AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
Materi ini diberikan pada perkuliahan Klimatologi Dasar PS TIP dan PS Peternakan di Fakultas Pertanian Univ. Lambung Mangkurat Banjarbaru Kalimantan Selatan
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianGusti Rusmayadi
Materi ini diberikan pada perkuliahan Klimatologi Dasar PS TIP dan PS Peternakan di Fakultas Pertanian Univ. Lambung Mangkurat Banjarbaru Kalimantan Selatan
Materi ini diberikan pada perkuliahan Klimatologi Dasar PS TIP dan PS Peternakan di Fakultas Pertanian Univ. Lambung Mangkurat Banjarbaru Kalimantan Selatan
Atmosfer merupakan bagian yang tak terpisahkan dari planet bumi. Setiap lapisan di atmosfer mengandung peranan yang sangat vital untuk keberlangsungan kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang berada di bumi seharusnya menjaga keberadaan atmosfer, misalnya dengan mencegah kerusakan lapisan ozon. Lapisan ozon adalah salah satu komponen penting dalam lapisan atmosfer bumi.
Tahun 2014 Program Studi Agronomi menerima kembali mahasiswa baru melalui Jalur SBMPTN dan Jalur Mandiri (Senyum). Kode Pilihan PS Agronomi adalah : 751372 AGRONOMI
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya presipitasi.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian presipitasi
b. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya presipitasi
c. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan antara presipitasi orografis, frontal dan konvektif
d. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk presipitasi
e. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur presipitasi.
Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di bumi. , samudra, sungai, danau, dan sumber - sumber air lainnya. - Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Pertemuan VIII (Keawanan)-Pertemuan VIII (Keawanan)-
Model PembelajaranModel Pembelajaran
Kooperatif Tipe InvestigasiKooperatif Tipe Investigasi
KelompokKelompok
Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran
Menjelaskan pembentukan butir hujan
di wilayah tropis dan sub tropis
Menjelaskan tipe-tipe presipitasi
karena peristiwa kovektif, orografik
dan siklonik atau frontal.
Menjelaskan cara pengamatan,
pengolahan dan penyian data hujan
3. 4.1. Siklus Hidrologi4.1. Siklus Hidrologi
Diagram P - TDiagram P - T Air merupakanAir merupakan
komponen atmosferkomponen atmosfer
yang dapat berubahyang dapat berubah
ke tiga bentuk zat,ke tiga bentuk zat,
yaitu;yaitu;
Cair (air)Cair (air)
Gas (uap)Gas (uap)
Padat (es)Padat (es)
P
TTCTBTA
A B C
’ C
Tr
C”
O
gs
gu
gl
padat cair
u a p
K
Siklus Hidrologi
4. Pembentukan/Pertumbuhan butirPembentukan/Pertumbuhan butir
hujanhujan
Hujan terjadi jika butir-butirHujan terjadi jika butir-butir
awan tumbuh dengan gayaawan tumbuh dengan gaya
berat lebih besar dari gayaberat lebih besar dari gaya
dorong ke atas (up draft).dorong ke atas (up draft).
2 teori dalam proses2 teori dalam proses
pembentukan hujan;pembentukan hujan;
Teori Bergeron-Teori Bergeron-
FindeisenFindeisen
Teori tumbukan danTeori tumbukan dan
penyatuan (Bowen-penyatuan (Bowen-
Ludlam).Ludlam).
5. Uap
Teori Bergeron-FindeisenTeori Bergeron-Findeisen
Berlaku untuk awan dingin (<Berlaku untuk awan dingin (<
0Cº) yang terdiri dari kristal es0Cº) yang terdiri dari kristal es
dan air lewat dingin (suhu air <dan air lewat dingin (suhu air <
0Cº tetapi belum membeku).0Cº tetapi belum membeku).
Perbedaan tekanan uap diPerbedaan tekanan uap di
sekitar butir-butir airsekitar butir-butir air
mengembun di sekitar partikelmengembun di sekitar partikel
es (ees (es airs air > e> eeses), mengakibatkan), mengakibatkan
butir-butir air mengembun dibutir-butir air mengembun di
sekitar partikel es secara difusisekitar partikel es secara difusi
uap.uap.
