SlideShare a Scribd company logo
0
100
200
300
400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0
100
200
300
400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0
100
200
300
400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0
100
200
300
400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tipe Lokal
Tipe
Equatorial
Tipe
Monsoon
IX. Pembentukan HujanIX. Pembentukan Hujan
Disajikan Pada:Disajikan Pada:
PERKULIAHAN KLIMATOLOGI DASARPERKULIAHAN KLIMATOLOGI DASAR
PROGRAM SARJANA FAPERTA UNLAMPROGRAM SARJANA FAPERTA UNLAM
Oleh:
GUSTI RUSMAYADI
(Jurusan Budidaya Pertanian-Faperta Unlam)
gustiR@plasa.com
Pertemuan VIII (Keawanan)-Pertemuan VIII (Keawanan)-
Model PembelajaranModel Pembelajaran
Kooperatif Tipe InvestigasiKooperatif Tipe Investigasi
KelompokKelompok
Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran
Menjelaskan pembentukan butir hujan
di wilayah tropis dan sub tropis
Menjelaskan tipe-tipe presipitasi
karena peristiwa kovektif, orografik
dan siklonik atau frontal.
Menjelaskan cara pengamatan,
pengolahan dan penyian data hujan
4.1. Siklus Hidrologi4.1. Siklus Hidrologi
 Diagram P - TDiagram P - T  Air merupakanAir merupakan
komponen atmosferkomponen atmosfer
yang dapat berubahyang dapat berubah
ke tiga bentuk zat,ke tiga bentuk zat,
yaitu;yaitu;
 Cair (air)Cair (air)
 Gas (uap)Gas (uap)
 Padat (es)Padat (es)
P
TTCTBTA
A B C
’ C
Tr
C”
O
gs
gu
gl
padat cair
u a p
K
Siklus Hidrologi
Pembentukan/Pertumbuhan butirPembentukan/Pertumbuhan butir
hujanhujan
 Hujan terjadi jika butir-butirHujan terjadi jika butir-butir
awan tumbuh dengan gayaawan tumbuh dengan gaya
berat lebih besar dari gayaberat lebih besar dari gaya
dorong ke atas (up draft).dorong ke atas (up draft).
 2 teori dalam proses2 teori dalam proses
pembentukan hujan;pembentukan hujan;
 Teori Bergeron-Teori Bergeron-
FindeisenFindeisen
 Teori tumbukan danTeori tumbukan dan
penyatuan (Bowen-penyatuan (Bowen-
Ludlam).Ludlam).
Uap
Teori Bergeron-FindeisenTeori Bergeron-Findeisen
 Berlaku untuk awan dingin (<Berlaku untuk awan dingin (<
0Cº) yang terdiri dari kristal es0Cº) yang terdiri dari kristal es
dan air lewat dingin (suhu air <dan air lewat dingin (suhu air <
0Cº tetapi belum membeku).0Cº tetapi belum membeku).
 Perbedaan tekanan uap diPerbedaan tekanan uap di
sekitar butir-butir airsekitar butir-butir air
mengembun di sekitar partikelmengembun di sekitar partikel
es (ees (es airs air > e> eeses), mengakibatkan), mengakibatkan
butir-butir air mengembun dibutir-butir air mengembun di
sekitar partikel es secara difusisekitar partikel es secara difusi
uap.uap.
 Terjadi di daerah ekstraTerjadi di daerah ekstra
tropika.tropika.
air Kristal es
es es>
Uap air
w
Up draf
Kristal es
Teori Tumbukan dan PenyatuanTeori Tumbukan dan Penyatuan
 Berlaku untuk awan yangBerlaku untuk awan yang
hanya melibatkan awanhanya melibatkan awan
panas.panas.
 Tumbukan antar butir airTumbukan antar butir air
dan penyatuan sehinggadan penyatuan sehingga
butir air bertambah besarbutir air bertambah besar
dan berat.dan berat.
 Laju pertumbuhan awanLaju pertumbuhan awan
melalui proses ini lebihmelalui proses ini lebih
besar dari pertumbuhanbesar dari pertumbuhan
melalui kondensasi.melalui kondensasi.
 Terjadi di wilayah tropikaTerjadi di wilayah tropika
dan lintang menengah.dan lintang menengah.
W
Up draft
Pembentukan tetes hujanPembentukan tetes hujan
 Volume tetes hujan ditentukan olehVolume tetes hujan ditentukan oleh
volume tetes awanvolume tetes awan
 Volume tetes awan,Volume tetes awan,
 Volume tetes hujan,Volume tetes hujan,
 r jari-jari atau ukuran tetes awan (mikron)r jari-jari atau ukuran tetes awan (mikron)
 R jari-jari atau ukuran tetes hujan (mikron)R jari-jari atau ukuran tetes hujan (mikron)
3
3
4
rVa π=
3
3
4
RVh π=
Tipe HujanTipe Hujan
 Hujan terjadi karenaHujan terjadi karena
udara yang naik danudara yang naik dan
mengalami penurunanmengalami penurunan
suhu.suhu.
 Kejadian hujanKejadian hujan
disebabkan oleh aksidisebabkan oleh aksi
gabungan dari beberapagabungan dari beberapa
gerakan udara naik.gerakan udara naik.
 3 tipe hujan digolongkan3 tipe hujan digolongkan
berdasarkan gerakanberdasarkan gerakan
udara naik untukudara naik untuk
membentuk awan.membentuk awan.
1.1. Hujan konvektifHujan konvektif
2.2. Hujan orografikHujan orografik
3.3. Hujan gangguanHujan gangguan
Hujan KonvektifHujan Konvektif
 Hujan konvektif merupakan hujanHujan konvektif merupakan hujan
yang dihasilkan oleh pemanasanyang dihasilkan oleh pemanasan
permukaan yang intensif danpermukaan yang intensif dan
menaikkan udara hangat yangmenaikkan udara hangat yang
lembap dengan proses penurunanlembap dengan proses penurunan
suhu secara adiabatik.suhu secara adiabatik.
 Ciri hujan konvektif adalah ;Ciri hujan konvektif adalah ;
 Curah hujan lebat dalam waktuCurah hujan lebat dalam waktu
singkat (total curah hujan jatuhsingkat (total curah hujan jatuh
pada awal 10% dari interval waktupada awal 10% dari interval waktu
(torential rainfall).(torential rainfall).
 Hujan konvektif memmpunyaiHujan konvektif memmpunyai
siklus musiman dan harian yangsiklus musiman dan harian yang
berhubungan dengan pemanasanberhubungan dengan pemanasan
radiasi matahari.radiasi matahari.
 Gully erotionGully erotion
 Berkaitan dengan awan cumuliBerkaitan dengan awan cumuli
dan cumulinimbus.dan cumulinimbus.
Hujan orografikHujan orografik
 Hujan yang dihasilkan oleh kenaikkanHujan yang dihasilkan oleh kenaikkan
udara lembap secara paksa olehudara lembap secara paksa oleh
dataran tinggi atau pegunungan.dataran tinggi atau pegunungan.
 Curah hujan tahunan sejalan denganCurah hujan tahunan sejalan dengan
ketinggian yang bertambah.ketinggian yang bertambah.
 Menghasilkan turbulensi alamiah yangMenghasilkan turbulensi alamiah yang
kuat baik secara mekanik maupunkuat baik secara mekanik maupun
konvektif.konvektif.
 Merupakan penghalang danMerupakan penghalang dan
memperlambat gerakan depresi (badaimemperlambat gerakan depresi (badai
siklon)siklon)
 Menimbulkan konvergensi pada arusMenimbulkan konvergensi pada arus
udara horizontal karena melawatiudara horizontal karena melawati
lembah yang menyerupai cerobanglembah yang menyerupai cerobang
 Memicu udara naik sebagai awalMemicu udara naik sebagai awal
ketidak-stabilanketidak-stabilan
 Hujan orografik mempunyai siklusHujan orografik mempunyai siklus
musiman dan harian yang tidak nyatamusiman dan harian yang tidak nyata
dibandingkan dengan hujan konvektif.dibandingkan dengan hujan konvektif.
 Berkaitan dengan awan strati danBerkaitan dengan awan strati dan
kumuli;kumuli;
 Hujan dengan curahan kecil dan relatifHujan dengan curahan kecil dan relatif
lama.lama.
 Hujan dengan curahan besarHujan dengan curahan besar
Hujan GangguanHujan Gangguan
1.1. Hujan siklonikHujan siklonik
 Hujan siklonik disebabkanHujan siklonik disebabkan
oleh gerakan udara naikoleh gerakan udara naik
dalam skala besar yangdalam skala besar yang
berasosiasi denganberasosiasi dengan
