SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT ALAT UKUR
GALVANOMETER
Disusun Oleh:
SOFIA CHRISTINE SAMOSIR
RSA1C316011
Dosen Pengampuh:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
I. Judul : Galvanometer
II. Tujuan : 1. Mampu membuat rangkaian arus DC dalam orde Β΅A
2. Mampu melakukan pengukuran arus Dc dalam orde Β΅Adengan
galvanometer
3. dapat memelihara galvanometer
4. Dapat menentukan tahanan dalam galvanometer
III. Landasan Teori :
Galvanometer merupakan salah satu alat ukur yang biasanya digunakan untuk
mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer bekerja
berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya
lorentz yang mempengaruhinya. Arah gaya lorentz pada muatan yang bergerak dapat
ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya lorentz(F) akibat dari arus listrik(I). Dalam
satuan medan magnet(B).
Untuk muatan positif arah gerak dan dibawah kumparan. Sisi kumparan yang dekat
dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya lorentz yang sama besar, tetapi
berlawanan arah, yang menyababkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh
kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran
dari kumparan didefenisikan oleh sebuah jarum untuk menunjukkan pada skala tertentu.
Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan arus listrik yang diukur.
1. Gaya lorentz pada kawat konduktor
𝐹 = 𝐡 Γ— 𝐼 Γ— 𝐿 Γ— π‘†π‘–π‘›πœƒ
Dimana :
F = gaya lorenz (N)
B = Induksi magnetik(T)
I = Kuat arus (A)
L = panjang (m)
πœƒ = sudut yang diapit terkecil antara I dengan B
A. Sensitivitas Galvanometer
Untuk menyatakan sensitivitas galvanometer, umumnya dipakai tiga defleksi
yaitu:
1. Sensitivitas Arus (current sensitivity)
Sensitivitas arus adalah perbandingan defleksi galvanometer
terhadap arus yang menghasilkan defleksi tersebut. Biasanya arus
dinyatakan dalam Β΅A dan defleksi dalam mm. Defleksi dapat
dinyatakan bagian skala. Secara matematis :
𝑆𝐼 =
𝑑
𝐼
π‘šπ‘š
¡𝐴
dimana : d= defleksi dalvanometer (mm)
I= arus galvanometer (Β΅A)
2. Sensitivitas Tegangan (Voltage sensitivity)
Sensitivitas tegangan didefenisikan sebagai perbandingan
defleksi galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkannya. Oleh
karena itu:
𝑆𝑉 =
𝑑
𝑉
π‘šπ‘š
π‘šπ‘‰
dimana: d= defleksi Galvanometer(mm)
V= Tegangan (mV)
3. Sensitivitas megaohm (megaohm sensitivity)
Tahanan yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer
agar menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan 1V
dimasukkan diparalelkan diabaikan terhadap tahanan yang seri
dengannya. Arus yang dimasukkan praktis sama dengan
1
𝑅
¡𝐴 dan
menghasilkan defleksi sebesar satu bagian(divisi). Secara numerik,
sentisivitas megaohm sama dengan arus sehingga:
𝑆 =
𝑑
𝐼
= 𝑆𝐼 =
π‘šπ‘š
¡𝐴
Dimana: d= defleksi galvanometer (mm)
I= arus galvanometer (Β΅A)
(William,1994:60-61).
B. Galvanometer Balistik
Untuk mengukur fluksi magnit digunakan galvanometer balistik,
dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d’Arsonval dan
dirancang khusus untuk pemakaian selama 20-30 sekon dengan kecepatan
tinggi. Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus
sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali
berhenti dan gerakan berisolasi.
Jika impuls arus yang singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi
berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik
melalui kumparan. Nilai relatif impuls arus yang diukur dengan/ dalam
defleksi sudut mula-mula yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari
komponen adalah 𝑄 = 𝐾 Γ— πœƒ
Dimana: Q= muatan listrik (Coluomb)
K= Kepekaan Galvanometer (Coloumb/Radian defleksi)
πœƒ = defleksi sudut kumparan (Radian)
Harga kepekaan galvanometer(K) dipengaruhi oleh redaman dan besarnya
diperoleh secara eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang
nyata. Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metedo yaitu:
1. Metode kapasitor
2. Metode solenoida
3. Metode induktasi bersama
C. Induksi Elektromagnetik
Terjadinya induksi elektromagnetik ketika kutub utama magnet
digerakkan memasuku kumparan. Jarum galvanometer segera kembali
menunjuk ke nol (tidak menyimpang). Ketika magnet tersebut didiamkan
sejenak didalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan maka jarum
galvanometer akan menyimpang dengan arah berlawanan.
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang
mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul beda potensial ketika magnet
batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang
timbul ini disebut gaya gerak listrikinduksi(ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi perubahan jumlah
garis gaya memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus
yang mengalir) ketika magnet batang diam sejenak maka jarum galvanometer
kembali ke nol. Ketika magnet batang dikeluarkan jadi pengurangan jumlah
garis gaya magnetikyang memotong kumparan (galvanometer menyimpang
dengan arah berlawanan).
Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong
kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl
induksi. Arus listrik yang memotong kumparan disebut arus
induksi(jurnal.teknik pomits.2014).
Menurut Fatima,dkk dalam penelitiannya(2014). Pada percobaan
virtual materi faktor-faktor yang mempengaruhi besar ggl induksi yang
dilakukan dengan menggeser scroll untuk mengalirkan air yang berdampak
pada terjadinya pergerakan pada magnet. Kemudian mengatur kekuatan
magnet pada saat percobaan dan kemudian dilakukan dua kali dengan
mengatur ulang kekuatan magnet dengan catatan kekuatan magnet pada saat 2
percobaan berbeda. Bertujuan untuk dapa membandingkan besar arus induksi
yang timbul saat kekuatan magnet divariasikan. Kemudian dengan kekuatan
magnet tetap, scroll box pada aliran air digeser jauh sehingga pergerakan
magnet menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Perbedaan besar arus induksi
yang terjadi dapat dilihat pada penimpangan jarum galvanometer.
