Laporan praktikum ini membahas pengukuran arus listrik menggunakan galvanometer. Terdapat empat rangkaian yang diuji untuk mengukur arus listrik dalam orde mikroampere dan menentukan hambatan galvanometer. Hasilnya dicatat dan dibandingkan dengan perhitungan teori.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT ALAT UKUR
GALVANOMETER
Disusun Oleh:
SOFIA CHRISTINE SAMOSIR
RSA1C316011
Dosen Pengampuh:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
2. I. Judul : Galvanometer
II. Tujuan : 1. Mampu membuat rangkaian arus DC dalam orde Β΅A
2. Mampu melakukan pengukuran arus Dc dalam orde Β΅Adengan
galvanometer
3. dapat memelihara galvanometer
4. Dapat menentukan tahanan dalam galvanometer
III. Landasan Teori :
Galvanometer merupakan salah satu alat ukur yang biasanya digunakan untuk
mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer bekerja
berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya
lorentz yang mempengaruhinya. Arah gaya lorentz pada muatan yang bergerak dapat
ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya lorentz(F) akibat dari arus listrik(I). Dalam
satuan medan magnet(B).
Untuk muatan positif arah gerak dan dibawah kumparan. Sisi kumparan yang dekat
dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya lorentz yang sama besar, tetapi
berlawanan arah, yang menyababkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh
kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran
dari kumparan didefenisikan oleh sebuah jarum untuk menunjukkan pada skala tertentu.
Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan arus listrik yang diukur.
1. Gaya lorentz pada kawat konduktor
πΉ = π΅ Γ πΌ Γ πΏ Γ ππππ
Dimana :
F = gaya lorenz (N)
B = Induksi magnetik(T)
I = Kuat arus (A)
L = panjang (m)
π = sudut yang diapit terkecil antara I dengan B
3. A. Sensitivitas Galvanometer
Untuk menyatakan sensitivitas galvanometer, umumnya dipakai tiga defleksi
yaitu:
1. Sensitivitas Arus (current sensitivity)
Sensitivitas arus adalah perbandingan defleksi galvanometer
terhadap arus yang menghasilkan defleksi tersebut. Biasanya arus
dinyatakan dalam Β΅A dan defleksi dalam mm. Defleksi dapat
dinyatakan bagian skala. Secara matematis :
ππΌ =
π
πΌ
ππ
Β΅π΄
dimana : d= defleksi dalvanometer (mm)
I= arus galvanometer (Β΅A)
2. Sensitivitas Tegangan (Voltage sensitivity)
Sensitivitas tegangan didefenisikan sebagai perbandingan
defleksi galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkannya. Oleh
karena itu:
ππ =
π
π
ππ
ππ
dimana: d= defleksi Galvanometer(mm)
V= Tegangan (mV)
3. Sensitivitas megaohm (megaohm sensitivity)
Tahanan yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer
agar menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan 1V
dimasukkan diparalelkan diabaikan terhadap tahanan yang seri
dengannya. Arus yang dimasukkan praktis sama dengan
1
π
Β΅π΄ dan
menghasilkan defleksi sebesar satu bagian(divisi). Secara numerik,
sentisivitas megaohm sama dengan arus sehingga:
π =
π
πΌ
= ππΌ =
ππ
Β΅π΄
Dimana: d= defleksi galvanometer (mm)
I= arus galvanometer (Β΅A)
(William,1994:60-61).
B. Galvanometer Balistik
Untuk mengukur fluksi magnit digunakan galvanometer balistik,
dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip dβArsonval dan
dirancang khusus untuk pemakaian selama 20-30 sekon dengan kecepatan
tinggi. Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus
4. sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali
berhenti dan gerakan berisolasi.
Jika impuls arus yang singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi
berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik
melalui kumparan. Nilai relatif impuls arus yang diukur dengan/ dalam
defleksi sudut mula-mula yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari
komponen adalah π = πΎ Γ π
Dimana: Q= muatan listrik (Coluomb)
K= Kepekaan Galvanometer (Coloumb/Radian defleksi)
π = defleksi sudut kumparan (Radian)
Harga kepekaan galvanometer(K) dipengaruhi oleh redaman dan besarnya
diperoleh secara eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang
nyata. Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metedo yaitu:
1. Metode kapasitor
2. Metode solenoida
3. Metode induktasi bersama
C. Induksi Elektromagnetik
Terjadinya induksi elektromagnetik ketika kutub utama magnet
digerakkan memasuku kumparan. Jarum galvanometer segera kembali
menunjuk ke nol (tidak menyimpang). Ketika magnet tersebut didiamkan
sejenak didalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan maka jarum
galvanometer akan menyimpang dengan arah berlawanan.
