AKDR/IUD

       Keuntungan dari AKDR/IUD ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.

b. AKDR/IUD dapat efektif segera setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang (dapat sampai 10 tahun tidak perlu diganti)

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, seperti pil atau suntik

e. Tidak memengaruhi hubungan seksual

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

h. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI seperti metode kontrasepsi

   hormonal
15




i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak

   terjadi infeksi)

j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)

k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

l. Dapat dilepas jika menginginkan anak lagi, karena tidak bersifat permanen

m. Tidak bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang

   terkandung didalamnya (Pinem, dkk, 2009).

n. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu

   kali motivasi

o. Tidak menimbukan efek sistematik

p. Efektivitas cukup tinggi

q. Reversible (Sarwono, 2009).


2.2.6. Kerugian

       Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan kontrasepsi AKDR/IUD

adalah :

a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang

   setelah 3 bulan) yaitu :

   1. Haid lebih lama dan banyak.

   2. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

   3. Saat haid lebih sakit.
16




b. Komplikasi lain :

   1. Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan.

   2. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan

       penyebab anemia.

   3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

c. Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS.

   1. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang

       sering berganti pasangan

   2. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

       AKDR/IUD, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas

   3. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan

       AKDR/IUD. Sering kali perempuan takut selama pemasangan

   4. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR/IUD.

       Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.

   5. Klien tidak dapat melepaskan AKDR/IUD sendiri

   6. Mungkin AKDR/IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila

       AKDR/IUD dipasang segera setelah melahirkan).

   7. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR/IUD

       untuk mencegah kehamilan normal (Proverawati, dkk, 2010).
17




2.2.7. Indikasi

a. Usia reproduktif

b. Telah mendapat persetujuan dari suami

c. Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang 5 cm.

d. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi.

e. Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun.

f. Dianjurkan sebagai pengganti pil KB bagi akseptor KB yang berumur diatas 30

   tahun.

g. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

h. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

i. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

j. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

k. Resiko rendah dari IMS

l. Tidak menghendaki metode hormonal (Saifuddin, 2003).


2.2.8. Kontraindikasi Pemakaian AKDR/IUD

       Menurut Meilani (2010), kontraindikasi pemakaian AKDR/IUD adalah :

a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)

b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)

c. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita abortus septic
18




e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat

   mempengaruhi kavum uteri

f. Kanker alat genital

g. Ukuran rongga panggul kurang dari 5 cm


2.2.9. Cara Pemasangan AKDR/IUD

     Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR/IUD setinggi mungkin dalam

rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu

serviks masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah

bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR/IUD dapat dilakukan oleh dokter

atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus

dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan

berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali (Hartanto,

2004).


2.3. Faktor-faktor dalam Memilih dan Menggunakan Alat Kontrasepsi

         Seperti kita ketahui sampai saat ini belum tersedia satu metode kontrasepsi

yang benar-benar 100% ideal atau sempurna. Pengalaman menunjukkan bahwa saat

ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafeteria atau

supermarket, yang artinya calon klien memilih sendiri metode kontrasepsi yang

diinginkannya. Menurut Hartanto (2004), faktor-faktor yang memengaruhi dalam

memilih metode kontrasepsi adalah :
19




a. Faktor pasangan, yang dapat memengaruhi motivasi dalam memilih metode

   kontrasepsi, yaitu meliputi : umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah anak

   yang diinginkan, pengalaman dengan alat kontrasepsi yang lalu, sikap dari

   individu sendiri dan sikap dari pasangan (suami).

b. Faktor kesehatan, yang dapat memengaruhi keadaan kontraindikasi absolute atau

   relative, yaitu meliputi : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,

   pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul.

c. Faktor metode kontrasepsi, yang berhubungan dengan tingkat penerimaan dan

   pemakaian yang berkesinambungan, yaitu meliputi: efektifitas, efek samping,

   kerugian, komplikasi-komplikasi yang potensial dan besarnya biaya.

      Menurut Proverawati, dkk (2010), beberapa kendala yang sering dijumpai

dilapangan   sehingga   masyarakat    masih    enggan   menggunakan     kontrasepsi

AKDR/IUD ini antara lain :

a. Pengetahuan/pemahaman yang salah tentang AKDR/IUD

   Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap

   pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. Beberapa temuan fakta memberikan

   implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka

   penggunaan kontrasepsi terutama AKDR/IUD juga menurun. Jika hanya sasaran

   para wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami kurang

   pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor

   ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan.
20




b. Pendidikan pasangan usia subur (PUS) yang rendah

   Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

   kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

   dan pelatihan. Pendidikan pasangan suami/istri yang rendah akan menyulitkan

   proses pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang

   AKDR/IUD juga terbatas.

   Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil pengindraan manusia atau

   hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Pengindraan

   terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran,

   penciuman, rasa dan raba (Notoadmojo, 2003).

                       Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

   penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Suatu perbuatan

   yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang

   tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam

   diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :

   a. Kesadaran (awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

      mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus).

   b. Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap

      subyek sudah mulai timbul.

   c. Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap

      stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak
21




   baik lagi.

d. Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

   dikehendaki oleh stimulus.

e. Adopsi (adoption), dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan

   pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

           Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup di dalam

   domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :

a. Tahu (know)

   Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

   sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

   kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

   dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini

   adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.


b. Memahami (comprehension)


   Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan menjelaskan secara benar

   tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut

   secara benar.


c. Aplikasi (application)


   Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

   dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
22




      diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, adanya

      prinsip terhadap obyek yang dipelajari.


   d. Analisis (analysis)


      Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke

      dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

      tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.


   e. Sintesis (synthesis)


      Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

      menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

      Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

      dari formulasi-formulasi yang ada.


   f. Evaluasi (evaluation)


      Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu justifikasi atau

      penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

      berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

      kriteria-kriteria yang telah ada.


c. Sikap dan pandangan negatif masyarakat

   Sikap ini juga berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang. Banyak

   mitos tentang AKDR/IUD seperti dapat mengganggu kenyamanan hubungan
23




   suami/istri, mudah terlepas jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan

   dan lain sebagainya.

d. Sosial budaya dan ekonomi

   Tingkat ekonomi memengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan

   karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus

   menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari segi

   keekonomisannya, kontrasepsi AKDR/IUD lebih murah dari KB suntik atau pil,

   tetapi terkadang orang melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk

   sekali pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali pasang, mungkin

   AKDR/IUD tampak jauh lebih mahal. Tetapi kalau dilihat jangka waktu

   penggunaannya tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan

   AKDR/IUD akan lebih murah dibandingkan KB suntik ataupun pil. AKDR/IUD

   bisa aktif selama 3-5 tahun tahun, bahkan seumur hidup atau sampai dengan

   menopause. Sedangkan KB suntik atau pil hanya mempunyai masa aktif 1-3

   bulan saja, yang artinya untuk mendapatkan efek yang sama dengan AKDR/IUD

   seseorang harus melakukan 12-36 kali suntikan bahkan berpuluh-puluh kali lipat



2.4. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Perilaku Penggunaan AKDR/IUD

       Faktor keputusan konsumen untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR/IUD

tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Adapun faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dapat dijelaskan dengan

Menurut Notoatmodjo (2010) yang dibedakan dalam tiga jenis yaitu :
24




a. Faktor predisposisi (predisposing factors)


   Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau

   motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah jenis kelamin, umur,

   pendidikan, pengetahuan, keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenaan dengan

   motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak.


b. Faktor pemungkin (enabling factors)


   Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang memungkinkan

   suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk dalam faktor pemungkin adalah

   lingkungan fisik, keterampilan petugas, sumber daya pribadi dan komunitas.

   Seperti tersedianya pelayanan kesehatan termasuk alat-alat kontrasepsi,

   keterjangkauan, kebijakan, peraturan dan perundangan.


c. Faktor pendorong (reinforcing factors)


   Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

   memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada

   tujuan dan jenis program. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

   kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

   masyarakat. Berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang memengaruhinya,

   konsumen akan memutuskan menggunakan alat kontrasepsi AKDR/IUD.
25




       Selanjutnya proses penggunaan alat kontrasepsi AKDR/IUD oleh masyarakat

atau konsumen dapat dijelaskan oleh Notoadmodjo (2010) yang mengutip pendapat

Anderson (1974) bahwa keputusan seseorang dalam menggunakan alat kontrasepsi

tertentu tergantung pada :


a. Karakteristik predisposisi (predisposing characteristic)


   Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu

   mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan maupun

   memakai alat kontrasepsi yang berbeda-beda. Karakteristik predisposisi dapat

   dibagi ke dalam 3 kelompok yakni :


   1. Ciri-ciri demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan dan jumlah

       anggota keluarga.


   2. Struktur sosial : jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, agama dan

       kesukuan.


   3. Kepercayaan kesehatan : keyakinan, sikap, pengetahuan terhadap pelayanan

       kesehatan, dokter dan penyakitnya.


b. Karakteristik pendukung (enabling characteristic)


   1.Sumber daya keluarga : penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa

     pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan.
26




   2.Sumber daya masyarakat : jumlah sarana pelayanan kesehatan, jumlah tenaga

     kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan lokasi sarana.


c. Karakteristik kebutuhan (need characteristik)


   Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan

   pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung itu ada.

   Karakteristik kebutuhan itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 kategori yakni :


   1. Perceived (subject assessment) : simptom, fungsi-fungsi yang terganggu,

     persepsi terhadap status kesehatannya.