Menurut (Halliday,2010:259) ketika kita mengubah fluks magnet yang
melalui kumparan dengan lilitan N. Ggl induksi muncul dalam setiap lilitan
dan total ggl induksi dalam kumparan adalah jumlah dari masing-masing ggl
induksi individu ini. Jika kumparan dililitkan secara rapat (dikemas secara
rapat) sehingga fluks magnet πœ‘π΅ yang sama melaluisemua lilitan. Total ggl
yang diinduksikan dalam kumparan adalah :
πœ€ = βˆ’π‘
π‘‘πœ‘π΅
𝑑𝑑
Jika dalam suatu ruang terdapat medan magnet, jumlah garis gaya yang
menembus permukaan dengan luas tertentu bisa berbeda-beda, tergantung
pada kuat medan magnet dan sudut antara medan magnet dengan vektor
permukaan. Fluks magnetik didefenisikan sebagai:
πœ‘ = ∫ 𝐡⃗⃗⃗⃗ 𝑑𝐴⃗⃗⃗⃗⃗
= ∫ 𝐡 𝑑𝐴 cos πœƒ
π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž πœƒ = 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘˜π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘– 𝐡⃗ dan 𝑑𝐴⃗⃗⃗⃗⃗ (Mikrajuddin,2006;244).
IV. Alat dan Bahan
1. Galvanometer(basicmeter) dengan batas ukur πœ‡π΄
2. Tahanan 1 buah
3. Tahanan 1 buah
4. Kabel penghubung 10 buah
5. Baterai 1,5V 1 buah
6. Tempat baterai 1 buah
7. Bola lampu senter 1 buah
V. Prosedur Kerja
1. buatlah rangkaian seperti gambar a
2. hitunglah besar arus yang melalui galvanometer(𝐼 𝑇) menurut teori
3. selanjunya hubungkan saklar S, kemudian amati besarnya arus yang mengalir
pada galvanometer(𝐼 𝐺 )
4. hitunglah garga RG
5. untuk rangkaian yang sama, lakukanlah pengukuran berulang sebanyak 5kali
catat data yang dipepoleh pada kolom data
6. buatlah rangkaian seperti pada gambar b
7. hubungkan saklar S. Selanjutnya amati besar arus yang mengalir pada
galvanometer dan amati bola lampu nyala/tidak nyala.
8. Buatlah rangkaian seperti gambar c
9. Carilah besar arus melalui teori yang melaliu galvanometer(𝐼 𝐺 )
10. Selanjutnya hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada
galvanometer(𝐼 𝐺 )
11. Untuk rangkian yang sama, lakukan pengukuran berulang sebanyak 5 kali.
Catat data yang diperoleh pada kolom data
12. Buatlah seperti gambar d
13. Hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada galvanometer
serta bola lampu nyala/tidak nyala
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
Untuk 𝑅1= 22 𝐾𝛺
No 𝐼 𝑇 𝐼 𝐺 𝑅 𝐺 Lampu
1 68. 10βˆ’5
A 30. 10βˆ’6
A 28. 103 Tidak
2 1,310βˆ’4
A 20. 10βˆ’6
A 128. 103 Ada
Untuk 𝑅1= 33𝐾𝛺
No 𝐼 𝑇 𝐼 𝐺 𝑅 𝐺 Lampu
1 4,5. 10βˆ’5
A 20. 10βˆ’6
A 42. 103 Tidak
2 9. 10βˆ’5
A 18. 10βˆ’6
A 133. 103 Ada
6.2 Pembahasan
Pada percobaan kali yang berjudul pengukur menggunakan galvanometer
dengan tujuan supaya mampu membuat rangkaian arus DC dalam orde πœ‡π΄.
 Mampu melakukan pengukuran arus DC dalam orde πœ‡π΄ dengan galvanometer
 Mampu memelihara galvanometer , dan
 Dapat menentukan tahanan dalam galvanometer
Kemudian, langkah pertama yang dihasilkan ialah melengkapi alat dan bahan yaitu
galvanometer, Tahanan 22K𝛺 dan 33 K𝛺, baterai 1,5V 2 buah, tempat baterai dan bola LED
juga kabel penghubung. Kita lanjutkan menghitung nilai arus teori pada tahanan 22K𝛺. Yaitu
𝐼 𝑇=
𝑉
𝑅
𝐼 𝑇 =
1,5𝑉
22.103
𝐼 𝑇= 68. 10βˆ’5
Kita gunakan tegangan 1,5V karena LED yang kita gunakan ialah warna merah dengan nilai
1,5V. Kita lanjutkan dengan pemgukuran kuat arus pada galvanometer(𝐼 𝐺 ) pada tahanan
22K𝛺 menggunakan rumus : 𝐼 𝐺 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š
π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
𝐼 𝐺 =
30.10βˆ’6
500
Γ— 500
𝐼 𝐺 = 3.10βˆ’6
A
Kemudian kita lanjutkan pengukuran kuat arus pada tahanan 22K𝛺 diserikan dengan LED.