sistem pusat tekanansistem pusat tekanan
rendah (siklon)rendah (siklon)
 Hujan agak lebat dengaHujan agak lebat denga
waktu cukup lama danwaktu cukup lama dan
meliputi wilayah yangmeliputi wilayah yang
cukup luas.cukup luas.
Hujan GangguanHujan Gangguan
1.1. Hujan frontalHujan frontal
 Hujan frontal terjadiHujan frontal terjadi
akibat kenaikan massaakibat kenaikan massa
udara yang mengalamiudara yang mengalami
konvergensi (udarakonvergensi (udara
hangat yang lembap-hangat yang lembap-
front hangat denganfront hangat dengan
udara dingin-frontudara dingin-front
dingin).dingin).
 Curah hujan relatif kecilCurah hujan relatif kecil
tetapi berlangsung relatiftetapi berlangsung relatif
lama.lama.
 Terjadi pada lintangTerjadi pada lintang
menengahmenengah
Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
 Sebaran zonalSebaran zonal
 Sabuk 15ºLU - 10ºLS,Sabuk 15ºLU - 10ºLS,
daerah ITCZ sehinggadaerah ITCZ sehingga
penerima curah hujanpenerima curah hujan
tertinggi.tertinggi.
 Curah hujan tahunan >Curah hujan tahunan >
1600 mm.1600 mm.
Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
 Sebaran zonalSebaran zonal
 Sabuk 25ºLU - 30ºLS,Sabuk 25ºLU - 30ºLS,
 Daerah antisiklonDaerah antisiklon
subtropis dan curahsubtropis dan curah
hujan agak rendah.hujan agak rendah.
 Curah hujan tahunan <Curah hujan tahunan <
900 mm.900 mm.
Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
 Sebaran zonalSebaran zonal
 Sabuk 40ºLU - 55ºLS,Sabuk 40ºLU - 55ºLS,
 Daerah konvergensiDaerah konvergensi
subtropis (siklon) dansubtropis (siklon) dan
curah hujan cukupcurah hujan cukup
tinggi.tinggi.
 Curah hujan tahunanCurah hujan tahunan
1000-2000 mm.1000-2000 mm.
Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
 Sebaran zonalSebaran zonal
 Sabuk 55ºLU - 55ºLSSabuk 55ºLU - 55ºLS
ke kutub,ke kutub,
 Curah hujan menurunCurah hujan menurun
dengan tajam.dengan tajam.
 Pada lintang 75º curahPada lintang 75º curah
hujan ±150 mm.hujan ±150 mm.
Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia
 Sebaran zonal curah hujan musiman.Sebaran zonal curah hujan musiman.
Pengamatan dan Pengolahan DataPengamatan dan Pengolahan Data
HujanHujan
 BatasanBatasan
 Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan (mm) yangCurah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan (mm) yang
diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan,diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan,
evaporasi dan perembesan ke dalam tanah.evaporasi dan perembesan ke dalam tanah.
 Hari hujan dibatasi sebagai hari dengan curah hujan ≥ 0,5 mm.Hari hujan dibatasi sebagai hari dengan curah hujan ≥ 0,5 mm.
 Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per;Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per;
 MingguMinggu
 DekadeDekade
 BulananBulanan
 Tahunan atauTahunan atau
 Satu periode tanamSatu periode tanam
 Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dibagi denganIntensitas hujan adalah jumlah curah hujan dibagi dengan
selang waktu terjadi hujan;selang waktu terjadi hujan;
 20 mm per jam, dst.20 mm per jam, dst.
 PengamatanPengamatan
 Hujan mempunyai variasi yang sangat besarHujan mempunyai variasi yang sangat besar
dibandingkan dengan unsur iklim lainnya, baikdibandingkan dengan unsur iklim lainnya, baik
menurut tempat maupun waktu.menurut tempat maupun waktu.
 Curah hujan yang diamati pada stasiunCurah hujan yang diamati pada stasiun
klimatologi meliputi;klimatologi meliputi;
 Tinggi hujan (curah hujan, mm)Tinggi hujan (curah hujan, mm)
 Jumlah hari hujan (hh) danJumlah hari hujan (hh) dan
 Intensitas hujan (mm/jam)Intensitas hujan (mm/jam)
Pengamatan dan Pengolahan DataPengamatan dan Pengolahan Data
HujanHujan
Tabel 8.3. Kerapatan Jaringan Stasiun HujanTabel 8.3. Kerapatan Jaringan Stasiun Hujan
Tipe WilayahTipe Wilayah
Kisaran luas minimumKisaran luas minimum
sebuah penakar untuk suatusebuah penakar untuk suatu
jaringan stasiun yangjaringan stasiun yang
normal (kmnormal (km22
/stasiun)/stasiun)
Kisaran luas maksimumKisaran luas maksimum
yang masih diperbolehkanyang masih diperbolehkan
untuk diwakili sebuahuntuk diwakili sebuah
penakar pada daerah yangpenakar pada daerah yang
keadaan alamnya sulitkeadaan alamnya sulit
(km(km22
/stasiun)/stasiun)
Dataran rendah diDataran rendah di
daerah tropika dandaerah tropika dan
subtropikasubtropika
600 – 900600 – 900
(13,8 – 16,9)(13,8 – 16,9)
900 – 3000900 – 3000
(16,9 – 30,9)(16,9 – 30,9)
Pegunungan di daerahPegunungan di daerah
tropika dan subtropikatropika dan subtropika
100 – 200100 – 200
(5,6 – 8,9)(5,6 – 8,9)
250 – 1000250 – 1000
(8,9 – 17,8)(8,9 – 17,8)
Pulau kecilPulau kecil
berpegunungan, curahberpegunungan, curah
hujan sangat tidakhujan sangat tidak
meratamerata
2525
(2,8)(2,8)
Angka di dalam kurungAngka di dalam kurung
adalah radius dalamadalah radius dalam
kilometerkilometer
Daerah arid dan kutubDaerah arid dan kutub
1.500 – 10.0001.500 – 10.000
PeralatanPeralatan
 Curah hujan dapat diukur denganCurah hujan dapat diukur dengan
alat pengukur curah hujanalat pengukur curah hujan
otomatis atau manual.otomatis atau manual.
 Contoh tipe pengukur hujanContoh tipe pengukur hujan
manual yang paling banyakmanual yang paling banyak
dipakai adalah tipe observatoriumdipakai adalah tipe observatorium
(obs) atau ombrometer.(obs) atau ombrometer.
 Data yang diperoleh dari alat iniData yang diperoleh dari alat ini
curah hujan harian.curah hujan harian.
 Jika curah hujan dihitung dariJika curah hujan dihitung dari
volume air air hujan harus dibagivolume air air hujan harus dibagi
dengan luas penakar.dengan luas penakar.
 Mulut penakar mempunyai luasMulut penakar mempunyai luas
100 cm100 cm22
dan di pasang dengandan di pasang dengan
ketinggian mulut penakar 1,2 mketinggian mulut penakar 1,2 m
dari permukaan tanah.dari permukaan tanah.
 Gelas ukur biasa, volume, 10 cc=Gelas ukur biasa, volume, 10 cc=
10 cm10 cm33
 Tinggi hujan = 10 cmTinggi hujan = 10 cm33
/100 cm/100 cm22
==
0,1 cm = 10 mm0,1 cm = 10 mm
PeralatanPeralatan
 Alat pengukur hujan otomatisAlat pengukur hujan otomatis
menggunakan prinsip;menggunakan prinsip;
 PelampungPelampung
 Timbangan danTimbangan dan
 JungkitanJungkitan
 Keuntungan menggunakanKeuntungan menggunakan
alat ukur otomatis ini adalah;alat ukur otomatis ini adalah;
 Waktu terjadi hujan dapatWaktu terjadi hujan dapat
diketahuidiketahui
 Intensitas setiap kejadianIntensitas setiap kejadian
hujan dapat dihitunghujan dapat dihitung
 Tipe alat tertentu pengamatanTipe alat tertentu pengamatan
dapat dilakukan pada periodedapat dilakukan pada periode
yang lama (mingguan)yang lama (mingguan)
Pengolahan dataPengolahan data
1.1. Curah hujan harian, mingguan, dekade,Curah hujan harian, mingguan, dekade,
bulanan, musiman maupun tahunanbulanan, musiman maupun tahunan
didapatkan dengan cara menjumlahkandidapatkan dengan cara menjumlahkan
curah hujan harian hasil pengukurancurah hujan harian hasil pengukuran
sesuai dengan periode waktu yangsesuai dengan periode waktu yang