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang
mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul beda potensial ketika magnet
batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang
timbul ini disebut gaya gerak listrikinduksi(ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi perubahan jumlah
garis gaya memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus
yang mengalir) ketika magnet batang diam sejenak maka jarum galvanometer
kembali ke nol. Ketika magnet batang dikeluarkan jadi pengurangan jumlah
garis gaya magnetikyang memotong kumparan (galvanometer menyimpang
dengan arah berlawanan).
5. Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong
kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl
induksi. Arus listrik yang memotong kumparan disebut arus
induksi(jurnal.teknik pomits.2014).
Menurut Fatima,dkk dalam penelitiannya(2014). Pada percobaan
virtual materi faktor-faktor yang mempengaruhi besar ggl induksi yang
dilakukan dengan menggeser scroll untuk mengalirkan air yang berdampak
pada terjadinya pergerakan pada magnet. Kemudian mengatur kekuatan
magnet pada saat percobaan dan kemudian dilakukan dua kali dengan
mengatur ulang kekuatan magnet dengan catatan kekuatan magnet pada saat 2
percobaan berbeda. Bertujuan untuk dapa membandingkan besar arus induksi
yang timbul saat kekuatan magnet divariasikan. Kemudian dengan kekuatan
magnet tetap, scroll box pada aliran air digeser jauh sehingga pergerakan
magnet menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Perbedaan besar arus induksi
yang terjadi dapat dilihat pada penimpangan jarum galvanometer.
Menurut (Halliday,2010:259) ketika kita mengubah fluks magnet yang
melalui kumparan dengan lilitan N. Ggl induksi muncul dalam setiap lilitan
dan total ggl induksi dalam kumparan adalah jumlah dari masing-masing ggl
induksi individu ini. Jika kumparan dililitkan secara rapat (dikemas secara
rapat) sehingga fluks magnet ππ΅ yang sama melaluisemua lilitan. Total ggl
yang diinduksikan dalam kumparan adalah :
π = βπ
πππ΅
ππ‘
Jika dalam suatu ruang terdapat medan magnet, jumlah garis gaya yang
menembus permukaan dengan luas tertentu bisa berbeda-beda, tergantung
pada kuat medan magnet dan sudut antara medan magnet dengan vektor
permukaan. Fluks magnetik didefenisikan sebagai:
π = β« π΅ββββ ππ΄βββββ
= β« π΅ ππ΄ cos π
ππππππ π = π π’ππ’π‘ πππππ ππππ π΅β dan ππ΄βββββ (Mikrajuddin,2006;244).
IV. Alat dan Bahan
1. Galvanometer(basicmeter) dengan batas ukur ππ΄
6. 2. Tahanan 1 buah
3. Tahanan 1 buah
4. Kabel penghubung 10 buah
5. Baterai 1,5V 1 buah
6. Tempat baterai 1 buah
7. Bola lampu senter 1 buah
V. Prosedur Kerja
1. buatlah rangkaian seperti gambar a
2. hitunglah besar arus yang melalui galvanometer(πΌ π) menurut teori
3. selanjunya hubungkan saklar S, kemudian amati besarnya arus yang mengalir
pada galvanometer(πΌ πΊ )
4. hitunglah garga RG
5. untuk rangkaian yang sama, lakukanlah pengukuran berulang sebanyak 5kali
catat data yang dipepoleh pada kolom data
6. buatlah rangkaian seperti pada gambar b
7. hubungkan saklar S. Selanjutnya amati besar arus yang mengalir pada
galvanometer dan amati bola lampu nyala/tidak nyala.