Pertama kita rangkai tahanan dan lampu LED secara seri, kemudian kita ukur arus yang
mengalir pada galvanometer. Dengan mengabaikan nilia hambatan LED, sehungga
𝐼 𝐺 =
20.10βˆ’6
500
Γ— 500
𝐼 𝐺 = 3.10βˆ’6
A
Kita lanjutkan menghitung 𝐼 𝑇 dengan 𝐼 𝑇=
𝑉
𝑅
Dengan tegangan yang kita gunakan ialah 3V karena baterai yang kita gunakan ialah 2 baterai
dengan tegangan 3V. 𝐼 𝑇 =
3
22.10βˆ’4=1,310βˆ’4
A. Kemudian kita lanjutkan perhitungan nilai dari
hambatan dalam galvanometer, dengan rumus : 𝑅 𝐺 =
πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 )
𝐼 𝐺
maka hambatan dalam
galvanometer yaitu: : 𝑅 𝐺 =
1,5βˆ’(30.10βˆ’6
)22.103
10βˆ’6
𝑅 𝐺 =
1,5 βˆ’ 66.10βˆ’2
3 10βˆ’6
𝑅 𝐺 =28.103
𝛺
Untuk nilai hambatan dalam galvanometer pada percobaan menggunakan lampu LED. Kita
harus menghitung lebih dulu kuat arus yang mengalir pada galvanometer dengan cara :
𝐼 𝐺 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š
π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
𝐼 𝐺=
30.10βˆ’6
500
Γ—500
𝐼 𝐺=20. 10βˆ’6
A
Maka kita bisa hitung nilai hambatan dalam galvanometerdengan rumus: 𝑅 𝐺 =
πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 )
𝐼 𝐺
𝑅 𝐺 =
3 βˆ’ (20.10βˆ’6
)22.103
20. 10βˆ’6
𝑅 𝐺 =
3 βˆ’ 0,04
20. 10βˆ’6
𝑅 𝐺 = 128𝐾𝛺
Pada percobaan ini lampu LED yang digunakan menyala. Dan rangkaian arus DC dapat kami
buat dalam orde πœ‡π›Ί, lampu LED menyala karena nilai arus pada rangkaian ini berbanding
lueus dengan nilai tegangan yang dipakai dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan.
Karena nilai dari hambatan LED kita abaikan sehingga lampu menyala. Ketika kita
menaikkan besar tegagangan dengan cara menambahkan baterai maka nilai arus yang
mengalir semakin besar, namun tergangan yang digunakan harus sesuai dengan kuatnya LED
terhadap besarnya tegangan. Ketika kita memperhatikan LED maka maka mengakibatkan
LED meledak atau gosong. Tetapi nilai kuat arus secara teori yang dapat kita sama dengan
nilai kuat arus pada galvanometer. Karena dari hambatan galvanometer, sehingga tidak sama
hasilnya. Kemudian kita lanjutkan pada prercobaan kedua dengan menggunakan hambatan
33 𝐾𝛺. Klita rangkai tahanan dan galvanometer dengan baterai 1 buah yang nilai
tegangannya 1,5V . kita hitung nilai kuat arus secara teori dengan rumus
𝐼 𝑇=
𝑉
𝑅
𝐼 𝑇=
1,5𝑉
33𝐾𝛺
𝐼 𝑇= 4,5. 10βˆ’5
A
Kita hitung nilai arus yang mengalir pada galvanometer demngan rumus:
𝐼 𝐺=
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š
π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
𝐼 𝐺 =
18 10βˆ’6
500
Γ— 500
𝐼 𝐺 =20.10βˆ’6
A
Maka kita bisa menghitung nilai hambatan galvanometer dengan rumus:
𝑅 𝐺 =
πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 )
𝐼 𝐺
𝑅 𝐺 =
3βˆ’(20.10βˆ’6)22.103
20 .10βˆ’6
𝑅 𝐺 =
3βˆ’0,04
20.10βˆ’6
𝑅 𝐺=128𝐾𝛺
Pada percobaan ini lampu LED yang digunakan menyala, dan rangkaian arus secara DC
dapat kami buat dalam orde πœ‡π΄. Lampu LED menyala karena nilai arus pada rangkaian ini
berbanding lurus dengan nilai tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan.
Karena nilai dari lampu LED kita abaikan maka lampu nya menyala. Ketika kita menaikkan
besar tegangan dengan cara menambahkan banyak baterai maka nilai arus yang mengalir
semakin besar, namun tegangan yang digunakan harus sesuai dengan kuatnya LED, jika tidak
akan mengakibatkan LED terbakar. Dan nilai kuat arus secara teori tidak sama dengan nilai
arus pada galvanometer diakibatkan karena adanya tahanan dalam dari galvanometer. Dari
percobaan yang telah dilakukan bisa dilihat bahwa nilai kuat arus yang mengalir berbanding
lurus dengan nilai tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Ketika nilai
tegangan yang dipakaio sebanding dengan nilai kuatnya LED maka lampu akan menyala,
namun ketika nilainya tidak sesuai maka lampu akan terbakar.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan kami dapat memberikan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Kami mampu membuat rangkaian arus DC dala orde πœ‡π΄ dengan tahanan 22K𝛺
dan 33 K𝛺 dengan sumber tegangan dari baterai 1,5Volt
2. Kami mampu maelakukan pengukuran arus DC dalam orde πœ‡π΄ dengan
galvanometer, dengan rumus: 𝐼 𝑇=
𝑉
𝑅
𝐼 𝐺 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š
π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
3. Kami dapat memelihara galvanometer dengan cara
4. Kami dapat menentukan tahanan dalam Galvanometer. Yaitu
𝑅 𝐺 =
πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 )
𝐼 𝐺
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,M.2006.Fisika Dasar.Bandung:ITB.
Cooper,David W. 1994. Instrument Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta:Erlangga.
Fatima.(2015).Jurnal Fisika Indonesia. Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis
Multumedia Interaktif pada Pokok Bhasan Listrik Magnet Terhadap Aktivitas, Persepsi dan
Hasil Belajar. No.53.Vol.18.2015.