Terjadi di daerah ekstraTerjadi di daerah ekstra
tropika.tropika.
air Kristal es
es es>
Uap air
w
Up draf
Kristal es
6. Teori Tumbukan dan PenyatuanTeori Tumbukan dan Penyatuan
Berlaku untuk awan yangBerlaku untuk awan yang
hanya melibatkan awanhanya melibatkan awan
panas.panas.
Tumbukan antar butir airTumbukan antar butir air
dan penyatuan sehinggadan penyatuan sehingga
butir air bertambah besarbutir air bertambah besar
dan berat.dan berat.
Laju pertumbuhan awanLaju pertumbuhan awan
melalui proses ini lebihmelalui proses ini lebih
besar dari pertumbuhanbesar dari pertumbuhan
melalui kondensasi.melalui kondensasi.
Terjadi di wilayah tropikaTerjadi di wilayah tropika
dan lintang menengah.dan lintang menengah.
W
Up draft
7. Pembentukan tetes hujanPembentukan tetes hujan
Volume tetes hujan ditentukan olehVolume tetes hujan ditentukan oleh
volume tetes awanvolume tetes awan
Volume tetes awan,Volume tetes awan,
Volume tetes hujan,Volume tetes hujan,
r jari-jari atau ukuran tetes awan (mikron)r jari-jari atau ukuran tetes awan (mikron)
R jari-jari atau ukuran tetes hujan (mikron)R jari-jari atau ukuran tetes hujan (mikron)
3
3
4
rVa π=
3
3
4
RVh π=
8. Tipe HujanTipe Hujan
Hujan terjadi karenaHujan terjadi karena
udara yang naik danudara yang naik dan
mengalami penurunanmengalami penurunan
suhu.suhu.
Kejadian hujanKejadian hujan
disebabkan oleh aksidisebabkan oleh aksi
gabungan dari beberapagabungan dari beberapa
gerakan udara naik.gerakan udara naik.
3 tipe hujan digolongkan3 tipe hujan digolongkan
berdasarkan gerakanberdasarkan gerakan
udara naik untukudara naik untuk
membentuk awan.membentuk awan.
1.1. Hujan konvektifHujan konvektif
2.2. Hujan orografikHujan orografik
3.3. Hujan gangguanHujan gangguan
9. Hujan KonvektifHujan Konvektif
Hujan konvektif merupakan hujanHujan konvektif merupakan hujan
yang dihasilkan oleh pemanasanyang dihasilkan oleh pemanasan
permukaan yang intensif danpermukaan yang intensif dan
menaikkan udara hangat yangmenaikkan udara hangat yang
lembap dengan proses penurunanlembap dengan proses penurunan
suhu secara adiabatik.suhu secara adiabatik.
Ciri hujan konvektif adalah ;Ciri hujan konvektif adalah ;
Curah hujan lebat dalam waktuCurah hujan lebat dalam waktu
singkat (total curah hujan jatuhsingkat (total curah hujan jatuh
pada awal 10% dari interval waktupada awal 10% dari interval waktu
(torential rainfall).(torential rainfall).
Hujan konvektif memmpunyaiHujan konvektif memmpunyai
siklus musiman dan harian yangsiklus musiman dan harian yang
berhubungan dengan pemanasanberhubungan dengan pemanasan
radiasi matahari.radiasi matahari.
Gully erotionGully erotion
Berkaitan dengan awan cumuliBerkaitan dengan awan cumuli
dan cumulinimbus.dan cumulinimbus.
10. Hujan orografikHujan orografik
Hujan yang dihasilkan oleh kenaikkanHujan yang dihasilkan oleh kenaikkan
udara lembap secara paksa olehudara lembap secara paksa oleh
dataran tinggi atau pegunungan.dataran tinggi atau pegunungan.
Curah hujan tahunan sejalan denganCurah hujan tahunan sejalan dengan
ketinggian yang bertambah.ketinggian yang bertambah.