diperlukan.diperlukan.
MingguanMingguan
NoNo
JanuariJanuari FebruariFebruari MaretMaret
11 22 33 44 55 66 77 88 99 1010 .... 5252
8
9
9
0
0
4
43
1
2
3
4
5
6
7
3
39
9
80
8
27
1
14
21
25
0
0
47
14
0
15
7
27
0
0
10
6
9
29
6
9
29
19
0
0
0
DekadeDekade
NoNo
JanuariJanuari FebruariFebruari M a r e tM a r e t A p r i lA p r i l
II IIII IIIIII II IIII IIIIII II IIII IIIIII II IIII IIIIII
11 88 8080 1414 1919 2424 00 00 11 00 33 2525 00
22 99 88 00 00 00 3535 22 2222 55 33 00 00
33 99 2727 1515 00 1919 2121 00 00 00 55 2828 1717
44 00 11 77 00 77 1010 00 11 55 5757 00 00
55 00 1414 2727 6767 2525 88 33 00 1414 44 9292 6464
66 44 2121 00 1010 2020 66 00 00 1919 22 00 88
77 4343 2525 00 00 00 11 99 00 00 3030 2323 3131
88 33 00 1010 00 00 33 55 00 33 11 11 00
99 3939 00 66 00 2121 11 00 00 2929 00 1010
1010 99 4747 99 00 00 00 00 00 00 00 22
1111 2929 77
Hubungan Tinggi Tempat dan HujanHubungan Tinggi Tempat dan Hujan
 R = a + b HR = a + b H
 R : curah hujan tahunan (mm)R : curah hujan tahunan (mm)
 a : tinggi sumbu (Y) atau Ra : tinggi sumbu (Y) atau R
 b : koefisien arah altitude (H), danb : koefisien arah altitude (H), dan
 H : tinggi tempat (altitude) (m)H : tinggi tempat (altitude) (m)
No.No. 11 22 33 44 55 66 77
H = xiH = xi 365365 512512 705705 780780 927927 28772877 30193019
R = yiR = yi 16611661 23932393 19651965 35213521 22482248 37283728 33693369
Y(R) = 1988,28 + 0,54 H
Intensitas dan Derajad HujanIntensitas dan Derajad Hujan
Derajad hujanDerajad hujan IntensitasIntensitas
(mm/menit)(mm/menit)
Ciri lingkunganCiri lingkungan
Hujan amat lemahHujan amat lemah < 0,02< 0,02 Tanah agak basah atau sedikitTanah agak basah atau sedikit
terbasahiterbasahi
Hujan lemahHujan lemah 0,02 – 0,050,02 – 0,05 Tanah menjadi basah semua, tetapiTanah menjadi basah semua, tetapi
belum dapat dibuat bolabelum dapat dibuat bola
Hujan normalHujan normal 0,05 – 0,250,05 – 0,25 Tanah basah dapat dibuat bolaTanah basah dapat dibuat bola
curahan hujan mulai terdengarcurahan hujan mulai terdengar
Hujan derasHujan deras 0,25 – 1,000,25 – 1,00
Air tergenang di permukaan, bunyiAir tergenang di permukaan, bunyi
deras hujan terdengar darideras hujan terdengar dari
genangangenangan
Hujan amat derasHujan amat deras > 1,00> 1,00 Hujan seperti ditumpahkan, saluranHujan seperti ditumpahkan, saluran
dan draenase meluapdan draenase meluap
Intensitas dan derajad hujan/jamIntensitas dan derajad hujan/jam
dan /haridan /hari
Derajad hujanDerajad hujan Intensitas hujan (mm)Intensitas hujan (mm)
per 1 jamper 1 jam per 24 jamper 24 jam
Hujan sangat ringanHujan sangat ringan < 1< 1 < 5< 5
Hujan ringanHujan ringan 1 – 51 – 5 5 – 205 – 20
Hujan normalHujan normal 5 – 105 – 10 20 – 5020 – 50
Hujan lebatHujan lebat 10 – 2010 – 20 50 – 10050 – 100
Hujan sangat lebatHujan sangat lebat > 20> 20 > 100> 100
Kecepatan jatuh hujan, ukuran danKecepatan jatuh hujan, ukuran dan
besar butiran hujanbesar butiran hujan
Jenis hujanJenis hujan Diameter bolaDiameter bola
(mm)(mm)
MassaMassa Kecepatan jatuhKecepatan jatuh
(m/detik)(m/detik)
Hujan gerimisHujan gerimis 0,150,15 0,00240,0024 0,50,5
Hujan halusHujan halus 0,50,5 0,0650,065 2,12,1
Hujan normalHujan normal
lemahlemah
11 0,520,52 4,04,0
Hujan normalHujan normal
derasderas
22 4,24,2 6,56,5
Hujan sangatHujan sangat
derasderas
33 1414 8,18,1
Istilah teknis BMGIstilah teknis BMG
Istilah teknisIstilah teknis PengertianPengertian
Cuaca baikCuaca baik
Wilayah yang mungkin terkena hujanWilayah yang mungkin terkena hujan
meliputi 0 – 10% daerah luas wilayahmeliputi 0 – 10% daerah luas wilayah
yang disebut dalam ramalanyang disebut dalam ramalan
Hujan lokalHujan lokal
Wilayah hujan meliputi 11 – 40% dariWilayah hujan meliputi 11 – 40% dari
luas wilayahluas wilayah
Hujan tak merataHujan tak merata
Wilayah hujan meliputi 41 – 70% dariWilayah hujan meliputi 41 – 70% dari
luas wilayahluas wilayah
Hujan merataHujan merata
Lebih dari 70% dari wilayah yangLebih dari 70% dari wilayah yang
diramalkan akan mengalami hujandiramalkan akan mengalami hujan
Pengolahan dataPengolahan data
1.1. Curah hujan suatu wilayah (misal DAS)Curah hujan suatu wilayah (misal DAS)
diperlukan data curah hujan daridiperlukan data curah hujan dari
beberapa penakar yang berada padabeberapa penakar yang berada pada
wilayah tersebut.wilayah tersebut.
 Data dari stasiun pengamatan dirata-ratakanData dari stasiun pengamatan dirata-ratakan
secara;secara;
 Rata-rata aritmatikRata-rata aritmatik
 Rata-rata berbobot (poligon Thiessen)Rata-rata berbobot (poligon Thiessen)
 Rata-rata isohyetRata-rata isohyet
o7
o6
o4 A
o5
o3
o2
o1
116
o7 o7
o6 B o6
o4 o4 C
o5 o5 108
o3 o3
o2 o2 103
o1 o1
Gambar 9.3. Curah hujan Wilayah menurut metode A) Aritmatik,
B) Poligon Thiessen, dan C) Isohiet
 Teladan 9.3.Teladan 9.3.
 Suatu wilayah dengan luas 57,20 km2 mempunyai 7Suatu wilayah dengan luas 57,20 km2 mempunyai 7
buah pos hujan dengan sebaran seperti ditunjukkanbuah pos hujan dengan sebaran seperti ditunjukkan
pada Gambar 9.3. Selama bulan September terukurpada Gambar 9.3. Selama bulan September terukur
tinggi hujan setiap pos, pos1 = 105 mm, pos2 = 102 mm,tinggi hujan setiap pos, pos1 = 105 mm, pos2 = 102 mm,
pos 3 = 104 mm, pos 4 = 109 mm, pos 5 = 110 mm, pospos 3 = 104 mm, pos 4 = 109 mm, pos 5 = 110 mm, pos
6 = 120 mm dan pos 7 = 113 mm. Hitung tinggi hujan6 = 120 mm dan pos 7 = 113 mm. Hitung tinggi hujan
rata-rata (mm) seluruh wilayah pada bulan itu denganrata-rata (mm) seluruh wilayah pada bulan itu dengan
menggunakan metode aritmatik, poligon Thiessen danmenggunakan metode aritmatik, poligon Thiessen dan
juga Isohiet.juga Isohiet.
 Jawaban Teladan 9.3.Jawaban Teladan 9.3.
 1) Metode Aritmatik1) Metode Aritmatik
 CHr = 1/n (CH1 + CH2 + CH3 + . . . + CHn)CHr = 1/n (CH1 + CH2 + CH3 + . . . + CHn)
 CHr = 1/7 (105 + 102 + 104 + 109 + 110 + 120 + 113)CHr = 1/7 (105 + 102 + 104 + 109 + 110 + 120 + 113)
mmmm
 CHr = 109 mmCHr = 109 mm
2) Metode Poligon Thiessen
Tabel 9.2. Perhitungan Metode Poligon Thiessen
Pos Hujan Hujan,
CH (mm)
Luas Poligon,
A (km2
)
Luas Poligon,
A (%)
CH x A %,
(mm)
1 105 6,56 11,47 12,0
2 102 10,52 18,39 18,8
3 104 8,02 14,02 14,6
4 109 9,08 15,87 17,3
5 110 6,32 11,05 12,1
6 120 7,42 12,97 15,6
7 113 9,28 16,22 18,3
57,20 100.00 108,7
CHr = 1
/A (A1●CH1 + A2●CH2 + A3●CH3 + . . . + An●CHn)
CHr = 108,7 mm
Tabel 9.4. Perhitungan menurut Metode Isohiet
Pos Hujan Isohiet,
CH (mm)
Luas Wilayah,
A (km2
)
CH x A ,
(mm x km2
)
1 dan 2 103 18,34 1889,02
3,4 dan 5 108 16,22 1751,76
6 dan 7 110 22,64 2490,40
57,20 6131,18
CHr = 1
/A (A1●CH1 + A2●CH2 + A3●CH3 + . . . + An●CHn)
CHr = 1/57,20 km2
(6131,18 mm km2
)
CHr = 107,2 mm
Tugas Rumah VITugas Rumah VI
 Berapa jumlah tetes awan yang berukuranBerapa jumlah tetes awan yang berukuran
20 mikron diperlukan untuk membentuk20 mikron diperlukan untuk membentuk
satu tetes hujan berukuran 1 mm dengansatu tetes hujan berukuran 1 mm dengan
mekanisme tumbukan dan penyatuan ?mekanisme tumbukan dan penyatuan ?
 Vh/VaVh/Va  Vh ?Vh ?