   2. Evaluated (clinical diagnosis) : simptom dan diagnosis




2.5. Beberapa Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Perilaku Penggunaan

     AKDR/IUD


       Berdasarkan penelitian Imbarwati (2009), beberapa faktor yang berkaitan

dengan penggunaan KB AKDR/IUD pada peserta KB di Kecamatan Pedurangan

Kota Semarang adalah pengetahuan yang kurang baik tentang KB AKDR/IUD

semakin menjauhkan AKDR/IUD sebagai salah satu pilihan bagi akseptor KB,

Alasan yang mayoritas klien yang lebih memilih menggunakan KB non AKDR/IUD

salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang akan informasi yang benar
27




tentang AKDR/IUD sehingga menyebabkan mereka memiliki perasaan takut untuk

memilih alat kontrasepsi tersebut.


       Faktor pengetahuan suami sebagai pasangan dari peserta KB juga

berkontribusi cukup besar sebagai pendukung sekaligus penganjur istri dalam

menjatuhkan pilihan kontrasepsi. Suami yang memiliki pengetahuan cukup tentang

AKDR/IUD akan cenderung menganjurkan dan mengijinkan istrinya menggunakan

alat kontrasepsi jangka panjang tersebut. Perpaduan antara pengetahuan dan

dukungan suami dengan kemauan yang kuat dari istri dalam menetapkan pilihan pada

alat kontrasepsi non hormonal yang terbukti efektif tersebut membuahkan keputusan

yang bulat bagi kedua pasangan dalam memilih menggunakan kontrasepsi tersebut.


       Selain itu kualitas pelayanan KB yang tergambar dalam dua dimensi kualitas.

Dimensi pertama adalah gambaran ketersediaan berbagai pilihan metode kontrasepsi,

Dimensi mutu kedua dari kualitas pelayanan KB ternyata masih ada yang

dipersepsikan    kurang   baik   oleh      responden,   Dimensi     mutu   yang   ketiga

menggambarkan kemauan petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan dengan

cepat dan tepat, serta memberikan pelayanan dengan trampil. Dimensi yang keempat

menggambarkan      pengetahuan       dan    kemampuan     petugas     kesehatan   untuk

menimbulkan pemahaman dan kemantapan bagi klien dalam memilih salah satu

metode kontrasepsi serta keramahan dan kesopanan petugas. Dimensi kelima

tergambar dari    interaksi antara klien dan petugas kesehatan yang dinilai dari
28




kecakapan petugas untuk menciptakan suasana serta komunikasi dua arah untuk

membantu memahami kebutuhan dan memberi perhatian pada klien.


        Menurut penelitian Ekarini (2008), bahwa analisis faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pemilihan KB di Kecamatan Selo Kabupaten Bayolali adalah

pengetahuan berpengaruh terhadap pemilihan KB (OR = 18.712) artinya jika

pengetahuan ibu semakin baik maka peluang responden 18,712 kali untuk memilih

kontrasepsi jika dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan buruk, kualitas

pelayanan berpengaruh dengan pemilihan KB (OR = 17.152) artinya jika kualitas

pelayanan semakin baik maka peluang responden 17,152 kali untuk memilih

kontrasepsi jika dibandingkan dengan ibu dengan pelayanan yang tidak baik, sikap

ibu berpengaruh terhadap pemilihan KB (OR = 5.663) jika sikap ibu semakin baik

maka peluang responden 5,663 kali untuk memilih kontrasepsi jika dibandingkan

dengan ibu dengan sikap buruk, akses pelayanan berpengaruh terhadap pemilihan KB

(OR = 5.228) jika akses pelayanan semakin baik maka peluang responden 5,228 kali

untuk memilih kontrasepsi jika dibandingkan dengan akses pelayanan yang tidak

baik.




2.6. Landasan Teori


        Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

penggunaan kontrasepsi AKDR/IUD adalah pemberi pelayanan kesehatan, fasilitas

pelayanan kesehatan yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan, keterjangkauan dan
29




kualitas, faktor budaya yaitu keyakinan, tradisi, nilai dan agama, faktor informasi

yaitu tenaga kesehatan, media massa/televisi, kelompok masyarakat, keluarga dan

pengalaman orang lain, karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, pekerjaan,

sosial ekonomi, faktor pengetahuan, pengalaman dan persepsi. Berdasarkan faktor-

faktor yang mempengaruhinya, konsumen akan memutuskan menggunakan alat

kontrasepsi AKDR/IUD.




 Pemberi Pelayanan     Fasilitas pelayanan   Budaya        Informasi :
 Kesehatan :           kesehatan :           - Keyakinan   - Tenaga kesehatan
 - Bidan               - Ketersediaan        - Tradisi     - Komunikasi
 - Dokter              - Keterjangkauan      - Agama       - Kelompok masyarakat
                       - Kualitas            - Nilai       - Keluarga/suami
                                                           - Pengalaman orang lain
30




 Karakter individu
 / WUS :
 - Umur                                                  - Pengetahuan
 - Pendidikan                                            - Pengalaman
 - Pekerjaan
 - Sosial ekonomi


                                     Persepsi




                             Penggunaan KB AKDR/IUD




              Gambar 2.1 : Kerangka Teori Menurut Notoatmodjo (2010).


       Landasan teori menurut Notoatmodjo (2010) tidak semuanya akan diteliti

pada penelitian ini, dengan berbagai pertimbangan dan melihat situasi dilapangan

bahwa variabel yang diambil harus dapat diukur dan sesuai dengan kepustakaan yang

ada menurut peneliti. Variabel yang diambil adalah variabel umur, pendidikan,

pengetahuan, jumlah anak, dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi

dan ketersediaan tenaga terlatih.




2.7. Kerangka Konsep
31




Karakteristik ibu :

-   Umur

-   Pendidikan

-   Pengetahuan                                   Pemakaian AKDR/IUD

-   Paritas

-   Dukungan suami

-   Budaya




                      Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
32




                                          BAB 3

                              METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian

       Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

survey analitik melalui explanatory research yaitu penelitian yang mencoba untuk

menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi

AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun

2012. Survey explanatory research adalah menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel   melalui   pengujian    hipotesis.   Penelitian   ini   menggunakan

pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara variabel bebas dan terikat dengan model pendekatan point time atau

satu kali pengumpulan data secara observasi.


3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

       Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten

Deli Serdang. Alasan memilih lokasi ini karena pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD

di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang lebih rendah jika




                                                                                    30
33




dibandingkan dengan kontrasepsi jenis lain yaitu suntik (32.20%), pil (23.98%),

implant (22,59%), penggunaaan kondom (6.64%) dan paling sedikit IUD (5,84%).

3.2.2. Waktu Penelitian

       Penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai Juni 2012 yaitu mulai

melakukan penelusuran kepustakaan, penyusunan proposal, seminar proposal,

penelitian, analisis data dan penyusunan laporan akhir.




3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi

       Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menggunakan

kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli

Serdang tahun 2012.


3.3.2. Sampel

       Penentuan sampel pada penelitian ini adalah dengan seluruh anggota populasi

diangkat menjadi sampel berjumlah 59 orang.



3.4. Metode Pengumpulan Data


3.4.1. Jenis Data


a.     Data Primer
34




    Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner

    yang akan dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden.

b. Data Sekunder

    Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari

    dokumen atau catatan yang diperoleh dari Puskesmas Sibolangit, data demografi

    Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Kesehatan Kabupaten

    Deli Serdang.


3.4.2.   Uji Validitas dan Reliabilitas.

a. Uji Validitas

         Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment dan dilihat

penafsiran dan indeks korelasinya. Uji validitas dalam penelitian ini berhubungan

dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mengenai pengetahuan

ibu tentang kontrasepsi AKDR.

         Uji validitas bertujuan mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang

menunjukan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur

kolerasi antara variabel pada analisis reliabilitas dengan melihat nilai correlation

corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid

dan sebaliknya (Hidayat, 2010).

b. Reliabilitas

         Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat

ukur dapat dipergunakan atau tidak.
35




       Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan

(kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas

menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya,

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang

dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan,

maka berapa kali diambil tetap akan sama (Riwidikdo, 2009).

       Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercayai dengan menggunakan

metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel

(Riyanto 2009).

       Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada akseptor KB di wilayah kerja

Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Deli Serdang sebanyak 30 orang dengan asumsi

karakteristik akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit dan Puskesmas

Bandar Baru relatif sama.


3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah :

a. Umur adalah jumlah tahun hidup responden pada saat wawancara yang dihitung

   dari ulang tahun terakhir (dibulatkan pada yang lebih mendekati).
36




b. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh dan

     diselesaikan oleh responden dengan memperoleh ijazah.

c. Pengetahuan akseptor KB adalah segala sesuatu yang diketahui akseptor KB

     tentang kontrasepsi AKDR/IUD yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap

     responden.

d. Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan si ibu baik lahir hidup dan

     mati.

e. Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami untuk istri untuk

     mempergunakan kontrasepsi AKDR/IUD.

f.   Budaya adalah kondisi dimasyarakat yang berpengaruh terhadap penggunaan

     kontrasepsi AKDR/IUD.

g. Ketersediaan alat kontrasepsi adalah alat kontrasepsi AKDR/IUD yang tersedia

     apabila akseptor KB ingin mempergunakan AKDR/IUD di wilayah kerja

     Puskesmas Sibolangit.

h. Ketersediaan tenaga terlatih adalah tenaga terlatih yang tersedia apabila akseptor

     KB ingin mempergunakan AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit



3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Variabel Dependen
37




        Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel independen yaitu pemakaian kontrasepsi

AKDR/IUD.

3.6.2. Variabel Independen

      Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel

independen dari penelitian ini adalah umur, pendidikan, pengetahuan, paritas,

dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga

terlatih.