Menghasilkan turbulensi alamiah yangMenghasilkan turbulensi alamiah yang
kuat baik secara mekanik maupunkuat baik secara mekanik maupun
konvektif.konvektif.
Merupakan penghalang danMerupakan penghalang dan
memperlambat gerakan depresi (badaimemperlambat gerakan depresi (badai
siklon)siklon)
Menimbulkan konvergensi pada arusMenimbulkan konvergensi pada arus
udara horizontal karena melawatiudara horizontal karena melawati
lembah yang menyerupai cerobanglembah yang menyerupai cerobang
Memicu udara naik sebagai awalMemicu udara naik sebagai awal
ketidak-stabilanketidak-stabilan
Hujan orografik mempunyai siklusHujan orografik mempunyai siklus
musiman dan harian yang tidak nyatamusiman dan harian yang tidak nyata
dibandingkan dengan hujan konvektif.dibandingkan dengan hujan konvektif.
Berkaitan dengan awan strati danBerkaitan dengan awan strati dan
kumuli;kumuli;
Hujan dengan curahan kecil dan relatifHujan dengan curahan kecil dan relatif
lama.lama.
Hujan dengan curahan besarHujan dengan curahan besar
11. Hujan GangguanHujan Gangguan
1.1. Hujan siklonikHujan siklonik
Hujan siklonik disebabkanHujan siklonik disebabkan
oleh gerakan udara naikoleh gerakan udara naik
dalam skala besar yangdalam skala besar yang
berasosiasi denganberasosiasi dengan
sistem pusat tekanansistem pusat tekanan
rendah (siklon)rendah (siklon)
Hujan agak lebat dengaHujan agak lebat denga
waktu cukup lama danwaktu cukup lama dan
meliputi wilayah yangmeliputi wilayah yang
cukup luas.cukup luas.
12. Hujan GangguanHujan Gangguan
1.1. Hujan frontalHujan frontal
Hujan frontal terjadiHujan frontal terjadi
akibat kenaikan massaakibat kenaikan massa
udara yang mengalamiudara yang mengalami
konvergensi (udarakonvergensi (udara
hangat yang lembap-hangat yang lembap-
front hangat denganfront hangat dengan
udara dingin-frontudara dingin-front
dingin).dingin).
Curah hujan relatif kecilCurah hujan relatif kecil
tetapi berlangsung relatiftetapi berlangsung relatif
lama.lama.
Terjadi pada lintangTerjadi pada lintang
menengahmenengah
13. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
Sebaran zonalSebaran zonal
Sabuk 15ºLU - 10ºLS,Sabuk 15ºLU - 10ºLS,
daerah ITCZ sehinggadaerah ITCZ sehingga
penerima curah hujanpenerima curah hujan
tertinggi.tertinggi.
Curah hujan tahunan >Curah hujan tahunan >
1600 mm.1600 mm.
14. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
Sebaran zonalSebaran zonal
Sabuk 25ºLU - 30ºLS,Sabuk 25ºLU - 30ºLS,
Daerah antisiklonDaerah antisiklon
subtropis dan curahsubtropis dan curah
hujan agak rendah.hujan agak rendah.
Curah hujan tahunan <Curah hujan tahunan <
900 mm.900 mm.
15. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
Sebaran zonalSebaran zonal
Sabuk 40ºLU - 55ºLS,Sabuk 40ºLU - 55ºLS,
Daerah konvergensiDaerah konvergensi
subtropis (siklon) dansubtropis (siklon) dan
curah hujan cukupcurah hujan cukup
tinggi.tinggi.
Curah hujan tahunanCurah hujan tahunan
1000-2000 mm.1000-2000 mm.
16. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
Sebaran zonalSebaran zonal
Sabuk 55ºLU - 55ºLSSabuk 55ºLU - 55ºLS
ke kutub,ke kutub,
Curah hujan menurunCurah hujan menurun
dengan tajam.dengan tajam.
Pada lintang 75º curahPada lintang 75º curah
hujan ±150 mm.hujan ±150 mm.
17. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
Sebaran zonal curah hujan musiman.Sebaran zonal curah hujan musiman.
18. Pengamatan dan Pengolahan DataPengamatan dan Pengolahan Data
HujanHujan
BatasanBatasan
Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan (mm) yangCurah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan (mm) yang
diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan,diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan,
evaporasi dan perembesan ke dalam tanah.evaporasi dan perembesan ke dalam tanah.
Hari hujan dibatasi sebagai hari dengan curah hujan ≥ 0,5 mm.Hari hujan dibatasi sebagai hari dengan curah hujan ≥ 0,5 mm.
Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per;Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per;
MingguMinggu
DekadeDekade
BulananBulanan
Tahunan atauTahunan atau
Satu periode tanamSatu periode tanam
Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dibagi denganIntensitas hujan adalah jumlah curah hujan dibagi dengan
selang waktu terjadi hujan;selang waktu terjadi hujan;
20 mm per jam, dst.20 mm per jam, dst.
19. PengamatanPengamatan
Hujan mempunyai variasi yang sangat besarHujan mempunyai variasi yang sangat besar
dibandingkan dengan unsur iklim lainnya, baikdibandingkan dengan unsur iklim lainnya, baik
menurut tempat maupun waktu.menurut tempat maupun waktu.
Curah hujan yang diamati pada stasiunCurah hujan yang diamati pada stasiun
klimatologi meliputi;klimatologi meliputi;
Tinggi hujan (curah hujan, mm)Tinggi hujan (curah hujan, mm)
Jumlah hari hujan (hh) danJumlah hari hujan (hh) dan
Intensitas hujan (mm/jam)Intensitas hujan (mm/jam)
Pengamatan dan Pengolahan DataPengamatan dan Pengolahan Data
HujanHujan
20. Tabel 8.3. Kerapatan Jaringan Stasiun HujanTabel 8.3. Kerapatan Jaringan Stasiun Hujan
Tipe WilayahTipe Wilayah
Kisaran luas minimumKisaran luas minimum
sebuah penakar untuk suatusebuah penakar untuk suatu
jaringan stasiun yangjaringan stasiun yang
normal (kmnormal (km22
/stasiun)/stasiun)
Kisaran luas maksimumKisaran luas maksimum
yang masih diperbolehkanyang masih diperbolehkan
untuk diwakili sebuahuntuk diwakili sebuah
penakar pada daerah yangpenakar pada daerah yang
keadaan alamnya sulitkeadaan alamnya sulit
(km(km22
/stasiun)/stasiun)
Dataran rendah diDataran rendah di
daerah tropika dandaerah tropika dan
subtropikasubtropika
600 – 900600 – 900
(13,8 – 16,9)(13,8 – 16,9)
900 – 3000900 – 3000
(16,9 – 30,9)(16,9 – 30,9)
Pegunungan di daerahPegunungan di daerah
tropika dan subtropikatropika dan subtropika
100 – 200100 – 200
(5,6 – 8,9)(5,6 – 8,9)
250 – 1000250 – 1000
(8,9 – 17,8)(8,9 – 17,8)
Pulau kecilPulau kecil
berpegunungan, curahberpegunungan, curah
hujan sangat tidakhujan sangat tidak
meratamerata
2525
(2,8)(2,8)
Angka di dalam kurungAngka di dalam kurung
adalah radius dalamadalah radius dalam
kilometerkilometer
Daerah arid dan kutubDaerah arid dan kutub
1.500 – 10.0001.500 – 10.000
21. PeralatanPeralatan
Curah hujan dapat diukur denganCurah hujan dapat diukur dengan
alat pengukur curah hujanalat pengukur curah hujan
otomatis atau manual.otomatis atau manual.
Contoh tipe pengukur hujanContoh tipe pengukur hujan
manual yang paling banyakmanual yang paling banyak
dipakai adalah tipe observatoriumdipakai adalah tipe observatorium
(obs) atau ombrometer.(obs) atau ombrometer.
Data yang diperoleh dari alat iniData yang diperoleh dari alat ini
curah hujan harian.curah hujan harian.