Halliday, D dan Resnick.2010. Fisika Dasar Edisi keTujuh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nugroho, Bagus W, dkk.(2014). Jurnal Teknik Pomits. Kajian teknisi Gejala Magnetisasi
pada Linear Generator untuk Alternatif Pembangkit Listrik. No.1.Vol.3.2014
IX. Analisis Data
1. Harga kuat arus teori 𝐼 𝑇=
𝑉
𝑅
2. Harga kuat arus galvanometer 𝐼 𝐺 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š
π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
3. Harga tahanan dalam Galvanometer 𝑅 𝐺 =
πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 )
𝐼 𝐺
X. LAMPIRAN HITUNG
Percobaan pertama untuk hambatan 22 x 103 Ω atau 22 K Ω
1. Saat tidak menggunakan lampu
a. IT1 =
𝑉
𝑅
IT1 =
1,5 𝑉
22 π‘₯ 103 Ω
= 0,68 x 10-3 A
b. IG1 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š
π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
IG1 =
30 x 10βˆ’6
500 x 10βˆ’6
π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 30 x 10-6 A
c. RG1 =
πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 )
IG
RG1 =
1,5 βˆ’ 22 x 103 ( 30 x 10βˆ’6 )
30 x 10βˆ’6
RG1 =
0,84
30 x 10βˆ’6
= 28000 Ω
2. Saat menggunakan lampu
a) IT1 =
𝑉
𝑅
IT1 =
3 𝑉
22 π‘₯ 103 Ω
= 0,13 x 10-3 A
b) IG1 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š
π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
IG1 =
25 x 10βˆ’6
500 x 10βˆ’6
π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 25 x 10-6 A
c) RG1 =
πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 )
IG
RG1 =
1,5 βˆ’ 22 x 103 ( 25 x 10βˆ’6 )
25 x 10βˆ’6
---------οƒ  Lampu Menyala
RG1 =
0,95
25 x 10βˆ’6
= 38000 Ω
Percobaan pertama untuk hambatan 33 x 103 Ω atau 33 K Ω
1. Saat tidak menggunakan lampu
a. IT1 =
𝑉
𝑅
IT1 =
1,5 𝑉
33 π‘₯ 103 Ω
= 0,04 x 10-3 A
b. IG1 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š
π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ
IG1 =
20 x 10βˆ’6
500 x 10βˆ’6
π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 20 x 10-6 A
c. RG1 =
πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 )
IG
RG1 =
3 βˆ’33 x 103 ( 20 x 10βˆ’6 )
20 x 10βˆ’6
RG1 =
2,34
20 x 10βˆ’6
= 117000 Ω
2. Saat menggunakan lampu
a. IT1 =
𝑉
𝑅
IT1 =
3 𝑉
33 π‘₯ 103 Ω
= 0,09 x 10-3 A
b. IG1 =
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜
π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š
π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ ---------οƒ  Lampu Menyala
IG1 =
18 x 10βˆ’6
500 x 10βˆ’6
π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 18 x 10-6 A
c. RG1 =
πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 )
IG
RG1 =
3 βˆ’33 x 103 ( 18 x 10βˆ’6 )
20 x 10 βˆ’6
RG1 = 1333666,67 Ω
XI. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Kenapa bola lampu senter tidak hidup sedangkan jarum galvanometer bergerak
?
Jawab : Menurut saya sesuai dengan P enjelasan yang diberikan kepada kami
lampu senter tidak hidup karena tegangan yang ada pada rangkaian terlalu
besar.
2. Dapatkah galvanometer megukur tegangan ?
Jawab : Iya, galvanometer mampu mengukur kuat arus serta beda potensial yang
relative kecil. Namun, galvanometer juga bisa mengukur arus serta
beda
potensial yang besar jika hambatan eksternal galvanometer
ditambahkan
(pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada
amperemeter
disebut hambatan shurt).
3. Jika galvanometer mengukur arus 100 Β΅A dan hambatan dalamnya ( RG ) = 1500
Ω. Tentukan kemampuan maksimum galvanometer ini untuk mengukur
tegangan.
Jawab :
Diketahui : IG = 100 Β΅A = 100 x 10-6 A = 10-4 A
RG = 1500 Ω
Ditanya : VG = …..?
Penyelesaian :
V = I . R
V = 10-4 A . 1500 Ω
V = 15 x 10-2 Volt
4. Buatlah kesimpulan Anda tentang pengukuran Galvanometer ini?
Jawab :
Dapat disimpulkan bahwa galvanometer merupakan alat ukur arus searah ( DC
) atau arus dan tegangan yang relative kecil karena komponen penyusunnya
tidak mendukung.