3.6.3. Metode Pengukuran

        Menurut Hidayat (2009) skala penilaian yang digunakan untuk mengukur

trait (sifat) kepribadian adalah skala penilaian Ranting Scale. Skala sperti ini akan

memberikan kerangka acuan untuk mencatat kesan pengamat. Penilai biasanya terdiri

dari beberapa orang dan penilai hendaknya orang-orang yang mengetahui bidang

yang dinilai. Penilaian yang dilakukan oleh satu orang umumnya dianggap kurang

reliabilitas (Nazir, 2009). Pada suatu pengukuran dengan menggunakan instrumen

observasi checklist dan ranting scale, peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan

kategori sistem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi suatu peristiwa

dan perilaku dari subjek (Nursalam, 2011).
38




       Maka skala penilaian yang digunakan untuk pengukuran variabel dependen

(terikat) dan variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah menggunakan

skala penilaian Rating Scale. Dalam model Rating Scale responden menjawab salah

saru jawaban data kuantitatif yang sudah tersedia (Riduan, 2010). Disini subyek

diminta untuk mengecek angka tertentu dari suatu garis tertentu dimana individu atau

subjek akan ditempatkan (Nazir, 2009). Pada pengukuran Rating Scale terdapat skala

1 sampai dengan 5, dimana 1 (sangat tidak setuju) dan 5 (sangat setuju). Di sini

responden disuruh menilai seberapa besar tingkat persetujuan responden dalam suatu

kejadian faktor pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.

                  1            2            3           4           5


Dimana : (1) Sangat Tidak setuju

          (2) Tidak Setuju

          (3) Netral

          (4) Sejutu

          (5) Sangat Setuju

Adapun rincian pertanyaan dari variabel yang diteliti dapat dilihat pada tabel 3.6.1

              Tabel 3.6.1. Rincian Pertanyaan Variabel yang Diteliti

 No Variabel                                       Skala                  Jumlah
                                                Pengukuran              Pertanyaan
  1   Umur                                        Interval                   1
  2   Pendidikan                                  Interval                   1
  3   Pengetahuan                                 Interval                   8
  5   Paritas                                     Interval                   1
  6   Dukungan suami                              Interval                   7
39




  7     Budaya                                     Interval               5
  8     Ketersediaan alat kontrasepsi              Interval               5
  9     Ketersediaan tenaga terlatih.              Interval               7


         Untuk pengukuran variabel berikut dibawah ini digunakan rumus rata-rata

hitung (arithmetic mean) untuk mendapatkan jumlah data dari variabel yang

ditentukan yaitu :

a. Variabel faktor pengetahuan terdiri dari 8 item pertanyaan

b. Variabel faktor dukungan suami dan ketersediaan tenaga terlatih terdiri dari 7

      item pertanyaan

c. Variabel faktor budaya dan ketersesiaan alat kontrasepsi terdiri dari 5 item

      pertanyaan

d. Variabel faktor umur, pendidikan dan paritas terdiri dari 1 item pertanyaan

         Rata-rata hitung adalah jumlah nilai data atau jumlah hasil seluruh observasi

dibagi dengan jumlah nilai data yang diobservasi tersebut (Machfoedz, I. 2011).


Rumus : x =    ∑x
                   n

Dimana : x = rata-rata jumlah

           ∑ = jumlah

            x = nilai tiap data yang diobservasi

            n = jumlah data yang diobservasi


3.7. Metode Analisis Data
40




       Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan

komputer dengan program SPSS. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan

menggunakan analisis faktor.

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis faktor yang diteliti adalah :

a. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analis faktor. Analisis faktor

   berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka ada korelasi yang cukup

   diatara variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka

   variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat seperti MSA atau

   Barlett’s Test dapat digunakan untuk keperluan ini.

b. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan “ekstraksi” variabel tersebut

   hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Metode pencarian faktor yang

   digunakan adalah principal components analysis dengan menentukan banyaknya

   faktor harus minimum dengan memperhitungkan varian maksimum dalam data

   untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat.

c. Vaktor yang terbentuk, dapat menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor

   yang ada.

d. Melakukan interpretasi terhadap faktor-faktor yang terbentuk.
41




                             DAFTAR PUSTAKA


Arum Setya N.D, dkk, 2009, Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Mitra
        Cendikia, Jogjakarta.
Augustin R. Intra, 2000, Urine Device as Mentod of Contraception. University
         Hospital of Obstetric and Gynecology University of Medicine Cluj-
         Napoca. Romania.

BKKBN, 2003, Informasi Keadilan dan Kesertaan Gender Dalam KB dan Kesehatan
       Reproduksi, Jakarta.

_______, 2006, Kumpulan Data Program Keluarga Berencana Nasional. Jakarta

_______, 2009, Journal of Akseptor KB di Indonesia (Internet). Available from :
         (http://www.bkkbn.com) (Accessed March 15, 2010).
_______, 2011, http://www.bkkbn.go.id/siaranpers/Pages/Pemerintah-Beri-Insentif-
         Pemasangan-IUD.aspx : tanggal diakses 31 Oktober 2011.
_______ Sumut, 2011, http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/10/30/
        63562/pentingnya_kb_tren_positif_warga_sumut/#.TyglfPlAHUg : tanggal
        diakses 01 Pebruari 2012.
42




Ekarini Bhakti SM, 2008, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap
         Pemilihan KB di Kecamatan Selo Kabupaten Bayolali, Tesis Undip,
         Semarang.
Hartanto, Hanafi, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pusaka Sinar Harapan,
          Jakarta.
Hidayat, 2009, Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi Untuk Tenaga Kesehatan,
          Trans Info Media, Jakarta.
Hidayat Alimul A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data,
         Salemba Medika, Jakarta.
Hidayati Ratna, 2009, Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi, Salemba
         Medika, Jakarta.
Imbarwati, 2009, Beberapa Faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD
         Pada Peserta KB Non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang,
         Tesis Undip, Semarang.
Machfoedz, I. 2011, Biostatistika, Fitramaya, Yogyakarata.

                                                                               39
Manuaba Gde. Ida Bagus, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
        Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.


Meilani Niken, dkk, 2010, Pelayanan Keluarga Berencana (dilengkapi dengan
         penuntun belajar), Fitramaya, Ygyakarta.


Nazir, M. 2009, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor.
Notoatmodjo, S. 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
         Pedoman Skrpsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba
         Medika, Jakarta.
Pendit Brahm U, dkk, 2006, Ragam Metode Kontrasepsi, Penerbit Buku Kedokteran,
          EGC, Jakarta.
Pinem Saroha, 2009, Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi, Trans Info Media,
        Jakarta.
43




Propil Puskesmas Siblangit Kabupaten Deli Serdang, 2011.
Proverawati Atikah, dkk, 2010, Panduan Memilih Kontrasepsi, Lengkap Dengan
         Panduan Praktek Pemasangan dan penggunaannya, Nuha Medika,
         Yogyakarta.
Riduwan, 2010, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta, Jakarta.
Riyanto Agus, 2009, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, Mitra Cendika Press,
        Yogyakarta.
Riwidikdo, Handoko, 2009, Statistik Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta.
Saifuddin, A.B, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina
          Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
____________, 2006, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina
        Pustaka, Jakarta.


Sarwono Prawirohardjo, 2009, Ilmu Kandungan, YBP-SP, Jakarta.


Sastroasmoro Sudigdo, 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-3,
         Sagung Seto, Jakarta.
Siswosudarmo HR, dkk, 2007, Teknologi Kontrasepsi, Gadjah Mada University
         Press, Yogyakarta.


Supranto, J. 2010, Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi, Rineka Cipta, Jakarta.


Suratun, dkk, 2008, Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi, Trans
          Info Media, Jakarta


Wibisono, 2003, Riset Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Wibowo, A. 2006, Materi Pelatihan Statistika Multivariat, Lembaga Penelitian dan
        pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.
44
45




Lampiran 1
                          KUESIONER PENELITIAN


   ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMAKAIAN
      KONTRASEPSI AKDR/IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
                SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG



I. Petunjuk Pengisian :

  a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan ibu untuk menjawab seluruh
      pertanyaan yang ada.

  b. Berilag tanda (X) pada salah satu nomor jawaban pada kolom pertanyaan di
      bawah ini, pilih sesuai dengan keadeaan atau kejadian yang sebenarnya.

  c. Jawablah pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan sebenarnya. Untuk
      jawaban Pertanyan “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dalam Pemakaian
      Kontrasepsi AKDR/IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten
      Deli Serdang”.

  d. Ada lima (5) pilihan jawaban yang sudah ditentukan, yaitu :

                 1           2            3          4             5

              Dimana : (1) Sangat Tidak setuju
                       (2) Tidak Setuju
                       (3) Netral
46




                           (4) Sejutu
                           (5) Sangat Setuju
       e. Penelitian ini hanya untuk kepentingan penelitian semata..




II. Indentitas Responden

       1. No. Responden      : …………….
                                                                                    42
       2. Umur                      : …………….

       3. Pendidikan                : ……………..

       4. Pekerjaan          : 1. PNS

                                        2. Pegawai Swasta

                                        3. Wirasasta

                                     4. IRT

                                        5. Petani

       5. Jumlah anak    : ……………




III.    Faktor-faktor     Yang    Berhubungan          Dalam   Pemakaian   Kontrasepsi
        AKDR/IUD


1. Faktor Umur

       Seberapa besar pendapat ibu bahwa umur dapat mempengaruhi seorang ibu dalam
       pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.
47




                1           2           3           4          5


2. Faktor Pendidikan

   Seberapa besar pendapat ibu bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
   seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.

                1           2           3           4          5




3. Faktor Pengetahuan

   Seberapa besar pendapat ibu bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
   seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.




   Misalnya Pengetahuan tentang :

   1. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD merupakan kontrasepsi yang relatif
    lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom

                1           2           3           4          5


   2. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD merupakan salah satu metode KB
    dengan jangka panjang
48




              1            2             3       4         5


3. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) sangat efektif karena tidak perlu
 lagi mengingat-ingat, seperti pil atau suntik

              1            2             3       4         5


4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD meningkatkan kenyamanan seksual
 karena tidak perlu takut untuk hamil.

              1            2             3       4         5


5. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD tidak menimbulkan efek samping
 hormonal.