Jika curah hujan dihitung dariJika curah hujan dihitung dari
volume air air hujan harus dibagivolume air air hujan harus dibagi
dengan luas penakar.dengan luas penakar.
Mulut penakar mempunyai luasMulut penakar mempunyai luas
100 cm100 cm22
dan di pasang dengandan di pasang dengan
ketinggian mulut penakar 1,2 mketinggian mulut penakar 1,2 m
dari permukaan tanah.dari permukaan tanah.
Gelas ukur biasa, volume, 10 cc=Gelas ukur biasa, volume, 10 cc=
10 cm10 cm33
Tinggi hujan = 10 cmTinggi hujan = 10 cm33
/100 cm/100 cm22
==
0,1 cm = 10 mm0,1 cm = 10 mm
22. PeralatanPeralatan
Alat pengukur hujan otomatisAlat pengukur hujan otomatis
menggunakan prinsip;menggunakan prinsip;
PelampungPelampung
Timbangan danTimbangan dan
JungkitanJungkitan
Keuntungan menggunakanKeuntungan menggunakan
alat ukur otomatis ini adalah;alat ukur otomatis ini adalah;
Waktu terjadi hujan dapatWaktu terjadi hujan dapat
diketahuidiketahui
Intensitas setiap kejadianIntensitas setiap kejadian
hujan dapat dihitunghujan dapat dihitung
Tipe alat tertentu pengamatanTipe alat tertentu pengamatan
dapat dilakukan pada periodedapat dilakukan pada periode
yang lama (mingguan)yang lama (mingguan)
23. Pengolahan dataPengolahan data
1.1. Curah hujan harian, mingguan, dekade,Curah hujan harian, mingguan, dekade,
bulanan, musiman maupun tahunanbulanan, musiman maupun tahunan
didapatkan dengan cara menjumlahkandidapatkan dengan cara menjumlahkan
curah hujan harian hasil pengukurancurah hujan harian hasil pengukuran
sesuai dengan periode waktu yangsesuai dengan periode waktu yang
diperlukan.diperlukan.
25. DekadeDekade
NoNo
JanuariJanuari FebruariFebruari M a r e tM a r e t A p r i lA p r i l
II IIII IIIIII II IIII IIIIII II IIII IIIIII II IIII IIIIII
11 88 8080 1414 1919 2424 00 00 11 00 33 2525 00
22 99 88 00 00 00 3535 22 2222 55 33 00 00
33 99 2727 1515 00 1919 2121 00 00 00 55 2828 1717
44 00 11 77 00 77 1010 00 11 55 5757 00 00
55 00 1414 2727 6767 2525 88 33 00 1414 44 9292 6464
66 44 2121 00 1010 2020 66 00 00 1919 22 00 88
77 4343 2525 00 00 00 11 99 00 00 3030 2323 3131
88 33 00 1010 00 00 33 55 00 33 11 11 00
99 3939 00 66 00 2121 11 00 00 2929 00 1010
1010 99 4747 99 00 00 00 00 00 00 00 22
1111 2929 77
26. Hubungan Tinggi Tempat dan HujanHubungan Tinggi Tempat dan Hujan
R = a + b HR = a + b H
R : curah hujan tahunan (mm)R : curah hujan tahunan (mm)
a : tinggi sumbu (Y) atau Ra : tinggi sumbu (Y) atau R
b : koefisien arah altitude (H), danb : koefisien arah altitude (H), dan
H : tinggi tempat (altitude) (m)H : tinggi tempat (altitude) (m)
No.No. 11 22 33 44 55 66 77
H = xiH = xi 365365 512512 705705 780780 927927 28772877 30193019
R = yiR = yi 16611661 23932393 19651965 35213521 22482248 37283728 33693369
Y(R) = 1988,28 + 0,54 H
27. Intensitas dan Derajad HujanIntensitas dan Derajad Hujan