More Related Content

What's hot

Komposisi magma
Komposisi magmaKomposisi magma
Komposisi magma
Nurul Afdal Haris
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
Mulviana Puakune
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Andi Azizah
 
Geologi laut 1
Geologi laut 1Geologi laut 1
Geologi laut 1
Yefta Palulun Palulun
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
gunadibinsamin
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Aulia Nofrianti
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu'Oke Aflatun'
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Shinta R Naibaho
 
03. oseanografi
03. oseanografi03. oseanografi
03. oseanografi
Nkhansa
 
Sesar atau fault
Sesar atau faultSesar atau fault
Sesar atau fault
R Aldi Kurnia Wijaya
 
Hotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle PlumeHotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle Plume
Estrela Bellia Muaja
 
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
YOHANIS SAHABAT
 
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaanAnalisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
acymile
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Modul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandungModul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandung
Muhammad Faisal Latif
 
Pengolahan data Gravity
Pengolahan data GravityPengolahan data Gravity
Pengolahan data Gravity
Kevin Pratama
 

What's hot (20)

Komposisi magma
Komposisi magmaKomposisi magma
Komposisi magma
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Geologi laut 1
Geologi laut 1Geologi laut 1
Geologi laut 1
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
 
Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
03. oseanografi
03. oseanografi03. oseanografi
03. oseanografi
 
Sesar atau fault
Sesar atau faultSesar atau fault
Sesar atau fault
 
Hotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle PlumeHotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle Plume
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaanAnalisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
 
Petrologi batuan beku
Petrologi batuan bekuPetrologi batuan beku
Petrologi batuan beku
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
 
Modul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandungModul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandung
 
Pengolahan data Gravity
Pengolahan data GravityPengolahan data Gravity
Pengolahan data Gravity
 

Viewers also liked

IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
Gusti Rusmayadi
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
Gusti Rusmayadi
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
Gusti Rusmayadi
 
I ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiI ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadi
Gusti Rusmayadi
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Gusti Rusmayadi
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Gusti Rusmayadi
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Gusti Rusmayadi
 
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrIv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Gusti Rusmayadi
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
Gusti Rusmayadi
 
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianKontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Gusti Rusmayadi
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organik
Gusti Rusmayadi
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannya
Gusti Rusmayadi
 
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Gusti Rusmayadi
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
Gusti Rusmayadi
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Gusti Rusmayadi
 
Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
Gusti Rusmayadi
 
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
Aji Sanjaya
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
Gusti Rusmayadi
 
V kelembapan udara gtr
V kelembapan udara gtrV kelembapan udara gtr
V kelembapan udara gtr
Gusti Rusmayadi
 
Rancangan design gtr
Rancangan design gtrRancangan design gtr
Rancangan design gtr
Gusti Rusmayadi
 

Viewers also liked (20)

IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
I ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiI ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadi
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtr
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrIv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianKontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organik
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannya
 
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
 
Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
 
V kelembapan udara gtr
V kelembapan udara gtrV kelembapan udara gtr
V kelembapan udara gtr
 
Rancangan design gtr
Rancangan design gtrRancangan design gtr
Rancangan design gtr
 

Similar to viii hujan

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8isanuri
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Ferli Dian SAputra
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Nurul Afdal Haris
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
muhammad riezky
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
RyanPermana17
 
Pembenihan awan
Pembenihan awanPembenihan awan
Pembenihan awan
ImranShaaban
 
Curah Hujan
Curah HujanCurah Hujan
Curah Hujan
Ahmad Royhan Nst
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
Klimatologi
KlimatologiKlimatologi
KlimatologiYuliLovy
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udara
Dhiah Febri
 
Newton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana MeteorologiNewton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana Meteorologi
NewtonXu1
 
Sejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awanSejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awan
kasmiah otin
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperdasriyanti
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
Afifah Zulianuriauwani
 
Hujan dan Klasifikasinya
Hujan dan KlasifikasinyaHujan dan Klasifikasinya
Hujan dan Klasifikasinya
yuanita nita
 
Kekekringan.pptx
Kekekringan.pptxKekekringan.pptx
Kekekringan.pptx
SoimunPoseng
 

Similar to viii hujan (20)

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Pembenihan awan
Pembenihan awanPembenihan awan
Pembenihan awan
 
Curah Hujan
Curah HujanCurah Hujan
Curah Hujan
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Klimatologi
KlimatologiKlimatologi
Klimatologi
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udara
 
Materi Geografi SMA
Materi Geografi SMAMateri Geografi SMA
Materi Geografi SMA
 
Nusriatul hidayah
Nusriatul hidayahNusriatul hidayah
Nusriatul hidayah
 
Newton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana MeteorologiNewton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana Meteorologi
 
Sejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awanSejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awan
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
 
Nusriatul hidayah
Nusriatul hidayahNusriatul hidayah
Nusriatul hidayah
 
Hujan dan Klasifikasinya
Hujan dan KlasifikasinyaHujan dan Klasifikasinya
Hujan dan Klasifikasinya
 
Kekekringan.pptx
Kekekringan.pptxKekekringan.pptx
Kekekringan.pptx
 

More from Gusti Rusmayadi

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
Gusti Rusmayadi
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
Gusti Rusmayadi
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
Gusti Rusmayadi
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
Gusti Rusmayadi
 
Gusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baikGusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baik
Gusti Rusmayadi
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
Gusti Rusmayadi
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
Gusti Rusmayadi
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
Gusti Rusmayadi
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
Gusti Rusmayadi
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
Gusti Rusmayadi
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
Gusti Rusmayadi
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
Gusti Rusmayadi
 
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrPraktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Gusti Rusmayadi
 
Pembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrPembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtr
Gusti Rusmayadi
 
Lk cwr 2012
Lk cwr 2012Lk cwr 2012
Lk cwr 2012
Gusti Rusmayadi
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
Gusti Rusmayadi
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Gusti Rusmayadi
 

More from Gusti Rusmayadi (17)

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
Gusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baikGusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baik
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrPraktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
 
Pembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrPembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtr
 
Lk cwr 2012
Lk cwr 2012Lk cwr 2012
Lk cwr 2012
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
 

Recently uploaded

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 

Recently uploaded (20)