              1            2             3       4         5


6. Keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD tidak mempengaruhi
 kualitas dan volume ASI.

              1            2             3       4         5


7. Keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD dapat dilepas jika
 menginginkan anak lagi, karena tidak bersifat permanen.

              1            2             3       4         5


8. Keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD          tidak bersifat
 karsinogen yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang terkandung
 didalamnya

              1            2             3       4         5
49




4. Faktor Paritas

   Seberapa besar pendapat ibu bahwa jumlah anak dapat mempengaruhi seorang
   ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.

                1          2           3          4         5


5. Faktor Dukungan Suami

   Seberapa besar pendapat ibu bahwa dukungan suami dapat mempengaruhi
   seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.



   Misalnya Dukungan Suami tentang :

   1.Suami menyarankan ibu untuk ber-KB

                1          2           3          4         5


   2. Suami mendampingi ibu dalam pemasangan KB AKDR/IUD

                1          2           3          4         5


   3. Suami menyediakan waktu dan fasilitas untuk pemasangan KB AKDR/IUD

                1          2           3          4         5


   4. Suami bersedia membiayai dalam pemasangan KB AKDR/IUD

                1          2            3          4         5
   5. Suami menghormati keputusan ibu dalam memilih KB yang akan digunakan

                1          2           3          4         5


   6. Suami memberikan dukungan moral dalam pemasangan KB AKDR/IUD

                1          2           3          4         5
50




   7. Suami memberikan dukungan emosional dalam pemasangan KB AKDR/IUD

                1          2           3          4          5




6. Faktor Budaya

   Seberapa besar pendapat ibu bahwa budaya dapat mempengaruhi seorang ibu
   dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.




   Misalnya Budaya tentang :

   1. Kontrasepsi AKDR/IUD tidak umum digunakan di tempat tinggal saya

                1          2           3          4          5


   2.Dalam keluarga pria/suami yang berperan dalam pengambilan keputusan untuk
    menggunakan metode kontrasepsi

                1          2           3          4          5


   3.Jumlah anak mempengaruhi keputusan untuk menggunakan metode kontrasepsi

                1          2           3          4          5


   4.Pemasangan AKDR/IUD tabu karena langsung dipasang ke dalam uterus

                1          2           3          4          5
51




   5.Pandangan dari masyarakat yang melarang atau mengharamkan penggunaan
    AKDR/ IUD

                  1          2            3           4          5


7. Faktor Ketersediaan Alat Kontrasepsi

   Seberapa besar pendapat ibu bahwa ketersediaan alat kontrasepsi dapat
   mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.




   Misalnya Ketersediaan Alat Kontrasepsi tentang :

   1. Ditempat pelayanan KB tersedia berbagai jenis KB termasuk IUD?

                  1          2            3           4          5


   2. Pada saat mau mempergunakan KB, petugas kesehatan terlebih dahulu
      memesan alat kontrasepsi?

                  1          2            3           4          5


   3. Menunggu waktu beberapa hari agar alat kontrasepsi yang mau dipergunakan
      tersedia?

                  1          2            3           4          5


   4. Pada saat ibu ingin ber KB, alat kontrasepsi tersedia di sarana kesehatan

                  1          2            3           4          5
52




   5. Jenis kontrasepsi yang diinginkan tersedia di sarana kesehatan?

                1            2            3           4          5




8. Faktor Ketersediaan Tenaga Terlatih

   Seberapa besar pendapat ibu bahwa ketersediaan tenaga terlatih dapat
   mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.



   Misalnya Ketersediaan Tenaga Terlatih tentang :

   1. Mendapatkan informasi dengan lengkap dan jelas metode-metode kontrasepsi
      dari pemberi pelayanan KB

                1            2            3           4          5


   2. Petugas menyarankan metode KB yang paling sesuai dengan kondisi ibu

                1            2            3           4          5


   3. Petugas mampu memberikan pelayanan KB yang sesuai dengan pilihan ibu

                1            2            3           4          5


   4. Petugas memberikan informasi dengan jelas keuntungan dan kerugian jenis
      KB pilihan ibu

                1            2            3           4          5
53




  5. Petugas kesehatan memberikan pelayanan KB dengan terampil

               1           2           3          4          5


  6. Petugas kesehatan memberikan pelayanan KB dengan cepat dan tepat

               1           2           3          4          5


  7. Ibu mudah mengerti atas penjelasan petugas seputar tentang masalah KB

              1          2         3              4          5
9. Alasan Memakai Kontrasepsi AKDR/IUD

  1. Alasan ibu memakai kontrasepsi AKDR/IUD?

     a. Menunda kehamilan

     b. Menjarangkan kehamilan

     c. Mengakhiri kehamilan

More Related Content

What's hot

Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruOperator Warnet Vast Raha
 
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010ahmad_sanusi
 
Analisis tentang paritas
Analisis tentang paritasAnalisis tentang paritas
Analisis tentang paritasirashahura
 
Paper UAS Final_Tadzkia Dara Ayunda
Paper UAS Final_Tadzkia Dara AyundaPaper UAS Final_Tadzkia Dara Ayunda
Paper UAS Final_Tadzkia Dara AyundaTadzkia Dara Ayunda
 
Bonus demografi
Bonus demografiBonus demografi
Bonus demografi하린 박
 
Bab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anak
Bab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anakBab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anak
Bab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anakBahurekso Kendal
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalSelfiNice
 
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuansakuramochi
 

What's hot (17)

159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2
159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2
159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
 
Dahlia
DahliaDahlia
Dahlia
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i kti
Bab i ktiBab i kti
Bab i kti
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Hubungan asfiksia dengan bayi baru lahir
Hubungan asfiksia dengan bayi baru lahirHubungan asfiksia dengan bayi baru lahir
Hubungan asfiksia dengan bayi baru lahir
 
Bab i edit
Bab i editBab i edit
Bab i edit
 
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
 
Analisis tentang paritas
Analisis tentang paritasAnalisis tentang paritas
Analisis tentang paritas
 
Paper UAS Final_Tadzkia Dara Ayunda
Paper UAS Final_Tadzkia Dara AyundaPaper UAS Final_Tadzkia Dara Ayunda
Paper UAS Final_Tadzkia Dara Ayunda
 
Bonus demografi
Bonus demografiBonus demografi
Bonus demografi
 
Bab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anak
Bab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anakBab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anak
Bab i Pertumbuhan bayi & perkembangan anak
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
 
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
 

Viewers also liked

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...Warnet Raha
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknWarnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...Warnet Raha
 
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga BerencanaFaktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencanapjj_kemenkes
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2pjj_kemenkes
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-iFajar Deilova
 
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Muh Saleh
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHdesy putri
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminariyudhi18
 

Viewers also liked (17)

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
 
12.04.616 dp
12.04.616 dp12.04.616 dp
12.04.616 dp
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga BerencanaFaktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Keluarga Berencana
 
Kuesioner
KuesionerKuesioner
Kuesioner
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
 
Kti
KtiKti
Kti
 
35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah
 
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Riskesdas 2013
Riskesdas 2013
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)
 

Similar to AKDR IUD DI KECAMATAN SIBOLANGIT

Contoh proposal penelitian hub
Contoh proposal penelitian hubContoh proposal penelitian hub
Contoh proposal penelitian hubbarondna09
 
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...DindaAyuPangestu
 
Ppt tugas sik
Ppt tugas sikPpt tugas sik
Ppt tugas sikerlinarga
 
Penyuluhan keluarga berencana (kb)
Penyuluhan keluarga berencana (kb)Penyuluhan keluarga berencana (kb)
Penyuluhan keluarga berencana (kb)DINI2015
 
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomiMakalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomiNova Ci Necis
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaChiyapuri
 
ASKEB KB IUD
ASKEB KB IUDASKEB KB IUD
ASKEB KB IUDmeiria5
 
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docxProposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docxELISSANTIKA2
 
MATERI PUS binjai pdf.pptx
MATERI PUS binjai pdf.pptxMATERI PUS binjai pdf.pptx
MATERI PUS binjai pdf.pptxPenaLangkat
 
Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratMidwife Wahyuni
 
7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docx7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docxholipah2
 
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsiModul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsiRafika Nur Handayani
 

Similar to AKDR IUD DI KECAMATAN SIBOLANGIT (20)

Kb askeb
Kb askebKb askeb
Kb askeb
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Contoh proposal penelitian hub
Contoh proposal penelitian hubContoh proposal penelitian hub
Contoh proposal penelitian hub
 
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
 
Ppt tugas sik
Ppt tugas sikPpt tugas sik
Ppt tugas sik
 
Penyuluhan keluarga berencana (kb)
Penyuluhan keluarga berencana (kb)Penyuluhan keluarga berencana (kb)
Penyuluhan keluarga berencana (kb)
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Chapter ii 3
Chapter ii 3Chapter ii 3
Chapter ii 3
 
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomiMakalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomi
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
ASKEB KB IUD
ASKEB KB IUDASKEB KB IUD
ASKEB KB IUD
 
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docxProposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
 
MATERI PUS binjai pdf.pptx
MATERI PUS binjai pdf.pptxMATERI PUS binjai pdf.pptx
MATERI PUS binjai pdf.pptx
 
Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia berat
 
7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docx7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docx
 
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsiModul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
 
Proposal & thesis
Proposal & thesisProposal & thesis
Proposal & thesis
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