8. Buatlah rangkaian seperti gambar c
9. Carilah besar arus melalui teori yang melaliu galvanometer(πΌ πΊ )
10. Selanjutnya hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada
galvanometer(πΌ πΊ )
11. Untuk rangkian yang sama, lakukan pengukuran berulang sebanyak 5 kali.
Catat data yang diperoleh pada kolom data
12. Buatlah seperti gambar d
13. Hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada galvanometer
serta bola lampu nyala/tidak nyala
7. VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
Untuk π 1= 22 πΎπΊ
No πΌ π πΌ πΊ π πΊ Lampu
1 68. 10β5
A 30. 10β6
A 28. 103 Tidak
2 1,310β4
A 20. 10β6
A 128. 103 Ada
Untuk π 1= 33πΎπΊ
No πΌ π πΌ πΊ π πΊ Lampu
1 4,5. 10β5
A 20. 10β6
A 42. 103 Tidak
2 9. 10β5
A 18. 10β6
A 133. 103 Ada
6.2 Pembahasan
Pada percobaan kali yang berjudul pengukur menggunakan galvanometer
dengan tujuan supaya mampu membuat rangkaian arus DC dalam orde ππ΄.
ο¨ Mampu melakukan pengukuran arus DC dalam orde ππ΄ dengan galvanometer
ο¨ Mampu memelihara galvanometer , dan
ο¨ Dapat menentukan tahanan dalam galvanometer
Kemudian, langkah pertama yang dihasilkan ialah melengkapi alat dan bahan yaitu
galvanometer, Tahanan 22KπΊ dan 33 KπΊ, baterai 1,5V 2 buah, tempat baterai dan bola LED
juga kabel penghubung. Kita lanjutkan menghitung nilai arus teori pada tahanan 22KπΊ. Yaitu
πΌ π=
π
π
8. πΌ π =
1,5π
22.103
πΌ π= 68. 10β5
Kita gunakan tegangan 1,5V karena LED yang kita gunakan ialah warna merah dengan nilai
1,5V. Kita lanjutkan dengan pemgukuran kuat arus pada galvanometer(πΌ πΊ ) pada tahanan
22KπΊ menggunakan rumus : πΌ πΊ =
π ππππ πππ‘π’πππ’π
πππππ ππππ πππ’π
π΅ππ‘ππ π’ππ’π
πΌ πΊ =
30.10β6
500
Γ 500
πΌ πΊ = 3.10β6
A
Kemudian kita lanjutkan pengukuran kuat arus pada tahanan 22KπΊ diserikan dengan LED.
Pertama kita rangkai tahanan dan lampu LED secara seri, kemudian kita ukur arus yang
mengalir pada galvanometer. Dengan mengabaikan nilia hambatan LED, sehungga
πΌ πΊ =
20.10β6
500
Γ 500
πΌ πΊ = 3.10β6
A
Kita lanjutkan menghitung πΌ π dengan πΌ π=
π
π
Dengan tegangan yang kita gunakan ialah 3V karena baterai yang kita gunakan ialah 2 baterai
dengan tegangan 3V. πΌ π =
3
22.10β4=1,310β4
A. Kemudian kita lanjutkan perhitungan nilai dari
hambatan dalam galvanometer, dengan rumus : π πΊ =
πΈβπ (πΌ πΊ )
πΌ πΊ
maka hambatan dalam
galvanometer yaitu: : π πΊ =
1,5β(30.10β6
)22.103
10β6
π πΊ =
1,5 β 66.10β2
3 10β6
π πΊ =28.103
πΊ
Untuk nilai hambatan dalam galvanometer pada percobaan menggunakan lampu LED. Kita
harus menghitung lebih dulu kuat arus yang mengalir pada galvanometer dengan cara :
πΌ πΊ =
π ππππ πππ‘π’πππ’π
πππππ ππππ πππ’π
π΅ππ‘ππ π’ππ’π
πΌ πΊ=
30.10β6
500
Γ500
9. πΌ πΊ=20. 10β6
A
Maka kita bisa hitung nilai hambatan dalam galvanometerdengan rumus: π πΊ =
πΈβπ (πΌ πΊ )
πΌ πΊ
π πΊ =
3 β (20.10β6
)22.103
20. 10β6
π πΊ =
3 β 0,04
20. 10β6
π πΊ = 128πΎπΊ
Pada percobaan ini lampu LED yang digunakan menyala. Dan rangkaian arus DC dapat kami
buat dalam orde ππΊ, lampu LED menyala karena nilai arus pada rangkaian ini berbanding
lueus dengan nilai tegangan yang dipakai dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan.