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 

viii hujan

  • 1. 0 100 200 300 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0 100 200 300 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0 100 200 300 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0 100 200 300 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tipe Lokal Tipe Equatorial Tipe Monsoon IX. Pembentukan HujanIX. Pembentukan Hujan Disajikan Pada:Disajikan Pada: PERKULIAHAN KLIMATOLOGI DASARPERKULIAHAN KLIMATOLOGI DASAR PROGRAM SARJANA FAPERTA UNLAMPROGRAM SARJANA FAPERTA UNLAM Oleh: GUSTI RUSMAYADI (Jurusan Budidaya Pertanian-Faperta Unlam) gustiR@plasa.com
  • 2. Pertemuan VIII (Keawanan)-Pertemuan VIII (Keawanan)- Model PembelajaranModel Pembelajaran Kooperatif Tipe InvestigasiKooperatif Tipe Investigasi KelompokKelompok Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran Menjelaskan pembentukan butir hujan di wilayah tropis dan sub tropis Menjelaskan tipe-tipe presipitasi karena peristiwa kovektif, orografik dan siklonik atau frontal. Menjelaskan cara pengamatan, pengolahan dan penyian data hujan
  • 3. 4.1. Siklus Hidrologi4.1. Siklus Hidrologi  Diagram P - TDiagram P - T  Air merupakanAir merupakan komponen atmosferkomponen atmosfer yang dapat berubahyang dapat berubah ke tiga bentuk zat,ke tiga bentuk zat, yaitu;yaitu;  Cair (air)Cair (air)  Gas (uap)Gas (uap)  Padat (es)Padat (es) P TTCTBTA A B C ’ C Tr C” O gs gu gl padat cair u a p K Siklus Hidrologi
  • 4. Pembentukan/Pertumbuhan butirPembentukan/Pertumbuhan butir hujanhujan  Hujan terjadi jika butir-butirHujan terjadi jika butir-butir awan tumbuh dengan gayaawan tumbuh dengan gaya berat lebih besar dari gayaberat lebih besar dari gaya dorong ke atas (up draft).dorong ke atas (up draft).  2 teori dalam proses2 teori dalam proses pembentukan hujan;pembentukan hujan;  Teori Bergeron-Teori Bergeron- FindeisenFindeisen  Teori tumbukan danTeori tumbukan dan penyatuan (Bowen-penyatuan (Bowen- Ludlam).Ludlam).
  • 5. Uap Teori Bergeron-FindeisenTeori Bergeron-Findeisen  Berlaku untuk awan dingin (<Berlaku untuk awan dingin (< 0Cº) yang terdiri dari kristal es0Cº) yang terdiri dari kristal es dan air lewat dingin (suhu air <dan air lewat dingin (suhu air < 0Cº tetapi belum membeku).0Cº tetapi belum membeku).  Perbedaan tekanan uap diPerbedaan tekanan uap di sekitar butir-butir airsekitar butir-butir air mengembun di sekitar partikelmengembun di sekitar partikel es (ees (es airs air > e> eeses), mengakibatkan), mengakibatkan butir-butir air mengembun dibutir-butir air mengembun di sekitar partikel es secara difusisekitar partikel es secara difusi uap.uap.  Terjadi di daerah ekstraTerjadi di daerah ekstra tropika.tropika. air Kristal es es es> Uap air w Up draf Kristal es
  • 6. Teori Tumbukan dan PenyatuanTeori Tumbukan dan Penyatuan  Berlaku untuk awan yangBerlaku untuk awan yang hanya melibatkan awanhanya melibatkan awan panas.panas.  Tumbukan antar butir airTumbukan antar butir air dan penyatuan sehinggadan penyatuan sehingga butir air bertambah besarbutir air bertambah besar dan berat.dan berat.  Laju pertumbuhan awanLaju pertumbuhan awan melalui proses ini lebihmelalui proses ini lebih besar dari pertumbuhanbesar dari pertumbuhan melalui kondensasi.melalui kondensasi.  Terjadi di wilayah tropikaTerjadi di wilayah tropika dan lintang menengah.dan lintang menengah. W Up draft
  • 7. Pembentukan tetes hujanPembentukan tetes hujan  Volume tetes hujan ditentukan olehVolume tetes hujan ditentukan oleh volume tetes awanvolume tetes awan  Volume tetes awan,Volume tetes awan,  Volume tetes hujan,Volume tetes hujan,  r jari-jari atau ukuran tetes awan (mikron)r jari-jari atau ukuran tetes awan (mikron)  R jari-jari atau ukuran tetes hujan (mikron)R jari-jari atau ukuran tetes hujan (mikron) 3 3 4 rVa π= 3 3 4 RVh π=
  • 8. Tipe HujanTipe Hujan  Hujan terjadi karenaHujan terjadi karena udara yang naik danudara yang naik dan mengalami penurunanmengalami penurunan suhu.suhu.  Kejadian hujanKejadian hujan disebabkan oleh aksidisebabkan oleh aksi gabungan dari beberapagabungan dari beberapa gerakan udara naik.gerakan udara naik.  3 tipe hujan digolongkan3 tipe hujan digolongkan berdasarkan gerakanberdasarkan gerakan udara naik untukudara naik untuk membentuk awan.membentuk awan. 1.1. Hujan konvektifHujan konvektif 2.2. Hujan orografikHujan orografik 3.3. Hujan gangguanHujan gangguan
  • 9. Hujan KonvektifHujan Konvektif  Hujan konvektif merupakan hujanHujan konvektif merupakan hujan yang dihasilkan oleh pemanasanyang dihasilkan oleh pemanasan permukaan yang intensif danpermukaan yang intensif dan menaikkan udara hangat yangmenaikkan udara hangat yang lembap dengan proses penurunanlembap dengan proses penurunan suhu secara adiabatik.suhu secara adiabatik.  Ciri hujan konvektif adalah ;Ciri hujan konvektif adalah ;  Curah hujan lebat dalam waktuCurah hujan lebat dalam waktu singkat (total curah hujan jatuhsingkat (total curah hujan jatuh pada awal 10% dari interval waktupada awal 10% dari interval waktu (torential rainfall).(torential rainfall).  Hujan konvektif memmpunyaiHujan konvektif memmpunyai siklus musiman dan harian yangsiklus musiman dan harian yang berhubungan dengan pemanasanberhubungan dengan pemanasan radiasi matahari.radiasi matahari.  Gully erotionGully erotion  Berkaitan dengan awan cumuliBerkaitan dengan awan cumuli dan cumulinimbus.dan cumulinimbus.
  • 10. Hujan orografikHujan orografik  Hujan yang dihasilkan oleh kenaikkanHujan yang dihasilkan oleh kenaikkan udara lembap secara paksa olehudara lembap secara paksa oleh dataran tinggi atau pegunungan.dataran tinggi atau pegunungan.  Curah hujan tahunan sejalan denganCurah hujan tahunan sejalan dengan ketinggian yang bertambah.ketinggian yang bertambah.  Menghasilkan turbulensi alamiah yangMenghasilkan turbulensi alamiah yang kuat baik secara mekanik maupunkuat baik secara mekanik maupun konvektif.konvektif.  Merupakan penghalang danMerupakan penghalang dan memperlambat gerakan depresi (badaimemperlambat gerakan depresi (badai siklon)siklon)  Menimbulkan konvergensi pada arusMenimbulkan konvergensi pada arus udara horizontal karena melawatiudara horizontal karena melawati lembah yang menyerupai cerobanglembah yang menyerupai cerobang  Memicu udara naik sebagai awalMemicu udara naik sebagai awal ketidak-stabilanketidak-stabilan  Hujan orografik mempunyai siklusHujan orografik mempunyai siklus musiman dan harian yang tidak nyatamusiman dan harian yang tidak nyata dibandingkan dengan hujan konvektif.dibandingkan dengan hujan konvektif.  Berkaitan dengan awan strati danBerkaitan dengan awan strati dan kumuli;kumuli;  Hujan dengan curahan kecil dan relatifHujan dengan curahan kecil dan relatif lama.lama.  Hujan dengan curahan besarHujan dengan curahan besar
  • 11. Hujan GangguanHujan Gangguan 1.1. Hujan siklonikHujan siklonik  Hujan siklonik disebabkanHujan siklonik disebabkan oleh gerakan udara naikoleh gerakan udara naik dalam skala besar yangdalam skala besar yang berasosiasi denganberasosiasi dengan sistem pusat tekanansistem pusat tekanan rendah (siklon)rendah (siklon)  Hujan agak lebat dengaHujan agak lebat denga waktu cukup lama danwaktu cukup lama dan meliputi wilayah yangmeliputi wilayah yang cukup luas.cukup luas.