AKDR IUD DI KECAMATAN SIBOLANGIT

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun dan pada tahun 2010 berdasarkan sensus penduduk mencapai 237 juta jiwa. Ledakan penduduk disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras menekan angka kelahiran hingga di bawah 237 juta jiwa per tahun (BKKBN, 2011). Salah satu program untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui program KB. Program KB memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah pasangan usia subur (PUS). Program pemerintah dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak kelahiran dengan program KB (Manuaba, 2010). Program ini diharapkan bisa mengubah minat mayoritas pengguna alat kontrasepsi jangka pendek menjadi kontrasepsi jangka panjang, dimana dinilai lebih praktis karena bisa bertahan dalam hitungan tahun. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan 1
  • 2. 2 melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi yang digunakan akseptor. Sesuai dengan tuntutan perkembangan program, maka program KB telah berkembang menjadi gerakan keluarga berencana nasional yang mencakup gerakan masyarakat. Gerakan keluarga berencana nasional disiapkan untuk membangun keluarga sejahtera dalam rangka membangun sumber daya manusia yang optimal, dengan ciri semakin meningkatnya peran serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan KB (Meilani, dkk, 2010). Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri seperti tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) tahun 2004-2009 adalah meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/intra uterine device (IUD), implant (susuk) dan sterilisasi. AKDR/IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan kehamilan. Keuntungan pemakaian AKDR/IUD yakni hanya memerlukan satu kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh, tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas (BKKBN, 2009). AKDR/IUD adalah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),
  • 3. 3 bentuknya bermacam-macam. AKDR/IUD adalah alat kontrasepsi yang efektifitasnya sangat tinggi, yaitu 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian, 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan (Hidayati, 2009). Paradigma baru program keluarga berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006). Gerakan KB nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Pada saat ini AKDR/IUD merupakan salah satu cara kontrasepsi yang paling populer dan diterima oleh program keluarga berencana di setiap negara. Diperkirakan sekitar 60-65 juta wanita di seluruh dunia memakainya, dengan pemakai terbanyak di Cina (Siswosudarmo, 2007). Pada saat ini diperkirakan memakai AKDR/IUD, 30% terdapat di Cina, 13% di Eropa, 5% di Amerika dan sekitar 6,7% di negara-negara berkembang (Augustin, 2000).
  • 4. 4 Survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 memperlihatkan proporsi peserta KB untuk semua tercatat sebesar 60,3%. Bila dirinci lebih lanjut proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (27,8%), diikuti oleh pil (13,2%), IUD (6,2%), implant atau susuk KB (4,3%) sterilisasi wanita (3,7%), kondom (0,9%), sterilisasi pria (0,4%), MAL (metode amenore laktasi) (0,1%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisional masing-masing menggunakan cara tradisional, pantang berkala (1,6%) maupun senggama terputus (1,5%) dan 0,5% cara lain (BKKBN, 2006). Pada tahun 2007 yang menggunakan alat kontrasepsi 61,4% yaitu sebanyak 31,6% menggunakan suntik, pil 13,2 %, AKDR/IUD 4,8%, implant 2,8%, kondom 1,3%, vasektomi dan tubektomi 7,7 %.12. Pada tahun 2009 peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih AKDR/IUD dan lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih non metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Sehingga metode KB MKJP seperti AKDR/IUD, implant, kontap pria (MOP) dan kontap wanita (MOW) kurang diminati (Arum, 2009). Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk Sumatera Utara berjumlah 12,98 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk rata rata 1,1% setiap tahunnya. Persoalan kependudukan yang dihadapi Sumut dalam satu dekade terakhir adalah masih tingginya angka kelahiran total yakni sebesar 3,8 per wanita usia subur, penduduk miskin sebesar 11,31% atau 1,41 juta jiwa, angka pengangguran terbuka sebesar 7,43%. Sementara angka kematian bayi, berdasarkan riset, kesehatan dasar
  • 5. 5 2010 adalah sebesar 22 per 1000 kelahiran, sementara kematian ibu hamil dan bersalin sebesar 249 per 100.000 kelahiran. Ini adalah tantangan program keluarga berencana untuk segera dipercepat disemua wilayah dan lini lapangan (BKKBN Sumut, 2011). Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 2.326.172 pasangan (64,64%) dari seluruh pasangan usia subur (PUS). Realisasi peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi AKDR/IUD 153.627 peserta (10,22%), MOW 114.944 peserta (7,64%), MOP 5.029 peserta (0.33%), kondom 91.691 peserta (6,10%), implant 133.741 peserta (8,89%), suntik 503.370 peserta (3,48%) dan pil 501.262 peserta (33,34%) (BKKBN Sumut, 2011). Di Kabupaten Deli Serdang, berdasarkan hasil laporan rapat kerja pembangunan dan keluarga berencana provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, menunjukkan bahwa jumlah PUS pada tahun 2009 sebanyak 293.472 pasang, dengan peserta akseptor KB aktif sebanyak 213.844 orang. Berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan, maka dapat dilihat bahwa peserta kontrasepsi AKDR/IUD 22.147 peserta (10,36%), kondom 15.408 peserta (7,21%), suntik 68.357 peserta (31,97%) pil 80.761 peserta (37,77%), MOW 11.647 peserta (5,45%) dan MOP 282 peserta (0,13%) (BKKBN Sumut, 2011). Pada tahun 2011, menunjukkan bahwa peserta KB baru berdasarkan jenis kontrasepsi adalah kontrasepsi AKDR/IUD 3.666 peserta (6,65%), MOW 607 peserta (1,10%), MOP 444 peserta (0,81), kondom 15.398 peserta (27,95%), implant 4.589
  • 6. 6 peserta (8,33%), suntik 13.593 peserta (24,67%) dan pil 16.796 (30,49%) dan berdasarkan data Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Deli Serdang (2011), di kecamatan Sibolangit merupakan yang ketiga terendah (16,67%) peserta KB baru AKDR/IUD dari seluruh 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Rendahnya jumlah peserta KB AKDR/IUD disebabkan karena beberapa faktor seperti : 1) Ketidaktahuan peserta tentang kelebihan KB AKDR/IUD. Dimana pengetahuan terhadap alat kontrasepsi merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi yang digunakan. 2) Kualitas pelayanan KB, dilihat dari segi ketersediaan alat kontrasepsi, ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan medis teknis petugas pelayanan kesehatan (BKKBN, 2003). 3) Biaya pelayanan AKDR/IUD yang mahal. 4) Adanya hambatan dukungan dari suami dalam pemakaian alat kontrasepsi AKDR/IUD. 5) Adanya niat yang timbul dari adanya sikap yang didasarkan pada kepercayaan (budaya), norma-norma di masyarakat dan norma pokok yang ada dalam lingkungan. Salah satu norma yang dianut masyarakat adalah pemasangan AKDR/IUD yang dilakukan di aurat (vagina) sehingga menimbulkan perasaan malu/enggan untuk menggunakan AKDR/IUD. Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR/IUD adalah pemberi pelayanan kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan, keterjangkauan dan kualitas, faktor budaya yaitu keyakinan, tradisi, nilai dan agama, faktor informasi yaitu tenaga kesehatan, media massa/televisi, kelompok masyarakat, keluarga dan
  • 7. 7 pengalaman orang lain, karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, faktor pengetahuan, pengalaman dan persepsi. Berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhinya, konsumen akan memutuskan menggunakan alat kontrasepsi AKDR/IUD. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang diperoleh bahwa pada tahun 2009 dilaporkan KB baru terdapat 18,25% peserta yang menggunakan metode kontrasepsi MKJP dan 81,75% mengunakan non MKJP dengan kontrasepsi pil (43,35%), suntik (32,98%) dan paling sedikit MOP/MOW (0,89%). Pada tahun 2010 dilaporkan dari 761 peserta KB aktif yang ada di kecamatan Sibolangit terdapat 410 peserta yang menggunakan metode kontrasepsi non MKJP dan 351 menggunakan MKJP. Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif ini adalah pil (47,84%), suntik (42,18%), penggunaaan kondom (6,44%) dan paling sedikit IUD (3,54%). Pada tahun 2011 dari 1009 peserta KB aktif, jenis kontrasepsi paling banyak adalah suntik sebanyak 325 akseptor (32.21%), pil sebanyak 242 akseptor (23.98%), implant sebanyak 228 akseptor (22,59%), penggunaaan kondom sebanyak 67 akseptor (6.64%), MOW sebanyak 88 akseptor (8,73%) dan paling sedikit IUD sebanyak 59 akseptor (5,85%) (Profil Puskesmas Sibolangit, 2011). Melihat data tersebut bahwa metode non MKJP merupakan metode yang lebih disukai oleh peserta KB aktif di kecamatan Sibolangit. Sama halnya dengan alasan peserta KB baru selain harganya relatif lebih murah, metode non MKJP juga
  • 8. 8 dipandang masyarakat lebih aman dan lebih mudah untuk menggunakan atau tidak menggunakannya lagi sesuai dengan keinginan peserta KB untuk kembali memiliki anak. Akseptor KB di Wilayah Puskesmas Sibolangit memakai kontrasepsi yang bertujuan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Petugas tenaga kesehatan yang melayani akseptor KB di lapangan adalah dokter sebanyak 4 orang, bidan sebanyak 25 orang dan BKB & PP UPT Deli Serdang yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit sebanyak 10 orang. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sibolangit tersebut, menunjukkan faktor yang menyebabkan akseptor KB tidak memakai kontrasepsi AKDR/IUD antara lain adalah umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga yang terlatih. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti analisis faktor yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah apakah ada hubungan umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga yang terlatih dalam
  • 9. 9 pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis faktor (umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga terlatih) yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang dengan cara mengelompokkan variabel yang diteliti menjadi faktor 1, faktor 2 dan seterusnya. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang analisis faktor yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD 1.4.2. Manfaat Aplikatif Dengan diperolehnya faktor 1, 2, 3 dan seterusnya yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD sehingga dapat sebagai dasar untuk membuat suatu kebijakan.
  • 10. 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu menunda
  • 11. 11 kesuburan/kehamilan, mengatur menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kehamilan atau kesuburan (Suratun, dkk, 2008). Cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya yaitu : a. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. b. Melumpuhkan sperma. c. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. 2.2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Intra Uterine Devices (IUD) 2.2.1. Pengertian AKDR/IUD adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis dengan cara kerja utamanya adalah mencegah pembuahan dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/paramedik lain yang sudah dilatih (Pendit, dkk, 2006). 10 2.2.2. Jenis AKDR/IUD Jenis AKDR/IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah : a. Copper-T