Karena nilai dari hambatan LED kita abaikan sehingga lampu menyala. Ketika kita
menaikkan besar tegagangan dengan cara menambahkan baterai maka nilai arus yang
mengalir semakin besar, namun tergangan yang digunakan harus sesuai dengan kuatnya LED
terhadap besarnya tegangan. Ketika kita memperhatikan LED maka maka mengakibatkan
LED meledak atau gosong. Tetapi nilai kuat arus secara teori yang dapat kita sama dengan
nilai kuat arus pada galvanometer. Karena dari hambatan galvanometer, sehingga tidak sama
hasilnya. Kemudian kita lanjutkan pada prercobaan kedua dengan menggunakan hambatan
33 πΎπΊ. Klita rangkai tahanan dan galvanometer dengan baterai 1 buah yang nilai
tegangannya 1,5V . kita hitung nilai kuat arus secara teori dengan rumus
πΌ π=
π
π
πΌ π=
1,5π
33πΎπΊ
πΌ π= 4,5. 10β5
A
Kita hitung nilai arus yang mengalir pada galvanometer demngan rumus:
πΌ πΊ=
π ππππ πππ‘π’πππ’π
πππππ ππππ πππ’π
π΅ππ‘ππ π’ππ’π
πΌ πΊ =
18 10β6
500
Γ 500
10. πΌ πΊ =20.10β6
A
Maka kita bisa menghitung nilai hambatan galvanometer dengan rumus:
π πΊ =
πΈβπ (πΌ πΊ )
πΌ πΊ
π πΊ =
3β(20.10β6)22.103
20 .10β6
π πΊ =
3β0,04
20.10β6
π πΊ=128πΎπΊ
Pada percobaan ini lampu LED yang digunakan menyala, dan rangkaian arus secara DC
dapat kami buat dalam orde ππ΄. Lampu LED menyala karena nilai arus pada rangkaian ini
berbanding lurus dengan nilai tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan.
Karena nilai dari lampu LED kita abaikan maka lampu nya menyala. Ketika kita menaikkan
besar tegangan dengan cara menambahkan banyak baterai maka nilai arus yang mengalir
semakin besar, namun tegangan yang digunakan harus sesuai dengan kuatnya LED, jika tidak
akan mengakibatkan LED terbakar. Dan nilai kuat arus secara teori tidak sama dengan nilai
arus pada galvanometer diakibatkan karena adanya tahanan dalam dari galvanometer. Dari
percobaan yang telah dilakukan bisa dilihat bahwa nilai kuat arus yang mengalir berbanding
lurus dengan nilai tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Ketika nilai
tegangan yang dipakaio sebanding dengan nilai kuatnya LED maka lampu akan menyala,
namun ketika nilainya tidak sesuai maka lampu akan terbakar.
11. VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan kami dapat memberikan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Kami mampu membuat rangkaian arus DC dala orde ππ΄ dengan tahanan 22KπΊ
dan 33 KπΊ dengan sumber tegangan dari baterai 1,5Volt
2. Kami mampu maelakukan pengukuran arus DC dalam orde ππ΄ dengan
galvanometer, dengan rumus: πΌ π=
π
π
πΌ πΊ =
π ππππ πππ‘π’πππ’π
πππππ ππππ πππ’π
π΅ππ‘ππ π’ππ’π
3. Kami dapat memelihara galvanometer dengan cara
4. Kami dapat menentukan tahanan dalam Galvanometer. Yaitu
π πΊ =
πΈβπ (πΌ πΊ )
πΌ πΊ
12. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,M.2006.Fisika Dasar.Bandung:ITB.
Cooper,David W. 1994. Instrument Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta:Erlangga.
Fatima.(2015).Jurnal Fisika Indonesia. Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis
Multumedia Interaktif pada Pokok Bhasan Listrik Magnet Terhadap Aktivitas, Persepsi dan
Hasil Belajar. No.53.Vol.18.2015.