XII. LAMPIRAN GAMBAR
Pengukuran dengan menggunakan galvanometer

More Related Content

What's hot

Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)GGM Spektafest
Β 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)emildaemiliano
Β 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterKhairul Amri
Β 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
Β 
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)umammuhammad27
Β 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
Β 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Dandi Ardiansyah Putra
Β 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
Β 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
Β 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
Β 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelAnnisa Icha
Β 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
Β 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrcumammuhammad27
Β 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeterSimon Patabang
Β 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnetbadriyatul
Β 

What's hot (20)

Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
Β 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Β 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Β 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Β 
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
Β 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
Β 
Resistansi
ResistansiResistansi
Resistansi
Β 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Β 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Β 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan
Β 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan
Β 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Β 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Β 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Β 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
Β 
8 Kapasitansi
8 Kapasitansi8 Kapasitansi
8 Kapasitansi
Β 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter
Β 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
Β 
Bidg miring
Bidg miringBidg miring
Bidg miring
Β 

Similar to LAPORAN GALVANOMETER

Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxInduksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxSmakMakedonia7
Β 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan ElektronikIPA 2014
Β 
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikPertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikadeenurhayati
Β 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikkemenag
Β 
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARGGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARNurhairuna Sari
Β 
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptxMuhammadRizaldy23
Β 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetHendri saputra
Β 
imbas eletromagnetik
 imbas eletromagnetik imbas eletromagnetik
imbas eletromagnetikFitriFanLlyson
Β 
Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikInduksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikBudiChel1
Β 
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
9.1. KEMAGNETAN Up.pptxShobySS
Β 
Merancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptx
Merancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptxMerancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptx
Merancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptxErmaniatuNyihanaerma
Β 
Resume Hukum Faraday
Resume Hukum FaradayResume Hukum Faraday
Resume Hukum Faradaysilvi novrian
Β 
Bab 12-listrik-magnet
Bab 12-listrik-magnetBab 12-listrik-magnet
Bab 12-listrik-magnetHeny Suvita
Β 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaRiyanAdita
Β 
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdfPrimatamaDiskiBahrum
Β 
INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptx
INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptxINSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptx
INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptxMuhammadRamadhan911959
Β 
Pertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetikPertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetikadeenurhayati
Β 

Similar to LAPORAN GALVANOMETER (20)

8. faraday
8. faraday8. faraday
8. faraday
Β 
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxInduksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Β 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
Β 
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikPertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
Β 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Β 
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARGGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
Β 
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
Β 
Jembatan wheastone (1)
Jembatan wheastone (1)Jembatan wheastone (1)
Jembatan wheastone (1)
Β 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika Magnet
Β 
imbas eletromagnetik
 imbas eletromagnetik imbas eletromagnetik
imbas eletromagnetik
Β 
Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikInduksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetik
Β 
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
Β 
Merancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptx
Merancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptxMerancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptx
Merancang Pembelajaran yang Efektif teori Kemp.pptx
Β 
Resume Hukum Faraday
Resume Hukum FaradayResume Hukum Faraday
Resume Hukum Faraday
Β 
Bab 12-listrik-magnet
Bab 12-listrik-magnetBab 12-listrik-magnet
Bab 12-listrik-magnet
Β 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Β 
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
Β 
INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptx
INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptxINSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptx
INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH (DC) Kelompok 4.pptx
Β 
TM_3.pdf
TM_3.pdfTM_3.pdf
TM_3.pdf
Β 
Pertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetikPertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetik
Β 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
Β 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
Β 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
Β 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
Β 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
Β 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
Β 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
Β 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Β 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
Β 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
Β 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
Β 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
Β 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
Β 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Β 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Β 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Β 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Β 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Β 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Β 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
Β 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Β 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
Β 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Β 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Β 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Β 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
Β 

LAPORAN GALVANOMETER

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ALAT ALAT UKUR GALVANOMETER Disusun Oleh: SOFIA CHRISTINE SAMOSIR RSA1C316011 Dosen Pengampuh: FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
  • 2. I. Judul : Galvanometer II. Tujuan : 1. Mampu membuat rangkaian arus DC dalam orde Β΅A 2. Mampu melakukan pengukuran arus Dc dalam orde Β΅Adengan galvanometer 3. dapat memelihara galvanometer 4. Dapat menentukan tahanan dalam galvanometer III. Landasan Teori : Galvanometer merupakan salah satu alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhinya. Arah gaya lorentz pada muatan yang bergerak dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya lorentz(F) akibat dari arus listrik(I). Dalam satuan medan magnet(B). Untuk muatan positif arah gerak dan dibawah kumparan. Sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya lorentz yang sama besar, tetapi berlawanan arah, yang menyababkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan didefenisikan oleh sebuah jarum untuk menunjukkan pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan arus listrik yang diukur. 1. Gaya lorentz pada kawat konduktor 𝐹 = 𝐡 Γ— 𝐼 Γ— 𝐿 Γ— π‘†π‘–π‘›πœƒ Dimana : F = gaya lorenz (N) B = Induksi magnetik(T) I = Kuat arus (A) L = panjang (m) πœƒ = sudut yang diapit terkecil antara I dengan B
  • 3. A. Sensitivitas Galvanometer Untuk menyatakan sensitivitas galvanometer, umumnya dipakai tiga defleksi yaitu: 1. Sensitivitas Arus (current sensitivity) Sensitivitas arus adalah perbandingan defleksi galvanometer terhadap arus yang menghasilkan defleksi tersebut. Biasanya arus dinyatakan dalam Β΅A dan defleksi dalam mm. Defleksi dapat dinyatakan bagian skala. Secara matematis : 𝑆𝐼 = 𝑑 𝐼 π‘šπ‘š ¡𝐴 dimana : d= defleksi dalvanometer (mm) I= arus galvanometer (Β΅A) 2. Sensitivitas Tegangan (Voltage sensitivity) Sensitivitas tegangan didefenisikan sebagai perbandingan defleksi galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkannya. Oleh karena itu: 𝑆𝑉 = 𝑑 𝑉 π‘šπ‘š π‘šπ‘‰ dimana: d= defleksi Galvanometer(mm) V= Tegangan (mV) 3. Sensitivitas megaohm (megaohm sensitivity) Tahanan yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer agar menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan 1V dimasukkan diparalelkan diabaikan terhadap tahanan yang seri dengannya. Arus yang dimasukkan praktis sama dengan 1 𝑅 ¡𝐴 dan menghasilkan defleksi sebesar satu bagian(divisi). Secara numerik, sentisivitas megaohm sama dengan arus sehingga: 𝑆 = 𝑑 𝐼 = 𝑆𝐼 = π‘šπ‘š ¡𝐴 Dimana: d= defleksi galvanometer (mm) I= arus galvanometer (Β΅A) (William,1994:60-61). B. Galvanometer Balistik Untuk mengukur fluksi magnit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d’Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20-30 sekon dengan kecepatan tinggi. Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus
  • 4. sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti dan gerakan berisolasi. Jika impuls arus yang singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif impuls arus yang diukur dengan/ dalam defleksi sudut mula-mula yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari komponen adalah 𝑄 = 𝐾 Γ— πœƒ Dimana: Q= muatan listrik (Coluomb) K= Kepekaan Galvanometer (Coloumb/Radian defleksi) πœƒ = defleksi sudut kumparan (Radian) Harga kepekaan galvanometer(K) dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh secara eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata. Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metedo yaitu: 1. Metode kapasitor 2. Metode solenoida 3. Metode induktasi bersama C. Induksi Elektromagnetik Terjadinya induksi elektromagnetik ketika kutub utama magnet digerakkan memasuku kumparan. Jarum galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang). Ketika magnet tersebut didiamkan sejenak didalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan maka jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah berlawanan. Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrikinduksi(ggl induksi). Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi perubahan jumlah garis gaya memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang mengalir) ketika magnet batang diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol. Ketika magnet batang dikeluarkan jadi pengurangan jumlah garis gaya magnetikyang memotong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan).