  • 12. Hujan GangguanHujan Gangguan 1.1. Hujan frontalHujan frontal  Hujan frontal terjadiHujan frontal terjadi akibat kenaikan massaakibat kenaikan massa udara yang mengalamiudara yang mengalami konvergensi (udarakonvergensi (udara hangat yang lembap-hangat yang lembap- front hangat denganfront hangat dengan udara dingin-frontudara dingin-front dingin).dingin).  Curah hujan relatif kecilCurah hujan relatif kecil tetapi berlangsung relatiftetapi berlangsung relatif lama.lama.  Terjadi pada lintangTerjadi pada lintang menengahmenengah
  • 13. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia  Sebaran zonalSebaran zonal  Sabuk 15ºLU - 10ºLS,Sabuk 15ºLU - 10ºLS, daerah ITCZ sehinggadaerah ITCZ sehingga penerima curah hujanpenerima curah hujan tertinggi.tertinggi.  Curah hujan tahunan >Curah hujan tahunan > 1600 mm.1600 mm.
  • 14. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia  Sebaran zonalSebaran zonal  Sabuk 25ºLU - 30ºLS,Sabuk 25ºLU - 30ºLS,  Daerah antisiklonDaerah antisiklon subtropis dan curahsubtropis dan curah hujan agak rendah.hujan agak rendah.  Curah hujan tahunan <Curah hujan tahunan < 900 mm.900 mm.
  • 15. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia  Sebaran zonalSebaran zonal  Sabuk 40ºLU - 55ºLS,Sabuk 40ºLU - 55ºLS,  Daerah konvergensiDaerah konvergensi subtropis (siklon) dansubtropis (siklon) dan curah hujan cukupcurah hujan cukup tinggi.tinggi.  Curah hujan tahunanCurah hujan tahunan 1000-2000 mm.1000-2000 mm.
  • 16. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia  Sebaran zonalSebaran zonal  Sabuk 55ºLU - 55ºLSSabuk 55ºLU - 55ºLS ke kutub,ke kutub,  Curah hujan menurunCurah hujan menurun dengan tajam.dengan tajam.  Pada lintang 75º curahPada lintang 75º curah hujan ±150 mm.hujan ±150 mm.
  • 17. Pola Curah Hujan DuniaPola Curah Hujan Dunia  Sebaran zonal curah hujan musiman.Sebaran zonal curah hujan musiman.
  • 18. Pengamatan dan Pengolahan DataPengamatan dan Pengolahan Data HujanHujan  BatasanBatasan  Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan (mm) yangCurah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan (mm) yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan,diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan perembesan ke dalam tanah.evaporasi dan perembesan ke dalam tanah.  Hari hujan dibatasi sebagai hari dengan curah hujan ≥ 0,5 mm.Hari hujan dibatasi sebagai hari dengan curah hujan ≥ 0,5 mm.  Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per;Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per;  MingguMinggu  DekadeDekade  BulananBulanan  Tahunan atauTahunan atau  Satu periode tanamSatu periode tanam  Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dibagi denganIntensitas hujan adalah jumlah curah hujan dibagi dengan selang waktu terjadi hujan;selang waktu terjadi hujan;  20 mm per jam, dst.20 mm per jam, dst.
  • 19.  PengamatanPengamatan  Hujan mempunyai variasi yang sangat besarHujan mempunyai variasi yang sangat besar dibandingkan dengan unsur iklim lainnya, baikdibandingkan dengan unsur iklim lainnya, baik menurut tempat maupun waktu.menurut tempat maupun waktu.  Curah hujan yang diamati pada stasiunCurah hujan yang diamati pada stasiun klimatologi meliputi;klimatologi meliputi;  Tinggi hujan (curah hujan, mm)Tinggi hujan (curah hujan, mm)  Jumlah hari hujan (hh) danJumlah hari hujan (hh) dan  Intensitas hujan (mm/jam)Intensitas hujan (mm/jam) Pengamatan dan Pengolahan DataPengamatan dan Pengolahan Data HujanHujan
  • 20. Tabel 8.3. Kerapatan Jaringan Stasiun HujanTabel 8.3. Kerapatan Jaringan Stasiun Hujan Tipe WilayahTipe Wilayah Kisaran luas minimumKisaran luas minimum sebuah penakar untuk suatusebuah penakar untuk suatu jaringan stasiun yangjaringan stasiun yang normal (kmnormal (km22 /stasiun)/stasiun) Kisaran luas maksimumKisaran luas maksimum yang masih diperbolehkanyang masih diperbolehkan untuk diwakili sebuahuntuk diwakili sebuah penakar pada daerah yangpenakar pada daerah yang keadaan alamnya sulitkeadaan alamnya sulit (km(km22 /stasiun)/stasiun) Dataran rendah diDataran rendah di daerah tropika dandaerah tropika dan subtropikasubtropika 600 – 900600 – 900 (13,8 – 16,9)(13,8 – 16,9) 900 – 3000900 – 3000 (16,9 – 30,9)(16,9 – 30,9) Pegunungan di daerahPegunungan di daerah tropika dan subtropikatropika dan subtropika 100 – 200100 – 200 (5,6 – 8,9)(5,6 – 8,9) 250 – 1000250 – 1000 (8,9 – 17,8)(8,9 – 17,8) Pulau kecilPulau kecil berpegunungan, curahberpegunungan, curah hujan sangat tidakhujan sangat tidak meratamerata 2525 (2,8)(2,8) Angka di dalam kurungAngka di dalam kurung adalah radius dalamadalah radius dalam kilometerkilometer Daerah arid dan kutubDaerah arid dan kutub 1.500 – 10.0001.500 – 10.000
  • 21. PeralatanPeralatan  Curah hujan dapat diukur denganCurah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujanalat pengukur curah hujan otomatis atau manual.otomatis atau manual.  Contoh tipe pengukur hujanContoh tipe pengukur hujan manual yang paling banyakmanual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatoriumdipakai adalah tipe observatorium (obs) atau ombrometer.(obs) atau ombrometer.  Data yang diperoleh dari alat iniData yang diperoleh dari alat ini curah hujan harian.curah hujan harian.  Jika curah hujan dihitung dariJika curah hujan dihitung dari volume air air hujan harus dibagivolume air air hujan harus dibagi dengan luas penakar.dengan luas penakar.  Mulut penakar mempunyai luasMulut penakar mempunyai luas 100 cm100 cm22 dan di pasang dengandan di pasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 mketinggian mulut penakar 1,2 m dari permukaan tanah.dari permukaan tanah.  Gelas ukur biasa, volume, 10 cc=Gelas ukur biasa, volume, 10 cc= 10 cm10 cm33  Tinggi hujan = 10 cmTinggi hujan = 10 cm33 /100 cm/100 cm22 == 0,1 cm = 10 mm0,1 cm = 10 mm
  • 22. PeralatanPeralatan  Alat pengukur hujan otomatisAlat pengukur hujan otomatis menggunakan prinsip;menggunakan prinsip;  PelampungPelampung  Timbangan danTimbangan dan  JungkitanJungkitan  Keuntungan menggunakanKeuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini adalah;alat ukur otomatis ini adalah;  Waktu terjadi hujan dapatWaktu terjadi hujan dapat diketahuidiketahui  Intensitas setiap kejadianIntensitas setiap kejadian hujan dapat dihitunghujan dapat dihitung  Tipe alat tertentu pengamatanTipe alat tertentu pengamatan dapat dilakukan pada periodedapat dilakukan pada periode yang lama (mingguan)yang lama (mingguan)
  • 23. Pengolahan dataPengolahan data 1.1. Curah hujan harian, mingguan, dekade,Curah hujan harian, mingguan, dekade, bulanan, musiman maupun tahunanbulanan, musiman maupun tahunan didapatkan dengan cara menjumlahkandidapatkan dengan cara menjumlahkan curah hujan harian hasil pengukurancurah hujan harian hasil pengukuran sesuai dengan periode waktu yangsesuai dengan periode waktu yang diperlukan.diperlukan.
