Dokumen tersebut membahas tentang migrasi ke Kalimantan Selatan dan pengaruhnya terhadap dinamika penduduk dan kesempatan kerja. Migrasi meningkatkan jumlah penduduk Kalimantan Selatan dan sebagian besar migran berasal dari Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Migrasi mempengaruhi peningkatan angkatan kerja di sektor formal dan informal, dengan migran lebih banyak bekerja di sektor formal sedang
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Migran Risen di Kal Sel
1. Puslit Kependudukan
Univ.Lambung Mangkurat
Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan POLICY BRIEF
Perwakilan Badan Kependudukan dan KB Nasional Provinsi Kalimantan Selatan 1
Kejadian migrasi
igrasi merupakan respon penduduk
terhadap kepadatan dan distribusi penduduk
yang tidak merata antar wilayah di Indonsia.
Kejadian migrasi juga merupakan hak Azasi
manusia yang diatur dalam UU Hak Azasi
Manusia No.39 Th 1999, yang menyatakan
bahwa setiap warganegara Indonesia berhak
untuk secara bebas bergerak, berpindah dan
bertempat tinggal dalam wilayah Republik
Indonesia. Oleh karena itu daerah tidak boleh
melarang seseorang untuk berpindah tempat
guna memperbaiki kehidupannya. Migrasi
timbul karena adanya faktor pendorong dari
daerah asal dan faktor penarik di daerah
tujuannya.
Kalimantan Selatan sebagai salah satu
daerah penerima transmigrasi juga menjadi
salah satu daerah yang menjadi tujuan para
migran dari luar daerah Kal-Sel yang
dilakukan secara spontan atau di luar program
transmigrasi. Kejadian migrasi ini akan
mempengaruhi dinamika kependudukan
seperti jumlah, komposisi dan pertumbuhan
penduduk suatu wilayah baik wilayah asal
maupun wilayah tujuan. Demikian halnya
dengan jumlah penduduk Kalimantan Selatan.
Hasil SP 2010 jumlah penduduknya
3.626.616 ada penambahan sekitar 642.590
orang dari tahun 2000. Sebanyak 6,6 % tahun
2010 ini adalah migrant risen yang masuk ke
Kalimantan Selatan, terjadi peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun 2000 yang hanya
1,07%. Meningkatnya migrant risen yang
masuk ke Kal-Sel antara lain karena investasi
di sektor pertambangan dan perkebunan yang
marak sekitar 5 tahunan ini. Hal ini akan
berdampak pada kesempatan kerja baik bagi
para migrant risen maupun non migran, baik
di sektor Formal maupun Informal.
Berdasarkan hasil SP 2010 pola
migrant yang masuk ke Kalimantan Selatan
lebih banyak yang berasal dari Jawa Timur,
Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan
Kalimantan Timur, seperti terlihat pada
gambar berikut.
Gambar 1. Pola Migran Risen Masuk Ke
Kal-Sel hasil SP 2010
Dari aspek status kegiatan, tampak para
migran risen yang masuk 63,1% bekerja dari
seluruh angkatan kerjanya, sedangkan
penduduk non migran sendiri yang masuk
dalam usia angkatan kerja hanya 55% yang
bekerja.
Migran risen yang bekerja di sektor
Formal sebanyak 67,40%, dan di sektor
Informal ada 32,60%. Sementara itu
penduduk non migran yang bekerja di sektor
Formal lebih sedikit yakni hanya sekitar
35,50%, mereka lebih banyak bekerja di
sektor Informal yakni sebanyak 64,5%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa status
Migran Risen Masuk Dan Kesempatan
Kerja
Di Sektor Informal Dan Formal Di
Provinsi Kalimantan Selatan
Oleh :
Ir.Hj.Eka Radiah,M.Si, Ir.Hj.Nuri Dewi Yanti,M.Sc,Ph.D
NanggroeAcehD
Sumbar
Jambi
Bengkulu
BangkaBelitung
DKIJkt
Jateng
Jatim
Bali
NTT
Kalteng
Sulut
Sulsel
Gorontalo
Maluku
PapuaBarat
0.12
1.46
0.390.460.230.610.090.610.10.19
3.57
6.24
14.39
1.94
29.54
0.850.55
1.31
1.99
0.99
17.73
10.73
0.440.39
3.87
0.210.060.510.120.060.040.21
%
2. Puslit Kependudukan
Univ.Lambung Mangkurat
Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan POLICY BRIEF
Perwakilan Badan Kependudukan dan KB Nasional Provinsi Kalimantan Selatan 2
pekerjaan migran risen lebih banyak di sektor
Formal, sedangkan non migran lebih banyak
bekerja di sektor Informal.
