SlideShare a Scribd company logo
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN SPIP
SUB UNSUR
PENYUSUNAN DAN PENERAPAN
KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG
PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
(1.6)
NOMOR : PER-1326/K/LB/2009
TANGGAL : 7 DESEMBER 2009
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia i
KATA PENGANTAR
Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan
pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan
salah satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas
sistem pengendalian intern, yang menjadi tanggung jawab menteri/
pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, sebagai
penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing-
masing.
Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan
tanggung jawab BPKP tersebut meliputi:
1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2. sosialisasi SPIP;
3. pendidikan dan pelatihan SPIP;
4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan
5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern
pemerintah.
Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka penerapan
unsur-unsur SPIP, yaitu:
1. lingkungan pengendalian;
2. penilaian risiko;
3. kegiatan pengendalian;
4. informasi dan komunikasi; dan
5. pemantauan pengendalian intern.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia ii
Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan SPIP,
BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan
SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedoman tentang hal-hal apa
saja yang perlu dibangun dan dilaksanakan dalam rangka
penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman tersebut dijabarkan
ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan masing-masing sub
unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur ini merupakan
acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam
penyelenggaraan sub unsur SPIP.
“Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP Sub Unsur
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan Sumber Daya Manusia” pada unsur Lingkungan
Pengendalian merupakan acuan yang memberikan arah bagi
instansi pemerintah pusat dan daerah dalam menyelenggarakan
sub unsur tersebut. Dalam penerapannya, pedoman ini hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik masing-masing instansi, yang
meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut.
Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat
diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.
Jakarta, Desember 2009
Plt. Kepala,
Kuswono Soeseno
NIP 19500910 197511 1 001
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................... 1
B. Sistematika Pedoman ............................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Pengertian ............................................................... 5
B. Tujuan dan Manfaat ................................................. 6
C. Peraturan Perundang-undangan Terkait .................. 7
D. Parameter Penerapan ............................................... 9
BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
A. Tahap Persiapan ...................................................... 12
B. Tahap Pelaksanaan .................................................. 16
C. Tahap Pelaporan ....................................................... 22
BAB IVPENUTUP
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia iv
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),
para menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota
diwajibkan melakukan pengendalian atas penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan. Pengendalian atas penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan tersebut dilaksanakan dengan
berpedoman pada sistem pengendalian intern pemerintah,
sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah tersebut.
Unsur lingkungan pengendalian merupakan unsur pertama
dan fondasi bagi unsur-unsur pengendalian lainnya, karena
lingkungan pengendalian memengaruhi keseluruhan organisasi
dan individu dalam organisasi dalam melakukan aktivitas dan
melaksanakan tanggung jawab atas pengendalian yang menjadi
bagiannya. Efektivitas lingkungan pengendalian sangat
memengaruhi efektivitas pengendalian intern secara
keseluruhan.
Salah satu sub unsur dalam lingkungan pengendalian
yang penting untuk dilaksanakan adalah Penyusunan dan
Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber
Daya Manusia. Sub unsur ini sangat penting bagi instansi
pemerintah untuk terwujudnya penerapan kebijakan manajemen
dan praktik pembinaan SDM yang sehat, serta sistem supervisi
kepegawaian yang memadai, sehingga memungkinkan untuk
memperoleh pegawai sesuai dengan yang dipersyaratkan
organisasi.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 2
Agar sistem pengendalian intern dapat terselenggara dengan
baik, diperlukan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP. Sesuai
dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan telah
menyusun pedoman teknis dimaksud. Pedoman tersebut
merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja yang harus
dibangun dan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan SPIP.
Selanjutnya, pedoman tersebut dijabarkan ke dalam pedoman
teknis penyelenggaraan masing-masing sub unsur pengendalian.
Buku ini merupakan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP
sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat
tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia pada unsur
Lingkungan Pengendalian, yang merupakan penjabaran Pedoman
Teknis Penyelenggaraan SPIP. Namun demikian, dalam
penggunaan pedoman ini, agar memerhatikan pedoman teknis sub
unsur Pembinaan Sumber Daya Manusia pada unsur Kegiatan
Pengendalian. Dalam pedoman ini, penekanan lebih dititikberatkan
kepada pembangunan “atmosfir” yang kondusif, yang mendorong
terimplementasinya sistem pengendalian intern secara efektif,
terutama yang terkait dengan aspek Pembinaan Sumber Daya
Manusia.
Pedoman ini disusun dengan tujuan agar tersedia standar
acuan yang memberi arah bagi instansi pemerintah pusat dan
daerah dalam menyelenggarakan sistem pengendalian intern pada
sub unsur Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat
tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia. Dalam penerapannya,
pedoman ini dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing instansi, yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan
kompleksitas instansi tersebut. Selanjutnya, perlu dilakukan
evaluasi secara berkala terhadap efektivitas penyelenggaraannya.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 3
B. Sistematika Pedoman
Sistematika penyajian Pedoman Teknis Penyusunan dan
Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber
Daya Manusia ini sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang perlunya pedoman,
hubungan dengan pedoman sebelumnya, tujuan dan
ruang lingkup pedoman, serta sistematika pedoman.
Bab II Gambaran Umum
Bab ini menguraikan pengertian, maksud, tujuan dan
manfaat, peraturan terkait yang berlaku, serta parameter
penerapannya.
Bab III Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Bab ini menguraikan langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan dalam menerapkan sub unsur Penyusunan
dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan Sumber Daya Manusia, yang terdiri dari
tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan.
Bab IV Penutup
Bab ini merupakan penutup, yang berisi penekanan
kembali hal-hal penting yang perlu diperhatikan, dan
penjelasan atas penggunaan pedoman ini.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 4
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 5
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan dapat
berarti:
1. rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak mengenai pemerintahan,
organisasi, dan sebagainya;
2. pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai
garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai
sasaran;
3. garis haluan.
Wikipedia mendefinisikan sumber daya manusia sebagai
“potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif,
yang mampu mengelola dirinya sendiri, serta seluruh potensi
yang terkandung di alam, menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.”
Dengan demikian, penyusunan dan penerapan kebijakan
yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia dapat
diartikan sebagai suatu rangkaian konsep beserta
pelaksanaannya secara nyata tentang bagaimana mengatur
potensi yang dimiliki oleh individu dalam organisasi, untuk dapat
digunakan secara maksimal mencapai tujuan organisasi.
Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia dilaksanakan dengan
memerhatikan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 6
1. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai
dengan pemberhentian pegawai, antara lain terkait dengan
penetapan formasi, pola rekrutmen, program orientasi atau
pelatihan prajabatan, pendidikan dan pelatihan, evaluasi,
konseling, promosi, kompensasi/ penggajian, tindakan
koreksi terhadap pegawai/penegakan disiplin, dan
pemberhentian pegawai;
2. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses
rekrutmen;
3. Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai, untuk
memastikan bahwa pegawai instansi pemerintah
menjalankan tugas kewajibannya sesuai dengan standar
mutu dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang
Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia bersama-
sama dengan sub unsur lainnya dalam unsur Lingkungan
Pengendalian menentukan efektivitas pengendalian intern
secara keseluruhan karena lingkungan pengendalian
menciptakan “atmosfir” yang memengaruhi keseluruhan
organisasi dan individu dalam organisasi dalam melakukan
aktivitas dan melaksanakan tanggung jawab atas pengendalian
yang menjadi bagiannya.
B. Tujuan dan Manfaat
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diselenggarakan
dengan tujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi, melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 7
Setiap unsur dan sub unsur pengendalian harus ditujukan untuk
hal yang sama. Dengan demikian, efektivitas penyelenggaraan
unsur dan sub unsur pengendalian ikut menentukan efektivitas
pencapaian tujuan organisasi.
Penyelenggaraan sub unsur Penyusunan dan Penerapan
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia ditujukan bagi terwujudnya penerapan kebijakan
manajemen dan praktik pembinaan SDM yang sehat, sejak
tahap rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai, serta
terwujudnya penerapan sistem supervisi kepegawaian yang
memadai, yang memungkinkan memperoleh pegawai dengan
pengetahuan dan kompetensi, serta memiliki integritas dan etika
yang dipersyaratkan untuk dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi, pada saat
kini maupun pada masa yang akan datang.
C. Peraturan Perundang-undangan Terkait
Penetapan kebijakan dan prosedur yang dimulai dari
tahapan penetapan formasi, rekrutmen, sampai dengan
pemberhentian pegawai, sebagaimana diuraikan di atas harus
mengacu dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin PNS;
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 8
3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1979 tentang Pemberhentian PNS;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang
Jabatan Fungsional PNS;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
PNS;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang
Formasi PNS dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS dan PP Nomor 11 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun
2000 tentang Pengadaan PNS;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang
Kenaikan Pangkat PNS dan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural dan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural;
10.Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS;
11.Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS;
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 9
12.Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang
Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS;
13.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Tunjangan Jabatan Struktural;
14.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Tunjangan Umum bagi PNS;
15.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kesembilan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS;
16.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Kep/61/M.PAN/6/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Jabatan;
17.Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
43/KEP/2001 tentang Standar Kompetensi Jabatan
Struktural.
D. Parameter Penerapan
Parameter penerapan sub unsur Penyusunan dan
Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
sebagai cerminan bahwa sub unsur tersebut telah
diselenggarakan meliputi:
1. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai
dengan pemberhentian pegawai. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. pimpinan instansi pemerintah mengomunikasikan kepada
pengelola pegawai mengenai kompetensi pegawai baru
yang diperlukan atau berperan serta dalam proses
penerimaan pegawai;
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 10
b. instansi pemerintah sudah memiliki standar atau kriteria
rekrutmen dengan penekanan pada pendidikan,
pengalaman, prestasi, dan perilaku etika;
c. uraian dan persyaratan jabatan sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang;
d. terdapat program orientasi bagi pegawai baru dan
program pelatihan berkesinambungan untuk semua
pegawai;
e. promosi, remunerasi, dan pemindahan pegawai
didasarkan pada penilaian kinerja;
f. penilaian kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran
dalam rencana strategis Instansi Pemerintah
bersangkutan;
g. nilai integritas dan etika, termasuk kriteria dalam penilaian
kinerja;
h. pegawai diberikan umpan balik dan pembimbingan untuk
meningkatkan kinerja serta diberikan saran perbaikan;
i. sanksi disiplin atau tindakan pembimbingan diberikan atas
pelanggaran kebijakan atau kode etik;
j. pemberhentian pegawai dilakukan sesuai dengan
ketentuan perundang- undangan.
2. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses
rekrutmen. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. calon pegawai yang sering berpindah pekerjaan diberi
perhatian khusus;
b. standar penerimaan pegawai harus mensyaratkan adanya
investigasi atas catatan kriminal calon pegawai;
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 11
c. referensi dan atasan calon pegawai di tempat kerja
sebelumnya harus dikonfirmasi;
d. ijazah pendidikan dan sertifikasi profesi harus
dikonfirmasi.
3. Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan instansi pemerintah memberikan panduan,
penilaian, dan pelatihan di tempat kerja kepada pegawai
untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan,
mengurangi kesalahpahaman, serta mendorong
berkurangnya tindakan pelanggaran.
b. Pimpinan instansi pemerintah memastikan bahwa
pegawai memahami dengan baik tugas, tanggung jawab,
dan harapan pimpinan instansi pemerintah.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 12
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 13
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan SPIP pada suatu instansi pemerintah
ditempuh melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, merupakan tahap awal penyelenggaraan, yang
ditujukan untuk menyiapkan peraturan, sumber daya manusia,
dan rencana penyelenggaraan, memberikan pemahaman atau
kesadaran yang lebih baik, serta pemetaan kebutuhan
penerapan.
2. Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas hasil
pemetaan, yang meliputi pembangunan infrastruktur dan
internalisasi, serta upaya pengembangan berkelanjutan.
3. Tahap Pelaporan, merupakan tahap pelaporan kegiatan.
Dalam pelaksanaannya, tahapan berikut langkah-langkahnya
dapat dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan
penyelenggaraan unsur/sub unsur lainnya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah nyata yang perlu
dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan Penyusunan dan
Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia di setiap tahapan.
A. Tahap Persiapan
1. Penyiapan Peraturan, SDM, dan Rencana
Penyelenggaraan
Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan
pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah. Berdasarkan peraturan
penyelenggaraan SPIP, selanjutnya instansi pemerintah
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 14
membuat rencana penyelenggaraan, yang antara lain
memuat:
a. Jadwal pelaksanaan kegiatan;
b. Waktu yang dibutuhkan;
c. Dana yang dibutuhkan; dan
d. Pihak-pihak yang terlibat.
Berdasarkan peraturan tersebut, perlu dibentuk Satuan
Tugas Penyelenggaraan SPIP, yang diberi tugas mengawal
pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, termasuk penerapan
kebijakan dan praktik pembinaan sumber daya manusia.
Satgas tersebut terlebih dahulu diberi pelatihan tentang SPIP,
khususnya sub unsur terkait, agar dapat menyelenggarakan
sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang
Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia.
2. Pemahaman (Knowing)
Tahapan pemahaman dan penyamaan persepsi
meliputi langkah-langkah minimal sebagai berikut:
a. Pemberian pemahaman kepada seluruh pegawai
mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
secara umum. Pada tahapan ini, perlu dibangun
kesadaran mengenai manfaat dan peran penting
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat
tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia, dalam
mewujudkan lingkungan pengendalian. Tahapan ini
ditujukan juga untuk memberikan pemahaman kepada
seluruh individu dalam organisasi mengenai peran dan
tanggung jawab mereka dalam proses pengendalian.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 15
Pemberian pemahaman dan penyamaan persepsi dapat
dilakukan melalui metode, antara lain:
1) tatap muka;
2) penggunaan situs jaringan (website) penyampaian
informasi;
3) penyampaian dengan menggunakan multimedia
interaktif;
4) penyampaian yang menggunakan majalah atau buku
saku;
5) penyampaian dengan penggunaan saluran komunikasi
yang umum; dan
6) pemberian akses ke jaringan informasi (network),
dengan menggunakan password.
b. Pemberian pemahaman kepada para pegawai terkait
mengenai langkah-langkah yang akan dilaksanakan
Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP (pada Instansi
pemerintah), yang diberi tugas mengawal pelaksanaan
penyelenggaraan sub unsur Penyusunan dan Penerapan
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia.
3. Pemetaan (Mapping)
Setelah terbentuk pemahaman yang utuh, instansi
pemerintah perlu melakukan pemetaan sistem pengendalian
intern yang telah ada. Dengan pemetaan ini, akan diketahui
kondisi apa saja yang memerlukan perbaikan (area for
improvement) agar SPIP yang diharapkan dapat terbangun
secara utuh.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 16
Pemetaan atas penyelenggaraan pengendalian intern
sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang
Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia, yang
merupakan bagian dari pemetaan atas SPIP, dilakukan untuk
mengetahui antara lain:
1) kebijakan dan prosedur yang melandasi Penyusunan dan
Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan
Sumber Daya Manusia telah dimiliki oleh instansi
pemerintah;
2) peraturan/kebijakan yang ada tersebut, telah sesuai
dengan peraturan/kebijakan yang lebih tinggi;
3) instansi pemerintah memiliki prosedur operasi baku atau
standard operating procedure (SOP) untuk menjalankan
peraturan/kebijakan dimaksud;
4) SOP atau pedoman dimaksud, telah sesuai dengan
peraturan yang ada dan atau yang akan dibangun;
5) SOP atau pedoman tersebut telah dipraktikkan dan
didokumentasikan dengan baik.
Pemetaan sub unsur Penyusunan dan Penerapan
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia harus meliputi hal-hal mengenai penetapan formasi,
pola rekrutmen, program orientasi atau pelatihan prajabatan,
pendidikan dan pelatihan, evaluasi, konseling, promosi,
kompensasi/penggajian, tindakan koreksi terhadap pegawai/
penegakan disiplin, dan pemberhentian pegawai.
Hasil pemetaan tentunya dapat untuk mengetahui
infrastruktur apa saja yang masih perlu dibangun atau
diperbaiki (area of improvement). Pembangunan infrastruktur
dilaksanakan berdasarkan hasil pemetaan, dengan
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 17
menyusun kebijakan dan prosedur yang harus dilaksanakan,
untuk memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan instansi
pemerintah guna mengurangi risiko, yang telah teridentifikasi
selama proses penilaian risiko.
B. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini terdiri dari membangun infrastruktur
(norming), internalisasi (forming), dan pengembangan
berkelanjutan (performing).
1. Pembangunan Infrastuktur (Norming)
Berdasarkan hasil pemetaan, parameter penerapan
yang perlu ada, dan peraturan terkait, infrastruktur apa saja
yang perlu dibangun (area of improvement) dapat diketahui.
Pembangunan infrastruktur dilaksanakan melalui
penyusunan kebijakan dan prosedur, dengan tujuan untuk
menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku postif dan kondusif bagi
penyelenggaraan sistem pengendalian intern. Perilaku positif
dan kondusif yang dimaksud dalam sub unsur ini adalah
perilaku yang terkait dengan Penyusunan dan Penerapan
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia.
Kebijakan dan prosedur yang diperlukan dalam rangka
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut:
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 18
a. Kebijakan dan prosedur sejak tahap rekrutmen sampai
dengan pemberhentian pegawai, meliputi:
1) Kebijakan tentang keharusan bagian yang terkait
dengan pembinaan/pengembangan SDM untuk
membuat rencana formasi dan kebutuhan pegawai
di masa yang akan datang, berdasarkan analisis
kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan
jabatan yang tersedia.
2) Standar atau kriteria rekrutmen, dengan penekanan
pada pendidikan, pengalaman, prestasi, dan perilaku
etika, meliputi:
a) Prosedur baku pelaksanaan penerimaan pegawai
baru. Prosedur baku harus telah mengatur etika
pelaksanaan penerimaan pegawai baru;
b) Persyaratan kompetensi pegawai baru untuk setiap
jabatan, yang meliputi persyaratan pendidikan,
pengalaman, prestasi, dan perilaku etika.
3) Uraian dan persyaratan jabatan sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
4) Kebijakan tentang program orientasi bagi pegawai
baru dan program pelatihan berkesinambungan untuk
semua pegawai, meliputi:
a) Kebijakan tentang keharusan bagian yang terkait
dengan pembinaan/pengembangan SDM untuk
menjalankan program orientasi bagi seluruh
pegawai baru, yang mencakup pengenalan
organisasi, kebijakan dan aturan instansi, pegawai
lain yang terkait, remunerasi, serta tugas-tugas
