Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendidikan dan pelatihan PNS di Indonesia. Terdapat beberapa poin penting yaitu: (1) tujuan dari pendidikan dan pelatihan PNS adalah meningkatkan kompetensi agar dapat melaksanakan tugas secara profesional; (2) terdapat tiga jenis pelatihan yaitu prajabatan, dalam jabatan, dan pascajabatan; (3) widyaiswara memegang peran penting sebagai instruktur pel
Lembaga Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat (selanjutnya disingkat LPPM) merupakan penggabungan dua lembaga yaitu Lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM). Berdasarkan latar belakang sejarahnya LP talah beberapa kali berganti nama mulai dari Lembaga Penyelidikan Pendidikan (LPP) pada tahun 1954, selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 1963 berubah menjadi Balai Latihan Penelitian Pendidikan (BPP) dan pada tahun 1984 berubah nama menjadi Lembaga Penelitian (LP).
Rancangan Aktualisasi Latsar CPNS Provinsi Jawa TengahDisma Ariyanti W
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar dan Peran Kewajiban Aparatur Sipil Negara berjudul "Pembuatan Website Informasi Sekolah di SMA Negeri 2 Grabag Kabupaten Magelang" untuk Guru TIK SMA tahun 2019
Evaluasi Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses untuk menilai suatu jabatan secara sistematis dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan terhadap informasi faktor jabatan untuk menentukan nilai jabatan dan kelas jabatan
pada edisi ini kami ketengahkan beberapa kegiatan Lp3 STT NF selama 2 bulan terakhir, antara lain kerja sama In-house Training di beberapa lembaga pemerintah seperti Ditjen guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Kejaksaan Agung, Badan Bahasa Kemendibud, dan plaza Toyota untuk peningkatan kompetensi SDM di bidang jaringan komputer, dministrasi sistem, desain grafis, database, dan pemrograman mobile.
Berita terbaru di bidang sertifikasi profesi, Lp3 STT NF telah menjalin kerja sama dengan LSp (Lembaga Sertifikasi profesi) Informatika yang dibina oleh Aptikom (Asosiasi pendidikan Tinggi Ilmu Komputer). STT NF menjadi salah satu TUK (Tempat Uji Kompetensi) untuk sertifikasi dosen, mahasiswa, dan profesional IT di bidang programming, networking, IT audit, dan lain-lain.
Lembaga Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat (selanjutnya disingkat LPPM) merupakan penggabungan dua lembaga yaitu Lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM). Berdasarkan latar belakang sejarahnya LP talah beberapa kali berganti nama mulai dari Lembaga Penyelidikan Pendidikan (LPP) pada tahun 1954, selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 1963 berubah menjadi Balai Latihan Penelitian Pendidikan (BPP) dan pada tahun 1984 berubah nama menjadi Lembaga Penelitian (LP).
Rancangan Aktualisasi Latsar CPNS Provinsi Jawa TengahDisma Ariyanti W
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar dan Peran Kewajiban Aparatur Sipil Negara berjudul "Pembuatan Website Informasi Sekolah di SMA Negeri 2 Grabag Kabupaten Magelang" untuk Guru TIK SMA tahun 2019
Evaluasi Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses untuk menilai suatu jabatan secara sistematis dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan terhadap informasi faktor jabatan untuk menentukan nilai jabatan dan kelas jabatan
pada edisi ini kami ketengahkan beberapa kegiatan Lp3 STT NF selama 2 bulan terakhir, antara lain kerja sama In-house Training di beberapa lembaga pemerintah seperti Ditjen guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Kejaksaan Agung, Badan Bahasa Kemendibud, dan plaza Toyota untuk peningkatan kompetensi SDM di bidang jaringan komputer, dministrasi sistem, desain grafis, database, dan pemrograman mobile.
Berita terbaru di bidang sertifikasi profesi, Lp3 STT NF telah menjalin kerja sama dengan LSp (Lembaga Sertifikasi profesi) Informatika yang dibina oleh Aptikom (Asosiasi pendidikan Tinggi Ilmu Komputer). STT NF menjadi salah satu TUK (Tempat Uji Kompetensi) untuk sertifikasi dosen, mahasiswa, dan profesional IT di bidang programming, networking, IT audit, dan lain-lain.
Edisi ini menyajikan laporan menarik dari beberapa kegiatan Lp3 STT NF selama dua bulan terakhir,
yang meliputi kerja sama Inhouse Training dengan Ditjen
guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Kejaksaan
Agung, pusdiklat BpS, pusinfolahta TNI, Dinas kesehatan
Kota Depok, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Depok,
Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan pusat Data
dan Informasi Kementerian pertanian. Semua kegiatan
pelatihan itu untuk peningkatan kompetensi SDM di bidang
keahlian jaringan komputer, keamanan informasi, administrasi sistem, desain grafis, database, dan pemrograman mobile.
