Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran hambatan menggunakan jembatan Wheatstone. Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur hambatan dengan ketelitian tinggi dengan memperhatikan syarat bahwa potensial di kedua ujung harus sama. Percobaan dilakukan untuk rangkaian seri dan paralel, dan dihitung ketelitiannya masing-masing.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT ALAT UKUR
JEMBATAN WHEATSONE
Disusun Oleh:
SOFIA CHRISTINE SAMOSIR
RSA1C316011
Dosen Pengampuh:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
2. I. Judul : JEMBATAN WHEASTONE
II. Tujuan : 1. memahami konsep kerja jemabatan wheastone.
2. menunjukkan persyaratan-persyaratan yang berlaku pada jembatan wheastone.
3. menghitung besarnya nilai sebuah hambatan denan jembatan wheastone.
III. Landasan Teori
Jembatan wheastone merupakan salah satu model rangkaian hambatan listrik. Contoh
model rangkaian ini dapat dilihat seperti gambar 6.9. rangakain tersebut jadi menarik karena
memliki sifat yang khusus. Sifat itu telah di jelaskan oleh wheastone sehingga di namakan
jembatan wheastone.
Apabila arus listrik yang melalui rangakain di ubah-ubah atau beda potensial di uab-
ubah maka, pada saat potensial di titik c sama dengan potensial di titik D (vcd=0) akan
memenuhi sifat:
βperkalian silang hambatan-hambatan bernilai samaβ.
VcD=0 R1R3=R2.R4
Sifat persamaan di atas dapat dibuktikan melalui eksperimen untuk mengkur
keadaan V0=Vc(VCD=0). Maka hambatan Rs dapat di ganti galvanometer menunujukan nol
atau lampu indikator akan padam.
( Ari Damari,2001: 77)
Prinsip kerja jemabatan wheastone.
3. Prinsip jembatan wheastone di pakai untuk mengukur besar tahanan suatu
penghantar.
Jembatan wheastone terdiri dari 4 tahanan di susun segi empat dan
galvanometer dengan syarat:
A) R1 dan R2 biasanya di ketahui besarnya.
B) R3 tahanan dapat di ukur besarnya sehingga tidak ada arus yang mengalir lewat
rangkaian B-C-G (galvanometer)
C) R2 tahanan yang akan di ukur besarnya. Bila arus yang mengalir lewat G=0, maka:
RXR2=R1R3
RX= R1R3
( sugiyono. 1998. Hal : 125)
Untuk membuktikan perumusan sifat jembatan wheastone dapat di rancang
alat rangkaian alat. Rangakian hambatan menggunakan R1dan R2 dan sebuah resistor yang
nilainya sudah di ketahui. Agar nilai nya dapat di ubah-ubah maka dua hambatan yang alin di
gunakan kawat penghantar. Setiap penghantar akan memiliki hambatan yang sebanding
dengan panjang kawat R-L. Keudian untuk mengetahui keadaan beda potensial di titik C dan
titik D, di pasangalh galvanometer. Galvanometer juga di ganti amperemeter atau lampu
indikator.
Jika posisi kabel titik C(cβ) di geser-geser sehingga galvanometer
menunjukan angka nol, maka pada rangkain iu berlaku perkalian silang yang sama seperti
berikut:
R1RCB=RXRAC
R-L berarti RCB-LC dan Rac-L1, sehingga persamaan di atas dapat di buktikan dengan
menggunakan kesamaan dua perkalian di atas.
( Ari Damari, 2002: hal 46)
Rumus untuk jemabatan wheastone yaitu, R1*R4=R2*R3. Jemabatan
wheastone berguna untuk mengukur hamabtan yang sangat teliti. Jika skalar S di hubungkan
4. dengan menggeser-geser kontak k kita bisa membuat galvanometer angka nolyang di
sebutangka setimabang.
(yohanes surya,2004: hal3)
Jembatan wheastone adalah sebuah metode untuk menyelesaikan perhitungan hamabatan
pengganti pada rangakaian metode yang bisa di pakai yaitu:
R1R3=R2R4
Dengan demikian, kita bisa mendapatkan hambatan penggantinya sebagai
berikut:
R=(R1+R2)( R3+R4)
R1+R2+R3+R4
Namun, jika syarat tidak terpenuhi maka, metode ini tidak bisa di pakai.
( utomo, 2003: hal :6).
Permasalahan yang timbul biasanya adalah bahwa tahanan pengukur
regangan juga berubah oleh perubahan suhu dan oleh karenanya suatu cara untuk
mengkompresikan suhu harus disediakan sedemikian rupa sehungga output jembatan
wheastone benar-benar hanya merupakan fungsi dari regangan. Hal ini dapat di lakukan
dengan memasang sebuah pengikur tegangan palsu pada sisi jembatan wheastone benar-benar
hanya meruapakan fungsi dari regangan. Hal ini dapat di lakuakn denagn memasang sebuah
pengukur teganagan. Salah satu alternatif yang umum di pakai adalah dengan memasang
empat pengukur aktif sebagai sisi jembatan wheastone dan menatanya sedemukian rupa,
sehingga salah satunya pasangan lainnya termampatkan. Hal ini tidak saja menghasilkan
kompensasi suhu namun, juga memberikan perubahan output yang ajuh lebih besar ketika
peregangan di terapkan.
( wiliam burton, 1952. Hal: 88).
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Jemabatan wheastone.
2. Galvanometer.
3. Multimeter digital
5. 4. Power supply
5. Resistor.
6. Potensiometer.
7. Kabel penghubung.
8. Bredboard.
V. PROSEDUR KERJA
1. Susun alat-alat seperti gambar, dengan R adalah resostance box, RX hamabatan
tunggal, hamabatan paralel akan di ukur, (r) adalah power supply DC, RS adalah
rhesistance, g adalah galvanometer.