  • 5. Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang memotong kumparan disebut arus induksi(jurnal.teknik pomits.2014). Menurut Fatima,dkk dalam penelitiannya(2014). Pada percobaan virtual materi faktor-faktor yang mempengaruhi besar ggl induksi yang dilakukan dengan menggeser scroll untuk mengalirkan air yang berdampak pada terjadinya pergerakan pada magnet. Kemudian mengatur kekuatan magnet pada saat percobaan dan kemudian dilakukan dua kali dengan mengatur ulang kekuatan magnet dengan catatan kekuatan magnet pada saat 2 percobaan berbeda. Bertujuan untuk dapa membandingkan besar arus induksi yang timbul saat kekuatan magnet divariasikan. Kemudian dengan kekuatan magnet tetap, scroll box pada aliran air digeser jauh sehingga pergerakan magnet menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Perbedaan besar arus induksi yang terjadi dapat dilihat pada penimpangan jarum galvanometer. Menurut (Halliday,2010:259) ketika kita mengubah fluks magnet yang melalui kumparan dengan lilitan N. Ggl induksi muncul dalam setiap lilitan dan total ggl induksi dalam kumparan adalah jumlah dari masing-masing ggl induksi individu ini. Jika kumparan dililitkan secara rapat (dikemas secara rapat) sehingga fluks magnet πœ‘π΅ yang sama melaluisemua lilitan. Total ggl yang diinduksikan dalam kumparan adalah : πœ€ = βˆ’π‘ π‘‘πœ‘π΅ 𝑑𝑑 Jika dalam suatu ruang terdapat medan magnet, jumlah garis gaya yang menembus permukaan dengan luas tertentu bisa berbeda-beda, tergantung pada kuat medan magnet dan sudut antara medan magnet dengan vektor permukaan. Fluks magnetik didefenisikan sebagai: πœ‘ = ∫ 𝐡⃗⃗⃗⃗ 𝑑𝐴⃗⃗⃗⃗⃗ = ∫ 𝐡 𝑑𝐴 cos πœƒ π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž πœƒ = 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘˜π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘– 𝐡⃗ dan 𝑑𝐴⃗⃗⃗⃗⃗ (Mikrajuddin,2006;244). IV. Alat dan Bahan 1. Galvanometer(basicmeter) dengan batas ukur πœ‡π΄
  • 6. 2. Tahanan 1 buah 3. Tahanan 1 buah 4. Kabel penghubung 10 buah 5. Baterai 1,5V 1 buah 6. Tempat baterai 1 buah 7. Bola lampu senter 1 buah V. Prosedur Kerja 1. buatlah rangkaian seperti gambar a 2. hitunglah besar arus yang melalui galvanometer(𝐼 𝑇) menurut teori 3. selanjunya hubungkan saklar S, kemudian amati besarnya arus yang mengalir pada galvanometer(𝐼 𝐺 ) 4. hitunglah garga RG 5. untuk rangkaian yang sama, lakukanlah pengukuran berulang sebanyak 5kali catat data yang dipepoleh pada kolom data 6. buatlah rangkaian seperti pada gambar b 7. hubungkan saklar S. Selanjutnya amati besar arus yang mengalir pada galvanometer dan amati bola lampu nyala/tidak nyala. 8. Buatlah rangkaian seperti gambar c 9. Carilah besar arus melalui teori yang melaliu galvanometer(𝐼 𝐺 ) 10. Selanjutnya hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada galvanometer(𝐼 𝐺 ) 11. Untuk rangkian yang sama, lakukan pengukuran berulang sebanyak 5 kali. Catat data yang diperoleh pada kolom data 12. Buatlah seperti gambar d 13. Hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada galvanometer serta bola lampu nyala/tidak nyala
  • 7. VI. Hasil dan Pembahasan 6.1 Hasil Untuk 𝑅1= 22 𝐾𝛺 No 𝐼 𝑇 𝐼 𝐺 𝑅 𝐺 Lampu 1 68. 10βˆ’5 A 30. 10βˆ’6 A 28. 103 Tidak 2 1,310βˆ’4 A 20. 10βˆ’6 A 128. 103 Ada Untuk 𝑅1= 33𝐾𝛺 No 𝐼 𝑇 𝐼 𝐺 𝑅 𝐺 Lampu 1 4,5. 10βˆ’5 A 20. 10βˆ’6 A 42. 103 Tidak 2 9. 10βˆ’5 A 18. 10βˆ’6 A 133. 103 Ada 6.2 Pembahasan Pada percobaan kali yang berjudul pengukur menggunakan galvanometer dengan tujuan supaya mampu membuat rangkaian arus DC dalam orde πœ‡π΄.  Mampu melakukan pengukuran arus DC dalam orde πœ‡π΄ dengan galvanometer  Mampu memelihara galvanometer , dan  Dapat menentukan tahanan dalam galvanometer Kemudian, langkah pertama yang dihasilkan ialah melengkapi alat dan bahan yaitu galvanometer, Tahanan 22K𝛺 dan 33 K𝛺, baterai 1,5V 2 buah, tempat baterai dan bola LED juga kabel penghubung. Kita lanjutkan menghitung nilai arus teori pada tahanan 22K𝛺. Yaitu 𝐼 𝑇= 𝑉 𝑅