Disampaikan pada Diklat Kepemimpinan Tingkat III PKP2A I LAN
Bandung, 3 Maret 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Adm. Negara LAN / Peneliti Ahli Utama
http://inovasi.lan.go.id
Posisi dan peran agama sebagai spirit, energi dan motivasi yang melahirkan ide-ide, gagasan-gagasan dan perilaku budaya bangsa yang berkarakter dan bermartabat, meliputi dan menyentuh seluruh dimensi kehidupan. Di sinilah tugas berat kita sesungguhnya, karena hampir semua persoalan bangsa ini. dapat dihubungkan dengan masalah lemahnya pembinaan mentalitas, rendahnya religiusitas dan moralitas, dan belum memadainya pelayanan keagamaan yang nota bene menjadi tanggungjawab aparatur di lingkungan Departemen Agama
Pembangunan sdm asn dan penyederhanaan birokrasiDr. Zar Rdj
urgensi penerapan konsep the right man on the right place (orang yang benar ada ditempat yang benar) merupakan salah satu tujuan mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang professional. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan tentu wajib hukumnya berdasarkan kompetensi yang dimiliki dengan filosofi “The Right Man on The Right Place/Job” yaitu mendudukan PNS yang tepat pada tempatnya atau jabatan yang tepat pula. Karena menempatkan PNS sesuai kompetensi yang dimiliknya akan mampu melaksanakan tugas dengan baik. Program penataan organisasi dalam lingkup instansi pemerintah, termasuk penempatan PNS dalam jabatan struktural pada esensinya merupakan bagian integral dari upaya reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan ‘good govermance’ dan ‘clean government’ di suatu pemerintahan, yang bertumpu pada reformasi organisasi, sumber daya manusia dan manajemen birokrasi.
addtional ref:
http://pusbangasn.bkn.go.id/potret-the-right-man-on-the-right-place-dalam-sorotan/
Governance is about strengthening service delivery performance and responsiveness. In turn, better service delivery will make governance tangible and desirable, for government and the citizen. To increase service delivery, public sector need to implement innovation.
Budget reform in Indonesia since 2003 has fundamentally changed the government's budget structure. From line items to performance-based budgets. The presentation also changed from T-account to I-account.
In the context of the Economic System, Indonesia has a specialty, as mandated by the 1945 Constitution. The founders of Indonesia expressly stated that the Indonesian economic system is a system based on the People's Economy. This means, the Indonesian Economic System is different from the economic system implemented in other countries.
The Indonesian Economic System mandates that the economic pace must be carried out by the Three Pillars, namely; (1) State, through State Owned Enterprises, (2) Private, through Companies, and (3) People, through Cooperatives. In fact, the pillars of the Indonesian economy proclaimed by the Founders of the Nation have been adopted in the Global Governance Paradigm. This means that we must be grateful to have National Founders who are very visionary.
Along the way, it has been proven that the various economic crises that hit the world had very minimal negative impacts on the Indonesian economy. Why is that, because Indonesia has resilience from the Three Pillars of economic actors.
What is surprising is that in times of crisis, the Pillars that are resilient and still exist are Cooperatives and Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs).
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
3. PENGEMBANGAN KOMPETENSI SEBAGAI
HAK PEGAWAI ASN
2. SEMINAR
3. KURSUS
5. PRAKTIK KERJA
DI INSTANSI PUSAT
DAN DAERAH
SELAMA 1 TAHUN
4. PENATARAN
1. PENDIDIKAN
DAN LATIHAN
6. PERTUKARAN
PNS DAN
SWASTA
INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN
RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI &
TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN
TAHUNAN INSTANSI
4. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PNS
PROSES TRANSFORMASI KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA APARATUR NEGARA, YANG
MENYENTUH DIMENSI-DIMENSI:
1. SPIRITUAL
2. INTELEKTUAL
3. MENTAL
4. FISIK
5. DASAR HUKUM
1. UU No 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
2. PP No 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
3. PERATURAN MENPAN DAN RB No 22 TAHUN 2014 TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA
KREDITNYA
4. PERATURAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS No 3 TAHUN
2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT
FUNGSIONAL PERENCANA
6. TUJUAN DIKLAT
A. MENINGKATKAN PENGETAHUAN, KEAHLIAN,
KETRAMPILAN DAN SIKAP PNS UNTUK DAPAT
MELAKSANAKAN TUGAS JABATAN SECARA
PROFESIONAL DENGAN DILANDASI KEPRIBADIAN DAN
ETIKA PNS SESUAI KEBUTUHAN INSTANSINYA
B. MENCIPTAKAN APARATUR YANG MAMPU BERPERAN
SEBAGAI PEMBAHARU DAN PEREKAT PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA.
C. MEMANTAPKAN SIKAP DAN SEMANGAT PENGABDIAN
YANG BERORIENTASI PADA PELAYANAN, PENGAYOMAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
D. MENCIPTAKAN KESAMAAN VISI DAN DINAMIKA POLA
PIKIR DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PEMERINTAHAN
UMUM DAN PEMBANGUNAN DEMI TERWUJUDNYA
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK.
7. INSTANSI PENGENDALI DAN
PEMBINA DIKLAT
1. INSTANSI PENGENDALI ADALAH BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA YANG SECARA FUNGSIONAL BERTANGGUNG
JAWAB ATAS:
- PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN STANDAR
KOMPETENSI JABATAN
- PENGENDALIAN PEMANFAATAN LULUSAN DIKLAT.