  • 12. 12 AKDR/IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. AKDR/IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. b. Copper-7 AKDR/IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm², fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada AKDR/IUD Copper-T. c. Multi load AKDR/IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm² atau 375 mm² untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small dan mini. d. Lippes loop
  • 13. 13 AKDR/IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian AKDR/IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik (Proverawati, dkk, 2010). 2.2.3. Efektifitas Sebagai kontrasepsi, AKDR/IUD dalam mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100% bergantung pada jenis AKDR/IUD. Yang terbaru tipe Copper T efektifitasnya sangat tinggi, bahkan selama 8 tahun penggunaan tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan ektopik (Meilani, 2010). 2.2.4. Mekanisme Kerja AKDR/IUD
  • 14. 14 Mekanisme kerja AKDR/IUD adalah sebagai berikut : a. Menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam tuba falopii b. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri c. AKDR/IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR/IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (Proverawati, dkk, 2010). 2.2.5. Keuntungan AKDR/IUD Keuntungan dari AKDR/IUD ini adalah sebagai berikut : a. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. b. AKDR/IUD dapat efektif segera setelah pemasangan c. Metode jangka panjang (dapat sampai 10 tahun tidak perlu diganti) d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, seperti pil atau suntik e. Tidak memengaruhi hubungan seksual f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A) h. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI seperti metode kontrasepsi hormonal
  • 15. 15 i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi) j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir) k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat l. Dapat dilepas jika menginginkan anak lagi, karena tidak bersifat permanen m. Tidak bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang terkandung didalamnya (Pinem, dkk, 2009). n. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali motivasi o. Tidak menimbukan efek sistematik p. Efektivitas cukup tinggi q. Reversible (Sarwono, 2009). 2.2.6. Kerugian Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan kontrasepsi AKDR/IUD adalah : a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan) yaitu : 1. Haid lebih lama dan banyak. 2. Perdarahan (spotting) antar menstruasi. 3. Saat haid lebih sakit.
  • 16. 16 b. Komplikasi lain : 1. Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan. 2. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. 3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar). c. Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS. 1. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan 2. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR/IUD, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas 3. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR/IUD. Sering kali perempuan takut selama pemasangan 4. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR/IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari. 5. Klien tidak dapat melepaskan AKDR/IUD sendiri 6. Mungkin AKDR/IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR/IUD dipasang segera setelah melahirkan). 7. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR/IUD untuk mencegah kehamilan normal (Proverawati, dkk, 2010).
  • 17. 17 2.2.7. Indikasi a. Usia reproduktif b. Telah mendapat persetujuan dari suami c. Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang 5 cm. d. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi. e. Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun. f. Dianjurkan sebagai pengganti pil KB bagi akseptor KB yang berumur diatas 30 tahun. g. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang h. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi i. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya j. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi k. Resiko rendah dari IMS l. Tidak menghendaki metode hormonal (Saifuddin, 2003). 2.2.8. Kontraindikasi Pemakaian AKDR/IUD Menurut Meilani (2010), kontraindikasi pemakaian AKDR/IUD adalah : a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil) b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi) c. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis) d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita abortus septic
  • 18. 18 e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri f. Kanker alat genital g. Ukuran rongga panggul kurang dari 5 cm 2.2.9. Cara Pemasangan AKDR/IUD Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR/IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu serviks masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR/IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali (Hartanto, 2004). 2.3. Faktor-faktor dalam Memilih dan Menggunakan Alat Kontrasepsi Seperti kita ketahui sampai saat ini belum tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal atau sempurna. Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafeteria atau supermarket, yang artinya calon klien memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkannya. Menurut Hartanto (2004), faktor-faktor yang memengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi adalah :
  • 19. 19 a. Faktor pasangan, yang dapat memengaruhi motivasi dalam memilih metode kontrasepsi, yaitu meliputi : umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah anak yang diinginkan, pengalaman dengan alat kontrasepsi yang lalu, sikap dari individu sendiri dan sikap dari pasangan (suami). b. Faktor kesehatan, yang dapat memengaruhi keadaan kontraindikasi absolute atau relative, yaitu meliputi : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul. c. Faktor metode kontrasepsi, yang berhubungan dengan tingkat penerimaan dan pemakaian yang berkesinambungan, yaitu meliputi: efektifitas, efek samping, kerugian, komplikasi-komplikasi yang potensial dan besarnya biaya. Menurut Proverawati, dkk (2010), beberapa kendala yang sering dijumpai dilapangan sehingga masyarakat masih enggan menggunakan kontrasepsi AKDR/IUD ini antara lain : a. Pengetahuan/pemahaman yang salah tentang AKDR/IUD Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. Beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama AKDR/IUD juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan.
  • 20. 20 b. Pendidikan pasangan usia subur (PUS) yang rendah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan pasangan suami/istri yang rendah akan menyulitkan proses pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang AKDR/IUD juga terbatas. Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut : a. Kesadaran (awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus). b. Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. c. Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak
  • 21. 21 baik lagi. d. Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adopsi (adoption), dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
  • 22. 22 diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, adanya prinsip terhadap obyek yang dipelajari. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Sikap dan pandangan negatif masyarakat Sikap ini juga berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang. Banyak mitos tentang AKDR/IUD seperti dapat mengganggu kenyamanan hubungan
  • 23. 23 suami/istri, mudah terlepas jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan dan lain sebagainya. d. Sosial budaya dan ekonomi Tingkat ekonomi memengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari segi keekonomisannya, kontrasepsi AKDR/IUD lebih murah dari KB suntik atau pil, tetapi terkadang orang melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali pasang, mungkin AKDR/IUD tampak jauh lebih mahal. Tetapi kalau dilihat jangka waktu penggunaannya tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan AKDR/IUD akan lebih murah dibandingkan KB suntik ataupun pil. AKDR/IUD bisa aktif selama 3-5 tahun tahun, bahkan seumur hidup atau sampai dengan menopause. Sedangkan KB suntik atau pil hanya mempunyai masa aktif 1-3 bulan saja, yang artinya untuk mendapatkan efek yang sama dengan AKDR/IUD seseorang harus melakukan 12-36 kali suntikan bahkan berpuluh-puluh kali lipat 2.4. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Perilaku Penggunaan AKDR/IUD Faktor keputusan konsumen untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR/IUD tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Adapun faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dapat dijelaskan dengan Menurut Notoatmodjo (2010) yang dibedakan dalam tiga jenis yaitu :
  • 24. 24 a. Faktor predisposisi (predisposing factors) Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan, keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak. b. Faktor pemungkin (enabling factors) Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk dalam faktor pemungkin adalah lingkungan fisik, keterampilan petugas, sumber daya pribadi dan komunitas. Seperti tersedianya pelayanan kesehatan termasuk alat-alat kontrasepsi, keterjangkauan, kebijakan, peraturan dan perundangan. c. Faktor pendorong (reinforcing factors) Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada tujuan dan jenis program. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang memengaruhinya, konsumen akan memutuskan menggunakan alat kontrasepsi AKDR/IUD.
  • 25. 25 Selanjutnya proses penggunaan alat kontrasepsi AKDR/IUD oleh masyarakat atau konsumen dapat dijelaskan oleh Notoadmodjo (2010) yang mengutip pendapat Anderson (1974) bahwa keputusan seseorang dalam menggunakan alat kontrasepsi tertentu tergantung pada : a. Karakteristik predisposisi (predisposing characteristic) Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan maupun memakai alat kontrasepsi yang berbeda-beda. Karakteristik predisposisi dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yakni : 1. Ciri-ciri demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan dan jumlah anggota keluarga. 2. Struktur sosial : jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, agama dan kesukuan. 3. Kepercayaan kesehatan : keyakinan, sikap, pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan, dokter dan penyakitnya. b. Karakteristik pendukung (enabling characteristic) 1.Sumber daya keluarga : penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan.