Halliday, D dan Resnick.2010. Fisika Dasar Edisi keTujuh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nugroho, Bagus W, dkk.(2014). Jurnal Teknik Pomits. Kajian teknisi Gejala Magnetisasi
pada Linear Generator untuk Alternatif Pembangkit Listrik. No.1.Vol.3.2014
13. IX. Analisis Data
1. Harga kuat arus teori πΌ π=
π
π
2. Harga kuat arus galvanometer πΌ πΊ =
π ππππ πππ‘π’πππ’π
πππππ ππππ πππ’π
π΅ππ‘ππ π’ππ’π
3. Harga tahanan dalam Galvanometer π πΊ =
πΈβπ (πΌ πΊ )
πΌ πΊ
14. X. LAMPIRAN HITUNG
Percobaan pertama untuk hambatan 22 x 103 β¦ atau 22 K β¦
1. Saat tidak menggunakan lampu
a. IT1 =
π
π
IT1 =
1,5 π
22 π₯ 103 β¦
= 0,68 x 10-3 A
b. IG1 =
π ππππ π¦πππ πππ‘π’πππ’π
π ππππ πππ₯πππ’π
π₯ πππ‘ππ π’ππ’π
IG1 =
30 x 10β6
500 x 10β6
π₯ 500 x 10β 6 = 30 x 10-6 A
c. RG1 =
πΈβπ ( πΌπΊ )
IG
RG1 =
1,5 β 22 x 103 ( 30 x 10β6 )
30 x 10β6
RG1 =
0,84
30 x 10β6
= 28000 β¦
2. Saat menggunakan lampu
a) IT1 =
π
π
IT1 =
3 π
22 π₯ 103 β¦
= 0,13 x 10-3 A
b) IG1 =
π ππππ π¦πππ πππ‘π’πππ’π
π ππππ πππ₯πππ’π
π₯ πππ‘ππ π’ππ’π
IG1 =
25 x 10β6
500 x 10β6
π₯ 500 x 10β 6 = 25 x 10-6 A
c) RG1 =
πΈβπ ( πΌπΊ )
IG
15. RG1 =
1,5 β 22 x 103 ( 25 x 10β6 )
25 x 10β6
---------ο Lampu Menyala
RG1 =
0,95
25 x 10β6
= 38000 β¦
Percobaan pertama untuk hambatan 33 x 103 β¦ atau 33 K β¦
1. Saat tidak menggunakan lampu
a. IT1 =
π
π
IT1 =
1,5 π
33 π₯ 103 β¦
= 0,04 x 10-3 A
b. IG1 =
π ππππ π¦πππ πππ‘π’πππ’π
π ππππ πππ₯πππ’π
π₯ πππ‘ππ π’ππ’π
IG1 =
20 x 10β6
500 x 10β6
π₯ 500 x 10β 6 = 20 x 10-6 A
c. RG1 =
πΈβπ ( πΌπΊ )
IG
RG1 =
3 β33 x 103 ( 20 x 10β6 )
20 x 10β6
RG1 =
2,34
20 x 10β6
= 117000 β¦
2. Saat menggunakan lampu
a. IT1 =
π
π
IT1 =
3 π
33 π₯ 103 β¦
= 0,09 x 10-3 A
16. b. IG1 =
π ππππ π¦πππ πππ‘π’πππ’π
π ππππ πππ₯πππ’π
π₯ πππ‘ππ π’ππ’π ---------ο Lampu Menyala
IG1 =
18 x 10β6
500 x 10β6
π₯ 500 x 10β 6 = 18 x 10-6 A
c. RG1 =
πΈβπ ( πΌπΊ )
IG
RG1 =
3 β33 x 103 ( 18 x 10β6 )
20 x 10 β6
RG1 = 1333666,67 β¦
17. XI. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Kenapa bola lampu senter tidak hidup sedangkan jarum galvanometer bergerak
?
Jawab : Menurut saya sesuai dengan P enjelasan yang diberikan kepada kami
lampu senter tidak hidup karena tegangan yang ada pada rangkaian terlalu
besar.
2. Dapatkah galvanometer megukur tegangan ?
Jawab : Iya, galvanometer mampu mengukur kuat arus serta beda potensial yang
relative kecil. Namun, galvanometer juga bisa mengukur arus serta
beda
potensial yang besar jika hambatan eksternal galvanometer
ditambahkan
(pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada
amperemeter
disebut hambatan shurt).
3. Jika galvanometer mengukur arus 100 Β΅A dan hambatan dalamnya ( RG ) = 1500
β¦. Tentukan kemampuan maksimum galvanometer ini untuk mengukur
tegangan.
Jawab :
Diketahui : IG = 100 Β΅A = 100 x 10-6 A = 10-4 A
RG = 1500 β¦
Ditanya : VG = β¦..?
Penyelesaian :
V = I . R
V = 10-4 A . 1500 β¦
V = 15 x 10-2 Volt
18. 4. Buatlah kesimpulan Anda tentang pengukuran Galvanometer ini?
Jawab :
Dapat disimpulkan bahwa galvanometer merupakan alat ukur arus searah ( DC
) atau arus dan tegangan yang relative kecil karena komponen penyusunnya
tidak mendukung.