jabatan;
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 19
b) Kebijakan tentang keharusan bagian yang terkait
dengan pembinaan/pengembangan SDM untuk
membuat rencana pelatihan dan pengembangan
pegawai, sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
individu pegawai, serta menilai keberhasilan
program pelatihan dan pengembangan pegawai.
5) Kebijakan tentang promosi, remunerasi, dan pemindahan
pegawai yang didasarkan pada penilaian kinerja.
6) Kebijakan tentang penilaian kinerja pegawai yang
didasarkan pada tujuan dan sasaran dalam rencana
strategis instansi, serta nilai integritas dan etika,
meliputi antara lain:
a) Pedoman tata cara penilaian kinerja pegawai;
b) Kebijakan tentang keharusan atasan langsung
melakukan evaluasi terhadap kinerja setiap
pegawai bawahan secara berkesinambungan dan
menyampaikan umpan balik hasil evaluasi kinerja
kepada pegawai yang bersangkutan.
7) Kebijakan tentang sanksi disiplin atau tindakan
pembimbingan atas pelanggaran kebijakan atau kode
etik, meliputi antara lain:
a) Aturan instansi tentang disiplin, yang mengatur
tentang kewajiban, larangan, serta kode etik dan
aturan perilaku;
b) Aturan instansi tentang tindakan atas setiap
pelanggaran disiplin.
8) Aturan mengenai pemberhentian pegawai, yang
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, yang meliputi syarat-syarat dan prosedur
pemberhentian.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 20
b. Kebijakan dan prosedur tentang penelusuran latar
belakang calon pegawai. Kebijakan dan prosedur harus
mencakup:
1) keharusan melakukan reviu terhadap catatan
pengalaman kerja calon pegawai;
2) keharusan adanya investigasi atas catatan kriminal
calon pegawai;
3) keharusan melakukan konfirmasi atas referensi dan
atasan calon pegawai di tempat kerja sebelumnya;
4) keharusan konfirmasi terhadap ijazah pendidikan dan
sertifikasi profesi calon pegawai.
c. Kebijakan supervisi periodik yang memadai terhadap
pegawai:
1) untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan,
mengurangi kesalahpahaman, serta mendorong
berkurangnya tindakan pelanggaran;
2) untuk memastikan bahwa pegawai memahami dengan
baik tugas, tanggung jawab, dan harapan pimpinan
instansi pemerintah.
2. Internalisasi (Forming)
Tahap internalisasi adalah suatu proses untuk
mewujudkan infrastruktur menjadi bagian dari kegiatan
operasional sehari-hari. Perwujudannya dapat tercermin
dalam hal seberapa jauh proses internalisasi memengaruhi
pimpinan instansi pemerintah dalam pengambilan keputusan,
dan memengaruhi perilaku para pegawai dalam
melaksanakan kegiatan.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 21
Kegiatan internalisasi dalam sub unsur ini bertujuan
membangun kesadaran agar:
a. pimpinan instansi pemerintah menyusun dan
menerapkan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
sumber daya manusia, sekurang-kurangnya dalam hal
sebagai berikut:
1) penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen
sampai dengan pemberhentian pegawai;
2) penelusuran latar belakang calon pegawai dalam
proses rekrutmen;
3) supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
b. para pegawai mematuhi kebijakan dan prosedur terkait
dengan pembinaan sumber daya manusia.
Langkah-langkah internalisasi untuk membangun
kesadaran dalam rangka Penyusunan dan Penerapan
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pimpinan instansi pemerintah memberikan keteladanan
Pimpinan instansi pemerintah memberikan keteladanan
dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, terkait dengan
kebijakan pembinaan sumber daya manusia, antara lain:
1) Penerimaan pegawai baru didasarkan pada
kompetensi yang diperlukan, serta standar dan kriteria
rekrutmen;
2) Promosi, remunerasi, dan pemindahan pegawai
didasarkan pada penilaian kinerja;
b. Pimpinan instansi memberikan arahan,
mengomunikasikan kebijakan, tujuan, serta target yang
ingin dicapai, melalui surat menyurat, diskusi, dan rapat;
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 22
c. Bagian yang terkait dengan pembinaan/pengembangan
SDM menuangkan syarat kompetensi yang diminta
pimpinan ke dalam dokumen persyaratan kompetensi
bagi penerimaan pegawai baru;
d. Pimpinan instansi segera mengomunikasikan setiap
perubahan kebijakan atau adanya kebijakan baru kepada
seluruh pegawai;
e. Menjalankan program orientasi bagi pegawai baru, yang
mencakup pengenalan organisasi, kebijakan dan aturan
instansi, pegawai lain yang terkait, remunerasi, dan tugas-
tugas jabatan;
f. Menjalankan program pelatihan berkesinambungan untuk
semua pegawai;
g. Melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan program
pelatihan dan pengembangan pegawai dalam mencapai
sasaran yang diinginkan;
h. Menindaklanjuti hasil evaluasi;
i. Mengenakan sanksi disiplin atau tindakan pembimbingan
atas pelanggaran kebijakan atau kode etik;
j. Pegawai memberikan umpan balik atas pelanggaran
kebijakan dan prosedur pembinaan pegawai;
k. Membangun saluran komunikasi untuk menyampaikan
umpan balik dari para pegawai.
3. Pengembangan Berkelanjutan (Performing)
Penyelenggaraan pengendalian intern perlu selalu
dipantau dan dievaluasi secara terus menerus untuk dapat
mengetahui apakah pengendalian intern tersebut telah
terselenggara dengan baik, sesuai dengan harapan atau
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 23
masih memerlukan perbaikan. Pemantauan dibutuhkan
karena lingkungan intern maupun ekstern organisasi selalu
berubah, sehingga pengendalian intern pun perlu selalu
disesuaikan dengan perubahan. Dengan demikian, sistem
pengendalian intern akan memerlukan pengembangan yang
berkelanjutan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam
pengembangan berkelanjutan atas penyelenggaraan sub
unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat
tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia minimal sebagai
berikut:
a. Setiap langkah dalam pembangunan/penyelenggaraan
pengendalian intern didokumentasikan untuk
memudahkan penelusuran kembali;
b. Penyelenggaraan pengendalian intern dipantau secara
terus menerus;
c. Secara periodik, efektivitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern dievaluasi;
d. Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, area-area
yang memerlukan perbaikan diidentifikasi dan dijadikan
umpan balik bagi pengembangan dan peningkatan sistem
pengendalian intern lebih lanjut.
C. Tahap Pelaporan
Setelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh kegiatan
penyelenggaraan sub unsur perlu didokumentasikan.
Pendokumentasian ini merupakan satu kesatuan (bagian yang
tidak terpisahkan) dari kegiatan pelaporan berkala dan tahunan
penyelenggaraan SPIP. Pendokumentasian dimaksud meliputi:
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 24
1. Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari:
a. Kegiatan pemahaman, yang antara lain mencakup:
1) kegiatan sosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat
kerja, dan fokus grup) mengenai pentingnya
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat
tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia;
2) kegiatan penyampaian pemahaman, melalui website,
multimedia, literatur, dan media lainnya.
b. Kegiatan pemetaan keberadaan dan penerapan
infrastruktur, yang antara lain mencakup:
1) persepsi menurut pegawai atas pentingnya penerapan
dan pelaksanaan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia;
2) persiapan penyusunan kebijakan, pedoman,
mekanisme Penyusunan dan Penerapan Kebijakan
yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia;
3) masukan atas rencana tindak yang tepat untuk
internalisasi penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia.
c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang mencakup
penyusunan kebijakan, pedoman, dan mekanisme
pembinaan sumber daya manusia.
d. Kegiatan internalisasi, yang mencakup kegiatan dalam
rangka pemantapan penyelenggaraan sistem
pengendalian intern sub unsur Penyusunan dan
Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan
Sumber Daya Manusia, dalam kegiatan operasional
sehari-hari di lingkungan instansi pemerintah masing-
masing. Kegiatan tersebut dapat dilakukan antara lain
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 25
melalui sosialisasi kebijakan dan prosedur, serta kegiatan
lain untuk memastikan bahwa seluruh pegawai telah
menerima informasi dan memahami kebijakan dan
prosedur.
e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang mencakup
kegiatan pemantauan dan upaya meningkatkan
efektivitas pembinaan sumber daya manusia.
2. Hambatan kegiatan
Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan
kegiatan tersebut, agar dijelaskan penyebab terjadinya
hambatan.
3. Saran
Saran diberikan berkaitan dengan adanya hambatan
pelaksanaan kegiatan, yang memerlukan pemecahan
masalah agar kejadian serupa tidak berulang, dan guna
peningkatan pencapaian tujuan. Saran yang diberikan agar
realistis dan benar-benar dapat dilaksanakan.
4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya
Bagian ini mengungkapkan tindak lanjut yang telah dilakukan
atas saran yang telah diberikan pada kegiatan periode
sebelumnya.
Dokumentasi ini merupakan bahan dukungan bagi
penyusunan laporan berkala dan tahunan (penjelasan
penyusunan laporan dapat dilihat pada Pedoman Teknis Umum
Penyelenggaraan SPIP). Kegiatan pendokumentasian menjadi
tanggung jawab pelaksana kegiatan, yang hasilnya disampaikan
kepada pimpinan instansi pemerintah sebagai bentuk
akuntabilitas, melalui Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP
di instansi pemerintah terkait.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 26
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 27
BAB IV
PENUTUP
Penyelenggaraan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan
Sumber Daya Manusia diawali dengan kegiatan pemahaman
bersama melalui sosialisasi dengan memanfaatkan media yang ada.
Selanjutnya, dilakukan pemetaan terhadap keberadaan infrastruktur
dan pelaksanaannya. Pembangunan infrastruktur bagi
penyelenggaraan pengendalian intern sub unsur ini dan
pelaksanaannya secara konsisten memerlukan komitmen kuat dari
instansi pemerintah yang bersangkutan. Kemudian, pengembangan
berkelanjutan merupakan langkah yang diperlukan agar secara
kontinu penyelenggaraan sistem pengendalian sub unsur dapat
termonitor, sehingga rencana tindak yang tepat atas setiap
kelemahan dapat dirumuskan.
Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan praktis bagi
pimpinan instansi pemerintah dalam menciptakan dan
melaksanakan sistem pengendalian intern, khususnya pada unsur
lingkungan pengendalian sub unsur ”Penyusunan dan Penerapan
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia”
di lingkungan instansi yang dipimpinnya.
Pedoman teknis ini, mencakup hal-hal mendasar yang
berlaku secara umum bagi seluruh instansi pemerintah, yang
minimal harus dipenuhi dalam penyelenggaraan kebijakan yang
sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, dan tidak
mengatur secara spesifik bagi instansi tertentu. Instansi pemerintah
hendaknya dapat mengembangkan lebih jauh langkah-langkah yang
perlu diambil, sesuai dengan kebutuhan organisasi, dengan tetap
mengacu dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 28
undangan yang berlaku.
Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik-praktik sistem
pengendalian intern, pedoman ini perlu disesuaikan secara terus
menerus.
1.06 penyusunan & penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sdm