  • 8. 𝐼 𝑇 = 1,5𝑉 22.103 𝐼 𝑇= 68. 10βˆ’5 Kita gunakan tegangan 1,5V karena LED yang kita gunakan ialah warna merah dengan nilai 1,5V. Kita lanjutkan dengan pemgukuran kuat arus pada galvanometer(𝐼 𝐺 ) pada tahanan 22K𝛺 menggunakan rumus : 𝐼 𝐺 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ 𝐼 𝐺 = 30.10βˆ’6 500 Γ— 500 𝐼 𝐺 = 3.10βˆ’6 A Kemudian kita lanjutkan pengukuran kuat arus pada tahanan 22K𝛺 diserikan dengan LED. Pertama kita rangkai tahanan dan lampu LED secara seri, kemudian kita ukur arus yang mengalir pada galvanometer. Dengan mengabaikan nilia hambatan LED, sehungga 𝐼 𝐺 = 20.10βˆ’6 500 Γ— 500 𝐼 𝐺 = 3.10βˆ’6 A Kita lanjutkan menghitung 𝐼 𝑇 dengan 𝐼 𝑇= 𝑉 𝑅 Dengan tegangan yang kita gunakan ialah 3V karena baterai yang kita gunakan ialah 2 baterai dengan tegangan 3V. 𝐼 𝑇 = 3 22.10βˆ’4=1,310βˆ’4 A. Kemudian kita lanjutkan perhitungan nilai dari hambatan dalam galvanometer, dengan rumus : 𝑅 𝐺 = πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 ) 𝐼 𝐺 maka hambatan dalam galvanometer yaitu: : 𝑅 𝐺 = 1,5βˆ’(30.10βˆ’6 )22.103 10βˆ’6 𝑅 𝐺 = 1,5 βˆ’ 66.10βˆ’2 3 10βˆ’6 𝑅 𝐺 =28.103 𝛺 Untuk nilai hambatan dalam galvanometer pada percobaan menggunakan lampu LED. Kita harus menghitung lebih dulu kuat arus yang mengalir pada galvanometer dengan cara : 𝐼 𝐺 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ 𝐼 𝐺= 30.10βˆ’6 500 Γ—500
  • 9. 𝐼 𝐺=20. 10βˆ’6 A Maka kita bisa hitung nilai hambatan dalam galvanometerdengan rumus: 𝑅 𝐺 = πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 ) 𝐼 𝐺 𝑅 𝐺 = 3 βˆ’ (20.10βˆ’6 )22.103 20. 10βˆ’6 𝑅 𝐺 = 3 βˆ’ 0,04 20. 10βˆ’6 𝑅 𝐺 = 128𝐾𝛺 Pada percobaan ini lampu LED yang digunakan menyala. Dan rangkaian arus DC dapat kami buat dalam orde πœ‡π›Ί, lampu LED menyala karena nilai arus pada rangkaian ini berbanding lueus dengan nilai tegangan yang dipakai dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Karena nilai dari hambatan LED kita abaikan sehingga lampu menyala. Ketika kita menaikkan besar tegagangan dengan cara menambahkan baterai maka nilai arus yang mengalir semakin besar, namun tergangan yang digunakan harus sesuai dengan kuatnya LED terhadap besarnya tegangan. Ketika kita memperhatikan LED maka maka mengakibatkan LED meledak atau gosong. Tetapi nilai kuat arus secara teori yang dapat kita sama dengan nilai kuat arus pada galvanometer. Karena dari hambatan galvanometer, sehingga tidak sama hasilnya. Kemudian kita lanjutkan pada prercobaan kedua dengan menggunakan hambatan 33 𝐾𝛺. Klita rangkai tahanan dan galvanometer dengan baterai 1 buah yang nilai tegangannya 1,5V . kita hitung nilai kuat arus secara teori dengan rumus 𝐼 𝑇= 𝑉 𝑅 𝐼 𝑇= 1,5𝑉 33𝐾𝛺 𝐼 𝑇= 4,5. 10βˆ’5 A Kita hitung nilai arus yang mengalir pada galvanometer demngan rumus: 𝐼 𝐺= π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ 𝐼 𝐺 = 18 10βˆ’6 500 Γ— 500
  • 10. 𝐼 𝐺 =20.10βˆ’6 A Maka kita bisa menghitung nilai hambatan galvanometer dengan rumus: 𝑅 𝐺 = πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 ) 𝐼 𝐺 𝑅 𝐺 = 3βˆ’(20.10βˆ’6)22.103 20 .10βˆ’6 𝑅 𝐺 = 3βˆ’0,04 20.10βˆ’6 𝑅 𝐺=128𝐾𝛺 Pada percobaan ini lampu LED yang digunakan menyala, dan rangkaian arus secara DC dapat kami buat dalam orde πœ‡π΄. Lampu LED menyala karena nilai arus pada rangkaian ini berbanding lurus dengan nilai tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Karena nilai dari lampu LED kita abaikan maka lampu nya menyala. Ketika kita menaikkan besar tegangan dengan cara menambahkan banyak baterai maka nilai arus yang mengalir semakin besar, namun tegangan yang digunakan harus sesuai dengan kuatnya LED, jika tidak akan mengakibatkan LED terbakar. Dan nilai kuat arus secara teori tidak sama dengan nilai arus pada galvanometer diakibatkan karena adanya tahanan dalam dari galvanometer. Dari percobaan yang telah dilakukan bisa dilihat bahwa nilai kuat arus yang mengalir berbanding lurus dengan nilai tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Ketika nilai tegangan yang dipakaio sebanding dengan nilai kuatnya LED maka lampu akan menyala, namun ketika nilainya tidak sesuai maka lampu akan terbakar.