  • 26. 26 2.Sumber daya masyarakat : jumlah sarana pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan lokasi sarana. c. Karakteristik kebutuhan (need characteristik) Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung itu ada. Karakteristik kebutuhan itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 kategori yakni : 1. Perceived (subject assessment) : simptom, fungsi-fungsi yang terganggu, persepsi terhadap status kesehatannya. 2. Evaluated (clinical diagnosis) : simptom dan diagnosis 2.5. Beberapa Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Perilaku Penggunaan AKDR/IUD Berdasarkan penelitian Imbarwati (2009), beberapa faktor yang berkaitan dengan penggunaan KB AKDR/IUD pada peserta KB di Kecamatan Pedurangan Kota Semarang adalah pengetahuan yang kurang baik tentang KB AKDR/IUD semakin menjauhkan AKDR/IUD sebagai salah satu pilihan bagi akseptor KB, Alasan yang mayoritas klien yang lebih memilih menggunakan KB non AKDR/IUD salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang akan informasi yang benar
  • 27. 27 tentang AKDR/IUD sehingga menyebabkan mereka memiliki perasaan takut untuk memilih alat kontrasepsi tersebut. Faktor pengetahuan suami sebagai pasangan dari peserta KB juga berkontribusi cukup besar sebagai pendukung sekaligus penganjur istri dalam menjatuhkan pilihan kontrasepsi. Suami yang memiliki pengetahuan cukup tentang AKDR/IUD akan cenderung menganjurkan dan mengijinkan istrinya menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang tersebut. Perpaduan antara pengetahuan dan dukungan suami dengan kemauan yang kuat dari istri dalam menetapkan pilihan pada alat kontrasepsi non hormonal yang terbukti efektif tersebut membuahkan keputusan yang bulat bagi kedua pasangan dalam memilih menggunakan kontrasepsi tersebut. Selain itu kualitas pelayanan KB yang tergambar dalam dua dimensi kualitas. Dimensi pertama adalah gambaran ketersediaan berbagai pilihan metode kontrasepsi, Dimensi mutu kedua dari kualitas pelayanan KB ternyata masih ada yang dipersepsikan kurang baik oleh responden, Dimensi mutu yang ketiga menggambarkan kemauan petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat, serta memberikan pelayanan dengan trampil. Dimensi yang keempat menggambarkan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan untuk menimbulkan pemahaman dan kemantapan bagi klien dalam memilih salah satu metode kontrasepsi serta keramahan dan kesopanan petugas. Dimensi kelima tergambar dari interaksi antara klien dan petugas kesehatan yang dinilai dari
  • 28. 28 kecakapan petugas untuk menciptakan suasana serta komunikasi dua arah untuk membantu memahami kebutuhan dan memberi perhatian pada klien. Menurut penelitian Ekarini (2008), bahwa analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan KB di Kecamatan Selo Kabupaten Bayolali adalah pengetahuan berpengaruh terhadap pemilihan KB (OR = 18.712) artinya jika pengetahuan ibu semakin baik maka peluang responden 18,712 kali untuk memilih kontrasepsi jika dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan buruk, kualitas pelayanan berpengaruh dengan pemilihan KB (OR = 17.152) artinya jika kualitas pelayanan semakin baik maka peluang responden 17,152 kali untuk memilih kontrasepsi jika dibandingkan dengan ibu dengan pelayanan yang tidak baik, sikap ibu berpengaruh terhadap pemilihan KB (OR = 5.663) jika sikap ibu semakin baik maka peluang responden 5,663 kali untuk memilih kontrasepsi jika dibandingkan dengan ibu dengan sikap buruk, akses pelayanan berpengaruh terhadap pemilihan KB (OR = 5.228) jika akses pelayanan semakin baik maka peluang responden 5,228 kali untuk memilih kontrasepsi jika dibandingkan dengan akses pelayanan yang tidak baik. 2.6. Landasan Teori Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR/IUD adalah pemberi pelayanan kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan, keterjangkauan dan
  • 29. 29 kualitas, faktor budaya yaitu keyakinan, tradisi, nilai dan agama, faktor informasi yaitu tenaga kesehatan, media massa/televisi, kelompok masyarakat, keluarga dan pengalaman orang lain, karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, faktor pengetahuan, pengalaman dan persepsi. Berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhinya, konsumen akan memutuskan menggunakan alat kontrasepsi AKDR/IUD. Pemberi Pelayanan Fasilitas pelayanan Budaya Informasi : Kesehatan : kesehatan : - Keyakinan - Tenaga kesehatan - Bidan - Ketersediaan - Tradisi - Komunikasi - Dokter - Keterjangkauan - Agama - Kelompok masyarakat - Kualitas - Nilai - Keluarga/suami - Pengalaman orang lain
  • 30. 30 Karakter individu / WUS : - Umur - Pengetahuan - Pendidikan - Pengalaman - Pekerjaan - Sosial ekonomi Persepsi Penggunaan KB AKDR/IUD Gambar 2.1 : Kerangka Teori Menurut Notoatmodjo (2010). Landasan teori menurut Notoatmodjo (2010) tidak semuanya akan diteliti pada penelitian ini, dengan berbagai pertimbangan dan melihat situasi dilapangan bahwa variabel yang diambil harus dapat diukur dan sesuai dengan kepustakaan yang ada menurut peneliti. Variabel yang diambil adalah variabel umur, pendidikan, pengetahuan, jumlah anak, dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga terlatih. 2.7. Kerangka Konsep
  • 31. 31 Karakteristik ibu : - Umur - Pendidikan - Pengetahuan Pemakaian AKDR/IUD - Paritas - Dukungan suami - Budaya Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
  • 32. 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survey analitik melalui explanatory research yaitu penelitian yang mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2012. Survey explanatory research adalah menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel bebas dan terikat dengan model pendekatan point time atau satu kali pengumpulan data secara observasi. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih lokasi ini karena pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang lebih rendah jika 30
  • 33. 33 dibandingkan dengan kontrasepsi jenis lain yaitu suntik (32.20%), pil (23.98%), implant (22,59%), penggunaaan kondom (6.64%) dan paling sedikit IUD (5,84%). 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai Juni 2012 yaitu mulai melakukan penelusuran kepustakaan, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian, analisis data dan penyusunan laporan akhir. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menggunakan kontrasepsi AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2012. 3.3.2. Sampel Penentuan sampel pada penelitian ini adalah dengan seluruh anggota populasi diangkat menjadi sampel berjumlah 59 orang. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data a. Data Primer
  • 34. 34 Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner yang akan dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden. b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Puskesmas Sibolangit, data demografi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. 3.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment dan dilihat penafsiran dan indeks korelasinya. Uji validitas dalam penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mengenai pengetahuan ibu tentang kontrasepsi AKDR. Uji validitas bertujuan mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur kolerasi antara variabel pada analisis reliabilitas dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya (Hidayat, 2010). b. Reliabilitas Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat dipergunakan atau tidak.
  • 35. 35 Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama (Riwidikdo, 2009). Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercayai dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel (Riyanto 2009). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Deli Serdang sebanyak 30 orang dengan asumsi karakteristik akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit dan Puskesmas Bandar Baru relatif sama. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional Adapun definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah : a. Umur adalah jumlah tahun hidup responden pada saat wawancara yang dihitung dari ulang tahun terakhir (dibulatkan pada yang lebih mendekati).
  • 36. 36 b. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh dan diselesaikan oleh responden dengan memperoleh ijazah. c. Pengetahuan akseptor KB adalah segala sesuatu yang diketahui akseptor KB tentang kontrasepsi AKDR/IUD yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden. d. Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan si ibu baik lahir hidup dan mati. e. Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami untuk istri untuk mempergunakan kontrasepsi AKDR/IUD. f. Budaya adalah kondisi dimasyarakat yang berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi AKDR/IUD. g. Ketersediaan alat kontrasepsi adalah alat kontrasepsi AKDR/IUD yang tersedia apabila akseptor KB ingin mempergunakan AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit. h. Ketersediaan tenaga terlatih adalah tenaga terlatih yang tersedia apabila akseptor KB ingin mempergunakan AKDR/IUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Variabel Dependen
  • 37. 37 Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen yaitu pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. 3.6.2. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dari penelitian ini adalah umur, pendidikan, pengetahuan, paritas, dukungan suami, budaya, ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga terlatih. 3.6.3. Metode Pengukuran Menurut Hidayat (2009) skala penilaian yang digunakan untuk mengukur trait (sifat) kepribadian adalah skala penilaian Ranting Scale. Skala sperti ini akan memberikan kerangka acuan untuk mencatat kesan pengamat. Penilai biasanya terdiri dari beberapa orang dan penilai hendaknya orang-orang yang mengetahui bidang yang dinilai. Penilaian yang dilakukan oleh satu orang umumnya dianggap kurang reliabilitas (Nazir, 2009). Pada suatu pengukuran dengan menggunakan instrumen observasi checklist dan ranting scale, peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan kategori sistem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi suatu peristiwa dan perilaku dari subjek (Nursalam, 2011).
  • 38. 38 Maka skala penilaian yang digunakan untuk pengukuran variabel dependen (terikat) dan variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah menggunakan skala penilaian Rating Scale. Dalam model Rating Scale responden menjawab salah saru jawaban data kuantitatif yang sudah tersedia (Riduan, 2010). Disini subyek diminta untuk mengecek angka tertentu dari suatu garis tertentu dimana individu atau subjek akan ditempatkan (Nazir, 2009). Pada pengukuran Rating Scale terdapat skala 1 sampai dengan 5, dimana 1 (sangat tidak setuju) dan 5 (sangat setuju). Di sini responden disuruh menilai seberapa besar tingkat persetujuan responden dalam suatu kejadian faktor pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. 1 2 3 4 5 Dimana : (1) Sangat Tidak setuju (2) Tidak Setuju (3) Netral (4) Sejutu (5) Sangat Setuju Adapun rincian pertanyaan dari variabel yang diteliti dapat dilihat pada tabel 3.6.1 Tabel 3.6.1. Rincian Pertanyaan Variabel yang Diteliti No Variabel Skala Jumlah Pengukuran Pertanyaan 1 Umur Interval 1 2 Pendidikan Interval 1 3 Pengetahuan Interval 8 5 Paritas Interval 1 6 Dukungan suami Interval 7