2. Periksakan rangkaian pada pembimbimng praktikum anda.
3. Geser perlahan-lahan ujung konektor ke kiri atau ke kanan sehingga jarum jam
galvanometer tepat menunjuk nol.
4. Kemudian catat panjang l1 dan l2, serta kuat arus pada amperemeter, catat pula nilai k
yang di gunakan.
5. Ulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan kuat arus yang berbeda sebanyak 5 kali,
dengan kuat arus yang berbeda.
6. Ulangi percobaan masing-masing 5 kali untuk RX yang lain.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1.Hasil
NO RANGKAIAN L1 L2
1 SERI 7,7 cm 7,7 cm
2 PARALEL 5,2 cm 10,2 cm
6.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu percobaan jembatan Wheatstone yang bertujuan untuk
memahami prinsip kerja jembatan wheatstone. Menghitung nilai hambatan menggunakan
jembatan wheatstone. Dan yang terakhir ialah menunjukkna persyaratan-persyaratan yang
berlaku pada jembata whearstone. Adapun alat dan komponen yang kita butuhkan ialah
tahanan geser,galvanometer,multimeter digital, resistor, beberapa kabel penghubung dan
penggaris. Adapun prosedur kerja yang kita lakukan awal yaitu kita menggunakan rangkaian
6. seri dahulu. Langkah kerja kita mulai dari membuat rangkaian secara seri, menggunakan dua
resistor, diamana satu resistor tidak diketahuo nilainya dan resistor kedua, R=120πΊ . kita
hubungkan kabel penghubung dari galvanometer negatif ke lengan tahanan geser dan
positifnya ke tengah rangkaian seri resistor. Penghubung negatif pada resisitor tidak diketahui
dan positif pada resistor tidak diketahui negataf sumber tegangan(6,72Volt), hubungkan pada
negatif tahanan geser dan positifnya pada positif tahanan geser. Kemudian kita putar
galvanometer sampai berada tepat dititik nol. Lalu setelah berada di titik nol kita ukur
panjang lengan L1 dan L2 menggunakan penggaris. Adapun hasil yang kita dapat ialah L1=
7,7cm L2= 7,7cm. Kemudian kita hitung niali rangkaaian seri dengan : Rs= Rx+_R1
Diamana Rx belum diketahui maka kita harus menghitung nilai Rx dengan :
Rx.L2=R1.L1
Rx.7,7=120.7,7
Rx=120 πΊ
Maka, nilai rangkaian Serio ialah
Rs=R1+Rx
Rs=240 πΊ
Setelah kita hitung nilai dari rangkaian seri kita lanjutkan ke nilai pada rangkaian paralel.
Kira rangkai pada rangkaian paralel, sama seperti tadi hanya kita tambahkan satu resistor
dimana R1=120 πΊ kita hitung nilai L1 dan l2 yaitu:
L1= 5,2cm
L2= 10,2 cm
Kemudian kita hitung nilai dari rangkaian paralel, yaitu
1
π ππ₯
=
1
π π₯
+
1
π 2
Maka :
Rpx.L2=R1.L1
Rpx.10,2=120.5,2
7. Rpx=61,17 πΊ
Maka,
1
π ππ₯
=
1
π π₯
+
1
π 2
1
π π₯
=
1
61,17
+
1
120
1
π π₯
=
120 β 61,17
7340,4
Rx= 124,77 πΊ
Setelah kita dapat nilai dari kedua ramngkaian kita hitung ketelitiannya, yaitu:
Pada rangkaian seri
Ketelitian = (1-(
π π₯βπ 1
π 1
)) x 100%
Ketelitian = (1-(
120β120
120
)) x 100%
Ketelitian = 100%
Kita hitung nilai untuk ketelitian pada rangkaian paralel yaitu:
Ketelitian = (1-(
π π₯βπ 1
π 1
)) x 100%
Ketelitian = (1-(
124,77β120
120
)) x 100%
Ketelitian = 96%
Pada percobaan ke-2 atau pada rangkaian paralel kita tidak dapatkan 100%
Karena pada pengukuran L1 dan L2 kita kurang teliti, seharusnya kita dapat Rt=15cm
seharusnya saat membaca hasil dari L1 da L2 kita harus lebih teliti supaya nilai ketelitian
yang kita dapatkan 100%.
8. VII. Kesimpulan
1. Jembatan wheatstone adalah suatu alat pengukur , alat ini digunakan untuk
memperoleh ketelitian dalam pelaksanaan pengukuran terhadap suatu tahanan yang
nilainya relatif kecil.
2. Syarat yang berlaku terhadap jambatan whetstone adalah mengukur arus yang
mengalir pada galvanometer hingga sama dengan nol karena potensial pada kedua
ujungnya sama besar.
3. Jembatan wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3 dimana tahanan yang diketahui
nilainya dengan teliti dan dapat di atur. Serta menghitung Rx dengan menggunakan
rumus :
π π₯ = π 3
π 2
π 1
9. DAFTAR PUSTAKA
Burton, wiliam. 1952. Programable logic controcler(plc) sebuah penghantar Edisi
ketiga. Jakarta: Alfabeta
Damari, ari. 2001.Kupas tuntas fisika SMA kelas 1,2,&3.Jakarta: Wahyu media
Sugiyono.1998.Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung : CV alfabeta
Surya, Yohanes.2009.Listrik dan magnet. Tanggerang: Tim PT. Kendal
Utomo,Pratiadi.2003.Fisika interaktif. Jakarta: gramedia.