2. INSTANSI PEMBINA ADALAH LEMBAGA ADMINISTRASI
NEGARA YANG SECARA FUNGSIONAL BERTANGGUNG
JAWAB ATAS:
- PENGATURAN,
- KOORDINASI,
- PENYELENGGARAAN DIKLAT.
9. DIKLAT PRAJABATAN
UNTUK MEMBERIKAN PENGETAHUAN DALAM RANGKA
PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN,
KEPRIBADIAN DAN ETIKA PNS, DISAMPING
PENGETAHUAN DASAR TENTANG SISTEM
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA, BIDANG
TUGAS, DAN BUDAYA ORGANISASINYA AGAR MAMPU
MELAKSANAKAN TUGAS DAN PERANNYA SEBAGAI
PELAYAN MASYARAKAT
MERUPAKAN SYARAT PENGANGKATAN CPNS MENJADI
PNS
1.DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN I
2.DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN II
3.DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III
10. DIKLAT DALAM JABATAN
UNTUK MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN,
KETRAMPILAN, DAN SIKAP PNS AGAR DAPAT
MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PEMERINTAHAN DAN
PEMBANGUNAN DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
1. DIKLAT KEPEMIMPINAN (DIKLATPIM)
2. DIKLAT FUNGSIONAL
3. DIKLAT TEKNIS
11. 1. DIKLAT KEPEMIMPINAN
(DIKLATPIM)
UNTUK MENCAPAI PERSYARATAN KOMPETENSI
KEPEMIMPINAN APARATUR PEMERINTAH YANG SESUAI
DENGAN JENJANG JABATAN STRUKTURAL
1. DIKLATPIM TINGKAT IV, UNTUK JABATAN
STRUKTURAL ESELON IV
2. DIKLATPIM TINGKAT III, UNTUK JABATAN
STRUKTURAL ESELON III
3. DIKLATPIM TINGKAT II, UNTUK JABATAN STRUKTURAL
ESELON II
4. DIKLATPIM TINGKAT I, UNTUK JABATAN STRUKTURAL
ESELON I
12. 2. DIKLAT FUNGSIONAL
UNTUK MENCAPAI PERSYARATAN KOMPETENSI YANG
SESUAI DENGAN JENIS DAN JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL MASING-MASING
3. DIKLAT TEKNIS
UNTUK MENCAPAI PERSYARATAN KOMPETENSI TEKNIS
YANG DIPERLUKAN UNTUK PELAKSANAAN TUGAS PNS
13. LEMBAGA PENYELENGGARA
1. DIKLATPIM I
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2. DIKLATPIM II, III, DAN IV
LEMBAGA DIKLAT PEMERINTAH YANG TELAH
TERAKREDITASI
3. PRAJABATAN
LEMBAGA DIKLAT PEMERINTAH YANG TELAH
TERAKREDITASI
4. DIKLAT TEKNIS
LEMBAGA DIKLAT YANG TERAKREDITASI
5. DIKLAT FUNGSIONAL
LEMBAGA DIKLAT YANG TERAKREDITASI
14. TERDIRI DARI:
1. WIDYAISWARA
2. PENGELOLA LEMBAGA DIKLAT PEMERINTAH
3. TENAGA KEDIKLATAN LAINNYA.
(BUKAN WIDYAISWARA, BUKAN PENGELOLA LEMBAGA DIKLAT
PEMERINTAH TETAPI KARENA KEAHLIAN, KEMAMPUAN, ATAU
KEDUDUKANNYA DIIKUTSERTAKAN DALAM KEGIATAN PENCAPAIAN
TUJUAN DIKLAT)
TENAGA KEDIKLATAN
15. WIDYAISWARA
WIDYAISWARA ADALAH PNS YANG DIANGKAT SEBAGAI
PEJABAT FUNGSIONAL DENGAN TUGAS, TANGGUNG JAWAB,
WEWENANG, DAN HAK UNTUK MELAKUKAN PENDIDIKAN,
PENGAJARAN DAN PELATIHAN (DIKJARTIH) PNS, EVALUASI
DAN PENGEMBANGAN DIKLAT PADA LEMBAGA DIKLAT
PEMERINTAH.
16. UNSUR KEGIATAN JABATAN
FUNGSIONAL WIDYAISWARA
UNSUR
KEGIATAN
2. PENUNJANG
KEGIATAN YANG MENUNJANG TUGAS POKOK WI
(DIKJARTIH DAN EVALUASI-PENGEMBANGAN DIKLAT)
1. UTAMA
PENDIDIKAN (YBS)
PELAKSANAAN DIKJARTIH PNS
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN DIKLAT
PENGEMBANGAN PROFESI
17. 1. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PERENCANA (SEMUA JENJANG)
2. PELATIHAN TEKNIS SUBSTANSI DAN PROSES
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
3. BIMBINGAN TEKNIS SUBSTANSI DAN PROSES
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DIKJARTIH DALAM LINGKUP
BAPPENAS