More Related Content

What's hot

4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
Sutikno Tumingan
 
1.01 peningkatan integritas dan nilai etika
1.01 peningkatan integritas dan nilai etika1.01 peningkatan integritas dan nilai etika
1.01 peningkatan integritas dan nilai etika
Mikhail Rasyid
 
1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensi1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensi
Mikhail Rasyid
 
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerahPedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Dr. Zar Rdj
 
4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi
4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi
4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi
Sutikno Tumingan
 
1.04 pembentukan struktur-organisasi
1.04 pembentukan struktur-organisasi1.04 pembentukan struktur-organisasi
1.04 pembentukan struktur-organisasi
Mikhail Rasyid
 
5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah
5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah
5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah
Sutikno Tumingan
 
SPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptxSPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptx
BappedaLampungUtara
 
1.1 peningkatan integritas dan nilai etika
1.1 peningkatan integritas dan nilai etika1.1 peningkatan integritas dan nilai etika
1.1 peningkatan integritas dan nilai etikaSutikno Tumingan
 
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJProgram kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Sujatmiko Wibowo
 
Sosialisasi kebijakan penjaminan mutu
Sosialisasi kebijakan penjaminan mutuSosialisasi kebijakan penjaminan mutu
Sosialisasi kebijakan penjaminan mutu
temanna #LABEDDU
 
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintahKerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
Dr. Zar Rdj
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Sujatmiko Wibowo
 
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Dr. Zar Rdj
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sujatmiko Wibowo
 
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
sayaperempuan
 
Grand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apipGrand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apip
Dr. Zar Rdj
 
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM IIIPresentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
aliyudhi_h
 
Sosialisasi spip
Sosialisasi spipSosialisasi spip
Sosialisasi spip
aliyudhi_h
 

What's hot (20)

4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
 
1.01 peningkatan integritas dan nilai etika
1.01 peningkatan integritas dan nilai etika1.01 peningkatan integritas dan nilai etika
1.01 peningkatan integritas dan nilai etika
 
1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensi1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensi
 
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerahPedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
 
4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi
4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi
4.1 Modul Pedoman Teknis SPIP Informasi
 
1.04 pembentukan struktur-organisasi
1.04 pembentukan struktur-organisasi1.04 pembentukan struktur-organisasi
1.04 pembentukan struktur-organisasi
 
5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah
5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah
5.2 Pedoman Teknis SPIP Evaluasi Terpisah
 
SPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptxSPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptx
 
1.1 peningkatan integritas dan nilai etika
1.1 peningkatan integritas dan nilai etika1.1 peningkatan integritas dan nilai etika
1.1 peningkatan integritas dan nilai etika
 
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJProgram kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
 
Sosialisasi kebijakan penjaminan mutu
Sosialisasi kebijakan penjaminan mutuSosialisasi kebijakan penjaminan mutu
Sosialisasi kebijakan penjaminan mutu
 
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintahKerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
 
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
 
SPIP
SPIPSPIP
SPIP
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
 
Grand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apipGrand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apip
 
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM IIIPresentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
 
Sosialisasi spip
Sosialisasi spipSosialisasi spip
Sosialisasi spip
 

Similar to 1.06 penyusunan & penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sdm

1.05 pendelegasian wewenang
1.05 pendelegasian wewenang1.05 pendelegasian wewenang
1.05 pendelegasian wewenang
Mikhail Rasyid
 
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkri
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkriSistem penyelengaraan administrasi negara nkri
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkri
virmannsyah
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
3. Modul Kompeten (1).pdf
3. Modul Kompeten (1).pdf3. Modul Kompeten (1).pdf
3. Modul Kompeten (1).pdf
maysarahzainuddin
 
Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...
Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...
Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...
Tp Unsri
 
Permenpan 2005 087
Permenpan 2005 087Permenpan 2005 087
Permenpan 2005 087
odhys
 
Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019
Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019
Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019
Khrisna Ariyudha
 
Rancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasiRancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasi
tomyjenius
 
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
temanna #LABEDDU
 
Modul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyekModul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyekDhiangga Jauhary
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
Eka Yulianto
 
Renstra lipi
Renstra lipiRenstra lipi
Renstra lipi
Dio Wicaksono
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Maha Rudi
 
PENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptx
PENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptxPENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptx
PENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptx
DartoSudarto2
 
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM KesehatanModul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Ricky Gunawan
 
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGIMODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
National Research and Innovation Agency
 
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
rickygunawan84
 
Sanr iprajab3
Sanr iprajab3Sanr iprajab3
Sanr iprajab3
Ifaj Aiman
 
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekModul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekDhiangga Jauhary
 

Similar to 1.06 penyusunan & penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sdm (20)

1.05 pendelegasian wewenang
1.05 pendelegasian wewenang1.05 pendelegasian wewenang
1.05 pendelegasian wewenang
 
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkri
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkriSistem penyelengaraan administrasi negara nkri
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkri
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
 
3. Modul Kompeten (1).pdf
3. Modul Kompeten (1).pdf3. Modul Kompeten (1).pdf
3. Modul Kompeten (1).pdf
 
Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...
Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...
Peraturan menpan-no.87-tahun-2005-tentang-pedoman-peningkatan-pelaksanaa-efis...
 
Permenpan 2005 087
Permenpan 2005 087Permenpan 2005 087
Permenpan 2005 087
 
Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019
Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019
Laporan Aktualisasi CPNS Kemdikbud 2019
 
Rancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasiRancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasi
 
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
 
Modul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyekModul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyek
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. sistim pengawasan intern...
 
Renstra lipi
Renstra lipiRenstra lipi
Renstra lipi
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
 
PENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptx
PENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptxPENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptx
PENYUSUNAN DOKUMEN REGULASI.pptx
 
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM KesehatanModul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
 
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGIMODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
 
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
 
Sanr iprajab3
Sanr iprajab3Sanr iprajab3
Sanr iprajab3
 
Rizky CP_LAP.pdf
Rizky CP_LAP.pdfRizky CP_LAP.pdf
Rizky CP_LAP.pdf
 
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekModul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
 

More from Mikhail Rasyid

P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
Mikhail Rasyid
 
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pdP mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
Mikhail Rasyid
 
Oss & reformasi perizinan berusaha
Oss & reformasi perizinan berusahaOss & reformasi perizinan berusaha
Oss & reformasi perizinan berusaha
Mikhail Rasyid
 
Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018
Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018
Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018
Mikhail Rasyid
 
Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14
Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14
Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14
Mikhail Rasyid
 
Materi 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelolaMateri 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelola
Mikhail Rasyid
 
Materi 6 persiapan pbj
Materi 6 persiapan pbjMateri 6 persiapan pbj
Materi 6 persiapan pbj
Mikhail Rasyid
 
Materi 5. perencanaan pengadaan
Materi 5. perencanaan pengadaanMateri 5. perencanaan pengadaan
Materi 5. perencanaan pengadaan
Mikhail Rasyid
 
Materi 4 pengadaan scr elektronik, sdm kelembagaan, pengaduan
Materi 4 pengadaan scr elektronik, sdm   kelembagaan, pengaduanMateri 4 pengadaan scr elektronik, sdm   kelembagaan, pengaduan
Materi 4 pengadaan scr elektronik, sdm kelembagaan, pengaduan
Mikhail Rasyid
 
Materi 2. tujuan, kebijakan, etika pbj
Materi 2. tujuan,  kebijakan, etika pbjMateri 2. tujuan,  kebijakan, etika pbj
Materi 2. tujuan, kebijakan, etika pbj
Mikhail Rasyid
 
Materi 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khususMateri 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khusus
Mikhail Rasyid
 
Materi 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umumMateri 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umum
Mikhail Rasyid
 
Materi 3 pelaku pbj
Materi 3 pelaku pbjMateri 3 pelaku pbj
Materi 3 pelaku pbj
Mikhail Rasyid
 
Materi 8 pbj melalui penyedia
Materi 8 pbj melalui penyediaMateri 8 pbj melalui penyedia
Materi 8 pbj melalui penyedia
Mikhail Rasyid
 
Pp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol ppPp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol pp
Mikhail Rasyid
 
Enam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asn
Enam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asnEnam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asn
Enam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asn
Mikhail Rasyid
 
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
Mikhail Rasyid
 

More from Mikhail Rasyid (17)

P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
 
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pdP mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
 
Oss & reformasi perizinan berusaha
Oss & reformasi perizinan berusahaOss & reformasi perizinan berusaha
Oss & reformasi perizinan berusaha
 
Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018
Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018
Asistensi percepatan pelaks rb pemda tahun 2018
 
Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14
Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14
Ket pers gaji tukin 13, thr tukin 14
 
Materi 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelolaMateri 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelola
 
Materi 6 persiapan pbj
Materi 6 persiapan pbjMateri 6 persiapan pbj
Materi 6 persiapan pbj
 
Materi 5. perencanaan pengadaan
Materi 5. perencanaan pengadaanMateri 5. perencanaan pengadaan
Materi 5. perencanaan pengadaan
 
Materi 4 pengadaan scr elektronik, sdm kelembagaan, pengaduan
Materi 4 pengadaan scr elektronik, sdm   kelembagaan, pengaduanMateri 4 pengadaan scr elektronik, sdm   kelembagaan, pengaduan
Materi 4 pengadaan scr elektronik, sdm kelembagaan, pengaduan
 
Materi 2. tujuan, kebijakan, etika pbj
Materi 2. tujuan,  kebijakan, etika pbjMateri 2. tujuan,  kebijakan, etika pbj
Materi 2. tujuan, kebijakan, etika pbj
 
Materi 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khususMateri 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khusus
 
Materi 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umumMateri 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umum
 
Materi 3 pelaku pbj
Materi 3 pelaku pbjMateri 3 pelaku pbj
Materi 3 pelaku pbj
 
Materi 8 pbj melalui penyedia
Materi 8 pbj melalui penyediaMateri 8 pbj melalui penyedia
Materi 8 pbj melalui penyedia
 
Pp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol ppPp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol pp
 
Enam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asn
Enam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asnEnam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asn
Enam aktivitas-ujaran-kebencian-berkategori-pelanggaran-disiplin-asn
 
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
 

Recently uploaded

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 

Recently uploaded (17)