  • 39. 39 7 Budaya Interval 5 8 Ketersediaan alat kontrasepsi Interval 5 9 Ketersediaan tenaga terlatih. Interval 7 Untuk pengukuran variabel berikut dibawah ini digunakan rumus rata-rata hitung (arithmetic mean) untuk mendapatkan jumlah data dari variabel yang ditentukan yaitu : a. Variabel faktor pengetahuan terdiri dari 8 item pertanyaan b. Variabel faktor dukungan suami dan ketersediaan tenaga terlatih terdiri dari 7 item pertanyaan c. Variabel faktor budaya dan ketersesiaan alat kontrasepsi terdiri dari 5 item pertanyaan d. Variabel faktor umur, pendidikan dan paritas terdiri dari 1 item pertanyaan Rata-rata hitung adalah jumlah nilai data atau jumlah hasil seluruh observasi dibagi dengan jumlah nilai data yang diobservasi tersebut (Machfoedz, I. 2011). Rumus : x = ∑x n Dimana : x = rata-rata jumlah ∑ = jumlah x = nilai tiap data yang diobservasi n = jumlah data yang diobservasi 3.7. Metode Analisis Data
  • 40. 40 Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer dengan program SPSS. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis faktor yang diteliti adalah : a. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analis faktor. Analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka ada korelasi yang cukup diatara variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat seperti MSA atau Barlett’s Test dapat digunakan untuk keperluan ini. b. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan “ekstraksi” variabel tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Metode pencarian faktor yang digunakan adalah principal components analysis dengan menentukan banyaknya faktor harus minimum dengan memperhitungkan varian maksimum dalam data untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat. c. Vaktor yang terbentuk, dapat menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang ada. d. Melakukan interpretasi terhadap faktor-faktor yang terbentuk.
  • 41. 41 DAFTAR PUSTAKA Arum Setya N.D, dkk, 2009, Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Mitra Cendikia, Jogjakarta. Augustin R. Intra, 2000, Urine Device as Mentod of Contraception. University Hospital of Obstetric and Gynecology University of Medicine Cluj- Napoca. Romania. BKKBN, 2003, Informasi Keadilan dan Kesertaan Gender Dalam KB dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta. _______, 2006, Kumpulan Data Program Keluarga Berencana Nasional. Jakarta _______, 2009, Journal of Akseptor KB di Indonesia (Internet). Available from : (http://www.bkkbn.com) (Accessed March 15, 2010). _______, 2011, http://www.bkkbn.go.id/siaranpers/Pages/Pemerintah-Beri-Insentif- Pemasangan-IUD.aspx : tanggal diakses 31 Oktober 2011. _______ Sumut, 2011, http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/10/30/ 63562/pentingnya_kb_tren_positif_warga_sumut/#.TyglfPlAHUg : tanggal diakses 01 Pebruari 2012.
  • 42. 42 Ekarini Bhakti SM, 2008, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pemilihan KB di Kecamatan Selo Kabupaten Bayolali, Tesis Undip, Semarang. Hartanto, Hanafi, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pusaka Sinar Harapan, Jakarta. Hidayat, 2009, Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi Untuk Tenaga Kesehatan, Trans Info Media, Jakarta. Hidayat Alimul A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta. Hidayati Ratna, 2009, Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi, Salemba Medika, Jakarta. Imbarwati, 2009, Beberapa Faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta KB Non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Tesis Undip, Semarang. Machfoedz, I. 2011, Biostatistika, Fitramaya, Yogyakarata. 39 Manuaba Gde. Ida Bagus, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. Meilani Niken, dkk, 2010, Pelayanan Keluarga Berencana (dilengkapi dengan penuntun belajar), Fitramaya, Ygyakarta. Nazir, M. 2009, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor. Notoatmodjo, S. 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skrpsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Pendit Brahm U, dkk, 2006, Ragam Metode Kontrasepsi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. Pinem Saroha, 2009, Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi, Trans Info Media, Jakarta.
  • 43. 43 Propil Puskesmas Siblangit Kabupaten Deli Serdang, 2011. Proverawati Atikah, dkk, 2010, Panduan Memilih Kontrasepsi, Lengkap Dengan Panduan Praktek Pemasangan dan penggunaannya, Nuha Medika, Yogyakarta. Riduwan, 2010, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta, Jakarta. Riyanto Agus, 2009, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta. Riwidikdo, Handoko, 2009, Statistik Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta. Saifuddin, A.B, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. ____________, 2006, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Sarwono Prawirohardjo, 2009, Ilmu Kandungan, YBP-SP, Jakarta. Sastroasmoro Sudigdo, 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-3, Sagung Seto, Jakarta. Siswosudarmo HR, dkk, 2007, Teknologi Kontrasepsi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Supranto, J. 2010, Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi, Rineka Cipta, Jakarta. Suratun, dkk, 2008, Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi, Trans Info Media, Jakarta Wibisono, 2003, Riset Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wibowo, A. 2006, Materi Pelatihan Statistika Multivariat, Lembaga Penelitian dan pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.
  • 44. 44
  • 45. 45 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR/IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG I. Petunjuk Pengisian : a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada. b. Berilag tanda (X) pada salah satu nomor jawaban pada kolom pertanyaan di bawah ini, pilih sesuai dengan keadeaan atau kejadian yang sebenarnya. c. Jawablah pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan sebenarnya. Untuk jawaban Pertanyan “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dalam Pemakaian Kontrasepsi AKDR/IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang”. d. Ada lima (5) pilihan jawaban yang sudah ditentukan, yaitu : 1 2 3 4 5 Dimana : (1) Sangat Tidak setuju (2) Tidak Setuju (3) Netral
  • 46. 46 (4) Sejutu (5) Sangat Setuju e. Penelitian ini hanya untuk kepentingan penelitian semata.. II. Indentitas Responden 1. No. Responden : ……………. 42 2. Umur : ……………. 3. Pendidikan : …………….. 4. Pekerjaan : 1. PNS 2. Pegawai Swasta 3. Wirasasta 4. IRT 5. Petani 5. Jumlah anak : …………… III. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dalam Pemakaian Kontrasepsi AKDR/IUD 1. Faktor Umur Seberapa besar pendapat ibu bahwa umur dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD.
  • 47. 47 1 2 3 4 5 2. Faktor Pendidikan Seberapa besar pendapat ibu bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. 1 2 3 4 5 3. Faktor Pengetahuan Seberapa besar pendapat ibu bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. Misalnya Pengetahuan tentang : 1. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD merupakan kontrasepsi yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom 1 2 3 4 5 2. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD merupakan salah satu metode KB dengan jangka panjang
  • 48. 48 1 2 3 4 5 3. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, seperti pil atau suntik 1 2 3 4 5 4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. 1 2 3 4 5 5. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD tidak menimbulkan efek samping hormonal. 1 2 3 4 5 6. Keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. 1 2 3 4 5 7. Keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD dapat dilepas jika menginginkan anak lagi, karena tidak bersifat permanen. 1 2 3 4 5 8. Keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/IUD tidak bersifat karsinogen yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang terkandung didalamnya 1 2 3 4 5
  • 49. 49 4. Faktor Paritas Seberapa besar pendapat ibu bahwa jumlah anak dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. 1 2 3 4 5 5. Faktor Dukungan Suami Seberapa besar pendapat ibu bahwa dukungan suami dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. Misalnya Dukungan Suami tentang : 1.Suami menyarankan ibu untuk ber-KB 1 2 3 4 5 2. Suami mendampingi ibu dalam pemasangan KB AKDR/IUD 1 2 3 4 5 3. Suami menyediakan waktu dan fasilitas untuk pemasangan KB AKDR/IUD 1 2 3 4 5 4. Suami bersedia membiayai dalam pemasangan KB AKDR/IUD 1 2 3 4 5 5. Suami menghormati keputusan ibu dalam memilih KB yang akan digunakan 1 2 3 4 5 6. Suami memberikan dukungan moral dalam pemasangan KB AKDR/IUD 1 2 3 4 5
  • 50. 50 7. Suami memberikan dukungan emosional dalam pemasangan KB AKDR/IUD 1 2 3 4 5 6. Faktor Budaya Seberapa besar pendapat ibu bahwa budaya dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. Misalnya Budaya tentang : 1. Kontrasepsi AKDR/IUD tidak umum digunakan di tempat tinggal saya 1 2 3 4 5 2.Dalam keluarga pria/suami yang berperan dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan metode kontrasepsi 1 2 3 4 5 3.Jumlah anak mempengaruhi keputusan untuk menggunakan metode kontrasepsi 1 2 3 4 5 4.Pemasangan AKDR/IUD tabu karena langsung dipasang ke dalam uterus 1 2 3 4 5
  • 51. 51 5.Pandangan dari masyarakat yang melarang atau mengharamkan penggunaan AKDR/ IUD 1 2 3 4 5 7. Faktor Ketersediaan Alat Kontrasepsi Seberapa besar pendapat ibu bahwa ketersediaan alat kontrasepsi dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. Misalnya Ketersediaan Alat Kontrasepsi tentang : 1. Ditempat pelayanan KB tersedia berbagai jenis KB termasuk IUD? 1 2 3 4 5 2. Pada saat mau mempergunakan KB, petugas kesehatan terlebih dahulu memesan alat kontrasepsi? 1 2 3 4 5 3. Menunggu waktu beberapa hari agar alat kontrasepsi yang mau dipergunakan tersedia? 1 2 3 4 5 4. Pada saat ibu ingin ber KB, alat kontrasepsi tersedia di sarana kesehatan 1 2 3 4 5
  • 52. 52 5. Jenis kontrasepsi yang diinginkan tersedia di sarana kesehatan? 1 2 3 4 5 8. Faktor Ketersediaan Tenaga Terlatih Seberapa besar pendapat ibu bahwa ketersediaan tenaga terlatih dapat mempengaruhi seorang ibu dalam pemakaian kontrasepsi AKDR/IUD. Misalnya Ketersediaan Tenaga Terlatih tentang : 1. Mendapatkan informasi dengan lengkap dan jelas metode-metode kontrasepsi dari pemberi pelayanan KB 1 2 3 4 5 2. Petugas menyarankan metode KB yang paling sesuai dengan kondisi ibu 1 2 3 4 5 3. Petugas mampu memberikan pelayanan KB yang sesuai dengan pilihan ibu 1 2 3 4 5 4. Petugas memberikan informasi dengan jelas keuntungan dan kerugian jenis KB pilihan ibu 1 2 3 4 5
  • 53. 53 5. Petugas kesehatan memberikan pelayanan KB dengan terampil 1 2 3 4 5 6. Petugas kesehatan memberikan pelayanan KB dengan cepat dan tepat 1 2 3 4 5 7. Ibu mudah mengerti atas penjelasan petugas seputar tentang masalah KB 1 2 3 4 5 9. Alasan Memakai Kontrasepsi AKDR/IUD 1. Alasan ibu memakai kontrasepsi AKDR/IUD? a. Menunda kehamilan b. Menjarangkan kehamilan c. Mengakhiri kehamilan