Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
TINGKAT FERTILITAS DAN PROYEKSI PENDUDUK
1. 2,1 vs 2,4
Oleh:
Sopyan
Pembangunan berkelanjutan menitikberatkan pada kondisisi yang ideal antara
kuantitas dan kualitas penduduk. Dari sisi kuantitas jumlah penduduk di Indonesia
tidak terkecuali di Provinsi Kalimantan Selatan sangat besar dengan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang belum dapat dikendalikan, berdasarkan hasil
sensus penduduk tahun 2010 TFR (Angka Fertilitas Total) Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar 2,4 anak per wanita, jika dihitung menggunakan teori Rele. Jumlah
penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan hasil sensus penduduk tahun 2010
sebesar 3.626.616 dengan Laju Pertumbuhan Penduduk 1,99 persen, tidak
terkendalinya penduduk akan mengakibatkan dampak terhadap kependudukan
yang kompleks.
Pencapaian kondisi penduduk tumbuh seimbang (replacement level fertiliy)
adalah penduduk yang kecepatan perubahan jumlahnya bersifat konstan dan
proporsi untuk masing-masing kelompok umurnya tetap, angka pertumbuhan
penduduk dalam kondisi dapat positif, nol atau negatif. Penduduk Tumbuh
Seimbang diharapkan tercapai pada tahun 2015 yang ditandai dengan TFR
sebesar 2,1 per wanita dan NRR sebesar 1 per wanita, kondisi itu perlu secara
konsisten diturunkan sehingga pada tahun 2035 Angka Fertilitas Total (TFR) di
Indonesia mencapai 1,85 per wanita dan Net Reproduction Rate sebesar 0,89 per
wanita.
SKENARIO PENDUDUK JIKA TFR = 2.4 PADA TAHUN 2015.
Penetapan parameter kependudukan difungsikan untuk perencanaan
pembangunan, karena kegiatan dari pembangunan sangat erat hubungan dengan
kondisi kependudukan. Dalam penetapan parameter, faktor fertilitas menjadi paling
dominan mempengaruhi perubahan penduduk, sehingga skenario yang dibuat
1
2. dengan cara memproyeksi Total Fertility Rate (TFR) dalam melakukan penetapan
parameter melalui program Aplikasi Spectrum.
Angka kelahiran Total (TFR) yang diharapkan secara nasional akan terus menurun
yang diharapkan pada tahun 2015 TFR 2,1 dan Net Reproduction Rate (NRR) =1
untuk mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang.
Seperti halnya pada tingkat nasional, apabila Provinsi telah mencapai situasi
NRR=1 atau setara TFR=2,1 anak per wanita, maka kecenderungan TFR akan
ditahan/ dipagu pada angka 2,1 tersebut, untuk Provinsi yang telah mencapai
NRR=1 atau setara TFR=2,1 dan bahkan telah berada di bawah nilai “replacement
level” tersebut, TFR akan dibuat konstan atau tidak dilanjutkan penurunannya
sampai level fertilitas paling rendah 1,2 anak per wanita sebagaimana pengalaman
level fertilitas pada negara maju.
Untuk membuat proyeksi penduduk Provinsi Kalimantan selatan tahun 2015 sampai
dengan 2035, dalam penetapan parameter serta dampak dari masalah
kependudukan melalui program Spectrum, Penulis menggunakan data dasar TFR
hasil SP tahun 2010 sebesar 2,4 rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita
(menggunakan teori Rele), ASFR (Age Specified Fertility Rate) menggunakan
metode Coale-Trussell; 15-19 (59), 20-24 (133), 25-29 (123), 30-34 (87), 35-39
(58), 4044 (19), dan 45-49 (0); kemudian sex ratio at birth 108,23.
Selanjutnya Skenario dalam penetapan parameter melalui penentuan TFR dibagi
sebagai berikut :
Skenario pertama TFR : pada tahun 2010 sebesar 2,4 dan tahun 2015 sebesar 2,1
dan tahun 2035 sebesar 1,85 (Skenario rendah)
Skenario Ketiga TFR : pada tahun 2010 sebesar 2,4 dan tahun 2015 stagnan
sebesar 2,4 dan tahun 2035 sebesar 2,4 (skenario tinggi)
Dengan Skenario TFR 2,10 pada tahun 2015 jumlah penduduk tahun 2015
sebesar 3.881.310 sedangkan dengan skenario TFR 2,40 pada tahun 2015
jumlah penduduk sebesar 3.909.120 dan tahun 2035 sebesar 4.967.250
2
3. Ditinjau dari segi komposisi umur, maka tingkat fertilitas yang tinggi membawa
akibat-akibat yang cukup gawat, apabila kita perhatikan komposisi penduduk
Provinsi Kalimantan Selatan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menurut golongan
umur dan kelamin, maka penduduk dari golongan umur 0 - 14 tahun berjumlah
29.12 persen golongan umur 15 - 64 tahun sebesar 67.28 persen dan golongan
umur 65 tahun keatas sebesar 3.60 persen.
Banyaknya penduduk pada ketiga kelompok umur ini sangat besar artinya bagi
kehidupan masyarakat karena mereka yang berumur di bawah 15 tahun merupakan
golongan yang belum produktip. Jika tingkat fertilitas tetap berada pada taraf yang
tinggi, maka proporsi anak-anak di bawah umur 15 tahun akan meningkat pada
tahun 2015 dengan TFR 2,40 sebesar 27,89 persen, sebaliknya bila TFR tahun
2015 sebesar 2,10 di proyeksi penduduk umur dibawah 15 tahun hanya sebesar
27,38 persen.
Kemudian juga pada tahun 2015 diproyeksikan jumlah kelahiran menurut TFR 2,10
sebesar 67.759 ribu per tahun dan tahun 2035 sebesar 60.980 kelahiran.
Sedangkan jika proyeksi TFR = 2,40 akan terjadi kelahiran pada tahun 2015
sebesar 77.427 per tahun dan tahun 2035 sebesar 82.391 per tahun, Bila
diasumsikan agar kesehatan dari bayi yang lahir tersebut selama lima tahun ke
depan terjaga kesehatannya diperlukan biaya kesehatan anak rata-rata Rp.
600.000, maka pemerintah harus mengeluarkan biaya kesehatan bayi selama lima
tahun pada tahun 2015 dengan skenario TFR 2,40 sebesar Rp. 46.456.200.000
atau tiap tahun sebesar Rp. 9.291.240.000
Bila skenario TFR pada tahun 2015 sebesar 2,10 maka biaya yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah hanya sebesar Rp. 40.655.400.000,- atau dapat
dihemat biaya sebesar Rp. 5.800.800.000,-
Perlu kiranya kita memahami Salah satu tujuan pembangunan adalah memperbaiki
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Perbaikan kesehatan bertujuan
meningkatkan produktivitas kerja guna mempercepat proses pembangunan.
3