Derajad hujanDerajad hujan IntensitasIntensitas
(mm/menit)(mm/menit)
Ciri lingkunganCiri lingkungan
Hujan amat lemahHujan amat lemah < 0,02< 0,02 Tanah agak basah atau sedikitTanah agak basah atau sedikit
terbasahiterbasahi
Hujan lemahHujan lemah 0,02 – 0,050,02 – 0,05 Tanah menjadi basah semua, tetapiTanah menjadi basah semua, tetapi
belum dapat dibuat bolabelum dapat dibuat bola
Hujan normalHujan normal 0,05 – 0,250,05 – 0,25 Tanah basah dapat dibuat bolaTanah basah dapat dibuat bola
curahan hujan mulai terdengarcurahan hujan mulai terdengar
Hujan derasHujan deras 0,25 – 1,000,25 – 1,00
Air tergenang di permukaan, bunyiAir tergenang di permukaan, bunyi
deras hujan terdengar darideras hujan terdengar dari
genangangenangan
Hujan amat derasHujan amat deras > 1,00> 1,00 Hujan seperti ditumpahkan, saluranHujan seperti ditumpahkan, saluran
dan draenase meluapdan draenase meluap
28. Intensitas dan derajad hujan/jamIntensitas dan derajad hujan/jam
dan /haridan /hari
Derajad hujanDerajad hujan Intensitas hujan (mm)Intensitas hujan (mm)
per 1 jamper 1 jam per 24 jamper 24 jam
Hujan sangat ringanHujan sangat ringan < 1< 1 < 5< 5
Hujan ringanHujan ringan 1 – 51 – 5 5 – 205 – 20
Hujan normalHujan normal 5 – 105 – 10 20 – 5020 – 50
Hujan lebatHujan lebat 10 – 2010 – 20 50 – 10050 – 100
Hujan sangat lebatHujan sangat lebat > 20> 20 > 100> 100
29. Kecepatan jatuh hujan, ukuran danKecepatan jatuh hujan, ukuran dan
besar butiran hujanbesar butiran hujan
Jenis hujanJenis hujan Diameter bolaDiameter bola
(mm)(mm)
MassaMassa Kecepatan jatuhKecepatan jatuh
(m/detik)(m/detik)
Hujan gerimisHujan gerimis 0,150,15 0,00240,0024 0,50,5
Hujan halusHujan halus 0,50,5 0,0650,065 2,12,1
Hujan normalHujan normal
lemahlemah
11 0,520,52 4,04,0
Hujan normalHujan normal
derasderas
22 4,24,2 6,56,5
Hujan sangatHujan sangat
derasderas
33 1414 8,18,1
30. Istilah teknis BMGIstilah teknis BMG
Istilah teknisIstilah teknis PengertianPengertian
Cuaca baikCuaca baik
Wilayah yang mungkin terkena hujanWilayah yang mungkin terkena hujan
meliputi 0 – 10% daerah luas wilayahmeliputi 0 – 10% daerah luas wilayah
yang disebut dalam ramalanyang disebut dalam ramalan
Hujan lokalHujan lokal
Wilayah hujan meliputi 11 – 40% dariWilayah hujan meliputi 11 – 40% dari
luas wilayahluas wilayah
Hujan tak merataHujan tak merata
Wilayah hujan meliputi 41 – 70% dariWilayah hujan meliputi 41 – 70% dari
luas wilayahluas wilayah
Hujan merataHujan merata
Lebih dari 70% dari wilayah yangLebih dari 70% dari wilayah yang
diramalkan akan mengalami hujandiramalkan akan mengalami hujan
31. Pengolahan dataPengolahan data
1.1. Curah hujan suatu wilayah (misal DAS)Curah hujan suatu wilayah (misal DAS)
diperlukan data curah hujan daridiperlukan data curah hujan dari
beberapa penakar yang berada padabeberapa penakar yang berada pada
wilayah tersebut.wilayah tersebut.