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 

1.06 penyusunan & penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sdm

  • 1.
  • 2. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN SPIP SUB UNSUR PENYUSUNAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA (1.6) NOMOR : PER-1326/K/LB/2009 TANGGAL : 7 DESEMBER 2009
  • 3.
  • 4. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia i KATA PENGANTAR Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas sistem pengendalian intern, yang menjadi tanggung jawab menteri/ pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, sebagai penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing- masing. Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan tanggung jawab BPKP tersebut meliputi: 1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; 2. sosialisasi SPIP; 3. pendidikan dan pelatihan SPIP; 4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan 5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka penerapan unsur-unsur SPIP, yaitu: 1. lingkungan pengendalian; 2. penilaian risiko; 3. kegiatan pengendalian; 4. informasi dan komunikasi; dan 5. pemantauan pengendalian intern.
  • 5. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia ii Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan SPIP, BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja yang perlu dibangun dan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman tersebut dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan masing-masing sub unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur ini merupakan acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam penyelenggaraan sub unsur SPIP. “Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP Sub Unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia” pada unsur Lingkungan Pengendalian merupakan acuan yang memberikan arah bagi instansi pemerintah pusat dan daerah dalam menyelenggarakan sub unsur tersebut. Dalam penerapannya, pedoman ini hendaknya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing instansi, yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut. Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan. Jakarta, Desember 2009 Plt. Kepala, Kuswono Soeseno NIP 19500910 197511 1 001
  • 6. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................... 1 B. Sistematika Pedoman ............................................... 3 BAB II GAMBARAN UMUM A. Pengertian ............................................................... 5 B. Tujuan dan Manfaat ................................................. 6 C. Peraturan Perundang-undangan Terkait .................. 7 D. Parameter Penerapan ............................................... 9 BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN A. Tahap Persiapan ...................................................... 12 B. Tahap Pelaksanaan .................................................. 16 C. Tahap Pelaporan ....................................................... 22 BAB IVPENUTUP
  • 7. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia iv
  • 8. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), para menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota diwajibkan melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan tersebut dilaksanakan dengan berpedoman pada sistem pengendalian intern pemerintah, sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah tersebut. Unsur lingkungan pengendalian merupakan unsur pertama dan fondasi bagi unsur-unsur pengendalian lainnya, karena lingkungan pengendalian memengaruhi keseluruhan organisasi dan individu dalam organisasi dalam melakukan aktivitas dan melaksanakan tanggung jawab atas pengendalian yang menjadi bagiannya. Efektivitas lingkungan pengendalian sangat memengaruhi efektivitas pengendalian intern secara keseluruhan. Salah satu sub unsur dalam lingkungan pengendalian yang penting untuk dilaksanakan adalah Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia. Sub unsur ini sangat penting bagi instansi pemerintah untuk terwujudnya penerapan kebijakan manajemen dan praktik pembinaan SDM yang sehat, serta sistem supervisi kepegawaian yang memadai, sehingga memungkinkan untuk memperoleh pegawai sesuai dengan yang dipersyaratkan organisasi.
  • 9. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 2 Agar sistem pengendalian intern dapat terselenggara dengan baik, diperlukan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP. Sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan telah menyusun pedoman teknis dimaksud. Pedoman tersebut merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja yang harus dibangun dan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman tersebut dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan masing-masing sub unsur pengendalian. Buku ini merupakan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia pada unsur Lingkungan Pengendalian, yang merupakan penjabaran Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP. Namun demikian, dalam penggunaan pedoman ini, agar memerhatikan pedoman teknis sub unsur Pembinaan Sumber Daya Manusia pada unsur Kegiatan Pengendalian. Dalam pedoman ini, penekanan lebih dititikberatkan kepada pembangunan “atmosfir” yang kondusif, yang mendorong terimplementasinya sistem pengendalian intern secara efektif, terutama yang terkait dengan aspek Pembinaan Sumber Daya Manusia. Pedoman ini disusun dengan tujuan agar tersedia standar acuan yang memberi arah bagi instansi pemerintah pusat dan daerah dalam menyelenggarakan sistem pengendalian intern pada sub unsur Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia. Dalam penerapannya, pedoman ini dapat disesuaikan dengan karakteristik masing- masing instansi, yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut. Selanjutnya, perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas penyelenggaraannya.
  • 10. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 3 B. Sistematika Pedoman Sistematika penyajian Pedoman Teknis Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia ini sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang perlunya pedoman, hubungan dengan pedoman sebelumnya, tujuan dan ruang lingkup pedoman, serta sistematika pedoman. Bab II Gambaran Umum Bab ini menguraikan pengertian, maksud, tujuan dan manfaat, peraturan terkait yang berlaku, serta parameter penerapannya. Bab III Langkah-Langkah Penyelenggaraan Bab ini menguraikan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam menerapkan sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia, yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Bab IV Penutup Bab ini merupakan penutup, yang berisi penekanan kembali hal-hal penting yang perlu diperhatikan, dan penjelasan atas penggunaan pedoman ini.
  • 11. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 4
  • 12. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 5 BAB II GAMBARAN UMUM A. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan dapat berarti: 1. rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak mengenai pemerintahan, organisasi, dan sebagainya; 2. pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran; 3. garis haluan. Wikipedia mendefinisikan sumber daya manusia sebagai “potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif, yang mampu mengelola dirinya sendiri, serta seluruh potensi yang terkandung di alam, menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.” Dengan demikian, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu rangkaian konsep beserta pelaksanaannya secara nyata tentang bagaimana mengatur potensi yang dimiliki oleh individu dalam organisasi, untuk dapat digunakan secara maksimal mencapai tujuan organisasi. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia dilaksanakan dengan memerhatikan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
  • 13. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 6 1. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai, antara lain terkait dengan penetapan formasi, pola rekrutmen, program orientasi atau pelatihan prajabatan, pendidikan dan pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, kompensasi/ penggajian, tindakan koreksi terhadap pegawai/penegakan disiplin, dan pemberhentian pegawai; 2. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; 3. Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai, untuk memastikan bahwa pegawai instansi pemerintah menjalankan tugas kewajibannya sesuai dengan standar mutu dan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia bersama- sama dengan sub unsur lainnya dalam unsur Lingkungan Pengendalian menentukan efektivitas pengendalian intern secara keseluruhan karena lingkungan pengendalian menciptakan “atmosfir” yang memengaruhi keseluruhan organisasi dan individu dalam organisasi dalam melakukan aktivitas dan melaksanakan tanggung jawab atas pengendalian yang menjadi bagiannya. B. Tujuan dan Manfaat Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi, melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
  • 14. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 7 Setiap unsur dan sub unsur pengendalian harus ditujukan untuk hal yang sama. Dengan demikian, efektivitas penyelenggaraan unsur dan sub unsur pengendalian ikut menentukan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Penyelenggaraan sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia ditujukan bagi terwujudnya penerapan kebijakan manajemen dan praktik pembinaan SDM yang sehat, sejak tahap rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai, serta terwujudnya penerapan sistem supervisi kepegawaian yang memadai, yang memungkinkan memperoleh pegawai dengan pengetahuan dan kompetensi, serta memiliki integritas dan etika yang dipersyaratkan untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi, pada saat kini maupun pada masa yang akan datang. C. Peraturan Perundang-undangan Terkait Penetapan kebijakan dan prosedur yang dimulai dari tahapan penetapan formasi, rekrutmen, sampai dengan pemberhentian pegawai, sebagaimana diuraikan di atas harus mengacu dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS;
  • 15. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 8 3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS dan PP Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural; 10.Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS; 11.Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS;