  • 11. VII. Kesimpulan Dari percobaan yang telah kami lakukan kami dapat memberikan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Kami mampu membuat rangkaian arus DC dala orde πœ‡π΄ dengan tahanan 22K𝛺 dan 33 K𝛺 dengan sumber tegangan dari baterai 1,5Volt 2. Kami mampu maelakukan pengukuran arus DC dalam orde πœ‡π΄ dengan galvanometer, dengan rumus: 𝐼 𝑇= 𝑉 𝑅 𝐼 𝐺 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ 3. Kami dapat memelihara galvanometer dengan cara 4. Kami dapat menentukan tahanan dalam Galvanometer. Yaitu 𝑅 𝐺 = πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 ) 𝐼 𝐺
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Abdullah,M.2006.Fisika Dasar.Bandung:ITB. Cooper,David W. 1994. Instrument Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta:Erlangga. Fatima.(2015).Jurnal Fisika Indonesia. Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis Multumedia Interaktif pada Pokok Bhasan Listrik Magnet Terhadap Aktivitas, Persepsi dan Hasil Belajar. No.53.Vol.18.2015. Halliday, D dan Resnick.2010. Fisika Dasar Edisi keTujuh Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Nugroho, Bagus W, dkk.(2014). Jurnal Teknik Pomits. Kajian teknisi Gejala Magnetisasi pada Linear Generator untuk Alternatif Pembangkit Listrik. No.1.Vol.3.2014
  • 13. IX. Analisis Data 1. Harga kuat arus teori 𝐼 𝑇= 𝑉 𝑅 2. Harga kuat arus galvanometer 𝐼 𝐺 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘†π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ 3. Harga tahanan dalam Galvanometer 𝑅 𝐺 = πΈβˆ’π‘…(𝐼 𝐺 ) 𝐼 𝐺
  • 14. X. LAMPIRAN HITUNG Percobaan pertama untuk hambatan 22 x 103 Ω atau 22 K Ω 1. Saat tidak menggunakan lampu a. IT1 = 𝑉 𝑅 IT1 = 1,5 𝑉 22 π‘₯ 103 Ω = 0,68 x 10-3 A b. IG1 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ IG1 = 30 x 10βˆ’6 500 x 10βˆ’6 π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 30 x 10-6 A c. RG1 = πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 ) IG RG1 = 1,5 βˆ’ 22 x 103 ( 30 x 10βˆ’6 ) 30 x 10βˆ’6 RG1 = 0,84 30 x 10βˆ’6 = 28000 Ω 2. Saat menggunakan lampu a) IT1 = 𝑉 𝑅 IT1 = 3 𝑉 22 π‘₯ 103 Ω = 0,13 x 10-3 A b) IG1 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ IG1 = 25 x 10βˆ’6 500 x 10βˆ’6 π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 25 x 10-6 A c) RG1 = πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 ) IG
  • 15. RG1 = 1,5 βˆ’ 22 x 103 ( 25 x 10βˆ’6 ) 25 x 10βˆ’6 ---------οƒ  Lampu Menyala RG1 = 0,95 25 x 10βˆ’6 = 38000 Ω Percobaan pertama untuk hambatan 33 x 103 Ω atau 33 K Ω 1. Saat tidak menggunakan lampu a. IT1 = 𝑉 𝑅 IT1 = 1,5 𝑉 33 π‘₯ 103 Ω = 0,04 x 10-3 A b. IG1 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ IG1 = 20 x 10βˆ’6 500 x 10βˆ’6 π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 20 x 10-6 A c. RG1 = πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 ) IG RG1 = 3 βˆ’33 x 103 ( 20 x 10βˆ’6 ) 20 x 10βˆ’6 RG1 = 2,34 20 x 10βˆ’6 = 117000 Ω 2. Saat menggunakan lampu a. IT1 = 𝑉 𝑅 IT1 = 3 𝑉 33 π‘₯ 103 Ω = 0,09 x 10-3 A
  • 16. b. IG1 = π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘˜ π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘₯ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿ ---------οƒ  Lampu Menyala IG1 = 18 x 10βˆ’6 500 x 10βˆ’6 π‘₯ 500 x 10βˆ’ 6 = 18 x 10-6 A c. RG1 = πΈβˆ’π‘… ( 𝐼𝐺 ) IG RG1 = 3 βˆ’33 x 103 ( 18 x 10βˆ’6 ) 20 x 10 βˆ’6 RG1 = 1333666,67 Ω
  • 17. XI. PERTANYAAN DAN TUGAS 1. Kenapa bola lampu senter tidak hidup sedangkan jarum galvanometer bergerak ? Jawab : Menurut saya sesuai dengan P enjelasan yang diberikan kepada kami lampu senter tidak hidup karena tegangan yang ada pada rangkaian terlalu besar. 2. Dapatkah galvanometer megukur tegangan ? Jawab : Iya, galvanometer mampu mengukur kuat arus serta beda potensial yang relative kecil. Namun, galvanometer juga bisa mengukur arus serta beda potensial yang besar jika hambatan eksternal galvanometer ditambahkan (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada amperemeter disebut hambatan shurt). 3. Jika galvanometer mengukur arus 100 Β΅A dan hambatan dalamnya ( RG ) = 1500 Ω. Tentukan kemampuan maksimum galvanometer ini untuk mengukur tegangan. Jawab : Diketahui : IG = 100 Β΅A = 100 x 10-6 A = 10-4 A RG = 1500 Ω Ditanya : VG = …..? Penyelesaian : V = I . R V = 10-4 A . 1500 Ω V = 15 x 10-2 Volt
  • 18. 4. Buatlah kesimpulan Anda tentang pengukuran Galvanometer ini? Jawab : Dapat disimpulkan bahwa galvanometer merupakan alat ukur arus searah ( DC ) atau arus dan tegangan yang relative kecil karena komponen penyusunnya tidak mendukung.
  • 19. XII. LAMPIRAN GAMBAR Pengukuran dengan menggunakan galvanometer