  • 24. MingguanMingguan NoNo JanuariJanuari FebruariFebruari MaretMaret 11 22 33 44 55 66 77 88 99 1010 .... 5252 8 9 9 0 0 4 43 1 2 3 4 5 6 7 3 39 9 80 8 27 1 14 21 25 0 0 47 14 0 15 7 27 0 0 10 6 9 29 6 9 29 19 0 0 0
  • 25. DekadeDekade NoNo JanuariJanuari FebruariFebruari M a r e tM a r e t A p r i lA p r i l II IIII IIIIII II IIII IIIIII II IIII IIIIII II IIII IIIIII 11 88 8080 1414 1919 2424 00 00 11 00 33 2525 00 22 99 88 00 00 00 3535 22 2222 55 33 00 00 33 99 2727 1515 00 1919 2121 00 00 00 55 2828 1717 44 00 11 77 00 77 1010 00 11 55 5757 00 00 55 00 1414 2727 6767 2525 88 33 00 1414 44 9292 6464 66 44 2121 00 1010 2020 66 00 00 1919 22 00 88 77 4343 2525 00 00 00 11 99 00 00 3030 2323 3131 88 33 00 1010 00 00 33 55 00 33 11 11 00 99 3939 00 66 00 2121 11 00 00 2929 00 1010 1010 99 4747 99 00 00 00 00 00 00 00 22 1111 2929 77
  • 26. Hubungan Tinggi Tempat dan HujanHubungan Tinggi Tempat dan Hujan  R = a + b HR = a + b H  R : curah hujan tahunan (mm)R : curah hujan tahunan (mm)  a : tinggi sumbu (Y) atau Ra : tinggi sumbu (Y) atau R  b : koefisien arah altitude (H), danb : koefisien arah altitude (H), dan  H : tinggi tempat (altitude) (m)H : tinggi tempat (altitude) (m) No.No. 11 22 33 44 55 66 77 H = xiH = xi 365365 512512 705705 780780 927927 28772877 30193019 R = yiR = yi 16611661 23932393 19651965 35213521 22482248 37283728 33693369 Y(R) = 1988,28 + 0,54 H
  • 27. Intensitas dan Derajad HujanIntensitas dan Derajad Hujan Derajad hujanDerajad hujan IntensitasIntensitas (mm/menit)(mm/menit) Ciri lingkunganCiri lingkungan Hujan amat lemahHujan amat lemah < 0,02< 0,02 Tanah agak basah atau sedikitTanah agak basah atau sedikit terbasahiterbasahi Hujan lemahHujan lemah 0,02 – 0,050,02 – 0,05 Tanah menjadi basah semua, tetapiTanah menjadi basah semua, tetapi belum dapat dibuat bolabelum dapat dibuat bola Hujan normalHujan normal 0,05 – 0,250,05 – 0,25 Tanah basah dapat dibuat bolaTanah basah dapat dibuat bola curahan hujan mulai terdengarcurahan hujan mulai terdengar Hujan derasHujan deras 0,25 – 1,000,25 – 1,00 Air tergenang di permukaan, bunyiAir tergenang di permukaan, bunyi deras hujan terdengar darideras hujan terdengar dari genangangenangan Hujan amat derasHujan amat deras > 1,00> 1,00 Hujan seperti ditumpahkan, saluranHujan seperti ditumpahkan, saluran dan draenase meluapdan draenase meluap
  • 28. Intensitas dan derajad hujan/jamIntensitas dan derajad hujan/jam dan /haridan /hari Derajad hujanDerajad hujan Intensitas hujan (mm)Intensitas hujan (mm) per 1 jamper 1 jam per 24 jamper 24 jam Hujan sangat ringanHujan sangat ringan < 1< 1 < 5< 5 Hujan ringanHujan ringan 1 – 51 – 5 5 – 205 – 20 Hujan normalHujan normal 5 – 105 – 10 20 – 5020 – 50 Hujan lebatHujan lebat 10 – 2010 – 20 50 – 10050 – 100 Hujan sangat lebatHujan sangat lebat > 20> 20 > 100> 100
  • 29. Kecepatan jatuh hujan, ukuran danKecepatan jatuh hujan, ukuran dan besar butiran hujanbesar butiran hujan Jenis hujanJenis hujan Diameter bolaDiameter bola (mm)(mm) MassaMassa Kecepatan jatuhKecepatan jatuh (m/detik)(m/detik) Hujan gerimisHujan gerimis 0,150,15 0,00240,0024 0,50,5 Hujan halusHujan halus 0,50,5 0,0650,065 2,12,1 Hujan normalHujan normal lemahlemah 11 0,520,52 4,04,0 Hujan normalHujan normal derasderas 22 4,24,2 6,56,5 Hujan sangatHujan sangat derasderas 33 1414 8,18,1
  • 30. Istilah teknis BMGIstilah teknis BMG Istilah teknisIstilah teknis PengertianPengertian Cuaca baikCuaca baik Wilayah yang mungkin terkena hujanWilayah yang mungkin terkena hujan meliputi 0 – 10% daerah luas wilayahmeliputi 0 – 10% daerah luas wilayah yang disebut dalam ramalanyang disebut dalam ramalan Hujan lokalHujan lokal Wilayah hujan meliputi 11 – 40% dariWilayah hujan meliputi 11 – 40% dari luas wilayahluas wilayah Hujan tak merataHujan tak merata Wilayah hujan meliputi 41 – 70% dariWilayah hujan meliputi 41 – 70% dari luas wilayahluas wilayah Hujan merataHujan merata Lebih dari 70% dari wilayah yangLebih dari 70% dari wilayah yang diramalkan akan mengalami hujandiramalkan akan mengalami hujan
  • 31. Pengolahan dataPengolahan data 1.1. Curah hujan suatu wilayah (misal DAS)Curah hujan suatu wilayah (misal DAS) diperlukan data curah hujan daridiperlukan data curah hujan dari beberapa penakar yang berada padabeberapa penakar yang berada pada wilayah tersebut.wilayah tersebut.  Data dari stasiun pengamatan dirata-ratakanData dari stasiun pengamatan dirata-ratakan secara;secara;  Rata-rata aritmatikRata-rata aritmatik  Rata-rata berbobot (poligon Thiessen)Rata-rata berbobot (poligon Thiessen)  Rata-rata isohyetRata-rata isohyet
  • 32. o7 o6 o4 A o5 o3 o2 o1 116 o7 o7 o6 B o6 o4 o4 C o5 o5 108 o3 o3 o2 o2 103 o1 o1 Gambar 9.3. Curah hujan Wilayah menurut metode A) Aritmatik, B) Poligon Thiessen, dan C) Isohiet
  • 33.  Teladan 9.3.Teladan 9.3.  Suatu wilayah dengan luas 57,20 km2 mempunyai 7Suatu wilayah dengan luas 57,20 km2 mempunyai 7 buah pos hujan dengan sebaran seperti ditunjukkanbuah pos hujan dengan sebaran seperti ditunjukkan pada Gambar 9.3. Selama bulan September terukurpada Gambar 9.3. Selama bulan September terukur tinggi hujan setiap pos, pos1 = 105 mm, pos2 = 102 mm,tinggi hujan setiap pos, pos1 = 105 mm, pos2 = 102 mm, pos 3 = 104 mm, pos 4 = 109 mm, pos 5 = 110 mm, pospos 3 = 104 mm, pos 4 = 109 mm, pos 5 = 110 mm, pos 6 = 120 mm dan pos 7 = 113 mm. Hitung tinggi hujan6 = 120 mm dan pos 7 = 113 mm. Hitung tinggi hujan rata-rata (mm) seluruh wilayah pada bulan itu denganrata-rata (mm) seluruh wilayah pada bulan itu dengan menggunakan metode aritmatik, poligon Thiessen danmenggunakan metode aritmatik, poligon Thiessen dan juga Isohiet.juga Isohiet.  Jawaban Teladan 9.3.Jawaban Teladan 9.3.  1) Metode Aritmatik1) Metode Aritmatik  CHr = 1/n (CH1 + CH2 + CH3 + . . . + CHn)CHr = 1/n (CH1 + CH2 + CH3 + . . . + CHn)  CHr = 1/7 (105 + 102 + 104 + 109 + 110 + 120 + 113)CHr = 1/7 (105 + 102 + 104 + 109 + 110 + 120 + 113) mmmm  CHr = 109 mmCHr = 109 mm
  • 34. 2) Metode Poligon Thiessen Tabel 9.2. Perhitungan Metode Poligon Thiessen Pos Hujan Hujan, CH (mm) Luas Poligon, A (km2 ) Luas Poligon, A (%) CH x A %, (mm) 1 105 6,56 11,47 12,0 2 102 10,52 18,39 18,8 3 104 8,02 14,02 14,6 4 109 9,08 15,87 17,3 5 110 6,32 11,05 12,1 6 120 7,42 12,97 15,6 7 113 9,28 16,22 18,3 57,20 100.00 108,7 CHr = 1 /A (A1●CH1 + A2●CH2 + A3●CH3 + . . . + An●CHn) CHr = 108,7 mm
  • 35. Tabel 9.4. Perhitungan menurut Metode Isohiet Pos Hujan Isohiet, CH (mm) Luas Wilayah, A (km2 ) CH x A , (mm x km2 ) 1 dan 2 103 18,34 1889,02 3,4 dan 5 108 16,22 1751,76 6 dan 7 110 22,64 2490,40 57,20 6131,18 CHr = 1 /A (A1●CH1 + A2●CH2 + A3●CH3 + . . . + An●CHn) CHr = 1/57,20 km2 (6131,18 mm km2 ) CHr = 107,2 mm
  • 36. Tugas Rumah VITugas Rumah VI  Berapa jumlah tetes awan yang berukuranBerapa jumlah tetes awan yang berukuran 20 mikron diperlukan untuk membentuk20 mikron diperlukan untuk membentuk satu tetes hujan berukuran 1 mm dengansatu tetes hujan berukuran 1 mm dengan mekanisme tumbukan dan penyatuan ?mekanisme tumbukan dan penyatuan ?  Vh/VaVh/Va  Vh ?Vh ?