  • 16. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 9 12.Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS; 13.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Struktural; 14.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum bagi PNS; 15.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2007 tentang Perubahan Kesembilan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS; 16.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/61/M.PAN/6/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan; 17.Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 43/KEP/2001 tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural. D. Parameter Penerapan Parameter penerapan sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM sebagai cerminan bahwa sub unsur tersebut telah diselenggarakan meliputi: 1. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. pimpinan instansi pemerintah mengomunikasikan kepada pengelola pegawai mengenai kompetensi pegawai baru yang diperlukan atau berperan serta dalam proses penerimaan pegawai;
  • 17. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 10 b. instansi pemerintah sudah memiliki standar atau kriteria rekrutmen dengan penekanan pada pendidikan, pengalaman, prestasi, dan perilaku etika; c. uraian dan persyaratan jabatan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang; d. terdapat program orientasi bagi pegawai baru dan program pelatihan berkesinambungan untuk semua pegawai; e. promosi, remunerasi, dan pemindahan pegawai didasarkan pada penilaian kinerja; f. penilaian kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran dalam rencana strategis Instansi Pemerintah bersangkutan; g. nilai integritas dan etika, termasuk kriteria dalam penilaian kinerja; h. pegawai diberikan umpan balik dan pembimbingan untuk meningkatkan kinerja serta diberikan saran perbaikan; i. sanksi disiplin atau tindakan pembimbingan diberikan atas pelanggaran kebijakan atau kode etik; j. pemberhentian pegawai dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. 2. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. calon pegawai yang sering berpindah pekerjaan diberi perhatian khusus; b. standar penerimaan pegawai harus mensyaratkan adanya investigasi atas catatan kriminal calon pegawai;
  • 18. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 11 c. referensi dan atasan calon pegawai di tempat kerja sebelumnya harus dikonfirmasi; d. ijazah pendidikan dan sertifikasi profesi harus dikonfirmasi. 3. Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Pimpinan instansi pemerintah memberikan panduan, penilaian, dan pelatihan di tempat kerja kepada pegawai untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, mengurangi kesalahpahaman, serta mendorong berkurangnya tindakan pelanggaran. b. Pimpinan instansi pemerintah memastikan bahwa pegawai memahami dengan baik tugas, tanggung jawab, dan harapan pimpinan instansi pemerintah.
  • 19. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 12
  • 20. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 13 BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN Penyelenggaraan SPIP pada suatu instansi pemerintah ditempuh melalui tahapan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan, merupakan tahap awal penyelenggaraan, yang ditujukan untuk menyiapkan peraturan, sumber daya manusia, dan rencana penyelenggaraan, memberikan pemahaman atau kesadaran yang lebih baik, serta pemetaan kebutuhan penerapan. 2. Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas hasil pemetaan, yang meliputi pembangunan infrastruktur dan internalisasi, serta upaya pengembangan berkelanjutan. 3. Tahap Pelaporan, merupakan tahap pelaporan kegiatan. Dalam pelaksanaannya, tahapan berikut langkah-langkahnya dapat dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan penyelenggaraan unsur/sub unsur lainnya. Berikut ini merupakan langkah-langkah nyata yang perlu dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia di setiap tahapan. A. Tahap Persiapan 1. Penyiapan Peraturan, SDM, dan Rencana Penyelenggaraan Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Berdasarkan peraturan penyelenggaraan SPIP, selanjutnya instansi pemerintah
  • 21. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 14 membuat rencana penyelenggaraan, yang antara lain memuat: a. Jadwal pelaksanaan kegiatan; b. Waktu yang dibutuhkan; c. Dana yang dibutuhkan; dan d. Pihak-pihak yang terlibat. Berdasarkan peraturan tersebut, perlu dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP, yang diberi tugas mengawal pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, termasuk penerapan kebijakan dan praktik pembinaan sumber daya manusia. Satgas tersebut terlebih dahulu diberi pelatihan tentang SPIP, khususnya sub unsur terkait, agar dapat menyelenggarakan sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia. 2. Pemahaman (Knowing) Tahapan pemahaman dan penyamaan persepsi meliputi langkah-langkah minimal sebagai berikut: a. Pemberian pemahaman kepada seluruh pegawai mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 secara umum. Pada tahapan ini, perlu dibangun kesadaran mengenai manfaat dan peran penting Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia, dalam mewujudkan lingkungan pengendalian. Tahapan ini ditujukan juga untuk memberikan pemahaman kepada seluruh individu dalam organisasi mengenai peran dan tanggung jawab mereka dalam proses pengendalian.
  • 22. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 15 Pemberian pemahaman dan penyamaan persepsi dapat dilakukan melalui metode, antara lain: 1) tatap muka; 2) penggunaan situs jaringan (website) penyampaian informasi; 3) penyampaian dengan menggunakan multimedia interaktif; 4) penyampaian yang menggunakan majalah atau buku saku; 5) penyampaian dengan penggunaan saluran komunikasi yang umum; dan 6) pemberian akses ke jaringan informasi (network), dengan menggunakan password. b. Pemberian pemahaman kepada para pegawai terkait mengenai langkah-langkah yang akan dilaksanakan Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP (pada Instansi pemerintah), yang diberi tugas mengawal pelaksanaan penyelenggaraan sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia. 3. Pemetaan (Mapping) Setelah terbentuk pemahaman yang utuh, instansi pemerintah perlu melakukan pemetaan sistem pengendalian intern yang telah ada. Dengan pemetaan ini, akan diketahui kondisi apa saja yang memerlukan perbaikan (area for improvement) agar SPIP yang diharapkan dapat terbangun secara utuh.
  • 23. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 16 Pemetaan atas penyelenggaraan pengendalian intern sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia, yang merupakan bagian dari pemetaan atas SPIP, dilakukan untuk mengetahui antara lain: 1) kebijakan dan prosedur yang melandasi Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia telah dimiliki oleh instansi pemerintah; 2) peraturan/kebijakan yang ada tersebut, telah sesuai dengan peraturan/kebijakan yang lebih tinggi; 3) instansi pemerintah memiliki prosedur operasi baku atau standard operating procedure (SOP) untuk menjalankan peraturan/kebijakan dimaksud; 4) SOP atau pedoman dimaksud, telah sesuai dengan peraturan yang ada dan atau yang akan dibangun; 5) SOP atau pedoman tersebut telah dipraktikkan dan didokumentasikan dengan baik. Pemetaan sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia harus meliputi hal-hal mengenai penetapan formasi, pola rekrutmen, program orientasi atau pelatihan prajabatan, pendidikan dan pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, kompensasi/penggajian, tindakan koreksi terhadap pegawai/ penegakan disiplin, dan pemberhentian pegawai. Hasil pemetaan tentunya dapat untuk mengetahui infrastruktur apa saja yang masih perlu dibangun atau diperbaiki (area of improvement). Pembangunan infrastruktur dilaksanakan berdasarkan hasil pemetaan, dengan
  • 24. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 17 menyusun kebijakan dan prosedur yang harus dilaksanakan, untuk memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan instansi pemerintah guna mengurangi risiko, yang telah teridentifikasi selama proses penilaian risiko. B. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini terdiri dari membangun infrastruktur (norming), internalisasi (forming), dan pengembangan berkelanjutan (performing). 1. Pembangunan Infrastuktur (Norming) Berdasarkan hasil pemetaan, parameter penerapan yang perlu ada, dan peraturan terkait, infrastruktur apa saja yang perlu dibangun (area of improvement) dapat diketahui. Pembangunan infrastruktur dilaksanakan melalui penyusunan kebijakan dan prosedur, dengan tujuan untuk menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku postif dan kondusif bagi penyelenggaraan sistem pengendalian intern. Perilaku positif dan kondusif yang dimaksud dalam sub unsur ini adalah perilaku yang terkait dengan Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia. Kebijakan dan prosedur yang diperlukan dalam rangka Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut:
  • 25. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 18 a. Kebijakan dan prosedur sejak tahap rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai, meliputi: 1) Kebijakan tentang keharusan bagian yang terkait dengan pembinaan/pengembangan SDM untuk membuat rencana formasi dan kebutuhan pegawai di masa yang akan datang, berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia. 2) Standar atau kriteria rekrutmen, dengan penekanan pada pendidikan, pengalaman, prestasi, dan perilaku etika, meliputi: a) Prosedur baku pelaksanaan penerimaan pegawai baru. Prosedur baku harus telah mengatur etika pelaksanaan penerimaan pegawai baru; b) Persyaratan kompetensi pegawai baru untuk setiap jabatan, yang meliputi persyaratan pendidikan, pengalaman, prestasi, dan perilaku etika. 3) Uraian dan persyaratan jabatan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. 4) Kebijakan tentang program orientasi bagi pegawai baru dan program pelatihan berkesinambungan untuk semua pegawai, meliputi: a) Kebijakan tentang keharusan bagian yang terkait dengan pembinaan/pengembangan SDM untuk menjalankan program orientasi bagi seluruh pegawai baru, yang mencakup pengenalan organisasi, kebijakan dan aturan instansi, pegawai lain yang terkait, remunerasi, serta tugas-tugas jabatan;