Data dari stasiun pengamatan dirata-ratakanData dari stasiun pengamatan dirata-ratakan
secara;secara;
Rata-rata aritmatikRata-rata aritmatik
Rata-rata berbobot (poligon Thiessen)Rata-rata berbobot (poligon Thiessen)
Rata-rata isohyetRata-rata isohyet
32. o7
o6
o4 A
o5
o3
o2
o1
116
o7 o7
o6 B o6
o4 o4 C
o5 o5 108
o3 o3
o2 o2 103
o1 o1
Gambar 9.3. Curah hujan Wilayah menurut metode A) Aritmatik,
B) Poligon Thiessen, dan C) Isohiet
33. Teladan 9.3.Teladan 9.3.
Suatu wilayah dengan luas 57,20 km2 mempunyai 7Suatu wilayah dengan luas 57,20 km2 mempunyai 7
buah pos hujan dengan sebaran seperti ditunjukkanbuah pos hujan dengan sebaran seperti ditunjukkan
pada Gambar 9.3. Selama bulan September terukurpada Gambar 9.3. Selama bulan September terukur
tinggi hujan setiap pos, pos1 = 105 mm, pos2 = 102 mm,tinggi hujan setiap pos, pos1 = 105 mm, pos2 = 102 mm,
pos 3 = 104 mm, pos 4 = 109 mm, pos 5 = 110 mm, pospos 3 = 104 mm, pos 4 = 109 mm, pos 5 = 110 mm, pos
6 = 120 mm dan pos 7 = 113 mm. Hitung tinggi hujan6 = 120 mm dan pos 7 = 113 mm. Hitung tinggi hujan
rata-rata (mm) seluruh wilayah pada bulan itu denganrata-rata (mm) seluruh wilayah pada bulan itu dengan
menggunakan metode aritmatik, poligon Thiessen danmenggunakan metode aritmatik, poligon Thiessen dan
juga Isohiet.juga Isohiet.
Jawaban Teladan 9.3.Jawaban Teladan 9.3.
1) Metode Aritmatik1) Metode Aritmatik
CHr = 1/n (CH1 + CH2 + CH3 + . . . + CHn)CHr = 1/n (CH1 + CH2 + CH3 + . . . + CHn)
CHr = 1/7 (105 + 102 + 104 + 109 + 110 + 120 + 113)CHr = 1/7 (105 + 102 + 104 + 109 + 110 + 120 + 113)
mmmm
CHr = 109 mmCHr = 109 mm
34. 2) Metode Poligon Thiessen
Tabel 9.2. Perhitungan Metode Poligon Thiessen
Pos Hujan Hujan,
CH (mm)
Luas Poligon,
A (km2
)
Luas Poligon,
A (%)
CH x A %,
(mm)
1 105 6,56 11,47 12,0
2 102 10,52 18,39 18,8
3 104 8,02 14,02 14,6
4 109 9,08 15,87 17,3
5 110 6,32 11,05 12,1
6 120 7,42 12,97 15,6
7 113 9,28 16,22 18,3
57,20 100.00 108,7
CHr = 1
/A (A1●CH1 + A2●CH2 + A3●CH3 + . . . + An●CHn)
CHr = 108,7 mm
35. Tabel 9.4. Perhitungan menurut Metode Isohiet
Pos Hujan Isohiet,
CH (mm)
Luas Wilayah,
A (km2
)
CH x A ,
(mm x km2
)
1 dan 2 103 18,34 1889,02
3,4 dan 5 108 16,22 1751,76
6 dan 7 110 22,64 2490,40
57,20 6131,18
CHr = 1
/A (A1●CH1 + A2●CH2 + A3●CH3 + . . . + An●CHn)
CHr = 1/57,20 km2
(6131,18 mm km2
)
CHr = 107,2 mm
36. Tugas Rumah VITugas Rumah VI
Berapa jumlah tetes awan yang berukuranBerapa jumlah tetes awan yang berukuran
20 mikron diperlukan untuk membentuk20 mikron diperlukan untuk membentuk
satu tetes hujan berukuran 1 mm dengansatu tetes hujan berukuran 1 mm dengan
mekanisme tumbukan dan penyatuan ?mekanisme tumbukan dan penyatuan ?
Vh/VaVh/Va Vh ?Vh ?