Gambar 2. Migran Risen dan Non Migran
yang bekerja di sektor Formal
dan Informal di Prov Kal-Sel
Karakteristik migran risen yang masuk ke
Kalimantan Selatan dilihat dari jenis kelamin,
mereka yang bekerja baik di sektor Formal
maupun Informal ternyata lebih banyak laki-
laki dari pada perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa laki-laki lah yang
bertanggung jawab terhadap kehidupan
ekonomi rumah tangganya.
Dari aspek pendidikan, pekerja dari migrant
risen yang bekerja di sektor Formal
berpendidikan lebih tinggi (Tamat SLTA+)
dibandingkan dengan yang bekerja di sektor
Informal yang hanya tamat SLTP ke bawah
(berpendidikan rendah).
Dari aspek umur, pekerja di sektor Formal
relative lebih muda dibandingkan dengan
pekerja di sektor Informal baik dari pekerja
migrant risen maupun non migran. Selain itu
bagi pekerja yang berasal dari migrant risen
yang bekerja di sektor Formal umumnya
bertempat tinggal di kota, seperti di ibukota
kecamatan ataupun di ibukota kabupaten,
sedangkan yang bekerja di sektor Informal
lebih banyak bertempat tinggal di desa.
Rekomendasi
1. Rendahnya pendidikan pekerja di sektor
Informal dari pekerja migrant risen
memungkinkan mereka menghadapi
berbagai kendala terkait kependudukan
dan KB yakni budaya jumlah anak yang
dibawanya serta, orientasi terhadap
percepatan usia perkawinan, sebab meski
mereka yang berusia muda namun sudah
berpenghasilan.
2. Hasil penelitian ini perlu ditindaklanjuti,
terutama mengenai berapa banyak
migran yang tidak bekerja, sebab akan
menimbulak pemasalahan kependudukan
yang baru jika tidak disikapi dengan
cermat.
Daftar Pustaka
1. ---------------,1994. Mobilitas penduduk
dan globalisasi. Warta Demografi FE-UI
tahun ke-24 no.3.LDFE-UI.Jakarta
2. ------------- ,2007.Dasar-Dasar Demografi
LDFE-UI.Jakarta
3. Hidayat,1990. Ekonomi dan kesempatan
Kerja (kajian sektor Informal : Teoritis
dan Empiris). LIPI- LPIST. Jakarta
4. Haris Abdul dan Nyoman Adika, 2002.
Dinamika Kependudukan dan Pembangu
nan di Indonesia dari Perspektif makro ke
realitas makro. LESFI. Yogyakarta.
5.Santoso Budi Setiawan, 2012. Analis
Pekerja Sektor Informal. Artikel
Ilmiah.
6. Todaro Michael P, 1995. Pembangunan
Ekonomi di dunia ketiga. Erlangga.
Jakarta.
7. Tjiptoherijanti Prijono, 2000. Mobilitas
penduduk dan pembangunan kota di
Indonesia.LDFE-UI. Jakarta
8. UNDP, 2009. Mengatasi hambatan :
Mobilitas manusia dan pembangunan
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
Sektor
Formal
Sektor
Informal
67.40%
32.60%
35.50%
64.50%
Migran
Risen
N migran
risen yg
bekerja =
60.266
N non
migran yg
bekerja =
1.537.831