  • 26. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 19 b) Kebijakan tentang keharusan bagian yang terkait dengan pembinaan/pengembangan SDM untuk membuat rencana pelatihan dan pengembangan pegawai, sesuai dengan kebutuhan organisasi dan individu pegawai, serta menilai keberhasilan program pelatihan dan pengembangan pegawai. 5) Kebijakan tentang promosi, remunerasi, dan pemindahan pegawai yang didasarkan pada penilaian kinerja. 6) Kebijakan tentang penilaian kinerja pegawai yang didasarkan pada tujuan dan sasaran dalam rencana strategis instansi, serta nilai integritas dan etika, meliputi antara lain: a) Pedoman tata cara penilaian kinerja pegawai; b) Kebijakan tentang keharusan atasan langsung melakukan evaluasi terhadap kinerja setiap pegawai bawahan secara berkesinambungan dan menyampaikan umpan balik hasil evaluasi kinerja kepada pegawai yang bersangkutan. 7) Kebijakan tentang sanksi disiplin atau tindakan pembimbingan atas pelanggaran kebijakan atau kode etik, meliputi antara lain: a) Aturan instansi tentang disiplin, yang mengatur tentang kewajiban, larangan, serta kode etik dan aturan perilaku; b) Aturan instansi tentang tindakan atas setiap pelanggaran disiplin. 8) Aturan mengenai pemberhentian pegawai, yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yang meliputi syarat-syarat dan prosedur pemberhentian.
  • 27. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 20 b. Kebijakan dan prosedur tentang penelusuran latar belakang calon pegawai. Kebijakan dan prosedur harus mencakup: 1) keharusan melakukan reviu terhadap catatan pengalaman kerja calon pegawai; 2) keharusan adanya investigasi atas catatan kriminal calon pegawai; 3) keharusan melakukan konfirmasi atas referensi dan atasan calon pegawai di tempat kerja sebelumnya; 4) keharusan konfirmasi terhadap ijazah pendidikan dan sertifikasi profesi calon pegawai. c. Kebijakan supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai: 1) untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, mengurangi kesalahpahaman, serta mendorong berkurangnya tindakan pelanggaran; 2) untuk memastikan bahwa pegawai memahami dengan baik tugas, tanggung jawab, dan harapan pimpinan instansi pemerintah. 2. Internalisasi (Forming) Tahap internalisasi adalah suatu proses untuk mewujudkan infrastruktur menjadi bagian dari kegiatan operasional sehari-hari. Perwujudannya dapat tercermin dalam hal seberapa jauh proses internalisasi memengaruhi pimpinan instansi pemerintah dalam pengambilan keputusan, dan memengaruhi perilaku para pegawai dalam melaksanakan kegiatan.
  • 28. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 21 Kegiatan internalisasi dalam sub unsur ini bertujuan membangun kesadaran agar: a. pimpinan instansi pemerintah menyusun dan menerapkan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, sekurang-kurangnya dalam hal sebagai berikut: 1) penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai; 2) penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; 3) supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai. b. para pegawai mematuhi kebijakan dan prosedur terkait dengan pembinaan sumber daya manusia. Langkah-langkah internalisasi untuk membangun kesadaran dalam rangka Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Pimpinan instansi pemerintah memberikan keteladanan Pimpinan instansi pemerintah memberikan keteladanan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, terkait dengan kebijakan pembinaan sumber daya manusia, antara lain: 1) Penerimaan pegawai baru didasarkan pada kompetensi yang diperlukan, serta standar dan kriteria rekrutmen; 2) Promosi, remunerasi, dan pemindahan pegawai didasarkan pada penilaian kinerja; b. Pimpinan instansi memberikan arahan, mengomunikasikan kebijakan, tujuan, serta target yang ingin dicapai, melalui surat menyurat, diskusi, dan rapat;
  • 29. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 22 c. Bagian yang terkait dengan pembinaan/pengembangan SDM menuangkan syarat kompetensi yang diminta pimpinan ke dalam dokumen persyaratan kompetensi bagi penerimaan pegawai baru; d. Pimpinan instansi segera mengomunikasikan setiap perubahan kebijakan atau adanya kebijakan baru kepada seluruh pegawai; e. Menjalankan program orientasi bagi pegawai baru, yang mencakup pengenalan organisasi, kebijakan dan aturan instansi, pegawai lain yang terkait, remunerasi, dan tugas- tugas jabatan; f. Menjalankan program pelatihan berkesinambungan untuk semua pegawai; g. Melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan program pelatihan dan pengembangan pegawai dalam mencapai sasaran yang diinginkan; h. Menindaklanjuti hasil evaluasi; i. Mengenakan sanksi disiplin atau tindakan pembimbingan atas pelanggaran kebijakan atau kode etik; j. Pegawai memberikan umpan balik atas pelanggaran kebijakan dan prosedur pembinaan pegawai; k. Membangun saluran komunikasi untuk menyampaikan umpan balik dari para pegawai. 3. Pengembangan Berkelanjutan (Performing) Penyelenggaraan pengendalian intern perlu selalu dipantau dan dievaluasi secara terus menerus untuk dapat mengetahui apakah pengendalian intern tersebut telah terselenggara dengan baik, sesuai dengan harapan atau
  • 30. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 23 masih memerlukan perbaikan. Pemantauan dibutuhkan karena lingkungan intern maupun ekstern organisasi selalu berubah, sehingga pengendalian intern pun perlu selalu disesuaikan dengan perubahan. Dengan demikian, sistem pengendalian intern akan memerlukan pengembangan yang berkelanjutan. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengembangan berkelanjutan atas penyelenggaraan sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia minimal sebagai berikut: a. Setiap langkah dalam pembangunan/penyelenggaraan pengendalian intern didokumentasikan untuk memudahkan penelusuran kembali; b. Penyelenggaraan pengendalian intern dipantau secara terus menerus; c. Secara periodik, efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern dievaluasi; d. Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, area-area yang memerlukan perbaikan diidentifikasi dan dijadikan umpan balik bagi pengembangan dan peningkatan sistem pengendalian intern lebih lanjut. C. Tahap Pelaporan Setelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh kegiatan penyelenggaraan sub unsur perlu didokumentasikan. Pendokumentasian ini merupakan satu kesatuan (bagian yang tidak terpisahkan) dari kegiatan pelaporan berkala dan tahunan penyelenggaraan SPIP. Pendokumentasian dimaksud meliputi:
  • 31. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 24 1. Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari: a. Kegiatan pemahaman, yang antara lain mencakup: 1) kegiatan sosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat kerja, dan fokus grup) mengenai pentingnya Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia; 2) kegiatan penyampaian pemahaman, melalui website, multimedia, literatur, dan media lainnya. b. Kegiatan pemetaan keberadaan dan penerapan infrastruktur, yang antara lain mencakup: 1) persepsi menurut pegawai atas pentingnya penerapan dan pelaksanaan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; 2) persiapan penyusunan kebijakan, pedoman, mekanisme Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia; 3) masukan atas rencana tindak yang tepat untuk internalisasi penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia. c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang mencakup penyusunan kebijakan, pedoman, dan mekanisme pembinaan sumber daya manusia. d. Kegiatan internalisasi, yang mencakup kegiatan dalam rangka pemantapan penyelenggaraan sistem pengendalian intern sub unsur Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia, dalam kegiatan operasional sehari-hari di lingkungan instansi pemerintah masing- masing. Kegiatan tersebut dapat dilakukan antara lain
  • 32. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 25 melalui sosialisasi kebijakan dan prosedur, serta kegiatan lain untuk memastikan bahwa seluruh pegawai telah menerima informasi dan memahami kebijakan dan prosedur. e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang mencakup kegiatan pemantauan dan upaya meningkatkan efektivitas pembinaan sumber daya manusia. 2. Hambatan kegiatan Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan kegiatan tersebut, agar dijelaskan penyebab terjadinya hambatan. 3. Saran Saran diberikan berkaitan dengan adanya hambatan pelaksanaan kegiatan, yang memerlukan pemecahan masalah agar kejadian serupa tidak berulang, dan guna peningkatan pencapaian tujuan. Saran yang diberikan agar realistis dan benar-benar dapat dilaksanakan. 4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya Bagian ini mengungkapkan tindak lanjut yang telah dilakukan atas saran yang telah diberikan pada kegiatan periode sebelumnya. Dokumentasi ini merupakan bahan dukungan bagi penyusunan laporan berkala dan tahunan (penjelasan penyusunan laporan dapat dilihat pada Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan SPIP). Kegiatan pendokumentasian menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan, yang hasilnya disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah sebagai bentuk akuntabilitas, melalui Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP di instansi pemerintah terkait.
  • 33. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 26
  • 34. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 27 BAB IV PENUTUP Penyelenggaraan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia diawali dengan kegiatan pemahaman bersama melalui sosialisasi dengan memanfaatkan media yang ada. Selanjutnya, dilakukan pemetaan terhadap keberadaan infrastruktur dan pelaksanaannya. Pembangunan infrastruktur bagi penyelenggaraan pengendalian intern sub unsur ini dan pelaksanaannya secara konsisten memerlukan komitmen kuat dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Kemudian, pengembangan berkelanjutan merupakan langkah yang diperlukan agar secara kontinu penyelenggaraan sistem pengendalian sub unsur dapat termonitor, sehingga rencana tindak yang tepat atas setiap kelemahan dapat dirumuskan. Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan praktis bagi pimpinan instansi pemerintah dalam menciptakan dan melaksanakan sistem pengendalian intern, khususnya pada unsur lingkungan pengendalian sub unsur ”Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia” di lingkungan instansi yang dipimpinnya. Pedoman teknis ini, mencakup hal-hal mendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansi pemerintah, yang minimal harus dipenuhi dalam penyelenggaraan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, dan tidak mengatur secara spesifik bagi instansi tertentu. Instansi pemerintah hendaknya dapat mengembangkan lebih jauh langkah-langkah yang perlu diambil, sesuai dengan kebutuhan organisasi, dengan tetap mengacu dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
  • 35. 1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia 28 undangan yang berlaku. Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik-praktik sistem pengendalian intern, pedoman ini perlu disesuaikan secara terus menerus.